LP Hipotensi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PEDAHULUAN HIPOTENSI



Disusun Oleh : RIZKI BAYU AJI 1911040019



PROGRAM PROFESI NERS FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO 2019/2020



A. Definisi Hipotensi atau tekanan darah rendah adalah suatu keadaan dimana tekanan darah lebih rendah dari nilai 90/ 60 mmHg atau tekanan darah cukup rendah, sehingga menyebabkan gejala – gejala seperti pusing dan pingsan (A.J. Ramadhan, 2010). Hipotensi



atau



tekanan



darh



rendah



,terjadi



jika



terdapat



ketidakseimbangan antara kapasitas vaskuler darah dan volume darah atau jika jantung terlalu lemah untuk menghasilkan tekanan darah yang dapat mendorong darah (Sherwood,2002). Hipotensi merupakan suatu keadaan dimana tekanan darah rendah dari 90/60 mmhg sehingga menyebabkan keluhan.Namun jika tidak terjadi keluhan dapat dikategorikan kondisi yang normal.Sedangkan Tekanan darah adalah tekanan yang ditimbulkan pada dinding arteri.Tekanan puncak terjadi saat ventrikel berkontraksi dan disebut tekanan sistolik.Tekanan diastolik adalah tekanan terendah yang terjadi saat ventricle beristirahat dan mengisi ruangannya.Tekanan darah biasanya digambarkan sebagai rasio tekanan sistolik terhadap tekanan diastolik(Oxford,2003). Hipotensi adalah tekanan darah rendah sehingga tidak mencukupi untuk perfusi dan oksigenasi jaringan adekuat.Hipotensi dapat primer atau sekunder(misal:penurunan



curah



jantung,syok



hipovolemik,penyakit



addison)atau postural(ortostatik).Kelenjara drenal(insufisiensiadrenal), Syok (Chris Brooker,2005). Pada tekanan darah yang terlampau rendah akan menyebabkan masalah yang dapat mengancam jiwa karena akan terjadi penurunan aliran darah yang mengangkut nutrisi dan oksigen pada organ vital seperti jantung daan otak (Lintang,2000).



B. Anatomi dan Fisiologi Tekanan darah berarti daya yang dihasilkan oleh darah terhadap setiap satuan luas dinding pembuluh darah yang hampir selalu dinyatakan dalam milimeter air raksa. Tekanan darah merupakan faktor yang amat penting pada sistem sirkulasi. Peningkatan atau penurunan tekanan darah akan mempengaruhi homeostasis di dalam tubuh. Tekanan darah selalu diperlukan untuk daya dorong mengalirnya darah di dalam arteri, arteriola, kapiler dan sistem vena, sehingga terbentuklah suatu aliran darah yang menetap. Tekanan darah diatur melalui beberapa mekanisme fisiologis untuk menjamin aliran darah ke jaringan yang memadai. Tekanan darah ditentukan oleh curah jantung (cardiac output, CO) dan resistensi pembuluh darah terhadap darah. Curah jantung adalah volume darah yang dipompa melalui jantung per menit, yaitu isi sekuncup (stroke volume, SV) x laju denyut jantung (heart rate, HR). Resistensi diproduksi terutama di arteriol dan dikenal sebagai resistensi vaskular sistemik. Resistensi merupakan hambatan aliran darah dalam pembuluh, tetapi tidak dapat diukur secara langsung dengan cara apapun. Resistensi harus dihitung dari pengukuran aliran darah dan perbedaan tekanan antara dua titik di dalam pembuluh. Resistensi bergantung pada tiga faktor, yaitu viskositas (kekentalan) darah, panjang pembuluh, dan jari-jari pembuluh C. Etiologi Ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya penururnan tekanan darah: Ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya penururnan tekanan darah: 1. 2.



Dehidrasi. Melemahnya otot jantung yang berakibat volume darah yang dipompa oleh jantung sedikit sehingga tekanan darah menurun.  jantung sedikit sehingga tekanan darah menurun.



3.



Terjadinya peradangan pada kantong yang mengelilingi jantung (pericardium) yang biasa dikenal sebagai pericarditis yang menyebabkan cairan menumpuk yang biasa dikenal sebagai pericarditis yang menyebabkan cairan menumpuk didalam pericardium yang menekan jantung sehingga membatasi kemampuan



jantung untuk meng  jantung untuk mengisi dan memompa darah keseluruh tubuh. isi dan memompa darah keseluruh tubuh. 4.



Adanya pembekuan dara dalam pembuluh vena (pulmoryembolism) dimana bekuan darah ini dapat  bekuan darah ini dapat menghalangi aliran darah kedalam menghalangi aliran darah kedalam bilik kiri bilik kiri dari paru-paru dari paru-paru dan akibatnya akan mengurangi darah dan akibatnya akan mengurangi darah yang kembali ke jantung untuk dipompa. yang kembali ke jantung untuk dipompa.



5.



