Latihan Soal UTS Kewarganegaraan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Latihan Soal UTS kewarganegaraan 1.



2.



Apa dasar hukum diberikan Mata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan ? - UU Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 37 ayat 2 mengatakan bahwa Mata kuliah Pendidikan Bahasa, Pendidikan Agama dan Pendidikan Kewarganegaraan itu wajib diadakan di tiap perguruan tinggi di Indonesia - Keputusan Dirjen Dikti Nomor 43/DIKTI/KEP/2006 mengatakan bahwa Mata kuliah Pendidikan Bahasa, Pendidikan Agama dan Pendidikan Kewarganegaraan wajib diberikan di tiap Perguruan Tinggi dan berbobot 3 SKS Apa sebabnya dalam kehidupan. Manusia tidak pernah dapat mengelak dari filsafat atau senantiasa berfilsafat ?



3.



- Karena manusia senantisa selalu mempunyai suatu jalan atau cara yang dianggapnya paling benar dan paling baik untuk mencapai suatu kesejahteraan Jelaskan Pancasila sebagai sistem filsafat !



4.



- Pancasila adalah suatu satu kesatuan sistem yang tidak dapat terlepas satu sama lain yang diangkat dari bilai keagamaan dan kebudayaan bangsa Indonesia itu sendiri dan dianggap sebagai suatu cara terbaik utnuk mencapai kesejahteraan oleh masyarakat Indonesia Jelaskan Pancasila sebagai iedologi !



5.



- Pancasila sebagai suatu yang dicita-citakan dan harus dicapai karena diangkat dari nilai-nilai kebudayaan dan keagamaan yang terdapat dalam bangsa Indonesia itu sendiri. Jelaskan Pancasila sebagai identitas nasional !



6.



- Pancasila mengandung nilai-nilai keagamaan dan kebudayaan yang menjadi ciri khas bangsa Indonesia sehingga terlihat berbeda dari bangsa-bangsa lain Jelaskan bahwa Bangsa Indonesia adalah kausa materialis dari Pancasila !



7.



8.



- Asal bahan (kausa materialis) Pancasila diambil dari nilai-nilai yang sudah ada dalam masyarakat Indonesia itu sendiri Lord Acton dari Inggris mengatakan bahwa “Power tends to currupt, but absolutely power corrupts absolutely”, apa artinya ? - Kekuasaan cenderung untuk penyalahgunaan (korupsi), namun kekuasaan mutlak pasti terjadi penyalahgunaan (korupsi). Apa yang dinyatakan dalam paham konstitusionalisme ?



- Menyatakan adanya asas-asas pokok yang membatasi kekuasaan agar tidak bisa disalah gunakan 9. Mengapa muncul paham konsitusionalisme ? - Agar pihak yang memerintah tidak menyalahgunakan kekuasaanya 10. Mengapa konstitusi mencakup juga peraturan tidak tertulis ? - Karena konstitusi membatasi dan mengatur tentang hukum dasar suatu negara dan hukum dasar suatu negara itu terdiri dari peraturan yang tertulis berupa Undang-Undang dan peraturan yang tidak tertulis yaitu aturan penyelenggaraan negara yang terlaksana terus menerus dan berkesinambungan walaupun tidak ada peraturan tertulis yang mengaturnya atau biasa disebut dengan konvensi.



11. Bagaimana dengan Indonesia , apakah menganut konstitusi tertulis dan tidak tertulis atau hanya salah satunya saja ? Jelaskan ! - Indonesia menganut konstitusi tertulis yaitu yang ada dalam Undang-Undang Dasar dan sedangkan yang tidak tertulis adalah konvensi atau aturan penyelenggaraan negara yang dilakukan secara terus menerus walaupun tidak ada peraturan yang menulis 12. Aturan-aturan dasar yang timbul dan terpelihara dalam praktek penyelenggaraan negara dinamakan konvensi. Sebutkan sifat-sifat dari konvensi tersebut dan berikan contohnya ! - Diselenggarakan secara terus menerus dan berkesinambungan - Tidak bertentangan dengan UUD dan berjalan sejajar - Disetujui oleh masyarakat - Sebagai pelengkap UUD - Contohnya : o Pidato kenegaraan presiden tiap tanggal 16 Agustus o Pengambilan keputusan dengan musyawarah mufakat di MPR 13. Apa yang dimaksud dengan konvensi dan berikan sifat-sifatnya ! - Konvensi adalah aturan penyelenggaraan negara yang dilakukan secara terus menerus walaupun tidak ada peraturan tertulis yang mengaturnya - Sifatnya o Diselenggarakan secara terus menerus dan berkesinambungan o Tidak bertentangan dengan UUD dan berjalan sejajar o Disetujui oleh rakyat o Sebagai pelengkap UUD 14. Sebutkan 4 hak dari Franklin Delano Roosevelt yang dikenal dengan The Four Freedom ! - Kebebasan untuk menyampaikan pendapat (Freedom of Speech) - Kebebasan untuk beragama (Freedom of Religion) - Kebebasan dari ketakutan (Freedom from Fear) - Kebebasan dari kemelaratan (Freedom from Want) 15. Jelaskan apa yang disebut dengan konsep Relativisme Kultural ! - Setiap negara mempunyai hak untuk melakukan interpretasi tehadap HAM sesuai dengan kebudayaan dan kondisi masyarakat di masing-masing negara. 16. Setelah Amandemen UUD 1945, HAM diatur dalam BAB berapa dan pasal berapa ? - UU Nomor 39 tahun 1999 Bab I Pasal 28 huruf A-J 17. Bagaimanakah pandangan Friedman mengenai Negara Hukum dan Rule of Law ? - Negara Hukum dan Rule of Law itu berkesinambungan dan saling mengisi satu sama lain karena Rule of Law adalah syarat dibentuknya suatu kekuasaan publik legal dan negara hukum adalah suatu kekuasaan publik yang legal 18. Menurut Albert V. Dickey, Terdapat 3 unsur yang fundamental dari Rule of Law ? - Supremasi aturan-aturan hukum - Kedudukan yang sama dimuka hukum bagi tiap warga negara - Terjaminnya HAM oleh UU dan putusan pengadilan 19. Sebutkan kewajiban negara terhadap warga negaranya ! - Menjamin kesejahteraan dan keamanan warga negaranya - Menjamin HAM warga negaranya sesuai peraturan internsional dengan disesuaikan dengan agama,etika moral dan kebudayaan suatu bangsa 20. Siapa sajakah yang menjadi penduduk menurut pasal 26 UUD 1945 ? - Semua WNI dan orang asing yang tinggal di Indonesia



21. Apa yang dimaksud dengan asas Ius Soli dan Ius Sanguinis dalam asas kewarganegaraan ? - Ius Soli : Berdasarkan tempat kelahiran - Ius Sanguinis : Berdasarkan Hubungan darah 22. Menurut UU No.12 tahun 2006, negara Indonesia menganut asas kewarganegaraan apa dan jelaskan ! - Ius Sanguinis dari fihak ayah dan ibu, jika terjadi perbedaan kearganegaraan antara ayah dan ibunya maka anak tersebut diperbolehkan memilih salah satunya setelah berusia 18 tahun 23. Bagaimanakah seseorang dapat berstatus kewarganegaraan Bipatride dan Apatride - Bipatride : Apabila peraturan 2 negara yang terkait menyatakan bahwa seseorang tersebut termasuk warga negara kedua negara tersebut - Apatride : Apabila peraturan 2 negara yang terkait tidak ada satu pun yang mengakui seseorang tersebut termasuk warga negaranya 24. Sebutkan minimal 3 hal yang diatur dalam konstitusi - Penjaminan HAM - Sistem ketatanegaraan - Tugas,wewenang dan kedudukan lembaga Negara 25. Salah satu fungsi konstitusi adalah membatasi kekuasaan pemerintah dalam negara, Pembatasan tersebut mencakup apa saja, Jelaskan ! - Isi kekuasaan (Tugas dan wewenang) - Waktu berkuasa 26. Sebutkan kesepakatan dasar yang dicapai oleh fraksi-fraksi di MPR berkaitan dengan perubahan UUD 1945 ! - Tidak mengubah pembukaan UUD 1945 - Mempertahankan NKRI - Meempertahankan sistem Presidensial - Penjelasan UUD 1945 mengenail hal-hal normatif dimasukan ke pasal-pasal (Namun setelah amandemen tidak ada lagi) - Perubahan UUD 1945 dilakukan secara addendum 27. Jelaskan sisem politik Pluralisme ! - Pemerintah tidak otonom - Pemerintah sebagai perwujudan keinginan rakyat - Keputusan negara diambil secara demokratis dan bukan inisiatif negara - Fungsi parpol sangat menonjol 28. Jelaskan sistem politik Integralisme ! - Pemerintah bersifat otonom - Bersaifat organis sehingga secara politis meiliki kewenangan untuk menjamin kesejahteraan seluruh rakyat - Sistem yang totaliter - Pemerintah dapat menjurus ke arah totaliter 29. Bagaimana pendat Charter dan Herz tentang sistem politi ? - Sistem politik dibagi menjadi totaliter dan demokrasi, sehingga pasang surut sistem tersebut akan terjadi dalam suatu Negara 30. Bagaimanakah Sistem Politik di Indonesia dengan berlakunya UUD 1945 dalam 2 periode tersebut ? - 1945 – 1949 : sistem demokrasi liberal - 1959 o 1959 – 1966 : Demokrasi Terpimpin o 1966 – 1998 : Demokrasi Pancasila o 1998 – sekarang: Demokrasi Era Reformasi (Tetap Pancasila) 31. Apa yang saudara ketahui tentang Demokrasi? - Berasal dari kata demos yang berarti rakyat dan kratos yang berarti rakyat. Jadi dapat disimpulkan demokrasi



