LP Colitis Ulcerotis [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PENDAHULUAN (LP) COLITIS ULCEROTIS



DISUSUN OLEH : KELOMPOK 3:



NISRINA NUR HANIFAH DEFITA SARI SILSI DWI WAHYUNI ETHIKA HONESTY SRI AGUS UTAMI



POLTEKKES KEMENKES RI PADANG PRODI KEPERAWATAN SOLOK 2017/2018



A.



PENGERTIAN



Kolitis adalah radang pada kolon. Radang ini disebabkan akumulasi cytokine yang mengganggu ikatan antar sel epitel sehingga menstimulasi sekresi kolon, stimulasi sel goblet untuk mensekresi mucus dan mengganggu motilitas kolon. Mekanisme ini menurunkan kemampuan kolon untuk mengabsorbsi air dan menahan feses ( Tilley et al, 1997). Kolitis dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain infeksi akut atau kronik oleh virus, bakteri, dan amoeba, termasuk keracunan makanan. Kolitis dapat juga disebabkan gangguan aliran darah ke daerah kolon yang dikenal dengan kolitis iskemik. Adanya penyakit autoimun dapat menyebabkan kolitis, yaitu kolitis ulseratif dan penyakit Cohrn. Kolitis limfositik dan kolitis kolagenus disebabkan beberapa lapisan dinding kolon yang ditutupi oleh sel-sel limfosit dan kolagen. Selain itu, kolitis dapat disebabkan zat kimia akibat radiasi dengan barium enema yang merusak lapisan mukosa kolon, dikenal dengan kolitis kemikal. Faktor resiko yang mempengaruhi terjadinya kolitis ditinjau dari teori Blum dibedakan menjadi empat faktor, yaitu: faktor biologi, faktor lingkungan, faktor pelayanan kesehatan, dan faktor prilaku. 1.



Faktor Biologi: Jenis kelamin: Wanita beresiko lebih besar dibanding laki-laki. Usia: 15-25 tahun, dan lebih dari 50 tahun. Genetik/ familial: Riwayat keluarga dengan kolitis



2.



Faktor Lingkungan: Lingkungan dengan sanitasi dan higienitas yang kurang baik. Nutrisi yang buruk



3.



Faktor Perilaku: Kegemukan (obesitas). Merokok. Stress / emosi. Pemakaian laksatif yang berlebihan. Kebiasaan makan makanan tinggi serat, tinggi gula, alkohol, kafein, kacang, popcorn, makanan pedas. Kurang kesadaran untuk berobat dini. Keterlambatan dalam mencari pengobatan. Tidak melakukan pemeriksaan rutin kesehatan.



4.



Faktor Pelayanan Kesehatan: Minimnya pengetahuan petugas kesehatan. Kurangnya sarana dan prasarana yang memadai. Keterlambatan dalam diagnosis dan terapi. Kekeliruan dalam diagnosis dan terapi. Tidak adanya program yang adekuat dalam proses skrining awal penyakit.



B.



ETIOLOGI



Kolitis bisa menjalar ke belakang sehingga menyebabkan proktitis. Penyebab dari kolitis ada beberapa macam antara lain ( Tilley et al, 1997) : 1. Infeksi : Trichuris vulpis, Ancylostoma sp, Entamoeba histolytica, Balantidium coli, Giardia spp, Trichomonas spp, Salmonella spp, Clostridium spp, Campylobacter spp, Yersinia enterolitica, Escherichia coli, Prototheca, Histoplasma capsulatum, dan Phycomycosis. 2. Faktor familial/genetik Penyakit ini lebih sering dijumpai pada orang kulit putih daripada orang kulit hitam dan orang Cina, dan insidensinya meningkat (3 sampai 6 kali lipat) pada orang Yahudi dibandingkan dengan orang non Yahudi. Hal ini menunjukkan bahwa dapat 3. ada predisposisi genetik terhadap perkembangan penyakit ini 4. Trauma : benda asing, material yang bersifat abrasif. 5. Alergi : protein dari pakan atau bisa juga protein bakteri. 6. Polyps rektokolon 7. Intususepsi ileokolon 8. Inflamasi : Lymphoplasmacytic, eoshinophilic, granulopmatous, histiocytic 9. Neoplasia : Lymphosarcoma, Adenocarcinoma 10. Sindrom iritasi usus besar (Irritable Bowel Syndrome)



C.



