LP Ruang Gardenia Nadya Kebutuhan Oksigenasi-1 [PDF]

  • Author / Uploaded
  • Nadya
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PENDAHULUAN KEBUTUHAN OKSIGENASI PADA TN. D DI RUANGAN GARDENIA RSUD dr.DORIS SYLVANUS PALANGKA RAYA



Disusun oleh : NADYA PO.62.20.1.19.148



POLTEKKES KEMENKES PALANGKARAYA JURUSAN KEPERAWATANPROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN REGULER XXII D 2021



KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami ucapkan Kepada Tuhan Yang Maha Esa. Berkat limpahan rahmat dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan Laporan Pendahuluan Kebutuhan dasar manusia (oksigenasi) hingga selesai. Harapan saya semoga Laporan Pendahuluan ini pembaca dapat mengetahui apa pengertian oksigenasi hingga selesai sehingga dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi para pembaca. Karena keterbatasan wawasan dan pengetahuan harap pengertian para pembaca dan memaklumi kekurangan saya, saya yakin masih banyak kekurangan dalam laporan ini. Oleh karena itu, saya sangat mengharapkan saran dan kritik dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini sehingga bias berguna bagi kita.



A. Konsep Dasar Kebutuhan Manusia (Oksigenasi) I.



Definisi Oksigen adalah salah satu komponen gas dan unsur vital dalam proses



metabolisme untuk mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel-sel tubuh (Tarwoto dan Wartonah, 2016). Oksigen adalah kebutuhan dasar manusia yang digunakan untuk kelangsungan metabolisme sel tubuh, mempertahankan, dan aktivitas berbagai organ atau sel (Carpenito, 2012). Kebutuhan oksigenasi merupakan kebutuhan dasar manusia yang digunakan untuk kelangsungan metabolisme sel tubuh mempertahankan hidup dan aktivitas berbagai organ atau sel. Seseorang biasanya mengalami masalah oksigenasi disebabkan oleh: 1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas adalah suatu keadaan ketika seorang individu mengalami suatu ancaman yang nyata atau potensial pada status pernapasan sehubungan dengan ketidakmampuan untuk batuk secara efektif. (Carpenito, 2012). 2. Ketidakefektifan pola pernapasan adalah keadaan ketika seorang individu mengalami kehilangan ventilasi yang aktual atau potensial yang berhubungan dengan perubahan pola pernapasan. (Carpenito, 2012). 3. Gangguan pertukaran gas adalah keadaan ketika seorang individu mengalami penurunan jalannya gas (oksigen dan karbondioksida ) yang aktual (atau dapat mengalami potensial) antara alveoli paru – paru dan sistem vaskular. (Carpenito, 2012). II. Gejala dan Tanda (Data Mayor dan Minor) 1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas a. Data Mayor b. Batuk tak efektif atau tidak ada batuk c. Ketidakmampuan untuk mengeluarkan sekresi jalan nafas 2. Data Minor a.



Bunyi nafas abnormal



b.



Frekuensi, irama, kedalaman pernafasan abnormal



3. Ketidakefektifan pola nafas 1. Data Mayor a. Perubahan dalam frekuensi atau pola pernafasan (dari nilai dasar)



b. Perubahan pada nadi (frekuensi, irama, kualitas) 2. Data Minor a.



Ortopnea



b.



Takipnea, hiperpnea, hiperventilasi



c.



Pernafasan disritmik



d.



Pernafasn sukar atau berhati-hati



4. Gangguan pertukaran gas 1) Data Mayor (1) Dispnea saat melakukan aktivitas 2) Data Minor (1) Konfusi/agitasi (2) Kecenderungan untuk mengambil posisi 3 titik (duduk, satu tangan pada setiap lutut, tubuh condong ke depan) (3) Bernafas dengan bibir dimoyongkan dengan fase ekspirasi yang lama (4) Letargi dan keletihan (5) Peningkatan tahana vaskular pulmonal (peningkatan tahanan arteri ventrikel kanan/kiri) (6) Penurunan motilitas lambung, pengosongan lambung lama (7) Penurunan isi oksigen,penurunan saturasi oksigen, peningkatan PCO2, yang diperlihatkan oleh hasil analisis gas darah (8) Sianosis



(2) (3) 3.1 III.



