Laprak 3 Pertumbuhan Dan Perkembangan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TANAMAN “PERTUMBUHAN DAN PERKEMBAGAN” Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mata Kuliah Fisiologi Tanaman



Disusun Oleh Nama



: Riska Fitriani



NIM



: 4442180031



Kelas



: III A



Kelompok : 6 ( Enam )



JURUSAN AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA 2019



KATA PENGANTAR Segala puji bagi Allah SWT. atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan laporan praktikum mata kuliah Fisiologi Tanaman yang berjudul “Pertumbuhan dan Perkembangan” dengan tepat waktu. Terimakasih kepada Bapak Dr. Rusmana Ir., M.P. selaku dosen pengampu mata kuliah Fisiologi Tanaman yang telah memberikan banyak ilmu. Terimakasih kepada Saudari Resha Apriliyanisyah Pratiwi dan Saudari Rita Wulandari sebagai asisten laboratorium Agroekoteknologi yang telah membimbing dalam pelaksanaan praktikum dan membantu dalam pembuatan laporan praktikum ini. Adapun tujuan pembuatan laporan ini adalah untuk memenuhi tugas praktikum dalam mata kuliah Fisiologi Tanaman. Sebagai penulis, saya mengakui bahwasanya masih banyak kekurangan dalam penulisan laporan ini. Maka dari itu, saran dan kritik dari pembaca sangat saya harapkan demi lebih memperbaiki dalam penulisan laporan. Terimakasih.



Serang, Oktober 2019



Penulis



i



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR……………………………………………………...……. i DAFTAR ISI……………………………………………………………..…….... ii DAFTAR



TABEL.................................................................................................



iii BAB I PENDAHULUAN....................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang…….…………………………………………….……… 1 1.2 Tujuan………….….…..……….……………………………………….. 1 BAB II TINJUAN PUSTAKA............................................................................... 2 2.1 Pertumbuhan dan Perkembangan …………...…...........………………... 2 2.2



Faktor



Yang



Mempengaruhi



Pertumbuhan



dan



Perkembangan................3 BAB III METODE PRAKTIKUM....................................................................... 9 3.1 Waktu dan Tempat……………………….……..…….………….…….. 9 3.2 Alat dan Bahan………………………………...…………….…….…… 9 3.3 Cara Kerja…………………………………....…………….……….….. 9 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................. 10 4.1 Hasil……………………………………..………………….………..… 10 4.2 Pembahasan……………………………………..……………..……..... 10 BAB V PENUTUP................................................................................................ 13



ii



5.1 Simpulan………...…………….…….…………….………………..….. 13 5.2 Saran……………………………………………………..…………..… 13 DAFTAR PUSTAKA……………………………………………..…………..... iv LAMPIRAN



iii



DAFTAR TABEL Tabel 1. Hasil Pengamatan Pertumbuhan dan Perkembangan Kedelai Ditempat Terang................................................................................................... 10 Tabel 2. Hasil Pengamatan Pertumbuhan dan Perkembangan Kedelai Ditempat Gelap..................................................................................................... 10



iv



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu ciri makhluk hidup adalah tumbuh dan berkembang. Pertumbuhan merupakan bertambahnya jumlah dan besarnya sel diseluruh bagian tubuh yang secara kuantitatif dapat diukur atau suatu peningkatan dalam berat atau ukuran dari seluruh atau sebagian dari organisme, sedangkan perkembangan merupakan bertambahnya fungsi alat tubuh yang dapat dicapai melalui tumbuh, kematangan dan belajar atau peningkatan kemahiran dalam penggunaan tubuh. Pertumbuhan dan perkembangan merupakan proses yang saling berhubungan. Ada banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan pekembangan tumbuhan. Faktor-faktor tersebut dikelompokan menjadi 2, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang meliputi faktor genetis (hereditas) dan faktor fisiologis, sedangkan faktor eksternal atau faktor lingkungan merupakan faktor yang berasal dari luar tubuh tumbuhan tersebut yaitu dari lingkungan atau ekosistem. Untuk mengetahui dan membuktikan kebenaran teori tersebut, kita melakukan penelitian pada tumbuhan kacang kedelai dengan mengamati perbedaan-perbedaan yang timbul jika sampel tanaman tersebut diberi perlakuan yang berbeda. 1.2 Tujuan Adapun tujuan pada praktikum kali ini yaitu: 1. Untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan. 2. Untuk mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan. 3. Untuk mengetahui pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan dan perkembangan.



