LP Dehidrasi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN DEHIDRASI Disusun Dalam Rangka Memenuhi Tugas Profesi Keperawatan Anak



Disusun oleh: SAFIRA HELDANIA 0910722041



JURUSAN ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2011



LAPORAN PENDAHULUAN A. PENGERTIAN Dehidrasi adalah keadaan dimana tubuh kehilangan cairan elektrolit yang sangat dibutuhkan organ-organ tubuh untuk bisa menjalankan fungsinya dengan baik. B. ETIOLOGI Dehidrasi terjadi karena: a. Muntah b. Diare c. Hilangnya nafsu makan karena sakit d. Berkeringat berlebihan e. Tubuh kehilangan air dan garam seperti natrium, kalium, kalsium bikarbonat dan fosfat C. KLASIFIKASI a. Dehidrasi Hipertonik yaitu hilangnya air lebih banyak dari natrium. Dehidrasi hipertonik ditandai dengan tingginya kadar natrium serum (lebih dari 145 mmol/liter) dan peningkatan osmolalitas efektif serum (lebih dari 285 mosmol/liter). b. Dehidrasi Isotonik yaitu hilangnya air dan natrium dalam jumlah yang sama. Dehidrasi isotonik ditandai dengan normalnya kadar natrium serum (135-145 mmol/liter) dan osmolalitas efektif serum (270-285 mosmol/liter). c. Dehidrasi Hipotonik yaitu hilangnya natrium yang lebih banyak dari pada air. Dehidrasi hipotonik ditandai dengan rendahnya kadar natrium serum (kurang dari 135 mmol/liter) dan osmolalitas efektif serum (kurang dari 270 mosmol/liter).



D. TANDA DAN GEJALA 1. Dehidrasi ringan (jika penurunan cairan tubuh 5 persen dari berat badan) a) Muka memerah b) Rasa sangat haus c) Kulit kering dn pecah-pecah d) Volume urine berkurang dengan warna lebih gelap dari biasanya e) Pusing dan lemah f)



Kram otot terutama pada kaki dan tangan



g) Kelenjar air mata berkurang kelembabannya h) Sering mengantuk i)



Mulut dan lidah kering dan air liur berkurang



2. Dehidrasi sedang (jika penurunan cairan tubuh antara 5-10 persen dari berat badan) a) Tekanan darah menurun b) Pingsan c) Kontraksi kuat pada otot lengan, kaki, perut, punggung d) Kejang e) Perut kembung f)



Gagal jantung



g) Ubun-ubun cekung h) Denyut nadi cepat dan lemah 3. Dehidrasi berat (jika penurunan cairan tubuh lebih dari 10 persen dari berat badan) a) Kesadaran berkurang b) Tidak buang air kecil c) Tangan dan kaki menjadi dingin dan lembab d) Denyut nadi semakin cepat dan lemah hingga tidak teraba e) Tekanan darah menurun drastis hingga tidak dapat diukur f)



Ujung kuku, mulut, dab lidah berwarna kebiruan



E. DERAJAT DEHIDRASI Menurut banyak cairan yang hilang, dehidrasi pada anak dapat dibagi berdasarkan : 1. Kehilangan BB a. Tidak ada dehidrasi, bila terjadi penurunan BB 0-2,5 % b. Dehidrasi ringan, bila terjadi penurunan BB 2,5-5 % c. Dehidrasi sedang, bila terjadi penurunan BB 5-10 % d. Dehidrasi berat, bila terjadi penurunan BB 10 % atau lebih e. Syok, bila terjadi penurunan BB 15% - 20%



2. Skor Maurice King Bagian tubuh yang diperiksa



Nilai untuk gejala yang ditemukan 0



1



2



Keadaan umum



Sehat



Mengigau, koma/syok



Kekenyalan kulit



Normal



Gelisah, apatis, cengeng, ngantuk Sedikit kurang



Mata



Normal



Sedikit cowong



Sangat cowong



Normal



Sedikit cekung



Sangat cekung



Normal Kuat 140



Ubun-ubun besar Mulut Denyut nadi/menit Keterangan:



Sangat kurang







Pada anak-anak =UUB sudah menutup , diganti produksi urine.







