Leaflet Rotan Jernang-1 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

HUTAN LESTARI PETANI KAYA



PENDAHULUAN



JENIS-JENIS JERNANG KAPUAS HULU



Sebagai KPH yang berada diantara dua Taman Nasional, yakni TN. Betung Kerihun dan TN. Danau Sentarum, dimana kawasan hutan merupakan Hutan Lindung dan Hutan Produksi, masuk moratorium gambut dan moratorium kawasan, maka perlu pengelolaan hutan yang baik dan bijaksana.



Untuk lebih memudahkan dalam membedakan Jenis Rotan Jernang dengan rotan lainnya cukup sederhana, apabila di hutan menemui buah rotan, kemudian buah tersebut di bungkus dengan kertas timah rokok, panaskan dengan korek api. Kalau mengeluarkan getah merah yang melekat di kertas timah rokok, maka dipastikan itu Buah Rotan Jernang.



KPH MANDIRI



Dalam kondisi masyarakat sekitar hutan yang miskin dan tertinggal, dan merupakan daerah perbatasan Malaysia-Indonesia, KPH hadir bersama masyarakat, melalui pengelolaan hutan bersama masyarakat. Hutan bukan hal yang harus diperdebatkan/ dipertentangkan, diklaim antara hutan negara dan hutan masyarakat. Namun sekarang bagaimana mengelola sumber daya hutan secara lestari untuk kesejahteraan masyarakat.



Dengan Fokus



Dalam Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP) UPT KPH Kapuas Hulu Utara, penanaman Rotan Jernang (Daemonorops Draco) atau lebih dikenal dengan Dragon Blood merupakan andalan utama yang akan dikembangkan luas oleh KPH Kapuas Hulu Utara dan masyarakat menuju masyarakat sejahtera dan KPH mandiri.



BUDIDAYA ROTAN JERNANG Disusun oleh : KONSTANTINUS VICTOR, S.Hut Kepala UPT KPH Wilayah Kapuas Hulu Utara



UPT KPH WILAYAH KAPUAS HULU UTARA DINAS KEHUTANAN PROVINSI KALIMANTAN BARAT



Di Suport oleh : GIZ – FORCLIME



KPH mengembangkan Rotan Jernang secara masif dalam 10 tahun kedepan dengan beberapa alasan : 1. Buah Rotan Jernang memiliki nilai ekonomi yang tinggi, hasilnya bisa 10 kali lipat dibanding kebun sawit, pengalaman dari para petani di tempat lain, hasil dari satu hektar kebun Jernang setara dengan 10 hektar kebun sawit. 2. Rotan Jernang di Wilayah KPH Kapuas Hulu Utara banyak tumbuh liar, dan belum banyak dieksplorasi dan diekploitasi seperti di daerah lain, sehingga untuk mendapatkan sumber benih masih relatif mudah. 3. Buah Rotan Jernang di Kapuas Hulu, termasuk di KPH Kapuas Hulu Utara, karena pengaruh letak geografis, kandungan resinnya tinggi dan khas. Menurut Spangat dan Fauzi, dari LSM Borneo Lestari yang juga petani dan pengumpul Buah Jernang, Jernang daerah lain, jika ingin bernilai tinggi dan laku, harus dicampur dengan Jernang Kapuas Hulu, namun Jernang Kapuas Hulu bisa dijual sendiri, tanpa dicampur dengan Jernang daerah lain. 4. Rotan Jernang ditanam memerlukan pohon sebagai tempat merambat dan tumbuh baik dibawah naungan, sehingga sangat baik ditanam di hutan-hutan di bawah tegakan, di kebun-kebun buah, dan kebun karet masyarakat. Jadi tegakan hutan harus ada, kalau menanam Jernang. Sehingga dengan Budidaya Jernang, berarti melestarikan hutan. 5. Penanaman Rotan Jernang, tidak perlu membuka hutan, tidak membuka lahan baru. Cukup ditanam di dekat pohon di hutan, di cela-cela kebun masyarakat. Sehingga lebih mudah, praktis dan hemat biaya. Kalau ditanam di Kebun masyarakat, maka kebun tetap menghasilkan dan Jernang bisa menjadi hasil ganda bagi petani. 6. Kebutuhan pasar yang tinggi, terhadap resin buah Jernang untuk obat-obatan, kosmetik, zat pewarna dll. Pasaran Ekspor China, Jepang dan Eropa, dengan harga yang makin naik, sehingga untuk pasaran masih terbuka lebar. 7. Dalam kondisi tumbuh normal, Rotan Jernang sudah berbuah pada umur 4 (empat) tahun dan akan terus berbuah dua kali setahun, selama 20 tahun. 8. Fokus dan Target KPH, semua petani punya kebun Jernang, ditanam dicela-cela hutan dan kebun. Dari Rotan Jernang ini, pendapatan masyarakat tinggi, stabil sehingga lebih sejahtera dan mampu menyekolahkan anaknya sampai jenjang pendidikan yang lebih tinggi.



