LP Stroke [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PENDAHULUAN STROKE 1. Definisi Stroke atau sering disebut juga dengan ”cerebrovasculer accident” adalah gejala kelainan neurologi akibat dari penyakit pembuluh darah otak. Stroke adalah penyakit otak yang paling destruktif dengan konsekuensi berat, termasuk beban psikologis, fisik, dan keuangan yang besar pada pasien, keluarga, dan masyarakat (Feigin, 200). Gangguan peredaran darah diotak (GPDO) atau dikenal dengan CVA (Cerebro Vaskuar Accident) adalah gangguan fungsi syaraf yang disebabkan oleh gangguan aliran darah dalam otak yang dapat timbul secara mendadak (dalam beberapa detik) atau secara cepat (dalam beberapa jam) dengan gejala atau tanda yang sesuai dengan daerah yang terganggu.(Harsono,1996, hal 67). Stroke atau cedera cerebrovaskuler adalah kehilangan fungsi otak yang diakibatkan oleh berhentinya suplai darah ke bagian otak sering ini adalah kulminasi penyakit serebrovaskuler selama beberapa tahun. (Smeltzer C. Suzanne, 2002, hal 2131).



2. Etiologi 1). Penyebab-penyebabnya antara lain: a. Trombosis ( bekuan cairan di dalam pembuluh darah otak ) Trombus yang lepas dan menyangkut di pembuluh darah yang lebih distal disebut embolus. b. Embolisme cerebral ( bekuan darah atau material lain ) Emboli merupakan 5-15 % dari penyebab stroke. Dari penelitian epidemiologi didapatkan bahwa sekitar 50 % dari semua serangan iskemik otak, apakah yang permanen atau yang transien, diakibatkan oleh komplikasi trombotik atau embolik dari ateroma, yang merupakan kelainan dari arteri ukuran besar atau sedang, dan sekitar 25 % disebabkan oleh penyakit pembuluh darah kecil di intyrakranial dan 20 % oleh emboli jantung. Emboli dapat terbentuk dari gumpalan darah, kolesterol, lemak, fibrin trombosit, udara ,tumor, metastase, bakteri, benda asing. Emboli lemak terbentuk jika lemak dari sumsum tulang yang pecah dilepaskan ke dalam aliran darah dan akhirnya bergabung di dalam sebuah arteri.



c. Hemorargik cerebral (Pecahnya pembuluh darah serebral dengan perlahan ke dalam jaringan otak atau ruang sekitar otak). Akibatnya adalah gangguan suplai darah ke otak , menyebabkan kehilangan gerak, pikir, memori, bicara, atau sensasi baik sementara atau permanen. d. Iskemia ( Penurunan aliran darah ke area otak) Penurunan tekanan darah yang tiba-tiba bisa menyebabkan berkurangnya aliran darah ke otak, yang biasanya menyebabkan seseorang pingsan. Stroke bisa terjadi jika tekanan darah rendahnya sangat berat dan menahun. Hal ini terjadi jika seseorang mengalami kehilangan darah yang banyak karena cedera atau pembedahan, serangan jantung atau irama jantung yang abnormal. 2). Penyebab lain terjadinya stroke non hemoragik adalah : a. Aterosklerosis, Terbentuknya aterosklerosis berawal dari endapan ateroma (endapan lemak) yang kadarnya berlebihan dalam pembuluh darah. Selain dari endapan lemak, aterosklerosis ini juga mungkin karena arteriosklerosis, yaitu penebalan dinding arteri (tunika intima) karena timbunan kalsium yang kemudian mengakibatkan bertambahnya diameter pembuluh darah dengan atau tanpa mengecilnya pembuluh darah. b. Infeksi, Peradangan juga menyebabkan menyempitnya pembuluh darah, terutama yang menuju ke otak. c. Obat-obatan, Ada beberapa jenis obat-obatan yang justru dapat menyebabkan stroke seperti: amfetamin dan kokain dengan jalan mempersempit lumen pembuluh darah ke otak. d. Hipotensi, Penurunan tekanan darah yang tiba-tiba bisa menyebabkan berkurangnya aliran darah ke otak, yang biasanya menyebabkan seseorang pingsan. Stroke bisa terjadi jika hipotensi ini sangat parah dan menahun. 3). Ada beberapa faktor risiko stroke yang sering teridentifikasi, yaitu ; a. Hipertensi b. Aneurisma pembuluh darah cerebral c. Kelainan jantung / penyakit jantung, d. Diabetes mellitus (DM), e. Usia lanjut, f. Polocitemia, g. Peningkatan kolesterol (lipid total), h. Obesitas,



i.



