Makalah & Sop Desferal (Kel. 4) [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH DAN SOP “PEMBERIAN TERAPI DESFERAL”



Disusun Oleh : Kelompok 4 1. Diva Sandyra 2. Fajar Kurniawan 3. Natasya Wulandari 4. Puput Avita Sari 5. Rahmi Santi Gusfani 6. Sri Winarta 7. Melani



Dosen Pembimbing : Ns. Yessi Andriani, M.Kep.S.Mart



PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN STIKes Perintis Padang T.A 2019/2020



KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang maha Esa, karena berkat rahmatnya dan bimbingannya penulis mampu memyelesaikan makalah yang berjudul Pemberian Terapi Desferal. Tak lupa pula penulis mengucapkan terimah kasih kepada bapak Ns. Yessi Andriani, M.Kep.S.Mart yang telah membimbing kami mengenai Keperawatan Anak II yang berguna bagi penulis dan rekan-rekan mahasiswa yang mempersiapkan diri menjadi seorang pendidik sehingga dengan konsep tersebut kami mampu menyesuaikan makalah ini sebagai aplikasi yang telah diterima dalam mengikuti mata Keperawatan Maternitas II. Kami berharap dengan adanya makalah ini semoga dapat mengetahui, memahami, Pemberian Terapi Desferal. Semoga makalah yang jauh dari sempurna ini memberikan warna bagi kami dan rekan rekan untuk lebih memahami.



Bukittinggi, Maret 2020



Kelompok 4



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR .........................................................................................................ii DAFTAR ISI .......................................................................................................................iii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ...............................................................................................................4 B. Tujuan.............................................................................................................................4 BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Terapi Desferal .............................................................................................5 B. Tujuan Diberikannya Terapi Desferal.............................................................................5 C. Cara Pemberian Terapi Desferal.....................................................................................6 ........................................................................................................................................... ........................................................................................................................................... D. Efek Samping Dari Terapi Desferal................................................................................7 ........................................................................................................................................... E. SOP.................................................................................................................................9 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan ..................................................................................................................14 B. Saran .............................................................................................................................14 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................15



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terapi desferal merupakan pemberian obat untuk kondisi kelebihan zat besi. Pada saat ini yang paling sering digunakan yaitu desferrioxamine, yang umumnya digunakan untuk menangani kelebihan kadar zat besi pada darah, yang dapat disebabkan oleh transfusi darah berulang, kelainan darah seperti thalassemia, atau keracunan zat besi.



Deferoxamine termasuk golongan obat iron chelators. Deferoxamine adalah obat yang bekerja dengan mengikat zat besi berlebih pada tubuh dan membantu ginjal dan kandung empedu membuang kelebihan zat besi.Obat ini tidak dianjurkan pada anak-anak dibawah 3 tahun. Obat ini juga dapat digunakan untuk mengatasi kadar aluminum yang tinggi pada pasien dialisis dan pasien dengan keracunan aluminum. Desferoxamine merupakan produk Streptomyces pilosis, mempunyai berat molekul yang rendah dan mengandung asam hidroksamik yang berikatan dengan besi untuk menghasilkan ikatan yang lebih kuat dan stabil dibandingkan dengan ikatan antara besi dan transferrin. Akibatnya akan dibentuk feroxamine yang selanjutnya diekskresikan ke urin dan empedu. B. Tujuan Mampu mengetahui apa itu Desferal, cara pemberiannya, dan tujuan dilkaukannya pemberian terapi desferal.



BAB II PEMBAHASAN



A. Pengertian Terapi Desferal Terapi desferal merupakan pemberian obat untuk kondisi kelebihan zat besi. Pada saat ini yang paling sering digunakan yaitu desferrioxamine, yang umumnya digunakan untuk menangani kelebihan kadar zat besi pada darah, yang dapat disebabkan oleh transfusi darah berulang, kelainan darah seperti thalassemia, atau keracunan zat besi. Deferoxamine termasuk golongan obat iron chelators. Deferoxamine adalah obat yang bekerja dengan mengikat zat besi berlebih pada tubuh dan membantu ginjal dan kandung empedu membuang kelebihan zat besi.Obat ini tidak dianjurkan pada anak-anak dibawah 3 tahun. Obat ini juga dapat digunakan untuk mengatasi kadar aluminum yang tinggi pada pasien dialisis dan pasien dengan keracunan aluminum. Desferoxamine merupakan produk Streptomyces pilosis, mempunyai berat molekul yang rendah dan mengandung asam hidroksamik yang berikatan dengan besi untuk menghasilkan ikatan yang lebih kuat dan stabil dibandingkan dengan ikatan antara besi dan transferrin. Akibatnya akan dibentuk feroxamine yang selanjutnya diekskresikan ke urin dan empedu. Desferoxamin merupakan kelator besi yang telah banyak diteliti dan terbukti menunjukkan efek yang dramatis dalam menurunkan morbiditas dan mortalitas pasien thalassemia. Bioavailabilitas oralnya buruk sehingga harus diberikan secara subkutan, intravena, atau terkadang intramuskular. DFO juga memiliki waktu paruh yang pendek (30 menit) sehingga diberikan dalam durasi 8-12 jam per hari, 5-7 kali per minggu. B. Tujuan Diberikannya Terapi Desferal Tujuan diberikannya terapi ini adalah untuk detoksifikasi kelebihan besi yaitu mengikat besi yang tidak terikat transferin di plasma dan mengeluarkan besi dari tubuh serta



