Makalah An Produk Jasa [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MEMASARKAN PRODUK JASA



Disusun Oleh : Sri Rahayu Lamaga Sri Wulandari Siti Rahma Widyawati Rosita



SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN INFORMATIKA KOMPUTER AMPANA KOTA 2012 i



KATA PENGANTAR



Assalamu’alaikum Wr. Wb. Puji syukur pertama-tama kita panjatkan kehadirat Allah SWT, dimana atas limpahan rahmat dan karunianya sehingga kita masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan tugas makalah yang singkat ini. Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas mata pelajaran kewirausahaan yang membahas tentang bagaimana memasarkan suatu produk jasa dalam dunia wirausaha. Kami menyadari di dalam makalah ini masih terdapat banyak kekurangan baik dari segi penulisan maupun pokok bahasan. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca sekalian sehingga nantinya dapat kami jadikan bahan evaluasi dan referensi pada penulisan karya-karya tulis kami berikutnya. Sekian dan terima kasih.



Hormat Kami



Penyusun



ii



DAFTAR ISI



Halaman Judul .............................................................................................i Kata Pengantar .......................................................................................... ii Daftar Isi ................................................................................................... iii Bab I



Pendahuluan ................................................................................ 1



Bab II Pembahasan ................................................................................. 3 Bab III Penutup ....................................................................................... 15 Daftar Pustaka ......................................................................................... 16



iii



Bab I PENDAHULUAN



1.1. Latar Belakang Strategi pemasaran merupakan salah satu senjata bagi perusahaan untuk menghadapi persaingan pasar. Pada dasarnya strategi pemasaran adalah mencari kecocokan antara kemampuan internal perusahaan dengan peluang eksternal yang ada di pasar. Mencari kecocokan ini merupakan tanggung jawab dari bagian pemasaran untuk menerapkan strategi pemasaran yang sesuai dengan produk yang dihasilkan dan sesuai dengan dengan segmen pasar yang ingin dituju oleh produk yang diluncurkan. Mengenali karakteristik pasar dan struktur pasar sangatlah menguntungkan bagi perusahaan untuk dapat tetap bersaing dan survive



(kelangsungan



hidup



perusahaan).



Kelemahan



dan



keunggulan perusahaan hendaknya dianalisis sehingga menjadi sebuah titik tolak yang kuat buat perusahaan dalam mengambil keputusan yang efektif dan efisien serta untuk memperkuat posisinya dari para pesaing yang ada. Tujuan utama dari sebuah perusahaan ialah pencapaian profit (laba) dan hal ini dapat juga sebagai tolak ukur dalam sukses atau tidaknya sebuah perusahaan dalam pencapaian tujuannya. Selain itu efektifitas dan efisiensi dalam menjalankan operasional perusahaan juga memegang peranan penting. Efesiensi yang



iv



dimaksud adalah strategi pemasaran yang dilakukan dengan perhitungan dan pertimbangan yang tepat sehingga tidak ada pemborosan biaya baik itu dalam operaional maupun dalam biaya promosi maupun iklan dan efektifitas yang dimaksud ialah pemilihan stategi pemasaran yang tepat dan sesuai dengan pasar yang dilayani oleh perusahaan sehingga sasaran yang ditetapkan dapat tercapai. 1.2. Rumusan Masalah Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini yaitu : a. Bagaimana menyusun strategi untuk memasarkan suatu produk jasa. b. Bagaimana menganalisa prospek suatu produk jasa terhadap pasar dan konsumen. 1.3. Tujuan Penulisan a. Sebagai



bahan



pembelajaran



bagi



penulis



udalam



hal



menganalisa permasalahan mengenai pemasaran produk jasa. b. Sebagai bahan untuk menambah pengetahuan penulis mengenai dunia wirausaha.



v



Bab II PEMBAHASAN



2.1. Pemasaran Jasa Industri jasa pada saat ini merupakan sektor ekonomi yang sangat besar dan tumbuh sangat pesat. Pertumbuhan tersebut selain diakibatkan



oleh



pertumbuhan



jenis



jasa



yang



sudah



ada



sebelumnya, juga disebabkan oleh munculnya jenis jasa baru, sebagai



akibat



dari



tuntutan



dan



perkembangan



teknologi.



