LP Colitis [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Laporan Pendahluan Pada Gangguan Kebutuhan Nutrisi Patologis Sistem Pencernaan (Colitis) Ditujukan untuk memenuhi salah satu tugas matakuliah KMB 1



Disusun Oleh : Neng Amelia Putri Nim : E.0105.19.030



Program Studi Diploma Keperawatan STIKES BUDI LUHUR CIMAHI



1. Definisi Colitis adalah radang pada kolon. Radang ini disebabkan akumulasi cytokine yang mengganggu ikatan antar sel epitel sehingga menstimulasi sekresi kolon, stimulasi sel goblet untuk mensekresi mucus dan mengganggu motilitas kolon. Mekanisme ini menurunkan kemampuan kolon untuk mengabsorbsi air dan menahan feses. Kolitis adalah penyait peradangan yang ditandai oleh reaksi jaringan di dalam usus yang menyerupai reaksi yang disebabkan oleh pathogen mikrobiologi yang dikenal seperti shigela ( Sylvia a prince & Lorraine M Wilson ) Colitis dapat disebabkan oleh berbagai factor, antara lain infeksi akut atau kronik oleh virus, bakteri, dan amoeba, termasuk keracunan makanan. Colitis dapat juga di sebabkan gangguan aliran darah ke daerah kolon yang dikenal dengan colitis iskemik. Adanya penyakit autoimun dapat menyebabkan colitis, yaitu colitis ulseratif dan penyakit cohrn. Colitis limfositik dan colitis kolagenus disebabkan beberapa lapisan dinding kolon yang ditutupi oleh sel sel limfosit dan kolagen. Selain itu, colitis dapat disebabkan zat kimia akibat radiasi dengan barium enema yang merusak lapisan mukosa kolon, dikenal dengan colitis kemikal. Factor resiko yang mempengaruhi terjadinya colitis ditinjau dari teori blum dibedakan menjadi empat factor, yaitu factor lingkungan, fator pelayanan kesehatan, dan factor prilaku. 1. Factor biologis Usia: 15-25 tahun, dan lebih dari 50 tahun. Genetic: riwayat keluarga dengan colitis 2. Factor Lingkungan Lingkungan dengan sanitasi dan higienitas yang kurang baik. Nutrisi yang buruk 3. Faktor Pilaku Kegemukan ( obesitas ). Merokok. Stres/emosi. Pemakaian laksatif yang berlebihan. Kebiasaan makan makanan tinggi serat, tinggi gula, alcohol, kafein, kacang, popcorn, makanan pedas. Kurang kesadaran untuk berobat dini.keterlambatan dalam mencari pengobatan. Tidak melakukan pemeriksaat rutin kesehatan. 4. Factor pelayanan kesehatan Minimnya pengetahuan petugas kesehatan. Kurangnya sarana dan prasarana yang memadai,. Keterlambatan dan kekeliruan dalam diagnosis dan terapi. Tidak adanya program yang adekuat dalam proses skrining awal penyakit.



Jadi colitis adalah inflamasi usus yang kronis dan hanya mengenai mukosa dan submukosa kolon, ditandai oleh reaksi jaringan di dalam usus yang menyerupai reaksi yang disebabkan oleh pathogen mikrobiologi yang dikenal seperti shigella, disertai masa remisi dan eksaserbasi yang berganti ganti dan dapat bergantung dari jangka waktu yang lama 2. Etiologi Belum diketahui etiologi colitis secara pasti namun terdapat factor predisposisi yang berkaitan sebagai penyebab penyakit colitis adalah : 1. Infeksi ; Trichuris vulpis, Ancylostoma sp, Entamoeba histolytica, balintidium coli, giardia spp, trichomonas spp, salmonella spp, clostridium spp, campylobacter spp, Yersinia enterolitica, eschericia coli, prototheca, histoplasma capsulatum, dan phycomycosis. 2. Faktor genetic 3. Trauma : Benda asing material yang bersipat abrasive 4. Alergi: protein baik dari pakan atau protein bakteri 5. Inflamasi : Lymphoplasmacytic, eoshinophilic, granulopmatous, histiocytic 6. Neoplasia : Lymphosarcoma, Adenocarcinoma 7. Sindrom iritasi usus besar 8. imunologi



3. Tanda dan Gejala Kebanyakan tanda dan gejala colitis pada awalnya adalah berupa buang air besar yang lebih sering, gejala palng umum dari colitis adalah sakit perut dan diare berdarah, pasien juga dapat mengalami : 1. Anemia 2. Kelelahan 3. Berat badan menurun 4. Hilangnya nafsu makan 5. Lesi kulit 6. Hilangnya cairan tubu dan nutrisi 7. Lesi mata 8. Nyeri sendi 9. Kegagalan pertumbuhan 10. Buang air besar beberapa kali dalam sehati ( 10-20 kali sehari ) 11. Terdapat darah dan nanah dalam kotoran 12. Perdarahan rectum 13. Rasa tidak enak di bagian perut