menurunkan/mencegah penumpukan Fe dalam tubuh baik itu hemochromatosis (penumpukan Fe di bawah kulit) atau pun hemosiderosis (penumpukan Fe dalam organ).



C. Cara Pemberian Terapi Desferal Kelebihan besi dapat menimbulkan komplikasi jangka panjang di berbagai sistem organ. Pemberian terapi kelasi besi dapat mencegah komplikasi kelebihan besi dan menurunkan angka kematian pada pasien thalassemia. Indikasi kelasi besi. Kelasi dimulai setelah timbunan besi dalam tubuh pasien signifikan, yang dapat dinilai dari beberapa parameter seperti jumlah darah yang telah ditransfusikan, kadar feritin serum, saturasi transferin, dan kadar besi hati/ liver iron concentration – LIC (biopsi, MRI, atau feritometer). Desferal (deferoxamine) merupakan obat cair yangpemberiannya dilakukan dengansuntikan ke otot, vena, atau di bawah kulitdengan cara sub cutan yang diberikan melalui alat infus pump/portable pump dalam waktu 8-12 jam.Pemberian kelasi besi dimulai bila kadar feritin serum darah sudah mencapai 1000 ng/mL, atau saturasi transferin >70%, atau apabila transfusi sudah diberikan sebanyak 10-20 kali atau sekitar 3-5 liter. (Level of evidence IIIa) Kelasi besi kombinasi diberikan jika kadar feritin serum >2500 ng/mL yang menetap minimal 3 bulan, apabila sudah terjadi kardiomiopati, atau telah terjadi hemosiderosis jantung pada pemeriksaan MRI T2* ( 3 tahun mendapat dosis 40-60 mg/kg bb/hari dan bila mengalami gangguan jantung mendapatkan dosis 100 mg/kg bb/hari. 3. Rute pemberian injeksi subkutan menggunakan syringe pump selama 8-12 jam/1 x hari sebanyak 5-7 kali pemberian/minggu. 4. Jika mendapat dosis 60-100 mg/kg bb/hari maka diberikan via infus selama 24 jam berturut-turut setiap hari (1 VIAL = 500 mg dilarutkan dengan 250 ml NaCl 0.9 %) selama



8-12



jam/1



x



hari



.



Pemberian terapi desferal: 1. Dilakukan pada klien dengan thalasemia yang mendapatkan transfusi darah secara rutin (berulang). 2. Kadar Fe ³ 1000 mg/ml. 3. Dilakukan 5 – 7 kali dalam seminggu post transfuse. 4. Tidak dilakukan pada klien dengan gagal ginjal D. Efek Samping Dari Terapi Desferal Deferoxamine adalah obat yang dapat menyebabkan efek samping. Efek samping umumnya meliputi nyeri dan pembengkakan pada area yang disuntik atau pandangan yang kabur, gatal-gatal, kesulitan bernapas, pembengkakan wajah, bibir, lidah, atau tenggorokan. Hentikan penggunaan Deferoxamine dan segera hubungi dokter jika Anda mengalami efek samping serius seperti : 1. Batuk, napas tersengal atau permasalahan pernapasan lainnya 2. Jarang buang air kecil atau tidak sama sekali 3. Mengantuk, pusing, perubahan mood, meningkatnya rasa haus, kehilangan napsu makan, mual dan muntah 4. Pembengkakan, naiknya berat badan, sesak napas



5. Mual, sakit pada lambung atas, gatal-gatal, kehilangan napsu makan, urin keruh, tinja berwarna pekat, sakit kuning 6. Masalah pendengaran 7. Pandangan kabur, sakit mata, atau melihat lingkaran pada cahaya 8. Kejang (convulsions) 9. Jantung berdetak cepat 10.



Bibir, kulit, kuku yang kebiruan



11.



Diare parah, berair dan berdarah disertai kram



12.



Hidung tersumbat, demam, kemerahan atau pembengkakan di sekitar hidung



dan mata, koreng pada bagian dalam hidung 13.