Perokok,



j. kurang aktivitas fisik



3. Patofisiologi Infark ischemic cerebri sangat erat hubungannya dengan aterosklerosis dan arteriosklerosis. Aterosklerosis dapat menimbulkan bermacam-macam manifestasi klinis dengan cara: 1). Menyempitkan lumen pembuluh darah dan mengakibatkan insufisiensi aliran darah. 2). Oklusi mendadak pembuluh darah karena terjadinya thrombus dan perdarahan aterm. 3). Dapat terbentuk thrombus yang kemudian terlepas sebagai emboli. 4). Menyebabkan aneurisma yaitu lemahnya dinding pembuluh darah atau menjadi lebih tipis sehingga dapat dengan mudah robek. Faktor yang mempengaruhi aliran darah ke otak: a. Keadaan pembuluh darah. b. Keadan darah : viskositas darah meningkat, hematokrit meningkat, aliran darah ke otak menjadi lebih lambat, anemia berat, oksigenasi ke otak menjadi menurun. c. Tekanan darah sistemik memegang peranan perfusi otak. Otoregulasi otak yaitu kemampuan intrinsik pembuluh darah otak untuk mengatur agar pembuluh darah otak tetap konstan walaupun ada perubahan tekanan perfusi otak. d. Kelainan jantung menyebabkan menurunnya curah jantung dan karena lepasnya embolus sehingga menimbulkan iskhemia otak. Suplai darah ke otak dapat berubah pada gangguan fokal (thrombus, emboli, perdarahan dan spasme vaskuler) atau oleh karena



gangguan



umum



(Hypoksiakarena



gangguan



paru



dan



jantung).



Arterosklerosis sering/cenderung sebagai faktor penting terhadap otak. Thrombus dapat berasal dari flak arterosklerotikatau darah dapat beku pada area yang stenosis, dimana aliran darah akan lambat atau terjadi turbulensi. Oklusi pada pembuluh darah serebral oleh embolusmenyebabkan oedema dan nekrosis diikuti thrombosis dan hipertensi pembuluh darah. Perdarahan intraserebral yang sangat luas akan menyebabkan kematian dibandingkan dari keseluruhan penyakit cerebrovaskuler. Anoksia serebral dapat reversibel untuk jangka waktu 4-6 menit. Perubahan irreversible dapat anoksia lebih dari 10 menit. Anoksia serebral dapat terjadi oleh karena gangguan yang bervariasi, salah satunya cardiac arrest.



Faktor-faktor penyebab / pencetus Stroke Non Hemoragik



4. Pathway



Terganggunya Kerja Jantung



Suplai darah dari ventrikel kiri



Jantung memompa darah ke seluruh tubuh/sistemik



Arteroklerosis



Trombosis



Emboli



TIA



Suplai darah ke serebral menurun



NDx: Perubahan Perfusi Jaringan



Iskemia



Hipoxia Jar. Otak



Defisit Jar. Otak Kerusakan Otak



NDx: Kerusakan Menelan



Koma Reversibel



Bed Menurunnya Rest Kesadaran



Dekubitus



Hemaparasis



NDx: Kurang Perawatan diri



Paralisis Ireversibel



NDx: GangguanEdema HargaJar. Otak diri



Pneumonia



Inkontinensia Uri



NDx: Kurang Perawatan diri



NDx: Kerusakan Mobilitas Fisik



Afasia



NDx: Kerusakan Menelan



5. Manifestasi Klinis Tanda dan gejala bervariasi, tergantung pada arteri yang diserang (dan, akibatnya, bagian otak yang disuplainya), keparahan kerusakan, dan perluasan sirkulasi kolateral yang berkembang untuk membantu otak mengimbangi suplai darah yang berkurang. 1). Stroke hemisfer kiri: gejala di sisi tubuh sebelah kanan 2). Stroke hemisfer kanan : gejala di sisi tubuh sebelah kiri 3). Stroke yang menyebabkan kerusakan saraf kranial : tanda disfungsi saraf kranial disisi yang sama dengan terjadinya hemoragi 4). Gejala biasanya diklasifikasikan menurut arteri yang diserang : a. Arteri serebral tengah : afasia, disfasia, potongan bidang visual dan hemiparesis disisi yang diserang (lebih parah diwajah dan lengan daripada di kaki) b. Arteri karotid : lemah, paralisis, mati rasa, perubahan sensorik, dan gangguan visual disisi yang diserang ; perubahan tingkat kesadaran ; bunyi abnormal ; sakit kepala; afasia dan ptosis. c. Arteri vertebrobasilar : lemah disisi yang diserang, mati rasa disekitar bibir dan mulut, potongan bidang visual, diplopia, koordinasi buruk, disfagia, bicara mencerca, pusing, amnesia dan ataksia. d. Arteri serebral anterior : konfusi, lemah dan mati rasa (terutama dikaki) disisi yang diserang, inkontinensi, hilang koordinasi, gangguan fungsi motorik dan sensorik, dan perubahan kepribadian. e. Arteri serebral posterior : potongan bidang visual, gangguan sensorik, disleksia, koma, dan kebutaan kortikal. 5. Gejala juga diklasifikasikan sebagai premonitorik, tergeneralisasi, atau fokal 6. Premonitorik (jarang) :mengantuk, pusing, sakit kepala, dan konfusi mental. 7. Tergeneralisasi : sakit kepala,muntah,gangguan mental, sawan,koma,rigiditas nukal,demam, dan disorientasi. 8. Fokal (misalnya perubahan sensorik dan refleks): merefleksikan tempat hemoragi atau inarksi dan bisa memburuk. Tanda dan gejala lain dari stroke adalah (Baughman, C Diane.dkk,2000): 1. Kehilangan motorik. Disfungsi motorik paling umum adalah hemiplegia (paralisis pada salah satu sisi) dan hemiparesis (kelemahan salah satu sisi) dan disfagia.