Untuk kekenyalan kulit, kembali 1 detik



= dehidrasi ringan



1-2 detik = dehidrasi sedang 2 detik/> =dehidrasi berat Berdasar skor yang didapat, derajat dehidrasi ditentukan dengan :  jika mendapat nilai 0-2 : dehidrasi ringan  jika mendapat nilai 3-6 : dehidrasi sedang  jika mendapat nilai 7-12 : dehidrasi berat 3. Modifikasi (Haroen Noerasid) a. Dehidrasi ringan : rasa haus, oliguri ringan b. Dehidrasi sedang : turgor kulit turun, ubun-ubun besar cekung, mata cekung c. Dehidrasi berat : nadi cepat sekali, somnolen, stupor, koma, kusmaul, renjatan. F. PENANGANAN DEHIDRASI Perawatan diare berdasar pada derajat dehidrasi, dibedakan dalam : 1. Dehidrasi ringan  Dihentikannya pemberian susu yang diganti dengan campuran glukosa elektrolit  Cairan harus diberikan setiap 2 jam pada siang hari dan 4 jam pada malam hari, selama 24 jam  Setelah 24 jam pemberian susu dimulai kembali, dengan ditingkatkannya pemberian susu jumlah campuran glukosa elektrolit diturunkan secara seimbang  Sukrosa hanya ditambahkan jika feses mulai berbentuk



2. Dehidrasi sedang  Penggantian deficit cairan dan elektrolit serta koreksi gangguan asam basa baik per oral / iv  Pemeriksaan biokimia dan observasi klinis untuk menentukan status elektrolit  Dimulai pemberian cairan per oral / susu  Pengangkatan kanula iv dan perawatan luka  Penimbangan berat badan harian dan pengumpulan urin (uji harian) 3. Dehidrasi berat  Infuse IV dengan larutan yang sesuai  Infuse plasma untuk menggantikan penurunan volume plasma  Koreksi asidosis metabolic dengan pemberian secara IV 8,4 % Natrium bicarbonate dengan penilaian kembali status asam basa  Pemberian susu secara berangsur  Selama fase akut, bayi dirawat di incubator, diberi oksigen dan diobservasi secara seksama, karena penurunan kadar kalium dapat menimbulkan perubahan aktivitas jantung dan peningkatan kalium secara cepat membawa resiko henti jantung



RESUSITASI CAIRAN  Tahap rehidrasi Rehidrasi pada dehidrasi ringan dan sedang dapat dilakukan dengan pemberian oralit sesuai dengan defisit yang terjadi: a. Dehidrasi ringan : 50 ml/kg ( 4 – 6 jam pada bayi ) : 30 ml/kg ( 4 – 6 jam pada anak besar ) b. Dehidrasi sedang : 50 –100 ml /kg ( 4 – 6 jam pad bayi ) : 60 ml/kg ( 4 – 6 jam pada anak besar ) c. Dehidrasi berat o



Tentukan defisit



o



Atasi syok: cairan infus 20 ml/kg dalam . - 1 jam, dapat diulangi



o



Sisa defisit: 



50 % dalam 8 jam pertama







50 % dalam 16 jam berikutnya







Cairan: Ringer Lactate (RL) atau NaCl 0,9 % (RL adalah cairan paling fisiologis untuk tubuh)



 Tahap rumatan Dalam tahap rumatan ini meliputi untuk memenuhi kebutuhan cairan rumatan dan kebutuhan perubahan cairan rumatan yang disebabkan oleh kehilangan cairan yang sedang berjalan ( ongoing losses ) Kebutuhan Rumatan. Terdapat beberapa model untuk menghitung kebutuhan cairan rumatan : berdasarkan berat badan, luas permukaan, atau pengeluaran kalori yang seperti kita ketahui bahwa 1 ml air diperlukan setiap 24 jam bagi setiap kalori yang dikeluarkan dan bahwa kebutuhan metabolik menentukan penggunaannya dari cadangan tubuh. Kalori yang dikonsumsi setiap kesatuan berat badan, atau tingkat metabolik menurun dengan bertambah besarnya dan usia anak. < 10 Kg



= 100 cc/KgBB/hari



10- 20 Kg



= 1000cc + 50cc (BB-10Kg)/hari



>20 Kg



= 1500cc + 20cc (BB-20Kg)/hari



 Oralit merupakan cairan elektrolit–glukosa yang sangat esensial dalam pencegahan dan rehidrasi penderita dengan dehidrasi ringan–sedang