PATOFISIOLOGI



Suatu serangan bisa mendadak dan berat, menyebabkan diare hebat, demam tinggi, sakit perut dan peritonitis (radang selaput perut). Selama serangan, penderita tampak sangat sakit. Yang lebih sering terjadi adalah serangannya dimulai bertahap, dimana penderita memiliki keinginan untuk buang air besar yang sangat, kram ringan pada perut bawah dan tinja yang berdarah dan berlendir. Jika penyakit ini terbatas pada rektum dan kolon sigmoid, tinja mungkin normal atau keras dan kering. Tetapi selama atau diantara waktu buang air besar, dari rektum keluar lendir yang mengandung banyak sel darah merah dan sel darah putih. Gejala umum berupa demam, bias ringan atau malah tidak muncul. Jika penyakit menyebar ke usus besar, tinja lebih lunak dan penderita buang air besar sebanyak 10-20 kali/hari. Penderita sering mengalami kram perut yang berat, kejang pada rektum yang terasa nyeri, disertai keinginan untuk buang air besar yang sangat. Pada malam haripun gejala ini tidak berkurang. Tinja tampak encer dan mengandung nanah, darah dan lendir. Yang paling sering ditemukan adalah tinja yang hampir seluruhnya berisi darah dan nanah. Penderita bisa demam, nafsu makannya menurun dan berat badannya berkurang.Kolitis ulseratif adalah penyakit ulseratif dan inflamasi berulang dari lapisan mukosa kolon dan rectum. Penyakit ini umumnya mengenai orang kaukasia, termasuk keturunan Yahudi. Puncak insidens adalah pada usia 30-50 tahun. Kolitis ulseratif adalah penyakit serius, disertai dengan komplikasi sistemik dan angka mortalitas yang tinggi. Akhirnya 10%-15% pasien mengalami karsinoma kolon. Kolitis ulseratif mempengaruhi mukosa superfisisal kolon dan dikarakteristikkan dengan adanya ulserasi multiple, inflamasi menyebar, dan deskuamasi atau pengelupasan epitelium kolonik. Perdarahan terjadi sebagai akibat dari ulserasi. Lesi berlanjut, yang terjadi satu secara bergiliran, satu lesi diikuti lesi yang lainnya. Proses penyakit mulai pada rectum dan akhirnya dapat mengenai seluruh kolon. Akhirnya usus menyempit, memendek dan menebal akibat hipertrofi muskuler dan deposit lemak.



D.



MANIFESTASI KLINIS



Kebanyakan gejala Colitis ulserativa pada awalnya adalah berupa buang air besar yang lebih sering. Gejala yang paling umum dari kolitis ulseratif adalah sakit perut dan diare berdarah. Pasien juga dapat mengalami: 1.



Anemia



2.



Fatigue/ Kelelahan



3.



Berat badan menurun



4.



Hilangnya nafsu makan



5.



Hilangnya cairan tubuh dan nutrisi



6.



Lesi kulit (eritoma nodosum)



7.



Lesi mata (uveitis)



8.



Nyeri sendi



9.



Kegagalan pertumbuhan (khususnya pada anak-anak)



10. Buang air besar beberapa kali dalam sehari (10-20 kali sehari) 11. Terdapat darah dan nanah dalam kotoran. 12. Perdarahan rektum (anus). 13. Rasa tidak enak di bagian perut. 14. Mendadak perut terasa mulas. 15. Kram perut. 16. Sakit pada persendian. 17. Rasa sakit yang hilang timbul pada rectum 18. Anoreksia 19. Dorongan untuk defekasi 20. Hipokalsemia



