Legenda Sangkuriang [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Legenda Sangkuriang : Asal Gunung Tangkuban Perahu dongeng cerita rakyat14 Januari 2015 No comment 2706 views



★★★★★



Alkisah pada jaman dahulu kala seekor babi tengah melintas di sebuah hutan belantara. Babi hutan itu sedang merasa kehausan di tengah panasnya terik matahari. Pada saat dia mencari-cari mata air, dia melihat ada air yang tertampung di pohon keladi hutan.



Legenda Asal Muasal Gunung Tangkuban Perahu Kisah Sangkuriang



Segera diminumnya air itu untuk melepas dahaga. Tanpa disadarinya air itu adalah air seni Raja Sungging Perbangkara. Karena kesaktian Raja Sungging Perbangkara, babi hutan itu pun mengandung setelah meminum air seninya. Sembilan bulan kemudian si babi hutan melahirkan seorang bayi perempuan. Raja Sungging Perbangkara mengetahui perihal adanya bayi perempuan yang terlahir karena air seninya itu. Ia pun pergi ke hutan untuk mencarinya. Ditemukannya bayi prempuan itu. Dia pun memberinya nama Dayang Sumbi dan membawanya pulang ke istana kerajaan. Dayang Sunbi tumbuh menjadi perempuan yang sangat cantik wajahnya. Serasa tak terbilang jumlah raja, pangeran dan bangsawan yang berkehendak memperistri anak perempuan Raja Sungging Perbangkara itu. Namun, semua pinangan itu di tolak Dayang Sumbi dengan halus. Sama sekali tidak diduga oleh Dayang Sumbi , mereka yang ditolak pinangannya itu saling berperang sendiri untuk memperebutkan dirinya. Dayang Sumbi sangat bersedih mengetahui kenyataan bahwa para pangeran, raja dan bangsawan yang ditolaknya saling melakukan peperangan. Dia pun memohon kepada Raja Sungging Perbangkara untuk mengasingkan diri. Sang Raja akhirnya mengijinkan anaknya tersebut untuk mengasingkan diri. Dayang Sumbi mengasingkan diri di sebuah bukit ditemani oleh seekor anjing jantan bernama si tumang. Untuk mengisi waktu luangnya selama dalam pengasingan, Dayang Sumbi pun menenun. Alkisah, ketika Dayang Sumbi sedang menenun, peralatan tenunannya terjatuh. Ketika itu Dayang Sumbi merasa malas untuk mengambilnya. Terlontarlah ucapan yang tidak terlalu



disadarinya.” Siapapun juga yang bersedia mengambilkan peralatan tenunku yang terjatuh, seandainya itu lelaki akan kujadikan suami, jika dia perempuan dia akan kujadikan saudara.” Tak disangka si tumang mengambil peralatan tenun yang terjatuh itu dan memberikannya kepada Dayang Sumbi. Tidak ada yang dapat diperbuat Dayang Sumbi selain memenuhi ucapannya. Dia menikah dengan Si Tumang yang ternyata titisan dewa. Si Tumang adalah dewa yang dikutuk menjadi hewan dan dibuang ke bumi. Beberapa bulan setelah menikah, Dayang Sumbi pun mengandung dan melahirkan seorang bayi laki-laki. Dayang Sumbi memberinya nama Sangkuriang. Waktu terus berlalu. Beberapa tahun kemudian terlewati. Sangkuriang telah tumbuh menjadi seorang pemuda yang tampan wajahnya. Gagah. Tubuhnya kuat dan kekar. Sakti mandraguna pula anak Dayang Sumbi ini. Sejak kecil Sangkuriang telah senang berburu. Setiap kali melakukan perburuan di hutan. Sangkuriang senantiasa ditemani oleh si tumang. Sama sekali Sangkuriang tidak tahu bahwa si Tumang adalah ayah kandungnya. Pada suatu hari Sangkuriang dengan di temani Si Tumang kembali meakukan perburuan di hutan. Sangkuriang berniat mencari kijang karena ibunya sangat menghendaki memakan hati kijang. Setelah beberapa saat berada di dalam hutan, Sangkuriang melihat seekor kijang yang tengah merumput di balik semak belukar. Sangkuriang memerintahkan si tumang untuk mengejar kijang itu Sangat aneh, si Tumang yang biasanya penurut, ketika itu tidak menuruti perintahnya. Sangkuriang menjadi marah. Katanya.” Jika engkau tetap tidak menuruti perintahku, niscaya aku akan mebunuhmu.” Ancaman Sangkuriang seakan tidak dipedulikan si Tumang. Karena jengkel dan marah, Sangkuriang lantas membunuh si Tumang. Hati anjing hitam itu diambilnya dan dibawanya pulang ke rumah. Sangkuriang memberikan hati si Tumang kepada ibunya untuk dimasak. Tanpa disadari Dayang Sumbi bahwa hati yang diberikan anaknya adalah hati suaminya. Dia kemudian memasak dan memakan hati itu. Maka, tak terperikan amarah Dayang Sumbi kepada Sangkuriang ketika dia tahu hati yang dimakannya adalah hati si Tumang. Dia lalu meraih gayung yang terbuat dari tempurung kelapa dan memukul kepala Sangkuriang, hingga kepala Sangkuriang terluka. Sangkuriang sangat marah dan sakit hati dengan perlakuan ibunya itu. Menurutnya, Ibunya lebih menyayangi si Tumang dibandingkan dirinya. Maka, tanpa pamit kepada Dayang Sumbi ibunya, Sangkuriang lantas pergi mengembara ke arah timur.