adalah Pemerintahan yang kedaulatan tertingginya berada di tangan rakyat baik secara langsung maupun tidak langsung 32. Jelaskan negara demokrasi menurut Delian Noer ! - Negara yang dlaksanakan sesuai dengan kehendak rakyat karena kedaulatan tertinggi berada di tangan rakyat 33. Menurut Sri Sumantri, demokrasi dapat ditinjau dari 2 segi yaitu dalam arti material dan formal, Jelaskan ! - Arti Material : Demokrasi yang diwarnai oleh falsafat atau ideologi suatu negara - Arti Formal : Demokrasi yang dilakukan secara langsung seperti dalam negara kota Yunani yang dalam perkembangannya menjadi demokrasi tidk langsung atau menjadi demokrasi perwakilan yaitu demokrasi yang dilakukan oleh wakil rakyat yang duduk di lembaga perwakilan 34. Menurut Miriam Budiarjo, demokrasi konstitusional pertama-tama merupakan Rechstaat, Sebutkan ciri-cirinya ! - Perlindungan Konstitusional - Kehakiman yang tidak memihak - Pemilu yang bebas - Kebebasan beroposisi dan berserikat - Kebebasan menyatakan pendapat - Pendidikan kewarganegaraan 35. Apa ciri khas dari demokrasi dan apa hubungannya dengan pemilu ? - Ciri khas demokrasi adalah kekuasaan pemerintah yang dibatasi sehingga tidak dibenarkan untuk bertindak sewenang-sewenang. Hubungannya dengan pemilu adalah masa jabatan penguasa dibatasi dan langsung dipilih oleh rakyat. 36. Jelaskan hak dan kewajiban WNI dalam hal : a. Kemerdekaan berserikat dan berkumpul - Menurut pasal 28 UUD 1945 setiap warga negara berhak untuk membuat segala macam bentuk perserikatan sesuai dengan keinginannya amun tetap harus tidak bertentangan dengan Undang-Undang b. Kemerdekaan memeluk agama - Menurut pasal 29 ayat 2 UUD 1945 negara menjamin tiap warga negara untuk memilih agamanya sendiri tanpa adanya paksaan dari pihak manapun dan menjamin kebebasannya beribadah sesuai dengan keyakinannya masingmasing 37. Jelaskan hak dan kewajiban WNI dalam hal : a. Pembelaan Negara - Menurut pasal 27 ayat 3 UUD 1945 menyatakan bahwa setiap warga negara wajib dan berhak ikut sera dalam hal pembelaan negara b. Pertahanan dan Keamanan Negara - Menurut pasal 30 ayat ayat 1 disebutkan bahwa tiap warga negara wajib dan berhak dalam usaha pertahanan dan keamanan negara - Sedangkan menurut pasal 30 ayat 2 menyatakan bahwa sistem pertahanan dan keamanan negara oleh TNI,POLRI dan rakyat semesta. TNI dan POLRI sebagai kekuatan utama dan rakyat sebagai kekuatan pendukung.



1. Apa Visi dari Pendidikan Kewarganegaraan ?             Sebagai sumber Nilai dan pedoman penyelengaraan program studi dalam mengantarkan mahasiswa mengembangkan kepribadiannya, serta menjadikan warga Negara yang berperan aktif menegakan demokrasi menuju masyarakat madani. 2. Apa Misi dari Pendidikan Kewarganegaraan ?             Supaya mahasiswa mempunyai Imana dan takwa, berbudi luhur, cerdas, terampil, kreatif, berkepribadian mulia, mempunyai etos kerja yang profesional. 3. Apa Kompetensi dari Pendidikan Kewarganegaraan ?             Tercapainya Hakikat Pendidikan, kemampuan warga negara untuk hidup berguna dan bermakna yang mampu mengantisipasi perkembangan dan perubahan masa depannya, serta menumbuhkan wawasan warga negara. 4. Apa yang di maksud dengan Bela Negara ?             Konsep bela negara dapat diartikan secara fisik dan non-fisik, secara fisik dengan mengangkat senjata menghadapi serangan atau agresi musuh, secara non-fisik dapat didefinisikan sebagai segala upaya untuk mempertahankan Negara dengan cara meningkatkan rasa nasionalisme, yakni kesadaran berbangsa dan bernegara, menanamkan kecintaan terhadap tanah air, serta berperan aktif dalam memajukan bangsa dan negara.



5. Apa yang di maksud dengan Bela Negara Indonesia?             Bela negara adalah tekad, sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaan kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dalam menjaminkelangsungan hidup bangsa dan negara. Pembelaan Negara bukan sematamata tugas TNI, tetapi segenap warga negara sesuai kemampuan dan profesinya dalam kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara. 6. Apa ciri-ciri kemampuan Bela Negara yang harus diberikan kepada setiap Warga  Negara Indonesia ? a. meningkatkan kesadaran berbangsa dan bernegara, termasuk menghayati arti demokrasi      dengan menghargai perbedaan pendapat dan tidak memaksakan kehendak b. menanamkan kecintaan terhadap tanah air, melalui pengabdian yang tulus kepada masyarakat        lain. c. berperan aktif dalam memajukan bangsa dan negara dengan berkarya nyata(bukan retorika) d. meningkatkan kesadaran dan kepatuhan terhadap hukum/undang-undang dan menjunjung   



      tinggi hak  azasi manusia e. Pembekalan mental spiritual di kalangan masyarakat agar dapat menangkal pengaruh    pengaruh budaya asing yang tidak sesuai dengan norma-norma kehidupan bangsa indonesia     dengan lebih bertaqwa kepada Allah SWT melalui ibadah sesuai agama/kepercayaan masing- masing 7. Besar substansi kajian kelompok mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan ?             Pendidikan kewarganegaraan ini merupakan mata kuliah wajib dalam membentuk kepribadian warga negara. Pendidikan kewarganegaraan di perguruan tinggi harus terus ditingkatkan guna menjawab tantangan  masa depan. Sehingga para alumni memiliki semangat juang dan ksesadaran Bela Negara yang tinggi sesuai  profesi  masing-masing demi tegak dan utuhnya NKRI . Pendidikan Kewarganegaraan  di perguruan tinggi memberikan pemahaman filosofis dan meliputi pokok-pokok bahasan : Wawasan Nusantara, Ketahanan Nasional, Politik dan Strategi Nasional (POLSTRANAS) 8. Apa definisi dari Demokrasi ? Adalah sebuah bentuk kekuasaan (kratein) dari/oleh/untuk rakyat (demos). Demokrasi adalah bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan suatu negara sebagai upaya mewujudkan kedaulatan rakyat (kekuasaan warganegara) atas negara untuk dijalankan oleh pemerintah negara tersebut.  Salah satu pilar demokrasi adalah prinsip trias politica yang membagi ketiga kekuasaan politik negara (eksekutif, yudikatif dan legislatif) untuk diwujudkan dalam tiga jenis lembaga negara yang saling lepas (independen) dan berada dalam peringkat yg sejajar satu sama lain. Kesejajaran dan independensi ketiga jenis lembaga negara ini diperlukan agar ketiga lembaga negara ini bisa saling mengawasi dan saling mengontrol berdasarkan prinsip checks and balances. 



9. Di dunia ini ada berapa bentuk demokrasi dalam sistem pemerintahan Negara?           a. Demokrasi Pemerintahan Monarki : Monarki mutlak ( absolut ), Monarki Konstitusional, dan            Monarki Parlementer.      b. Demokrasi Pemerintah Republik       c. Demokrasi Presidensial