G. ASUHAN KEPERAWATAN a. Pengkajian Data Subjektif 1) Kaji batasan karakteristik a) Asupan cairan (jumlah dan jenis) b) Kulit (kering dan turgor) c) Penurunan berat badan (jumlah dan lamanya) d) Haluaran urine (berkurang dan meningkat) 2) Kaji faktor-faktor yang berhubungan a) Diabetes melitus (diagnosa dan riwayat keluarga/diabetes insipdus) b) Penyakit jantung c) Penyakit ginjal d) Gangguan atau bedah gastrointestinal e) Pengobatan: laksatif/enema, diuretik dan efek samping yang mengiritasi saluran pencernaan (antibiotik dan kemoterapi) f) Penggunaan alkohol g) Alergi (makanan dan susu) h) Panas tinggi/kelembaban i) Olahraga yang terlalu banyak mengeluarkan keringat



j) Depresi k) Nyeri Data objektive 1) Kaji batasan karakteristik a) Berat badan sekarang dan sebelum sakit b) Asupan (1-2 hari terakhir) c) Haluaran (1-2 hari terakhir) d) Tanda-tanda dehidrasi -



Kulit : mukosa bibir kering, lidah berkerut atau kering, turgor kulit kurang elastis, warna kulit pucat atau memerah, kelembaban kering atau diforesis, fontanel bayi cekung dan bola mata cekung.



-



Haluaran urine : jumlah bervariasi sangat banyak atau sedikit, warna kuning tua atau kuning jernih dan berat jenis naik atau turun.



2) Kaji faktor-faktor yang berhubungan a) Kehilangan GI abnormal : muntah, penghisapan NG, diare, drainase intestinal. b) Kehilangan kulit abnormal: diaforesis berlebihan sekunder terhadap demam atau latihan, luka bakar, ibrosis sistik. c) Kehilangan ginjal abnormal: terapi diuretik, diabetes insipidus, diures osmotik (bentuk poliurik), insufisiensi adrenal, diuresis osmotik (DM tak terkontrol, pasca penggunaan zat kontras. b. Diagnosa 1. Deficit volume cairan dan elektrolit berhubungan dengan kehilangan cairan berlebihan dari gastrointestial. Tujuan : kien kan menunjukkan tanda – tanda rehidrasi dan berikan cairan yang adekuat. Kriteria : anak menunjukkan tanda tanda adekuat (turgor kulit baik, mata dan fontanel tidak cekung, kesadaran compos mentis ) Intervensi: a. Berikan cairan rehidrasi peroral b. Berikan dan monitor cairan yang diberikan. c. Berikan



(kolaborasi)



pemberian



antibiotik



sesuai



dengan



resep



pengobatan. d. Setelah rehidrasi berikan diet yang toleran secara teratur. e. Anjurkan cairan peroral yang rendah garam seerti ASI, formula bebas laktosa.



f.



Catat intake dan output ( urine,BAB, dan muntah ).



g. Monitor urine secara spesifik tiap 8 jam atau sesuai indikasi dan timbang berat badan tiap hari. h. Batasi intake seperti juice buah, soft drink, dan gelatin. i.



Kaji tanda-tanda vital turgor kulit, mukosa membran dan status mental setaip 4 jam atau sesuai indikasi.



2. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake makanan tidak adekuat (nafsu makan berkurang) Tujuan :Pasien mendapat nutrisi yang adekuat Kriteria hasil : meningkatkan masukan oral. Intervensi : a. Dapatkan riwayat diet b. Dorong orangtua atau anggota keluarga lain untuk menyuapi anak atau ada disaat makan c. Minta anak makan dimeja dalam kelompok dan buat waktu makan menjadi menyenangkan d. Gunakan alat makan yang dikenalnya e. Perawat harus ada saat makan untuk memberikan bantuan, mencegah gangguan dan memuji anak untuk makan mereka f.



Sajikan makan sedikit tapi sering



g. Sajikan porsi kecil makanan dan berikan setiap porsi secara terpisah



DAFTAR PUSTAKA



Brunner & suddarth. 2001. Keperawatan medikal bedah.(edisi 8). Jakarta: EGC Guyton AC, Hall J A. Fisiologi Kedokteran, Edisi 9. Jakarta: EGC.1997. http://organisasi.org/fungsi-cairan-tubuh-manusia-gejala-dehidrasi-dan-cara-mengatasikehilangan-cairan-tubuh Medlineplus.2007. Dehydration. http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/000982.htm Rice, Henry. Fluid Therapy for Pediatric Surgical Patient. www.emedicine. com. 2004