LKPD Pertemuan 7 [PDF]

  • Author / Uploaded
  • FD SA
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Nama : Kelas :



Kompetensi Dasar 1. Merancang dan melakukan percobaan untuk menunjukkan karakteristik senyawa ion atau senyawa kovalen (berdasarkan titik leleh, titik didih, daya hantar listrik, atau sifat lainnya) 2. Menalar sifat-sifat zat di sekitar kita dengan menggunakan prinsip interaksi antarpartikel Indikator 1. Merancang percobaan ilmiah, Melakukan percobaan ilmiah, dan mengkomunikasikan hasil percobaan ilmiah 2. Merancang dan melakukan percobaan kepolaran beberapa senyawa dikaitkan dengan perbedaan keelektronegatifan unsur-unsur yang membentuk ikatan. 3. Membahas interaksi antar molekul dan konsekuensinya terhadap sifat fisik senyawa. 4. Menyimpulkan bahwa jenis ikatan kimia berpengaruh kepada sifat fisik materi. PENGUJIAN DAYA HANTAR LISTRIK LARUTAN 1. Tujuan Percobaan Mengetahui karakteristik senyawa ionik dan senyawa kovalen berdasarkan daya hantar listrik larutan. 2. Landasan Teori Hantaran listrik terjadi bila medium mengandung partikel bermuatan yang dapat bergerak bebas, seperti elektron dalam sebatang logam. Senyawa ion padat tidak bisa menghantarkan listrik. Namun, jika senyawa itu leleh karena dipanaskan, maka dalam bentuk lelehan senyawa ion bisa menghantarkan listrik. Kemudian, senyawa ini juga bisa menghantarkan listrik jika larut dalam air. Hal tersebut karena senyawa ion dalam bentuk lelehan atom-atomnya bisa bergerak bebas. Oleh karena itu, senyawa ion mampu menghantarkan listik dalam bentuk lelehan. Ion-ion tersebut bergerak membawa muatan listrik. Sebaliknya, dalam bentuk padat ion tidak mampu bergerak bebas sehingga tidak bisa menghantarkan listrik. Senyawa kovalen tidak mampu menghantarkan listrik dalam bentuk padat maupun lelehan. Akan tetapi, beberapa senyawa kovalen saat larut dalam air bisa menghantarkan listrik. 3. Alat dan Bahan  



Gelas kimia 150 mL Batang pengaduk



 



Karet gelang Klip penjepit kabel



   



Kabel Paku besi dan baja Baterai Aquades



  



Gula Garam Larutan HCl



4. Prosedur Kerja a. Bilaslah gelas kimia dengan aquades beberapa kali untuk mencegah adanya kontaminasi dengan ion-ion yang mungkin ada dalam gelas kimia. Selanjutnya, isilah ¾ volume gelas kimia dengan aquades. b. Tuangkan 3 g gula ke dalam air dalam gelas kimia dan aduklah larutan dengan batang pengaduk hingga semua gula benar-benar larut. c. Rentangkan dua karet mengelilingi gelas kimia. karet harus melingkar dari atas ke dasar gelas kimia. Hati-hati agar tidak menumpahkan larutan. Posisi dua karet harus berdampingan satu sama lain. d. Pasanglah klip penjepit kabel pada kabel dan sambungkan dengan paku besi dan baja. Tempatkan kedua paku dengan posisi tegak di dalam gelas kimia di antara kedua karet. Hubungkan kabel dengan baterai 9 volt seperti pada gambar berikut



e. Lakukan pengamatan selama 5 menit, catatlah pengamatan Anda dalam tabel pengamatan. f. Segera bersihkan gelas kimia dan kedua paku dengan aquades. g. Ulangi prosedur a-f untuk larutan garam (0,65 g garam) dan larutan HCl. 5. Data Pengamatan No 1



2



Sampel Larutan gula



Larutan garam



Hasil Pengamatan



3



Larutan HCl



PENGUJIAN TITIK LELEH



1. Tujuan Percobaan Mengetahui karakteristik senyawa ionik dan senyawa kovalen berdasarkan titik leleh. 2. Landasan Teori Titik leleh senyawa ion dan senyawa kovalen memiliki perbedaan yang signifikan. Senyawa ion memiliki titik leleh yang relatif tinggi sedangkan senyawa kovalen memiliki titik leleh yang sangat rendah. Kekuatan antara partikel menyebabkan perbedan titik leleh senyawa kovalen dan senyawa ion. Gaya tarik van der waals yang ada diantara molekul senyawa kovalen jauh lemah disbanding dalam senyawa ion. Karena itu hanya sedikt energi (kalor lebih rendah) yang diperlukan oleh molekul dari senyawa kovalen untuk merusak keadaan padatnya yang teratur dan berubah menjadi keadaan cair yang lebih acak. Dengan kata lain, senyawa kovalen meleleh pada suhu yang lebih rendah sebanding senyawa ion. 3. Alat dan Bahan        



Tabung reaksi Rak tabung reaksi Spatula Pembakar Bunsen Penjepit tabung reaksi Gula Garam Naftalena



4. Prosedur kerja a. Masukkan (satu spatula penuh) gula ke dalam tabung reaksi. Gula harus memenuhi bagian dasar tabung. Perhatian: pastikan bahwa tabung reaksinya tidak retak. b. Nyalakan pembakar Bunsen dan aturlah nyalanya dengan ketinggian kerucut nyala sekitar 2-3 cm dengan nyala berwarna biru. c. Peganglah tabung reaksi dengan penjepit dan tempatkan tabung reaksi berisi gula di atas nyala dengan ketinggian sekitar 3 cm di atas nyala. Lakukan pemanasan hingga gula mulai meleleh. Jika tidak meleleh selama 15 detik, lanjutkan ke langkah d. jika telah meleleh, lanjutkan percobaan ke langkah f. Perhatian : jika Anda membakar gula hingga hitam atau cokelat gelap, tabung reaksi tidak akan dapat dibersihkan d. Jika pemanasan pada langkah c tidak mampu melelehkan gula, turunkan dasar tabung reaksi hingga menyentuh puncak nyala. Panaskan hingga gula mulai meleleh selama 15 detik. e. Jika gula masih belum meleleh, turunkan dasar tabung reaksi hingga menyentuh bagian dalam kerucut nyala (bagian nyala paling panas). Panaskan hingga gula mulai meleleh selama 15 detik. f. Biarkan tabung reaksi mulai dingin pada suhu kamar sebelum Anda menyentuhnya. Perhatian: Tabung reaksi sangat panas dan dapat membakar kulit jika Anda menyentuhnya. Setelah tabung reaksi dingin, tempatkan pada rak tabung reaksi. g. Catatlah pengamatan Anda dalam tabel pengamatan. h. Ulangi prosedur ini untuk mengamati titik leleh garam dan naftalena. i. Matikan pembakar, pastikan bahwa tabung reaksi telah benar-benar dingin sebelum Anda menyentuhnya. j. Catatlah pengamatan Anda dalam tabel pengamatan. k. Cucilah tabug reaksi di bak pencucian dengan air mengalir. Bersihkan tabung reaksi terlebih dahulu dengan air ledeng dan selanjutnya dengan aquades. Kadang-kadang perlu dicuci dengan air hangat untuk membersihkan zat-zat yang masih menempell kuat akibat pelelahan.



5. Data Pengamatan No 1



Sampel Gula



Hasil Pengamatan



2



Garam



3



Naftalena