Dari survey keanekaragaman jenis Rotan Jernang yang dilakukan oleh saudara Spangat dan Fauzi dari LSM Borneo Lestari, ada beberapa jenis Rotan Jernang di Kapuas Hulu. Untuk memudahkan pengenalan, ada nama lokal, namun untuk jenis spesies, perlu penelitian lebih lanjut. Jenis dibawah ini, nama rotan Jernang yang diberi nama lokal oleh Spangat dan Fauzi.



2. Jernang Badak Buah bulat dan ukuran cukup besar, kandungan Resin (getah buah)-nya sedikit, namun kandungan obatnya tinggi. Tidak cocok dikembangkan, karena ≥ 30 kg buah baru mendapatkan 1 kg resin (getah buah).



warna



5. Jernang Gasing Buahnya seperti Gasing



8. Jernang Peluru (Hijau) buah bulat Lonjong, getah tetap merah



YANG BERNILAI DARI ROTAN JERNANG Yang bernilai dari Rotan Jernang adalah Getah Buahnya. Getah ini disebut Resin Jernang. Rotan Jernang tumbuh di Negara Indonesia dan Malaysia. Di Indonesia hanya tumbuh di Kalimantan dan Sumatera. Getah Jernang di Sumatera, biasanya mengandung kadar obat yang baik. Di Kalimantan umumnya kadar obatnya tidak terlalu tinggi, biasanya untuk pewarna.



1. Jernang Beruang Masyarakat sering menyebut dengan rotan duduk. Tinggi 23 meter, tidak merambat. Daun lebar, batang agak kekuningan dengan arah duri kebawah, kulit biji hitam.



3. Jernang Rambai Buah kecil-kecil, hitam



7. Jernang Padi Buah bulat hitam, kecil



Namun Resin Buah Jernang dari Kapuas Hulu, kandungan resinnya lebih khas, biasanya Resin Jernang Sumatera dicampur dengan Resin Jernang Kapuas Hulu, informasi ini dari keterangan para pengumpul Jernang Kapuas Hulu. Oleh karena itu Resin Jernang Kapuas Hulu tetap laku, karena bisa dijual sendiri tanpa dicampur dengan Jernang daerah lain, namun Resin Jernang daerah lain, perlu dicampur Resin Jernang Kapuas Hulu. Untuk mendapatkan 1 kg resin Jernang, memerlukan rata-rata 15 kg buah Jernang. Pengolahan buah Jernang yaitu pengambilan Resin Buah Jernang sudah dilakukan secara tradisional. Namun sekarang mulai banyak menggunakan mesin.



4. jernang Burung Buah merah, ukuran lebih kecil



6. Jernang Peluru (merah) buah bulat Lonjong



Resin hasil ekstrak dari Buah Jernang ini yang kemudian dimanfaatkan untuk obatobatan, kosmetik, pewarna dan lain-lain.