2. Kehilangan komunikasi Disfungsi bahasa dan komunikasi adalah disatria (kesulitan berbicara) atau afasia (kehilangan berbicara). 3. Gangguan persepsi Meliputi



disfungsi



penglihatan



perifer



persepsi dan



visual



humanus,



heminapsia



diplopia,



gangguan



hubungan



atau kehilangan visual, spesial dan



kehilangan sensori. 4. Kerusakan fungsi kognitif, parestesia (terjadi pada sisi yang berlawanan). 5. Disfungsi kandung kemih, meliputi :



inkontinensia urinarius transier, inkontinensia



urinarius peristen atau retensi urin (mungkin simtomatik dari kerusakan otak bilateral), Inkontinensia urinarius dan defekasi yang berlanjut (dapat mencerminkan kerusakan neurologi ekstensif). Tanda dan gejala yang muncul sangat tergantung dengan daerah otak yang terkena: a. Pengaruh terhadap status mental: tidak sadar, konfus, lupa tubuh sebelah. b. Pengaruh secara fisik: paralise, disfagia, gangguan sentuhan dan sensasi, gangguan penglihatan. c. Pengaruh terhadap komunikasi: bicara tidak jelas, kehilangan bahasa. d. Dilihat dari bagian hemisfer yang terkena tanda dan gejala dapat berupa



6. Pemeriksaan Diagnosis 1. Pemeriksaan penunjang disgnostik yang dapat dilakukan adalah : a. laboratorium: mengarah pada pemeriksaan darah lengkap, elektrolit, kolesterol, dan bila perlu analisa gas darah, gula darah dsb. b. Computed tomography (CT) scan kepala untuk mengetahui lokasi dan luasnya perdarahan atau infark. Menunjukkan adanya stroke hemoragis dengan segera tetapi bisa jadi tidak mnenunjukkan adanya infarksi trombotik selama 48-72 jam. c. MRI( magnetic resonance imaging ), untuk mengetahui adanya edema, infark, hematom dan bergesernya struktur otak, bisa membantu mengidentifikasi area yang mengalami iskemia atau infarksi dan pembengkakan serebral. MRI menunjukan daerah yang mengalami infark, hemoragik. d. Angiografi untuk mengetahui penyebab dan gambaran yang jelas mengenai pembuluh darah yang terganggu 2. Pemeriksaan penunjang : a. Oftalmoskopi bisa menunjukkan tanda hipertensi dan perubahan aterosklerotik dalam arteri retina.



b. Memperlihatkan adanya edema , hematoma, iskemia dan adanya infark c. Membantu menentukan penyebab stroke secara spesifik seperti perdarahan atau obstruksi arteri d. Fungsi Lumbal 1) menunjukan adanya tekanan normal 2) tekanan meningkat dan cairan yang mengandung darah menunjukan adanya perdarahan e. EEG: Memperlihatkan daerah lesi yang spesifik f.