10. Demokrasi politik bagi aspirasi bangsa Indonesia dalam sila ke berapa di Pancasila,        pemahaman tentang bangsa dan negara, hak dan kewajiban warga negara ?             a. Demokrasi politik bagi aspirasi bangsa Indonesia tertuang dalam sila ke 4             b. Pemahaman tentang Bangsa dan Negara tertuang  dalam sila ke 3             c. Hak dan kewajiban warga Negara tertuang dalam sila ke 5 11. Bagaimana terbentuknya suatu bangsa terutama bangsa Indonesia?             a. Persamaan sejarah yang pernah dijajah oleh Belanda, Portugis dan Jepang             b. Letak Gografis yang saling berdekatan antar pulau di Nusantara             c. Adanya persamaan asal keturunan, adat dan bahasa 12. Apa pengertian suatu negara, khususnya negara Indonesia? a. Negara adlah suatu organisasi dari kelompok atau beberapa kelompok manusia yang



    bersama-sama mendiami suatu wilayah tertentu ( Nusantara) dan mengakui adanya      satu pemerintahan yang mengurus tata tertib serta keselamatan kelompok atau        beberapa kelompok manusia tersebut. b. Negara adalah suatu perserikatan yang melaksanakan satu pemerintahan melalui     hukum yang mengikat masyarakat dengan  kekuasaan  untuk memaksa untuk     ketertiban sosial. Masyarakat ini berada dala satu wilayah tertentu yang membedakannya dari kondisi masyarakat lain diluarnya.             13.Apa hak dan kewajiban warga negara dalam negara Indonesia ?             - Kesamaan kedudukan dalam hukum dan pemerintahan             - Hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan             - Kemerdekaan Berserikat dan Berkumpul             - Kemerdekaan Memeluk Agama             - Hak dan Kewajiban Bela Negara             - Hak Mendapatkan Pengajaran             - Berkebudayaan Nasional             - Kesejahteraan Sosial 14. Apa pengertian Hak Asasi Manusia ?             Hak Asasi Manusia adalah hak dasar yang melekat pada setiap individu manusia sejak lahir hingga akhir hayatnya tanpa bisa diganggu gugat oleh individu lainnya. 15. Sejarah disusunnya HAM ini mengapa ?             Padas tanggal 10 Desember 1948 Resolusi Majelis Umum PBB bersepakat bahwa hak dasar manusia meliputi martabat manusia, SARA, pendidikan,  pekerjaan yang layak, keamanan, kesamaan kedudukan di dalam hukum, berkumpul dan berserikat, pengakuan warga kewarganegaraan dan hak dasar lainnya dilindungi oleh PBB dan wajib dijalankan oleh seluruh Negara di dunia/ 16. Siapa yang pertama kali minta segera dibentuknya "Universal Deklaration of Human Right. (Pernyataan sedunia tentang HAM) ?             Dewan Resolusi Umum PBB 17. Kapan dibentuknya Komisi HAM yang membahas Hak-Hak Asasi Manusia ? 18. Kapan PBB menerima secara bulat hasil kerja Komisi HAM tersebut?             10 Desember 1948 Wawasan Nusantara 19. Mengapa bangsa Indonesia memerlukan alat perekat untuk menjamin tetap tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia ini ?             Karena NKRI merupakan Negara kepulauan dan terdiri dari banyak suku bangsa sehinnga resiko perpecahannya sangat rentan, untuk itu diperlukan alat pemersatu bangsa supaya NKRI tetap utuh.



20. Apa paham kekuasaan bangsa Indonesia ?Mengapa ?             Bangsa Indonesia yang berfalsafah dan berideologi Pancasila menganut paham tentang perang dan damai : “ Bangsa Indonesia cinta damai, akan tetapi lebih cinta kemerdekaan” karena wawasan nasional Indonesia  tidak mengembangkan ajaran tentang kekuasaan dan adu kekuatan, Karena hal tersebut mengandung benih-benih persengketaan dan ekspansionisme. 21. Mengapa bangsa Indonesia dalam penanamaan tentang negara menganut Negara Kepulauan         “Archipelago State atau negara pulau ?             Dikarenakan NKRI terdiri dari pulau-pulau dan lautan tetapi laut tidak di pandang sebagai pemisah melainkan sebagai penghubung sehingga wilayah Negara menjadi satu kesatuan utuh sebagai Tanah Air. 22. Pada saat Indonesia merdeka, hukum laut yang mengatur batas laut setiap pulau yaitu hanya       3 mil laut. Hal ini tidak sesuai dengan keadaan negara Indonesia sebagai negara kepulauan.         Maka bangsa Indonesia berjuang agar tercipta sebagai Negara kepulauanlaut antara pulau       pulau bukan pemisah tetapi pemersatu. Pertanyaannya : Deklasasi apa saja yang diperjuangkan bangsa Indonesia dan apa isinya ?             - Deklarasi Djuanda : Inti dari deklarasi ini adalah penentuan batas lautan territorial ( yang lebarnya 12 mil laut ) diukur dari garis yang menghubungkan titik-titik ujung yang terluar pada pulau-pulau negara Indonesia…” - Melalui Konferensi PBB UNCLOS ( United Nation Convention On The Law Of The Sea)    tahun 1982 23. Berupa apa saja dasar pemikiran WANNAS Bangsa Indonesia? Uraikan secara jelas latar       belakang pemikiran berdasarkan aspek kewilayahan Indonesia ?             a. Dasar pemikiran : - Pemikiran berdasarkan Falsafah Pancasila                                               - Pemikiran berdasarkan Aspek Kewilayahan Nusantara                                               - Pemikiran berdasarkan Sosial Budaya                                               - Pemikiran berdasarkan aspek kesejarahan b. latar belakang pemikiran berdasarkan aspek kewilayahan Indonesia : Pada saat                         Indonesia merdeka, hukum laut yang mengatur batas laut setiap pulau yaitu hanya 3 mil laut. Hal ini tidak sesuai dengan keadaan negara Indonesia sebagai negara kepulauan.   Maka bangsa Indonesia berjuang agar tercipta sebagai Negara kepulauan laut antara pulau pulau bukan pemisah tetapi pemersatu. 24.  Apa pengertian Wawasan Nusantara yang digunakan sebagai acuan pokok ajaran dasar       Wawasan Nusantara ?             Wawasan Nusantara sebagai geopolitik Indonesia, yaitu cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungannya yang serba beragam dan bernilai strategis dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan wilayah dan tetap menghargai serta menghormati kebhinekaan dalam setiap aspek kehidupan nasional untuk mencapai tujuan nasioal.



25. Hakekat Wawasan Nusantara itu apa saja ?             Cara pandang utuh menyeluruh dalam lingkungan nusantara demi kepentingan nasional. Hal tersebut berarti bahwa setiap warga bangsa dan aparatur Negara harus berpikir, bersikap dan bertindak secara utuh menyeluruh demi kepentingan bangsa dan Negara Indonesia. Demikian juga produk yang dihasilkan oleh lembaga Negara harus dalam lingkup dan demi kepentingan bangsa dan Negara Indonesia, tanpa menghilangkan kepentingan lainnya, seperti kepentingan daerah, golongan, dan orang per orang. 26.Apa tujuan Wawasan Nusantara ?             Mewujudkan nasionalisme yang tinggi yang mementingkan kepentingan nasional dibandingkan kepentingan pribadi, kelompok golongan, suku bangsa atau daerah tanpa berarti menghilangkan kepentingan masing-masing 27. Dalam mencapai tujuan Pembangunan Nasional itu apa?             Pembangunan yang merat baik pembangunan jasmani atau pembangunan rohani warga NKRI 28. Apa saja isinya dan perwujutan kepulauan Nusantara sebagai satu Kesatuan Politik ?             Menciptakan iklim penyelengaraan Negara yang sehat dan dinamis, hal tersebut tampak dalam wujud pemerintahan yang kuat aspiratif dan terpercaya yang dibangun sebagai penjelmaan kedaulatan rakyat             29.Apa saja isinya dan penivujutan kepulauan Nusantara sebagai Kesatuan Ekonomi ?             Menciptakan tatanan ekonomi yang benar-benar menjamin pemenuhan dan peningkatan kesejahtraan dan kemakmuran rakyat secara merata dan adil. Serta tanggung jawab pengelolaan sumber daya alam yang memperhatikan kebutuhan masyarakat anatar daerah secara timbale balik serta kelestarian sumber daya alam itu sendiri. 30. Apa saja isinya dan perwujutan Kepulauan Nusantara sebagai suatu Kesatuan Pertahanan dan       Keamanan ?             Menumbuh-kembangkan kesadaran cinta tanah air yang lebih lanjut akan membentuk sikap Bela Negara pada setiap warga Negara Indonesia 



1.  A. Nilai Universal artinya mengandung nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh bangsa-bangsa beradab di seluruh dunia.      B.  NIlai Lestari artinya mampu menampung dinamika masyarakat dan akan tetap menjadi landasan perjuangan bangsa dan negara selama bangsa Indonesia tetap setia kepada Negara Proklamasi 17 Agustus 1945. 2.         Penjajahan Belanda berakhir pada tahun 1942, tepatnya tanggal 8 Maret. Sejak saat itu Indonesia diduduki oleh bala tentara Jepang. Namun Jepang tidak terlalu lama menduduki Indonesia. Mulai tahun 1944, tentara Jepang mulai kalah dalam melawan tentara Sekutu. Untuk menarik simpati bangsa Indonesia agar bersedia membantu Jepang dalam melawan tentara Sekutu, Jepang memberikan janji kemerdekaan di kelak kemudian hari. Janji ini diucapkan oleh Perdana Menteri Kaiso pada tanggal 7 September 1944. Oleh karena terus menerus terdesak, maka pada tanggal 29 April 1945 Jepang memberikan janji kemerdekaan yang kedua kepada bangsa Indonesia, yaitu janji kemerdekaan tanpa syarat yang dituangkan dalam Maklumat Gunseikan (Pembesar Tertinggi Sipil dari Pemerintah Militer Jepang di Jawa dan Madura) Dalam maklumat itu sekaligus dimuat dasar pembentukan Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Tugas badan ini adalah menyelidiki dan mengumpulkan usul-usul untuk selanjutnya dikemukakan kepada pemerintah Jepang untuk dapat dipertimbangkan bagi kemerdekaan Indonesia. Keanggotaan badan ini dilantik pada tanggal 28 Mei 1945, dan mengadakan sidang pertama pada tanggal 29 Mei 1945 - 1 Juni 1945. Dalam sidang pertama ini yang dibicarakan khusus mengenai calon dasar negara untuk Indonesia merdeka nanti. Pada sidang pertama itu, banyak anggota yang berbicara, dua di antaranya adalah Muhammad Yamin dan Bung Karno, yang masing-masing mengusulkan calon dasar negara untuk Indonesia merdeka. Muhammad Yamin mengajukan usul mengenai dasar negara secara lisan yang terdiri atas lima hal, yaitu:  1. Peri Kebangsaan 2. Peri Kemanusiaan 3. Peri Ketuhanan 4. Peri Kerakyatan 5. Kesejahteraan Rakyat



