Laprak Individu Praktikum3 Riski22012003. [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN INDIVIDU PRAKTIKUM 3 : “PENENTUAN DERAJAT KEHALUSAN SERBUK SIMPLISIA”



Nama



: Riski



Nim



: 22012003



Kelas



: B1/Reguler Khusus



Nama Dosen



: apt. Eem Masaenah, M.Si.



Hari / Tanggal



: Sabtu, 27 Mei 2023



PROGRAM STUDI FARMASI SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI INDUSTRI DAN FARMASI BOGOR 2023



BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belalang Pemanfaatan tanaman obat sebagai obat tradusional merupakan suatau produk pelayanan kesehatan yang strategis karena berdampak positif terhadap tingkat kesehatan dan kesejahteraan masyarakat. Tanaman obat dapat memberikan nilai tambah apabila diolah lebih lanjut menjadi berbagai jenis produk. Tanaman obat tersebut dapat diolah menjadi berbagai macam produk seperti simplisia (rajangan), serbuk, minyak atsiri, ekstrak kental, ekstrak kering, instan, sirup, permen, kapsul maupun tablet. Simplisia merupakan bahan alami yang digunakan sebagi bahan baku obat yang mengalami pengolahan atau baru dirajang saja, tetapi sudah dikeringkan. Permintaan bahanbaku simplisia sebagai bahan baku obat-obatan semakin meningkat dengan bertambahnya industri jamu. Selain itu, efek samping penggunaan tanaman obat untuk mengobati suatu penyakit lebih kecil dibandingkan obat sintetis. Proses



pembuatan



simplisia



diperlukan



beberapa



tahapan



yaitu



pengumpulan bahan baku, sortasi basah, pencuciab, perajangan, pengeringan, sortasi kering, pengepakan dan penyimpanan. Agar simplisia memiliki mutu dan ketahanan kualitas yang baik, selain proses pengumpulan baku, sortasi basah, pencucian, perajangan, pengeringan dan sortasi kering, juga perlu diperhatikan proses pengepakan dan penyimpanan karena sangat berpengaruh pada kandungan kadar zat aktif dalam simplisia, maka dibutuhkan suatu instrument yang sesuai standar yang digunakan.



1.2. Tujuan Praktikum Setelah melakukan praktikum ini diharapkan mahasiswa mampu: 1. Memahami penertian dan tujuan ditentukannya derajat kehalusan serbuk simplisia. 2. Memahami prosedur yang dilakukan untuk memperoleh serbuk simplisia dengan drajat kehalusan tertentu. 1.3. Dasar Teori Menurut Materia Medika pengayak dibuat dari kawat logam atau bahan lain yang cocok dengan penampang melintang yang sama diseluruh bagian. Jenis pengayak dinyatakan dengan nomor yang menunjukkan jumlah lubang tiap cm dihitung searah dengan panjang kawat. Derajat halus serbuk dinyatakan dengan nomor pengayak. Jika derajat halus suatu serbuk dinyatakan dengan 1 nomor, dimaksudkan bahwa semua serbuk dapat melalui pengayak dengan nomor tersebut. Jika derajat halus suatu serbuk dinyatakan dengan 2 nomor, dimaksudkan bahwa semua serbuk dapat dapat melalui pengayak dengan nomor terendah dan tidak lebih dari 40% melalui pengayak dengan nomor tertinggi. Menurut Farmakope Indonesia dalam penetapan derajat halus serbuk simplisia nabati dan simplisia hewani, tidak ada bagian dari obat yang dibuang selama penggilingan atau pengayakan, kecuali dinyatakan lain dalam masingmasing monografi. Metode Penetapan Keseragaman Derajat Halus -



Untuk penetapan keseragaman derajat halus serbuk obat dan bahan kimia, cara yang boleh dilakukan dengan menggunakan pengayak baku yang memenihu persyaratan. Hindari penggoyangan lebih lama, yang akan menyebabkan peningkatan derajat halus serbuk selama penetapan.



-



Untuk serbuk sangat kasar, kasar dan setengah kasar Masukkan 25-100 g serbuk uji pada pengayak baku yang sesuai yang mempunyai panci penampung dan tutup yang sesuai. Goyang pengayak dengan arah putaran horizontal dan ketukkan secara vertikal pada permukaan keras selama tidak kurang dari 20 menit atau sampai



pengayakan praktis sempurna. Timbang seksama jumlah yang tertinggal pada pengayak dan dalam panci penampung. -



Untuk serbuk halus atau sangat halus. Lakukan penetapan seperti pada serbuk kasar kecuali contoh tidak lebih dari 25 g dan pengayak yang digunakan digoyang selama tidak kurang 30 menit atau sampai pengayakan praktis sempurna.