Sekitar setengah dari orang-orang didiagnosis dengan kolitis ulseratif memiliki gejalagejala ringan. Lain sering menderita demam, diare, mual, dan kram perut yang parah. Kolitis ulseratif juga dapat menyebabkan masalah seperti radang sendi, radang mata, penyakit hati, dan osteoporosis. Tidak diketahui mengapa masalah ini terjadi di luar usus. Para ilmuwan berpikir komplikasi ini mungkin akibat dari peradangan yang dipicu oleh sistem kekebalan tubuh. Beberapa masalah ini hilang ketika kolitis diperlakukan. Presentasi klinis dari kolitis ulserativa tergantung pada sejauh mana proses penyakit. Pasien biasanya hadir dengan diare bercampur darah dan lendir, dari onset gradual. Penyakit ini biasanya disertai dengan berbagai derajat nyeri perut, dari ketidaknyamanan ringan untuk sangat menyakitkan kram. Kolitis ulseratif berhubungan dengan proses peradangan umum yang mempengaruhi banyak bagian tubuh. Kadang-kadang terkait ekstra-gejala usus adalah tanda-tanda awal penyakit, seperti sakit, rematik lutut pada seorang remaja. Kehadiran penyakit ini tidak dapat dikonfirmasi, namun, sampai awal manifestasi usus.



E.



PEMERIKSAAN PENUNJANG



1.



Gambaran Radiologi a.



Foto polos abdomen 1)



Untuk melihat organ dalam abdomen



2)



Mampu memperjelas abnormalitas (massa, tumor, obstruksi/striktura)



3)



Umumnya dilakukan pertama kali ketika mendiagnosis masalah GI tract.



4)



Tidak memerlukan persiapan khusus



5)



Pasien memakai gaun, melepas perhiasan & ikat pingang yang mungkin mempengaruhi hasil



b.



Barium Enema Barium enema atau lower GI series merupakan pemeriksaan X-ray pada colon.



c.



Ultrasonografi (USG) Ultrasonografi (USG) adalah suatu pemeriksaan diagnostik non invasif dengan menggunakan gelombang frekuensi tinggi kedalam abdomen. Gelombang-gelombang ini



dipantulkan kembali dari permukaan struktur organ sehingga komputer dapat menginterprertasikan densitas jaringan berdasarkan gelombang-gelombang tersebut. d.



2.



CT-scan dan MRI



Pemeriksaan Endoskopi Endoskopi temuan di kolitis ulseratif meliputi:



F.



a.



Hilangnya penampilan vaskular kolon



b.



Eritema (atau kemerahan dari mukosa) dan kerapuhan dari mukosa



c.



Ulserasi yang dangkal, yang mungkin anak sungai, dan



d.



Pseudopolyps.



PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK



1.



Contoh feses (pemeriksaan digunakan dalam diagnosa awal dan selama penyakit): terutama mengandung mukosa, darah, pus dan organisme usus khususnya entomoeba histolytica.



2.



Protosigmoidoskopi: memperlihatkan ulkus, edema, hiperermia, dan inflamasi (akibat infeksi sekunder mukosa dan submukosa). Area yang menurun fungsinya dan perdarahan karena nekrosis dan ulkus terjadi pada 35 % bagian ini.



3.



Sitologi dan biopsy rectal membedakan antara pasien infeksi dan karsinoma. Perubahan neoplastik dapat dideteksi, juga karakter infiltrat inflamasi yang disebut abses lapisan bawah.



4.



Enema bartum, dapat dilakukan setelah pemeriksaan visualisasi dilakukan, meskipun jarang dilakukan selama akut, tahap kambuh, karena dapat membuat kondisi eksasorbasi.



5.



Kolonoskopi: mengidentigikasi adosi, perubahan lumen dinding, menunjukkan obstruksi usus.



6.



Kadar besi serum: rendah karena kehilangan darah. Masa protromlain: memanjang pada kasus berat karena gangguan faktor VII dan X disebabkan oleh kekurangan vitamin K.



7.



ESR: meningkat karena beratnya penyakit Trombosis: dapat terjadi karena proses penyakit inflamasi.



8.



Elektrolit: penurunan kalium dan magnesium umum pada penyakit berat.



G.



KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN



1.



PENGKAJIAN a.



Data Biografi: Nama, umur, jenis kelamin, alamat, pekerjaan



b.



Data Dasar Pengkajian Klien 1)



Aktivitas/istirahat Gejala: a)



Kelemahan, kelelahan, malaise, cepat lelah



b)



Insomnia, tidak tidur semalaman karena diare



c)



Merasa gelisah dan ansietas



d)



Pembatasan aktivitas/kerja sehubungan dengan efek proses penyakit.