Ultrasonografi Dopler : Mengidentifikasi penyakit arteriovena



g. Sinar X Tengkorak : Menggambarkan perubahan kelenjar lempeng pineal (DoengesE, Marilynn,2000 hal 292)



7. Komplikasi Komplikasi pada stroke non hemoragik adalah: 1. Berhubungan dengan imobilisasi: infeksi pernafasan, nyeri pada daerah tertekan, konstipasi. 2. Berhubungan dengan paralise: nyeri punggung, dislokasi sendi, deformitas, terjatuh. 3. Berhubungan dengan kerusakan otak: epilepsy, sakit kepala. 4. Hidrosefalus



8. Pencegahan 1. Cara mencegah stroke tidak sulit jika Anda mengambil tindakan pencegahan tertentu. Menurut asosiasi stroke nasional, pasien disarankan untuk mengetahui berikut: a. Berhenti merokok b. Minum alcohol c. Makan diet rendah lemak adalah sama pentingnya. d. Biarkan dokter Anda mengecek untuk itu termasuk risiko stroke. e. Mengambil langkah-langkah yang memadai untuk mengontrol diabetes. f. Membuat latihan merupakan bagian integral dari rutinitas harian Anda. g. Pergilah untuk memeriksa kolesterol. h. Fokus pada diet rendah garam.



i. Cari gejala stroke dan terburu-buru untuk perhatian medis segera. Gejala termasuk penglihatan kabur, sakit kepala hebat, pusing, kelemahan dari wajah atau bahkan batas. Anda harus ingat bahwa tekanan darah tinggi adalah penyebab utama stroke. 2. Berikut adalah langkah-langkah tertentu untuk mencegah stroke: a. Anda harus mengontrol tekanan darah Anda. b. Merokok secara langsung terkait dengan risiko stroke. c. berolahraga secara teratur senam ringan perlu membuat jantung lebih kuat dan meningkatkan sirkulasi. d. Fokus pada diet yang sehat. e. Anda harus mengontrol diabetes Anda. 9. Diagnosa keperawatan 1. Perubahan perfusi jaringan, serebral berhubungan dengan interupsi aliran darah : gangguan oklusif, hemoragi, vasospasme serebral, edema serebral. 2.



Kerusakan mobilitas fisik, berhubungan dengan Keterlibatan neuromuskuler : Kelemahan, parestesia, Paralisis hipotonik (awal), Paralisis spastis.



3.



Kerusakan menelan, resiko tinggi terhadap kerusakan neuromuskuler/perseptual.



10. Intervensi keperawatan 1). Diagnosa : Perubahan perfusi jaringan, serebral berhubungan dengan interupsi aliran darah : gangguan oklusif, hemoragi, vasospasme serebral, edema serebral. Tujuan



: Mempertahankan tingkat kesadaran biasanya/membaik, fungsi kognitif dan motorik/sensori. Mendemonstrasikan tanda-tanda vital stabil dan tak ada tanda-tanda peningkatan TIK. Menunjukan tidak adanya kelanjutan deteriorasi/kekambuhan defisit.



Perencanaan/intervensi



Rasional



Mandiri 1. Tentukan faktor-faktor yang berhubungan - Mempengaruhi penetapan intervensi. dengan keadaan/penyebab khusus selama Kerusakan/kemunduran tanda/gejala neorologis koma/penurunan perfusi serebral dan atau kegagalan memperbaikinya setelah fase awal potensial terjadi peningkatan TIK. memerlukan tindakan pembedahan daan/atau pasien harus dipindahkan ke ruang perawatan kritis untuk melakukan pematangan terhadap 2. Pantau/catat status neurologis sesering peningkatan TIK. mungkin dan bandingkan dengan keadaan - Mengetahui kecenderungan tingakat kesadaran normalnya/standar. dan potensial peningkatan TIK dan mengetahui lokasi, luas dan kemajuan kerusakan SSP. Dapat menunjukan TIA yang merupakan tanda terjadi 3. Pantau tanda-tanda vital, seperti catat : thrombosis CVS baru. Adanya hipertensi/hipotensi, bandingkan - Variasi mungkin terjadi oleh karena tekanan tekanan darah yang terbaca pada kedua serebral pada daerah vasomotor otak. lengan. Hipertensi/hipotensi postural dapat menjadi faktor pencetus. Hipotensi dapat terjadi karena syok. Penningkatan TIK dapat terjadi karena edema adanya faktor pembekuan darah. Tersumbatnya arteri subklavia dapat dinyatakan dengan adanya Frekuensi dan irama jantung : auskultasi perbedaan tekanan pada ke dua lengan. adnaya mur-mur. - Perubahan terutama adanya bradikardia dapat terjadi sebagai akibat adanya kerusakan otak. Distrimia dan mur-mur mungkin mencerminkan adanya penyakit jantung yang mungkin telah Catat pola dan irama dari pernapasan, seperti menjadi pencetus CSV. adanya periode apnea setelah pernapasan - Ketidakteraturan pernapasan dapt memberikan hiperpentilas, pernapasan cheyne-strokes. gambaran lokasi kerusakan serebral/peningkatan TIK dan kebutuhan untuk intervensi selanjutnya 4. Evaluasi pupil catat ukuran, bentuk, termasuk kemungkinan perlunya dukungan kesamaan dan reaksi terhadap cahaya. terhadap pernapasan. - Reaksi pupil diatur oleh saraf kranial okulomotor dan berguna dalam menentukan apakah batang otak tersebut masih baik. Ukuran dan kesamaan pupil ditentukan oleh keseimbangan antara



