Literary Genre Fiction [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Literary Genre Fiction Fiction broadly refers to any narrative consisting of imaginary people, events, or descriptions—in other words, a narrative not based strictly on history or fact. It also commonly refers, more narrowly, to written narratives in prose and often specifically novels.[4] In film, it generally corresponds to narrative film in opposition to documentary. Fiksi secara luas merujuk pada narasi berbentuk apa pun yang terdiri dari imajinasi orang-orang, peristiwa, atau deskripsi — dengan kata lain, narasi yang tidak semata-mata didasarkan pada sejarah atau fakta. Ini juga biasanya merujuk lebih sempit ke arah narasi tertulis seperti prosa dan juga novel. Dalam film, ini umumnya sesuai dengan film naratif yang memang bertentangan dengan film dokumenter. Dalam penggunaannya yang paling sempit, fiksi merujuk pada novel, tetapi ia juga dapat menunjukkan "literary narrative", termasuk novel, dan cerita pendek. Secara lebih luas, fiksi telah mencakup pengisahan cerita dengan elemen imajiner dalam format apa pun, termasuk tulisan, rekaman audio, pertunjukan teater langsung, komik, film animasi atau live-action, program televisi, permainan (terutama bermain peran dan permainan video) , dan seterusnya. Sebuah karya fiksi menyiratkan konstruksi inventif dari dunia imajiner dan, paling umum, fiktifitasnya diakui oleh publik, jadi para pendengarnya biasanya mengharapkannya untuk menyimpang dalam beberapa cara dari dunia nyata daripada hanya menghadirkan karakter yang merupakan orang atau deskripsi secara aktual dan secara faktual. Fiksi pada umumnya dipahami sebagai tidak berpegang teguh pada dunia nyata, yang juga membukanya ke berbagai interpretasi. Karakter dan peristiwa dalam karya fiksi bahkan dapat diatur dalam konteksnya sendiri yang sepenuhnya terpisah dari alam semesta yang dikenal: alam semesta fiksi independen. Berbeda dengan fiksi ada lawan tradisionalnya: non-fiksi, di mana sang pencipta memikul tanggung jawab untuk hanya menyajikan kebenaran historis dan faktual. Terlepas dari perbedaan yang biasa antara fiksi dan non-fiksi, beberapa pencipta fiksi tentu berusaha membuat audiens mereka percaya bahwa karya itu non-fiksi atau mengaburkan batas, seringkali melalui bentuk fiksi eksperimental (termasuk beberapa fiksi dan autofiksi postmodern) atau bahkan melalui penipuan sastra yang disengaja.



ELEMENTS OF FICTION The six major elements of fiction are character, plot, point of view, setting, style, and theme. 1. Character -- A figure in a literary work (personality, gender, age, etc). E. M.



Forester makes a distinction between flat and round characters. Flat characters



2. 3.



4.



5. 6.



are types or caricatures defined by a single idea of quality, whereas round characters have the three-dimensional complexity of real people. 2. Plot –- the major events that move the action in a narrative. It is the sequence of major events in a story, usually in a cause-effect relation. 3. Point of View -- the vantage point from which a narrative is told. A narrative is typically told from a first-person or third-person point of view. In a narrative told from a first-person perspective, the author tells the story through a character who refers to himself or herself as "I." Third –person narratives come in two types: omniscient and limited. An author taking an omniscient point of view assumes the vantage point of an all-knowing narrator able not only to recount the action thoroughly and reliably but also to enter the mind of any character in the work or any time in order to reveal his or her thoughts, feelings, and beliefs directly to the reader. An author using the limited point of view recounts the story through the eyes of a single character (or occasionally more than one, but not all or the narrator would be an omniscient narrator). 4. Setting –- That combination of place, historical time, and social milieu that provides the general background for the characters and plot of a literary work. The general setting of a work may differ from the specific setting of an individual scene or event. 5.Style -- The author’s type of diction (choice of words), syntax (arrangement of words), and other linguistic features of a work. 6. Theme(s) -- The central and dominating idea (or ideas) in a literary work. The term also indicates a message or moral implicit in any work of art.