Denyut jantung yang lambat dapat mengurangi jumlah darah yang dipompa oleh jantung. Angka detak jantung istirahat untuk seorang dewas untuk seorang dewasa sehat a sehat adalah 60 adalah 60-100 -100 detak/menit. detak/menit.



6.



Tegangan kekakuan pembuluh darah. Pembuluh darah yang kaku akan berefek pada semakin tingginya tekanan darah, begitu ju  pada semakin tingginya tekanan darah, begitu juga sebaliknya. ga sebaliknya.



7.



Pelebaran pembuluh darah juga mampu menyebabkan turunnya tekanan darah. Situasi ini biasanya sebagai dampak dari syok septik, pemaparan oleh panas, diare, obat-obatan vasodilator (nitrat, penghambat kalsium, penghambat ACE).



8.



Efek samping obat seperti alkohol, anxiolytic, beberapa antidepresan, diuretik, obat-obatan untuk tekanan darah tinggi dan penyakit jantung koroner, analgesik.



9.



Kejutan emosional, misalnya syok yang disebabkan oleh infeksi yang parah, stroke, anafilaksis (reaksi alergi yang mengancam nyawa dan trauma hebat.



10. Diabetes tingkat lanjut. D. Tanda dan Gejala Terhadap beberapa manifestasi dari beberapa Hipotensi : 1.



Hipotensi, (Alo, 2014) Jantung berdebar kencang dan tidak teratur, pusing, lemas, mual, pinsan, pandangan buram dan kehilangan keseimbangan



2.



Hipotensi Interadialisis, asympomatik hingga syok (Burton Etal, 2009) Perasaan tidak nyaman pada perut, mual, muntah, menguap, otot terasa kram, gelisah, pusing kecemasan.



3.



Hipotensi Ortostatik, (Jeffrey B. Lanier,dkk, 2014) Pusing hingga pingsan.



E. Patofisiologi Tekanan pada perubahan posisi tubuh misalnya dari tidur ke berdiri maka tekanan darah bagian atas tubuh akan menurun karena pengaruh gravitasi. Pada orang dewasa normal, tekanan darah arteri rata-rata pada kaki adalah 180-200 mmHg. Tekanan darah arteri setinggi kepala adalah 60-75 mmHg dan tekanan venanya 0. Pada dasarnya, darah akan mengumpul pada pembuluh kapasitas vena ekstermitas inferior 650 hingga 750 ml darah akan terlokalisir pada satu tempat. Pengisian atrium kanan jantung akan berkurang dengan sendirinya curah jantung juga berkurang sehingga pada posisi berdiri akan terjadi penurunan sementara tekanan darah sistolik hingga 25 mmHg, sedang tekanan diastolik tidak berubah atau meningkat ringan hingga 10 mmHg (Andhini Alfiani Putri F, 2012) Penurunan curah jantung akibat pengumpulan darah pada anggota tubuh bagian bawah akan cenderung mengurangi darah ke otak. Tekanan arteri kepala akan turun mencapai 20-30 mmHg. Penurunan tekanan ini akan diikuti kenaikan tekanan persial CO2 (pCO2) dan penurunan tekanan persial O2 (pCO2) serta pH jaringan otak (Andhini Alfiani Putri F, 2012). Secara reflektoris, hal ini akan merangsang baroreseptor yang terdapat didalam dinding dan hampir setiap arteri besar didaerah dada dan leher, namun dalam jumlah banyak didapatkan dalam dinding arteri karotis interna sedkit di atas bifurcation carotis, daerah yang dikenal sebagai sinus karotikus dan dinding arkus aorta. Respon yang ditimbulkan baroreseptor berupa peningkatan tahanan pembuluh darah perifer, peningkatan tekanan jaringan pada otot kaki dan abdomen, peningkatan frekuensi respirasi, kenaikan frekuensi denyut jantung serta sekresi zatzat vasoaktif. Sekresi zat vasoaktif berupa katekolamin, pengaktifan sistem ReninAngiotensin Aldosteron, pelepasan ADH dan neurohipofisis. Kegagalan fungus reflex autonomy inilah yang menjadi penyebab timbulnya hipotensi ortostatik, selain efek faktor penurunan curah jantung akibat berbagai sebab dan kontraksi



volume intravascular baik yang relative maupun absolut. (Andhini Alfiani Putri F, 2012) F. Diagnosa 1. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan kerusakan neurovaskular, kerusakan persepsi dan obstruksi trakeobronkial ditandai dengan paralisis otot pernafasan. 2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan peningkatan asam lambung, mual, muntah dan anoreksia ditandai dengan penurunan BB, penurunan masa otot, tonus otot buruk. 3. Gangguan rasa aman nyeri berhubungan dengan penekanan vascular serebral dan edema otak ditandai dengan tangangan maskuler, wajah menahan nyeri dan perubahan TTV. 4. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri kepala ditandai dengan ketidakmampuan bergerak, kerusakan koordinasi, keterbatasan rentang gerak.