Selain itu Muhammad Yamin juga mengajukan usul secara tertulis yang juga terdiri atas lima hal, yaitu: 1. Ketuhanan Yang Maha Esa 2. Persatuan Indonesia 3. Rasa Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab 4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan 5. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia Usulan ini diajukan pada tanggal 29 Mei 1945, kemudian pada tanggal 1 Juni 1945, Bung Karno mengajukan usul mengenai calon dasar negara yang terdiri atas lima hal, yaitu: 1. Nasionalisme (Kebangsaan Indonesia) 2. Internasionalisme (Perikemanusiaan) 3. Mufakat atau Demokrasi 4. Kesejahteraan Sosial 5. Ketuhanan yang Berkebudayaan Kelima hal ini oleh Bung Karno diberi nama Pancasila. Lebih lanjut Bung Karno mengemukakan bahwa kelima sila tersebut dapat diperas menjadi Trisila, yaitu: 1. Sosio nasionalisme 2. Sosio demokrasi 3. Ketuhanan Berikutnya tiga hal ini menurutnya juga dapat diperas menjadi Ekasila yaitu Gotong Royong. Selesai sidang pertama, pada tanggal 1 Juni 1945 para anggota BPUPKI sepakat untuk membentuk sebuah panitia kecil yang tugasnya adalah menampung usul-usul yang masuk dan memeriksanya serta melaporkan kepada sidang pleno BPUPKI. Tiap-tiap anggota diberi kesempatan mengajukan usul secara tertulis paling lambat sampai dengan tanggal 20 Juni 1945. Adapun anggota panitia kecil ini terdiri atas delapan orang, yaitu: 1. Ir. Soekarno 2. Ki Bagus Hadikusumo 3. K.H. Wachid Hasjim 4. Mr. Muh. Yamin 5. M. Sutardjo Kartohadikusumo 6. Mr. A.A. Maramis 7. R. Otto Iskandar Dinata 8. Drs. Muh. Hatta Pada tanggal 22 Juni 1945 diadakan rapat gabungan antara Panitia Kecil, dengan para anggota BPUPKI yang berdomisili di Jakarta. Hasil yang dicapai antara lain disetujuinya dibentuknya



sebuah Panitia Kecil Penyelidik Usul-Usul/Perumus Dasar Negara, yang terdiri atas sembilan orang, yaitu:  1. Ir. Soekarno 2. Drs. Muh. Hatta 3. Mr. A.A. Maramis 4. K.H. Wachid Hasyim 5. Abdul Kahar Muzakkir 6. Abikusno Tjokrosujoso 7. H. Agus Salim 8. Mr. Ahmad Subardjo 9. Mr. Muh. Yamin Panitia Kecil yang beranggotakan sembilan orang ini pada tanggal itu juga melanjutkan sidang dan berhasil merumuskan calon Mukadimah Hukum Dasar, yang kemudian lebih dikenal dengan sebutan “Piagam Jakarta”. Dalam sidang BPUPKI kedua, tanggal 10-16 juli 1945, hasil yang dicapai adalah merumuskan rancangan Hukum Dasar. Sejarah berjalan terus. Pada tanggal 9 Agustus dibentuk Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Pada tanggal 15 Agustus 1945 Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu, dan sejak saat itu Indonesia kosong dari kekuasaan. Keadaan tersebut dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya oleh para pemimpin bangsa Indonesia, yaitu dengan memproklamasikan kemerdekaan Indonesia, pada tanggal 17 Agustus 1945. Sehari setelah proklamasi kemerdekaan PPKI mengadakan sidang, dengan acara utama (1) mengesahkan rancangan Hukum Dasar dengan preambulnya (Pembukaannya) dan (2) memilih Presiden dan Wakil Presiden. Untuk pengesahan Preambul, terjadi proses yang cukup panjang. Sebelum mengesahkan Preambul, Bung Hatta terlebih dahulu mengemukakan bahwa pada tanggal 17 Agustus 1945 sore hari, sesaat setelah Proklamasi Kemerdekaan, ada utusan dari Indonesia bagian Timur yang menemuinya. Makna Nilai dalam Pancasila a. Nilai Ketuhanan Nilai ketuhanan Yang Maha Esa Mengandung arti adanya pengakuan dan keyakinan bangsa terhadap adanya Tuhan sebagai pancipta alam semesta. Dengan nilai ini menyatakan bangsa indonesia merupakan bangsa yang religius bukan bangsa yang ateis. Nilai ketuhanan juga memilik arti adanya pengakuan akan kebebasan untuk memeluk agama, menghormati kemerdekaan beragama, tidak ada paksaan serta tidak berlaku diskriminatif antarumat beragama. b. Nilai Kemanusiaan Nilai kemanusiaan yang adil dan beradab mengandung arti kesadaran sikap dan perilaku sesuai dengan nilai-nilai moral dalam hidup bersama atas dasar tuntutan hati nurani dengan memperlakukan sesuatu hal sebagaimana mestinya. c. Nilai Persatuan Nilai persatuan indonesia mengandung makna usaha ke arah bersatu dalam kebulatan rakyat untuk membina rasa nasionalisme dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. Persatuan



Indonesia sekaligus mengakui dan menghargai sepenuhnya terhadap keanekaragaman yang dimiliki bangsa indonesia.. d. Nilai Kerakyatan Nilai kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan mengandung makna suatu pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat dengan cara musyawarah mufakat melalui lembaga-lembaga perwakilan. e. Nilai Keadilan Nilai Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia mengandung makna sebagai dasar sekaligus tujuan, yaitu tercapainya masyarakat Indonesia Yang Adil dan Makmur secara lahiriah atauun batiniah. Nilai-nilai dasar itu sifatnya abstrak dan normatif. Karena sifatnya abstrak dan normatif, isinya belum dapat dioperasionalkan. Agar dapat bersifat operasional dan eksplisit, perlu dijabarkan ke dalam nilai instrumental. Contoh nilai instrumental tersebut adalah UUD 1945 dan peraturan perundang-undangan lainnya. Nilai-nilai universal yang terdapat dalam Pancasila 1. Kedamaian Segala unsur yang terlibat dalam suatu proses sosial berlangsung secara selaras, serasi dan seimbang, sehingga menimbulkan keteraturan, ketertiban dan ketenteraman. Hal ini akan terwujud bila segala unsur yang terlibat dalam kegiatan bersama mampu mengendalikan diri. Dalam prakteknya kedamaian akan terwujud bila ada kemampuan pengendalian diri setiap individu dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan sebagai aparatur negara yang berfungsipublic service. 2. Keimanan Keimanan adalah keyakinan akan adanya kekuatan transendental yaitu Tuhan Yang Maha Esa.Dengan keimanan manusia yakin kehidupan tidak hanya didunia, namun ada kehidupan abadi di akhirat. Apapun yang terjadi di dunia adalah atas kehendak-Nya, dan manusia wajib untuk menerima dengan keikhlasan dan melaksanakan pedoman agama untuk selamat di dunia dan di akherat. Dengan keimanan pegawai memiliki tujuan hidup yang jelas dan produktif serta kontributif dalam bekerja. Karena bekerja dilakukan sebagai ibadah yang landasannya adalah agama samawi. 3. Ketaqwaan Ketaqwaan adalah suatu sikap berserah diri secara ikhlas dan rela diatur oleh Tuhan Yang Maha Esa, bersedia tunduk dan mematuhi segala perintah-Nya serta menjauhi segala larangan-Nya. Dengan ketaqwaan pegawai akan melaksanakan syariat agama dengan sebaik-baiknya. 4. Keadilan Keadilan adalah suatu sikap yang mampu menempatkan makhluk dengan segala permasalahannya sesuai dengan hak dan kewajiban serta harkat dan martabatnya secara proporsional diselaraskan dengan peran fungsi dan kedudukkannya. Perwujudan nilai keadilan akan tampak dalam memberikan pelayanan prima (excellent service) dalam pekerjaan. Dapat diwujudkan kebijakan yang pro rakyat. 5. Kesetaraan