Patofisiologi/Pathway



1.1 1.2 1.2.1 1.2.2 1.2.3 1. 2. 2.2 IV. Pemeriksaan Diagnostik 1.



Pemeriksaan fungsi paru Untuk mengetahui kemampuan paru dalam melakukan pertukaran gas secara efisien.



2.



Pemeriksaan gas darah arteri Untuk memberikan informasi tentang difusi gas melalui membrane kapiler alveolar dan keadekuatan oksigenasi.



3. 4.



Oksimetri Untuk mengukur saturasi oksigen kapiler Pemeriksaan sinar x dada Untuk pemeriksaan adanya cairan, massa, fraktur, dan proses-proses abnormal.



5.



Bronkoskopi Untuk memperoleh sampel biopsy dan cairan atau sampel sputum/benda asing yang menghambat jalan nafas.



6.



Endoskopi Untuk melihat lokasi kerusakan dan adanya lesi.



7.



Fluoroskopi Untuk mengetahui mekanisme radiopulmonal, misal: kerja jantung dan kontraksi paru.



8.



CT-Scan Untuk mengintifikasi adanya massa abnormal. 1. 2. 2.2



V. Penatalaksanaan Medis 1. Pemantauan hemodinamika 2. Pengobatan bronkodilator



3. Melakukan tindakan nebulizer untuk membantu mengencerkan secret 4. Memberikan kanula nasal dan masker untuk membantu pemberian oksigen jika diperlukan. 5. Penggunaan ventilator mekanik 6. Fisoterapi dada



VI. Pengkajian Keperawatan Pengkajian merupakan upaya mengumpulkan data secara lengkap dan sistematis untuk dikaji dan dianalisis, sehingga masalah kesehatan dan keperawatan yang dihadapi pasien baik fisik, mental, sosial, maupun spritual dapat ditentukan. Hal-hal yang perlu dikaji : ● Identitas klien dan penanggung jawab ● Keluhan utama & riwayat kesehatan sekarang, dulu, dan keluarga ● Pemeriksaan fisik dan tanda-tanda vital Aspek yang perlu dikaji pada klien untuk mengidentifikasi mengenai nutrisi meliputi (Hidayat 2009): 1. Biodata pasien (umur, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan) Umur pasien bisa menunjukkan tahap perkembangan pasien baik secara fisik maupun psikologis, jenis kelamin dan pekerjaan perlu dikaji untuk mengetahui hubungan dan pengaruhnya terhadap terjadinya masalah/penyakit, dan tingkat pendidikan



dapat



berpengaruh



terhadap



pengetahuan



klien



tentang



masalahnya/penyakitnya. 2. Keluhan utama dan riwayat keluhan utama (PQRST) Keluhan utama adalah keluhan yang paling dirasakan mengganggu oleh klien pada saat perawat mengkaji, dan pengkajian tentang riwayat keluhan utama seharusnya mengandung unsur PQRST (Paliatif/Provokatif, Quality, Regio, Skala, dan Time) 1. Riwayat perkembangan a. Neonatus : 30 - 60 x/mnt b. Bayi : 44 x/mnt



