Laprak Rep Emb Tum [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Tanggal Pelaksanaan : 26 November 2021



LAPORAN PRAKTIKUM



Mata Kuliah : Reproduksi dan Embriologi Tumbuhan



PENGAMATAN MIKROSKOPIS PADA SCHYZOPHYTA (Alga Hijau Biru), PENGAMATAN MIKROSKOPIS PADA THALLOPHYTA (Fungi/Jamur), PENGAMATAN MIKROSKOPIS SPORANGIUM DAN SPORA PADA BRYOPHYTA & PENGAMATAN MIKROSKOPIS SPORANGIUM DAN SPORA PADA PTERIDOPHYTA



Nama : Putri Humaira NIM : 0310193149 Kelas/Semester : Tadris Biologi – 4/V (lima)



PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA



I.



JUDUL PRAKTIKUM



PENGAMATAN MIKROSKOPIS PADA SCHYZOPHYTA (Alga Hijau Biru) II.



TUJUAN



1. Mahasiswa mampu mengetahui ciri-ciri organisme yang tergolong ganggang hijaubiru. 2. Mahasiswa mengetahui bentuk-bentuk sel bakteri dan sel ganggang hijau-biru. 3. Mahasiswa mengetahui proses reproduksi pada ganggang hijau biru III.



TINJAUAN PUSTAKA Schizophyta



atau



tumbuhan



belah merupakan kelompok yang mempunyai



ciri khusus yaitu berkembang biak dengan membelah diri. Schizophyta berasal dari bahasa Yunani scizein artinya membelah dan phyton adalah tumbuhan. Tumbuhan belah dianggap sebagai kelompok tumbuhan dengan tingkat perkembangan filogenetik yang paling rendah sehingga dari segi evolusi merupakan kelompok tumbuhan yang paling tua dan paling primitif. Pada klasifikasinya, Scyzophyta terbagai pada dua kelas, yaitu kelas bakteri dan Cyanophycae (Ganggang Biru-Hijau). Ganggang hijau biru termasuk kedalam monera, karena struktur selnya sama dengan struktur sel bakteri, yaitu bersifat prokariotik. Ganggang hijau biru berukuran mikroskopis, keberadaanya tersebar luas dan banyak ditemukan di perairan tanah yang lembab, permukaan dinding tembok, pot, batu karang yang lembab. Bahkan ditemukan pula di tempat yang kurang menguntungkan lingkungannya. Beberapa jenis dijumpai pada sumber air panas seperti mata air panas Yellow Stone Park di Amerika. Ganggang Biru dikatakan sebagai salah satu vegetasi perintis karena mampu hidup pada perairan dengan suhu sampai 85 derajat C (sumber air panas). IV.



ALAT DAN BAHAN



NO



ALAT



BAHAN



1



Mikroskop



Aquadest



2



Objek glass



Air genangan/kolam berwarna hijau



3



Derk glass



Selaput lendir pada tembok basah



4



Silet



Air yang tegenang didalam pot



5



Pipet tetes



Air yang tergenangn diatas tanah liat



6



Gelas arloji



Air tanah dari tanaman padi sawah



7



Alat tulis menulis



Specimencyanophyta



8



Lap/tissue



9



kamera



V.



LANKAH KERJA



1. Teteskan 1-2 tetes air genangan berwarna hijau di atas objek glass. Lalu tutup dengan deck glass. Amati dengan mikroskop dan gambarkan sel ganggang yang anda temukan serta beri pewarnaan yang sesuai dengan yang anda lihat. 2. Dengan prosedur yang sama dengan point 2, lakukan pengamatan untuk bahan yang diperoleh dari selaput lendir pada batu/tembok yang basa, air yang tergenang didalam pot, air yang tergenang di atas tanah liat atau air tanah dari tanaman padi di sawah. 3. Ambil dan dokumentasikan gambar sel ganggang yang ditemukan, identifikasi jenis dan cara reproduksinya VI.



HASIL PENGAMATAN



NO



JENIS AIR



GAMBAR



KETERANGAN



1



Air genangan berwarna hijau (tampak



Pada genangan air



jelas dimikroskop air genangan



berwarna hijau



berwarna hijau ada yang bergerak)



terdapat mikorba atau bakteri Chroococus sp dengan bentuk teracoccus (selnya membelah diri pada dua bidang).



2



Selaput lendir



Pada pengamatan selaput lendir pada tembok yang basah ditemukan mikroba yaitu Gleocapsa. Gleocapsa merupakan alga bersel satu.



3



Air yang tergenang didalam pot



Pada pengamatan dimikroskop hanya sedikit mikroba dari air yang tergenang didalam pot.



4



Air yang tergenang diatas tanah liat



Terdapat mikroba atau bakteri yang terlihat pada mikroskop yang bergerak.



5



Air tanah dari tanaman padi sawah



Terdapat mikroba yang terlihat pada mikroskop pada air tanah tanaman padi disawah.



VII.



PEMBAHASAN



Schizophyta



atau



tumbuhan



belah merupakan kelompok yang mempunyai



ciri khusus yaitu berkembang biak dengan membelah diri. Schizophyta berasal dari bahasa Yunani scizein artinya membelah dan phyton adalah tumbuhan. Tumbuhan belah dianggap sebagai kelompok tumbuhan dengan tingkat perkembangan filogenetik yang paling rendah sehingga dari segi evolusi merupakan kelompok tumbuhan yang paling tua dan paling primitif. Pada klasifikasinya, Scyzophyta terbagai pada dua kelas, yaitu kelas bakteri dan Cyanophycae (Ganggang Biru-Hijau). Ganggang hijau biru termasuk kedalam monera, karena struktur selnya sama dengan struktur sel bakteri, yaitu bersifat prokariotik. Ganggang hijau biru berukuran mikroskopis, keberadaanya tersebar luas dan banyak ditemukan di perairan tanah yang lembab, permukaan dinding tembok, pot, batu karang yang lembab. Bahkan ditemukan pula di tempat yang kurang menguntungkan lingkungannya. Beberapa jenis dijumpai pada sumber air panas seperti mata air panas Yellow Stone Park di Amerika. Ganggang Biru dikatakan sebagai salah satu vegetasi perintis karena mampu hidup pada perairan dengan suhu sampai 85 derajat C (sumber air panas). Ciri – ciri dan sifat ganggang hijau biru



1.



a) Tumbuhan bersel satu, berbentuk benang (filamen) dan hidup berkoloni. b) Memiliki klorofil, karotenoid serta pigmen fikobilin yang terdiri dari fikosianin dan fikoeritin (sering disebut ganggang hijau biru). c) Dinding sel mengandung peptida, hemiselulosa dan selulosa, kadangkadang berlendir. d) Inti sel tidak memiliki membran (prokarion). e) Pada umumnya tidak bergerak (gerakan merayap atau meluncur pada alas yang basah). f) Tidak mempunyai bulu cambuk (gerakan adanya kontraksi tubuh dan pembentukan lendir). g) Perkembangbiakan vegetatif (membelah) Contoh : -



Bentuk unisel (satu sel), contoh : Chroococcus, Gloeocapsa.



