(Makalah 5) Konsep Iman, Kufur, Dan Nifaq [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH KONSEP IMAN, KUFUR, DAN NIFAQ Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ilmu Tauhid Dosen pengampu : Bpk. Dr, Muhammad Mawangir, M.Ag



Disusun Oleh : Herlianto (2120304037) Novita Sari (2120304045) Raihan Trisyafarka (2120304056)



PRODI ILMU QUR’AN DAN TAFSIR FAKULTAS USHULUDDIN DAN PEMIKIRAN ISLAM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH 2021/2021



KATA PENGANTAR Puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kesehatan jasmani dan rohani sehingga kita masih tetap bisa menikmati indahnya alam ciptaanNya. Sholawat teriring salam tetaplah kita haturkan kepada kekasih Allah junjungan seluruh alam Nabiyallah Muhammad SAW yang telah menunjukkan kepada kita jalan yang lurus berupa ajaran agama yang sempurna dengan Al-Quran dan Sunnah sebagai pedoman hidup. Penulis disini akhirnya dapat merasa sangat bersyukur karena telah menyelesaikan makalah tentang Sistem pemilihan kepala negara dan peubahannya sebagai tugas mata kuliah Sirah Nabawiyyah Wal Khilafah Islamiyyah. Dalam makalah ini kami mencoba untuk menjelaskan tentang Bagaimana awal mula pemilihan kepala negara dalam islam , Bagaimana perubahan sistem pemilihan kepala negara dalam islam . Adapun referensi pokok yang kami ambil adalah dari beberapa jurnal di internet. Penulis mengucapkan banyak Terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu hingga terselesaikannya makalah ini. Penulis sangat memahami jika makalah ini tentu jauh dari kesempurnaan maka kritik dan saran sangat kami butuhkan guna memperbaiki karyakarya kami dilain waktu.



Agustus 2021



Penulis



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR...........................................................................................................................2 BAB I....................................................................................................................................................4 PENDAHULUAN.................................................................................................................................4 1.



Latar Belakang........................................................................................................................4



2.



Rumusan Masalah...................................................................................................................5



3.



Tujuan......................................................................................................................................5



BAB II...................................................................................................................................................6 PEMBAHASAN...................................................................................................................................6 A.



IMAN........................................................................................................................................6 1.



Pengertian Iman...................................................................................................................6



2.



Lima Tingkat Keimanan Menurut Syekh Nawawi Al-Banteni........................................6



3.



Rukun Iman.........................................................................................................................8



B.



KUFUR.....................................................................................................................................11 1.



Pengertian Kufur...............................................................................................................11



2.



Kufur Dalam Al-Qur’an....................................................................................................11



C.



Nifaq........................................................................................................................................12 1.



Pengertian Nifaq................................................................................................................12



2.



Jenis-jenis Nifaq.................................................................................................................13



3.



Sifat-sifat Nifaq..................................................................................................................14



BAB III................................................................................................................................................16 PENUTUP...........................................................................................................................................16 1.



Kesimpulan............................................................................................................................16



DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................17



BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Tak diragukan lagi bahwa siapapun ingin hidup bahagia. Masing-masing dalam hidup ini mendambakan ketenangan kedamaian kerukunan dan kesejahteraan. Namun di manakah sebenarnya dapat kita peroleh hal itu semua? Sesungguhnya menurut ajaran Islam hanya iman yg disertai dgn amal shaleh yg dapat menghantarkan kita baik sebagai individu maupun masyarakat ke arah itu. “Barangsiapa yg mengerjakan amal shaleh baik laki-laki-laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yg baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dgn pahala yg lbh baik dari apa yg telah mereka kerjakan.” Dengan iman umat Islam generasi pendahulu mencapai kejayaan berhasil merubah keadaan duni dari kegelapan menjadi terang benderang. Dengan iman masyarakat mereka menjadi masyarakat adil dan makmur. Para umara’ melaksanakan perintah Allah para ulama beramar ma’ruf dan nahi mungkar dan rakyat saling tolongmenolong atas kebajikan dan kebaikan. Kalimatul Haq mereka junjung tinggi tiada yg mengikat antar mereka selain tali persaudaraan iman. Namun setelah redup cahaya iman di hati kita lenyaplah nilai-nilai kebaikan diantara kita. Masyarakat kita pun menjadi masyarakat yang penuh dgn kebohongan kesombongan kekerasan individualisme keserakahan kerusakan moral dan kemungkaran.Dengan memohon ma’unah Allah makalah singkat ini mencoba menjelaskan beberapa hal yang berkaitan dengan topik tersebut di atas.



2. Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dalam makalah ini yakni:



a) Bagaimana memahami arti Iman, Kufur dan Nifaq b) Bagaimana karakteristik Iman, Kufur dan Nifaq c) Macam-macam Iman, Kufur dan Nifaq 3. Tujuan a) Mengetahui dan memahamim makna dari Iman, Kufur dan Nifaq b) Mengetahui pembagian Iman, Kufur, dan Nifaq c) Memahami sifat-sifat mulia para Nabi dan Rasul-Nya



BAB II PEMBAHASAN A. IMAN 1. Pengertian Iman menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Iman ialah kepercayaan yang berkaitan dengan agama, keyakinan dan ketetapan hati, dan keteguhan batin. Iman berarti percaya atau meyakini dengan hati, mengucapkan dengan lisan, dan mengamalkan dengan perbuatan. beberapa hal yang harus diperhatikan mengenai Iman: pertama, Iman berbeda dengan pengetahuan intelektual atau rasional dan tidak membutukan pengetahuan rasional tersebut. Iman berbeda dengan akidah, karena Iman adalah sesuatu yang murni dan tak tergoyahkan sedangkan akidah merupakan kredo yang mengikat sebagaimana yang telah dinyatakan oleh para ahli teologi. Meskipun Iman berbeda dengan ilmu pengetahuan, tapi menurut Fazlur Rahman Iman membutuhkan pengetahuan dan bertambah besar seiring bertambahnya pengetahuan. Kedua, meskipun Iman merupakan perkara hati nurani atau hati dan pikiran, namun harus berujung dengan tindakan. Jika Iman dipisahkan dari amal soleh, maka telah melenceng dari Alquran. 2. Lima Tingkat Keimanan Menurut Syekh Nawawi Al-Banteni bin Umar an-Nawawi al-Banteni dalam Kitab Syarah Kasyifah as-Saja Fi Syarhi Menurut pendapat para ulama, iman seorang hamba memiliki tingkatan. Syekh Allamah Muhammab Safinah an-Naja mengatakan, ada lima tingkatan iman.



a) Iman taklid, yaitu mantap dan percaya dengan ucapan orang lain tanpa mengetahui dalilnya. Orang yang memiliki tingkatan keimanan ini dianggap sah keimanannya, tetapi berdosa karena meninggalkan upaya mencari dalil apabila orang tersebut mampu menemukannya. b) Iman ilmi, yaitu mengetahui akidah-akidah beserta dalil-dalilnya. Tingkatan keimanan ini disebut ilmu yaqin. Menurut Syekh Nawawi, orang yang memiliki keimanan tingkat pertama dan kedua termasuk orang yang terhalang jauh dari Zat Allah Ta'aala. c) Iman iyaan, yaitu mengetahui Allah dengan pengawasan hati. Oleh karena itu, Allah tidak hilang dari hati sekedip mata pun karena rasa takut kepada-Nya selalu ada di hati sehingga seolah-olah orang yang memiliki tingkatan keimanan ini melihat Allah di maqam muraqabah atau derajat pengawasan hati. Tingkat keimanan ini disebut dengan ainul yaqin. d) Iman haq, yaitu melihat Allah dengan hati. Tingkatan keimanan ini seperti yang disampaikan para ulama, yakni orang yang makrifat. Orang tersebut dapat melihat Allah dalam segala sesuatu. Tingkat keimanan ini berada di maqam musyahadah dan disebut dengan haq al-yaqiin. Orang yang memiliki tingkatan keimanan ini adalah orang yang terhalang jauh dari selain Allah. e) Iman hakikat, yaitu sirna bersama Allah dan mabuk karena cinta kepada-Nya. Oleh karena itu, orang yang memiliki tingkatan keimanan ini hanya melihat Allah seperti orang yang tenggelam di dalam lautan dan tidak melihat adanya tepi pantai sama sekali. Tingkatan keimanan yang wajib dicapai seseorang adalah tingkatan pertama dan kedua. Sementara itu, tingkatan keimanan ketiga, keempat, dan kelima



