LP HHD Selfi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PENDAHULUAN HIPERTENSI HEART DISEASE (HHD) DIRUANG CVCU RUMAH SAKIT LABUANG BAJI KOTA MAKASSAR



OLEH: SELFI SEPTIANINGSI 14420212134



CI INSTITUSI



CI LAHAN



(H. ARIFUDDIN, S.Kep.,Ns.,M.Kes)



(HASNAENI PASENDE S,Kep.,Ns)



PROGRAM STUDI PROFESI NERS FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA MAKASSAR 2022



A. Konsep Dasar Medis 1. Definisi Hipertensi Heart Disiase (HHD) Hipertensi heart disease adalah penyakit jantung yang disebabkan oleh hipertensi. Hipertensi yang tak terkontrol dalam waktu yang lama menimbulkan hypertrophy pada ventrikel kiri (LVH). Hipertensi heart disease ditegakan bila dideteksi adanya hypertrophy pada ventrikel kiri sebagai akibat peningkatan bertahap tahanan pembuluh darah periver dan ventrikel kiri. Fungsi ventrikel selama hipertensi berhubungan erat dengan penyebab hypertrophy dan terjadinya arterosklerosis koroner. Yang mempengaruhi hypertrophy ventrikel kiri adalah lamanya peningkatan diastolic dan adanya factor genetik. 2. Etiologi Sebab utama dari hipertensi heart disease adalah hipertensi yang berlangsung kronis. Hipertensi pada orang dewasa sendiri disebabkan oleh beberapa hal diantaranya: a. Hipertensi esensial yang terjadi pada 90% kasus hipertensi pada orang dewasa. b. Hipertensi sekunder sebesar 10% dari kasus hipertensi pada orang dewasa yang disebabkan oleh adanya kelainan pada ginjal, kelainan endokrin, peningkatan TIK dll. Tekanan darah tinggi meningkatkan beban kerja jantung, dan seiring dengan berjalannya waktu hal ini dapat menyebabkan penebalan otot jantung. Karena jantung memompa darah melawan tekanan yang meningkat pada pembuluh darah yang meningkat, ventrikel kiri membesar dan jumlah darah yang dipompa jantung setiap menitnya (cardiac output) berkurang. Tanpa terapi, gejala gagal jantung akan makin terlihat. Tekanan darah tinggi adalah faktor resiko utama bagi penyakit jantung dan stroke. Tekanan darah tinggi dapat menyebabkan penyakit jantung iskemik (menurunnya suplai darah untuk otot jantung sehingga menyebabkan nyeri dada atau angina dan serangan jantung) dari peningkatan suplai oksigen yang dibutuhkan oleh otot jantung yang menebal.Tekanan darah tinggi juga berpenaruh terhadap penebalan dinding pembuluh darah yang akan mendorong terjadinya aterosklerosis (peningkatan kolesterol yang akan terakumulasi pada dinding pembuluh darah). Hal



ini juga meningkatkan resiko seangan jantung dan stroke. Penyakit jantung hipertensi adalah penyebab utama penyakit dan kematian akibat hipertensi. 3. Patofisiologi Pada stadium permulaan hipertensi, hypertrophy yang terjadi konsentrik (difus). Belum ada perubahan yang berarti pada fungsi pompa efektif ventrikel kiri. Pada stadium selanjutnya, akibat hipertensi yang terus menerus, maka hipertropi menjadi tak teratur (eksentrik). Pada kondisi ini terjadi penurunan fungsi pompa ventrikel secara menyeluruh yang berakibat pada penurunan fraksi injeksi, peningkatan tegangan dinding ventrikel pada saat sistolik, peningkatan konsumsi oksigen otot jantung, serta penurunan efek mekanik pompa jantung. Kondisi ini akan lebih diperburuk bila terjadi penyakit jantung koroner. Pada kondisi hypertrophy maka tekanan perfusi pada koroner akan meningkat dan diikuti dengan peningkatan tahanan pembuluh koroner. Sebagai akibatnya cadangan aliran darah koroner akan berkurang.Ada dua factor utama penyebab penurunan cadangan aliran darah koroner yaitu: a) Penebalan arteri koroner, yaitu bagian dari hiprtrophy umum otot polos pembuluh darah seluruh tubuh. Kemudian terjadi retensi garam dan air yang mengakibatkan berkurangnya compliance pembuluh darah dan meningkatnya tahanan perifer. b) Peningkatan hypertrophy mengakibatkan berkurangnya kepadatan kapiler unit otot jantung terutama pada hypertrophy eksentrik. Jadi factor koroner pada hipertensi berkembang menjadi akibat penyakit, meskipun tampak sebagai penyebab patologis yang utama dari gangguan aktivitas mekanik ventrikel kiri.