Dipandang dari konteks globalisasi, pesatnya pertumbuhan bisnis jasa



antar



negara



ditandai



dengan



meningkatnya



intensitas



pemasaran lintas negara serta terjadinya aliansi berbagai penyedia jasa di dunia. Perkembangan tersebut pada akhirnya mampu memberikan tekanan yang kuat terhadap perombakan regulasi, khususnya pengenduran proteksi dan pemanfaatan teknologi baru yang secara langsung akan berdampak kepada menguatnya kompetisi dalam industri (Lovelock, 2004 : 2). Kondisi ini secara langsung menghadapkan para pelaku bisnis kepada permasalahan persaingan usaha yang semakin tinggi. Mereka dituntut untuk mampu mengidentifikasikan bentuk persaingan yang akan dihadapi, menetapkan berbagai standar kinerjanya serta mengenali secara baik para pesaingnya. Dinamika



yang



terjadi



pada



sektor



jasa



terlihat



dari



perkembangan berbagai industri seperti perbankan, asuransi,



vi



penerbangan, telekomunikasi, retail, konsultan dan pengacara. Selain itu terlihat juga dari maraknya organisasi nirlaba seperti LSM, lembaga pemerintah, rumah sakit, perguruan tinggi yang kini semakin



menyadari



perlunya



peningkatan



orientasi



kepada



pelanggan atau konsumen. Perusahaan manufaktur kini juga telah menyadari perlunya elemen jasa pada produknya sebagai upaya peningkatan competitive advantage bisnisnya (Hurriyati, 2005: 41). Implikasi penting dari fenomena ini adalah semakin tingginya tingkat persaingan, sehingga diperlukan manajemen pemasaran jasa yang berbeda dibandingkan dengan pemasaran tradisional (barang). Zeithaml and Bitner (2003 : 319) menyatakan bahwa pemasaran jasa adalah mengenai janji-janji, janji yang dibuat kepada pelanggan dan harus dijaga. Kerangka kerja strategik diketahui sebagai service triangle yang memperkuat pentingnya orang dalam perusahaan menjaga janji mereka dan sukses dalam membangun customer relationship. 2.2. Pengertian Jasa Kotler and Keller (2006 : 372) mengemukakan pengertian jasa (service) sebagai berikut: “A service is any act or performance that one party can offer to another that is essentially intangible and does not result in the ownership of anything. Its production may or may not be tied to a physical product.” (Jasa adalah setiap tindakan atau kinerja yang ditawarkan oleh satu pihak ke pihak lain yang secara



vii



prinsip tidak berwujud dan tidak menyebabkan perpindahan kepemilikan. Produksi jasa dapat terikat atau tidak terikat pada suatu produk fisik). Jasa pada dasarnya adalah seluruh aktivitas ekonomi dengan output selain produk dalam pengertian fisik, dikonsumsi dan diproduksi pada saat bersamaan, memberikan nilai tambah dan secara prinsip tidak berwujud bagi pembeli pertamanya. Berdasarkan definisi di atas maka jasa pada dasarnya adalah sesuatu yang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut : 1. Suatu yang tidak berwujud, tetapi dapat memenuhi kebutuhan konsumen 2. Proses



produksi



jasa



dapat



menggunakan



atau



tidak



menggunakan bantuan suatu produk fisik 3. Jasa tidak mengakibatkan peralihan hak atau kepemilikan 4. Terdapat interaksi antara penyedia jasa dengan pengguna jasa. 2.3. Karakteristik Jasa Menurut Zeithaml and Bitner (2003 : 20), jasa memiliki empat ciri



utama



yang



sangat



mempengaruhi



rancangan



program



pemasaran, yaitu sebagai berikut: 1. Tidak berwujud. Hal ini menyebabkan konsumen tidak dapat melihat, mencium, meraba, mendengar dan merasakan hasilnya sebelum mereka membelinya. Untuk mengurangi ketidakpastian, konsumen akan mencari informasi tentang jasa tersebut, seperti



viii



lokasi perusahaan, para penyedia dan penyalur jasa, peralatan dan alat komunikasi yang digunakan serta harga produk jasa tersebut. Beberapa hal yang dapat dilakukan perusahaan untuk meningkatkan kepercayaan calon konsumen, yaitu sebagai berikut: a. Meningkatkan visualisasi jasa yang tidak berwujud, b. Menekankan pada manfaat yang diperoleh, c. Menciptakan suatu nama merek (brand name) bagi jasa, atau d. Memakai



