Makalah Desain Eksperimen [PDF]

  • Author / Uploaded
  • aj
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

A. Pengertian Penelitian Eksperimen Penelitian eksperimen adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui akibat yang ditimbulkan dari suatu perlakuan yang diberikan secara sengaja oleh peneliti. Sejalan dengan hal tersebut, Latipun (2002) mengemukakan bahwa penelitian eksperimen merupakan penelitian yang dilakukan dengan melakukan manipulasi yang bertujuan untuk mengetahui akibat manipulasi terhadap perilaku individu yang diamati. Penelitian eksperimen pada prisipnya dapat didefinisikan sebagai metode sistematis guna membangun hubungan yang mengandung fenomena sebab akibat (causal-effect relationship) (Sukardi 2011:179). Selanjutnya, metode eksperimen adalah metode penelitian yang digunakan utuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan (Sugiyono 2011:72). Berdasarkan definisi dari beberapa ahli tersebut, dapat dipahami bahwa penelitian eksperimen adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemberian suatu treatment atau perlakuan terhadap subjek penelitian. Jadi penelitian eksperimen dalam pendidikan adalah kegiatan penelitian yang bertujuan untuk menilai pengaruh suatu perlakuan/tindakan/treatment pendidikan terhadap tingkah laku siswa atau menguji hipotesis tentang ada-tidaknya pengaruh tindakan itu jika dibandingkan dengan tindakan lain. B. Variabel dalam Penelitian Eksperimen Dalam penelitian eksperimen dikenal beberapa variabel. Variabel adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan kondisi, keadaan, faktor, perlakuan, atau tindakan yang diperkirakan dapat memengaruhi hasil eksperimen. Variabel yang berkaitan secara langsung dan diberlakukan untuk mengetahui suatu keadaan tertentu dan diharapkan mendapatkan dampak/akibat dari eksperimen sering disebut variabel eksperimental (treatment variable), dan variabel yang tidak



dengan sengaja dilakukan tetapi dapat



memengaruhi hasil eksperimen disebut variabel noneksperimental. Variabel eksperimental adalah kondisi yang hendak diteliti bagaimana pengaruhnya terhadap suatu gejala. Untuk mengetahui pengaruh varibel itu, kedua kelompok, yaitu kelompok eksperimental dan kontrol dikenakan variabel eksperimen yang berbeda atau yang bervariasi. Variabel noneksperimental sebagian dapat dikontrol, baik untuk kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol. Ini disebut variabel kontrol atau controlled variabel. Akan tetapi, sebagian lagi dari variabel non-eksperimen ada di luar kekuasaan eksperimen



1



untuk dikontrol atau dikendalikan. Jenis variabel ini disebut variabel ekstrane atau extraneous variabel. Dalam setiap eksperimen, hasil yang berbeda pada kelompok eksperimen dan kontrol sebagian disebabkan oleh variabel eksperimental dan sebagian lagi karena pengaruh variabel ekstrane. Oleh karena itu, setiap peneliti yang akan melakukan eksperimen harus memprediksi akan munculnya variabel pengganggu ini. C. Karakteristik Penelitian Eksperimen 1. Memanipulasi Variabel bebas



Karakteristik pertama yang selalu ada dalam penelitian eksperimen adalah adanya tindakan manipulasi variabel yang secara terencana dilakukan oleh si peneliti. Memanipulasi variabel ini tidak mepunyai arti yang negatif seperti yang terjadi di luar konteks penelitian. Yang dimaksud dengan manipulasi yaitu tindakan atau perlakuan yang dilakukan oleh seorang peneliti atas dasar pertimbangan ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan secara terbuka guna memperoleh perbedaan efek dalam variabel terikat. Pada penelitian pendidikan dan penelitian tingkah laku, manipulasi variabel, misalnya peneliti mengambil bentuk sifat dimana peneliti melaksanakan sesuatu sebagai penentu awal dengan kondisi yang bervariasi pada subjek yang diteliti. Misalnya dalam suatu proses penelitian laboratorium, dua kelompok yaitu treatment dan kelompok kontrol diberikan suhu ruangan yang bertingkat, yaitu dingin sedang dan panas. Perbedaan kondisi ruang tersebut direncanakan sebagai penentu awal agar mereka memperoleh hasil yang mungkin berbeda diantara kedua grup. Perbedaan yang muncul tersebut diperhitungkan sebagai akibat adanya manipulasi variabel terhadap dua kelompok. 2. Variabel lain yang berpengaruh dikontrol agar tetap konstan