1



BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pertumbuhan dan Perkembangan Pertumbuhan dapat diartikan sebagai suatu proses pertambahan ukuran atau volume serta jumlah sel secara irreversible, atau tidak dapat kembali ke bentuk semula. Sedangkan Perkembangan adalah peristiwa perubahan biologis menuju kedewasaanm tidak dapat dinyatakan dengan ukuran tetapi dengan perubahan bentuk tubuh (metamorfosis) dan tingkat kedewasaan (Salwati, 2013). Pertumbuhan dan perkembangan merupakan proses yang paling penting dalam kehidupan tumbuhan. Pertumbuhan dan perkembangan berlangsung secara terus menerus dalam daur hidup tumbuhan, bergantung adanya ketersediaan meristem pada tumbuhan, hasil asimilasi, dan hormon serta subtansi pertumbuhan lainnya selain itu, juga didukung oleh adanya faktor lingkungan. Pertumbuhan tanaman sangat mempengaruhi dalam produksi tanaman budidaya modern untuk mendapatkan hasil panen yang maksimal dengan menggunakan manipulasi genetik dan lingkungan. Faktor - faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman ada dua yaitu faktor internal (genetik) dan faktor eksternal (lingkungan) (Gardner, 1991). Tahapan dalam pertumbuhan dan perkembangan sel yang pertama adalah didahului adanya proses pembelahan sel yaitu satu sel dewasa membelah menjadi dua sel yang terpisah dan tidak selalu serupa satu sama lain. Untuk tahapan yang kedua yaitu pembesaran sel adalah proses dimana salah satu atau kedua anak tersebut membesar volumenya. Selanjutnya peristiwa ketiga yaitu diferensiasi sel yang berarti sel yang sudah mencapai volume akhirnya, menjadi terspesialisasi dengan cara tertentu. Berbagai macam cara sel membelah, membesar, dan terspesialisasi telah menghasilkan berbagai jenis jaringan dan organ tumbuhan, dan banyak jenis tumbuhan (Salisbury, 1992). Untuk



mendapatkan



pertumbuhan



yang



baik



tanaman



harus



memperhatikan media tumbuhnya, tanaman memerlukan zat pengatur tumbuh (ZPT). Zat pengatur tumbuh merupakan senyawa organik bukan hara, yang



2



dalam jumlah sedikit dapat mendukung, menghambat dan dapat merubah proses fisiologis tumbuhan. Selain itu juga berfungsi untuk mengatur dan menunjang pertumbuhan dan perkembanganya (Patma, 2013). Pada proses pertumbuhan selalu terjadi peningkatan volume dan bobot tubuh



peningkatan



jumlah



sel



dan



protoplasma.



Berbeda



dengan



pertumbuhan, perkembangan bukan merupakan besaran sehingga tidak dapat diukur. Perkembangan pada tumbuhan diawalai sejak terjadi fertilisasi. Calon Tumbuhan akan berubah bentuk dari sebuah telur yang dibuahi menjadi zigot, embrio, dan akhirnya menjadi sebatang pohon. Proses pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan diawali dengan aktivitas sintetis bahan mentah (bahan baku) berupa molekul sederhana dan molekul kompleks. Tahapan yang dilalui selama melangsungkan proses tersebut adalah sebagai berikut (Srikini, 2006) : a. Tahap pembelahan sel, yaitu sel induk membelah menjadi beberapa sel anak. b. Tahap pembentangan, yaitu pembesaran atau peningkatan volume sel anak. Pada sel tumbuhan, peningkatan tersebut biasanya disebabkanoleh penyerapan air kedalam vakuola. c. Tahap pematangan, yaitu perkembangan sel anak yang telah mencapai ukuran tertentu menjadi bentuk khusus (terspesialisasi) melalui proses diferensiasi. Pada akhirnya terbentuk jaringan, organ, dan individu (Srikini, 2006). 2.2 Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan Pertumbuhan suatu tanaman sangat dipengaruhi oleh kandungan unsur hara atau mineral-mineral dalam tanah, terutama nitrogen merupakan senyawa yang sangat dibutuhkan tanaman dalam proses pertumbuhan. Namun kandungan nitrogen yang dibutuhkan setiap tanaman berdeda-beda. Selain nitrogen, tumbuhan juga membutuhkan hormon sebagai perangsang untuk pertumbuhannya. Seperti hormon auksin, giberelin dan sitokinin yang berperan dalam proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman (Lomer, 2012).