4. Pathway/Penyimpangan KDM Umur



Jenis Kelamin



Gaya Hidup



Obesitas



Hipertensi Heart Disease Kerusakan vaskuler pembuluh darah Perubahan struktur Penyumbatan pembuluh darah Vasokonstriksi Gangguan sirkulasi



Otak Retina



Ginjal



Resusitasi penurunan O2 Pembuluh darah menurun diotak menurun Nyeri Akut



Sinkop



Gangguan perfusi Jaringan perifer



Pembulu darah



Vaskontruksi Iskemik pwmbuluh darah ginjal Vasokonstriksi Blood flow aliran Darah menurun



Afterlod meningkat



Respon RAA Penurunan Curah jantung Rangsangan Aldosterone



Fantique



Perubahan Suplai darah Ke paru



Kelelahan



Retensi Na Edema



Dipsnea



Intoleransi Aktivitas



Hiporvolemia



Pola nafas tidak efektif



5. Manifestasi Klinis Pada tahap awal, seperti hipertensi pada umumnya kebanyakan pasien tidak ada keluhan. a) Peninggian tekanan darah itu sendiri seperti berdebar-debar, rasa melayang (dizzy) dan impote b) Cepat capek, sesak napas, sakit dada, bengkak kedua kaki atau perut. Gangguan vaskular lainnya adalah epistaksis, hematuria, pandangan kabur karena perdarahan retina, transient cerebral ischemik. c) Penyakit dasar seperti pada hipertensi sekunder: polidipsia, poliuria, kelemahan otot pada aldosteronisme primer, peningkatan berat badan cepat dengan emosi yang labil pada sindrom Cushing. Feokromositoma dapat muncul dengan keluhan episode sakit kepala, palpitasi, banyak keringat, dan rasa melayang saat berdiri (postural dizzy) 6.



Komplikasi Dalam perjalannya penyakit ini termasuk penyakit kronis yang dapat menyebabkan berbagai macam komplikasi antara lain: a. Stroke b. Gagal jantung c. Gagal Ginjal d. Gangguan pada Mata



7. Pemeriksaan diagnostik a. Pemeriksaan Laboratorium 1) Urinalisis: protein, leukosit, eritrosit dan silinder 2) Pemeriksaan darah lengkap: hemoglobin / hematokrit, elektrolit darah: kalium, BUN / kreatinin, Gula darah puasa, serta pemeriksaan total kolesterol 3) Pemeriksaan TSH: bisa meningkat pada pasien dengan hipotiroidisme dan menurun pada hipertiroidisme b. Pemeriksaan Radiologi 1) EKG: menunjukan hipertropi ventrikel kiri (LVH) pada sekitar 20 – 50% kasus 2) Foto dada: memperlihatkan adanya kardiomegali, tambahan untuk dilatasi LVH, pada penyakit dengan stadium lanjut, serta penumpulan sudut kostofrenikus pada pasien yang mengalami efusi pleura



3) CT scan, MRI, dan MRA (magnetic resonance angiografi) abdomen dan dada: memperlihatkan adanya massa adrenal atau membuktikan adanya koarktasio aorta . CT scan dan MRI jantung, walaupun tidak dilakukan secara rutin telah membuktikan secara eksperimental terjadinya LVH 4) TTE (transthoracic echocardiography) bisa sangat berguna dalam mengenali gambaran penyakit jantung hipertensi, dengan indikasi konfirmasi gangguan jantung atau murmur atau hipertensi dengan kelainan katup. 8.



