Makalah Chapter 11 Manajemen Laba [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

A. OVERVIEW ( Pendahuluan )



Scott (2003:369) mendefinisikan earning management sebagai pilihan yang dilakukan oleh manajer dalam menentukan kebijakan akuntansi untuk mencapai beberapa tujuan tertentu. Konsep manajemen laba menggunakan pendekatan teori keagenan (agency theory) yang menyatakan bahwa praktek manajemen laba dipengaruhi oleh konflik antara kepentingan manajemen (agent) dan pemilik (principal) yang timbul karena setiap pihak berusaha untuk mencapai atau mempertimbangkan tingkat kemakmuran yang dikehendakinya. Agency theory memiliki asumsi bahwa masing-masing individu semata-mata termotivasi oleh kepentingan dirinya sendiri sehingga menimbulkan konflik kepentingan antara principal dan agent. Pihak pemilik (principal) termotivasi mengadakan kontrak untuk mensejahterakan dirinya dengan profitabilitas yang selalu meningkat. Agent termotivasi untuk memaksimalkan pemenuhan kebutuhan ekonomi dan psikologisnya, antara lain dalam hal memperoleh investasi, pinjaman, maupun kontrak kompensasi. Konflik kepentingan semakin meningkat temtama karena pemilik (principal) tidak dapat memonitor aktivitas manajemen sehari-hari untuk memastikan bahwa manajemen bekerja sesuai dengan keinginan pemegang saham (pemilik).



Asimetri informasi dan konflik kepentingan yang terjadi antara principal dan agent mendorong agent untuk menyajikan informasi yang tidak sebenarnya kepada principal* terutama jika informasi tersebut berkaitan dengan pengukuran kinerja agent. Salah satu bentuk tindakan agent tersebut adalah yang disebut sebagai earning management. Berdasarkan teori di atas maka earning management adalah suatu usaha atau upaya mengatur pendapatan atau keuntungan untuk kepentingan-kepentingan tertentu yang dilandasi oleh faktor-faktor ekonomi tertentu. Ada dua cara memahami earning management yaitu sebagai berikut: 1. Memandang manajemen laba sebagai perilaku oportunistik manajer untuk memaksimalkan utilitasnya dalam menghadapi kontrak kompensasi, utang, dan kos politik. 2. Memandang manajemen laba dari perspektif kontrak efisien, artinya earning management memberi fleksibilitas bagi manajer untuk melindungi diri dan perusahaan dalam mengantisipasi kejadian-kejadian tak terduga untuk keuntungan pihak-pihak yang terlibat dalam kontrak. B. POLA DALAM MANAJEMEN LABA Banyak cara yang dapat dilakukan oleh manajer untuk mempengaruhi waktu, jumlah, atau makna transaksi dalam pelaporan keuangan dengan melakukan pemilihan metode akuntansi dan accounting judgment. Menurut Scott (2003:383) berbagai pola yang sering dilakukan manajer dalam earning management adalah: 1. Taking a Bath Terjadinya taking a bath pada periode yang menjenuhkan atau reorganisasi termasuk pengangkatan CEO baru. Bila perusahaan harus melaporkan laba yang tinggi, manajer dipaksa untuk melaporkan laba yang tinggi, konsekuensinya manajer akan menghapus aktiva dengan harapan laba yang akan datang dapat meningkat. Bentuk ini mengakui adanya biaya pada periode yang akan datang sebagai kerugian pada periode berjalan, ketika kondisi buruk yang tidak menguntungkan tidak dapat dihindari pada periode tersebut. Untuk itu manajemen harus menghapus beberapa aktiva dan membebankan perkiraan biaya yang akan datang pada saat ini serta



melakukan clear the desk sehingga laba yang dilaporkan di periode yang akan datang meningkat. 2. Income Minimization Bentuk ini mirip dengan "taking a bath", tetapi lebih sedikit ekstrim, yakni dilakukan sebagai alasan politis pada periode laba yang tinggi dengan mempercepat penghapusan aktiva tetap dan aktiva tak berwujud dan mengakui pengeluaranpengeluaran sebagai biaya. Pada saat profitabilitas perusahaan sangat tinggi dengan maksud agar tidak mendapat perhatian secara politis, kebijakan yang diambil dapat berupa penghapusan atas barang modal dan aktiva tak berwujud, biaya iklan dan pengeluaran untuk penelitian dan pengembangan, hasil akuntansi untuk biaya eksplorasi. 3. Income Maximization Tindakan ini bertujuan untuk melaporkan net income yang tinggi untuk tujuan bonus yang lebih besar. Perencanaan bonus yang didasarkan pada data akuntansi mendorong manajer untuk memanipulasi data akuntansi tersebut guna menaikkan laba untuk meningkatkan pembayaran bonus tahunan. Jadi tindakan ini dilakukan pada saat laba menurun. Perusahaan yang melakukan pelanggaran perjanjian hutang mungkin akan memaksimalkan pendapatan. 4. Income Smoothing Bentuk ini mungkin yang paling menarik. Hal ini dilakukan dengan meratakan laba yang dilaporkan untuk tujuan pelaporan eksternal, terutama bagi investor karena pada umumnya investor lebih menyukai laba yang relatif stabil.