-



Bentuk koloni, contoh : Polycystis.



-



Bentuk Rivularia.



filamen,



contoh :



Oscilatoria,



Nostoc,



Anabaena,



Reproduksi pada Cyanophyta melalui 3 cara yaitu : •



Pembelahan sel Melalui cara ini sel dapat langsung terpisah atau tetap bergabung membentuk koloni.



Misal: Gloeocapsa. •



Fragmentasi Fragmentasi adalah cara memutuskan bagian tubuh tumbuhan yang kemudian



membentuk individu baru. Fragmentasi terutama pada ganggang Oscillatoria. Pada filamen yang panjang, bila salah satu selnya mati, maka sel mati itu membagi filamen menjadi dua bagian atau lebih. Masing-masing bagian disebut Hormogonium. •



Spora Pada keadaan yang kurang menguntungkan akan terbentuk spora yang sebenarnya



merupakan sel vegetatif. Spora membesar dan tebal karena penimbunan zat makanan. Contoh: Chamaesiphon comfervicolus. VIII. KESIMPULAN Schizophyta



atau



tumbuhan



belah merupakan kelompok yang mempunyai



ciri khusus yaitu berkembang biak dengan membelah diri. Schizophyta berasal dari bahasa Yunani scizein artinya membelah dan phyton adalah tumbuhan. Tumbuhan belah dianggap sebagai kelompok tumbuhan dengan tingkat perkembangan filogenetik yang paling rendah sehingga dari segi evolusi merupakan kelompok tumbuhan yang paling tua dan paling primitif. Pada klasifikasinya, Scyzophyta terbagai pada dua kelas, yaitu kelas bakteri dan Cyanophycae (Ganggang Biru-Hijau). Ganggang hijau biru termasuk kedalam monera, karena struktur selnya sama dengan struktur sel bakteri, yaitu bersifat prokariotik. Ganggang hijau biru berukuran mikroskopis, keberadaanya tersebar luas dan banyak ditemukan di perairan tanah yang lembab, permukaan dinding tembok, pot, batu karang yang lembab. IX.



SOAL



1. Tuliskan dan gambarkan 5 jenis ganggang hijau biru yang sering ditemui! Jawab :



-



spirulina maxima,sumber makanan berprotein tinggi yang disebut protein sel tunggal(pst).



-



oscillatoria,merupakan ganggang biru yang berbentuk filament.



-



gloeocapsa, ganggan biru bersel tunggal yang dapat memfiksasi nitrogen bebas di udara.



-



Nostoc



-



Anabaena azollae



2. Jelaskan keterkaitan bentuk dan ciri ganggang hijau biru dengan cara reproduksinya! Jawab ; Cyanophyta atau ganggang hijau-biru merupakan makhluk hidup prokariotik. Pada umumnya Cyanophyta dapat mengikat nitrogen bebas di udara. Proses itu disebut fiksasi nitrogen. Fiksasi nitrogen mengubah nitrogen (N2) menjadi amonia(NH3) untuk digunakan tumbuhan sebagai bahan untuk mensintesis senyawa organik (asam amino). Pembelahan sel Alga hijaubiru dapat bereproduksi dengan pembelahan biner, yaitu pembelahan sel secara langsung. Dengan pembelahan sel, baik sel tunggal (organisme uniseluler) maupun sel penyusun filamen (benang) akan bertambah banyak. 3. Apa perbedaan antara Akinet dengan heterocyst ? Jawab : Heterokista itu sel"nya lbh bsr dr sel" yg lain,berdinding tebal,dg isi jernih&mengandung enzim nitrienase. Sedangkan, akinet sel"nya jg lbh besar dr sel" yg lain,memiliki endospore baeosit berbentuk bulat,berukuran kecil, dan berklorofil.



X.



DAFTAR PUSTAKA



Fifendy, Mades. 2017. Mikrobiologi Edisi Pertama. Depok: Kencana. Tjitrosoepomo, Gembong. 1989. Taksonomi Tumbuhan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Waluyo, L. 2004. Mikrobiologi Umum. Malang: UMM Press. Wardhani, S.P.R. 2019. Intisari Biologi Dasar. Yogyakarta: Diandra Kreatif.



Medan, 03 Desember 2021 Dosen Mata Kuliah



Mahasiswa,



(Khairuna, M. Pd)



(Putri Humaira)



I.



JUDUL PRAKTIKUM



PENGAMATAN MIKROSKOPIS PADA THALLOPHYTA (FUNGI/ JAMUR) II.



TUJUAN



1. Mahasiswa mampu menggolongkan klasifikasi Jamur yang diperoleh dari sekitarnya. 2. Mahasiswa mengetahui bagian-bagian yg terdapat pada tubuh jamur. 3. Mahasiswa mengetahui proses reproduksi pada jamur III.



TINJAUAN PUSTAKA Jamur dimasukkan ke dalam kelompok organisme eukariota karena sel-selnya sudah



memiliki membran inti sel. Dinding sel jamur terbuat dari bahan kitin yaitu polimer karbohidrat yang juga terdapat pada eksoskeleton serangga, laba-laba, dan Arthropoda lainnya. Kitin berfungsi memberi bentuk dan menyokong sel jamur. Hal tersebut sangat berbeda dari dinding sel tumbuhan yang terbuat dari bahan selulosa. A. Struktur jamur Dilihat dari struktur tubuhnya, jamur memiliki ciri-ciri yang berguna untuk mengenal apakah suatu organisme merupakan jamur atau bukan. Organisme yang termasuk jamur bisa terdiri atas satu sel maupun terdiri atas banyak sel. Jamur yang bersel tunggal (uniseluler), misalnya adalah ragi (Saccharomyces cereviceae). Sedangkan jamur yang tubuhnya bersel banyak (multiseluler) bisa berupa jamur mikroskopis maupun jamur makroskopis. Jamur mikroskopis adalah jamur yang hanya bisa dilihat dengan mikroskop, karena memiliki ukuran tubuh yang sangat kecil. B. Reproduksi Fungi Cara reproduksi jamur sangat bervariasi. Meskipun demikian, reproduksi jamur umumnya terjadi dalam 2 cara, yaitu secara seksual (perkembangbiakan generatif) dan secara aseksual (perkembangbiakan vegetatif ). Perkembangbiakan jamur secara generatif adalah perkembangbiakan yang diawali dengan peleburan gamet (sel-sel kelamin), yang didahului dengan penyatuan 2 hifa yang berbeda, yang disebut konjugasi. Seperti halnya reproduksi seksual, reproduksi aseksual juga dapat terjadi melalui beberapa cara. Cara reproduksi yang