3



Nutrisi pada tanaman yang tidak tepat sangat mempengaruhi proses pertumbuhan tanaman, nutrisi tanaman ini berkaitan dengan lingkungan seperti contohnya tanah. tanaman yang tumbuh pada tanah yang subur atau pada tanah yang memiliki unsur hara yang dibutuhkan tanaman maka tanaman yang tumbuh pada tanah tersebut akan mengalami proses pertumbuhan yang dengan normal dan baik (Sardoei, 2014). Proses pertumbuhan tanaman sangat dipengaruhi oleh lingkungannya. Lingkungan



merupakan



faktor



eksternal



yang



sangat



mengganggu



pertumbuhan tanaman apabila kondisi lingkungan tidak sesuai dengan sifat tumbuh tanaman. Kondisi lingkungan ini meliputi intensitas sinar matahari, temperatur, dan tekanan udara serta adanya mikroorganisme yang mengganggu tanaman (Huang, 2010). Selain itu, lingkungan sekitar tanaman juga sangat mempengaruhhi pertumbuhan tanaman misalnya saja tanaman yang ditanam di lingkungan yang terdapat gelombang suara atau suara musik juga sangat mempengaruhi pertumbuhan tanaman (Singh, 2013). 1. Faktor Internal 1) Gen Gen mengandung faktor-faktor sifat keturunan yang dapat diturunkan pada keturunnanya. Gen juga berfungsi untuk mengkontrol reaksi kimia didalam sel, misalnya sintesis protein. Pembentukan yang merupakan dasar penyusun tubuh tumbuhan, yang dikendalikan oleh gen secara langsung. Maka gen dapat mengatur pertumbuhan melalui sifat yang diturunkan dan sintesis-sintesis yang dikendalikan (Riandari, 2012). 2) Hormon Proses yang terjadi merupakan proses fungsional tingkat seluler. Hormon adalah regulator pertumbuhan yang sangat esensial yang dibuat pada suatu bagian tumbuhan. Hormon tumbuhan disebut fitohormon. Hormon itu diantaranya (Riandari, 2012) : a. Auksin Hormon ini ditemukan pada titik tumbuh batang dan selubung daun pertama tanaman monokotil yang disebut koleoptil, ujung akar, dan



4



ujung batang serta jaringan yang masih bersifat meristematis. Menurut Gardner, (1991) Fungsi Auksin: -



Merangsang aktivitas cambium untuk membentuk xylem dan floem



-



Mencegah rontoknya daun, bunga dan buah



-



Merangsang pembentukan buah dan bunga



-



Memacu pembentangan dan pembelahan sel



-



Merangsang pemanjangan (sel) tunas ujung tanaman



-



Membantu pembentukan buah tanpa biji (partenokarpi)



-



Merangsang pembentukan akar lateral dan serabut akar



-



Merangsang dominasi apical, yaitu terhalangnya tunas lateral oleh adanya tunas ujung tanaman. Jika tunas ujung tanaman dipotong, maka tunas-tunas lateral akan tumbuh.