Nyeri pada lambung atau punggung, batuk darah



14.



Mudah memar atau perdarahan, kelemahan



15.



Kram kaki, masalah pada tulang atau perubahan pertumbuhan (pada anak)



Efek samping yang tidak terlalu serius dapat meliputi pemakaian deferoxamine adalah: 1. Pusing 2. Flushing (hangat, kemerahan dan perasaan geli pada wajah) 3. Gatal atau ruam pada kulit 4. Mati rasa atau perih pada tubuh 5. Diare ringan, mual atau sakit perut 6. Urin kemerahan 7. Adanya nyeri, perih, bengkak, kemerahan, iritasi atau benjolan keras di area suntikan



Standar Operasional Prosedur Pemasangan Desferal A. Deskripsi Memberikan obat desferal secara sub cutan yang diberikan melalui alat infusa pump dalam waktu 8-12 jam. B. Tujuan Menurunkan/mencegah penumpukan Fe dalam tubuh baik itu hemocromatosis (penumpukan Fe di bawah kulit) atau pun hemosiderosis (penumpukan Fe dalam organ) C. Indikasi & Kontraindikasi : Indikasi 1. Dilakukan pada klien dengan thalasemia yang mendapatkan transfusi darah 2. secara rutin (berulang) 3. Kadar Fe ≥ 1000 mg/ml 4. Dilakukan 4 - 7 kali dalam seminggu post transfuse Kontra Indikasi Tidak di lakukan pada gangguan gagal ginjal D. Konsep Dasar Yang Mendasari Thalesima Thalasemia adalah kelainan herediter berupa defisiensi salah satu rantai globin pada hemoglobin sehingga dapat menyebabkan eristrosit imatur (cepat lisis) dan menimbulkan anemia. Klasifikasi thalasemia : 1. Thalasemia minor, biasanya tidak menunjukkan gejala klinis yang jelas, anemia ringan



2. Thalasemia intermediate, ditandai dengan splenomegali dan anemia yang muncul pada usia 2-4 tahun, sehingga membutuhkan transfusi darah. 3. Thalasemia mayor, biasanya ditandai dengan munculnya gejala face cooley, hepatosplenomegali, anemia berat, gangguan pertumbuhan dan deformitas, tulang, dimana gejala-gejala tersebut muncul lebih awal sejak usia 2-12 bulan dan sangat ketergantungan terhadap transfusi darah. Komplikasi pemberian transfusi darah yang rutin (berulang) Transfusi darah yang dibutuhkan klien thalasemia berupa PRC (Packed Red Cell), yang diberikan secara rutin setiap kadar Hb klien turun dibawah normal (< 10 mg/dl) sebanyak 10-20 cc/kgBB.Pemberian transfusi darah akan menyebabkan pemecahan Hb yang menghasilkan Fe yang dibutuhkan untuk pembentukan eritrosit yang baru, namun dengan pemberian transfusi darah secara rutin (berulang) akan menimbulkan komplikasi dari pemecahan Hb yang berlebih yang dapat menghasilkan Fe dalam jumlah yang berlebih sehingga sisa Fe ini akan menumpuk atau tertimbun dalam tubuh manusia, diantaranya : 1. Hemosiderosis yaitu penumpukan Fe dalam organ baik itu dalam hepar (berakibat hepatomegali), spleen (berakibat splenomegali), jantung, pancreas, atau kelenjar hypofise (penurunan growth hormone). 2. Hemocromatosis, yaitu penumpukan Fe di bawah kulit sehingga warna kulit tampak hitam keabuan. Penumpukan Fe tersebut dapat dikurangi atau dicegah dengan pemberian chelating agent yaitu dengan pemasangan desferal, dimana kelebihan Fe ini akan dapat terbuang melalui urin dan feces. E. Alat Yang Di Butuhkan: 1. Steril a. Syringe 10 cc b. Wing needle 2. Tidak steril a. Alat b. Bengkok c. Kapas alkohol pada tempat tertutup



d. Infus pump e. Obat yang diperlukan (desferal) f. Pengencer (aquadest steril) dalam botol g. Perban gulung /kantong infusa pump h. Plester i. Gunting plester F. Standar Operasional Prosedur



1. PENGKAJIAN 1.1. Menyampaikan salam kepada klien/keluarganya 1.2.



Melakukan pengkajian kondisi klien meliputi: usia, tingkat hemocromatosis dan hemosiderosis (kadar fe)



2.



2.1.



Mencuci tangan



2.2.



Menyusun alat-alat yang diperlukan dengan memperhatikan teknik aseptic dan antiseptic



Steril 



Syringe 10 cc







Wing needle



Non Steril



2.3.