paling sederhana adalah dengan pembentukan tunas (budding) yang biasa terjadi pada jamur uniseluler, misalnya ragi (Saccharomyces cerevisiae). Pada reproduksi dengan cara ini, jamur membentuk semacam sel berukuran kecil yang kemudian tumbuh menjadi sel ragi dengan ukuran sempurna yang akhirnya terlepas dari sel induknya menjadi individu baru. Selain dengan tunas, reproduksi aseksual juga dapat terjadi dengan fragmentasi dan spora aseksual. Fragmentasi adalah pemotongan bagian-bagian hifa dan setiap potongan tersebut dapat tumbuh menjadi hifa baru. Reproduksi jamur secara fragmentasi diawali dengan terjadinya pemisahan hifa dari sebuah miselium. Selanjutnya hifa tersebut akan tumbuh dengan sendirinya menjadi miselium baru. Pada kondisi tertentu, hifa akan terdegeneralisasi menjadi sporangia(penghasil spora aseksual). Cara reproduksi aseksual yang lain adalah dengan spora yang disebut spora aseksual. Spora aseksual adalah spora yang dihasilkan dari pembelahan secara mitosis. Pembentukan spora aseksual pada jamur terjadi melalui spora yang dihasilkan oleh hifa tertentu. Spora tersebut merupakan sebuah sel reproduksi yang dapat tumbuh langsung menjadi jamur. Hal ini mirip dengan perkecambahan biji pada tumbuhan tingkat tinggi. Menurut Pelczar (1986), bahwa spora seksual yang dihasilkan dari peleburan dua nukleus. Ada beberapa spora seksual yaitu: 1. Aksospora: Spora bersel satu ini terbentuk di dalam pundi atau kantung yang dinamakan askus. Biasanya terdapat delapan askospora di dalam setiap askus. 2. Basidiospora: Spora bersel satu ini terbentuk di atas struktur berbentuk gada yang dinamakan basidium. 3. Zigospora: merupakan spora besar berdinding tebal yang terbentuk apabila ujungujung dua hifa yang secara seksual serasi, disebut juga gametangin, pada beberapa cendawan melebur. 4. Oospora: Spora ini terbentuk di dalam struktur betina khusus yang disebut ooginium, pembuahan telur atau oosfer oleh gamet jantan yang terbentuk di dalam anteredium mengasilkan oospora. C. Klasifikasi Fungi Terdapat 3 pengelompokan besar kelas pada Fungi diantaranya ; 1. Kelas Myxomycetes Ciri-ciri jamur lendir ;



a) Tubuhnya berbentuk lendir, sehingga disebut jamur lendir. b) Dalam keadaan vegetatif tubuhnya berupa masa protoplasma telanjang yang bergerak sebagai ameba, disebut plasmodium. Plasmodium akan membentuk sporangium yang menghasilkan spora. c) Spora dapat berkecambah dalam air atau substrat basah menjadi sel kembar yang disebut miksoflagellata. d) Miksoflagellata dapat berkembang menjadi miksoameba setelah bulu cambuknya lenyap. Selanjutnya pembiakan generatif dapat terjadi jika dua miksoameba mengadakan perkawinan menjadi amebazigot. 2. Kelas Phycomycetes Phycomycetes hidup di dalam air umumnya sebagai parasit atau saprofit pada hewan maupun tumbuhan air, namun ada juga yang hidup di darat. Phycomycota memliki miselium yang berwarna putih dan tidak mempunyai sekat-sekat, jika setelah tua akanberubah warna menjadi coklat kekuning-kuningan. Phycomycetes memiliki sel yang telanjang dan cenderung berpisah-pisah. Hifanya bersifat senositik atau tidak bersepta sering disebut thalus soenositik yang dapat hidup di darat atau pada medium tertentu. 3. Kelas Eumycetes Eumycetes memiliki ciri miselium bercabang-cabang dan bersepta atau bersekat, dinding selnya terdiri dari khitin. Pembiakan vegetatif dengan spora yang terbentuk endogen di dalam askus, atau eksogen pada basidium. Pembentukan askus dan basidium merupakan sifat-sifat yang spesifik dan menjadi dasar dalam mengklasifikasikan Eumycetes ke dalam takson yang lebih kecil. a) Anak kelas Ascomycetes b) Anak kelas Basidiomycetes c) Anak kelas Deuteromycetes IV.



ALAT DAN BAHAN



NO



ALAT



BAHAN



1



Mikroskop



Aquadest



2



Objek glass



Jamur tempe, jamur roti, jamur nasi



3



Deck glass



Jamur yang tergenang diatas air



4



Silet



Specimen jamur



5



Cawan petri



6



Pipet tetes



7



Tusuk gigi



8



Gelas arloji



9



Lap/tissue



10



Alat tulis



11



Kamera



V.



LANGKAH KERJA



1. Pada bahan cair gunakan pipet tetes untuk diteteskan pada objek glass kemudian tutup dengan deck glass. 2. Pada bahan kering seperti roti berjamur, tongkol jagung berjamur, nasi berjamur gunakan pinset untuk mengambil sampel jamurnya. Sampel tersebut letakkan pada objek glass kemudian ditetesi dengan aquadest lalu ditutup dengan deck glass. 3. Amati dengan mikroskop 4. Ambil dan dokumentasikan gambar jamur yang ditemukan. VI.



HASIL PENGAMATAN



NO



JAMUR



1



Rhizopus aryzae (tempe)



2



Aspergillius oryzae (Roti)



GAMBAR



3



Rhizopus oligospirus (Nasi)



VII.



PEMBAHASAN



1. Rhizopus oryzae (Tempe) a) Morfologi Hidupnya berkoloni dan berwarna putih dan berangsur-angsur berwarna hitam bila telah masak. Rhizoid terletak pada posisi yang sama dengan sporangiosfor. Dindingnya halus dan terkadang sedikit kasar. b) Anatomi Kolumela oval hingga bulat, sporanya bulat, oval, elips atau silinder. Jamur ini dapat menghasilkan asam laktat. c. Reproduksi Reproduksi dengan pembentukan spora. Dan dari spora yang dihasilkan akan dapat menghasilkan individu baru. d. Habitat Habitatnya berada di darat, di bagian tanah yang lembab ataupun di sisa organisme yang telah mati. e. Peranan Dapat menghasilkan asam laktat dan dapat menguraikan lemak menjadi asam amino. Jamur ini dapat digunakan sebagai bahan pangan seperti pada tempe. f. Klasifikasi Kingdom : Fungi



Divisi



: Zygomycota



Clas



: Zigomycetes



Ordo



: Mucorales



Famili



: Mucoraceae



Genus



: Rhizopus



Spesies



: Rhizopus oryzae



2. Aspergillius oryzae (Roti) a) Morfologi Hifa pada tumbuhan ini bersekat, serta sporanya yang terlihat tidak memiliki flagel. Bagian kepala konidia berbentu bulat. b) Anatomi Termasuk tumbuhan bersel satu atau bersel banyak, yang bersel satu terdapat pada khamir. c) Reproduksi Reproduksi vegetatifnya dengan membentuk tunas, serta reproduksi generatifnya dengan membentuk spora. d) Habitat Habitatnya berada di darat, di tempat yang lembab dan menempel pada sisa organisme yang mati. e) Peranan Dapat menjadi parasit yang dapat menimbulkan penyakit. f) Klasifikasi Kingdom : Fungi Divisi