-



Memelihara elastisitas dinding sel Tanaman yang semula tumbuh tegak jika direbahkan maka auksin



akan terkumpul disisi bawah, menyebabkan ketidakseimbangan sel baguan atas dengan bagian bawah sehingga batang tumbuh membengkok keatas (Saktionon, 2006). Aktivitas auksin akan terhambat oleh cahaya matahari. Karena pada bagian tanaman yang terkena cahaya auksin akan tidak merata sehingga pertumbuhan terhambat. Sehingga tempat gelap akan tumbuh lebih panjang. Hal ini karena kandungan auksin pada tempat terang lebi h rendah dari tempat gelap. Oleh karena itu, batang tumbuh membengkok kearah datangnya cahaya (Patma, 2013). b. Giberelin Berperan dalam merangsang pertumbuhan dan perkembangan embrio. c. Etilen Berperan dalam proses pematangan buah dan kerontokan daun. d. Sitokinin Berperan dalam pembelahan sel (sitokinesis). e. Asam Absisat Berperan dalam proses penuaan dan gugurnya daun. f. Kalin



5



Berperan dalam proses organogenesis. g. Asam Traumalin Berperan dalam proses regenerasi sel apabila tumbuhan mengalami kerusakan jaringan (Riandari, 2012). 2.Faktor Eksternal 1) Air Air termasuk senyawa utama yang sangat dibutuhkan tumbuhan. Tanpa air, reaksi kimia dalam sel tidak berlangsung sehingga tumbuhan mati (Saktionon) (Gardner, 1991). 2) Cahaya Kualitas, intensitas, dan lamanya radiasi yang mengenai tumbuhan mempunyai pengaruh yang besar terhadap berbagai proses fisiologi tumbuhan. Pada intensitas cahaya berlebih maka auksin dan klorofil akan rusak sehingga menghambat pertumbuhan. Sebaliknya, pada intensitas



kurang



cahaya



tumbuhan



mengalami



etiolasi



Fotoperiodisme adalah Respon tumbuhan terhadap lama penyinaran (panjang hari) Adapun Menurut Gardner, (1991) Berdasarkan panjang hari, tumbuhan dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu: a. Tumbuhan hari pendek, tumbuhan yang berbunga jika terkena penyinaran kurang dari 12 jam sehari. Tumbuhan hari pendek contohnya aster, krisan,dahlia, ubi jalar, kedelai, dan anggrek. b. Tumbuhan hari panjang, tumbuhan yang berbunga jika terkena penyinaran lebih dari 12 jam (14 – 16 jam) sehari. Tumbuhan hari panjang, contohnya bayam, kentang, gandum, kol, bit gula, selada, dan tembakau. c. Tumbuhan hari netral, tumbuhan yang tidak responsive terhadap panjang hari untuk pembungaannya. Tumbuhan hari netral contohnya bunga matahari. mawar, kapas, mentimun dan tomat (Gardner, 1991). 3) Kelembapan Laju transpirasi dipengaruhi oleh kelembapan udara. Jika kelembapan udara rendah, transpirasi akan meningkat. Hal ini memacu akar untuk menyerap lebih banyak air dan mineral dari dalam



6



tanah.



Meningkatnya



penyerapan



nutrien



oleh



akar



akan



meningkatkan pertumbuhan tanaman (Srikini, 2006). 4) Nutrien Zat makanan bisa terdapat dalam air, udara, dan tanah (umumnya) dalam bentuk ion. Nutrien digunakan tumbuhan untuk sumber energy dan sumber materi untuk sintesis berbagaikomponen sel yang diperlukan selama pertumbuhan. Jika kebutuhan kurang maka akan terjadi defisiensi (tumbuh tidak sempurna hingga bisa mati) Nutrien dibedekan atas (Salisbury, 1992) : a. Makronukrien (unsur makro/butuh dalam jumlah banyak). Misalnya: C, H, O [defisiensi : Pertumbuhan dan metabolisme terhambat, akhirnya mati], N (Nitrogen) [Daun pucat, klorosis/menguning dan gugur), P (Fosfor), K (Kalium), Ca (Kalsium) [Daun tidak terbentuk] , S (Sulfur), Mg (Magnesium) (Salisbury, 1992). b. Mikronutrien (unsure mikro/butuh dalam jumlah sedikit). Misalnya : Fe (Besi) [Klorosis], Cl (Klor) [layu], B (Boron), Mn (Mangan), Mo (Molibdenum), Zn (Seng), Cu (Tembaga) (Salisbury, 1992). 5) Suhu Suhu berpengaruh dalm proses fotosintesis, respirasi, transpirasi, dan reproduksi. Pada suhu optimum (suhu tertentu saat tumbuh dan berkembang dengan baik berkisar 10 – 38°C). Umumnya tumbuhan tidak tumbuh pada suhu 0°C dan diatas 40°C (Saktionon, 2006). 6) Oksigen Oksigen mempengaruhi pertumbuhan tumbuhan. Dalam respirasi aerob