nama



orang



terkenal



untuk



meningkatkan



kepercayaan konsumen. 2. Tidak terpisahkan (inseparability). Jasa tidak dapat dipisahkan dari sumbernya, yaitu perusahaan jasa yang menghasilkannya. Jasa diproduksi dan dikonsumsi pada saat bersamaan. Jika konsumen membeli suatu jasa maka ia akan berhadapan langsung dengan sumber atau penyedia jasa tersebut, sehingga penjualan jasa lebih diutamakan untuk penjualan langsung dengan skala operasi terbatas. Untuk mengatasi masalah ini, perusahaan dapat menggunakan strategi-strategi, seperti bekerja dalam kelompok yang lebih besar, bekerja lebih cepat, serta melatih pemberi jasa supaya mereka mampu membina kepercayaan konsumen. 3. Bervariasi (variability). Jasa yang diberikan sering kali berubahubah tergantung siapa yang menyajikannya, kapan dan dimana penyajian jasa tersebut dilakukan. Ini mengakibatkan sulitnya



ix



menjaga



kualitas



jasa



berdasarkan



suatu



standar.



Untuk



mengatasi hal tersebut, perusahaan dapat menggunakan tiga pendekatan dalam pengendalian kualitasnya, yaitu sebagai berikut : a. Melakukan investasi dalam seleksi dan pelatihan personil yang baik. b. Melakukan standarisasi proses produksi jasa. c. Memantau kepuasan pelanggan melalui sistem saran dan keluhan, survei pelanggan, dan comparison shopping, sehingga pelayanan yang kurang baik dapat diketahui dan diperbaiki. 4. Mudah musnah (perishability). Jasa tidak dapat disimpan sehingga tidak dapat dijual pada masa yang akan datang. Keadaan mudah musnah ini bukanlah suatu masalah jika permintaannya stabil, karena mudah untuk melakukan persiapan pelayanan sebelumnya. Jika permintaan berfluktuasi, maka perusahaan



akan



menghadapi



masalah



yang



sulit



dalam



melakukan persiapan pelayanannya. Untuk itu perlu dilakukan perencanaan produk, penetapan harga, serta program promosi yang



tepat



untuk



mengantisipasi



ketidaksesuaian



antara



permintaan dan penawaran jasa. 2.4. Strategi Pemasaran Dalam peranan strategisnya, pemasaran mencakup setiap usaha untuk mencapai kesesuaian antara perusahaan dengan



x



lingkungannya. Dalam rangka mencari pemecahan atas masalah penentuan dua penentuan pokok yaitu. Pertama, bisnis apa yang digeluti perusahaan pada saat ini dan jenis bisnis apa yang dapat dimasuki dimasa yang akan datang. Kedua, bagaimana bisnis yang telah dipilih tersebut dapat dijalankan dengan sukses dalam lingkungan yang kompetitif atas dasar perspektif produk, harga, promosi, dan distribusi (bauran pemasaran) untuk melayani pasar sasaran. Definisi Strategi Pemasaran Menurut Philip Kotler ( 2004, 81 ) : “Strategi Pemasaran adalah pola pikir pemasaran yang akan digunakan untuk mencapai tujuan pemasarannya. Strategi pemasaran berisi strategi spesifik untuk pasar sasaran, penetapan posisi, bauran pemasaran dan besarnya pengeluaran pemasaran.”



Menurut tjiptono ( 2002, 6 ) : “Strategi pemasaran adalah alat fundamental yang direncanakan untuk mencapai perusahaan dengan mengembangkan keunggulan bersaing yang berkesinambungan melalui pasar yang dimasuki dan program pemasaran yang digunakan untuk melayani pasar sasaran tersebut.” Strategi pemasaran didasarkan atas 5 (lima) konsep strategi sebagai berikut : 1. Segmentasi Pasar Tiap pasar terdiri dari bermacam-macam pembeli yang mempunyai



kebutuhan



dan



kebiasaan



yang



berbeda.