Alas







Bengkok







Kapas alkohol pada tempat tertutup







Infusa pump







Obat yang diperlukan (desferal)







Pengencer (aquadest steril) dalam botol







Perban gulung/kantong infusa pump







Plester







Gunting plester Mempersiapkan obat desferal sesuai kebutuhan







Melakukan cek ulang obat yang akan diberikan sesuai perencanaan







Mengkalkulasi dosis sesuai kebutuhan klien



Usia > 5 tahun = 1 gram (2 vial) Usia < 5 tahun = 0,5 gram (1 vial) 



Mengencerkan obat dengan tepat :







(catatan : 1 vial (0,5 gram) obat desferal dioplous dengan aquadest 4-5 cc) Membersihkan bagian atas botol aquadest dengan kapas alkohol dan menarik cairan aquadest dari botol secukupnya dengan menggunakan syringe/spuit 10 cc, kapas buang ke bengkok







Membersihkan bagian atas botol vial desferal dengan kapas alkohol



dan membiarkan kering sendiri, membuang kapas alkohol ke bengkok Memasukkan jarum syringe 10 cc yang berisi aquadest melalui karet penutup botol ke dalam botol 



Kocok vial obat sampai mencampur rata







Memegang botol dengan tangan yang tidak dominan dan tarik obat



sejumlah yang diperlukan 



Memeriksa adanya udara dalam syringe/spuit, bila ada keluarkan



dengan posisi tepat 



Mengecek ulang volume obat dengan tepat







Menyambungkan syringe/spuit dengan wing needle







Memeriksa kembali adanya udara dalam syringe/spuit & wing







needle, bila ada keluarkan dengan posisi yang tepat







Menyiapkan infusa pump



2.4 Membawa peralatan ke dekat klien 3 MELAKUKAN PEMASANGAN DESFERAL 3.1 Mencuci tangan Menggunakan sarung tangan bila pada pasien yang menderita menular (AIDS, Hepatitis B) 3.2 Menjaga privacy dan mengatur kenyamanan klien  Mendekati dan mengidentifikasi klien  Jelaskan prosedur kepada klien dengan bahasa yang jelas  Memasang sampiran (bila perlu) 3.3 Memperhatikan teknik aseptic & antiseptik



penyakit



Mempersiapkan alat dan klien : 



Menyiapkan plester untuk fiksasi







Memasang alas/perlak







Mendekatkan bengkok pada klien



3.4. Menyuntikkan desferal dengan teknik steril 



Bersihkan lokasi injeksi dengan alkohol dengan teknik sirkuler atau atas ke bawah sekali hapus







Membuang kapas alkohol ke dalam bengkok







Membiarkan lokasi kering sendiri







Menyuntikkan obat dengan tepat (subkutan : area m.deltoid)







Memfiksasi wing needle dengan plester



3.5. Mengatur obat desferal pada alat infusa pump Memfiksasi infusa pump dengan menggunakan perban gulung (a) atau kantong infusa pump (b dan c) 3.6. Mencuci tangan 4 EVALUASI 4.1. Melihat kondisi klien 4.2. Memperhatikan respon klien selama tindakan dilakukan 4.3. Menanyakan perasaan klien setelah tindakan dilakukan 5 MENDOKUMENTASIKAN TINDAKAN 5.1 Mencatat semua tindakan yang dilakukan dan respon klien selama tindakan dan kondisi setelah tindakan 5.2. Mencatat dengan jelas, mudah dibaca, ditandatangani disertai nama jelas 5.3. Tulisan yang salah tidak dihapus tetapi dicoret dengan disertai paraf 5.4. Catatan dibuat dengan menggunak ballpoint atau tinta.



BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Thalassemia merupakan penyakit kronik yang memerlukan tatalaksana komperhensif seperti terapi desferal.Pemasangan Desferal dilakukan pada anak yang, dimana kadar feritinnya >1000 mg/dl, sehingga pemasangan desferal



ini dimaksudkan untuk



menurunkan kadar besi yang menumpuk pada pasien Thalasemia baik pada kulit maupun organ, dengan menghambat absorpsi Fe. Pemasangan ini diberikan sebanyak 5-7 kali per minggu pasca transfuse darah. B. Saran Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber-sumber yang lebih banyak yang tentunga dapat di pertanggungjawabankan.



DAFTAR PUSTAKA Ashwill & Droske, 1997. Nursing Care of Children. Principle and Practice. USA: W.B. Sanders Company Ball & Bindler, 1999. Pediatric Nursing Caring for Children. Stanford Connecticut: Appleton and Lange Hazinski, M. F. 1999. Manual of Pediatric Critical Care. St Louis.Missouri: Mosby Inc Markum, A. H. 1991. Buku Aj