Fiksi FormulaGenre ini sengaja disebut sebagai fiksi formula karena memiliki pola-pola tertentu yang membedakannya dengan dengan jenis yang lain. Walaupun hal itu tidak mengurangiorisinalitas cerita yang dikreasikan olehpenulis, keadaan itu mau-tidak mau merupa-kan sesuatu yang bersifat membatasi. Jenis sastra anak yang dapat dikategorikan kedalam fiksi formula adalah cerita misted dandetektif, cerita romantis, dan novel serial.Cerita Misterius dan DetektifJenis fiksi formula yang banyak dikenalorang adalah cerita misteri(mysteries)dancerita detektif(detectives, thrillers).Ceritamisterius dan detektif biasanya dikemasdalam suatu waktu, lampau, kini, atau men-datang, dan menyajikan "teror" pada tiapbagian. Cerita misteri menampilkan dayasuspense, rasa penasaran ingin tahu, lewatperistiwa. dan tindakan yang tidak terjelaskanalias masih misterius, namun pada akhirkisah hal-hal tersebut dapat dijelaskan



dandiselesaikan secara masuk akal. Demikianpula halnya dengan cerita detektif, novelkriminal, atau spionase yang juga menampil-kan sesuatu yang misterius, yang biasanyadimulai dengan mayat dan atau kasus pembunuhan.Kasus tersebut tetap miste-rius, tak terjelaskan, namun pada akhir kisahditemukan tersangka yang tidak terduga,dengan bukd-bukti yang kuat Cerita misteddan detektif biasanya menampilkan seoranghero yang luar biasa dan mungkin berkarakteraneh,nyentrik.Pengernbangan alur untuk flksi formuladilakukan dengan hati-hati dan sekaligusuntuk.menunjukkan kuatnya sanghero.Dayasuspensedikembangkan lewatforeshadowing,penunjukan sedikit demisedikit, pemecahaan masalah (misteri)selangkah.demi selangkah, dengan carayang meyakinkan. Cerita diakhiri denganterkuaknya misteri atau kasus, terhukumnyapihak yang bersalah, dan kebahagiaan pihakyang benar. Pola-pola tersebut mesh ditemuidalam cerita misted dan detektif, dan itumerupakan konvensi yang ini dipahami prang.Dilihat dari keadaan itu, novel serialHarryPotter(J.K.Rowling) dapat dikelompokkanke dalam fiksi formula jenis ini.Canto RomantsCerita romantis(romantic stories)bukanhal baru dalam realisme, dan kini banyakditulis untuk pembaca muda. Cerita inibiasanya menampilkan kisah yang simpli-sistis dan sentimentalis hubungan laki-perempuan, dan itu seolah-olah merupakansatesatunya fokus dalam kehidupan remaja.Pola-pola hubungan kedua sejoli itu dibuatseolah-olah menjadi begitu sederhana danromantis, seolah-olah tidak ada urusan laindalam hidup. Banyak cerita jenis ini memilikiderajat kesamaan pola yang tinggi, balkdalam hal pengembangan alur maupunkarakterisasi tokoh, sehingga boleh dikata-kan bahwa cerita-cerita itu hanya berbedadalam penamaan dan bukan dalam hal alurdan karakter tokoh. Oleh karena itu, tidakberlebihan jika dikata-kanread one, you'veread them aN,dengan mernbaca satu novelsaja, Anda sudah membaca semuanya.Pernyataan Itu terlihat berlebihan, tetapi me-miliki kadar kebenaran yang tinggi. Namun,cerita rmantis tersebut perlu dibedakandenganromance,romansa, yang tidakmasuk kategod fiksi formula. Cerita romansajustru memperhhatkan adanya kebebasanBunion Nur+giyantoro,SasboAnak: PersoalanGenreiinajinasi dan kreativitas