C. TUJUAN EARNINGS MANAGEMENT UNTUK MENDAPATKAN BONUS Sebuah catatan oleh Healy (1985) yang berjudul β€œThe Effect of Bonus Schemes on Accounting Decisions,” is a seminal investigation of a contractual motivation for earnings management. Efek skema bonus keputusan akuntansi adalah investigasi motivasi kontrak pengelolaan pendapatan. Healy mengamati bahwa manajer memiliki informasi dari dalam pada pendapatan bersih perusahaan sebelum pengelolaan pendapatan atau laba. Penelitian Healy (1985) menggunakan pendekatan program bonus manajemen, yaitu bahwa manajer



akan memperoleh bonus secara positif ketika laba berada di antara batas bawah (bogey) dan batas atas (cap). Ketika laba berada di bawah bogey manajer tidak mendapatkan bonus, dan ketika laba berada diatas cap manajer hanya mendapatkan bonus tetap.



Adanya asimetri informasi mengenai keuangan perusahaan menyebabkan pihak manajemen dapat mengatur laba bersih untuk memaksimalkan bonus mereka. Motivasi bonus merupakan dorongan manajer perusahaan dalam melaporkan laba yang diperolehnya untuk memperoleh bonus yang dihitung atas dasar laba tersebut. Manajer perusahaan dengan rencana bonus lebih mungkin menggunakan metode-metode akuntansi yang meningkatkan income yang dilaporkan pada periode berjalan. Bagaimana manajer mengolah laba bersih? Healy mengasumsikan bahwa manajer menggunakan metode akrual. Dengan formula: 𝑁𝑒𝑑 πΌπ‘›π‘π‘œπ‘šπ‘’ = πΆπ‘Žπ‘ β„Ž π‘“π‘™π‘œπ‘€ π‘“π‘Ÿπ‘œπ‘š π‘œπ‘π‘’π‘Ÿπ‘Žπ‘‘π‘–π‘œπ‘› Β± 𝑁𝑒𝑑 π‘Žπ‘π‘π‘Ÿπ‘’π‘Žπ‘™π‘  Yang dapat dipecah seperti 𝑁𝑒𝑑 πΌπ‘›π‘π‘œπ‘šπ‘’ = πΆπ‘Žπ‘ β„Ž π‘“π‘™π‘œπ‘€ π‘“π‘Ÿπ‘œπ‘š π‘œπ‘π‘’π‘Ÿπ‘Žπ‘‘π‘–π‘œπ‘› Β± 𝑁𝑒𝑑 π‘›π‘œπ‘› π‘‘π‘–π‘ π‘π‘Ÿπ‘’π‘‘π‘–π‘œπ‘›π‘Žπ‘Ÿπ‘¦ π‘Žπ‘π‘π‘Ÿπ‘’π‘Žπ‘™π‘  Β± 𝑁𝑒𝑑 π‘‘π‘–π‘ π‘π‘Ÿπ‘’π‘‘π‘–π‘œπ‘›π‘Žπ‘Ÿπ‘¦ π‘Žπ‘π‘π‘Ÿπ‘’π‘Žπ‘™π‘  Asumsi penjelasan untuk empat poin akrual, sebagai berikut: ο‚·



Beban Amortisasi beban amortisasi tahunan yang ditetapkan oleh kebijakan amortisasi perusahaan dan mengestimasikan manfaat ekonomis asset.



ο‚·



Kenaikan pada Piutang Usaha Bersih berasumsi bahwa ini berasal dari penurunan penyisihan piutang tak tertagih, yang dihasilkan dari perkiraan konservatif dikurang dari tahun-tahun sebelumnya.



ο‚·



Kenaikan pada Persediaan berasumsi bahwa ini berasal dari perusahaan manufaktur yang kuat pada saham selama periode kapasitas produksi yang berlebih. Hasilnya adalah termasuk biaya overhead dalam persediaan tetap daripada sebagai penambahan beban volume yang bervariasi yang menguntungkan.



ο‚·



Penurunan pada Utang Usaha dan Kewajiban Akrual berasumsi bahwa ini berasal dari perusahaan yang lebih optimis tentang klaim garansi pada produk-produknya dari yang telah di tahun-tahun sebelumnya.



