Laporan UJI VIT C [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I PENDAHULUAN 1.1



Latar Belakang



Buah adalah suatu produk dari tanaman yang dapat dimakan dalam keadaan segar ataupun terolah (processed), dan tidak dapat disimpan lama/tidak dapat dikendalikan Buah-buahan merupakan suatu komoditas pertanian yang memiliki nilai ekonomi sebagai bahan pangan maupun bahan baku industri karena di dalamnya disimpan zat yang memiliki berbagai manfaat dan kegunaan. Nilai gizi secara khusus dari buah-buahan terletak pada penyediaan vitamin – vitamin, khususnya vitamin C atau asam askorbat, karoten (provitamin A), berbagai vitamin B, khususnya asam folat, dan mineral-mineral khususnya unsur-unsur Ca dan Fe. Zat yang terkandung didalam tiap jenis buah–buahan memiliki jumlah serta kadar yang berbeda–beda. Tiap buah tersebut memiliki karakteristik dan tingkat kematangan yang beragam sehingga membuat kandungan zat yang terdapat didalamnya juga berbeda – beda. Beberapa zat dan bahan yang terkandung didalamnya selain kandungan vitamin C diantaranya adalah total asam, pektin dan pHnya. Vitamin C merupakan suplemen yang sangat penting bagi tubuh manusia dimana dianjurkan sebesar 3060 mg per hari. Diantara kegunaan vitamin ini yaitu sebagai senyawa utama tubuh yang dibutuhkan dalam berbagai proses penting mulai dari pembuatan kolagen, pengangkut lemak, sampai dengan pengatur tingkat kolesterol. Dikarenakan khasiat penting yang terkandung dalam vitamin C itulah, maka banyak orang yang memburu sumber-sumber vitamin C baik dalam bentuk alami maupun dalam bentuk kemasan tablet. Akan tetapi banyak persepsi orang yang salah berkaitan dengan sumber vitamin C dalam bentuk alami.



1.2



Tujuan



Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk menentukan kadar vitamin C pada berbagai buah. BAB II LANDASAN TEORI Vitamin (bahasa inggris, vitalamine) adalah sekelompok senyawa organic amino berbobot molekul kecil yang memiliki fungsi vital dalam metabolisme setiap organism, yang tidak dapat dihasilkan oleh tubuh. Nama ini berasal dari gabungan kata bahan lain yang artinya hidup dan amina mengacu pada suatu gugus organik yang memiliki atom nitrogen (N). Vitamin adalah kofaktor dalam reaksi kimia yang dikatalisasi oleh enzim. Terdapat 13 jenis vitamin yang dibutuhkan oleh tubuh untuk dapat tumbuh dan berkembang. Vitamin tersebut antara lain A, C, D, E, K, dan B. Tubuh hanya dapat memproduksi vitamin D dan K dalam bentuk provitamin aktif (Challen, 1997).



Berdasarkan sifat fisiknya vitamin dapat dikelompokkan menjadi vitamin yang larut dalam air (vitamin B dan C) dan vitamin yang larut dalam lemak (vitamin A, D, E, K). vitamin ini terdapat dalam lemak dan bagian berminyak dari makanan. Vitamin ini hanya dicerna oleh empedu karena tidak larut dalam air (Syahruddin, 2007). Vitamin C atau asam askorbat merupakan senyawa organik derivat heksosa yang mempunyai



berat molekul 178 dengan rumus molekul C6H8O6, titik cairnya 190-192 0C, bersifat larut dalam air, sedikit larut dalam asetone dan alcohol yang mempunyai berat molekul rendah, dengan logam akan membentuk garam, mudah teroksidasi dalam keadaan larutan terutama pada kondisi basa, katalisator Fe dan Cu, enzim askorbat oksidase, sinar serta suhu tinggi, peka terhadap panas, stabil dalam kondisi asam (pH rendah) dan kondisi kristal kering terbentuk kristal warna putih, reduktor kuat, rasanya masam, mudah teroksidasi menjadi asam dehidroaskorbat tetapi mudah tereduksi menjadi asamaskorbat kembali dan tidak berbau (Thamrin, 2012). Asam askorbat (vitamin C) adalah turunan heksosa dan diklasifikasikan sebagai karbohidrat yang erat kaitannya dengan monosakarida. Vitamin C dapat disintesis dari D-glukosa dan D-galaktosa dalam tumbuh-tumbuhan dan sebagian besar hewan. Vitamin C terdapat dalam dua bentuk dialam yaitu Lasam askorbat (bentuk tereduksi) dan L-asam dehidroaskorbat (bentuk teroksidasi). Oksidasi bolak-balik L-asam askorbat menjadi L-asam dehidroaskorbat terjadi apabila bersentuhan dengan tembaga, panas, atau alkali (Alkhilender, 2003). Vitamin C memegang peranan penting dalam mencegah terjadinya aterosklerosis. Vitamin C mempunyai hubungan dengan metabolime koleserol. Kekurangan vitamin C menyebabkan peningkatan sintesis kolesterol. Peran vitamin C dalam metabolisme kolesterol adalah melalui cara vitamin C meningkatkan laju kolesterol dibuan, dalam benuk empedu, vitamin C meningkatkan kadar HDL tingginya kadar HDL akan menurunkan resiko menderita penyakit aterosklerosis (Khomsan, 2010).



Daftar Pustaka Alkheinder. 2003. Dasar-Dasar Biokimia I. Jakarta : erlangga Challen, Jack. 1997. The post present and future of vitamins. New York Khomsan, Ali.2010. Pangan Dan Gizi Untuk Kesehatan. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada Syahruddin. 2007. Biokimia. UPT MKU Universitas Hasanuddin : Makassar Thamrin, Husni, dkk. 2012. Penuntun Praktikum Kimia Pangan. Poltekkes kemenkes Padang.: Jurusan Gizi