: Ascomycota



Clas



: Eurotiomycetes



Ordo



: Eurotiales



Famili



: Trichocomaceae



Genus



: Aspergillus



Spesies



: Aspergillus oryzae



3. Rhizopus oligospirus (Nasi) Rhizopus oligosporus merupakan kapang dari filum Zygomycota yang banyak menghasilkan enzim protease. R. oligosporus banyak ditemui di tanah, buah, dan sayuran yang membusuk, serta roti yang sudah lama dan juga terdapat dalam nasi. R. oligosporus termasuk dalam Zygomycota yang sering dimanfaatkan dalam pembuatan tempe dari proses fermentasi kacang kedelai, karena R. oligosporus yang menghasilkan enzim fitase yang memecah fitat membuat komponen makro pada kedelai dipecah menjadi komponen mikro sehingga tempe lebih mudah dicerna dan zat gizinya lebih mudah terserap tubuh. Fungi ini juga dapat memfermentasi substrat lain, memproduksi enzim, dan mengolah limbah. Salah satu enzim yang diproduksi tersebut adalah dari golongan protease. Superdomain : Biota Superkerajaan : Eukaryota Kerajaan



: Fungi



Filum



: Mucormycota



Upadivisi



: Mucoromycotina



Ordo



: Mucorales



Famili



: Mucoraceae



Genus



: Rhizopus



Spesies



: Rhizopus oligosporus



VIII. KESIMPULAN Adapun kesimpulan dari percobaan ini, ciri-ciri dari tumbuhan thallophyta yaitu akar, batang, dan daun belum bisa dibedakan, sudah memiliki membran inti dan plastid, sel-selnya mempunyai membran yang terdiri atas kitin. Habitatnya lebih dominan ditempat yang lembab, di laut, dan di air tawar. Yang termasuk dalam algae yaitu memiliki klorofil dan dapat berfotosintesis dan menghasilkan makanan sendiri. Pada jamur yaitu tidak memiliki klorofil dan tidak dapat melakukan proses fotosintesis. Simbiosis antara algae dan jamur ini menghasilkan lumut kerak yang memiliki klorofil dan dapat melakukan proses fotosintesis. Simbiosis yang terjadi antara algae dan jamur yaitu, algae memberikan hasil fotosintesis pada jamur dan jamur memberikan unsur hara kepada algae. Lumut kerak ini dapat mengikat nitrogen bebas. IX.



SOAL



1. Tuliskan dan gambarkan kembali struktur Fungi secara umum, dan jelaskan fungsi dari tiap-tiap bagian yang ada pada tubuh jamur ! Jamur :







Struktur tubuh fungi terdiri atas sel eukariotik yang tersusun oleh dinding sel yang mengandung zat kitin. Uniknya zat kitin pada jamur mirip dengan zat kitin pada kerangka luar athropoda sobat. Zat kitin ini tersusun atas polisakarida, sifatnya kuat dan fleksibel.







Benang-benang halus yang menyusun tubuh jamur disebut dengan hifa.







Hifa pada jamur dapat bercabang-cabang yang nantinya akan membentuk jaringan yang disebut miselium.







Miselium ini yang akan membentuk jalinan hingga terbentuknya tubuh buah seperti pada jamur merang.







Selain itu, hifa pada jamur juga memiliki pembatas atau sekat antar sel yang disebut septa. Septa pada jamur memiliki pori yang cukup besar sehingga organel sel dapat mengalir dari sel ke sel lainnya.







Pada beberapa jenis jamur, hifa tidak memiliki sekat yang disebut dengan hifa asepta. Hifa ini merupakan massa sitoplasma yang panjang dan mengandung ratusan hingga ribuan nucleus yang disebut dengan hifa senositik. Inti sel yang jumlahnya banyak disebabkan pembelahan inti sel yang berulang tanpa disertai pembelahan sitoplasma.







Adapun hifa yang bercabang-cabang dan membentuk miselium memungkinkan jamur mengabsorbsi nutrisi lebih banyak.







Jamur yang sifatnya parasitisme memiliki hifa yang termodifikasi yang dinamakan dengan haustorium.







Nah, haustorium ini memiliki ujung yang fungsinya menembus jaringan host dan mengabsorbsi nutrisi dari host.







Adapun hifa pada sebagian miselium berdiferensiasi membentuk alat reproduksi yang fungsinya menghasilkan spora. Miselium ini dinamakan dengan miselium generative.



2. Apakah yang dimaksud dengan Spora Aseksual dan Spora Seksual ?. Jelaskan apa saja yang termasuk didalamnya. Jawab : Berikut dibawah ini adalah lima macam spora aseksual pada jamur, antara lain: -



Konidiospora / Konidium / konidia. Spora konidiospora merupakan spora aseksual yang paling banyak ditemukan pada fungi / jamur. Konidiospora / konidium dibentuk di di ujung atau di sisi suatu hifa khusus. Susunan atau letak dari konidium pada konidiofornya dapat bervariasi. Konidium kecil bersel satu disebut mikrokonidia.



-



Sporangiospora. Sporangiospora merupakan spora bersel satu. Sporangiospora terbentuk di dalam kantung yang disebut sporangium, yang terletak di ujung hifa khusus yang disebut sporangiofor. Sporangiospora ada yang dapat bergerak menggunakan flagella disebut zoospore dan ada pula yang tidak dapat bergerak disebut aplanospora. Sporangiospora ada yang motil disebut zoospora dan ada yang non motil disebut motilitas. Motilitas dari zoospora disebabkan adanya flagella.



-



Arthrospora / oidium /oidospora / oidia. Spora ini merupakan spora yang terbentuk karena terputusnya sel – sel hifa. Arthrospora / oidium /oidospora / oidia bersel resisten terhadap keadaan lingkungan yang buruk.



-



Klamidospora. Spora ini terbentuk dari penebalan bagian-bagian tertentu dari suatu hifa somatik. Klamidospora adalah spora aseksual bersel satu yang berdinding tebal yang dibentuk ketika keadaan lingkungan tidak menguntungkan bagi pertumbuhan jamur. Spora ini sangat tahan terhadap lingkungan yang ekstrim seperti kekeringan dan paparan bahan kimia. Jadi spora ini sangat resisten terhadap keadaan lingkungan yang buruk.



-



Blastospora. Blastopora merupakan kuncup atau tunas pada jamur uniseluler yaitu khamir, yang terdapat pada sel ragi. Blastopora aseksual dapat ditemukan pada sel-sel ragi.



Selain reproduksi spora aseksual diatas, jamur juga masih mempunyai sistem reproduksi yang lain yakni sistem reproduksi seksual. Sistem reproduksi seksual yang terjadi pada fungi mempunyai pola yang sama dengan eukariot tingkat tinggi. Proses reprosuksinya diawali dengan terjadinya plasmogami, yaitu penyatuan sitoplasma dari dua individu yang cocok dimana sitoplasma yang bersatu tersebut masing-masing membawa inti yang terkandung di dalamnya. Kariogami adalah penyatuan atau fusi nukleus dari kedua individu untuk membentuk nucleus yang diploid. Kariogami dapat langsung terjadi setelah plasmogami tetapi dapat pula ditunda. Penundaan kariogami ini sering terjadi pada beberapa fungi tingkat tinggi, sehingga dalam perkembangannya pada miselium dapat dilihat sel-sel yang berinti Dua (binukleat). Setelah terjadi kariogami, proses selanjutnya adalah terjadinya meiosis yang akan menghasilkan materi genetik, reduksi,dan pembelahan sel yang menghasilkan empat sel haploid. Sel - sel reproduksi yang dihasilkan dengan cara ini disebut spora Seksual. Spora ini disebut spora seksual karena dihasilkan melalui proses penyatuan dua inti dari individu yang berbeda.