2)



Sirkulasi Tanda: a)



Takikardia Crospons terhadap demam, dehidrasi, proses inflamasi, dan nyeri.



b)



Kemerahan area akimonsis (kekurangan vitamin K)



c)



TD: hipotensi, termasuk postural



d)



Kulit/membrane mukosa, turgor buruk, kering, lidah pecah (dehidrasi/ malnutrisi)



3)



Integritas ego Gejala: a)



Ansietas, ketakutan, emosi, kesal, misalnya perasaan tak berdaya/tak ada harapan



b)



Faktor stress akut/kronis, misalnya hubungan dengan keluarga/pekerjaan, pengobatan yang mahal



c)



Faktor budaya peningkatan prevalensi dari populasi Yahudi



Tanda: o Menolak, perhatian menyempit, depresi.



4)



Eliminasi Gejala: a)



Tekstur feses bervariasi dari bentuk lunak sampai batu atau berair



b)



Episode diare berdarah tak dapat diperkirakan, hingga timbul, sering tak dapat dikontrol (sebanyak 20 – 30 kali defekasi/hari)



c)



Perasaan dorongan/kram (temosmus), defekasi berdarah/pus/ mukosa dengan atau tanpa keluar feses.



d)



Perdarahan per rectal



e)



Riwayat batu ginjal (dehidrasi) Tanda: o Menurunnya



bising



usus,



tak



ada



peristoltik



peristoltik yang dapat dilihat. o Hemosoid, fisura anal (25 %), fisura perianal o Oliguria 5)



Makanan/ cairan Gejala: a)



Anoreksia, mual/muntah



b)



Penurunan berat badan



c)



Tidak toleran terhadap diet/sensitif misalnya buah segar/sayur



d)



Produk susu makanan berlemak.



Tanda: o Penurunan lemak subkutan/massa otot o Kelemahan tonus otot dan turgor kulit buruk o Membran mukosa pucat, luka, inflamasi rongga mulut



6)



Higine Tanda: a)



Ketidakmampuan mempertahankan perawatan diri



b)



Stomatitis menunjukkan kekurangan vitamin



c)



Bau badan



atau



adanya



7)



Nyeri/kenyamanan Gejala: a)



Nyeri/nyeri tekan pada kwadran kiri bawah (mungkin hilang dengan defekasi)



b)



Titik nyeri berpindah, nyeri tekan (arthritis)



c)



Nyeri mata, fotofobia (iritis)



Tanda: o Nyeri tekan abdomen/distensi



8)



Keamanan Gejala: a)



Riwayat lupus eritoma tous, anemia hemolitik, vaskulitis,.



b)



Arthritis (memperburuk gejala dengan eksoserbasi penyakit usus)



c)



Peningkatan suhu 39,6 – 40 ºC (eksoserbasi akut)



d)



Penglihatan kabur



e)



Alergi terhadap makanan/produk susu (mengeluarkan histamine ke dalam usus dan mempunyai efek inflamasi)



Tanda: o Lesi kulit mungkin ada misalnya: eritoma nodusum (meningkat), nyeri, kemerahan dan membengkak pada tangan, muka, plodeima gangrionosa (lesi tekan purulen/lepuh dengan batas keunguan) o Ankilosa spondilitis o Uveitis, kongjutivitis/iritis.



9)



Seksualitas Gejala: frekuensi menurun/menghindari aktivitas seksual



10) Interaksi sosial Gejala: a)



Masalah hubungan/peran sehubungan dengan kondisi



b)



Ketidakmampuan aktif dalam social



2.