D. Motivasi Lain Pada Earning Management Motivasi Kontrak Motivasi kontrak atas terjadinya manajemen laba dikaitkan dengan penggunaan data akuntansi dalam memonitor dan meregulasi kontrak atas perusahaan dan pihak-pihak lain yang berkepentingan (stakeholders). Secara eksplisit maupun implisit, kontrak-kontrak yang berjenis kompensasi manajemen banyak dikaitkan dengan kinerja keuangan perusahaan. Ada alasan khusus yang menyebabkan mengapa manajemen laba terjadi dalam konteks kontrak yaitu baik kreditor maupun komite kompensasi yaitu komite yang menyiapkan berkas kontrak antara manajer perusahaan, merasa bahwa upaya mengungkapkan ada tidaknya manajemen laba adalah upaya yang mahal dan membutuhkan waktu. Kondisi ini seakan menjadi pendorong bagi manajer untuk melakukan manajemen laba. Ada 2 tujuan untuk menggambarkan earning management dari sisi kontrak, yaitu: ο‚·



Kontrak antara manajer dengan perusahaan Dalam hal ini perusahaan memberi kebebasan bagi manajer untuk melakukan earning management dengan tujuan agar target perusahaan dapat tercapai. Untuk mencapai tujuannya perusahaan menawarkan bonus bagi prestasi manajer yang dapat mencapai target perusahaan.



ο‚·



Kontrak antara perusahaan dengan kreditur Kontrak hutang antara perusahaan dengan kreditur pada awal kontrak telah



ditentukan adanya persyaratan-persyaratan tertentu antara perusahaan dengan kreditur. Adanya pelanggaran pada persyaratan kontrak akan menyebabkan perusahaan lerkena penalties. Oleh sebab itu untuk menghindari adanya penalties perusahaan cenderung meningkatkan pendapatan. Memenuhi Motivasi Ekspektasi Laba Investor dan Mempertahankan Reputasi Pengharapan dari investor bisa dalam berbagai bentuk dan cara. Sebagai contohnya, kemungkinan bisa didasarkan kepada laba dari periode yang sama pada tahun sebelumnya atau analisa terkini atau perkiraan yang dilakukan oleh perusahaan. Perusahaan yang menawarkan laba lebih besar dari nilai yang diharapkan secara tipikal akan menikmati peningkatan share price secara signifikan, sejalan dengan revisi investor pada probabilitas mereka dari performa baik di masa mendatang.



Initial Public Offerings Berdasarkan definisinya, perusahaan yang melakukan IPO masih belum mempunyai harga pasar. Hal ini menimbulkan pertanyaan tentang bagaimana menilai saham dari perusahaan tersebut. Oleh karena itu, informasi akuntansi keuangan yang dimasukkan kedalam prospektus menjadi sumber informasi yang berguna.



E. Sisi Baik Earning Management Membuka Komunikasi yang Diblok/Terhambat Konsep komunikasi yang terhambat/diblokir berasal dari Demski dan Sappington (1987a) (DSa). Secara frekuen, maka agen yang memperoleh informasi yang dispesialiasikan sebagai bagian dari keahlian mereka, dan jenis informasi ini kemungkinan besar akan bernilai untuk berkomunikasi kepada pelaku utama, yakni membuka komunikasi yang di terhambat diantara perusahaan/manajer dengan pemilik perusahaan atau investor. DSa menunjukkan kehadiran dari komunikasi yang diblokir yang bisa menurunkan efisiensi dari kontrak agen, karena agen kemungkinan akan kekurangan perolehan informasi dan berkompensasi dengan bertindak. Jika hal ini terjadi, maka pelaku utama akan menerima insentif untuk mencoba mengeliminasi atau menurunkan blockade informasi.



Bukti Empiris Sisi Baik Earnings Management Subramanyam (1996) menyediakan beberapa bukti pada isu ini. Dia membagi akrual kedalam komponen diskresioner dan komponen non-diskresioner, menggunakan model Jones. Subramanyam menemukan, setelah pengendalian terhadap efek arus kas operasi dan akrual nondiskresioner pada pengembalian saham, konsisten dengan para manajer, rata-rata, menggunakan earnings management secara bertanggungjawab untuk mengungkapkan informasi bagian dalam tentang laba masa depan.