Dayang Sumbi sangat menyesal setelah mengetahui kepergian Sangkuriang anaknya. Dia pun bertapa dan memohon ampun kepada para dewa atas kesalahan yang diperbuatnya. Para dewa mendengar permintaan Dayang Sumbi, mereka menerima permintaan maaf itu dan mengaruniakan Dayang Sumbi kecantikan abadi. Syahdan,



Sangkuriang



terus



mengembara



tanpa



tujuan



yang



pasti.



Dalam



pengembaraanya Sangkuriang terus menambah kesaktiannya dengan berguru kepada orang-orang sakti yang ditemuinya selama pengembaraan. Bertahun-tahun Sangkuriang mengembara tanpa disadari dia kembali ke tempat dimana dia dahulu dilahirkan. Sangkurian terpesona dengan kecantikan Dayang Sumbi yang abadi, dia tidak menyadari bahwa perempuan cantik yang ditemuinya di hutan adalah ibu kandungnya sendiri. Hal yang sama terjadi juga pada Dayang Sumbi yang tidak menyadari pemuda gagah yang sakti itu adalah Sangkuriang anaknya. Karena saling jatuh cinta mereka merencenakan untuk menikah.



dayang sumbi berdoa semoga pekerjaan sangkuriang gagal



Sebelum pernikahan dialngsungkan Sangkuriang berniat untuk berburu. Dayang Sumbi membantu Sangkuriang mengenakan penutup kepala. Ketika itulah dayang Sumbi melihat luka di kepala calon suaminya. Teringatlah dia pada anak lelakinya yang telah meninggalkannya. Dia sangat yakin pemuda gagah itu tidak lain adalah Sangkuriang anaknya. Dayang Sumbi kemudian menjelaskan bahwa dai sesungguhnya adalah ibu kandung dari Sangkuriang. Oleh karena itu dia tidak bersedia menikah dengan anak kandungnya tersebut. Namun, Sangkuriang yang telah dibutakan oleh hawa nafsu tidak memperdulikan penjelasan Dayang Sumbi, dia tetap bersikukuh akan menikahi Dayang Sumbi. “Jika memang begitu kuat keinginanmu untuk menikahiku, aku mau engkau memenuhi satu permintaanku” Kata Dayang Sumbi “Apa permintaan yang engkau kehendaki.” Tantang Sangkuriang. Dayang Sumbi mengajukan syarat yang laur biasa berat yaitu dia ingi sungai citarum dibendung untuk dibuat danau, dan didalam danau itu ada perahu besar.” Semua itu harus