pada



tumbuhan,



terjadi



penggunaan



oksigen



untuk



menghasilkan energi. Energi ini digunakan, antara lain untuk pemecahan kulit biji dalam perkecambahan, dan aktivitas tumbuhan. Apabila tumbuhan kekurangan Oksigen dapat mengalami kematian (Pratiwi, 2007). 7) pH Medium (Tingkat Keasaman) Derajat keasaman tanah (pH tanah) sangat berpengaruh terhadap ketersediaan unsur hara yang diperlukan oleh tumbuhan. Pada kondisi



7



pH tanah netral unsur-unsur yang diperlukan, seperti Ca, Mg, P, K cukup tersedia. Adapun pada pH asam, unsur yang tersedia adalah Al, Mo, Zn, yang dapat meracuni tubuh tumbuhan (Pratiwi, 2007).



8



BAB III METODE PRAKTIKUM 3.1 Waktu dan Tempat Praktikum ini dilaksanakan pada hari Rabu, 25 September 2019 jam 09.00 – 11.00 yang bertempat di Laboraturium Bioteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. 3.2 Alat dan Bahan Alat dan bahan pada saat praktikum yaitu polybag, benih kedelai varietas DENA 1, tanah, air, pupuk kohe dan pupuk kompos. 3.3 Cara Kerja Adapun cara kerja dari praktikum ini sebagai berikut: 1) Disiapkan alat dan bahan, 2) Dicampur dan diaduk tanah, pupuk kompos, dan pupuk kohe dengan perbandingan 2:2:1; 3) Dimasukkan tanah kedalam poly bag; 4) Direndam benih dengan air dan diambil benih yang tenggelam; 5) Dimasukkan benih kedalam poly bag sebanyak 2 benih dalam 1 lubang tanam; 6) Disiram air pada benih yang sudah ditanam; 7) Dibuat hasil dalam bentuk laporan.



9



BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Tabel 1. Hasil Pengamatan Pertumbuhan



dan Perkembangan Kedelai



Ditempat Terang Tinggi



Panjang



Jumlah



Tanaman



Daun



Daun



2



-



-



-



-



5



3 cm



0,6 cm



4 helai



-



Tumbuh



7



11 cm



2,5 cm



6 helai



-



Tumbuh



HST



Plumula



Keterangan Belum tumbuh



Tabel 2. Hasil Pengamatan Pertumbuhan dan Perkembangan Kedelai Ditempat Gelap Tinggi



Panjang



Jumlah



Tanaman



Daun



Daun



2



-



-



-



-



5



7 cm



1 cm



4 helai



-



Tumbuh



7



15 cm



2 cm



4 helai



-



Tumbuh



HST



Plumula



Keterangan Belum tumbuh



4.2 Pembahasan Pada praktikum kali ini praktikan melakukan pengamatan mengenai pertumbuhan dan perkembangan pada benih kacang kedelai. Kami menggunakan sampel benih kacang kedelai dengan 2 perlakuan yaitu di tempat terang (tempat yang terkena cahaya matahari secara langsung) dan tempat yang gelap (tempat yang ternaungi dari sinar matahari langsung). Menurut Salwati (2013) pertumbuhan dapat diartikan sebagai suatu proses pertambahan ukuran atau volume serta jumlah sel secara irreversible, atau