14. Mendadak perut terasa mulas 15. Kram perut 16. Rasa sakit yang hilang timbul pada rectum 17. Anoreksia 18. Dorongan untuk defekasi 19. Hipokalsemia 4



Klasifikasi



Berdasarkan penyebab dapat diklasifikasikan sebagai berikut 1. Colitis infeksi : shigelosis, colitis tuberkulosa, colitis amebic, colitis pseudomembran, colitis karena virus/bakteri/parasite 2. Colitis non infeksi : colitis ulseratif, penyakit crohn’s, colitis radiasi, colitis iskemik, colitis mikroskopik, colitis non spesifik, 5. Patofisiologi Faktor Genetik berpengaruh pada saluran pencernaan terjadi reaksi inflamasi dilapisan dan dinding usus sehingga terjadi pembengkakan dan ulserasi sehingga menimbulkan kuman untuk berkembang biak dan mengeluarkan toksin sehingga motilitas usus meningkat menyebabkan absorpsi kurang dan terjadi diare sehingga dapat timbul masalah keperawaatan nutrisi kurang dari kebutuhan karea terjadi diare dan absorbs kurang, diare yang terus menerus menyebabkan kehilangan cairan dan elektrolit tubuh sehingga masuk ke tahap dehidrasi sehingga timbul masalah keperawatan volume cairan kurang dari kebutuhan, dari ulserasi menimbulkan lesi pad amukosa, terbentuk abses dan pecah sehingga timbul iritasi mukosa yang menyebabkan nyeri 6. Komplikasi Komplikasi akut colitis mencakup hemoragi, megakolon toxic, dan perforasi kolon. Hemoragi masif dapat terjadi karena serangan hebat dari penyakit. Megakolon toxic yaitu kondisi yang ditandai oleh peralisis motoric akut dan dilatasi kolon lebih dari 6 cm. dapat mempengaruhi sebagian atau seluruh bagian kolon. Segmen transversa usus paling sering terjangkit. Megakolon toxic dapat dipicu oleh penggunaan lasativa, narkotika, dan ketidakseimbangan elektrolit. Manifestasi megakolon toxic mencakup demam, takikardia, hipotensi, dehidrasi, dehidrasi, nyeri tekan dan kram pada abdomen, dan perubahan jumah feses perhari. Perforasi yang terjadi, tetapi rsiko komplikasi yang berbahaya ini meningkat dengan megakolon toxic. Perforasi dapat mengakibatan peritonitis. Resiko kanker kolorektal meningkat pada pasien yang mengalami colitis ulseratif. Dimulai dari 8-15 tahun setelah penegakan diagnosis, setahun atau dua tahunsekali direkomendasikan



untuk melakukan kolonkoskopi dengan biopsi untuk mendeteksi massa atau dysplasia sel pada pasien yang mengalami coitis ulseratif ekstensif Defisiensi nutrisi, sepsis perineal, fisur anal, fistula anal, abses perirektum, perforasi kolon, defek koagulasi, eritema nodosum pada wajah dan lengan, pioderma gangrenosum di tungkaii dan kaki, uveitis , prikolongitis, kolingitis sclerosis, sirosis, kolangiokarsinoma, spondylitis ankilosa, striktur, pseidopolip, stenosis, yang menyebabkan peritonitis dan toksemia, artritis.aritmi, iritis, karsinoma, ankilosing spondylitis, hepatitis, kolelitis 7. Penatalaksanaan Medis Dan Non Medis a. Penatalaksanaan Medis Tindakan medis untuk colitis ditujukan untuk mengurangi inflamasi, menekan respon imun, dan mengistirahatkan usus yang sakit, sehingga penyembuhan dapat terjadi Penatalaksanaan Non Medis : -



Pendidikan terhadap keluarga dan penderita Menghindari makanan yang mengeksaserbasi diare Menghindari makanan dingin dan merokok karena keduanya dapat meningkatkan motilitas usus Hindari susu karea dapat menyebabkan diare padaindividu yang intoleransi lactosa Istirahat Diet Tinggi protein dan kalori tanpa susu, rendah serat



Penatalaksanaan Medis : Obat obatan sedatife dan antiperistaltik digunakan untuk mengurangi peristaltic sampai minimum untuk mengistirahatkan usus yang terinflamasi : -