dapat engkau selesaikan dalam waktu satu malam.” Ucap Dayang Sumbi.” Sebelum fajar terbit, kedua permintaanku itu harus telah selesai engaku kerjakan.” Tanpa ragu Sangkuriang menyanggupi permintaan dari Dayang Sumbi.” Baiklah, aku akan memenuhi permintaanmu.” Sangkuriang segera bekerja mewujudkan permintaan Dayang sumbi. Pertama kali dia menebang pohon besar untuk dibuatnya sebuah perahu. Cabang dan ranting pohon yang tidak dibutuhkannya ditumpukan. Tumpukan cabang dan ranting pohon itu dikemudian hari menjelma menjadi gunung Burangrang.Begitu pula tunggul pohpon itu kemudian berubah menjadi sebuah gunung yang lebih dikenal gunung bukit tinggul. Perahu besar itu akhirnya selesai dibuat Sangkuriang. Pemuda Sakti itu lantas berniat membendung aliran sungai Citarum yang deras untuk dibuat sebuah danau. Sangkuriang kemudian memanggi para makhluk halus untuk membantunya mewujudkan permintaan Dayang sumbi. Semua yang dilakukan Sangkuriang diketahii oleh Dayang Sumbi. Terbit kecemasan dalam hati Dayang Sumbi ketika melihat pekerjaan Sangkuriang sebentar lagi selesai. Dia harus menggagalkan pekerjaan Sangkuriang agar pernikahan dengan anak kandungnya itu tidak terlaksana. Dia pun memohon pertolongan dari para Dewa. Setelah berdoa, Dayang Sumbi mendapatkan petunjuk. Dayang Sumbi lantas menebarkan boeh rarang (kain putih hasil tenunan). Dia juga memkasa ayam jantan berkokok disaat waktu masih malam. Para makhluk halus sangat ketakutan ketika mengetahui fajar telah tiba. Mereka berlari dan menghilang kesegala penjuru. Mereka meninggalkan pekerjaannya membuat danau dan perahu yang belum selesai.



Sangkuriang menendang perahu sehingga menjadi gunung tangkuban perahu



Sangkuriang sangat marah. Dia merasa Dayang Sumbi telah berlaku curang kepadanya. Ida sangat yakin jika fajar sesungguhnya belum tiba. Dia merasa masih tersedia waktu baginya untuk menyelesaikan pekerjaan. Dengan kemarahan tinggi, Sangkuriang lantas menjebol bendungan di Sanghyang Tikoro. Sumbat aliran citarum lantas dilemparkannya ke



arah timur yang kemudian menjelma menjadi gunung Manglayang. Air yang semula memenuhi danau itu pun menjadi surut. Serasa belum reda kemarahannya. Sangkuriang lantas menendang perahu besar yang telah dibuatnya hingga terlempat jauh dan jatuh tertelungkup. Menjelmalah perahu besar itu menjadi sebuah gunung yang kemudian di sebut gunung Tangkuban Perahu. Kemarahan Sangkuriang belum reda. Dia mengetahui, semua itu sesungguhnya adalah siasat dari Dayang Sumbi untuk menggagalkan pernikahan dengannya. Dengan kemarahan yang terus meluap, Dayang sumbi pun dikejarnya. Dayang sumbi yang ketakutan terus berlari untuk menghindar hingga akhirnya menghilang di sebuah bukit. Bukit itu kemudian menjelma menjadi gunung Putri. Sedangkan Sangkuriang yang tidak berhasil menemukan Dayang Sunbi akhirnya menghilang ke alam gaib.



Cerita Rakyat Legenda Keong Mas Singkat dongeng cerita rakyat29 Januari 2017 248 views



★★★★★



Salah satu cerita rakyat Nusantara yang paling popular adalah legenda Keong Mas. Kali ini kami akan menceritakan cerita keong mas singkat di malam hari ini. Kami juga sebelumnya pernah memposting legenda ini. Gunakan menu pencarian untuk mengetahui kisah lengkapnya.