PENYEBARAN TUMBUH ROTAN JERNANG DI WILAYAH KPH KAPUAS HULU UTARA Rotan Jernang tumbuh di hutan-hutan sekunder tua, di hulu-hulu sungai dan anak sungai, perbukitan yang tidak terlalu curam sampai agak landai. Walaupun belum dilakukan survey dan inventarisasi yang lebih mendalam tentang penyebaran Rotan Jernang di wilayah KPH Kapuas Hulu Utara, dari informasi masyarakat, maka Rotan Jernang ada tumbuh di : 1. Sekitar hulu Sungai dan anak-anak sungai DAS Mendalam sampai bekas jalan Perusahaan PT. Toras Banua Sukses; 2. Hulu sungai Sibau termasuk anak-anak sungainya; 3. Daerah Seluan, khususnya bekas Jalan PT. Bumi Raya; 4. Hulu-hulu sungai yang ada di Jalan Lintang, seperti Hulu Lauk, Hulu Sungai Uluk, Hulu Sungai Apalin, Hulu Mungguk, Hulu Sungai Utik; 5. Hulu Sungai Temau, sampai ke Sungai Makilu Baraa 6. Hulu Sungai Embaloh, sampai Binalit, kemudian ke Hulu Sungai Labian; 7. Daerah Hutan Lindung di Nibung Desa Setulang Kiri mudik Sungai Embaloh sampai batas Sungai Labian, belum ada informasi, karena daerah tersebut sebagian besar daerah rawa dan rawa gambut. Kecuali antara Desa Pulau Manak sampai Kelayam, kiri dan kanan jalan sampai Labian. Namun demikian, Rotan Jernang baik ditanam di dataran rendah sampai dataran tinggi. Selama lahan/hutan tidak terendam sepanjang tahun.



BUAH ROTAN JERNANG, HHBK YANG LEGAL Pemanfaatan Buah Rotan Jernang sudah lama dilakukan oleh masyarakat tradisional, biasanya dipakai untuk pewarna caping, tikar, untuk obat sakit perut dan lain-lain. Oleh Pemerintah Rotan Jernang diatur dengan Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.35/Menhut-II/2007 tentang Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK). Sehingga Rotan Jernang adalah produk HHBK yang sudah resmi dan masyarakat tidak perlu kuatir. Masalah pasaran dan penjualan Buah Rotan Jernang kedepan, sangat terbuka. Negara China saja membutuhkan 500 ton getah Buah Jernang setiap tahun, namun Indonesia hanya mampu memasok sekitar 27 ton. Pasokan inipun makin berkurang, karena Rotan Jernang dari alam semakin sedikit. Budidayapun masih terbatas di daerah Aceh, Riau dan Bengkulu. Di Kalimantan masih sedikit petani yang membudidayakan. Rencana KPH Kapuas Hulu Utara : 1. Menyediakan bibit yang baik dan unggul, dan memilih Jenis Rotan Jernang yang cocok dikembangkan secara luas. 2. Menyediakan bibit dalam jumlah yang cukup sesuai target Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang; 3. Melakukan penanaman di kawasan hutan dengan sistem Agroforestry, bekerjasama dengan masyarakat dengan pola kemitraan dan prinsip saling menguntungkan; mulai dari penanaman, pemeliharaan, menjaga bersama sampai pemanenan; 4. Mendorong masyarakat juga untuk melakukan budidaya sendiri di lahan-lahan kebun karet, kebun buah, dan pekarangan; 5. Mendorong masyarakat mencari dan menyiapkan bibit secara mandiri, untuk kebun pribadi, karena keterbatasan anggaran KPH dalam penyediaan Bibit Rotan Jernang.



TEKNIK BUDIDAYA ROTAN JERNANG Dalam budidaya rotan Jernang ini, penyediaan bibit yang baik adalah salah satu hal yang penting dilakukan. Berbeda dengan penyediaan bibit tanaman lainnya, mulai dari penyiapan sampai memperoleh bibit tanaman yang siap dan layak ditanam, memelukan waktu cukup panjang yakni sekitar 8 bulan sampai 1 tahun.



F. PENANAMAN BIBIT ROTAN JERNANG Bibit rotan Jernang yang siap ditanam dapat dipindahkan langsung di hutan atau kebun. Rotan Jernang memerlukan pohon untuk merambat, namun Rotan Jernang adalah jenis liana dan bukan parasit bagi pohon. Kalau penanaman dilakukan di hutan alam, maka jarak tanam tidak menentu, menyesuaikan dengan kondisi tegakan. Buat lobang tanam sedalam ukuran tinggi polibek, jangan terlalu dalam. Taburkan kompos di lubang tanam. Setelah ditutup dengan tanah, kumpulkan rumput dan serasah (daundaun dan ranting kayu), simpan disekitar batang Rotan Jernang. Kalau nanti serasah ini membusuk akan menjadi pupuk dan media merambatnya akar Rotan Jernang, karena di kalau di hutan (habitatnya), Rotan Jernang akan tumbuh baik apabilah banyak serasah di sekitar tanaman.