penulis dalammengembangkan cerita.Novel SerialNovel serial dimaksudkan sebagai novelyang diterbitkan secara terpisah, namunnovel-novel itu merupakan saku kesatuanunit. Novel-novel tersebut memiliki beberapacars fokus pengorganisasian walaupun jugadapat bersifat tumpangtindih.Pertama,novel-novel yang diidentifikasikan sebagai'dokumentasi perkembangan tokoh" denganalur yang terpisah, tetapi memiliki tema yangrhirip.Kedua,novel-novel yang memiliki satutokoh utama dengan sedikit perubahankarakter sehingga unitan novel menjadi tidakpenting.Ketiga,novelnovel dengan tokohyang konstan dan tanpa perubahan. Novel-novel jenis ini memberikan kemudahankepada anak yang ingin secara cepatmemahami dan menikmati cerita.FantasiFantasi dapat dipahami sebagaithewilling suspension ofdisbelief(Coleridge, viaIrukens, 1999:20), canto yang menawarkansesuatu yang sulit diterima. Fantasi sexingjuga disebut sebagai cerita Fantasi(literaryfantasy)-dan perlu dibedakan dengan ceritarakyat fantasi(folkfantasy)yang tak pemahdikenali siapa penulisnyamencoba meng-hadirkan sebuah dunia lain(otherworld)disamping dunia realitas. Cerita fantasi dikembangkan lewat imajinasi yang lazim dan dapatJterima sehingga sebagai sebuah ceritadapat diterima oleh pembaca. Jenis sastraanak yang dapat dikelompokkan ke dalamantasi ini adalah cerita fantasi, fantasi tingkattinggi, dan fiksi sains.Cerlta FantasiCerita fantasi(fantastic stories)dapatdipahami sebagai cerita yang menampilkantokoh, alur, atau tema yang derajat kebenar-annya diragukan, balk menyangkut (hampir)peluruh maupun hanya sebagian cerita.Cerita fantasi sebenamya jugs menampilkanberbagai



peristiwa dan aksi yang realistiksebagaimana halnya dalam cerita realistik,tetapi di dalamnya juga terdapat sesuatu113 Humaniora Volume 16, No. 2, Juni 2004: 107-122yang sulit diterima. Misalnya, cerita tentangkehidupanmanusiaminididala,mkelompoknya yang memiliki kebiasaankehidupan sebagaimana halnya kita manusiabiasa, baik yang menyangkut kebutuhanfsik, batin, maupun spiritual, tetapi kebenarancerita itu sendiri tetap diragukan. Artinya,apakah memang ada orang dengan bentukdan kehidupan seperti itu di dunia ini? Ataujuga cerita manusia biasa di kehidupan mod-ern kini yang juga sebagaimana halnyadengan kita, tetapi dapat berteman denganhantu, jin, atau makhluk halus lainnya, ber-kawan dan dapat berbicara dengan binatang,dan lain-lain. Cerita fantasi dapat menampil-kan tokoh dan alur yang hampir sepenuhnyafantastik, artinya derajat kebenarannyadipertanyakan, atau gabungan antara unsurrealistik dengan fantasik. Cerita sinetronyang ditayangkan beberapa televisi swasta,sepertiJin dan JunatauTuyuldan Mbak Yuldapat dikategorikan ke dalam cerita fantasiini. Ceritacerita horor dalam serial Goose-bumps(R.L.Stine) tampaknya dapat jugadijadikan contoh dalam cerita jenis ini.Demikian juga, berbagai cerita binatang dapatberbicara dan berperilaku seperti manusia,cerita yang berupa personifikasi manusia,juga dapat dikategorikan dalam cerita fantasi.Fantasi TinggiCerita fantasi tinggi(highfantasy)dimaksudkan sebagai cerita yang pertama-tama ditandai oleh adanya fokus konflikantara yang baik(good)dan