3. Berdasarkan jenis Fungi yang telah anda amati, identifikasi jenis dan cara Reproduksinya ! Jawab : -



Rhizopus oryzae (Tempe)



Reproduksi dengan pembentukan spora. Dan dari spora yang dihasilkan akan dapat menghasilkan individu baru. -



Aspergillius oryzae (Roti)



Reproduksi vegetatifnya dengan membentuk tunas, serta reproduksi generatifnya dengan membentuk spora. -



Rhizopus oligospirus (Nasi)



Reproduksi Rhizopus oryzae secara aseksual dengan spora nonmotil yang dihasilkan oleh sporangium, sedangkan reproduksi seksualnya dengan cara konjugasi.



X.



DAFTAR PUSTAKA



Tjitrosoepomo Gembong. 1998. Taksonomi Tumbuhan Rendah, Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Sianipa Prowel. 2010. Biologi. Yogyakarta: Pustaka Publisher.



Medan, 03 Desember 2021 Dosen Mata Kuliah



Mahasiswa,



(Khairuna, M. Pd)



(Putri Humaira)



I.



JUDUL PRAKTIKUM



PENGAMATAN MIKROSKOPIS SPORANGIUM DAN SPORA PADA BRYOPHYTA II.



TUJUAN



1. Untuk mengetahui ciri-ciri tumbuhan yang tergolong tumbuhan lumut. 2. Untuk mengidentifikasi bentuk morfologi gametofit dan sporofit lumut pada Divisi Bryophyta. 3. Untuk mengamati klasifikasi lumut melalui amatan mikroskopis dan makroskopis. 4. Untuk mengetahui bentuk sporangium dan spora pada Bryophyta III.



TINJAUAN PUSTAKA Lumut (dalam bahasa yunani : bryophyta) adalah sebuah divisi tumbuhan yang hidup



didarat, yang umumnya berwarna hijau dan berukuran kecil (dapat tidak tampak dengan bantuan lensa), dan ukuran lumut yang terbesar adalah kurang dari 50 cm. Lumut ini hidup pada batu, kayu gelondongan, pepohonan, dan ditanah. Lumut tersebar hampir diseluruh belahan dunia, terkecuali didalam laut. Lumut mempunyai sel-sel plastid yang dapat menghasilkan klorofil A dan B, sehingga dapat membuat makanan sendiri dan bersifat autotrof. Lumut termasuk kedalam kingdom plantae, yang mana kingdom plantae meliputi semua organisme yang multiseluler dan telah berdiferensiasi, eukariotik, dan dinding selnya mempunyai selulosa. Organisme yang termasuk kedalam plantae ini hampir seluruhnya bersifat autotrof (membuat makanan sendiri) dengan bantuan cahaya matahari saat proses fotosintesis. Lumut merupakan kelompok tumbuhan yang telah beradaptasi dengan lingkungan darat. Kelompok tumbuhan ini penyebarannya menggunakan spora dan telah mendiami bumi semenjak kurang lebih 350 juta tahun yang lalu. Pada masa sekarang ini Bryophyta dapat ditemukan di semua habitat kecuali di laut 1 Dalam skala evolusi lumut berada di antara ganggang hijau dan tumbuhan berpembuluh (tumbuhan paku dan tumbuhan berbiji). Persamaan antara ketiga tumbuhan tersebut adalah ketiganya mempunyai pigmen fotosintesis berupa klorofil A dan B, dan pati sebagai cadangan makanan utama.



IV.



ALAT DAN BAHAN



NO



ALAT



BAHAN



1



Mikroskop



Lumut (divisi Bryophyta)



2



Lup



Aweta Marchantia polymorpha



3



Baki



4



Objek glass



5



Cover glass



V.



LANGKAH KERJA



1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan. 2. Amatilah bentuk morfologi lumut yang anda temukan dengan menggunakan lup. Lalu gambarkan hasil pengamatan. 3. Ambil sebagian lumut dan letakkan pada objek glass, teteskan aquadest. Lalu tutup dengan cover glass. Amati bagian sporofit nya dibawah mikroskop. 4. Gambarkan hasil pengamatan dan berikan keterangan pada gambar dengan jelas. 5. Bahas hasil pengamatan. VI.



HASIL PENGAMATAN



Lumut Daun (Pogonatum cirrhatum) VII.



PEMBAHASAN



Lumut sejati atau disebut juga Lumut daun atau Bryophyta juga nama lainnya yaitu Musci adalah anggota tumbuhan tidak berpembuluh dan tumbuhan berspora yang termasuk dalam superdivisi tumbuhan lumut atau Bryophyta. Lumut ini disebut sebagai lumut sejati,



karena



bentuk



tubuhnya



seperti



tumbuhan



kecil



yang



memiliki



bagian akar (rizoid), batang, dan daun. Lumut ini merupakan kelompok lumut terbanyak dibandingkan lumut lainnya, yaitu sekitar 10 ribu species. Kurang lebih terdapat 12.000 jenis lumut daun yang ada di alam ini. Lumut daun merupakan tumbuhan kecil yang mempunyai batang semu dan tumbuhnya tegak. Lumut ini tidak melekat pada substratnya, tetapi mempunyai rizoid yang melekat pada tempat tumbuhnya. Bentuk daunnya berupa lembaran yang tersusun spiral. Contoh species lumut daun yang terkenal adalah lumut gambut atau Sphagnum sp. menutup paling tidak 30% permukaan daratan di bumi, dengan kerapatan tertinggi terdapat di kutub utara. Gambut pada lapisan tanah gambut yang tebal dapat mengikat senyawa karbon organik dan mekanisme ini sangat penting untuk menstabilkan konsentrasi karbondioksida di atmosfer bumi, sehingga mengurangi dampak efek rumah kaca. 1. Habitat Di tempat-tempat lembab dan sedikit basah. 2. Ciri-ciri -



Spora berbentuk runcing dan kecil.



-



Filoidnya rapat.



-



Anteridium dan arkegonium berbentuk runcing



3. Morfologi -



Kaliptra adalah ujung spora yang menutupi sporangium.



-



Kapsul adalah tangkai yang mendukung arkegonium dan antheridium.



-



Filoid adalah bagian lumut yang menyerupai daun.



-



Rhizoid adalah bagian dari lumut yang berfungsi menyerap zat-zat hara.



-



Sporangium adalah kotak spora.



-



spora adalah alat perkembangbiakan.



4. Anatomi -



Mempunyai sel-sel dengan plastida yang menghasilkan klorofil a dan b.