Penatalaksanan Pengobatan pasien dengan penyakit jantung hipertensi terbagi dalam dua kategori pengobatan dan pencegahan tekanan darah yang tinggi dan pengobatan penyakit jantung hipertensi. Tekanan darah ideal adalah kurang dari 140/90 pada pasien tanpa penyakit diabetes dan penyakit ginjal kronik dan kurang dari 130/90 pada pasien dengan penyakit diatas. Berbagai macam strategi pengobatan penyakit jantung hipertensi : a. Pengaturan Diet Berbagai studi menunjukkan bahwa diet dan pola hidup sehat dan atau dengan obatobatan yang menurunkan gejala gagal jantung dan bisa memperbaiki keadaan LVH. Beberapa diet yang dianjurkan: 1) Rendah garam, beberapa studi menunjukan bahwa diet rendah garam dapat menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi. Dengan pengurangan komsumsi garam dapat mengurangi stimulasi system renin-angiotensin



sehingga



sangat



berpotensi



sebagai



anti



hipertensi.Jumlah intake sodium yang dianjurkan 50–100 mmol atau setara dengan 3-6 gram garam per hari. 2) Diet tinggi potassium,dapat menurunkan tekanan darah tapi mekanismenya belum jelas.Pemberian Potassium secara intravena dapat menyebabkan vasodilatasi,yang dipercaya dimediasi oleh nitric oxide pada dinding vascular. 3) Diet kaya buah dan sayur. 4) Diet rendah kolesterol sebagai pencegah terjadinya jantung koroner b. Olahraga Teratur Olahraga teratur seperti berjalan, lari, berenang, bersepeda bermanfaat untuk menurunkan tekanan darah dan dapat memperbaiki keadaan jantung. Olaharaga isotonik dapat juga bisa meningkatkan fungsi endotel, vasodilatasi perifer, dan mengurangi katekolamin plasma. Olahraga teratur



selama 30 menit sebanyak 3-4 kali dalam satu minggu sangat dinjurkan untuk menurunkan tekanan darah. c. Penurunan Berat Badan Pada beberapa studi menunjukkan bahwa obesitas berhubungan dengan kejadian hipertensi dan LVH. Jadi penurunan berat badan adalah hal yang sangat efektif untuk menurunkan tekanan darah. Penurunan berat badan (1kg/minggu)



sangat



dianjurkan.



Penurunan



berat



badan



dengan



menggunakan obat-obatan perlu menjadi perhatian khusus karena umumnya obat



penurun



berat



badan



yang



terjual



bebas



mengandung



simpatomimetik,sehingga dapat meningkatan tekanan darah, memperburuk angina atau gejala gagal jantung dan terjainya eksaserbasi aritmia. Menghindari obat-obatan seperti NSAIDs, simpatomimetik, dan MAO yang dapat meningkatkan tekanan darah atau menggunakannya dengan obat antihipertesni. d. Farmakoterapi Pengobatan hipertensi atau penyakit jantung hipertensi dapat menggunakan berbagai kelompok obat antihipertensi seperti thiazide, beta-blocker dan kombinasi alpha dan beta blocker, calcium channel blockers, ACE inhibitor, angiotensin receptor blocker dan vasodilator seperti hydralazine. Hampir pada semua pasien memerlukan dua atau lebih obat antihipertensi untuk mencapai tekanan darah yang diinginkan. e. Penanganan LVH LVH, tanda dari peningkatan resiko morbiditi dan mortalitas kardiovaskuler dan harus ditatalaksana secara agresif. Walaupun regeresi LVH belum secara jelas dapat menurunkan angka morbiditas dan mortalitas tapi beberapa data dapat mendukung hipotesis ini. Obat-obatan yang digunakan untuk menatalaksana LVH adalah sama seperti penanganan hipertensi. f. Penanganan disfungsi diastolik LV Beberapa golongan antihipertensi ACE inhibitor, beta-blocker, dan nondihydropyridine calcium channel blockers telah membuktikan dapat memperbaiki parameter ekokardiographi pada simptomatik dan asimptomatik disfungsi diastolik dan gejala gagal jantung. Penanganan disfungsi sistolik LV 1) Diuretik digunakan untuk penatalaksanaan disfungsi sistolik LV