yang jahat(evil),antara kebaikan dan kejahatan. Konfliksemacam ini sebenamya merupakan temaumum yang telah mentradisi, dan kebanyak-an cerita memenangkan yang baik. Ceritajenis ini dapat meyakinkan pembaca lewattokoh yang meyakinkan dan konsistensidunia baru (lain) yang dikisahkan. Contohcerita terkenal, misalnya,Lordof the Rings(JRR. Tolkien) yang bahkan filmnya jugasangat ditunggu oleh penonton yang telahmembaca bukunya. Cara dan atau pemilihansudut pandang pengisahan akan mempe-ngaruhi penerimaan terhadap tokoh danberbagai pengalamannya. Latar dapat ber-variasi, biasanya masa lampau, namunsering berbeda dengan latar kehidupan kita.114Cerita biasanya ditampilkan dengan nadadan suasana yang terlihat sungguhsungguh.FiksiSainFiksi sains(science fiction)dapat di-pahami dalam beberapa pengertian. RobertHeinlein (via Lukens, 1999:23), seorangpengarang fiksi sains, misalnya, mengemu-kakan bahwa fiksi sains adalah fiksi speku-latifdi manapengarang mengambil postulatdan dunia nyata sebagaimana yang kitaketahui dan mengaitkan fakta dengan hukumalam. Atau Kingsley Amis (via Lukens, 1999:23), seorang kritikus, mengatakan bahwafksi sains adalah hipotesis yang berdasarkansejumlah inovasi dalam sains dan teknologi,pseudo-sains, atau pseudo-teknologi.Sebagai bagian dari cerita fantasi, fiksi sainskadangkadang tidak mudah dibedakanapakah is murni fantasi atau sains. Sebagaisebuah cerita yang hadir ke pembaca sebe-narnya pembedaan tersebut tidak terlalupenting. Namun, yang jelas, walau telah diyakinkan lewat plausibilitas ilmiah, fiksi sainstetap saja mengandung unsur "dipertanyakankebenarannya".Cerita fiksi tentulah dikembangkan disekitar kehidupan manusia, permasalahanmanusia, dan dengan penyelesaian manu-sia, tetapi semuanya berlangsung dalamlingkup ilmiah. Cerita ini biasanya lebih me-ngutamakan konflik, misalnya konflik kepen-tingan dan nilai-nilai kemanusiaan, daripadaunsur penokohan. Secara tradisional, ceritafiksi sains sering berkaitan dengan kehidupandi masa depan(future worlds),atau sebagaivariasi ditampilkan tokoh dari masa lampauatau masa mendatang. Fiksi sains dapat jugaberkaitan dan atau menampilkan tokohmanusia robot atau robot manusia.Sastra TradislonalIstilah "tradisional" dalam kesastraan(traditional Literatureataufolkliterature)menunjukkan bahwa bentuk itu berasal dancerita yang telah mentradisi,



tidak diketahuikapan mulainya dan siapa penciptanya, dandikisahkan secara turun-temurun secaralisan. Berbagai cerita tradisional tersebutdewasa ini telah banyak yang dikumpulkan, dibukukan, dan dipublikasikan secara ter-tulis, antara lain dimaksudkan agar cerita itutidak hilang dari masyarakat mengingatkondisi masyarakat yang telah berubah. Didunia ini ditemukan banyak sekali ceritarakyat, tidak terhitung jumlahnya, dan men-jadi bagian kebudayaan masyarakat pemilik-nya. Tampaknya ada banyak cerita tradisio-nal yang bersifat "universal", dan itu me-nunjukkan adanya universalitas keinginandan kebutuhan manusia. Kisah semacamCinderella misalnya, dapat ditemukan diberbagai belahan dunia dalam bentuk yangmirip. Jenis cerita yang dikelompokkan kedalam genre ini adalah fabel, dongeng