merupakan tingkatan-tingkatan keimanan yang dikhususkan oleh Allah untuk hamba-Nya yang Dia kehendaki. 3. Rukun Iman a. Iman kepada Allah Iman kepada Allah ialah mempercayai bahwa Allah itu ada, dan dia ynag menciptakan seluruh isi alam ini. Dia maha hidup, maha megetahui, maha esa, maha mendahului, dan maha sempurna serta maha suci dari segala macam sifat tercela. b. Iman kepada malaikat Allah Iman kepada malaikat Allah ialah, mempercayai bahwa allah telah menciptakan makhluk bernama malaikat. Dimana Allah menciptakan malaikat ini dari cahaya yang tidak mempunyai jenis kelamin, tidak makan, tidak minum, dan tidak tidur. c. Iman kepada kitab Allah Iman kepada kitab Allah ialah, mempercayai bahwa Allah telah menurunkan kitab kepada para Nabi dan Rasul-Nya, yang berisikan berbagai macam aturan hidup dan kehidupan manusia di muka bumi. Adapun kitb Allah yang diturunkan kepada para Nabi da Rasul-nya itu bayak sekali jumlahnya hingga tiada seorang pun yang mengetahui jumlahnya. Melainkan hanya Allah semata. Hanya saja ada 4 kitab Allah yang wajib kita ketahui. Empat kitab allah tersebut adalah: 1) Kitab Taurat, diturunkan kepada Nabi Musa a.s. dengan menggunakan bahasa Ibrani. 2) Kitab Zabur, diturunkan kepada Nabi Daud a.s. dengan menggunakan Qibthi



3) Kitab Injil, diturunkan kepada Nabi Isa a.s. dengan menggunakan bahasa Suryani 4) Kitab Al-Qur’an, diturunkan kepada Nabi Muhammad s.a.w. dengan menggunakan bahasa Arab. d. Iman Kepada Rasul Allah Iman kepada Rasul Allah, ialah mempercayai bahwa Allah telah mempunyai Rasul atau utusan dari kalangan manusia yang diberi wahyu, untuk disampaikan kepada umat manusia. Adapun perbedaan antara Nabi dan Rasul itu ialah, Nabi diberi wahyu hanya untuk diri sendiri , sedangkan Rasul diberi wahyu untuk disampaikan kepada umat (orang banyak). Selanjutnya perlu diketahui, bahwa Rasul itu mempunyai 4 sifat wajib, yaitu: 1. Shiddiq (Benar) 2. Amanah (Jujur/bertanggung jawab) 3. Tabligh (Penyampai) 4. Fathonah (Cerdas/pandai) e. Iman Kepada Hari Kiamat Iman kepada hari kiamat ialah, mempercayai bahwa alam semesta beserta isinya ini akan hancur binasa dan berganti dengan kehidupan baru yang lebbih kekal dan abadi. Dalam kehidupan baru itulah manusia akan menerima batasan dari setiap amal perbuatannya selama di dunia. Dimana yang jahat akan mendapat siksa, dan yang baik akan mendapat pahala. f. Iman Kepada Qadha Dan Qadar 1. Arti Qadha



Secara bahasa, qada artinya ketetapan. Ketetapan Allah SWT bersifat azali kepada setiap makhluk-Nya, yang artinya sudah ada sebelum kelahiran atau keberadaan makhluk. Qada untuk seluruh makhluk Allah telah tercatat di Lauhil Mahfudz. Arti Qada dalam kitab suci Al Quran dapat meliputi: 



Hukum atau keputusan terdapat (Q.S. Surat An Nisa' ayat 65)







Kehendak (Q.S. Surat Ali Imron ayat 47)







Perintah (Q.S. Surat Al Isra' ayat 23)







Mewujudkan atau menjadikan (Q.S. Surat Fussilat ayat 12)



2. Arti Qadar Sedangkan qadar memiliki arti ukuran dan timbangan yang telah ditentukan sebelumnya. Berikut arti Qadar yang tercantum dalam Al Quran: 



Kekuasaan atau kemampuan (Q.S. Surat Al Baqarah ayat 236)







Ukuran (Q.S. Surat Ar Ra'du ayat 17)







Mengatur atau menentukan sesuatu menurut batas-batasnya (Q.S. Surat Fussilat ayat 10)







Ketentuan atau kepastian (Q.S. Al Mursalat ayat 23)







Perwujudan kehendak Allah swt terhadap semua makhluk-Nya dalam bentuk-bentuk batasan tertentu (Q.S. Al Qamar ayat 49)



B. KUFUR



1. Pengertian Kufur Kufur adalah istilah yang berkaitan dengan iman atau kepercayaan terhadap Allah SWT dalam agama Islam. Kufur atau kafir ini memiliki berbagai makna yang perlu kamu pahami. Kamu bisa menemukannya di Al-Qur’an hingga mendengarkan penjelasan dari ulama. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kufur adalah orang yang tidak percaya kepada Allah SWT dan rasul-Nya. Pengertian dari KBBI ini sedikit banyak tentu bisa membantu kamu dalam memahami makna kata kufur dalam islam.