Karakteristik kedua yang selalu ada dalam penelitian eksperimen yaitu adanya kontrol yang secara sengaja dilkukan oleh peneliti terhadap variabel atau ubahan yang ada. Mengenai apa yang dimaksud kontrol (Gay, 1982) adalah seperti berikut. Control is an effort on the part of researcher to remove the influence of any variabel other than the independent variabel that ought affect perfomance on a dependent variabel . Mengontrol merupakan usaha peneliti untuk memindahkan pengaruh variabel lain pada variabel terikat yang mungkin mempengruhi penampilan variabel tersebut. Kegiatan



2



mengontrol suatu variabel atau subjek dalam penelitian eksperimen memiliki peranan penting, karena tanpa melakukan kontrol secara sistematis, seorang peneliti tidak mungkin dapat melakukan evaluasi dengan melakukan pengukuran secara cermat terhadap variabel terikat. Untuk mengatasi hal tersebut maka proses eksperimen harus dipisahkan dengan variabel luar (ekstraneous variabel s) yang tidak diperlukan tetapi memiliki potensi yang mungkin dapat mempengaruhi hasil pengukuran pada variabel terikat. Dengan dilakukannya pemisahan variabel luar dengan variabel yang diperlukan tersebut, sehingga peneliti yakin bahwa apabila terjadi perbedaan pada variabel terikat di antara grup kontrol dan grup treatmen. Atau dengan kata lain, perbedaan tersebut disebabkan oleh perubahan treatmen yang dilakukan oleh peneliti pada variabel bebas. Dalam penelitian eksperimen, seorang peneliti jarang hanya melakukan pengamatan pada grup kontrol. Mereka biasanya juga mengamati grup lain yang memperoleh perlakuan khusus, kemudian mereka melakukan analisis perbedaan antara keduanya-grup eksperimen dan grup kontrol. Dalam pelaksanaan penelitian eksperimen, kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sebaiknya diatur secara intensif sehingga kedua variabel mempunyai karakteristik sama atau mendekati sama. Yang membedakan dari kedua kelompok ialah bahwa grup eksperimen diberi treatment atau perlakuan tertentu, sedangkan grup kontrol diberikan treatment seperti keadaan biasanya. 3. Melakukan observasi



Karakteristik ketiga dalam suatu penelitian eksperimen adalah adanya tindakan observasi yang dilakukan oleh peneliti selama proses eksperimen berlangsung. Selama proses penelitian berlangsung, peneliti melakukan observasi terhadap kedua kelompok tersebut. Tujuan melakukan observasi adalah untuk melihat dan mencatat fenomen apa yang muncul yang memungknkan terjadinya perbedaan diantara kedua kelompok. Tindakan observasi dilakukan peneliti pada umumnya mempunyai tujuan agar dapat mengamati dan mencatat fenomena yang muncul dalam variabel terikat sebagai akibat dari adanya kontrol dan manipulasi variabel.



3



Dalam proses eksperimen yang biasanya menerima akibat terjadinya perubahan secara sistematis dalam variabel bebas. D. Tujuan Penelitian Eksperimen Tujuan umum penelitian eksperimen adalah untuk meneliti pengaruh dari suatu perlakuan tertentu terhadap gejala suatu kelompok tertentu dibanding dengan kelompok lain yang menggunakan perlakuan yang berbeda. Misalnya, suatu eksperimen dalam bidang pendidikan dimaksudkan untuk menilai/membuktikan pengaruh perlakuan pendidikan (pembelajaran dengan metode problem solving) terhadap prestasi belajar dan kemampuan komunikasi matematika pada siswa SMP atau untuk menguji hipotesis tentang ada-tidaknya pengaruh perlakuan tersebut jika dibandingkan dengan metode konvensional. Selanjutnya, tindakan di dalam eksperimen disebut treatment, dan diartikan sebagai semua tindakan, semua variasi atau pemberian kondisi yang akan dinilai/diketahui pengaruhnya. Sedangkan yang dimaksud dengan menilai tidak terbatas pada mengukur atau melakukan deskripsi atas pengaruh treatment yang dicobakan tetapi juga ingin menguji sampai seberapa besar tingkat



signifikansinya



(kebermaknaan atau berarti tidaknya)



pengaruh tersebut jika dibandingkan dengan kelompok yang sama tetapi diberi perlakuan yang berbeda. E. Proses Penelitian Eksperimen Langkah-langkah dalam penelitian eksperimen pada dasarnya hampir sama dengan penelitian lainnya. Menurut Gay (1982 : 201) langkah-langkah dalam penelitian eksperimen yang perlu ditekankan adalah sebagai berikut. (a) Adanya permasalahan yang signifikan untuk diteliti. (b) Pemilihan subjek yang cukup untuk dibagi dalam kelompok eksperimen dan



kelompok kontrol. (c) Pembuatan atau pengembangan instrumen. (d) Pemilihan desain penelitian. (e) Eksekusi prosedur. (f) Melakukan analisis data. (g) Memformulasikan simpulan.