-



Dinding sel terdiri atas selulosa.



-



Kapsul spora tegak/mendatar.



5. Reproduksi Sel-sel kelamin jantan (sel sperma) dihasilkan dari anteridium dan sel-sel kelamin betina (sel telur atau ovum) terletak di dalam arkegonium. Kedua organ penghasil sel kelamin ini terletak di bagian puncak dari tumbuhan. Anteridium yang masak akan melepas sel-sel



sperma. Sel-sel sperma berenang (pembuahan terjadi apabila kondisi lingkungan basah) menuju arkegonium untuk membuahi ovum. Ovum yang terbuahi akan tumbuh menjadi sporofit yang tidak mandiri karena hidupnya disokong oleh gametofit. Sporofit ini diploid (x = 2n) dan berusia pendek (3-6 bulan untuk mencapai tahap kemasakan). Sporofit akan membentuk kapsula yang disebut sporogonium pada bagian ujung. Sporogonium berisi spora haploid yang dibentuk melalui meiosis. Sporogonium masak akan melepaskan spora. Spora tumbuh menjadi suatu berkasberkas yang disebut protonema. Berkas-berkas ini tumbuh meluas dan pada tahap tertentu akan menumbuhkan gametofit baru. 6. Peranan -



sebagai obat.



-



menyerap air hujan.



7. Klasifikasi Regnum : Plantae Divisi : Bryophyta Class : Musci Ordo : Bryales Famili : Pogonataceae Genus : Pogonatum Spesies : Pogonatum cirratum VIII. KESIMPULAN Lumut sejati atau disebut juga Lumut daun atau Bryophyta juga nama lainnya yaitu Musci adalah anggota tumbuhan tidak berpembuluh dan tumbuhan berspora yang termasuk dalam superdivisi tumbuhan lumut atau Bryophyta. Lumut ini disebut sebagai lumut sejati,



karena



bentuk



tubuhnya



seperti



tumbuhan



kecil



yang



memiliki



bagian akar (rizoid), batang, dan daun. Lumut ini merupakan kelompok lumut terbanyak dibandingkan lumut lainnya, yaitu sekitar 10 ribu species. Kurang lebih terdapat 12.000 jenis lumut daun yang ada di alam ini. Lumut daun merupakan tumbuhan kecil yang mempunyai



batang semu dan tumbuhnya tegak. Lumut ini tidak melekat pada substratnya, tetapi mempunyai rizoid yang melekat pada tempat tumbuhnya. Bentuk daunnya berupa lembaran yang tersusun spiral. IX.



SOAL



1. Jelaskan ciri-ciri sporofit lumut yang anda amati ! Jawab : Bentuk tubuhnya seperti tumbuhan kecil yang memiliki bagian akar (rizoid), batang, dan daun. Lumut daun merupakan tumbuhan kecil yang mempunyai batang semu dan tumbuhnya tegak. Lumut ini tidak melekat pada substratnya, tetapi mempunyai rizoid yang melekat pada tempat tumbuhnya. Bentuk daunnya berupa lembaran yang tersusun spiral. 2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan fase Gametofit dan Fase Sporofit pada Metagenesis lumut ! Jawab : Fase Gametofit adalah fase tumbuhan mengahsilkan gamet. Fase Sporofit adalah fase tumbuhan menghasilkan Spora. Pada lumut sporofit masih melekat pada gametofitt yang terdiri dari dasar dan tangkai menjulur yang ujungnya mengembung menyerupai vase yang disebut kapsul. 3. Bandingkan masing-masing perbedaan metagenesis lumut yang anda amati, melalui skema yang sederhana ! (klasifikasikan lumut yang telah diamati terlebih dahulu) Jawab : Lumut sejati atau disebut juga Lumut daun atau Bryophyta juga nama lainnya yaitu Musci adalah anggota tumbuhan tidak berpembuluh dan tumbuhan berspora yang termasuk dalam superdivisi tumbuhan lumut atau Bryophyta. Pada tumbuhan lumut daun misalnya, spora tumbuh menjadi protonema, protonema tumbuh menjadi tumbuhan lumut, tumbuhan lumut akan menghasilkan anteridium (alat perkembangbiakan jantan) dan arkegonium (alat perkembangbiakan betina). Anteridium akan menghasilkan sperma, dan arkegonium akan menghasilkan ovum 4. Apa yang dimaksud dengan istilah berikut: a) Sporogonium



b) Arkegoniofor c) Anteridofor d) Kaliptra e) Arkegonium f) Anteridium g) Keranjang eram Jawab : a) Sporogonium adalah kotak spora berbentuk kapsul pada lumut. Merupakan hasil dari pertumbuhan zigot. b) Arkegoniofor adalah cabang gametofit betina pada lumut hati yang berbentuk jejari dan mengandung arkegonium pada bagian bawah cakramnya. c) Anteridiofor adalah cabang pada gametofit jantan yang berupa struktur seperti paying dengan puncaknya membentuk cakram. d) Kaliptra (bahasa Inggris: calyptra) adalah bagian paling ujung dari akar yang berfungsi untuk melindungi akar terhadap kerusakan saat menembus tanah dan batuan. Kaliptra juga disebut tudung akar. Secara sederhana, kaliptra dapat dikatakan sebagai sarung pelindung akar. e) Arkegonium adalah gamet betina yang berbentuk seperti botol dan mengandung sel ovum, sedangkan anteredium adalah gamet jantan tabg berbentuk bulat dan mengandung sel spermatozoid. f) Anteridium atau anterida adalah struktur organ reproduksi jantan yang bersifat haploid. Struktur tersebut di dalamnya memproduksi gamet yang disebut anterozoid atau sperma. Anteridium terdapat pada fase gametofit dalam sebuah siklus hidup seperti pada bryophyta, paku-pakuan, serta pada Psilotopsida. g) keranjang Eram atau piala eram adalah kepala atau mangkok.



X.



DAFTAR PUSTAKA



Sudarsono, dkk. (2005). Taksonomi Tumbuhan Tinggi. Malang : Universitas Negeri Malang. Gembong Tjitrosoepomo. (2005). Taksonomi Tumbuhan. Yogyakarta : Gadja Mada University Press.



Medan, 03 Desember 2021 Dosen Mata Kuliah



Mahasiswa,



(Khairuna, M. Pd)



(Putri Humaira)



I.



JUDUL PRAKTIKUM



PENGAMATAN MIKROSKOPIS SPORANGIUM DAN SPORA PADA PTERIDOPHYTA II.



TUJUAN



1. Mengetahui organ vegetatif dan generatif pada tumbuhan paku. 2. Mengetahui struktur reproduksi pada Pteridophyta. 3. Mendeskripsikan sporangium dan spora pada Pteridophyta III.