5. Catat perubahan dalam penglihatan, seperti adanya kebutaan, gangguan lapang pandang/kedalaman persepsi. 6. Kaji fungsi-fungsi yang lebih tinggi, seperti fungsi bicara jika pasien sadar. 7. Letakan kepala dengan posisi agak ditinggikan dan dalam posisi anatomis/netral. 8. Pertahankan keadaan tirah baring ; ciptakan lingkungan yang tenang; batasi pengunjung/aktivvitas pasien sesuai indikasi. Berikan istirahat secara periodic antara aktivitas perawatan, batasi lamanya setiap prosedur. 9. Cegah terjadinya mengejan saat defekasi, dan pernapasan yang memaksa (batuk terusmenerus). 10. Kaji ragiditas nukal, kedutan, kegelisahan yang meningkat, peka rangssang dan serangan kejang.



Kolaborasi : 11. Berikan oksigen sesuai indikasi. 12. Berikan obat sesuai indikasi : antikoagulasi, seperti natrium (coumadin), heparin.



persarafan simpatis dan parasimpatis yang mempersarafinya. Respon terhadap refleks cahaya mengkombinasikan fungsi dari saraf kranial optikus dan saraf kranial okulomotor. - Gangguan penglihatan yang spesifik mencerminkan daerah otak yang terkena, mengindikasikan keamanan yang harus mendapat perhatian dan mempengaruhi intervensi yang akan dilakukan. - Perubahan dalam isi kognitif dan bicara merupakan indikator dari lokasi/derajat gangguan serebral dan mungkin mengindikasikan penurunana/peningkatan TIK. - Menurunkan tekanan arteri dengan meningkatkan drainase dan meningkatkan sirkulasi/perfusi serebral. - Aktivitas/stimulasi yang kontinu dapat meningkatkan TIK istirahat total dan ketenangan mungkin diperlukan untuk pencegahan terhadap pendarahan dalam kasus stroke hemoragik/pendarahan lainnya. - Maneuver valsalva dapat meningkatkan TIK dan memperbesar resiko terjadinya pendarahan - Merupakan indikasi adanya iritasi maningeal. Kejang dapt mencerminkan adanya peningkatan TIK/trauma serebral yang memerlukan perhatian dan intervensi selanjutnya.



warfarin



- Menurunkan hipoksia yang dapat menyebabkan vasodilatasi serebral dan tekanan meningkat / terbentuknya edema. - Dapat digunakan untuk meningkatkan/ memperbaiki aliran darah serebral dan Antifibrolatik, seperti asam aminokaproid selanjutnya dapat mencegah pembekuan saat (amicar). embolus/trombus merupakan faktor masalahnya. Merupakan kontraindikasi pada pasien dengan hipertensi sebagai akibat dari peningkatan resiko Antihipertensi perdarahan. - Pengunaan dengan hati-hati dalam perdarahan untuk mencegah lisis bekuan yang terbentuk dan perdarahan berulang yang serupa. - Hipertensi lama/ kronis memerlukan penanganan Vasodilatasi perifer, seperti siklandelat, yang hati-hati, sebab penenganan yang berlebihan papaverin, isoksupresin. meningkatkan resiko terjadinya perluasan Steroid, deksametason. kerusakan jaringan. Hipertensi sementara seringkali terjadi selama fase stroke akut dan Fenitoin, fenobarbital. penangulangannya seringkali tanpa intervensi terapeutik. - Digunakan untuk memperbaiki sirkulasi kolateral



Pelunak feses.



atau menurunkan vasospasme. - Pengunaannya kontrolversial dalam 13. Persiapan untuk pembedahan, mengendalikan edema serebral. endarterektomi, bypass mikrovaskuler. - Dapat digunakan untuk mengontrol kejang dan / 14. Pantau pemeriksaan laboratorium sesuai atau untuk aktivitas sedatif. Catatan : indikasi, seperti masa protrombin, kadar Fenobarbital memperkuat kerja dari anti epilepsi. dilantin. - Mencegah proses mengejan selama defekasi dan yang berhubungan dengan peningkatan TIK. - Mungkin bermanfaat untuk mengatasi situasi. - Memberikan informasi tentang pengobatan/ kadar terapeutik.



keefektifan



1. Diagnosa : Kerusakan mobilitas fisik, berhubungan dengan Keterlibatan neuromuskuler : Kelemahan, parestesia, Paralisis hipotonik (awal), Paralisis spastis. Tujuan



: Mempertahankan posisi optimal dari fungsi yang dibuktikan oleh takadanya kontraktur, footdrop. Mempertahankan/ meningkatkan kekuatan dan fungsi bagian tubuh yang terkena atau kompensasi. Mendemonstrasikan teknik/ perilaku yang memungkinkan melakukan aktivitas. Mempertahankan integritas kulit.