Legenda Keong Emas Singkat Dahulu kala, ada seorang raja yang sangat arif dan bijaksana. Raja memiliki dua putri. Putri pertama bernama Candra Kirana, dan adiknya bernama Dewi Galuh. Dua putri itu sangat cantik, tetapi memiliki watak yang berbeda. Candra Kirana sangat baik dan tidak sombong sehingga ia sangat dicintai oleh rakyatnya. Sebaliknya, Dew Galuh jahat dan angkuh. Ia sering kali menghina rakyatnya sehingga rakyat tak menyukai Dewi Galuh. Suatu hari, Raja memanggil Candra Kirana. Raja ingin agar Candra Kirana segera menikah dengan Pangeran lnu Kertapatih. Candra Kirana sangat senang. Ia menerima lamaran Pangeran lnu Kertapatih.Tetapi, Dewi Galuh juga menyukai Pangeran lnu Kertapatih. Ia ingin Pangeran lnu Kertapatih menjadi suaminya. Dewi Galuh lantas pergi ke rumah penyihir. Ia meminta agar penyihir itu menyihir Candra Kirana menjadi sebuah keong. Saat sedang asyik main di pantai, Candra Kirana ditemui oleh penyihir. Penyihir itu langsung menyihir Candra Kirana menjadi seekor keong emas. Sungguh sedih hati Candra Kirana. "Sihir itu hanya akan hilang jika kau menemukan cinta sejatimu,"seru penyihir. Sementara itu, di sebuah desa, seorang nenek sedang mencari ikan. Saat ia mengambil jaringnya, ia menemukan seekor keong emas. Karena keong itu terlihat sangat cantik, nenek itu pun membawanya pulang.



Keesokan harinya, si nenek kembali mencari ikan. Ia selalu bekerja dari pagi hingga sore, namun kadang-kadang tak mendapatkan uang. Kasihan sekali si nenek. Saat si Nenek pergi bekerja, keong emas berubah menjadi Candra Kirana. Untuk membalas budi sang nenek, Candra Kirana pun membersihkan rumah nenek itu. Ia juga memasak makanan yang enak untuk si Nenek. Saat pulang, alangkah terkejutnya si Nenek. Ia mendapati banyak makanan di meja makannya. "Siapakah yang melakukan ini semua?" ucap si Nenek. Hari-hari berlalu. Setiap hari, sepulang bekerja, si Nenek selalu mendapati rumahnya sudah bersih dan ada banyak makanan di meja makannya. Ia ingin tahu, siapa yang melakukan itu semua. Maka pada suatu hari, ia pura-pura pergi bekerja. Ia mengintip di balik jendela. Si Nenek melihat keong emas miliknya berubah menjadi seorang gadis cantik. Si Nenek pun langsung masuk ke rumahnya. Candra Kirana kaget, tetapi akhirnya ia menceritakan semuanya kepada si Nenek. Sementara itu, Pangeran lnu Kertapatih ikut mencari Candra Kirana. Ia mencari sampai ke pelosok desa. Saat sedang kelelahan, ia hendak meminta minum kepada salah satu warga. Ia mendatangi salah satu rumah warga. Dan di sana, olala... Pangeran lnu Kertapatih mendapati Candra Kirana. Seketika kutukan nenek sihir itu pun sirna. Akhirnya Pangeran lnu Kertapatih membawa Candra Kirana kembali ke istana. Si Nenek yang menolongnya pun dibawa serta. Kemudian, nenek sihir yang menyihir Candra Kirana, serta Dewi Galuh dihukum oleh Raja. Candra Kirana dan Pangeran Inu Kertapatih pun menikah. Mereka hidup bahagia selamanya.



Cerita Roro Jonggrang Legenda Candi Prambanan



Legenda Candi Prambanan



Cerita rakyat ini berasal dari masa lampau yang sangat lama. Ceritanya juga terdengar dari telinga ke telinga. salah satu cerita rakyat yang sangat terkenal di Jawa adalah Roro Jonggrang. Hampir semua daerah di Indonesia memiliki cerita rakyat masing-masing. Bagi anda yang sudah pernah ke candi Prambanan, apakah sudah tahu cerita rakyat tentang candi tersebut? Jika belum yuk baca cerita Roro Jonggrang legenda Candi Prambanan berikut ini. Pada zaman dahulu, berdirilah sebuah kerajaan sangat besar bernama Prambanan. Rakyat Kerajaan Prambanan hidup dengan makmur dan damai di bawah kepemimpinan raja bernama Prabu Baka. Kerajaan-kerajaan kecil di sekitar Kerajaan Prambanan juga tunduk dan sangat menghormati kepemimpinan Prabu Baka. Sementara itu, di wilayah lain terdapat satu kerajaan yang tidak kalah besar dari Kerajaan Prambanan, nama kerajaan itu adalah Kerajaan Pengging. Kerajaan tersebut sangat terkenal arogan dan selalu ingin memperluas wilayah kekuasaan. Kerajaan Pengging memiliki seorang kesatria sakti bernama Bondowoso. Ia memiliki senjata yang sangat sakti bernama Bandung, dengan begitu ia sangat terkenal dengan sebutan Bandung Bondowoso. Tidak hanya mempunyai senjata yang sakti, Bandung Bondowoso juga memiliki pasukan tentara berupa jin. Bala