TINJAUAN PUSTAKA Tumbuhan paku merupakan anggota dari keluarga tumbuhan yang kuno. Fosil



tumbuhan paku awal diperkirakan ada pada mula mesozoic era, yaitu sekitar 360 juta tahun yang lalu. Tumbuhan paku lebih tua daripada binatang di darat dan juga dinosaurus (Home,1998). Kelompok tumbuhan ini terdiri dari 20.000 spesies yang diklasifikasikan dalam phylum atau divisi. Pteridophyta, juga dikenal sebagai Filicophyta. Kelompok ini mewakili Polypodiophyta (Polypodiopsida) saat dijadikan sebagai subdivisi Lycophyta yang masih primitif dalam hal terdapatnya daun sesungguhnya (megaphyll), dan berbeda dengan tumbuhan berbiji yang lebih maju (Gymnospermae dan Angiospermae) karena tidak adanya biji. Seperti tumbuhan berpembuluh lainnya, paku mempunyai daur hidup yang dapat dikenali dengan adanya fase diploid sporofit dan haploid gametofit. Selain memiliki daun sejati, tumbuhan paku memiliki batang dan akar. Batang dari tumbuhan paku biasanya setengah berkayu, dapat tumbuh tegak maupun mendatar. Akar merupakan struktur non-fotosintetik yang tumbuh di dalam tanah yang berfungsi menyerap air dan nutrisi dari dalam tanah. Bentuk daun paku berwarna hijau dan berfungsi sebagai tempat berfotosintesis bagi tumbuhan ini. Daun ini biasanya tersusun dalam fronds, daun muda memiliki tipe yang menggulung. Dapat dibedakan menjadi 2 jenis yaitu: 1. Tropofil: adalah daun yang tidak memproduksi spora tetapi hanya dapat memproduksi gula dari hasil fotosintesis. Analog dengan daun dari tumbuhan berbiji. 2. Sporofil: adalah daun yang memproduksi spora. Sporofil ini tidak mengalami spesialisasi karena tampak sama dengan tropofil dan menghasilkan gula dari hasil fotosintesis. IV.



ALAT DAN BAHAN



NO



ALAT



BAHAN



1



Lup



Adiantum peruvianum (suplir)



2



Mikroskop



Polypodium olycyrriza



3



Papan bedah



Ptyrogramma calomenalos (pakup perak)



4



Cutter



Pteris longifolia



5



Alat tulis warna



Nephrolepis bisserata (paku harupat)



6



Asplenium nidus (paku sarang burung)



V.



LANGKAH KERJA



1. Amati bentuk Daun, Batang dan akar pada tanaman paku. 2. Cari sporangium dan spora taksa Pteridophyta terpilih dengan menggunakan mikroskop strero atau kaca pembesar. 3. Amati spora yang sudah ditemukan dengan mikroskop stero. 4. Dokumentasikan. 5. Bandingkan hasil pengamatan dengan gambar pembanding. 6. Gambarkan dan catat hasil pengamatan. 7. Susunlah urutan klasifikasi masing-masing tanaman paku tersebut. 8. Buatlah laporan VI. NO



HASIL PENGAMATAN NAMA



GAMBAR



GAMBAR MIKROSKOP



1



Polypodium Glycyrrhiza



2



Paku Harupat (Nephrolepis Bisserata)



3



Suplir (Adiantum Peruvianum)



4



Paku Sarang Burung (Asplenium Nidus)



VII.



PEMBAHASAN



1. Polypodium glycyrrhiza Polypodium glycyrrhiza, umumnya dikenal sebagai pakis licorice, pakis berkaki banyak, dan akar manis, adalah pakis gugur musim panas yang berasal dari Amerika Utara bagian barat, di mana ia ditemukan di tempat yang teduh dan lembab. Kingdom: Plantae Subkingdom: Tracheobionta Divisi: Pteridophyta Kelas: Pteridopsida Subkelas: Polypoditae



Ordo: Polypodiales Famili: Polypodiaceae Genus: Polypodium Spesies: Polypodium glycyrrhiza D.C. Eaton 2. Paku Harupat (Nephrolepis Bisserata) Paku pedang (Nephrolepis) merupakan sekelompok tumbuhan paku dengan sekitar 40 jenis yang mudah dikenali karena entalnya memanjang berbentuk pedang. Terna epifit atau setengah epifit, mudah dijumpai tumbuh di tepi-tepi sungai, tebing, atau pada batang palem serta pohon lain. Rimpangnya tipis, menyerupai akar. Dari rimpangnya tumbuh ental yang memanjang, dapat mencapai 1,5m panjang, dengan anak-anak daun tersusun menyirip tunggal, mirip pedang atau mata tombak. Dalam taksonomi saat ini, Nephrolepis dimasukkan dalam suku Lomariopsidaceae, walaupun banyak yang menganggap Nephrolepis lebih baik dikelompokkan sebagai genus tunggal dari suku Nephrolepidaceae. Sistem lain memasukkannya ke dalam Davalliaceae. Di Indonesia dan daerah Asia tropis lainnya, Nephrolepis mudah dijumpai di rumah-rumah atau kebun. Tumbuhan ini mudah beradaptasi karena bersifat epifit dan memiliki rimpang yang tahan kering yang menjalar ke mana-mana. Beberapa jenisnya, seperti Nephrolepis exaltata, N. duffii, dan N. cordifolia, dikenal sebagai tanaman hias populer dan memiliki banyak kultivar. N. biserrata biasa dijumpai di batang-batang palem di kebun atau hutan. Kerajaan: Plantae Divisi: Pteridophyta Kelas: Pteridopsida Ordo: Polypodiales Famili: Lomariopsidaceae Genus: Nephrolepis Spesies: Nephrolepis Bisserata 3. Suplir (Adiantum Peruvianum)



Adiantum peruvianum (biasa disebut juga suplir silver-dolar (atau dolar saja), suplir gung) adalah sejenis tanaman hias paku-pakuan dari marga suplir (Adiantum). Nama jenis peruvianum menunjukkan asal-usulnya, yaitu dari benua Amerika Selatan (Peru dan sekitarnya). Tangkai entalnya berwarna hitam mengkilap dan kaku, dengan helai daun yang relatif besar untuk ukuran suplir, berbentuk agak membulat dan berwarna hijau pucat agak putih (sehingga nama bahasa Inggrisnya adalah silver-dollar, "dollar perak"). Jenis suplir besar ini biasa dijadikan tanaman hias di pekarangan, teras rumah, atau di dalam ruangan. Rimpangnya menjalar lambat di media tumbuh, sehingga membentuk rumpun yang agak rapat. Perbanyakan dapat dilakukan dengan spora (seksual) maupun dengan memecah rumpun (vegetatif). Kerajaan: Viridiplantae Divisi: Pteridophyta Kelas: Polypodiopsida Ordo: Polypodiales Famili: Pteridaceae Genus: Adiantum Spesies: A. peruvianum 4. Paku Sarang Burung (Asplenium Nidus) Paku sarang burung (Asplenium nidus, syn.: A. ficifolium Goldm., Thamnopteris nidus (L.) C. Presl., Neottopteris rigida Feé) merupakan jenis tumbuhan paku jamak ditemui di tempat-tempat yang lembab dan ternaung ini juga populer ditanam sebagai tanaman hias. Ia juga memiliki nama lain seperti kadaka (Sd.); kedaka (Jw.,Btw.); lukut (Bjr.), dan lainnya. Kerajaan: Plantae Divisi: Pteridophyta Kelas: Polypodiopsida Ordo: Polypodiales