rakyat,mitologi, legenda, dan epos.FabelFabel (fable) adalah cerita binatang yangdimaksudkan sebagai personifikasi karaktermanusia. Binatang-binatang yang dijadikantokoh cerita dapat berbicara, bersikap, danberperilaku sebagaimana halnya manusia.Pada umumnya cerita fabel tidak panjang,dan secara jelas mengandung ajaran moral,dan pesan moral itu secara nyata biasanyaditempatkan pada bagian akhir cerita. Tujuanpenyampaian dan atau ajaran moral inilahyang menjadi fokus penceritaan dan sekali-gus yang menyebabkan hadirnya fabel ditengah masyarakat.Pemilihan tokoh binatang dimaksudkanuntuk mengkonkretkan ajaran dalam bentuktingkah laku, jadi bukan hanya disampaikansecara verbal dan abstrak. Selain itu, is jugadimaksudkan untuk menyamarkan ajaranlewat personifikasi binatang agar moral yangdisampaikan tidak terlihat langsung dankarenanya pembaca, para manusia itu, tidakmerasa digurui. Walau merasa tersindir,pembaca tidak merasa tersinggung karenayang menyindir dan disindir sama-samabinatang. Jadi, pembaca dipersilakan untukmerenungkannya sendiri. Hal itu sesuaidengan pepatah: "Binatang tahan pukul,manusia tahan kata". Artinya, untuk meng-ingatkan binatang perlu pukulan, sedangkanuntuk mengingatkan manusia cukup dengankata-kata. Fabel merupakan cerita yangbersifat universal, ditemukan di berbagaiBurhan Nurgiyantoro, Sastra Anak: Persoalan Genremasyarakat di dunia. Biasanya ada seekorbinatang tertentu yang dijadikan "primadona"tokoh, misalnya kancil, tupai, kera, rubah,dan lain-lain tergantung "pemilihan" masya-rakat pemiliknya.Settinghanya dijadikanlatar belakang penceritaan dan tidak jelaswaktu kejadian, tetapi biasanya menunjukke masa lampau.Dongeng RakyatDongeng atau dongeng rakyat(folktales,folklore)merupakan salah satu bentuk daricerita tradisional. Pada masa lampau dongeng diceritakan oleh, misalnya orang tuakepada anaknya, secara lisan dan turun-temurun sehingga selalu terdapat variasipenceritaan walau isinya kurang lebih sama.Dongeng pun hadir terutama karena dimak-sudkan untuk menyampaikan ajaran moral,konflik kepentingan antara baik dan buruk,dan yang baik pada akhirnya pasti menang.Tokoh yang dihadirkan, bisa sesama manu-sia, atau ditambah makhluk lain, sepertibinatang dan makhluk halus, jelas ber-karakter sederhana(flat character),terbelahantara baik dan jahat, sesuai dengan ajaranmoral yang ingin disampaikan.Alur cerita biasanya progresif karenauntuk memudahkan pemahaman ceritadengan menampilkan konflik yang tidakterlalu kompleks, dan klimaks sering ditem-patkan pada akhir kisah. Penyelesaianhampir selalu membahagiakan, misalnyaditutup dengan kata-kata semacam: "Akhir-nya mereka hidup bahagia selamanya". Nadaderita dapat sentimental, misalnya sepertiyang dijumpai pada dongengBawang MerahBawangPutihdanCinderella.Seperti halnyacerita binatang, dongeng juga bersifat univer-sal, dapat ditemukan di berbagai budayamasyarakat di berbagai belahan dunia,dengan cerita yang bervariasi, namun secarajelas mengandung ajaran moral.MitosMitos(myths)merupakan cerita masalampau yang