Predinison 60 mg pagi hari lalu di turunkan Menangani inflamasi : Sulfasalazine : 3x(1-2) gr/hari atau sukfisoxazal Meselazina : 3x (0,5-1) gr 5-amino salisilat (5- ASA) Mesalamin: 4-5gr/hari/oral Antibiotic : digunakan untuk infeksi Mengurangi peradangan : Kortikosteroid



8. Pemeriksaan Penunjang 1. Gambaran radiologi a. Poto polos abdomen



1. Untuk melihat organ dalam abdomen 2. Mampu memperjelas abnormalitas (massa, tumor, obstruksi/strikura) 3. Umumnya dilakukan pertama kali ketika mendiagnosis masalah GI tract b. Barium enema Barium enema atau lower GI series merupakan pemeriksaan X-ray pada kolon c. Ultrasonografi (USG) d. CT-SCAN dan MRI 2. Pemeriksaan edoskopi Endoskopi temuan dari colitis ulseratif meliputi - Hilangnya penampilan vascular kolon - Eritema atau kemerahan dari mukosa - Ulserasi yang dangkal - Pseudopolyps 9. Pemeriksaan diagnostic a. Contoh feses (pemeriksaan digunakan dalam diagnosa awal dan selama penyakit) terutama mengandung mukosa, darah, dan organisme usus khususnya entomoeba histolitica b. Protosigmoidoskopi memperlihatkan usus, edema, hiperermia, dan inflamasi akibat infeksi sekunder mukosa dan submukosa area yang menurun pungsinya dan perdarahan karena nekrosis dan ulkus terjadi pada 35% bagian ini c. Sitology dan biopsy rectal membedakan antara pasien infeksi dan karsinoma perubahan neoplastic dapat dideteksi juga karakteristik infiltratinflamasi yang disebut abses bagian bawah d. Enema bartum e. Klonoskopi mengidentifikasi adosi perubahan lumen dinding menunjukan obstruksi usus f. Kadar besi serum g. ESR: meningkat karena beratnya penykit terombosis dapat terjadi krena proses penyakit inflamasi h. Elektrolit penurunan kalium dan magnesium pada penyakit berat



PATHWAY



10. Pengkajian 1. Anamnesa



a. Identitas pasien yang meliputi : Nama, Umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan dan lain lain b. Keluhan utama c. Riwayat penyakit sekarang d. Riwayat penyakit dahulu e. Riwayat kesehatan keluarga 2. Pemeriksaan fisik a. Vital sign, meliputi - Tekanan darah : - Nadi : - Suhu : - Respirasi : b. Head to toe terdiri dari Pemeriksaan kepala sampai kaki, hanya saja pada pasien colitis pemeriksaan yang dilakukan dipusatkan pada bagian abdomen bawah. 11. Analisa Data No 1



2



Data Mayor : DS: 1) Mengeluh Nyeri DO: 1) Tampak Meringis 2) Bersikap protektif (mis.waspada, posisi menghindari nyeri) 3) Gelisah 4) Frekuensi nadi meningkat 5) Sulit tidur Minor : DS: DO: 1) Tekanan darah meningkat 2) Pola nafas berubah 3) Nafsu makan berubah 4) Proses berfikir terganggu 5) Menarik diri 6) Berfokus pada diri sendiri 7) Diaphoresis Mayor :



Etiologi Lesi pada mukosa usus



Masalah Nyeri Akut



Pembentukan abses Abses Pecah Iritas pada mukosa Nyeri



infeksi kuman



Intoleransi aktivitas



3



4



DS: 1) Mengeluh Lelah DO: 1) Frekuensi jantung meningkat >20% dari kondisi istirahat Minor : DS: 1) Dyspnea saat/setelah aktivitas 2) Merasa tidak nyaman setelah beraktivitas 3) Merasa lemah DO : 1) Tekanan darah berubah >20% dari kondisi istirahat 2) Gambaran EKG menujukan aritmia saat/setelah aktivitas 3) Gambaran EKG menunjukan iskemia 4) Sianosis Mayor : DS : DO : 1) pengisian kapiler >3 detik 2) nadi perifer menurun atau tidak teraba 3) akral teraba dingin 4) warna kulit pucat 5) turgor kulit menurun Minor : DS : 1) Parastesia 2) Nyeri ekstermitas (klaudikasi intermiten) DO : 1) Edema 2) Penyembuhan luka lambat 3) Indeks ankle – brachial 3 detik 2) Nadi perifer menurun atau tidak teraba 3) Akral teraba dingin 4) Warna kulit pucat 5) Turgor kulit menurun Minor : DS : 1) Parastesia 2) Nyeri ekstermitas (klaudikasi intermiten) DO : 1) Edema 2) Penyembuhan luka lambat 3) Indeks ankle brachial