10



tidak dapat kembali ke bentuk semula. Sedangkan Perkembangan adalah peristiwa perubahan biologis menuju kedewasaanm tidak dapat dinyatakan dengan ukuran tetapi dengan perubahan bentuk tubuh (metamorfosis) dan tingkat kedewasaan. Hasil dari praktikum ini dapat dilihat pada tabel, dimana di praktikum ini dilakukan dengan dua perlakuan yaitu menanam benih kedelai di media yang sama. Media yang di gunakan adalah dengan tanah, pupuk kompos, dan pupuk kohe dengan perbandingan 2:2:1, dan perlakuannya adalah menanam di tempat terang dan tempat gelap. Perlakuan pertama adalah perlakuan pada kacang kedelai yang di tanam di tempat terang. Pada 2 hst benih kedelai belum tumbuh sehingga belum terlihat tinggi tanama, jumlah daun dan panjang daun. Pada hari selanjutnya yaitu 5 hst, kedelai sudah mengalami pertumbuhan yaitu kedelai tumbuh setinggi 5 cm dan memiliki 4 helai daun dengan panjang daun 0,6 cm. Selanjutnya pada 7 hst pertumbuhannya semakin meningkat yaitu tinggi tanaman kedelai adalah 11 cm dan jumlah daunnya bertambah menjadi 6 helai dengan panjang daun 2,5 cm. Kemudian pada perlakuan kedua yaitu penanaman benih kedelai di tempat gelap didapatkan hasil pada 2 hst belum terjadi pertumbuhan pada benih kedelai. Selanjutnya di pengamatan 5 hst tanaman kedelai sudah tumbuh dengan tinggi 7 cm dan memiliki 4 helai daun dengan panjang daun 1 cm. Setelah 7 hst diamati kembali, kedelai mengalami peningkatan pertumbuhan yaitu tingginya menjadi 15 cm dengan jumlah daun yang tetap yaitu 4 helai dan panjang daunnya 2 cm. Dari percobaan di atas dapat dilihat perbedaan yang nyata pada pertumbuhan kedelai yang di tanam di tempat terang dan di tempat gelap. Pada kedelai yang di tanam di tempat gelap memiliki daun yang lebih banyak dan batang yang lebih panjang dari pada kedelai yang di tanam di tempat terang. Hal ini dinamakan dengan istilah etiolasi. Hal ini sesuai dengan pendapat Gardner (1991) Kualitas, intensitas, dan lamanya radiasi yang mengenai tumbuhan mempunyai pengaruh yang besar terhadap berbagai proses fisiologi tumbuhan. Pada intensitas cahaya berlebih maka auksin dan klorofil akan rusak sehingga menghambat pertumbuhan. Sebaliknya, pada



11



intensitas kurang cahaya tumbuhan mengalami etiolasi. Fotoperiodisme adalah Respon tumbuhan terhadap lama penyinaran (panjang hari). Selain itu, perbedaan pertumbuhan dan perkembangan yang diletakkan ditempat terang dan diletakkan ditempat gelap. Hal ini menunjukkan bahwa cahaya mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan kacang kedelai. Apabila ditanam ditempat gelap maka tanaman kecambah akan tumbuh lebih panjang dari pada normalnya. Peristiwa itu terjadi karena pengaruh fitahormon, terutama hormon auksin. Fungsi utama hormon auksin adalah sebagai pengatur pembesaran sel dan memacu pemanjangan sel di daerah dibelakang meristem ujung. Hormon auksin ini sangat peka terhadap cahaya matahari. Bila terkena cahaya matahari, hormon ini akan terurai dan rusak. Pada keadaan yang gelap hormon auksin ini tidak terurai sehingga akan terus memacu pemanjangan batang. Akibatnya batang tanaman akan lebih panjang jika ditanam ditempat gelap, tetapi dengan kondisi fisik tanaman warna batang dan daun kuning pucat serta kekurangan klorofil sehingga daun berwarna kuning. Jika ditanam ditempat terang, maka kecambah akan tumbuh lebih pendek dari pada yang ditanam ditempat gelap. Peristiwa itu juga terjadi karena pengaruh fitahormon, terutama hormon auksin. Seperti yang telah dijelaskan diatas, hormon akusin ini akan terurai dan rusak sehingga laju pertambahan tinggi tanaman tidak terlalu cepat. Akibatnya batang tanaman akan lebih pendek, tetapi dengan kondisi fisik berwarna hijau serta memiliki cukup klorofil. Hal ini sesuai dengan pernyataan Menurut Gardner, (1991) Tanaman yang tumbuh di tempat terang akan tumbuh lebih segar, hijau dan kokoh. Hal ini dipengaruhi oleh faktor cahaya matahari yang memperlancar proses foto sintesis dalam tumbuhan memperoleh makanannya. Sedangkan tanaman yang tumbuh di tempat gelap akan mengalami etiolasi dimana tumbuhan akan tumbuh lebih tinggi, pucat, dan lemah. Hal ini dikarenakan adanya hormone auksin yang bekerja lebih maksimum karena tidak terhambat oleh cahaya matahari. Jika terkena cahaya matahari maka hormon auksin akan hancur atau rusak, itulah sebabnya tanaman yang di tempat terang laju pertumbuhannya sedikit terhambat.