Kesetaraan adalah suatu sikap yang mampu menempatkan kedudukan manusia tanpa membedakan jender, suku, ras, golongan, agama, adat dan budaya dan lain-lain. Setiap orang diperlakukan sama di hadapan hukum dan memperoleh kesempatan yang sama dalam segenap bidang kehidupan sesuai dengan potensi dan kemampuan yang dimilikinya. Perwujudan kesetaraan juga, dalam membangun kemitraan antara pemerintah, swasta dan masyarakat untuk mewujudkan good governance yang merupakan citia bangsa Indonesia 6. Keselarasan Keselarasan adalah keadaan yang menggambarkan keteraturan, ketertiban dan ketaatan karena setiap makhluk melaksanakan peran dan fungsinya secara tepat dan proporsional, sehingga timbul suasana harmoni, tenteram dan damai. Ibarat suatu orkestra, setiap pemain berpegang pada partitur yang tersedia, dan setiap pemain instrumen melaksanakan secara taat dan tepat, sehingga terasa suasana nikmat dan damai. Perwujudan keselarasan dalam bekerja dalam membangun tim work yang solid. 7. Keberadaban Keberadaban adalah keadaan yang menggambarkan setiap komponen dalam kehidupan bersama berpegang teguh pada ketentuan yang mencerminkan nilai luhur budaya bangsa. Perwujudan nilai ini dalam bekerja yaitu sikap saling menghargai dan kepedulian satu sama lain. 8. Persatuan dan Kesatuan Persatuan dan kesatuan adalah keadaan yang menggambarkan masyarakat majemuk bangsa Indonesia yang terdiri atas beranekaragamnya komponen namun mampu membentuk suatu kesatuan yang utuh. Setiap komponen dihormati dan menjadi bagian integral dalam satu sistem kesatuan negara-bangsa Indonesia. 9. Mufakat Mufakat adalah suatu sikap terbuka untuk menghasilkan kesepakatan bersama secara musyawarah. Keputusan sebagai hasil mufakat secara musyawarah harus dipegang teguh dan wajib dipatuhi dalam kehidupan bersama. 10. Kebijaksanaan Kebijaksanaan adalah sikap yang menggambarkan hasil olah fikir dan olah rasa yang bersumber dari hati nurani yang jernih dan bersendi pada kebenaran, keadilan dan keutamaan. Bagi bangsa Indonesia hal ini sesuai dengan nilai yang terkandung dalam Pancasila. 11. Kesejahteraan Kesejahteraan adalah kondisi yang menggambarkan terpenuhinya tuntutan kebutuhan manusia, baik kebutuhan lahiriah maupun batiniah sehingga terwujud rasa puas diri, tenteram, damai dan bahagia. Kondisi ini hanya akan dapat dicapai dengan kerja keras, jujur dan bertanggungjawab baik kepada organisasi maupun kepada sang Khaliq. 3.         A.    Dasar Pemikiran dilakukannya Perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945



Dasar pemikiran yang melatarbelakangi dilakukannya Perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, antara lain sebagai berikut :



1.      Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 membentuk struktur ketatanegaraan yang bertumpu pada kekausaan tertinggi di tangan MPR yang sepenuhnya melaksanakan kedaulatan rakyat. Hal ini berakibat pada tidak terjadinya saling mengawasi dan saling mengimbangi (checks ang balances) pada institusi-institusi ketatanegaraan. Penyerahan kekuasaan tertinggi kepada MPR merupakan kunci yang menyebabkan kekuasaan pemerintahan negara seakan-akan tidak memilki hubungan dengan rakyat. Tentang aturan ini jelas tertera pada Pasal 1 ayat (2) yang berbunyi : Kedaulatan adalah di tangan rakyat, dan dilakukan sepenuhnya oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat. 2.      Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 memberikan kekuasaan yang sangat besar kepada pemegang kekuasaan eksekutif (presiden). Sistem yang dianut oleh Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 adalah dominan eksekutif (executive heavy), yakni kekuasaan dominan berada di tangan presiden. Pada diri presiden terpusat kekuasaan menjalankan pemerintahan (chief Executive) yang dilengkapi dengan berbagai hak konstitusional yang lazim di sebut hak prerogatif (antara lain memberi grasi, amnesti, abolisi, dan rehabilitasi) dan kekuasaan legislatif karena memiliki kekuasaan membentuk Undang-Undang. Hal itu tertulis jelas Dalam penjelasan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berbunyi Presiden ialah penyelenggara pemerintah Negara yang tertinggi di bawah Majelis. Dua cabang kekuasaan negara yang seharusnya dipisahkan dan dijalankan oleh lembaga negara yang berbeda, tetapi nyatanya berada di satu tangan (presiden) yang menyebabkan tidak bekerjanya prinsip saling mengawasi dan saling mengimbangi (checks and balances) dan berpotensi mendorong lahirnya kekuasaan yang otoriter. 3.      Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 mengandung pasal-pasal yang terlalu luwes sehingga dapat menimbulkan lebih dari satu tafsiran, (multi tafsir), misalnya pasal 7 sebelum amandemen berbunyi : “Presiden dan wakil presiden memegang jabatan selama lima tahun dan sesudahnya dapat dipilih kembali”. Rumusan pasal tersebut dapat ditafsirkan lebih dari satu, yakni tafsir pertama : bahwa presiden dan wakil presiden dapat dipilih berkalikali, dan tafsir ke-2 adalah bahwa presiden dan wakil presiden hanya boleh memangku jabatan maksimal 2 kali dan sesudah itu tidak boleh dipilih kembali. Contoh lain adalah pasal 6 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, sebelum diubah berbunyi : “Presiden ialah orang Indonesia asli”. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 tidak memberikan penjelasan dan memberikan arti apakah yang dimaksud dengan orang Indonesia asli. Akibatnya rumusan ini membuka tafsiran beragam, antara lain, orang Indonesia asli adalah warga negara Indonesia  yang lahir di Indonesia atau warga negara Indonesia yang orang tuanya adalah orang Indonesia. 4.      Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 terlalu banyak memberikan kewenangan kepada kekuasaan Presiden untuk mengatur hal-hal penting dengan UndangUndang. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menetapkan bahwa Presiden juga memegang kekuasaan legislatif sehingga Presiden dapat merumuskan hal-hal penting sesuai dengan kehendaknya dalam Undang-Undang. Hal itu menyebabkan pengaturan



mengenai MPR, DPR, BPK, MA, HAM dan pemerintah daerah disusun oleh kekuasaan Presiden dalam bentuk pengajuan rancangan Undang-Undang ke DPR. 5.      Rumusan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 tentang semangat penyelenggaraan negara belum cukup didukung ketentuan konstitusi yang memuat aturan dasar tentang kehidupan yang demokratis, supermasi hukum, pemberdayaan rakyat, penghormatan HAM dan otonomi daerah. Hal ini membuka peluang bagi berkembangnya praktek penyelenggaraan negara yang tidak sesuai dengan pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, antara lain sebagai berikut : a.       Tidak adanya saling mengawasi dan saling mengimbangi antar lembaga negara dan kekuasaan terpusat pada Presiden. b.      Infrastruktur politik yang dibentuk antara lain partai politik dan organisasi masyarakat, kurang mempunyai kebebasan berekspresi sehingga tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya . c.       Pemilu diselenggarakan untuk memenuhi persyaratan demokrasi formal karena seluruh proses dan tahapan pelaksanaannya dikuasai oleh pemerintah. d.      Kesejahteraan sosial berdasarkan Pasal 33 UUD 1945 tidak tercapai, justru yang berkembang adalah sistem monopoli. B.     Tujuan Perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Adapun tujuan dilakukannya perubahan terhadap Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 adalah sebagi berikut : 1.      Menyempurnakan aturan dasar mengenai tatanan Negara dalam mencapai tujuan nasional yang tertuang dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan memperkokoh Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila. 2.      Menyempurnakan aturan dasar mengenai jaminan dan pelaksanaan kedaulatan rakyat serta memperluas partisipasi rakyat agar sesuai dengan perkembangan paham demokrasi. 3.      Menyempurnakan aturan dasar mengenai jaminan dan perlindungan hak asasi manusia agar sesuai dengan perkembangan paham hak asasi manusia dan peradaban umat manusia yang sekaligus merupakan syarat bagi suatu Negara hukum yang dicita-citakan oleh Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. 4.      Menyempurnakan aturan dasar penyelenggaraan Negara secara demokratis dan modern, antara lain melalui pembagian kekuasaan yang lebih tegas, system saling mengawasi dan saling mengimbangi (check and balances) yang lebih ketat dan transparan, dan pembentukan lembagalembaga Negara yang baru untukmengakomodasi perkembangan kebutuhan bangsa dan tantangan zaman. 5.      Menyempurnakan aturan dasar mengenai jaminan konstitusional dan kewajiban Negara mewujudkan kesejahteraan social, mencerdaskan kehidupan bangsa, menegakkan etika, moral, dan solidaritas dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara sesuai dengan harkat dan martabat kemanusian dalam perjuangan mewujudkan Negara sejahtera. 6.      Melengkapia aturan dasar yang sangat penting dalam penyelenggaraan Negara bagi eksistensi Negara dan perjuangan Negara mewujudkan demokrasi, seperti pengaturan wilayah Negara dan pemilihan umum.