DIAGNOSA KEPERAWATAN



a. Diare berhubungan dengan inflamasi, iritasi, atau malabsorpsi usus ditandai dengan peningkatan bunyi usus/ peristaltik, defikasi sering dan berair, perubahan warna feses, dan nyeri abdomen, kram. b. Nyeri akut berhubungan dengan hiperperistaltik, diere lama, iritasi kulit/ jaringan, eksoriasi fisura perirektal; fistula ditandai dengan nyeri abdomen kolik/ kram/ nyeri menjalar, perilaku berhati- hati/ distraksi, gelisah, nyeri wajjah, dan perhatian pada diri sendiri. c. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan peningkatan kehilangan cairan: diare ditandai dengan mual, muntah, dan diare berat. d. Perubahan nutrisi, Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan gangguan absorpsi nutrien, status hipermetabolik, secara medik masukan makanan dibatasi ditandai dengan penurunan berat badan, penurunan lemak subkutan/ massa otot, tonus otot buruk, bising usus, konjungtiva dan membrane mukosa pucat serta menolak untuk makan. e. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan keletihan. f. Ansietas berhubungan dengan factor psikologis/ rangsangan simpatis (proses inflamasi), ancaman konsep diri (dirasakan atau aktual), ancaman terhadap perubahan status kesehatan, status sosioekonomis, fungsi peran, pola interaksi ditandai dengan eksaserbasi penyakit tahap akut, peningkatan tegangan, distensi, ketakutan, menunjukan masalah tentang perubahan hidup, perhatian pada diri sendiri. g. Koping individu tidak efektif berhubungan dengan episode diare berulang. h. Resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan malnutrisi dan diare. i. Kurang pengetahuan



tentang kondisi,



prognosis,



dan



kebutuhan



pengobatan



berhubungan dengan kesalahan interpretasi informasi, kurang mengingat, dan tidak mengenal sumber ditandai dengan pertanyaan, meminta informasi, pernyataan salah konsep, tidak akurat mengikuti instruksi, dan terjadi komplikasi/ eksaserbasi yang dapat dicegah.



3. INTERVENSI KEPERAWATAN



No



Diagnosa Keperawatan



1



Tujuan



Intervensi



Rasional



Diare



Setelah diberikan 1. Observasi dan



Membantu membedakan



berhubungan



asuhan



catat frekuensi



penyakit individu dan



dengan



keperawatan



defekasi,



mengkaji beratnya episode.



inflamasi,



selama ...x 24



karakteristik,



iritasi, atau



jam diharapkan



karakteristik,



malabsorpsi



diare pasien



jumlah, dan faktor



usus ditandai



terkontol dengan



pencetus.



dengan



out come:



peningkatan



1. penurunan



2. Tingkatkan tirah



menurunkan laju



bunyi usus/



frekuensi



baring, berikan alat-



metabolisme bila infeksi



peristaltik,



defekasi,



alat disamping



atau perdarahan sebagai



defikasi



konsistensi



tempat tidur.



komplikasi.



sering dan



kembali normal



berair,



2.mengidentifika



Menghindarkan iritan dan



perubahan



si / menghindari



meningkatkan istirahat usus.



warna feses,



factor pemberat.



Istirahat menurunkan motilitas usus juga



3. identifikasi



dan nyeri



makanan dan cairan



abdomen,



yang mencetus diare. Memberikan istirahat kolon



kram.



dengan menghilangkan atau 4. Mulai lagi



menurunkan rangsang



pemasukan cairan



makanan/ cairan.



per oral secara bertahap.



Adanya penyakit dengan penyebab tak diketahui sulit untuk sembuh dan yang



5. Berikan



memerlukan intervensi



kesempatan untuk



bedah dapat menimbulkan



menyatakan frustasi



reaksi stress yang dapat



sehubungan dengan



memperburuk situasi



proses penyakit. Tanda bahwa toksik megakolon atau perforasi dan peritonitis akan terjadi/ 6. Observasi demam, telah terjadi memerlukan takikardia, letargi,



intervensi medik segera.



leukositosis, penurunan protein serum, ansietas, dan



Membantu kesembuhan



kelesuan.



pasien.



7. Memberikan obat sesuai indikasi 2



Kekurangan



Setelah diberikan 1. Awasi masukan



Memberikan informasi



volume cairan asuhan



dan keluaran,



tentang keseimbangan



berhubungan



keperawatan



karakter, dan jumlah



cairan, fungsi ginjal dan



dengan



selama ...x 24



feses; perkirakan



control penyakit usus juga



peningkatan



jam diharapkan



kehilangan yang tak



merupakan pedoman untuk



kehilangan



diare pasien



terlihat.



penggantian cairan.



2. Observasi kulit



Menunjukan kehilangan



dengan mual, 1.



kering berlebihan



cairan berlebihan/ dehidrasi.



muntah,



dan membran



cairan:



diare terkontol dengan



ditandai



out come:



dan Mempertahanka



diare berat.



n volume cairan



mukosa, penurunan



adekuat



turgor kulit,



dibuktikan oleh



pengisisan kapier



membran



lambat.



mukosa lembab, turgor kulit baik,



Indikator cairan dan status 3. Ukur berat badan



nutrisi.



dan pengisian



tiap hari.



kapiler baik.