Perencanaan/intervensi



Rasional



Mandiri 1. Kaji kemampuan secara fungsional/ luasnya - Mengidentifikasi kekuatan/kelemahan dan dapat kerusakan awal dan dengan cara yang memberikan informasi mengenai pemulihan. Bantu teratur. dalam pemilihan terhadap intervensi, sebab teknik yang berbeda digunakan untuk paralisis spastik dengan flaksid. 2. Ubah posisi minimal setiap 3 jam - Menurunkan resiko terjadinya trauma/iskemia (Terlentang,miring) dan sebagainya dan jika jaringan. Daerh yang terkena mengalami memungkinkan bisa lebih sering jika perburukan/sirkulasi yang lebih jelek dan diletakkan dalam posisi bagian yang menurunkan sensasi dan lebih besar menimbulkan terganggu. kerusakan pada kulit/dekubitus. - Membantu mempertahankan ekstensi pinggul 3. Letakkan pada posisi terlengkuk satu kali funngsional; tetapi kemungkinan akan meningkatkan atau dua kali sehari jika pasien dapat ansietas terutama mengenai kemampuan pasien mentoleransinya. untuk bernapas. - Meminimalkan atrofi otot, meningkatkan sirkulasi, 4. Mulailah melakukan latihan rentang gerak membantu mencegah kontraktur. Menurunkan resiko aktif dan pasif pada semua ekstermitas saat terjadinya hiperkalsiuria dan osteoporosis jika masuk. Anjurka melakukan latihan seperti masalah utamanya adalah perdarahan. Catatan; latihan quadrisep/gluteal, meremas bola stimulasi yang berlebihan dapat menjadi pencetus karet, melebarkan jari-jari dan kaki/telapak. adanya perdarahan berulang. - Mencegah kontrakur/footdrop dan memfasilitasi 5. Sokong ekstermitas dalam posisi kegunaannya jika berfungsi kembali. Paralisis fungsionalnya, gunakan papan kaki flaksid dapat mengganggu kemampuannya untuk (footboard) selama periode paralisis flaksid, menyangga kepala, dilain pihak paralisis spastik pertahankan posisi kepala netral. dapat mengarah pada deviasi kepala kesalah satu sisi. 6. Gunakan penyangga lengan ketika pasien - Selama paralisis flaksid, penggunaan penyangga berada dalam posisi tegak, sesuai indikasi. dapat menurunkan resiko terjadinya subluksasio lengan dan “sindrom bahu-lengan”. 7. Evaluasi penggunaan dari kebutuhan alat - Kontraktur fleksi dapat terjadi akibat dari otot bantu untuk pengaturan posisi atau alat fleksor lebih kuat dibandingkan dengan otot pembalut selama periode paralisis spastik. ekstensor. 8. Tempatkan bantal dibawah aksila untuk melakukan abduksi pada tangan. - Mencegah adduksi bahu dan fleksi siku 9. Tinggikan tangan dan kepala - Meningkatkan aliran balik vena dan membantu 10. Tempatkan “hand roll” keras pada telapak mencegah terbentuknya edema. tangan dengan jari-jari dan ibu jari saling - Alas/dasar yang keras menurunkan stimulasi fleksi berhadapan. jari-jari, mempertahankan jari-jari dan ibu jari pada posisi normal (posisi anatomis). 11. Posisikan lutut dan panggul dalam posisi - Mempertahankan posisi fungsional. ekstensi. - Mencegah rotasi eksternal pada pinggul. 12. Pertahankan kaki dalam posisi netral dengan gulungan/bantalan trokanter. - Penggunaan yang kontinu (setelah perubahan dari 13. Gunakan papan kaki secara berganti, jika paralisis flaksid ke spastik) dapat menyebabkan memungkinkan. tekanan yang berlebihan pada sendi peluru kaki, meningkatkan spastisitas, dan secara nyata meningkatkan fleksi plantar. - Membantu dalam melatih kembali jaras saraf,