7.      Menyempurnakan aturan dasar mengenai kehidupan bernegara dan berbangsa sesuai dengan perkembangan aspirasi, kebutuhan, serta kepentingan bangsa dan Negara Indonesia dewasa ini sekaligus mengakomodasi kecenderungannya untuk waktu yang akan dating. 4.         Landasan tindakan pemerintah adalah UUD 1945 (setelah amandemen) yaitu pasal 1 ayat (3); “Indonesia ialah negara yang berdasar atas hukum (rechtsstaat)”. Indikasi bahwa Indonesia menganut konsepsi welfare state terdapat pada kewajiban pemerintah untuk mewujudkan tujuantujuan negara, sebagaimana yang termuat dalam alinea keempat Pembukaan UUD 1945, yaitu; “Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan melaksanakan ketertiban dunia”. Tujuan-tujuan ini diupayakan perwujudannya melalui pembangunan yang dilakukan secara bertahap dan berkesinambungan dalam program jangka pendek, menengah, dan panjang.             CIRI-CIRI NEGARA HUKUM Negara hukum merupakan terjemahan dari istilah Rechtsstaat atau Rule of Law. Friedrich Julius Stahl dari kalangan ahli hukum Eropa Kontinental memberikan ciri-ciri Rechtsstaat sebagai berikut: 1) Hak asasi manusia 2) Pemisahan atau pembagian kekuasaan untuk menjamin hak asasi manusia yang biasa dikenal sebagai Trias Politika 3) Pemerintahan berdasarkan peraturan-peraturan 4) Peradilan administrasi dalam perselisihan



Adapun AV Dicey dari kalangan ahli hukum Anglo Saxon memberi ciri-ciri Rule of Law sebagai berikut. 1) Supremasi hukum, dalam arti tidak boleh ada kesewenang-wenangan, sehingga seseorang hanya boleh dihukum jika melanggar hukum. 2) Kedudukan yang sama di depan hukum, baik bagi rakyat biasa maupun bagi pejabat 3) Terjaminnya hak-hak manusia dalam undang-undang atau keputusan pengadilan Ciri-ciri Rechtsstaat atau Rule of Law di atas masih dipengaruhi oleh konsep negara hukum formil atau negara hukum dalam arti sempit. Dari pencirian di atas terlihat bahwa peranan pemerintah hanya sedikit karena ada dalil bahwa “Pemerintah yang sedikit adalah pemerintah yang baik”. Dengan munculnya konsep negara hukum materiil pada abad ke-20 maka perumusan ciri-ciri negara hukum sebagaimana dikemukakan oleh Stahl dan Dicey di atas kemudian ditinjau lagi sehingga dapat menggambarkan perluasan tugas pemerintahan yang tidak boleh lagi bersifat pasif. Sebuah komisi para juris yang tergabung dalam International Comunition of Jurits pada konferensi Bangkok tahun 1965 merumuskan ciri-ciri pemerintahan yang demokratis di bawah



Rule of Law yang dinamis. Ciri-ciri tersebut adalah 1) Perlindungan konstitusional, dalam arti bahwa konstitusi selai daripada menjamin hak-hak individu harus menentukan pula cara prosedural untuk memperoleh perlindungan atas hak-hak yang dijamin; 2) Badan Kehakiman yang bebas dan tidak memihak; 3) Kebebasan untuk menyatakan pendapat; 4) Pemilihan umum yang bebas; 5) Kebebasan untuk berorganisasi dan beroposisi; 6) Pendidikan civics (kewarganegaraan) Frans Magnis Suseno (1997) mengemukakan adanya 5 (lima) ciri negara hukum sebagai salah satu ciri hakiki negara demokrasi. Kelima ciri negara hukum tersebut adalah sebagai berikut. 1) Fungsi kenegaraan dijalankan oleh lembaga yang bersangkutan sesuai dengan ketetapan sebuah undang-undang dasar. 2) Undang-undang dasar menjamin hak asasi manusia yang paling penting. Karena tanpa jaminan tersebut, hukum akan menjadi sarana penindasan. Jaminan hak asasi manusia memastikan bahwa pemerintah tidak dapat menyalahgunakan hukum untuk tindakan yang tidak adil atau tercela 3) Badan-badan negara menjalankan kekuasaan masing-masing selalu dan hanya taat pada dasar hukum yang berlaku. 4) Terhadap tindakan badan negara, masyarakat dapat mengadu ke pengadilan dan putusan pengadilan dilaksanakan oleh badan negara. 5) Badan kehakiman bebas dan tidak memihak.



Mustafa Kamal Pasha (2003) menyatakan adanya tiga ciri khas negara hukum, yaitu 1) Pengakuan dan perlindungan terhadap hak asasi manusia Di dalam ciri ini terkandung ketentuan bahwa di dalam suatu negara hukum dijamin adanya perlindungan hak asasi manusia berdasarkan ketentuan hukum. Jaminan itu umumnya dituangkan dalam konstitusi negara bukan pada peraturan perundang-undangan di bawah konstitusi negara. Undang-undang dasar negara berisi ketentuan-ketentuan tentang hak asasi manusia. Inilah salah satu gagasan konstitusionalisme 2) Peradilan yang bebas dari pengaruh kekuasaan lain dan tidak memihak. Dalam ciri ini terkandung ketentuan bahwa pengadilan sebagai lembaga peradilan dan badan kehakiman harus benar-benar independen dalam membuat putusan hukum, tidak dipengaruhi oleh kekuasaan lain terutama kekuasaan eksekutif. Dengan wewenang sebagai lembaga yang mandiri terbebas dari kekuasaan lain, diharapkan negara dapat menegakkan kebenaran dan keadilan. 3) Legalitas dalam arti hukum dalam segala bentuknya Bahwa segala tindakan penyelenggara negara maupun warga negara dibenarkan oleh kaidah hukum yang berlaku serta dapat dipertanggungjawabkan secara hukum.



            Menurut saya, Impelentasi Negara hukum dalam Indonesia masih kurang terlaksana dengan baik, karena dalam prakteknya masih banyak pelanggaran- prlanggaran yang terjadi. Baik dari sisi sistem pemerintahannya, maupun dari segi penegakan hukum yang terjadi di Indonesia. Selain itu, di Negara Indonesia masih banyak pelanggaran-pelanggaran yang mengatas namakan HAM (Hak Asasi Manusia). Dari segi prakteknya, hukum di Negara Indonesia masih jauh memihak kepada oknum-oknum yang memiliki jabatan, baik dari segi material maupun dari segi kekuasaan. Di Indonesia, pertanggung jawaban atas tindakan secara hukum hanya berlaku untuk orang-orang yang memiliki taraf hidup yang rendah dalam artian tidak memiliki kekuasaan maupun material.   5.         Kedudukan DPR dan Presiden dalam pembuatan UU maupun atas dasar sistem pengawasan. DPR Sebelum amandemen : a)         Memberikan persetujuan atas RUU yang diusulkan presiden. b)         Memberikan persetujuan atas PERPU. c)         Memberikan persetujuan atas Anggaran. d)         Meminta MPR untuk mengadakan sidang istimewa guna meminta pertanggungjawaban presiden.        Sesudah amandemen : a)         Posisi dan kewenangannya diperkuat b)         Mempunyai kekuasan membentuk UU (sebelumnya ada di tangan presiden, sedangkan DPR hanya memberikan persetujuan saja) sementara pemerintah berhak mengajukan RUU. c)         Proses dan mekanisme membentuk UU antara DPR dan Pemerintah. d)         Mempertegas fungsi DPR, yaitu: 1.                  Fungsi legislasi, artinya DPR berfungsi sebagai lembaga pembuat undang-undang. 2.                  Fungsi anggaran, artinya DPR berfungsi sebagai lembaga yang berhak untuk menetapkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). 3.                  Fungsi pengawasan, artinya DPR sebagai lembaga yang melakukan pengawasan terhadap pemerintahan yang menjalankan undang-undang. PRESIDEN / WAPRES           Sebelum amandemen : a)         Presiden memegang posisi sentral dan dominan sebagai mandataris MPR, meskipun kedudukannya tidak “neben” akan tetapi “untergeordnet”.



b)         Presiden menjalankan kekuasaan pemerintahan negara tertinggi (consentration of power and responsiblity upon the president) c)                     Presiden selain memegang kekuasaan eksekutif (executive power), juga memegang kekuasaan legislative (legislative power) dan kekuasaan yudikatif (judicative power). d)         Presiden mempunyai hak prerogatif yang sangat besar. e)         Tidak ada aturan mengenai batasan periode seseorang dapat menjabat sebagai presiden serta mekanisme pemberhentian presiden dalam masa jabatannya.                Sesudah amandemen : a)         Membatasi beberapa kekuasaan presiden dengan memperbaiki tata cara pemilihan dan pemberhentian presiden dalam masa jabatannya serta memperkuat sistem pemerintahan presidensial. b)         Kekuasaan legislatif sepenuhnya diserahkan kepada DPR. c)                     Membatasi masa jabatan presiden maksimum menjadi dua periode saja. d)         Kewenangan pengangkatan duta dan menerima duta harus memperhatikan pertimbangan DPR. e)         Kewenangan pemberian grasi, amnesti dan abolisi harus memperhatikan pertimbangan DPR. f)        Memperbaiki syarat dan mekanisme pengangkatan calon presiden dan wakil presiden menjadi dipilih secara langsung oleh rakyat melui pemilu, juga mengenai pemberhentian jabatan presiden dalam masa jabatannya.