4



F. Desain Penelitian Eksperimen



1. Pre-Experimental Designs (Poor Experimental Designs) Pre-experimental designs merupakan desain yang belum merupakan desain sungguhsungguh karena masih terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya variabel terikat (dependent variable). Hasil eksperimen yang merupakan variabel terikat itu bukan semata-mata dipengaruhi oleh variabel bebas (independent variable). Hal ini dapat terjadi karena tidak adanya variabel kontrol dan sampel tidak dipilih secara random. Ada beberapa bentuk pre-experiment designs yaitu: a. One-Shot Case Study Di dalam one-shot case study terdapat sebuah kelompok yang diberi perlakuan (tanpa pretest) dan selanjutnya diobservasi hasilnya. Variabel bebasnya adalah perlakuan tersebut, sedangkan variabel terikatnya adalah hasil dari observasi tersebut. Hal ini dapat dilihat pada gambar berikut:



XO b.



X = Perlakuan yang diberikan (varibel bebas) O = Observasi (variabel terikat)



One-Group Pretest-Posttest Design Pada desain ini, sebelum diberi perlakuan terlebih dahulu diberikan pretest. Oleh karena itu, hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat karena dapat membandingkan antara sebelum dan sesudah diberi perlakuan. Hal ini dapat dilihat pada gambar berikut:



O1 X O2



O1 = nilai pretest (sebelum diberi perlakuan) O2 = nilai postttest (setelah diberi perlakuan) Pengaruh perlakuan = O2 – O1



c. Intact-Group Comparison Pada desain ini terdapat satu kelompok yang digunakan untuk penelitian, tetapi dibagi dua yaitu setengah kelompok untuk eksperimen (yang diberi perlakuan) dan setengah untuk kelompok kontrol (yang tidak diberi perlakuan). Hal ini dapat digambarkan pada gambar berikut:



5



X



O1 O2



O1 = hasil pengukuran setengah kelompok yang diberi perlakuan O2 = hasil pengukuran setengah kelompok yang tidak diberi perlakuan Pengaruh perlakuan = O1 – O2



Ketiga bentuk desain tersebut bila diterapkan untuk penelitian, akan banyak varibel-variabel luar yang masih berpengaruh dan sulit dikontrol, sehingga validitas internal penelitian menjadi rendah.



2. True Experimental Design Dalam desain true experimental design ini, peneliti dapat mengontrol semua variabel luar yang mempengaruhi jalannya eksperimen. Sehingga kualitas pelaksanaan rancangan penelitian (validitas internal) dapat menjadi tinggi. Ciri dari desain ini adalah sampel yang digunakan dalam kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol dipilih secara acak (random). Ada dua bentuk desain ini yaitu: a. Posttest Only Control Design



R X



O1



R



O2



Dalam desain ini terdapat dua kelompok (R) yang masing-masing dipilih secara acak. Kelompok pertama diberi perlakuan (X) dan kelompok yang lain tidak diberikan perlakuan.



Pengaruh adanya perlakuan adalah O1 : O2. Pengaruh perlakuan dianalisis dengan uji beda, pakai statistik t-test. b. Pretest Group Design Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang dipilih secara acak, kemudian diberi pretest untuk mengetahui keadaan awal, adakah perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.



R O1 X



O2



R O3



O4



6



Hasil pretest yang baik bila nilai kelompok eksperimen tidak berbeda secara signifikan. Pengaruh perlakuan adalah (O2 – O1) – (O4 – O3).



3. Factorial Design Desain faktorial merupakan modifikasi dari true experimental design, yaitu dengan memperhatikan kemungkinan adanya variabel moderator yang mempengaruhi perlakuan (variabel bebas) terhadap hasil (variabel terikat). Paradigma desain faktorial dapat digambarkan sebagai berikut:



R O1 X



Y1



O2



Pada desain ini, semua kelompok dipilih



R O3



Y1



O4



secara acak, kemudian masing-masing diberi



R O5 X



Y2



O6



R O7



Y2



O8



pretest. Kelompok untuk dinyatakan baik jika setiap kelompok nilai pretestnya sama. Jadi, O1 = O3 = O5 = O7. Y1 dan Y2 sebagai variabel moderator. Pengaruh perlakuan kelompok laki-laki (Y1) = (O2 – O1) – (O4 – O3). Sedangkan pengaruh perlakuan kelompok perempuan (Y2) = (O6 – O5) – (O8 – O7).



7