Ada kelompok tani yang sudah cukup berpengalaman membibitkan Jernang di Kapuas Hulu, namun hanya mampu menyediakan dalam jumlah terbatas. A. PEMILIHAN BENIH Benih dapat diambil dari buah yang matang dari Rotan Jernang. Untuk mempercepat perkecambahan, kulit dan sebagian daging buah dibersihkan. Daging buah yang arah tangkai baiknya dibuang sampai ke biji buah, supaya lebih cepat berkecambah. B. PERKECAMBAHAN BENIH Siapkan bedeng atau bak tabur, simpan dibawah naungan atau paranet dengan komposisi media tanah perkecambahan kompos dan sekam padi 2:1. Kemudian taburkan benih secara merata. Benih akan berkecambah 30 – 45 hari. Bisa juga dengan teknik Penyekapan, dengan merendam benih selama 2 hari, kemudian masukkan dalam kantong plastik tanpa cahaya matahari. Kecambah akan tumbuh 15 – 55 hari. C. PENYIAPAN POLIBEK Polibek yang baik berukuran paling tidak 16 x 20 cm, semakin besar semakin bagus, permasalahannya kalau ukuran besar adalah mengangkut dan memindahkan bibit ke lahan atau hutan. Media polibek baiknya campuran kompos dan tanah dengan perbandingan 1:2, tanah dimasukkan dalam polibek dan baiknya media didiamkan sekitar 2 minggu, perlu didiamkan terlebih dahulu supaya jamur-jamur patogen ditanah tidak menyerang kecambah.



Kalau penanaman dilakukan tumpangsari di antara kebun karet yang jarak tanamnya teratur, maka mengikuti jumlah tanaman karet. Jarak tanam Rotan Jernang dari pohon paling tidak 1,5 meter. Karena nanti tumbuh berumpun dan rotan akan menumpang naik di batang/dahan karet. Sehingga petani tetap bisa menoreh seperti biasa. G. PEMELIHARAAN Perlu menggemburan disekitar batang tanaman. Pemeliharaan dikebun dilakukan bisa bersamaan dengan pemeliharaan kebun lainnya yakni dengan membersihkan dari gulma/rumput dan tanaman penggangu lainnya. Pemeliharaan dihutan dilakukan sama dengan membuang gulma dan tumbuhan pesaing lainnya. Buang tumbuhan akar lainnya yang bisa menjadi pesaing pertumbuhan Rotan Jernang. Hama dan Penyakit biasanya Kumbang Daun dan Penyakit busuk Leher batang, tapi ini jarang menyerang, kalau kondisi tanaman sehat.



D. PEMINDAHAN KECAMBAH KE POLIBEK Kecambah yang sudah siap dipindahkan diambil secara hatihati, jangan sampai akar atau tunasnya patah. Media di polibek dikurangi (sekitar ¼), kemudian masukkan kecambah dan isi lagi dengan media sebelumnya. Tekan perlahan supaya agak padat.



H. PEMUPUKAN Pemupukan selama pemeliharaan dilakukan setidaknya 3 kali setahun dengan NPK Tablet. Kecuali ketika Rotan Jernang akan berbuah, pemupukan dengan NPK tabur perlu dilakukan dengan kadar yang cukup, untuk memperoleh buah yang lebih banyak dan lebih berat.



E. PEMELIHARAAN DI PERSEMAIAN Polibek disusun rapi perbedeng, gunakan paranet sebagai pelindung di persemaian, dengan kerapatan paranet 70% apabila lokasi persemaian di tempat terbuka. Kerapatan Paranet 50% apabila lokasi persemaian di bawah pohonpohon naungan. Baiknya dinding persemaian juga ditutup/dipagar supaya tidak diganggu binatang/hama



I.



Lakukan penyiraman secara rutin 2-3 hari sekali. Untuk meningkatkan presentase pertumbuhan bibit di polibek, semprot seminggu atau 10 hari sekali dengan menggunakan pupuk organik cair. Untuk mendorong pertumbuhan vegetatif lakukan dengan pemupukan Urea, 50 gram dilarutkan ke dalam gembor, kemudian disiram dan selanjutnya dibilas kembali dengan air bersih, supaya pupuk tidak melekat ke daun. Lakukan pemupukan satu kali sebulan.