-



Untuk serbuk berminyak atau serbuk lain yang cenderung menggumpal dan dapat menyumbat lubang, sikat pengayak secara berkala hati-hati selama penetapan. Hancurkan gumpalan yang terbentuk selama pengayakan. Derajat halus serbuk obat dan bahan kimia dapat juga ditetapkan dengan cara melewatkan pada pengayak yang dapat digoyang secara mekanik yang memberikan gerakan berputar dan ketukan seperti pada pengayak yang menggunakan tangan; tetapi dengan gerakan mekanik yang seragam, mengikuti petunjuk dari pabrik pembuat pengayak.



Tabel 1 Klasifikasi Serbuk Berdasarkan Derajat Halus Simplisia Nabati dan Simplisia Hewani Klasifikasi Serbuk



Batas derajat halus2



Nomor Nominal Serbuk 1



%



Nomor Pengayak



Sangat Kasar



8



20



60



Kasar



20



40



Setengah Kasar



40



Halus Sangat Halus



Bahan Kimia Batas derajat halus2



Nomor Nominal Serbuk 1



%



Nomor Pengayak



60



20



60



40



40



80



40



60



60



60



40



100



80



60



120



80



100



80



120



100



120



Keterangan : 1. Semua partikel serbuk melewati pengayak dengan nomor nominal tertentu. 2. Batas persentase yang melewati pengayak dengan ukuran yang telah ditentukan.



Derajat halus serbuk dinyatakan dengan satu atau dua nomor. Jika derajat halus serbuk dinyatakan satu nomor, berarti semua serbuk dapat melalui pengayak dengan nomor tersebut. Jika dinyatakan dengan dua nomor, berarti semua serbuk dapat melalui pengayak dengan nomor terendah dan tidak lebih dari 40% melalui pengayak dengan nomor tertinggi. Sebagai contoh serbuk 22/60, dimaksudkan bahwa serbuk dapat melalui pengayak nomor 22 seluruhnya, dan tidak lebih dari 40% melalui pengayak nomor 60. Nomor pengayak menunjukkan jumlah-jumlah lubang tiap 2,54 cm dihitung searah dengan panjang kawat. Pengayak dibuat dari kawat logam atau bahan lain yang cocok dengan penampang melintang yang sama di seluruh bagian. Dalam beberapa hal digunakan juga istilah umum untuk menyatakan kehalusan serbuk yang disesuaikan dengan nomor pengayak sebagai berikut: 1.



Serbuk sangat kasar adalah serbuk (5/8)



2.



Serbuk kasar adalah serbuk (10/40)



3.



Serbuk agak kasar adalah serbuk (22/60)



4.



Serbuk agak halus adalah serbuk (44/85)



5.



Serbuk halus adalah serbuk (85)



6.



Serbuk sangat halus adalah serbuk {120/200(300)}



BAB II PROSEDUR KERJA 2.1. Alat dan Bahan a. Alat 1) Ayakan no 40, 60, dan 80 2) Blender 3) Timbangan b. Bahan 1) Simplisia daun sirih 2.2. Cara Kerja 1) Disiapkan simplisia kering yang telah jadi. Ditimbang dan catat. 2) Dihaluskan



simplisia



menggunakan



blender



hingga



diperoleh



bentukserbuknya. 3) Diayak secaramanual dengan no pengayak 40 (untuk bahan yang lunak seperti : daun, bunga, dan herba) atau no pengayak 60 dan 80 (untuk bahan yang keras seperti : biji, buah, kulit buah, kulit batang, kayu, dsb). 4) Ditimbang dan catat hasil serbuk yang telah diayak. 5) Disimpan bahan pada wadah tertutup rapat dan terhindar dari cahaya.



BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Hasil Percobaan a. Tabel pengamatan Sampel : Simplisia daun sirih



Hasil



Simplisia kering



16,02 gram



Seruk simplisia sebelum diayak



10,14 gram



Serbuk simplisia setelah diayak



3,36 gram



b. Data pengamatan Berat awal simplisia : 16,02 gram Menggunakan ayakan 60 mesh tersisa 10,14 gram ü Sisa