c. Anak : 20 - 25 x/mnt d. Dewasa : 15 - 20 x/mnt e. Dewasa tua : volume residu meningkat, kapasitas vital menurun 2. Riwayat kesehatan keluarga Dalam hal ini perlu dikaji apakah ada anggota keluarga yang mengalami masalah / penyakit yang sama. 3. Riwayat sosial Perlu dikaji kebiasaan-kebiasaan klien dan keluarganya, misalnya : merokok, pekerjaan, rekreasi, keadaan lingkungan, faktor-faktor alergen dll. 4. Riwayat Keperawatan Pengkajain riwayat keperawatan pada masalh kebutuhan oksigen meliputi; ada atau tidaknya riwayat gangguan pernapasan (gangguan hidung dan tenggorokan), seperti epistaksis (kondisi akibat luka/kecelakaan, penyakit rematik akut, sinusitis akut, hipertensi, gangguan pada sistem peredaran darah dan kanker), obstruksi nasal ( akibat polip, hipertropi tulang hidung, tumor, dan influenza), dan keadaan lain yang menyebabkan gangguan pernapasan. Pada tahap pengkajian keluhan atau gejala, hal-hal yang perlu diperhatikan adalah keadaan infeksi kronis dari hidung, sakit pada daerah sinus, otitis media, keluhan nyeri pada tenggorokan, kenaikan suhu tubuh hingga sekitar 38,50 C, sakit kepala, lemas, sakit perut hingga muntah-muntah (pada anak-anak), faring berwarna merah, dan adanya edema. 3. Pola batuk dan Produksi sputum Tahap pengkajian pola batuk dilakukan dengan cara menilai apakah batuk termasuk batuk kering, keras, dan kuat dengan suara mendesing, berat dan berubah-ubah seperti kondisi pasien yang mengalami penyakit kanker. Juga dilakukan pengkajian apakah pasien mengalami sakit pada bagian tenggorokan saat batuk kronis dan produktif serta saat dimana pasien sedang makan, merokok, atau saat malam hari. Pengkajian terhadap lingkungan tempat tinggal pasien ( apakah berdebu, penuh asap, dan adanya kecenderungan mengakibatkan alergi) perlu dilakukan. Pengkajian sputum dilakukan dengan cara memeriksa warna,



kejernihan, dan apakah bercampur darah terhadap sputum yang dikeluarkan oleh pasien. 4. Sakit Dada Pengkajian terhadap sakit dada dilakukan untuk mengetahui bagian yang sakit, luas, intensitas, faktor yang menyebabkan rasa sakit, perubahan nyeri dada apabila posisi pasien berubah, serta ada atau tidaknya hubungan antara waktu inspirasi dan ekspirasi dengan rasa sakit. 5. Pengkajian Fisik 1) Inspeksi, pengkajian ini meliputi: a.



Pertama, penentuan tipe jalan napas, seperti menilai apakah napas spotan melalui hidung, mulut, oral, nasal, atau menggunakan selang endotrakeal atau trachcostomi, kemudian menentukan status kondisi seperti kebersihan, ada atau tidaknya sekret, pendarahan, bengkak, atau obstruksi mekanik;



b.



Kedua, perhitungan frekuensi pernapasan dalam waktu satu menit ( umumnya wanita bernapas lebih cepat) yaitu 20 kali permenit orang dewasa, kurang dari 30 kali permenit pada anak-anak, pada bayi pernapasan kurang dari 50 kali per menit.



c.



Ketiga, pemeriksaan sifat pernapasan, yaitu torakal, abdominal dan kombinasi dari keduanya.



d.



Keempat, pengkajian irama pernapasan, yaitu menelaah masa inspirasi dan ekspirasi. Pada keadaan normal ekspirasi lebih lama dari inspirasi yaitu 2:1 pada orang sesak napas ekspirasi lebih cepat. Dalam keadaan normal perbandingan frekuensi pernapasan dan prekuensi nadi adalah 1:1 sedangkan pada orang yang keracunan barbiturat perbandinganya adalah 1:6.     Kaji ritme/irama pernapasan yang secara normal adalah reguler atau irregular. 1. cheyne stokes yaitu pernapasan yang cepat kemudian menjadi lambat dan kadang diselingi apnea. 2. kusmaul yaitu pernapasan yang cepat dan dalam, atau pernapasan biot yaitu pernapasan yang ritme maupun amplitodunya tidak teratur dan diselingi periode apnea.