Kolon diistirahatkan untuk



2. Tanda vital



4. Pertahankan



penyembuhan dan untuk



stabil,



pembatasan per oral,



penyembuhan dan untuk



keseimbangan



tirah baring; hindari



menurunkan kehilangan



masukan dan



kerja.



cairan usus.



keluaran dengan urine normal



Diet tidak adekuat dan



dalam



5. Observasi



penurunan absorpsi dapat



konsentrasi



perdarahan dan tes



menimbulkan defisiensi



jumlah.



feses tiap hari untuk



vitamin K dan merusak



adanya darah samar.



koagulasi, potensial resiko perdarahan.



Kehilangan usus berlebihan 6. Catat kelemahan



dapat menimbulkan



otot umum atau



ketidakseimbangan



disritmia jantung.



elektrolit.



7. Berikan cairan



Mempertahankan istirahat



parenteral, tranfusi



usus akan memerlukan



darah sesuai



penggantian cairan untuk



indikasi.



memperbaiki kehilangan/anemia.



Menentukan kebutuhan 8. Awasi hasil



pergantian dan keefektifan



laboratorium.



terapi.



Membantu kesembuhan



9. Berikan obat



pasien.



sesuai indikasi.



3.



Nutrisi kurang Setelah diberikan 1. Timbang berat



Memberikan informasi



dari



asuhan



tentang kebutuhan diet/



kebutuhan



keperawatan



tubuh



selama ...x 24



berhubungan



jam diharapkan



2. dorong tirah



Menurunkan kebutuhann



dengan



diare pasien



baring atau



metabolik untuk mencegah



gangguan



terkontol dengan



pembatasan aktivitas



penurunan kalori dan



absorpsi



out come:



selama fase sakit



simpanan energi.



nutrien, status 1. Menunjukan hipermetaboli k,



badan tiap hari.



kefektifan terapi.



akut.



berat badan



secara stabil atau



Menenangkan peristaltic 3. Anjurkan istirahat



dan meningkatkan energi



sebelum makan.



untuk makan.



medik



peningkatan



masukan



berat badan



makanan



sesuai dengan



dibatasi



nilai



4. Berikan



meningkkatkan rasa



ditandai



laboratorium



kebersihan oral.



makanan.



dengan



normal.



penurunan



2. Tidak ada



berat



badan, tanda malnutrisi.



Mulut yang bersih dapat



Lingkungan yang 5. Sediakan



menyenangkan menurunkan



penurunan



makanan dalam



stress dan lebih kondusif



lemak



ventilasi yang baik,



untuk makan.



subkutan/



lingkungan yang



massa



otot,



menyenangkan,



tonus



otot



dengan situasi tidak



buruk, bising usus,



terburu- buru.



Mencegah serangan akut/ eksaserbasi gejala.



konjungtiva



6. Batasi makanan



dan



yang dapat



membrane



menyebabkan kram



mukosa pucat



abdomen, flatus.



serta menolak untuk makan.



Memberikan rasa kontrol pada pasien dan kesempatan



7. Catat masukan



untuk memilih makanan



dan perubahan



yang diinginkan/ dinikmatii,



simtomtologi.



dapat meningkatkan masukan.



Keragu-raguan untuk makan 8. Dorong pasien



mungkin diakibatkan oleh



untuk menyatakan



takut makanan akan



perasaan masalah



menyebabkan eksaserbasi



mulai makan diet.



gejala. Istirahat usus menurunkan



9. Pertahankan puasa peristatik dan diare dimana sesuai indikasi.



menyebabkan malabsorpsi/ kehilangan nutrien.



Memungkinkan saluran 10. Mulai/



usus untuk mematikan



tambahkan diet



kembali proses pencernaan.



sesuai indikasi. Membantu kesembuhan pasien. 11. Berikan obat sesuai indikasi.