F. Sisi Buruk Earning Management Manajemen Laba Oportunistik Meskipun teori dan bukti bertanggung jawab dalam mempergunakan manajemen laba, ada juga bukti manajemen laba yang buruk. Dari perspektif kontrak, ini merupakan hasil dari tingkah laku oportunistik manajer. Kecenderungan manajer untuk menggunakan manajemen laba agar memaksimalkan bonus mereka. Investigasi mengungkapkan sejumlah motivasi untuk manajemen laba tersebut. Yang umum adalah kedekatan dengan pelanggaran perjanjian utang. Motif lain untuk melakukan manajemen laba yang buruk muncul ketika manajer bermaksud untuk meningkatkan modal saham baru dan ingin memaksimalkan hasil dari penerbitan saham baru. Akrual diskresioner dapat digunakan untuk meningkatkan laba bersih yang dilaporkan dalam jangka waktu pendek, seperti mempercepat pengakuan pendapatan, memperpanjang masa manfaat aset modal, menyediakan untuk biaya lingkungan dan pemulihan. Selama manajemen laba digunakan untuk menaikkan harga yang tak terduga, pemilik yang sekarang dapat memanfaatkannya sampai ada yang terbaru. Perusahaan yang melakukan manajemen laba memiliki rata-rata leverage yang lebih besar dan secara signifikan memiliki lebih banyak pelanggaran kontrak hutang daripada pengendalian.



G. Implikasi bagi Akuntansi Implikasi bagi akuntan yang ingin mengurangi manajemen laba yang buruk, bagaimanapun tidak menolak efisiensi pasar, tetapi untuk meningkatkan keterbukaan. Pengungkapan penuh membantu para investor untuk mengevaluasi laporan keuangan, sehingga mengurangi kerentanan



mereka terhadap bias perilaku dan mengurangi kemampuan manajer untuk mengeksploitasi tata kelola perusahaan yang buruk dan inefisiensi pasar. Cara lain untuk meningkatkan pengungkapan mencakup pelaporkan dampak pada pendapatan inti yang secara umum, membantu investor dan komite kompensasi untuk mendiagnosis kelemahan item.



H. Kesimpulan Earning Managements Manajemen laba dimungkinkan oleh fakta bahwa pendapatan bersih yang benar tidak ada. Selanjutnya, GAAP tidak sepenuhnya membatasi pilihan kebijakan manajer dan prosedur akuntansi. Konsekuensi ekonomi dibuat ketika perubahan GAAP mempengaruhi kemampuan manajer untuk bermain. Artinya, manajer akan bereaksi terhadap perubahan aturan yang mengurangi flesibilitas pilihan akuntansi mereka. Manajemen laba adalah pemilihan kebijakan akuntansi oleh manajer untuk mencapai tujuan khusus. Terdapat dua cara yang saling melengkapi dalam berfikir tentang manajemen laba. Pertama, perilaku oportunistik manajemen untuk memaksimumkan utulitasnya dalam kompensasi, kontrak, dan kos politik. Kedua, perspektif kontrak efisien ketika manajemen laba dilakukan untuk menguntungkan semua yang terlibat dalam kontrak. Earnings management sebagai intervensi dalam proses pelaporan keuangan eksternal dengan tujuan memperoleh beberapa kebutuhan pribadi. Earnings management terjadi ketika manajemen menggunakan keputusan tertentu dalam pelaporan keuangan dan penyusunan transaksi-transaksi yang mengubah laporan keuangan hal ini bertujuan untuk menyesatkan para stakeholder tentang kondisi kinerja ekonomi perusahaan, serta untuk mempengaruhi penghasilan kontraktual yang mengendalikan angka akuntansi yang dilaporkan. Ada tiga sasaran yang dapat dicapai oleh manajer dalam melakukan manajemen laba meliputi: minimalisasi biaya politik (political cost minimization), maksimalisasi kesejahteraan manager (manager wealth maximization), dan minimalisasi kas pendanaan (minimization of financing cost). Berbagai bentuk manajemen laba seperti taking a bath, perataan laba (income smoothing), maksimalisasi atau minimalisasi pendapatan dapat dilakukan oleh pihak manajemen dengan memanfaatkan peluang yang ada dalam standar akuntansi seperti penerapan kebijakan akuntansi atau pemilihan metode akuntansi yang digunakan. Adanya kemungkinan manipulasi ini karena adanya fleksibilitas yang diberikan oleh GAAP dan karena sulit untuk menekankan pelaporan keuangan yang fleksibel.



Meskipun pengurangan keandalan dan sensivitas yang sering muncul menyertai manajemen laba, argument yang kuat dapat dibuat bahwa itu berguna jika masih dalam batasbatas. Pertama, memberikan manajer fleksibilitas untuk berekasi terhadap realisasi negara yang tak terduga ketika kontrak yang tidak lengkap. Kedua, manajemen laba dapat berfungsi sebagai komunikasi informasi yang kredibel untuk investor. Terakhir, argument ini konsisten dengan pasar sekuritas efisien dan versih efisiensi teori akuntansi positif. Apakah manajemen laba yang baik atau buruk tergantung pada bagaiman penggunaannya. Akuntan dapat mengurangi tingkat manajemen laba yang buruk dengan membuka ke public. Hal ini dapat dicapai dengan meningkatkan pengungkapan yang rendah.