PEMANENAN BUAH ROTAN JERNANG Dalam kondisi normal, Rotan Jernang, mulai berbunga pada umur 3-4 tahun. Apabila bibitnya dari vegetatif (anakan dari rumpun) maka akan berbuah pada umur 4 tahun, namun apabila anakan dari biji, akan berbuah pada umur 4-5 tahun. Rotan Jernang berbuah rata-rata 2 kali setahun, panen raya biasanya bulan Oktober sampai Awal Desember. Sehingga kalau ingin mendapatkan sumber benih di hutan, baiknya pengambilan buah untuk bibit di awal Bulan Januari. Dalam satu rumpun Jernang, misalnya ada 10 batang rotan, maka biasanya yang berbuah (betina) 5 sampai 6 batang, sisanya berbunga jantan. Yang tidak berbuah jangan dipotong/dibunuh, karena menghasilkan benang sari yang diperlukan untuk penyerbukan. Satu rumpun Jernang, menghasilkan 5 sampai 8 tangkai buah dengan rata-rata 10-15 kilo buah rotan Jernang.



J.



PEMANENAN LESTARI Buah Rotan Jernang yang baik untuk menghasilkan Resin/getah yang berkualitas dan banyak resinnya adalah buah dipanen dalam kondisi belum masak atau belum matang. Makanya perlu diperhatikan betul-betul oleh petani. Buah yang dipanen masak, tidak laku apabila dipasarkan. Pemanenan dengan menggunakan gala yang diujungnya diberi pisau seperti arit, untuk memotong tangkai buah. Karena serakah dan maunya praktis, sering pemanenan di alam dengan memotong batang rotan. Jangan memotong batang rotan, karena petani hanya memanen sekali, padahal rotan tersebut berbuah setiap tahun. Rata-rata rotan terus berbuah sampai umur 20 tahun. Setelah berumur 20 tahun dan tidak berbuah lagi, maka rotan bisa dipotong, untuk mengambil rotannya, karena rotannya sangat baik untuk kerajinan.



K. HASIL PETANI DARI JERNANG Asumsi kalau petani bisa menanam rata-rata 500 batang Rotan Jernang, dengan 1 rumpun menghasilkan 10 kg (kondisi pemeliharaan dan pemupukan yang baik) maka hasilnya adalah 5.000 kg/ tahun buah Rotan Jernang. Kalau dijual 1 kilo buahnya dengan harga Rp. 50.000,- maka dalam 500 batang Rotan Jernang, dapat menghasilkan Rp. 250.000.000,- (dua ratus lima puluh juta rupiah).



PETANI KAYA. KPH MANDIRI DENGAN BUDIDAYA JERNANG Target KPH Kapuas Hulu Utara dalam sepuluh tahun kedepan, adalah 2.000 hektar atau kurang lebih 1 juta batang Rotan Jernang, ini jika anggaran tersedia. Untuk mencapai ini perlu dukungan semua pihak mulai dari anggaran Pemerintah melalui KPH, NGO, CSR, Hibah, investor dan partisipasi masyarakat. KPH Fokus untuk mengejar target ini. Penanaman dilakukan dengan lima skema Yaitu : 1. Program Rehabilitasi / Reboisasi Pengkayaan dan Agroforestry di dalam kawasan hutan dengan prinsip Kerjasama Pemanfaatan Hutan dengan masyarakat dalam Kawasan Hutan di Wilayah Tertentu KPH. 2. Mendorong investasi sektor swasta, dengan penanaman agroforestry di Kawasan Hutan dengan Kerjasama Pemanfaatan Hutan dalam KPH bersama masyarakat. 3. Dengan Pola KBR untuk bantuan ke Izin Perhutanan Sosial. 4. Program Penghijauan Lingkungan dengan sistem tumpangsari untuk di luar kawasan hutan, yaitu di kebun buah, kebun karet masyarakat. Kalau anggaran tersedia, maka KPH membantu bibit ke Masyarakat. 5. Pola Mandiri, yaitu masyarakat yang mau berusaha, sukarela dan swadaya oleh masyarakat sendiri tanpa bantuan dari Pemerintah, mulai dari penyediaan bibit, persemaian, penanaman, pemeliharaan sampai pemanenan.



Hutan Lestari, Masyarakat Sejahtera Dengan Fokus Menanam Jernang Putussibau, 12 November 2018 Kepala KPH Kapuas Hulu Utara