tentara jin tersebut ia gunakan untuk membantunya dalam menyerang kerajaan lain dan juga memenuhi segala keinginannya. Suatu Ketika Raja Pengging memerintahkan Bandung Bondowoso untuk menyerang Kerajaan Prambanan. Esok harinya, bandung Bondowoso memanggil seluruh bala tentara jinnya dan berangkat ke Kerajaan Prambanan. Setiba di Kerajaan Prambanan, Bandung Bondowoso dan bala tentara langsung menyerbu masuk ke dalam Kerajaan Prambanan. Tanpa adanya persiapan membuat Raja Baka dan pasukannya kalang kabut, dan para perang ini membuat Prabu Baka dan pasukannya tewas. Akhirnya Bandung Bondowoso berhasil menduduki Kerajaan Prambanan. Kabar keberhasilan Bandung Bondowoso didengar oleh Raja Pengging dan merasa sangat bahagia. Raja Pengging pun mengutus Bandung Bondowoso untuk menempati Kerajaan Prambanan dan mengurus segala isi Kerajaan tersebut termasuk keluarga Raja Baka. Pada saat Bandung Bondowoso menempati Istana Prambanan, ia melihat seorang wanita yang cantik jelita. Wanita tersebut adalah putri dari Prabu Baka bernama Roro Jonggrang. Bandung Bondowoso menaruh hati kepada Roro Jonggrang saat melihatnya. Tanpa pikir panjang, Bandung Bondowoso memanggil Ror Jonggrang dan melamarnya. “Wahai Roro Jonggrang yang cantik jelita, bersediakah engkau menjadi permaisuriku?” tanya Bandung Bondowoso kepada Roro Jonggrang. Mendengar pertanyaan tersebut membuat Roro Jonggrang terdiam dan bingung. Ia sangat benci melihat Bandung Bondowoso yang telah membunuh ayahhanda yang sangat ia cintainya. Namun ia juga takut untuk menolak lamaran Bandung Bondowoso. Akhirnya setelag Roro Jonggrang berfikir sejenak, ia menemukan satu cara agar Bandung Bondowoso tidak jadi untuk menikahinya. “baiklah aku menerima lamaranmu, Bandung Bondowoso. Namun setelah kamu memenuhi satu syarat dariku.” Jawah Roro Jonggang. “Apakah Syaratmu itu wahai Roro Jonggrang?, tanya Bandung Bondowoso. “Buatkan aku seribu candi dan dua buah sumur dalam satu malam”. Jawab Roro Jonggrang memberikan syarat yang ia minta. Mendengar syarat yang diberikan oleh Roro Jonggrang, Bandung Bondowoso pun langsung menyetujuinya. Syarat yang Roro Jonggrang berikan, ia anggap sangat mudah karena ia mempunyai balatentara jin yang sangat banyak dan akan membantunya. Pada malam hari, Bandung Bondowoso mengumpulkan semua bala tentara jinnya. Dalam waktu yang singkat, semua bala tentaranya sudah berkumpul. Setelah mendengar perintah dari Bandung Bondowoso, semua bala tentaranya kengsung membuat sumur dan membangun seribu candi dengan sangat cepat.