12



BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan Berdasarkan pengamatan yang dilakukan telah menunjukkan bahwa terdapat perbedaan pertumbuhan dan perkembangan di tempat yang terkena cahaya dan yang tidak terkena cahaya (gelap). Hal ini menunjukkan bahwa cahaya mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan kacang kedelai. Ternyata kondisi gelap lebih tinggi kerena adanya hormone auksin didalamnya tapi kondisi daunya agak keruh diakibatkan karena kurangnya kadungan klorofil dan ditempat terang hormone auksin tidak dapat bekerja sehingga tanaman ditempat terang lebih pegek Maka



dapat



disimpulkan



bahwa



cahaya



mempengaruhi



proses



pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Proses pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan membutuhkan cahaya. Namun, banyak sedikitnya cahaya yang dibutuhkan tiap tumbuhan berbeda-beda, begitu pula dengan tumbuhan kacang kedelai. 5.2 Saran Penulis menyarankan saat praktikum berlangsung, praktikan harus lebih tertib dan kondusif daripada sebelumnya.



13



DAFTAR PUSTAKA Gardner, F.P, Pearce R.B, dan Mitchell R.L. 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya. Terjemahan oleh Herawati Susilo. Jakarta: Penerbit UI. Huang J. dkk. 2010. Functional Analysis of the Arabidopsis PAL Gene Family in Plant Growth, Development, and Response to Environmental Stress. Plant Physiology, 153: 1526–1538. Lomer, A.M. dkk. 2012. Effect Of Nitrogen On The Growth Levels And Development Of Maize Hybrids In The Condition Of Amino Acids Application. International Journal of Agriculture and Crop Sciences, 4(14): 984-992. Patma, Utri dkk. 2013. Respon Media Tanam Dan Pemberian Auksin Asam Asetat Naftalen Pada Pembibitan Aren (Arenga Pinnata Merr). Jurnal Agroekoteknologi, 1(2): 1-10. Pratiwi, D.A. dkk. 2007. Biologi SMA Jilid 3 untuk Kelas XII. Jakarta: Penerbit Erlangga. Riandari, Henny. 2012. Biologi. Solo: PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri. Saktionon. 2006. Seribu Pena Biologi untuk SMA/MA Kelas XII. Jakarta: Erlangga. Salisbury, F.B. dan Ross, C.W. 1992. Fisiologi Tumbuhan Jilid 3. Terjemahan oleh Dr. Diah R. Lukman dan Ir. Sumaryono, MSc. 1995. Bandung: Penerbit ITB. Salwati, dkk. 2013. Model Simulasi Perkembangan, Pertumbuhan Dan Neraca Air Tanaman Kentang Pada Dataran Tinggi Di Indonesia. Informatika Pertanian, 22(1): 53-64. Sardoei, A.S, Fahraji S.S, dan Ghasemi H. 2014. Effects Of Different Growing Media On Growth And Flowering Of Zinnia (Zinnia Elegans). International journal of Advanced Biological and Biomedical Research, 2(6): 1894-1899. Singh A., Jalan A. dan Chatterjee J. 2013. Effect Of Sound On Plant Growth. Asian J. Plant Sci. Res, 3(4): 28-30. Srikini, Suharno, dkk. 2006. Biologi untuk SMA Kelas XII. Jakarta: Penerbit Erlangga.



iv



v



LAMPIRAN



Lampiran 1. Kedelai



Lampiran 4. Polybag Tumbuh



Lampiran 2. Pupuk



Lampiran 5. Pemasukan benih.