(1) Kelima, pengkajian terhadap dalam/ dangkalnya pernapasan. Pada pernapasan dangkal dinding toraks hampir kelihatan tidak bergerak ini biasanya dijumpai pada pasien penderita emfisema. 2) Palpasi Pemeriksaan ini berguna



untuk mendeteksi kelainan seperti nyeri



tekan yang dapat timbul akibat luka, peradangan setempat, metastasis tumor ganas, pleuritis, atau pembengkakan dan benjolan pada dada. Melalui palpasi dapat diteliti gerakan dinding toraks pada saat ekspirasi dan inspirasi terjadi. Kelainan pada paru, seperti getaran suara atau fremitus vokal, dapat dideteksi bila terdapat getaran sewaktu pemeriksa meletakkan tangannya sewaktu pasien berbicara. Getaran yang terasa oleh tangan pemeriksa dapat juga ditimbulkan oleh dahak dalam bronkus yang bergetar pada waktu inspirasi dan ekspirasi atau oleh pergeseran antara membran pleura pada pleuritis. 3)



Perkusi



Pengkajian ini dilakukan untuk mengkaji suara normalnya suara perkusi paru. Perawat melakukan perkusi untuk mengkaji resonansi pulmoner, organ yang ada di sekitarnya, dan pengembangan (ekskursi) diafragma. Jenis suara perkusi ada dua jenis yaitu: (1) Suara perkusi normal 1. Resonan



(sonor):



dihasilkan



pada



jaringan



paru-paru



dannormalnya bergaung dan bersuara rendah. 2. Dullness: dihasilkan di atas bagian jantung atau paru-paru 3. Tympany: dihasilkan di atas perut yang berisi udara umumnya bersifat musical. (2) Suara perkusi abnormal 1. Hiperresonan: bergaung lebih rendah dibandingkan dengan resonan dan timbul pada bagian paru-paru yang abnormal berisi udara. 2. Flatness: nadanya lebih tinggi dari dullness dan dapat didengar pada perkusi daerah paha, dimana seluruh areanya berisi jaringan. 4) Auskultasi



Auskultasi merupakan pengkajian yang sangat bermakna mencangkup mendengar suara napas normal dan suara tambahan (abnormal).Suara napas normal dihasilkan dari getaran udara ketika melalui jalan napas dari laring ke alveoli dan bersifat bersih. Jenis suara napas normal adalah: (1) Bronchial Sering juga disebut tubular sound karena suara ini dihasilkan oleh udara yang melalui suatu tube (pipa), suaranya terdngar keras, nyaring, dengan hembusan yang lembut. Fase ekspirasinya lebih panjang daripada inspirasi dan tidak ada jeda di antara kedua fase tersebut (E > I). Normal terdengar di atas trachea atau daerah lekuk suprasternal. (2) Bronkovesikular Merupakan gabungan dari suara napas bronkhial dan vesikular. Suaranya terdengar nyaring dengan intensitas sedang. Inspirasi sama panjang dengan ekspirasi (E = I). Suara ini terdengar di daerah dada dimana bronkus tertutupoleh dinding dada. (3) Vesikular Merdengar lembut, halus, seperti angin sepoi-sepoi. Inspirasi lebih panjang dari ekspirasi, ekspirasi terdengar seperti tiupan (E < I). Jenis suara napas tambahan adalah: (1) Wheezing: terdengar selama inspirasi dan ekspirasi, dengan karakter suara nyaring, musical, suara terus-menerus yang disebabkan aliran udara melalui jalan napas yang menyempit. (2) Ronchi: terdengar selama fase inspirasi dan ekspirasi, karakter suara terdengar perlahan, nyaring, dan suara mengorok terus-menerus. Berhubungan dengan sekresi kental dan peningkatan produksi sputum. (3) Pleural fiction rub: terdengar saat inspirasi dan ekspirasi. Karakter suara kasar, berciut, dan suara seperti gesekan akibat dari inflamasi pada daerah pleura. Sering kali pasien mengalami nyeri saat bernapas dalam.



(4) Crackles, dibagi menjadi dua jenis yaitu: 1. Fine crackles: setiap fase lebih sering terdengar saat inspirasi. Karakter suara meletup, terpatah-patah akibat udara melewati daerah yang lembab di alveoli atau bronkhiolus. Suara seperti rambut yang digesekkan. Coarse crackles: lebih menonjol saat ekspirasi. Karakter suara lemah, kasar, suara gesekan terpotong akibat terdapatnya cairan atau sekresi pada jalan napas yang besar. Mungkin akan berubah ketika pasien batuk. VII. Diagnosa Keperawatan Diagnosa keperawatan yang mungkin ditemukan pada klien dengan Oksigenasi, antara lain : 1. Bersihan jalan nafas tidak efektif ( D 000.1. HAL 18 ) 2. Pola napas tidak efektif ( D 0005.Hal 26 ) 3. Gangguan pertukaran gas ( D 0003.Hal 22 )



i. Intervensi Diagnosa



Tujuan



Keperawatan Bersihan jalan nafas Setelah tidak efektif



diberikan



Intervensi



Rasional



asuhan 1. Pantau keadaan umum pasien 1. Mengetahui kesadaran, dan kondisi



keperawatan selama … x 24 jam



dan TTV



tubuh dalam keadaan normal atau tidak.