Melihat kecepatan bala tentara Bandung Bondowoso dalam membangun candi dan membuat sumur, membuat Roro Jonggrang merasa ketakutan dan gelisah. Dalam dua per tiga malam, hanya tinggal tiga buah candi dan satu sumur yang belum terselesaikan. Roro jonggrang berfikir keras bagaimana cara menggagalkan pembangunan candi dan membuatnya tidak jadi menikah dengan Bandung Bondowoso. Jika syarat tersebut tidak dipenuhi tentunya pernikahan mereka tidak akan terlaksana. Roro Jonggang berpikir sangat keras untuk menggagalkannya. Setelah berpikir keras, akhirnya me mbuahkan hasil yakni sebuah ide yang sangat cemerlang. Ia akan membuat suasana menjadi seperti pagi, dengan begitu para jin akan berhenti membuat candi karena hari sudah pagi. Roro Jonggrang pergi untuk mengumpulkan para dayang-dayang yang ada di dalam istana Prambanan. Para dayang-dayang tersebut ia beri tugas untuk membakar jerami, membunyikan lesung dan menaburkan bunga berbau semerbak mewangi. Mendengar perintah Roro Jonggrang, para dayang-dayang segera membakar beberapa jerami. Tidak berselang lama langit tampak kemerahan dan lesung pun mulai untuk dibunyikan. Bau harum dari bunga yang disebar mulai tercium dan membuat para ayam mulai berkokok. Melihat langit berwarna kemerahan, lesung berbunyi dan bau harum bunga, membuat bala tentara jin Bandung Bondowoso pergi meninggalkan pekerjaan. Mereka berpikir bahwa hari telah beranjak pagi, dan mereka pun harus segera pergi. Melihat balatentaranya pergi membuat Bandung Bondowoso marah dan berkata “Hai balatentaraku, hari belum pagi. Kembalilah dan selesaikan pembangunan candi ini!”. Bandung Bondowoso menyuruh bala tentaranya untuk kembali dan menyelesaikan. Karena hari belum pagi, dan itu semua adalah perbuatan Roro Jonggrang untuk membuat suasana seperti pagi. Para bala tentara Bandung Bondowoso tetap pergi dan tidak menghiraukan perintah darinya. Bandung Bondowoso sangat kesal dan menyelesaikan sendiri sisa pembangunan candi. Namun sebelum Bandung Bondowoso selesai membangun sisa candi, hari sudah beranjak pagi. Bandung Bondowoso pun gagal memenuhi syarat yang diberikan Roro Jonggrang untuk menikahi putri Prabu Baka tersebut. Mengetahui kegagalan Bandung Bondowoso dalam membuatkannya seribu candi dan dua sumur, membuat Roro Jonggrang sangat bahagia dan



menghampiri Bandung Bondowoso. Ia berkata “Kamu gagal memenuhi syarat dariku, Bandung Bondowoso.”



Mendengar ucapan Roro Jonggrang tersebut, membuat kemarahan Bandung Bondowoso semakin besar. Dengan nada yang keras Bandung Bondowoso berkata “Kau yang curang Roro Jonggrang. Kamulah yang menggagalkan pembangunan seribu candi yang sedang aku bangun. Untuk itu, aku kutuk kau menjadi arca yang ada di dalam candi keseribu!!!” teriak Bandung Bondowoso dengan nada keras. Dengan kesaktian yang dimiliki oleh Bandung Bondowoso, Roro Jonggang pun menjadi arca keseribu dari Candi seribu yang ia syaratkan kepada Bandung Bondowoso. Keseribu candi ini berada di Candi Prambanan, dan arca Roro Jonggrang dikenal dengan candi Roro Jonggarang diantara seribu candi lainnya yang diberi nama candi sewu. Candi Roro Jonggang yang merupakan wujud arca dari Roro Jonggrang sampai saat ini masih bisa anda temukan di Lokasi Candi Prambanan. Disini anda akan melihat Candi Roro Jonggrang dikelilingi oleh candi-candi lain yang dibangun oleh para bala tentara jin Bandung Bondowoso. Cerita rakyat sangatlah penting, karena akan menambah pengetahuan anda semua tentang sejarah masa lalu negara Indonesia. Di saat mengunjungi tempat wisata bukan hanya menikmati wisatanya saja, namun juga sangat bagus mengetahui sejarah tempat tersebut seperti cerita Roro Jonggrang legenda Candi Prambanan di atas.