: 10,14/16 x 100 % = 63,29 %



ü Hasil Ayakan



: 100 % - 63,29 = 36,71 %



3.2. Pembahasan Tujuan dari pembuatan serbuk sendiri adalah untuk membuat partikelnya menjadi lebih kecil sehingga memudahkan jika dilakukan pengekstraksian, sedangkan tujuan dari pengayakan adalah untuk membuat serbuk simplisia yang digunakan menjdi seragam. Pengayak dengan berbagai nomor ayakan telah digunakan secara luas pada proses pemisahan bahan berdasarkan ukuran utamanya. Bahan-bahan yang lolos melewati lubang ayakan mempunyai ukuran lebih seragam dan bahan yang tertahan dikembalikan untuk diayak kembali. Untuk menganalisa hasil pengayakan simplisia, dilakukan dengan ayakan standar yang disusun secara seri dalam satu tumbukan, pada bagian bawah dari tumbukan ditempatkan sebagai penampung produk akhir. Penyusunan ayakan dimulai dari ayakan yang mempunyai ukuran mesh lebih besar sampai ke ukuran mesh yang lebih kecil agar mendapatkan hasil yang sesuai dengan mesh. Pada proses pengayakan, bahan dibagi menjadi bahan kasar yang tertinggal dan bahan halus yang lolos melalui ayakan. Bahan yang tertinggal hanyalah



partikel-partikel yang berukuran lebih besar dari pada lubang ayakan, sedangkan bahan yang lolos berukuran lebih kecil daripada lubang-lubang itu. Gerakan dan waktu tinggal bahan diatas ayakan harus dipilih agar setiap butiran paling sedikit satu kali berada pada sebuah lubang ayakan. Efisiensi pengayakan akan turun jika bahan yang di ayak membentuk lapisan yang terlalu tebal atau bergerak terlalu cepat. Disamping itu gerakan yang terlalu kuat dapat menyebabkan pengecilan ukuran akibat pengikisan terutama pada bahan yang lunak, dengan akibat efisiensi pengayakan yang diperoleh tidak benar. Hasil yang diperoleh pada praktikum kali ini adalah dengan bobot awal simplisisa kering yang belum dihaluskan sebesar 16,02 gram, setelah dilakukan pwengayakan dengan menggunakan pengayak no 60(menurut literaratur simplisia daun termasuk kedalam daftar simplisisa yang menggunakan pengayak no 40) hasil yang didapat sebesar 3,36 gram untuk serbuk halusnya sedangkan untuk serbuk kasarnya 12,66 gram.



BAB IV PENUTUP 4.1. Kesimpulan 1. Semua partikel serbuk melewati pengayak dengan nomor nominal tertentu. 2. Derajat halus serbuk dinyatakan dengan satu atau dua nomor. Jika derajat halus serbuk dinyatakan satu nomor, berarti semua serbuk dapat melalui pengayak dengan nomor tersebut. Jika dinyatakan dengan dua nomor, berarti semua serbuk dapat melalui pengayak dengan nomor terendah dan tidak lebih dari 40% melalui pengayak dengan nomor tertinggi. 3. Hasil presentase yang didapat : Berat awal simplisia



: 16,02 gram



Menggunakan ayakan 60 mesh tersisa



:10,14 gram



ü Sisa



: 10,14/16 x 100 % = 63,29 %



ü Hasil Ayakan



: 100 % - 63,29 = 36,71 %



4.2. Saran Adapun beberpa saran yang dapat bermanfaat sebgai acuan pada praktikum Selanjutnya adalah sebagai berikut : 1. Pada saat praktikum diharapkan kebersihan laboratorium tetap dijaga. 2. Dalam menggunakan alat pada saat praktikum lebih berhati-hati terutama pada benda tajam. 3. Sebelum melakukan praktikum, diharapkan praktikan telah mngetahui hal-hal apa saja yang dilakukan agar waktu praktikum lebih efesien dan efektif.



DAFTAR PUSTAKA



Anonim.1995.Farmakope



Indonesia



Edisi



IV.



Jakarta:Departemen



Kesehatan RI Anonim.1995. Materia Medika Indonesia Jilid VI Cetakan Keenam. Jakarta: Direktorat Jenderal Pengawasan Obat Dan Makanan http://www.scribd.com/doc/240013152/CPOTB#scribd https://id.wikipedia.org/wiki/Ayakan https://id.wikipedia.org/wiki/Blender



LAMPIRAN



Gambar



Keterangan



Proses penimbangan simplisia kering



Proses penghalusan simplisia



Proses penimbangan simplisis sebelum pengayakan



Proses pengayakan



Proses penimbangan setelah diayak



Hasil simplisia setelah diayak



Kontribusi Mahasiswa : 1. Siti Qoryah



: 22012001



2. Riski



: 22012003



3. Ade Andriansyah



: 22012007