14. Bantu untuk mengembangkan meningkatkan respons propioseptik dan motorik. keseimbangan duduk (seperti meninggikan - Jaringan yang mengalami edema lebih mudah bagian kepala tempat tidur) mengalami trauma dan penyembuhannya lambat. 15. Observasi daerah yang terkena termasuk - Titik-titik tekanan pada daerah yang menonjol warna, edema, atau tanda lain dari gangguan paling beresiko untuk terjadinya penurunan sirkulasi. perfusi/iskemia. Stimulasi sirkulasi dan memberikan 16. Inspeksi kulit terutama pada daerah-daerah bantalan membantu mencegah kerusakan kulit dan yang menonjol secara teratur. berkembangnya dekubitus. - Membantu menstabilkan tekanan darah (tonus vasomotor terjaga), meningkatkan keseimbangan 17. Bangunkan dari kursi sesegera mungkin ekstrenitas dalam posisi normal dan pengosongan setelah tanda-tanda vital stabil kecuali pada kantung kemih /ginjal menurunkan resiko terjadinya hemoragik serebral. batu kandung kemih dan infeksi karena urine yang statis. - Mencegah/menurunkan tekanan koksigeal/kerusakan kulit. 18. Alasi kursi duduk dengan busa atau balon air dan bantu pasien untuk memindahkan - Meningkatkan harapan terhadap berat badan dengan interval yang teratur. perkembangan/peningkatan dan memberikan 19. Susun tujuan dengan pasien/orang terdekat perasaan kontrol/kemandirian. untuk berpartisipasi dalam aktivitas/latihan - Dapat berespons dengan baik jika daerah yang sakit dan mengubah posisi. tidak menjadi lebih terganggu dan memerlukan 20. Anjurkan pasien untuk membantu dorongan serta latihan aktif untuk “menyatukan pergerakan dan latihan dengan kembali” sebagai bagian dari tubuhnya sendiri. menggunakan eksternitas yang tidak sakit untuk menyokong/menggerakkan daerah - Meningkatkan distribusi merata berat badan yang tubuh yang mengalami kelelahan. menurunkan tekanan pada tulang-tulang tertentu dan membantu untuk mencegah kerusakan Kolaborasi 21. Berikan tempat tidur dengan matras bulat kulit/terbentuknya dekubitus. Tempat tidur khusus (seperti egg crate mattress), tempat tidur membantu dengan letak pasien obesitas air,alat flotasi, atau tempat tidur khusus (kegemukan), meningkatkan sirkulasi dan (seperti tempat tidur kinetik) sesuai indikasi. menurunkan terjadinya vena stastis untuk menurunkan resiko terhadap cedera pada jaringan dan komplikasi seperti pneomonia ortostatis. - Program yang khusus dapat dikembangkan untuk menemukan kebutuhan yang berarti/ menjaga kekurangan tersebut dalam keseimbangan, kordinasi, 22. Konsultasikan dengan ahli fisioterapi secara dan kekuatan. aktif, latihan resistif, dan ambulasi pasien. - Dapat membantu memulihkan kekuatan otot dan meningkatkan kontrol otot volunter. 23. Bantulah dengan stimulasi elektrik, seperti - Mungkin diperlukan untuk menghilangkan TENS sesuai indikasi. spastisitas pada ekstremitas yang terganggu. 24. Berikan obat relaksan otot, antispasmodik sesaui indikasi, seperti baklofen, dantrolen. 2. Diagnosa : Kerusakan



menelan,



resiko



tinggi



terhadap



kerusakan



neuromuskuler/perseptual. Tujuan



: Mendemonstrasikan metode makan tepat untuk situasi individual dengan aspirasi tercegah.



Mempertahankan berat badan yang diinginkan. Perencanaan/intervensi



Rasional



Mandiri : 1. Tinjau ulang patologi/ kemampuan menelan pasien secara individual, catat luasnya paralisis fasial, gangguan lidah, kemampuan untuk melindungi jalan napas. Timbang BB sesuai kebutuhan. 2. Tingkatkan upaya untuk dapat melakukan proses menelan yang efektif, seperti : 3. Bantu pasien dengan mengontrol kepala. 4. Letakan pasien pada posisi duduk/tegak selama dan setelah makan. 5. Stimulasi bibir untuk menutup dan membuka mulut secara manual dengan menekan ringan di atas bibir/dibawah dagu jika di butuhkan. 6. Letakan makanan pada daerah mulut yang tidak terganggu. 7. Sentuh bagian pipih bagian dalam dengan spatel lidah/tempatkan es untuk mengetahui kelemahan lidah. 8. Berikan makan dengan perlahan pada lingkungan yang tenang. 9. Mulai untuk memberikan makanan per oral setengah cair, makanan lunak ketika pasien dapat menelan air. Pilih/bantu pasien untuk memilih makanan yang kecil/tidak perlu mengunyah dan mudah di telan, contoh : telur, agar-agar, makanan kecil yang lunak lainnya. 10. Anjurkan pasien menggunakan sedotan untuk meminum cairan. 11. Anjurkan orang terdekat untuk membawa makanan kesukaan pasien. 12. Pertahanakan masukan dan keluaran dengan akurat, catat jumlah kalori yang masuk. 13. Anjurkan untuk berpartisipasi dalam program latihan atau kegiatan Kolaborasi: 14. Berikan cairan melalui IV dan/atau makanan melalui selang.