Perusahaan tidak mungkin dapat memenuhi kebutuhan semua



xi



pembeli. Karena itu, perusahaan harus mengelompokkan pasar yang bersifat heterogen tersebut kedalam satuan-satuan pasar yang bersifat homogen. 2. Market Positioning Perusahaan tidak mungkin dapat menguasai pasar secara keseluruhan, maka prinsip strategi pemasaran yang kedua adalah memilih pola spesifik pasar perusahaan yang akan memberikan kesempatan maksimum kepada perusahaan untuk mendapatkan perusahaan



kedudukan harus



yang



memilih



kuat.



segmen



Dengan pasar



kata yang



lain akan



menghasilkan penjualan dan laba paling besar. Segmen pasar semacam ini memiliki 4 (empat) karakteristik, yaitu : a. Berukuran cukup besar b. Mempunyai potensi untuk berkembang terus c. Tidak memiliki atau dipenuhi oleh perusahaan saingan d. Mempunyai kebutuhan yang belum terpenuhi, yang mana kebutuhan tersebut dapat dipuaskan oleh perusahaan yang memilih segmen pasar tersebut. 3. Market Entry Strategy Market entry Strategy adalah strategi perusahaan untuk memasuki



segmen



pasar



yang



dijadikan



pasar



sasaran



penjualan.



xii



Strategi memasuki suatu segmen pasar dapat dilakukan dengan cara : a. Membeli perusahaan lain Cara ini merupakan cara yang paling mudah dan cepat, cara ini ditempuh apabila : 1) Perusahaan pembeli tidak mengetahui tentang seluk beluk industri dari perusahaan yang dibeli 2) Sangat menguntungkan untuk secepat mungkin memasuki segmen pasar yang dikuasai perusahaan yang dibeli. 3) Perusahaan menghadapi macam-macam penghalang untuk memasuki segmen pasar yang bersangkutan melalui internal development, misalnya patent, economies of scale, saluran distribusi yang sulit dimasuki, biaya iklan yang mahal atau kesulitan bahan mentah. b. Internal Development Ada



perusahaan-perusahaan



yang



lebih



suka



berkembang melalui usaha sendiri yaitu melalui research and development karena berpendirian bahwa hanya dengan cara inilah kepemimpinan dalam industri dapat dicapai. c. Kerjasama dengan perusahaan lain Keuntungan dengan cara ini ialah bahwa resiko yang dipikul bersama, dan masing-masing perusahaan saling melengkapi skill dan resources.



xiii



4. Marketing Mix Strategy Marketing Mix strategy adalah kumpulan variabel-variabel yang dapat dipergunakan perusahaan untuk memepengaruhi tanggapan



konsumen.



Variabel-variabel



yang



dapat



mempengaruhi pembeli adalah yang disebut 7P (product, Price, Place, Promotion, Participant, Prosess, dan People Physical evidence). 5. Timing Strategy Penentuan saat yang tepat dalam memasarkan barang merupakan hal yang perlu diperhatikan. Meskipun perusahaan melihat adanya kesempatan baik menetapkan objektif dan menyusun strategy pemasaran, ini tidaklah berarti perusahaan



dapat



segera



memulai



kegiatan



bahwa



pemasaran.



Perusahaan harus lebih dahulu melakukan persiapan-persiapan baik dibidang produksi maupun dibidang pemasaran, kemudian perusahan juga harus menentukan saat yang tepat bagi pelemparan barang dan jasa ke pasar.” ( Radiosunu, 1983, 3134 ) Strategi



pemasaran



dapat



dinyatakan



sebagai



dasar



tindakan yang mengarah pada kegiatan atau usaha pemasaran, dari suatu perusahaan, dalam kondisi persaingan dan lingkungan yang selalu berubah agar dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Jadi dalam menetapkan strategi pemasaran yang akan dijalankan



xiv



perusahaan haruslah terlebih dahulu melihat situasi dan kondisi pasar serta menilai posisinya di pasar. Dengan mengetahui keadaan dan situasi serta posisinya di pasar dapat ditentukan kegiatan pemasaran yang harus dilaksanakan. Posisi bersaing dalam suatu industri meliputi : a. Dominan ( Dominant) Perusahaan ini mampu menegndalikan pesaing-pesaing yang lain serta memiliki banyak pilihan dalam menentukan strategi. b. Kuat (Strong) Perusahaa ini mampu bertindak bebas tanpa membahayakan posisi jangka panjangnya walaupun pesaing-pesaing berbuat apa saja yang mereka kehendaki. c. Baik Perusahaan ini memiliki kekuatan yang bisa dimanfaatkan dalam strategi-strategi tertentu serta mempunyai peluang yang lebih diatas rata-rata untuk meningkatkan posisinya. d. Sedang (Tenable) Prestasi



perusahan



cukup



memuaskan



untuk



menjamin



kelangsungan usahanya. Tetapi perusahaan ini sering kalah karena ulah perusahaan yang dominant serta untuk meningkatkan posisinya ia memiliki peluang yang kurang rata-rata industri. e. Lemah (Weak)



xv



Perusahaan ini tampil dengan tidak memuaskan. Tetapi masih memiliki



peluang-peuang



perbaikan.