Famili: Aspleniaceae Genus: Asplenium Spesies: A. nidus VIII. KESIMPULAN Tumbuhan paku (Pterydophyta) merupakan tumbuhan berkormus dan berpembuluh yang paling sederhana. Terdapat lapisan pelindung sel di sekeliling organ reproduksi, sistem transpor internal, hidup di tempat yang lembap. Akar serabut berupa rizoma, ujung akar dilindungi kaliptra. Sel-sel akar membentuk epidermis, korteks, dan silinder pusat (terdapat xilem dan floem). Batang tumbuhan paku tidak tampak karena terdapat di dalam tanah berupa rimpang, sangat pendek, ada juga yang dapat mencapai 5 meter seperti pada paku pohon atau paku tiang. Daun ketika masih muda melingkar dan menggulung. Beradasarkan bentuk dan ukuran dan susunannya daun tumbuhan paku dibedakan menjadi mikrofil dan makrofil. Berdasarkan fungsinya daun tumbuhan paku dibedakan menjadi tropofil dan sporofil. Spora tumbuhan paku dibentuk dalam kotak spora (sporangium). Kumpulan sporangium disebut sorus. Sorus muda dilindungi oleh selaput yang disebut indusium. Berdasarkan macam spora yang dihasilkan tumbuhan paku dibedakan menjadi tiga yaitu paku homospora (isospora), paku heterospora dan paku peralihan. Paku homospora menghasilkan satu jenis spora misalnya Lycopodium (paku kawat). Paku heterospora menghasilkan dua jenis spora yang berlainan yaitu megaspora (ukuran besar) dan mikrospora (ukuran kecil) misalnya Marsilea (semanggi) dan Selaginella (paku rane). Paku peralihan merupakan peralihan antara homospora dan heterospora menghasilkan spora dengan bentuk dan ukurannya sama tetapi berbeda jenis kelamin misalnya Equisetum debile (paku ekor kuda). Tumbuhan paku bereproduksi secara aseksual (vegetatif) dengan stolon yang menghasilkan gemma (tunas). Gemma adalah anakan pada tulang daun atau kaki daun yang mengandung spora. Reproduksi seksual (generatif) melalui pembentukan sel kelamin jantan (gametangium jantan/anteridium) dan sel kelamin betina (arkegonium). Seperti pada lumut tumbuhan paku juga mengalami pergiliran keturunan (metagenesis). Metagenesis tersebut dibedakan antara paku homospora dan heterospora. Tumbuhan paku dibedakan menjadi empat kelas yaitu Psilotophyta, Lycophyta, Sphenophyta, dan Pterophyta (Filicinae).



Tumbuhan paku juga memiliki banyak sekali manfaat bagi kehidupan manusia. Contonhya digunakan sebagai tanaman hias, untuk sayuran, dan sebagainya. IX.



SOAL



1. Jelaskan dengan skema, metagenesis tumbuhan paku yang anda amati!, dan tentukan fase gametofit dan sporofitnya. Jawab :



Metagenesis Paku : Melalui proses metagenesis, tumbuhan paku akan mengalami siklus hidup yang berbentuk seperti ini : Spora yang mendarat di tempat lembab akan berkembang menjadi protallium. Protallium kemudian akan menghasilkan sel gamet jantan (spermatozoid) dan betina (ovum). Penyatuan antara sperma dan ovum akan menghasilkan zigot. 2. Klasifikasikan jenis tumbuhan paku yang telah anda peroleh dan amati ! apakah tergolong paku homospora, heterospora atau peralihan. Jawab : -



Polypodium glycyrrhiza



Kingdom: Plantae Subkingdom: Tracheobionta Divisi: Pteridophyta



Kelas: Pteridopsida Subkelas: Polypoditae Ordo: Polypodiales Famili: Polypodiaceae Genus: Polypodium Spesies: Polypodium glycyrrhiza D.C. Eaton -



Paku Harupat (Nephrolepis Bisserata)



Kerajaan: Plantae Divisi: Pteridophyta Kelas: Pteridopsida Ordo: Polypodiales Famili: Lomariopsidaceae Genus: Nephrolepis Spesies: Nephrolepis Bisserata -



Suplir (Adiantum Peruvianum)



Kerajaan: Viridiplantae Divisi: Pteridophyta Kelas: Polypodiopsida Ordo: Polypodiales Famili: Pteridaceae Genus: Adiantum Spesies: A. peruvianum -



Paku Sarang Burung (Asplenium Nidus)



Kerajaan: Plantae Divisi: Pteridophyta Kelas: Polypodiopsida Ordo: Polypodiales Famili: Aspleniaceae Genus: Asplenium Spesies: A. nidus 3. Jelaskan peranan masing-masing tumbuhan paku yang anda temui ! Jawab : -



Polypodium glycyrrhiza



Digunakan sebagai tanaman hias. -



Paku Harupat (Nephrolepis Bisserata)\



Sebagai bahan pembuatan obat cacing. Dapat mengobati kanker perut. Digunakan sebagai bahan bangunan di derah-daerah tropis. -



Suplir (Adiantum Peruvianum)



Suplir tidak memiliki nilai ekonomi penting selain sebagai tanaman hias yang bisa ditanam di dalam ataupun di luar ruang. Tumbuhan ini tidak tahan penyinaran matahari langsung. Suplir menyukai media tumbuh yang gembur, kaya bahan organik (humus), dan selalu lembap, namun tidak toleran terhadap genangan. Pemupukan dengan kadar nitrogen lebih tinggi disukainya. Pembentukan spora memerlukan tambahan fosfor dan kalium. Pemeliharaan suplir sebagai tanaman hias harus memperhatikan penyiraman. Kekeringan yang dialami suplir menyebabkan daun mengering dan menggulung. Hal ini tidak bisa diatasi dengan penyiraman karena daun yang kering tidak bisa pulih. Penanganannya adalah dengan membuang seluruh ental yang kering hingga dekat rimpang dan mengganti media tumbuh. Dalam waktu beberapa hari tunas baru akan muncul apabila perawatan dilakukan dengan benar.



-



Paku Sarang Burung (Asplenium Nidus)



Di Taiwan, pucuknya umum dimakan sebagai sayuran, umumnya dimasak dengan cara ditumis. Karena keelokan rupa daunnya yang menjulur memanjang seperti lidah, paku ini pun juga kerap menghiasi taman-taman yang berkonsep tropis.



X.



DAFTAR PUSTAKA



Tjitrosoepomo Gembong. 1998. Taksonomi Tumbuhan Rendah, Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Sianipa Prowel. 2010. Biologi. Yogyakarta: Pustaka Publisher. Gembong Tjitrosoepomo. (2005). Taksonomi Tumbuhan. Yogyakarta : Gadja Mada University Press.



Medan, 03 Desember 2021 Dosen Mata Kuliah



Mahasiswa,



(Khairuna, M. Pd)



(Putri Humaira)