Lampiran 3. Tanah



Lampiran 6. Kedelai



LAMPIRAN 2



1.



Dimanakah letak titik tumbuh pada batang?



2.



Mengapa tanaman yang hidup dalam gelap batangnya melemah?



3.



Mengapa kecambah yang tumbuh dalam gelap daunnya kuning pucat?



Jawab: 1.



Letak titik tumbuh batang terdapat pada ujung batang. Dimana ujung batang ini merupakan jaringan meristem yang sel-selnya aktif membelah. Pada ujung batang sendiri terdapat meristem apikal sebagai daerah pertumbuhan. Jaringan meristem membelah membentuk bangunan, seperti; kubah.



2.



Karena tanaman yang ditempatkan di tempat yang gelap akan mengalami peristiwa etiolasi. Dimana peristiwa etiolasi ini adalah peritiwa dimana tumbuhan atau tanaman tumbuh dengan cepat, contohnya seperti tanaman yang ditempatkan di tempat gelap mengalami pertumbuhan batang yang cepat dan panjang dibandingkan tanaman yang ditempatkan di tempat terang. Akan tetapi, tanaman yang ditempatkan di tempat gelap kondisinya lemah, batang tidak kokoh, daun kecil dan tumbuhan tampak pucat. Penyebab peristiwa tersebut dapat terjadi karena pengaruh fitohormon, terutama hormon auksin. Dimana fungsi utama dari hormon auksin ini sendiri adalah sebagai pengatur pembesaran sel dan memacu pemanjangan sel di daerah belakang meristem ujung. Hormon auksin ini sangat peka terhadap cahaya matahari. Dimana bila terkena cahaya matahari, hormon ini akan terurai dan menjadi rusak. Sehingga dapat memperlambat laju pertambahan tinggi tanaman. Dimana akibatnya adalah batang tanaman menjadi lebih pendek, akan tetapi kondisi fisik tanaman sehat, subur, daun terlihat segar serta memiliki cukup klorofil. Sedangkan bila tidak terkena cahaya matahari, hormon ini tidak akan terurai. Sehingga akan terus memacu pemanjangan batang. Dimana akibatnya adalah batang tanaman akan menjadi lebih panjang, dengan kondisi fisik tanaman kurang sehat,



akar banyak dan lebat, warna batang dan daun pucat serta kekurangan klorofil.



v



3.



Karena tanaman kurang mendapatkan cahaya matahari, sehingga kecambah mengalami etiolasi, dimana salah satu cirinya adalah menguningnya daun dan berwarna pucat. Tanaman yang berada di tempat gelap tidak dapat melakukan fotosintesis karena tidak mendapatkan cahaya matahari sama sekali, sehingga tidak ada energi yang dihasilkan dan tanaman menjadi kuning dan pucat. Tanaman yang berada di tempat yang gelap hanya dapat mendapat energi dari kotiledon/endosperm, tetapi terbatas. Jika energi sudah habis digunakan dan tanaman tetap belum dapat berfotosintesis maka tanaman tersebut akan mati. Seperti yang telah kita ketahui bersama, bahwa fotosintesis merupakan proses biokimia yang dilakukan oleh tanaman, terutama tanaman berklorofil untuk membentuk zat makanan guna menghasilkan energi, dan bahan utama dalam proses fotosintesis tersebut adalah cahaya matahari. Ketika tanaman tidak dapat berfotosintesis dengan sempurna, maka itu artinya perkembangan tanaman tersebut tidaklah baik karena proses pembentukan zat makanan bagi dirinya menjadi terganggu.