2) ACE inhibitor digunakan untuk penurunan preload dan afterload dan mencegah kongesti pada paru dan sistemik, 3) Beta-blockers seperti cervedilol, metoprolol XL, dan bisoprolol dapat memperbaiki fungsi LV dan menurunkan mortalitas dan morbiditas dari gagal jantung. Terapi dimulai dengan dosis rendah , peningkatan dosis beta-blocker secara perlahan dan monitor secara ketat untuk menilai tanda dari gagal jantung. 9.



Prognosis Resiko komplikasi tergantung pada seberapa besar hipertropi ventrikel kiri. Semakin besar ventrikel kiri, semakin besar kemungkinan kompilkasi terjadi. Pengobatan hipertensi dapat mengurangi kerusakan pada ventrikel kiri. Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa obat-obatan tertentu seperti ACE-Inhibitor, Beta-blocker, dan diuretik spinorolakton dapat mengatasi hipertropi ventrikel kiri dan memperpanjang kemungkinan hidup pasien dengan gagal jantung akibat penyakit jantung hipertensi. Bagaimanapun juga, penyakit jantung hipertensi adalah penyakit yang serius yang memiliki resiko kematian mendadak.



B. Konsep Keperawatan 1. Pengkajian Keperawatan Pengkajian merupakan proses dinamis yang terorgnisasi yang meliputi tiga aktivitas dasar yaitu: pengumpulan data secara sistematis, memilih, dan mengatur data yang diperlukan dan mendokumentasikan data dalam format yang dapat dibuka kembali. Pengkajian sebagai proses yang kegiatannya bertujuan mengumpulkan informasi mengenai pasien. Informasi tersebut akan menentukan masalah kesehatan yang meliputi: pengkajian fisik, observasi, wawancara, riwayat keperawatan, analisa catatan laporan serta dokumen-dokumen lain yang terkait dengan pengkajian data dasar keperawatan yang perlu dikaji adalah: a. Biodata Identitas klien meliputi nama, umur, jenis kelamin, agama, alamat, suku/bangsa, status pernikahan, pekerjaan, no.RM, tanggal masuk RS, tanggal pengkajian, dan diagnosa medic. Identitas penanggung jawab meliputi nama, umur, jenis kelamin, pekerjaan, dan hubungan keluarga.



b. Keluhan utama - Alasan kunjungan: alasan klien masuk RS - Faktor pencetus: bertahap atau mendadak - Lamanya keluhan: sudah berapa lama keluhan yang dirasakan oleh klien. - Timbulnya keluhan: kapan keluhan dirasakan - Upaya yang dilakukan utnuk mengatasinya: sendiri atau dibantu oleh orang lain. c. Riwayat kesehatan - Riwayat kesehatan sekarang - Riwayat kesehatan masalalu - Riwayat kesehatan keluarga d. Riwayat psikososial - Pola konsep diri - Pola kognitif - Pola koping - Pola interaksi e.