dimiliki oleh bangsa-bangsa didunia. Mitos dapat dipahami sebagai sebuahcerita yang berkaitan dengan dewa-dewa atautentang kehidupan supernatural yang lain,115 Humaniora Volume 16, No. 2, Juni 2004: 107-122juga sering mengandung sifat pendewaanmanusia atau manusia keturunan dewa(Makaryk, 1995:596). Mitos biasanya me-nampilkan cerita tentang kepahlawanan,asal-usul alam, manusia, atau bangsa yangdipahami mengandung sesuatu yang suci,yang gaib. Kebenaran cerita mitos sebenar-nya dapat dipertanyakan, tetapi masyarakatpemilik mitos tersebut tidak pernah mem-persoalkannya. Sebuah mitos seolah-olahsudah diterima masyarakat tanpa reserve,terlepas dari pemikiran "entah benar entahsalah". Secara agak berlebihan tampaknyadapat dikatakan bahwa hampir seluruhmasyarakat di dunia memiliki latar belakangcerita tentang mitos, misalnya orang Barat(Eropa) memiliki mitologi Yunani Kuno,mitologi dari India, Cina, Jepang, dan orangJawa mempunyai mitos antara lain ceritaNyai Rara Kidul.Istilah mitos dan mitologi sering dipakaisecara bergantian walaupun sebenarnyamemiliki nuansa makna yang agak berbeda.Mitos berkaitan dengan ceritanya itu sendiri,sedangkan mitologi merupakan ilmu sastrayang mengandung konsep mitos, konseptentang dongeng suci dan atau gaib yangberkaitan dengan kehidupan dewa-dewa danmakhluk halus lainnya.Mitos diyakini mengandung kristalisasinilai-nilai yang telah hidup sekian lama dimasyarakat di suatukebudayaan. ladapatdipahami sebagai salah satu unsur budayapada masyarakat dan sebagai bagian darirekaman perjalanan sejarah budaya masya-rakat yang bersangkutan. Pengembangankarakter dan kebudayaan suatu bangsa tidakdapat melepaskan diri dad nilai-nilai. tradisi(baca: mitos) yang telah mendasan dan mem-besarkannya itu. Dalam hal ini mitos dipa-hami mempunyai jangkauan makna yanglebih luas daripada sekadar cerita tentangdewa-dewa. ladipahami sebagai suatusistem komunikasi yang memberikan pesanyang berkaitan dengan aturan-aturan masalalu, ide, ingatan, dan kenangan atau ke-putusan-keputusan yang diyakini. Jadi, didalam mitos terkandung unsur tata nilaikehidupan masyarakat.Di Indonesia tiap masyarakat yangmemiliki etnis kebudayaan ratarata memiliki1 16cerita tradisional yang menjadi sebuah mitos.Pemahaman mitologi antaretnis di Indone-sia atau antarbangsa di dunia dewasa inidapat dipandang sebagai pemahaman antar-budaya. Biasanya tokoh mitos memilikikualitas tertentu, misalnya kesuburan, keper-kasaan, cinta, dan lain-lain sehingga seringdikenal adanya dewa penyandang predikattertentu. Misalnya, ada Dewi Kesuburan,Dewa Perang, Dewa Maut, Dewa-Dewi Cinta,dan lain-lain yang merupakan simbolisasi daripredikat yang disandangnya itu, dan itumerupakan sesuatu yang tidak terjelaskan.Alur cerita dapat tunggal atau gandayang dikaitkan dengan tokoh-tokoh. Mitosberkisah tentang berbagai persoalan kehidupan yang di dalamnya terdapat kehebatan-kehebatan tertentu yang di luar jangkauannalar manusia, misalnya bagaimana seorangtokoh mampu menunjukkan kekuatannyauntuk menundukkan alam. Nyai Rara Kidulmisalnya, mampu menundukkan laut se-hingga air laut dapat dilewatinya bagaikanorang berjalan di darat saja. Latar terjadi padamasa lampau yang tidak penah dikenali"kapan"-nya, tetapi cukup dikatakan