2. Kufur Dalam Al-Qur’an Kufur adalah istilah yang juga sering muncul di dalam Al-Qur’an. Kufur adalah suatu kata yang memiliki berbagai makna yang berbeda dalam Al-Qur’an, yaitu sebagai berikut:



a) Kufur at-tauhid (Menolak Allah SWT sebagai Tuhan yang Maha Esa) Arti kata kufur adalah menolak tauhid, atau menolak bahwa Tuhan itu Esa. Seperti yang terkandung dalam Surat Al-Maidah ayat 73, berikut: Sesungguhnya kafirlah orang-orang yang mengatakan: “Bahwasanya Allah salah seorang dari yang tiga”, padahal sekali-kali tidak ada Tuhan selain dari Tuhan Yang Esa. Jika mereka tidak berhenti dari apa yang mereka katakan itu, pasti orang-orang yang kafir diantara mereka akan ditimpa siksaan yang pedih. (Al-Maidah ayat 73)



Arti kata kufur dalam islam juga bisa merujuk pada Quran Surat Al Maidah ayat 17 ini, yang artinya: Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: "Sesungguhnya Allah itu ialah Al Masih putera Maryam". Katakanlah: "Maka siapakah yang dapat menghalang-halangi kehendak Allah, jika Dia hendak membinasakan Al Masih putera Maryam itu beserta ibunya dan seluruh orang-orang yang berada di bumi kesemuanya?" Kepunyaan Allahlah kerajaan langit dan bumi dan apa yang ada diantara keduanya; Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu." (Al-Maidah ayat 17) b) Kufur al-ni`mah (Mengingkari Nikmat) Selanjutnya, arti kata kufur adalah mengingkari nikmat. Kata ini dialamatkan kepada orang-orang yang tidak mau bersyukur kepada Tuhan. Kamu tentunya sering kali mendengarkan kata kufur nikmat dalam kehidupan sehari-hari. Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku (la takfurun). (Al-Baqarah ayat 152) C. Nifaq 1. Pengertian Nifaq Nifaq secara bahasa berarti ketidaksamaan antara lahir dan batin. Jika ketidaksamaan itu dalam hal keyakinan, hatinya kafir tetapi mulutnya mengatakan beriman, maka ia termasuk nifaq i'tiqadi. An-Nifaq sekaliapun telah dikenal dalam bahasa Arab, namun sebagai sebuah istilah Islam dengan makna khusus tidak dikenal oleh bangsa Arab. Karena istilah



An-Nifaq muncul setelah Islam hadir dengan kekuatannya yang besar yang mengancam kekufuran dan kemusyrikan disekitarnya. Kata An-Nifaq dalam bahasa arab berasal dari akar kata nȃfaqa-yunȃfiqunifȃqan. Kata ini diambil dari kata nafiqȃ yang berarti salah satu lubang tikus, jika dicari melalui satu lubang, maka tikus itu akan lari dan keluar melalui lubang yang lain. 2. Jenis-jenis Nifaq Terdapat dua jenis nifaq (kemunafikan), yakni nifaq Akbar yang disebut juga Nifaq I'tiqadi (keyakinan) dan Nifaq Amali (perbuatan). a) Nifaq I'tiqadi (Keyakinan) Nifaq I'tiqadi adalah nifaq besar, dimana pelakunya menampakkan keislaman tetapi menyembunyikan kekufuran. Jenis nifaq ini menjadikan keluar dari agama dan pelakunya berada di dalam kerak Neraka. Allah menyifati para pelaku nifaq ini dengan berbagai kejahatan seperti kekufuran ketiadaan iman, mengolok-olok agama dan pemeluknya serta kecenderungan kepada musuh-musuh untuk bergabung dengan mereka dalam memusuhi Islam. Dalam keadaan seperti itu, mereka masuk dalam agama Islam untuk melakukan tipu daya terhadap agama dan pemeluknya secara sembunyisembunyi juga agar mereka bisa hidup bersama umat Islam dan merasa tenang dalam hal jiwa dan harta benda mereka. Nifaq jenis ini ada empat macam: 



Mendustakan Rasulullah SAW. atau mendustakan sebagian dari pada apa yang Beliau bawa.