Riwayat spiritual - Ketaatan klien beribadah - Dukungan keluarga klien - Ritual yang biasa dijalankan klien



f. Keadaan Fisik - Kepala dan Leher Bentuk kepala simetris, nyeri tekan tidak ada, distribusi rambut merata, kebersihan kepala cukup. Vena jugularis tampak menonjol. -



Dada Bentuk simetris, pergerakan dada simetris, retraksi otot dada ada, ronchi (+),suara jantung S1-S2 iregular. Payudara dan Ketiak Nyeri tekan tidak ada.



-



Abdomen Hepar tidak teraba, peristaaltik positif.



-



Genetalia Tidak ada kelainan.



-



Integumen Warna kulit sawo matang, kebersihan cukup.



-



Ekstremitas







Atas Pergerakan tangan kiri & kanan terkoordinasi, bengkak tidak ada, terpasang IVFD NS 8 tts/menit pada tangan kiri, lembab.







Bawah Pergerakan normal terkoordinasi, lembab



2.



Diagnose keperawatan Berikut adalah diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada klien dengan hipertensi (SDKI PPNI, 2017) : a. Penurunan curah jantung b/d peningkatan afterload b. Nyeri akut b/d agen cedera fisiologis c. Intoleransi aktivitas b/d kelemahan, ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen d. Kurangnya pengetahuan b.d kurangnya informasi tentang proses penyakit dan perawatan dir



3. NO 1



Intervensi keperawatan



Diagnosa keperawatan Penurunan curah



Tujuan/ kriteria hasil



Intervensi keperawatan



Rasional



Setelah dilakukan



Perawatan Jantung



Observasi :



jantung



intervensi keperawatan



Observasi :



1) Mengetahui irama



1x24 jam diharapkan



1) Monitor aritmia.



jantung.



curah jantung normal



2) Monitor elektrolit



2) Mengetahui



dengan kriteria hasil:



yang dapat



penyebab risiko



1) Tekanan darah



meningkatkan risiko



aritmia meningkat



menurun



aritmia.



3) Mengetahui suplai



2) Nadi menurun



3) Monitor saturasi O2.



3) Tidak mengeluh lelah



Terapeutik :



Terapeutik :



4) Dyspnea menurun



1) Pertahankan tirah



1) Meningkatkan



oksigen.



baring minimal 12



istirahat dan



jam.



ketenangan.



2) Pasang akses intravena. 3) Berikan terapi



2) Untuk pemberian cairan dan elektrolit. 3) Memberikan



relaksasi untuk



ketenangan dan



mengurangi stress



kenyamanan klien.



dan



Edukasi



cemas.



1) Mengetahui kualitas



Edukasi :



nyeri yang dirasakan



1) Anjurkan segera



klien



melaporkan nyeri



Kolaborasi



dada



1) Membantu



Kolaborasi : 1) Kolaborasi



mengencerkan darah. 2) Penunjang dalam



pemberian



menetapkan



antiplatelet, jika



diagnosis dan



perlu.



intervensi.



2) Kolaborasi pemeriksaan XRay dada, jika perlu. 2.



Nyeri akut



Setelah dilakukan



Manajemen Nyeri



Observasi :



intervensi keperawatan



Observasi :



1) Mengetahui nyeri



1x24 jam diharapkan



1) Identifikasi lokasi,



dan membantu



nyeri akut berkurang



karakteristik, durasi,



perencanaan



dengan kriteria hasil:



frekuensi, kualitas



tindakan



1) Klien tidak mengeluh



dan intensitas nyeri.



keperawatan yang



nyeri 2) Klien tidak



2) Identifikasi skala nyeri.



menunjukkan



3) Identifikasi faktor



ekspresi nyeri



yang memperberat



tepat. 2) Mengetahui skala nyeri. 3) Mengetahui faktor



3) Skala nyeri berkurang



dan memperingan



yang mempengaruhi



4) Tekanan darah



nyeri.



nyeri.



menurun



Terapeutik 1) Berikan teknik non farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri. 2) Fasilitasi istirahat