- Intervensi nutrisi/pilihan rute makanan di tentukan oleh faktor-faktor ini - Menetralkan hiperekstensi, membantu mencegah aspirasi dan meningkatkan kemampuan untuk menelan. - Menggunakan gravitasi untuk memudahkan proses menelan dan menurunkan risiko terjadinya aspirasi. - Membantu dalam melatih kembali sensori dan meningkatkan kontrol muskuler. - Memberikan stimulasi sensori (termasuk rasa kecap) yang dapat mencetuskan usaha untuk menelan dan meningkatkan masukan. - Dapat meningkatkan gerakan dan kontrol lidah (pentingnya untuk menelan) dan menghambat jatuhnya lidah. - Pasien dapat berkosentrasi pada mekanisme makan tanpa adanaya distraksi/gangguan dari luar. - Makanan lunak/cairan kental lebih mudah untuk mengendalikannya di dalam mulut, menurunkan resiko terjadinya aspirasi. - Menguatkan otot fasial dan otot menelan dan menurunkan resiko terjadinya tersedak. - Menstimulasi upaya makan dan meningkatkan menelan/masukkan. - Jika usaha menelan tidak memadai untuk memenuhi kebutuhan cairan dan makanan, harus dicarikan metode alternatif untuk makan. - Dapat meningkatkan pelepasan endorfin dalam otak yang meningkatkan perasaan senang dan meningkatkan nafsu makan. - Mungkin diperlukan untuk memberikan cairan pengganti dan juga makanan jika pasien tidak mampu untuk memasukkan segala sesuatu melalui mulut.



DAFTAR PUSTAKA



Doengoes Marilynn. E, dkk. 2000, Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3. Penerbit buku Kedokteran EGC: Jakarta. Novak, Patricia D. 1998. Kamus Saku Kedokteran Dorland Cetakan I. Buku Kedokteran EGC: Jakarta. Akperppnisolo. 2008, Sistem Persarafan Stroke Non Hemoragik. Blogspot. Dalam http://www.akperppni.ac.id/sistem-persarafan/stroke-non-hemoragik. Diakses pada 05 Mei 2011 pukul 20:00 WITA. Anonim. 2000, Manifestasi Klinik Stroke Non Hemoragik. Blogspot. Dalam http://www.infofisioterapi.com/manisfestasi-klinik-stroke.html. Diakses pada 05 Mei 2011 20:43 wita. Anonim. 2000, Konsep Dasar Stroke Non Hemoragik . Adobe Acrobat Dokument. Dalam http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/109/jtptunimus-gdl-garniscint-5431-2-babii.pdf. Diakses pada 05 Mei 2011 Pukul 19:22 WITA. Boy. 2008, Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Stroke. Blogspot. Bengkulu. Dalam



http://mhs.blog.ui.ac.id/fer50/2008/09/17/asuhan-keperawatan-pada-klien-dengan-



stroke/. Diakses pada 05 Mei 2011 pukul 20:01 WITA. Hidayat.



2009,



Stroke



Non



Hemoragik.



Wordpress.



Dalam



http://hidayat2.wordpress.com/2009/04/23/askep-stroke-non-hemoragik/. Diakses pada 05 Mei 2011 20:17 WITA.



Indeks . 2011, Nursing: Memahami Berbagai Macam Penyakit. Cetakan I. www.indeks-penerbit.com. Jakarta Barat. Diakses pada 05 Mei 2011 pukul 21:00. Fariyansyah, Nurhadi Febrian. 2009, Patofisiologi Dan Diagnosis Stroke. Blogspot. Dalam



http://kedokteran-febrian.blogspot.com/2009/02/patofisiologi-dan-diagnosis-



stroke.html. Diakses pada 06 Mei 2011 pukul 11: 05 WITA. Wikipedia. 2000, Stroke. Wikipedia. Dalam Diakses pada 05 Mei 2011 pukul 20:15 WITA.



http://en.wikipedia.org/wiki/Stroke.