Membenci Rasulullah SAW atau membenci sebagian apa yang Beliau bawa.







Merasa gembira dengan kemunduran agama Islam.







Tidak senang dengan kemenangan Islam.



b) Nifaq Amali (Perbuatan) Nifaq Amali adalah melakukan sesuatu yang merupakan perbuatan orangorang munafik tetapi masih tetap ada iman di dalam hatinya. Pelakunya berada dalam iman dan nifaq. Lalu, jika perbuatan nifaqnya banyak, maka bisa menjadi sebab terjerumusnya dia kedalam nifaq yang sesungguhnya.



Berdasarkan sabda Nabi SAW: “Dari Abdullah ibn 'Amr bahwa Nabi Saw bersabda: "Empat sifat yang barang siapa mengerjakannya, maka ia menjadi munafik tulen, dan barang siapa yang melakukan salah satu dari empat sifat itu, maka di dalam dirinya terdapat sifat nifaq sehingga ia meninggalkannya, yaitu: (1) apabila dipercaya, ia berkhianat, (2) apabila berbicara, ia dusta, (3) apabila berjanji, ia tidak menepati, dan (4) apabila bertengkar, ia curang (mau menang sendiri)." (H.R. Bukhari, Muslim) 3. Sifat-sifat Nifaq Mengutip dari Musa Nasr Muhammad dalam Munafik menurut Al-Qur'an dan As Sunnah (2011), sifat-sifat munafik terdiri dari beberapa hal, yaitu: a) Berbuat kerusakan dimuka bumi. b) Membuat was-was (bimbang) dan selalu manis dalam bertutur kata. c) Menipu dan mengecoh. d) Mengejek dan tidak punya pendirian. e) Malas, Riya‟ dalam ibadah dan lalai berdzikir kepada Allah SWT. Hal ini menunjukkan lemahnya tekad dan cita-cita.



f) Tidak mensyukuri atas karunia panca indera.



g) Meraka selalu mengawasi dan mengintai orang-orang beriman dan bersekongkol untuk menghantam mereka setiap kali ada kesempatan.



h) Menghalangi dan menyimpang hukum Allah SWT dan Rasul-Nya dan tidak mau tunduk kepada syari‟at islam.



i) Membenarkan perbuatannya yang keji, ketika terungkap dalam sumpah palsunya. Mereka menyembunyikan niat buruknya dengan sumpahnya itu sebagai tameng. 



j) Memperhatikan penampilan luar dan mengabaikan isi. Mereka memperindah katakata namun tidak membaguskan amal. Keadaan mereka seperti akar yang kering di bumi yang tidak bermanfaat lalu roboh dan disandarkan ke dinding kemudia dilalaikan dan diluapkan.



BAB III PENUTUP 1. Kesimpulan a) Pengertian iman adalah memperayai dengan sepenuh hati akan kekuasaan dan keesaan Allah Subhanallahu ta’ala



b) Pengertian kufur adalah orang yang tidak percaya kepada Allah SWT dan rasul-Nya



c) Nifaq adalah ketidaksamaan dalam hal keyakinan dimana mulutnya mengatakan beriman tetapi hatinya kafir.



DAFTAR PUSTAKA https://www.suara.com/news/2021/06/24/123554/pengertian-iman-menurut-para-ulama?page=all https://id.wikipedia.org/wiki/Iman https://kumparan.com/berita-hari-ini/pengertian-iman-dan-rukun-iman-yang-wajib-diyakini-umatmuslim-1vV1osTrKhT https://hot.liputan6.com/read/4539960/kufur-adalah-tidak-percaya-kepada-allah-dan-rasul-nyapahami-maknanya#:~:text=Kufur%20adalah%20istilah%20yang%20berkaitan,hingga %20mendengarkan%20penjelasan%20dari%20ulama. https://www.bacaanmadani.com/2017/08/pengertian-nifaq-macam-macam-nifaq-dan.html