4.



ansietas



Setelah diberikan 1.Catat petunjuk



Indikator derajat



Berhubungan



asuhan



perilaku misalnya



ansietas/stress



dengan faktor



keperawatan



gelisah, peka



psikologis/



selama ...x 24



rangsang, menolak,



rangsang



jam diharapkan



kurang kontak mata,



simpatis



ansietas pasien



perilaku menarik



(proses



terkontol dengan



perhatian



inflamasi),



out come:



ancaman



1. menunjukkan



2.Dorong



Membuat hubungan



konsep diri



rileks dan



menyatakan



terapiutik antara pasien



(dirasakan/akt



melaporkan



perasaan berikan



dengan perawat



ual), ancaman



penurunan



umpan balik



terhadap/peru



ansietas sampai



bahan



tingkat dapat



3.Akui bahwa



normal dapat menurunkan



statuskesehata



ditangani



ansietas dan masalah



stres



n, status



2.menyatakan



mirip dengan yang



ekonomis,



kesadaran



diekspresikan orang



fungsi peran,



perasaan ansietas lain. Tingkatkan



pola interaksi



dan cara sehat



perhatian mendengar



ditandai



menerimanya



pasien



Validasi bahwa perasaan



dengan



Keterlibatan pasien dalam



eksaserbasi



4.Berikan informasi



perencanaan perawatan



penyakit



yang akurat dan



memberikan rasa kontrol



tahap akut,



nyata tentang apa



dan membantu menurunkan



peningkatan



yang dilakukan



ansietas



tegangan,



misalnya tirah



distress,



baringpembatasan



ketakutan,



masukkan peroral,



menunjukkan



dan prosedur



masalah tentang



Memindahkan pasien dari 5.Berikan



stres luar meningkatkan



perubahan



lingkungan tenang



relaksasi, membantu



hidup,



dan istirahat



menurunkan ansietas



perhatian pada diri



Tindakan dukungan



sendiri.



membantu pasien merasa 6. Dorong



stres berkurang ,



pasien/orang



memungkinkan energi



terdekat untuk



untuk ditujukan pada



menyatakan



penyembuhan/ perbaikan



perhatian, perilaku perhatian



Meningkatkan rasa kontrol diri pasien



7. Bantu pasien mengidentifikasi/ memerlukan perilaku koping yang digunakan



Mengatasi masalah dapat



pada masa lalu



membantu dalam menurunkan stres/ansietas,



8. Ajarkan pasien



meningkatkan kontrol



belajar mekanisme



penyakit



koping baru Untuk menurunkan ansietas dan memudahkan istirahat, khususnya pasien dengan 9. Beri obat sedatif



KU



Dibutuhkan bantuan tambahan untuk



10. Rujuk pada



meningkatkan kontrol dan



perawat spesialis



mengatasi episode



psikiatrik, pelayanan



akut/eksaserbasi dengan



sosial, penasihat



belajar untuk menerima



agama



penyakit kronis dan konskuensinya



5.



Nyeri akut



Setelah diberikan 1. Dorong pasien



Mencoba untuk



berhubungan



asuhan



untuk melaporkan



mentoleransi nyeri



dengan



keperawatan



nyeri



hyperperistalti selama....x24 k, diare lama,



jam, diharapkan



2. Kaji laporan kram



Nyeri kolitis hilang timbul



iritasi



nyeri berkurang



abdomen atau nyeri,



pada penyakit Crohn. Nyeri



kulit/jaringan,



dengan kriteria



cata lokasi, lamanya,



sebelum defekasi sering



eksoriasi



hasil:



intensitas (skala 0-



terjadi pad KU dengan tiba-



fisura



1. melaporkan



10). Selidiki dan



tiba, dimana dapat berat dan



perirektal;



nyeri



laporkan perubahan



terus menerus. Perubahan



fistula



hilang/terkontrol, karakteristik nyeri



pada karakteristik nyeri



ditandai



2.tampak rileks



dapat menunjukkan



dengan



3.mampu



penyebaran penyakit /terjadi



laporan nyeri



tidur/istirahat



komplikasi, mis: fistula



abdomen



dengan tepat



kandung kemih, perforasi,



kolik/kram/ny



toksikmegakolon



eri menyebar.,



3. Catat petunjuk



perilaku



non verbal mis.