6.         HAM / Hak Asasi Manusia adalah hak yang melekat pada diri setiap manusia sejak awal dilahirkan yang berlaku seumur hidup dan tidak dapat diganggu gugat siapa pun. Sebagai warga negara yang baik kita mesti menjunjung tinggi nilai hak azasi manusia tanpa membeda-bedakan status, golongan, keturunan, jabatan, dan lain sebagainya. Menurut UU No 39/1999, HAM adalah seperangkat hak yang melekat pada manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh Negara, hukum, pemerintah dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia. Ada 3 hak asasi manusia yang paling fundamental (pokok), yaitu : a. Hak Hidup (life) b. Hak Kebebasan (liberty) c. Hak Memiliki (property) Jenis dan Macam Hak Asasi Manusia Dunia : 1. Hak asasi pribadi / personal Right - Hak kebebasan untuk bergerak, bepergian dan berpindah-pndah tempat - Hak kebebasan mengeluarkan atau menyatakan pendapat - Hak kebebasan memilih dan aktif di organisasi atau perkumpulan - Hak kebebasan untuk memilih, memeluk, dan menjalankan agama dan kepercayaan yang diyakini masing-masing



2. Hak asasi politik / Political Right - Hak untuk memilih dan dipilih dalam suatu pemilihan - hak ikut serta dalam kegiatan pemerintahan - Hak membuat dan mendirikan parpol / partai politik dan organisasi politik lainnya - Hak untuk membuat dan mengajukan suatu usulan petisi



3. Hak asasi hukum / Legal Equality Right - Hak mendapatkan perlakuan yang sama dalam hukum dan pemerintahan - Hak untuk menjadi pegawai negeri sipil / pns - Hak mendapat layanan dan perlindungan hukum



4. Hak asasi Ekonomi / Property Rigths - Hak kebebasan melakukan kegiatan jual beli - Hak kebebasan mengadakan perjanjian kontrak - Hak kebebasan menyelenggarakan sewa-menyewa, hutang-piutang, dll - Hak kebebasan untuk memiliki susuatu - Hak memiliki dan mendapatkan pekerjaan yang layak



5. Hak Asasi Peradilan / Procedural Rights - Hak mendapat pembelaan hukum di pengadilan - Hak persamaan atas perlakuan penggeledahan, penangkapan, penahanan dan penyelidikan di mata hukum.



6. Hak asasi sosial budaya / Social Culture Right - Hak menentukan, memilih dan mendapatkan pendidikan - Hak mendapatkan pengajaran - Hak untuk mengembangkan budaya yang sesuai dengan bakat dan minat Berbagai instrumen HAM di Indonesia antara lain termuat dalam : A. Pembukaan dan batang tubuh UUD 1945



1) Pembukaan UUD 1945 Hak asasi manusia tercantum dalam pembukaan UUD 1945 : a) Alinea I : “Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah haak segala bangsa dan oleh sebab itu



maka penjajahan diatas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan”. b) Alinea IV : “… Pemerintah Negara Republik Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia, yang berdasarkan kemerdekaan perdamaian abadi dan keadilan sosial……”



2) Batang Tubuh UUD 1945 Secara garis besar hak-hak asasi manusia tercantum dalam pasal 27 sampai 34 dapat dikelompokkan menjadi : a) Hak dalam bidang politik (pasal 27 (1) dan 28), b) Hak dalam bidang ekonomi (pasal 27 (2), 33, 34), c) Hak dalam bidang sosial budaya (pasal 29, 31, 32), d) Hak dalam bidang hankam (pasal 27 (3) dan 30).



Berdasarkan amandemen UUD 1945, hak asasi manusia tercantum dalam Bab X A Pasal 28 A sampai dengan 28 J.



B. Ketetapan MPR Nomor XVII/MPR/1998 tentang Hak AsasiManusia



C. Piagam hak asasi manusia di Indonesia dalam Ketetapan MPR Nomor XVII/MPR/1998 Piagam Hak Asasi Manusia Piagam Hak Asasi Manusia Indonesia terdiri dari 10 bab, yaitu : Bab I : Hak untuk hidup (pasal 1) Bab II : Hak berkeluarga dan melanjutkan keturunan (pasal 2) Bab III : Hak mengembangkan diri (pasal 3-6) Bab IV : Hakkeadilan(7-12) Bab V : Hak kemerdekaan (pasal 13 – 19) bab VI : Hak atas kebebasan informasi (pasal 20 – 21) bab VII : Hak keamanan (pasal22-26) bab VIII : Hak kesejahteraan (pasal 27 – 33) bab IX : Kewajiban (pasal 34 – 36) bab X : Perlindungan dan kemajuan (pasal 37 – 44)



D. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia Undang-Undang ini disahkan pada tanggal 23 September 1999.



Isi pokok HAM menurut Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999, terdiri atas 11 bab dan penjelasan, yaitu : Bab I : Pendahuluan (pasal 1). Bab II : Asas-asas dasar (pasal 2 – 6) Bab III : Hak asasi manusia dan kebebasan dasar manusia (pasal 9 -66) Bab IV : Kewajiban dasar manusia (pasal 67 – 70) Bab V : Kewajiban dan tanggung jawab pemerintah (pasal 71 – 72) Bab VI : Pembatasan dan larangan (pasal 73 – 74) Bab VII : Komisi nasional hak asasi manusia (pasal 75 – 99) Bab VIII : Partisipasi masyarakat (pasal 100 – 103) Bab IX : Peradilan hak asasi manusia (pasal 104) Bab X : Ketentuan peralihan (pasal 105) Bab XI : Ketentuan penutup (pasal 106)



Lembaga Perlindungan Hah Asasi Manusia (HAM)



Perlindungan hak asasi manusia dapat dilakukan oleh berbagai lembaga, antara lain : 1. Komisi Nasional Hak Asasi Manusia 2. Kepolisian Negara Republik Indonesia 3. Komisi Perlindungan Anak Indonesia 4. Lembaga Bantuan Hukum 5. Biro Konsultasi dan Bantuan Hukum Fakultas Hukum Perbedaan HAM sebelum dan sesudah amandemen UUD 1945 sebelum Perubahan bahkan tidak memuat secara eksplisit dan lengkap pengaturan tentang hak asasi manusia. Sejak dideklarasikannya sejumlah hak-hak asasi manusia dalam Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia atau biasa disebut DUHAM 1948 (Universal Declaration of Human Rights) yang kemudian diikuti oleh sejumlah kovenan maupun konvensi internasional tentang hak asasi manusia, maka secara bertahap diadopsi oleh negara-negara sebagai bentuk pengakuan rezim normatif internasional yang dikonstruksi untuk menata hubungan internasional. Di Indonesia,  HAM merupakan faktor yang krusial untuk di masukkan ke dalam Undang Undang Dasar. Meskipun demikian, dalam konteks sejarah dan secara konsepsional, UndangUndang Dasar 1945 yang telah lahir sebelum DUHAM memiliki perspektif hak asasi manusia yang cukup progresif, karena sebagaimana ditegaskan dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea I;  “Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.”



Di saat rezim Orde Baru di bawah Soeharto berkuasa, konsepsi jaminan hak asasi manusia dalam UUD 1945 justru sama sekali tidak diimplementasikan. Kemerdekaan berserikat dan berkumpul serta mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dikebiri atas nama stabilisasi politik dan ekonomi, dan hal tersebut jelas nampak dalam sejumlah kasus seperti pemberangusan simpatisan PKI di tahun 1965-1967, peristiwa Priok dan penahanan serta penculikan aktivis partai pasca kudatuli. Sementara penyingkiran hak-hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan terlihat menyolok dalam kasus pembunuhan aktivis buruh Marsinah, pengusiran warga Kedungombo, dan pembunuhan 4 petani di waduk Nipah Sampang. Praktis, pelajaran berharga di masa itu, meskipun jaminan hak asasi manusia telah diatur jelas dalam konstitusi, tidak serta merta di tengah rezim militer otoritarian akan mengimplementasikannya seiring dengan teks-teks konstitusional untuk melindungi hak-hak asasi manusia. Setelah situasi tekanan politik ekonomi yang panjang selama lebih dari 30 tahun, desakan untuk memberikan jaminan hak asasi manusia pasca Soeharto justru diakomodasi dalam pembentukan Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia. Pasal-pasal di dalam undang-undang tersebut nyatanya cukup memberikan pengaruh pada konstruksi pasalpasal dalam amandemen UUD 1945, terutama pada perubahan kedua (disahkan pada 18 Agustus 2000) yang memasukkan jauh lebih banyak dan lengkap pasal-pasal tentang hak asasi manusia. Bandingkan saja kesamaan substansi antara UUD 1945 dengan UU Nomor 39 Tahun 1999 dengan pasal-pasal hak asasi manusia yang diperlihatkan di atas, maka terpetakan bahwa: (i)Pasal-pasalnya menyebar, tidak hanya di dalam Bab XIA tentang Hak Asasi Manusia. Sejumlah pasal tentang hak asasi manusia terlihat pula di luar Bab XIA (terdapat 8 substansi hak); (ii) UUD 1945 pasca amandemen telah mengadopsi jauh lebih banyak dan lengkap dibandingkan sebelumnya, baik menyangkut hak-hak sipil dan politik maupun hak-hak ekonomi, sosial dan budaya; (iii) Banyak sekali ditemukan kesamaan substantif sejumlah pasal-pasal hak asasi manusia, baik di dalam maupun di luar Bab XIA, sehingga secara konseptual tumpang tindih, repetitif dan tidak ramping pengaturannya. Misalnya, hak untuk beragama maupun berkepercayaan diatur dalam tiga pasal, yakni Pasal 28E ayat (2), Pasal 28I ayat (1), dan Pasal 29. Meskipun dengan sejumlah kekurangan secara konseptual, pengaturan normatif pasalpasal hak asasi manusia yang demikian sudah cukup maju, apalagi mengatur secara eksplisit tanggung jawab negara dalam penghormatan, perlindungan dan pemenuhan hak asasi manusia (pasal 28I ayat (4) dan ayat (5) UUD 1945 pasca amandemen). Konsepsi tanggung jawab hak asasi manusia dalam UUD 1945 lebih menonjol kewajiban warga negara dibandingkan tanggung jawab utama negara, dalam hal ini pemerintah. Sebagaimana terlihat, kewajiban warga negara dalam soal hak asasi manusia diatur secara terpisah dan khusus (vide: pasal 28J), namun secara konseptual pengaturannya kurang tepat karena memasukkan konsep derogasi di dalam pasal 28J ayat (2), yang seharusnya dalam konstitusi sebagai hukum (hak) dasar tidaklah perlu mengadakan pembatasan-pembatasan terhadap hal-hal yang umum atau mendasar sifatnya. Dan pada akhirnya setelah perubahan UUD sampai 4 kali, barulah UUD 1945 setelah diamandemen menjamin secara eksplisit tentang hak-hak asasi manusia yang tertuang dalam BAB XA Pasal 28A-J. Jika dibandingkan dengan UUD 1945  sebelum dilakukan amandemen,