diharapkan bersihan jalan nafas 2. Auskultasi bunyi nafas efektif dengan kriteria :



3. Atur posisi yang nyaman



- Menunjukkan jalan nafas bersih



seperti posisi semi fowler



- Suara nafas normal tanpa suara 4. Beri tambahan - Tidak



2. Mengetahui bunyi nafas, seperti rochi,



latihan



penggunaan otot 5. Kolaborasi



bantu nafas



tambahan



- Mampu melakukan perbaikan



pernafasan 3. Meningkatkan humidikasi 4. Memudahkan



(nebulizer)



efektif



napas



tidak Setelah



diberikan



pengembangan



dan



terapi oksigen



pernafasan



dan



membantu mengeluarkan secret 5. Membantu



menghangatkan



dan



mengencerkan secret



asuhan 1. Pantau keadaan umum pasien



keperawatan selama … x 24 jam



dan TTV



diharapkan pola nafas efektif 2. Atur posisi sesuai kebutuhan, dengan kriteria:



menunjukkan



diafragma



bersihan jalan nafas



Pola



yang



tertahannya secret obstruksi jalan nafas



dalam dan batuk efektif



ada



wheezing



seperti semifowler



1. Mengetahui kesadaran, dan kondisi tubuh dalam keadaan normal atau tidak 2. Memungkinkan ekpansi paru dan



- Menunjukkkan



pola



nafas 3. Ajarkan teknik nafas dalam



memudahkan pernafasan



efektif dengan frekuensi nafas 4. Kolaborasi dalam pemberian



3. Memperbaiki pola nafas



16-24 kali/menit



4. Memperbaiki pola nafas dan irama



dan irama



oksigenasi



teratur



nafas menjadi teratur



- Mampu menunjukkan perilaku peningkatan fungsi paru



Gangguan pertukaran Setelah gas



diberikan



asuhan 1. Pantau



keperawatan selama … x 24 jam diharapkan



umum 1. Mengetahui kesadaran, dan kondisi



pasien dan TTV



tubuh dalam keadaan normal atau



mempertahankan 2. Observasi warna kulit dan



pertukaran



gas



yang



normal



dengan kriteria :



pernafasan



gejala



tidak 2. Menentukan



perbaikan 4. Beri posisi pasien yang



ventilasi dan oksigenasi jaringan ada



capillary refill 3. Kurangi aktivitas pasien



- Menunjukkan - Tidak



keadan



adekuatnya



sirkulasi



yang penting untuk pertukaran gas ke jaringan



nyaman, seperti semifowler 3. Mengurangi kebutuhan akan oksigen



distres 5. Kolaborasi pemberian oksigenasi



dalam 4. Memudahkan pernafasan 5. Memaksimalkan sediaan oksigen khususnya ventilasi menurun



VIII. Implementasi Pada tahap ini ada pengolahan dan perwujudan dari rencana perawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan keperawatan yang telah ditentukan dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan secara optimal XI Evaluasi Evaluasi adalah perbandingan yang sitematik dan terencana tentang kesehatan pasien dengan tujuan yang telah dilakukan dengan berkesinambungan dengan melibatkan pasien dan tenaga kesehatan lain



DAFTAR PUSTAKA Brunner & Suddart. 2012. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Vol 3, Edisi 8. Jakarta: EGC NANDA. 2016. Diagnosis Keperawatan NANDA : Definisi dan Klasifikasi. Jakarta: EGC Price, A. S., Wilson M. L., 2016. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Alih Bahasa: dr. Brahm U. Jakarta: EGC