Lomba Cerita Anak Pak Kalak [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Salam Tangguh adik-adik yang manis!!! Adik-adik tahu kan sekarang sedang musim hujan? Nah..Pada kali ini Bapak Tangguh akan menceritakan kisah yang menarik dari sebuah buku yang berjudul Camar Tahu Proses Terjadinya Hujan karangan Abdul Majid. Selamat Mendengarkan…. Pada suatu hutan bakau dekat pantai, hidup seekor anak burung camar yang bernama Caca yaitu camar cantik bersama keluarganya. Pagi menjelang siang itu, Caca bersama Ibunya sedang terbang diatas laut dan ternyata turun hujan. Kemudian mereka asyik terbang sambal mandi air hujan. “Wah segar sekali air hujan ini,” kata Caca “Benar…inilah air alami yang memang segar,” kata Ibu Caca “Bu…bagaimanakah terjadinya hujan,” tanya Caca Sambil mengajaknya terbang Ibu Caca menjawab, “Ayo kita terbang, akan ibu tunjukkan proses terjadinya hujan.” Tak lama kemudian, sampailah Caca dan Ibunya di kawasan hutan. Sementara siang itu, hujan telah reda dan panas matahari menyinari bumi. “Nah…ini adalah daratan luas dan perbukitan hutan, pada siang yang panas, air dari tumbuh-tumbuhan itu terkena sinar matahari sehingga menguap ke udara,” kata Ibu Caca. Rupanya Caca tidak paham dengan penjelasan Ibunya. Caca segera bertanya, “Bu….apakah yang dimaksud dengan menguap?” “Menguap itu artinya air berubah bentuknya menjadi gas uap karena terkena panas sehingga memisahkan diri dari air dan naik ke udara,” jawab ibu Caca menjelaskan. “Di udara itulah uap gas tertiup angin dan berkumpul sehingga menjadi awan,” kata ibu Caca lagi. Caca mengangguk-angguk mendengar penjelasan Ibunya.



“Selain di daratan, penguapan air menjadi gas juga terjadi di lautan pada siang hari yang panas. Ayo kita kesana untuk melihatnya,” ajak ibu Caca. Lalu kedua burung camar itu terbang rendah menuju pantai dan terus ke laut. Sesampainya di laut, tampak titik-titik gas penguapan air laut. “Caca, lihatlah itu… air laut yang terpanasi sedang berubah bentuk menjadi titik-titik gas. Itulah yang disebut penguapan,” kata ibu Caca. Kemudian mereka melihat uap gas air laut itu naik ke udara. Ibu Caca berkata lagi: “Perhatikanlah…gas uap air itu mulai naik ke udara, kamu lihat bukan…? Caca segera menjawab : “ Benar… agak samar tapi memang ada uap gas yang naik ke udara…” Kedua burung camar itu lalu terbang meninggi untuk mengikuti arah gas uap-uap air itu yang terus naik ke udara dan berkumpul serta tertiup angin. Gas uap itu bercampur membentuk kelompok gas uap air yang semakin menebal kelihatan berwarna putih. “Caca, itulah yang disebut awan, lihat…warnanya agak keputih-putihan,” kata ibu Caca “Benar bu… ada yang tipis, ada juga yang tebal kadang menghalangi sinar matahari,” jawab Caca kepada Ibunya. Wusss……wusss…wussss ….angin bertiup kencang di udara menerpa awan-awan itu, sehingga Ibu Caca mengajak anaknya pulang ke rumah. Sesampai di rumah, Caca bertanya lagi ke Ibunya: “ Bu, mengapa awan itu tadi tidak menjadi hujan?”. Sambil tersenyum Ibu Caca menjawab: “Bersabarlah, masih ada beberapa proses lagi. Itu bisa terjadi selama berhari-hari atau berbulan-bulan.” Seminggu kemudian, sore hari menjelang petang. Ibu Caca mengajak anaknya terbang tinggi mendekati gumpalan awan yang tertiup angin.



“Caca, lihatlah…gumpalan awan putih itu sedang berubah mendung,” kata Ibu Caca sambal menunjuk mendung yang mulai menghitam. “Bu,…udara semakin dingin” kata Caca kepada Ibunya. “Mendung itu menyimpan butir-butir air, dan akan jatuh ke bumi,” jawab Ibu Caca. Tidak lama kemudian, titik-titik hujan mulai jatuh dari gumpalan mendung itu, tik…tikk…tikk…. Duaaarrr….duarrrr…duarrrr…suara petir menggelegar diikuti kilat terang menyambar-nyambar. “Awas ada petir, sebentar lagi akan turun hujan, ayo kita segera turun,” kata Ibu Caca sambil terbang merendah. “Inilah yang disebut hujan, kejadian ini terjadi di lautan juga di darat,” kata Ibu Caca. Ibu Caca mengajak anaknya melihat hujan di daratan. Mereka terbang rendah ke arah pegunungan. “Waah…di hutan sini air hujan jatuh mengenai daun, lalu jatuh ke tanah, lalu kemana lagi Bu…?” kata Caca kepada Ibunya. “Lihat…air itu akan berkumpul ke sungai, lalu mengalir ke laut,” jawab Ibu Caca. Sambil tetap terbang rendah di atas sungai, akhirnya Caca dan Ibunya sampai di pantai. “Caca, itulah bukti salah satu kekuasaan Tuhan Yang Maha Kuasa. Kita wajib bersyukur atas nikmat ini. Setiap saat kita bisa minum serta mandi dengan air hujan yang segar,” kata Ibu Caca. “Kalau begitu…kita wajib mensyukurinya dengan rajin beribadah kepada Tuhan,” kata Caca. “Benar…juga dengan cara menjaga kebersihan air dan lingkungan,” jawab Ibu Caca. Akhirnya mereka pulang dengan hati gembira.



Yeyyy… bagaimana adik-adik, kini sudah mengerti kan proses terjadinya hujan? Semoga cerita yang Bapak Tagguh bacakan dapat menambah ilmu adikadik semua. Terimakasih…sampai berjumpa lagi….