UUD 1945 hasil amandemen 2002 dikembangkan dan ditambah pasalnya dan lebih rinci. Rincian tersebut antara lain misalnya tentang hak-hak sosial dijamin dalam Pasal 28-B ayat (1), (2), Pasal 28-C ayat (2), Pasal 28-H ayat (3), hak ekonomi diatur dalam Pasal 28-D ayat (2), hak politik diatur dalam Pasal 28-D ayat (3), Pasal 28-E ayat (3), hak budaya pada Pasal 28-I ayat (3), hak perlindungan hukum yang sama pada Pasal 28-G ayat (1), hak memeluk, meyakini, dan beribadah menurut agama yg dianutnya, serta hak memperoleh, menyimpan, mengolah, menyampaikan informasi dan berkomunikasi melalui berbagai saluran yang ada.   Rujukan yang melatarbelakangi perumusan Bab XA (Hak Asasi Manusia) UUD 1945 adalah Ketetapan MPR Nomor XVII/MPR/1998.Hal ini dikemukakan oleh Lukman Hakim Saefuddin dan Patrialis Akbar, mantan anggota Panitia Ad Hoc I Badan Pekerja MPR (PAH I BP MPR) yang bertugas menyiapkan rancangan perubahan UUD 1945 pada persidangan resmi di Mahkamah Konstitusi bertanggal 23 Mei 2007. Ketetapan MPR tersebut kemudian melahirkan Undang-undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia.Semangat keduanya, baik itu Ketetapan MPR Nomor XVII/MPR/1998 maupun Undang-undang Nomor 39 Tahun 1999 adalah sama yakni menganut pendirian bahwa hak asasi manusia bukan tanpa batas.Dikatakan pula bahwa semangat yang sama juga terdapat dalam pengaturan tentang hak asasi dalam UUD 1945, yaitu bahwa hak asasi manusia bukanlah sebebas-bebasnya melainkan dimungkinkan untuk dibatasi sejauh pembatasan itu ditetapkan dengan undang-undang. Semangat inilah yang melahirkan Pasal 28J UUD 1945. Pembatasan sebagaimana tertuang dalam Pasal 28J itu mencakup sejak Pasal 28A sampai dengan Pasal 28I UUD 1945. Oleh karenanya, hal yang perlu ditekankan di sini bahwa hak-hak asasi manusia yang diatur dalam UUD 1945 tidak ada yang bersifat mutlak, termasuk hak asasi yang diatur dalam Pasal 28I ayat (1) UUD 1945.             Jika kita menarik dari perspektif original intent pembentuk UUD 1945, bahwa seluruh hak asasi manusia yang tercantum dalam Bab XA UUD 1945 keberlakuannya dapat dibatasi. Original intent pembentuk UUD 1945 yang menyatakan bahwa hak asasi manusia dapat dibatasi juga diperkuat oleh penempatan Pasal 28J sebagai pasal penutup dari seluruh ketentuan yang mengatur tentang hak asasi manusia dalam Bab XA UUD 1945 tersebut. Mengutip pertimbangan hukum Mahkamah Konstitusi dalam perkara Nomor 2-3/PUU-V/2007, maka secara penafsiran sistematis (sistematische interpretatie), hak asasi manusia yang diatur dalam Pasal 28A sampai dengan Pasal 28I UUD 1945 tunduk pada pembatasan yang diatur dalam Pasal 28J UUD 1945. Kesimpulannya adalah HAM pada UUD 1945 sebelum dan sesudah diamandemen sangat berbeda, perbaikan isi UUD 1945 atau amandemen UUD 1945 membuat Hak Hak asasi manusia masyarakat Indonesia sangat di perhatikan dan menjadi faktor utama kenapa pasal 28 tentang HAM isinya diamandemen, karena pada jaman Orde Baru atau pada jaman Presiden Soeharto HAM masyarakat Indonesia banyak di langgar, karena pembantaian dan kerusuhan ,seperti peristiwa PKI tahun 1965 dan peristiwa yang terbaru tahun 1998 dan pada akhirnya setelah perubahan UUD sampai 4 kali, barulah UUD 1945 setelah diamandemen berubah total. Perubahan UUD 1945 tentang Hak Asasi Manusia setelah diamandemen membuat HAM dibagi pada bab XA pasal 28A-J dan itu membuat Hak Asasi Manusia indonesia dijamin dan di lindungi oleh negara.



7.  Contoh perilaku adil 1.      Berlaku adil kepada Allah SWT, yaitu menjadikan Allah SWT sebagi satu-satunya Tuhan yang memiliki kesempurnaan. Kita sebagai makhluk-Nya harus senantiasa tunduk dan patuh perintahNya dan menjauhi segala larangan-Nya.pada 2.      Berlaku adil pada diri sendiri, yaiut menempatkan diri pribadi pada tempat yang baik dan benar. Diri kita harus terjaga dan terpelihara dalam kebaikan dan keselamatan, tidak menganiaya diri sendiri dengan menuruti hawa nafsu yang akibatnya dapat mencelakakan diri sendiri. 3.      Berlaku adil kepada orang lain, yaitu menempatkan orang lain pada tempat yang sesuai, layak, benar, memberikan hak orang lain dengan jujur dan benar serta tidak menyakiti serta merugikan orang lain 4.      Berlaku adil kepada makhluk lain, yaitu dapat memperlakukan makhluk Allah yang lain dengan layak sesuai syariat dan menjaga kelestariannya dengan merawat serta tidak merusaknya. 8.         Pengertian Aktualisasi Pancasila Dalam Kehidupan Kampus -    Aktualisasi Pancasila dalam kehidupan kampus, berarti realisasi penjabaran nilai-nilai Pancasila dalam bentuk norma-norma dalam setiap aspek kehidupan kampus -    Aktualisasi Pancasila dalam kehidupan kampus, merupakan aktualisasi Pancasila yang obyketif, karena dilaksanakan dalam suatu lembaga. Dalam hal ini lembaga pendidikan atau lembaga akademik, yaitu kolektifitas masyarakat yang ilmiah. -    Aktualisasi Pancasila dalam kehidupan kampus, dilaksanakan oleh seluruh lapisan / kalangan masyarakat kampus, yaitu dosen, mahasiswa, dan juga karyawan / tenaga administrasi.



            Peran mahasiswa dalam kehidupan kampus sesuai dengan nilai-nilai pancasila diantaranya: -          Nilai ketuhanan, menghormati mahasiswa yang berbeda agama, contohnya tidak mengganggu mahasiswa yang berbeda keyakinan untuk beribadah. -          Nilai Kemanusiaan, berperilaku sesuai dengan norma-norma dan aturan yang berlaku di universitas, contohnya mentaati tata tertib yang ada pada kampus. -          Nilai Persatuan, menghormati keanekaragaman pada mahasiswa, mulai dari warna kulit, ras, suku dan budaya, contohnya tidak memilih-milih dalam mencari teman. -          Nilai Kerakyatan, menyelesaikan permasalahan dengan bermusyawarah, contohnya dalam pemilihan ketua BEM dan HIMA. -          Nilai Keadilan, berperilaku adil antar mahasiswa dan tidak berat sebelah ( memihak salah seorang atau kelompok ), contohnya membagi penugasan yang di berikan oleh dosen dengan rata.