denganmisalnya: "Pada waktu dulu", "Nun pada waktuitu", atau"Long-long ago in ancientChina".Dewasa ini jangkauan makna mitosterlihat dipergunakan secara metaforis, misal-nya, terhadap tokoh tertentu yang memilikikehebatan dan atau kualitas tertentu seringdisanjung-sanjung, dipuja-puja, atau dianggapsdbagai mitos. Dalam hal ini istilah "mitos"dipahami bersinonim dengan "dewa" dan"kultus individu". Misalnya, kita sering dengaratau baca tulisan: "Jangan mendewakanseseorang". (mendewakan = memitoskan,mengkultuskan).LegendaLegenda(legends)mempunyai kemiripandengan mitologi, bahkan



sering terjaditumpang tindih penamaan di antara kedua-nya. Keduanya, yang jelas, sama-sama ceritatradisional yang menarik. Betapun kadamya,legenda sering memiliki atau berkaitan de-ngan kebenaran sejarah, dan kurang ber-kaitan dengan masalah kepercayaan super-natural. Atau, legenda sengaja dikaitkandengan aspek kesejarahan sehingga, selain memiliki pijakan latar yang pasti, seolah-olahmengesankan bahwa ceritanya memilikikebenaran sejarah. Namun, sebenarnyaistilah legenda itu sendiri sudah meng-indikasikan bahwa cerita yang dikisahkan itutidak memiliki kebenaran sejarah yang dapatdipertanggungjawabkan. Legenda menampil-kan tokoh(tokoh) sebagaiheroyang memilikikehebatan tertentu dalam berbagai aksinyadan itu sangat mengesankan. Kita mengenalmisalnya, legendaRatu Baka, RaraJonggrang, Sangkuriang, Gadjah Mada, atauZoro, Robin Hood, Raja Arthur di Inggris, danlain-lain.Dewasa ini jangkauan makna legendajuga terlihat dipergunakan secara metaforis,misalnya, terhadap tokoh tertentu yangmemiliki kehebatan tertentu sering dijulukisebagai legenda, misalnya ada istilah legen-da hidup, atau tokoh legendaris. Di duniasepak bola Pele dijuluki sebagai tokohlegendaris karena mempunyai keterampilanbermain bola yang luar biasa. Istilah "legen-daris" dapat dipahami bersinonim dengan"mitos".EposCerita epos(folkepics,epik, wiracarita)merupakan sebuah cerita panjang yangberbentuk syair (puisi) dengan pengarangyang tidak pernahdiketahui. laberisi ceritakepahlawan seseorangyang luar biasahebat balk dalam kesaktian maupun kisahpetualangannya. Tokoh cerita yang dihadirkanmelebihi kelumrahan manusia biasa, hebatdalam segala hal, baik yang menyangkutkualifikasi fisik maupun moral. Aksiaksikehebatannya dapat berupa aktivitas ber-petualang, melakukan perjalanan, pencarian,dan penemuan yang kesemuanya menunjuk-kan karakter keberaniannya. Cerita berlatardi suatu masyarakat, bangsa, kontinen, ataubahkan dunia, yang terjadi pada masa Iampauyang kadang-kadang jugs tidak jelas "kapan"-nya. Cerita epos memperlihatkan nilai-nilaipenting dari masyarakat pemiliknya yangmengesankan pembaca sehingga dapatmemberikan kekuatan moral dan keberanian.Cerita epik hadir di masyarakat pada waktuitu, tentunya juga dapat dipahami untuk masakini, terutama adalah untuk memberikanBurhan Nurgiyantoro, Sastra Anak: Persoalan Genreajaran moral secara simbolistik lewat sikap,perilaku, tindakan tokoh, dan berbagai aksidan peristiwa yang mengiringinya. Cerita Panjikiranya dapat disebut sebagai contoh, danbahkan wayang Ramayana dan Mahabharatasering disebut sebagai epos