Terapeutik 1) Membantu meredakan nyeri. 2) Membantu menjaga kualitas tidur



dan tidur. Edukasi : 1) Jelaskan penyebab,



Edukasi : 1) Untuk menginformasikan



periode dan pemicu



kepada klien agar



nyeri.



bias meminimalisir



2) Anjurkan



penyebab.



memonitor nyeri



2) Agar klien mandiri.



secara mandiri



Kolaborasi :



Kolaborasi : 1) Kolaborasi



1) Membantu meredakan nyeri dengan farmakologis



pemberian analgetik, jika perlu. 3



Intoleransi aktivitas



Setelah dilakukan



Manajemen Energi



Observasi :



intervensi keperawatan



Observasi :



1) Mengetahui



3x24 jam diharapkan



1) Identifikasi



tubuh



intolerasi aktivitas



gangguan fungsi tubuh



bermasalah.



membaik dengan kriteria



yang mengakibatkan



hasil :



kelelahan.



1) Klien tidak mengeluh



2) Monitor pola dan



Terapeutik :



jam tidur.



1) Agar klien nyaman



lemah 2) Klien dapat melakukan aktivitas secara mandiri 3) Tekanan darah menurun



tidur klien



dan stimulus



1) Sediakan



berkurang. 2) Agar



dan rendah



merasakan



stimulus.



kenyamanan



2) Berikan aktivitas



yang



2) Mengetahui kualitas



Terapeutik :



lingkungan nyaman



bagian



klien



dan



ketenangan.



distraksi yang



Edukasi :



menenangkan.



1) Memulihkan energy



Edukasi : 1) Anjurkan tirah baring. 2) Anjurkan melakukan aktivitas



klien. 2) Agar energy yang digunakan efisien. Kolaborasi : 1) Membantu



menambah gizi yang menambah energy agar dapat beraktivitas



secara bertahap. Kolaborasi : 1) Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara meningkatkan asupan makanan. 4.



Kurangnya pengetahuan b.d kurangnya informasi tentang proses penyakit dan perawatan diri



Setelah dilakukan tindakan



Manajemen jalan napas



Observasi



keperawatan 1 x 24 jam di



Obsevasi



-



harapkan



-



saling percaya



hambatan dalam



Terapeutik



Klien paham dengan



belajar, termasuk



Agar pasien mengetahui



proses penyakit dan



orang terdekat



tentang hipertensi dan efek



Kriteria hasil : -



Kaji kesiapan dan



Untuk menjaga rasa



regimen pengobatan (5)



Terapeutik -



Terapkan dan nyatakan batas TD



pada jantung Edukasi -



memahami mengenai



normal, jelas tentang hipertensi dan efeknya pada jantung, pembuluh darah, ginjal dan otak. Edukasi -



Hindari mengatakan TD normal dan gunakan istilah “terkontrol dengan baik” saat mengambarkan tekanan darah pasien TD pasien dalam batas yang normal.



Kolaborasi -



Klolaborasi pemberian



Agar pasien lebih



istilah tekanan darah Kolaborasi -



Memudahkan jalan napas pasien



bronkodilator, ekspatoran, mukolitik, jika perlu



4. Implementasi Keperawatan Implemetasi adalah tindakan yang sesuai dengan yang telah direncanakan mencakup tindakan mandiri dan kolaborasi. Tindakan mandiri merupakan tindakan keperawatan berdasarkan analisis dan kesimpulan perawat, serta bukan atas prtunjuk tenaga kesehatan lain. Disisi lain, tindakan kolaborasi adalah tindakan keperawatan yang didasarkan oleh hasil keputusan bersama dokter atau petugas kesehatan lainnya. (Ratnawati, 2018). 5. Evaluasi Keperawatan Evaluasi merupakan proses kontiniu yang terjadi saat perawat melakukan kontak dengan pasien. Setelah melaksanakan tindakan keperawatan, kumpulkan data subjectif dan objektif dari klien, keluarga, dan anggota tim kesehatan. Selain itu perawat juga dapat meninjau ulang pengetahuan tentang status terbaru dari kondisi, terapi, sumber daya, pemulihan, dan hasil yang diharapkan. Proses evaluasi keperawatan dari data yang didapatkan diharapkan pada pasien mola hidatidosa tidak terjadi lagi perdarahan, klien tidak anemis, tanda-tanda vital dalam batas normal. Jika hasil telah terpenuhi, berarti tujuan untuk klien juga telah terpenuhi. Bandingkan perilaku dan respon klien sebelum dan setelah dilakukan asuhan keperawatan. Evaluasi keperawatan merupakan kegiatan akhir dari proses keperawatan, dimana perawat menilai hasil yang diharapkan terhadap perubahan dari ibu dan menilai sejauh mana masalah ibu dapat diatasi (Ratnawati, 2018.