Perusahaan



ini



harus



mengubah diri, kalau tidak maka ia akan terpaksa keluar dari industri. f. Tidak ada harapan (Non-Viable) Perusahaan ini berprestasi dengan sangat tidak memuaskan serta memiliki peluang-peluang untuk perbaikan. Setiap perusahaan atau unit usaha yang dapat melihat dirinya menempati salah satu dari posisi diatas. Posisi perusahaan dalam persaingan menempati salah satu posisi di atas. Posisi perusahaan dalam persaingan sepanjang tahap daur hidup produk, akan banyak membantu proses pengambilan keputusan untuk menanm modal, bertahan, menyusut atau bahkan mundur dari kancah industri.



xvi



Bab III PENUTUP



A.



Kesimpluan Dalam pelaksanaan pemaaran jasa oleh pemasar, ada sifat khusus yang membedakan pemasaran jasa dengan pemasaran barang. Sifat khusus tersebut menurut Alma (1992) adalah sebagai berikut : a. Menyesuaikan dengan selera konsumen Gejala ini ditandai dengan pasar pembeli yang lebih dominan dalam suasana pasaran jasa. Kualitas jasa yang ditawarkan tidak dapat dipisahkan dari mutu yang menyediakan jasa. Dalam industri dengan tingkat hubungan yang tinggi, pengusaha harus memperhatikan hal-hal yang bersifat internal dengan cara memelihara tenaga kerja dan mempekerjakan tenaga sebaik mungkin. Inilah yang sering disebut dengan internal marketing, yaitu penerapan prinsip marketing terhadap pegawai dalam perusahaan. b. Keberhasilan



pemasaran



jasa



dipengaruhi



oleh



jumlah



pendapatan penduduk. Dalam kenyataan, makin maju suatu negara akan semakin banyak permintaan akan jasa. Ini ada hubungannya dengan hirarki kebutuhan manusia, yaitu kebutuhan akan jasa. Masyarakat yang



xvii



belum banyak menggunakan jasa dapat dikatakan bahwa pendapatan masyarakat tersebut belum merata. c. Pada pemasaran jasa tidak ada pelaksanaan fungsi penyimpanan. Tidak ada jasa yang dapat disimpan. Jasa diproduksi bersamaan waktunya dengan mengkonsumsi jasa tersebut. Mutu jasa dipengaruhi oleh benda berwujud sebagai pelengkapnya. Karena jasa adalah suatu produk yang tidak berwujud maka konsumen akan



memperhatikan



pelayanan



sebagai



benda patokan



berwujud terhadap



yang kualitas



memberikan jasa



yang



ditawarkan. d. Saluran distribusi dalam pemasaran jasa tidak terlalu penting. Ini disebabkan dalam pemasaran jasa perantara tidak digunakan. Akan tetapi ada type pemasaran tertentu yang menggunakan agen sebagai perantara.



B.



Saran Adapun saran-saran yang dapat penulis kemukakan disini adalah sebagai berikut : -



Diharapkan adanya studi lebih lanjut mengenai strategi yang akan digunakan dalam hal memasarkan suatu produk baik itu barang maupun jasa.



-



Diharapkan kedepan, penyusunan karya tulis seperti ini perlu diiringi dengan penelitian langsung ke lapangan.



xviii



DAFTAR PUSTAKA



Alma, Buchari, Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa, Edisi Kedua, Penerbit CV. Alfabets, Bandung, 1998 Angiopora, Marius, Dasar – Dasar Pemasaran, Edisi I, Jilid I, PT. Raja GrafIndo Persada, Jakarta, 1999 Kotler Philip, Manajemen Pemasaran (Analisis, Perencanaan, dan Pengendalian), Terjemahan Drs. Jaka Wasana MSM, Edisi Kelima, Erlangga, Cetakan Ketujuh, Jakarta, 1996 Kotler Philip, Manajemen di Indonesia (Analisis, Perencanaan, Implementasi Pengendalian), terjemahan A.B Susanto, Buku Satu, Salemba Empat, Jakarta, 2001 Lupiyoadi, Rambat, Manajemen Pemasaran Jasa (Teori dan Praktik), Edisi Pertama, Salemba Empat, Jakarta, 2001



xix