Bahasa tubuh/non verbal



berhati-



Gelisah, menolak



dapat secara psikologis dan



hati/distraksi,



untuk bergerak,



fisiologik dapat digunakan



gelisah, nyeri



berhati-hati dengan



pada hubungan verbal untuk



wajah,



abdomen, menarik



mengidentifikasi



perhatian



diri dengan abdomen luas/beratnya masalah



pada diri



dan depresi. Selidiki



sendiri



perbedaan verbal



dan non verbal 4. Kaji ulang faktor-



Dapat menunjukkan dengan



faktor yang



tepat pencetus atau faktor



meningkatkan atau



pemberat atau



menghilangkan nyeri mengidentifikasi terjadinya komplikasi



5. Izinkan pasien



Menurunkan tegangan



untuk memulai



abdomen dan meningkatkan



posisi yang nyaman



rasa kontrol



6. Berikan tindakan



Meningkatkan relaksasi dan



nyaman (mis. Pijatan meningkatkan kemampuan punggung) dan



koping



aktivitas senggang



7. Bersihkan area



Melindungi kulit dari asam



rektal dengan sabun



usus, mecegah eksoriasi



dan air dan berikan perawatan kulit (mis. Salep)



8. Berikan rendam



Melindungi kulit dari asam



duduk dengan tepat



usus, mecegah eksoriasi



9. Observasi distensi



Dapat menunjukkan



abdomen,



terjadinya obstruksi usus



peningkatan suhu



karena inflamasi, edema,



tubuh, penurunan



dan jaringan parut



TD Istirahat usus penuh dapat



10. Lakukan



menurunkan nyeri, kram



modifikasi diet sesuai resep Untuk memudahkan 11. Berikan obat



istirahat yang adekuat dan



analgesik,



penyembuhan,



antikolinergik dan



menghilangkan spasme GI



anodin supositoria



dan merileksasi otot rektal



Memberikan kesejukan



6.



12. Bantu dengan



lokal dan kenyamannan



mandi duduk



pada rektal



Kurang



Setelah diberikan 1.Tentukan persepsi



Membuat pengetahuan



pengetahuan



asuhan



pasien tentang



dasar dan memberikan



tentang



keperawatan



proses penyakit



kesadaran kebutuhan belajar



kondisi,



selama......x24



individu



prognosis, dan jam diharapkan kebutuhan



pasien



2. Kaji ulang proses



pengobatan



mendapatkan



penyakit, penyebab



Faktor pencetus/pemberat



berhubungan



pengetahuan



gejala, identifikasi



individu sehingga waspada



dengan



dengan kriteria



cara menurunkan



pada faktor gejala dan



kesalahan



hasil:



faktor pendukung ,



memliki pengetahuan dasar



interpretasi



1.menyatakan



dorong pertanyaan



informasi,



pemahaman



kurang



terhadap



3. Kaji ulang obat,



mengingat,



penyakit



tujuan, frekuensi,



Meningkatkan pemahaman



dosis, dan



dan kerjasama dalam program penyembuhan



dan



tidak 2.mengidentifika



mengenal



si stres



kemungkinan efek



sumber



3.berpartisipasi



samping



ditandai



dalam



dengan



pengobatan



4. Ingatkan pasien



pertanyaan,



4.melakukan



untuk



Steroid dapat mengontrol



meminta



perubahan pola



mengobservasi efek



inflamasi namun dapat



informasi,



hidup



samping obatbila



menurunkan ketahanan



pernyataan



steroid dberikan



terhadap infeksi



salah konsep,



dalam waktu



tidak



panjang



akurat



mengikuti



Menurunkan penyebaran



instruksi, dan



5. Tekankan



bakteri, iritasi kulit dan



terjadi



pentingnya



infeksi



komplikasi/



perawatan kulit



eksaserbasi yang dicegah.



dapat



Merokok dapat 6. Menganjurkan



menyebabkan motilitas usus



berhenti merokok Pasien dengan inflamasi 7. Penuhi evaluasi



penyakit usus berisiko



jangka panjang dan



kanker kolon sehingga



evaluasi uang



evaluasi periodik diperlukan



periodic Pasien mendapatkan 8. Rujuk ke



pelayanan dalam koping



komunitas yang



dengan penyakit kronis dan



tepat



evaluasi obat



DAFTAR PUSTAKA



Brunner dan Suddarth.2002.Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah vol 2.Jakarta:EGC