6. Mind Mapping Definisi Hipertensi heart disease adalah penyakit jantung yang disebabkan oleh hipertensi. Etiologi 



Hipertensi yang tak terkontrol dalam waktu yang lama menimbulkan



Hipertensi esensial yang terjadi pada 90% kasus



D



hipertensi pada orang dewasa. 



Manifestasi Klinis



hypertrophy pada ventrikel kiri (LVH). 



Hipertensi sekunder sebesar Komplikasi



10% dari kasus hipertensi







pada orang dewasa yang disebabkan oleh adanya kelainan pada ginjal, kelainan endokrin, peningkatan TIK dll.



Dalam perjalannya penyakit ini termasuk penyakit kronis yang dapat menyebabkan berbagai macam komplikasi antara lain: 



Stroke







Gagal jantung







Gagal Ginjal







Gangguan pada Mata



Peninggian tekanan darah itu sendiri seperti berdebar-debar, rasa melayang (dizzy) dan impote Cepat capek, sesak napas, sakit dada, bengkak kedua kaki atau perut. Gangguan vaskular lainnya adalah epistaksis, hematuria, pandangan kabur karena perdarahan retina, transient cerebral ischemik.



Penatalaksanan     



Prognosis Resiko komplikasi tergantung pada seberapa besar hipertropi ventrikel kiri. Semakin besar ventrikel kiri, semakin besar kemungkinan kompilkasi terjadi. Pengobatan hipertensi dapat mengurangi kerusakan pada ventrikel kiri. Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa obat-obatan tertentu seperti ACE-Inhibitor, Beta-blocker, dan diuretik spinorolakton dapat mengatasi hipertropi ventrikel kiri dan memperpanjang kemungkinan hidup pasien dengan gagal jantung akibat penyakit jantung hipertensi. Bagaimanapun juga, penyakit jantung hipertensi adalah penyakit yang serius yang memiliki resiko kematian mendadak



Pemeriksaan diagnostik 



Pengaturan diet Olahraga teratur Penurunan berat badan Farmakoterapi Penanganan LVH



Pemeriksaan Laboratorium







Pemeriksaan radiologi



Diagnosa Keperawatan



a.



Penurunan afterload



b. c.



Nyeri akut b/d agen cedera fisiologis



d.



curah



jantung



b/d peningkatan



Intoleransi aktivitas b/d kelemahan, ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen Kurangnya pengetahuan b.d kurangnya informasi tentang proses penyakit dan perawatan diri



DAFTAR PUSTAKA Adnil, Basha. (2003). Penyakit Jantung Hipertensif. Buku Ajar Kardiologi.Balai Penerbit:Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Baim, Donald S.(2008). Hypertensive vascular disease in: Harrison’s Principles of Internal Medicine. 7th Ed. USA. The Mcgraw-Hill Companies, Inc. p. 241 Marulam, M. Panggabean. (2006). Penyakit Jantung Hipertensi. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi Keempat.Balai Penerbit:Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Ratnawati, A. (2018). Asuhan Keperawatan Maternitas.Yogyakarta: Pustaka Baru Press.