Makalah DPT Penyakit Pada Tanaman Bayam [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PENYAKIT PENTING DAN PENGENDALIANNYA PADA TANAMAN BAYAM (Spinac oleracea L.) MAKALAH DASAR PERLINDUNGAN TANAMAN Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Dasar Perlindungan Tanaman Dosen Pengampu : Hj. Elya Hartini, Ir., M.T.



Oleh



:



Rohayati Suci Indrianingsih



175009071



Agribisnis B



PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SILIWANGI 2019



KATA PENGANTAR Puji Syukur hanya milik Allah swt, karena izin dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan



makalah



ini



dengan



berjudul



“Penyakit



Penting



dan



Pengendaliannya pada Tanaman Bayam (Spinac oleracea L.)”. Sholawat dan Salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad saw, kepada keluarganya, para sahabatnya, dan mudah-mudahan sampai kepada kita selaku umatnya. Kami ucapkan terima kasih kepada Dosen Pengampu Mata Kuliah Dasar Perlindungan Tanaman yang telah menugaskan pembuatan makalah ini, sehingga kami dapat menambah wawasan. Tidak lupa kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini. Dalam penulisan makalah ini tentu terdapat banyak kesalahan, maka dari itu kritik dan saran dari pembaca sangat kami perlukan.



Tasikmalaya, 05 September 2019



Penulis



ii



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR .................................................................................................. ii DAFTAR ISI ................................................................................................................ iii BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 1 A. Latar Belakang Masalah ..................................................................................... 1 B. Tujuan ................................................................................................................ 2 C. Manfaat .............................................................................................................. 2 BAB II PEMBAHASAN .............................................................................................. 3 A. Tinjauan Teori .................................................................................................... 3 B. Penyakit Karat Putih pada Tanaman Bayam ...................................................... 8 BAB III PENUTUP .................................................................................................... 11 A. Simpulan .......................................................................................................... 11 B. Saran................................................................................................................. 11 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 12



iii



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bayam merupakan tanaman sayuran yang berasal dari daerah Amerika Tropik. Bayam semula dikenal sebagai tanaman hias, namun dalam perkembangan selanjutnya bayam dipromosikan sebagai bahan pangan sumber protein, vitamin A dan C serta sedikit vitamin B dan mengandung garam-garam mineral seperti: kalsium, posfor, dan besi (Sunarjono, 2006). Bayam biasa ditanam untuk dikonsumsi daunnya sebagai sayuran hijau. Pertumbuhannya secara normal amat cepat, sehingga dalam waktu kurang dari satu bulan bayam sudah bisa dipanen. Bayam telah lama dikenal dan dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia dan merupakan bahan sayuran daun yang bergizi tinggi dan digemari oleh semua lapisan masyarakat. Daun bayam dapat dibuat berbagai sayur mayur, bahkan disajikan sebagai hidangan mewah (elit). Bayam juga memiliki beberapa manfaat diantaranya dapat memperbaiki daya kerja ginjal dan melancarkan pencernaan. Beberapa negara berkembang telah mempromosikan bayam sebagai sumber protein nabati, karena berfungsi ganda bagi pemenuhan kebutuhan gizi maupun pelayanan kesehatan masyarakat (Sunarjono, 2006). Produksi dan konsumsi bayam di Indonesia yang semakin meningkat belum diimbangi dengan ketersediaan bayam yang cukup. Salah satu penyebab belum tercukupinya ketersediaan bayam adalah semakin berkurangnya lahan pertanian. Penggunaan lahan pertanian untuk tanaman pangan dari tahun 1996 hingga 2000 mengalami penyusutan yaitu dari 8.52 juta ha menjadi 7.79 juta Ha. Lahan pertanian subur yang semakin berkurang menyebabkan kemampuan produksi per luas tanam (produktivitas) bayam yang ditanam di tanah juga semakin menurun. Rata-rata produktivitas bayam yang ditanam di tanah adalah 5 ton/ha, dengan produktivitas maksimal 10 ton/ha (Nazaruddin, 2003).



1



Tanaman bayam merupakan tanaman yang cukup banyak dibudidayakan di Indonesia mengingat permintaan konsumen yang cukup banyak. Tentunya dalam pelaksanaan budidaya tanaman bayam ini tidak melulu lancer dan mendapatkan produksi maksimum seperti yang diharapkan. Namun, dalam pelaksanaan budidaya akan ada berbagai masalah di antaranya berkaitan dengan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) seperti hama, penyakit, dan gulma. Serangan OPT terhadap tanaman bayam dapat mempengaruhi tingkat produktivitas yang akan dihasilkan. Maka dari itu, harus ada pengendalian OPT agar tidak berdampak buruk pada produktivitas dan pada sisi ekonomi. Jika serangan OPT tidak dikendalikan maka akan berpengaruh pada menurunnya produksi, sedangkan permintaan konsumen akan tetap. Dan pada akhirnya hal ini akan menjadi masalah berkaitan dengan ketahanan dan ketersediaan pangan. B. Tujuan Tujuan dari disusunnya makalah ini yaitu : 1. Mengetahui klasifikasi tanaman bayam. 2. Mengetahui penyakit yang sering menyerang tanaman bayam. 3. Mengetahui ciri-ciri tanaman bayam yang terkena penyakit. 4. Mengetahui cara mencegah tanaman bayam terkena penyakit. 5. Mengetahui cara menanggulangi tanaman bayam yang terserang penyakit. C. Manfaat Manfaat dari disusunnya makalah ini yaitu pembaca dan penulis dapat memahami apa penyakit yang dapat menyerang tanaman bayam. Sehingga pembaca dan penulis bisa mencegah tanaman bayam terserang penyakit serta dapat menanggulangi jika tanaman bayam terkena penyakit.



2



BAB II PEMBAHASAN



A. Tinjauan Teori 1. Tanaman Bayam a. Deskripsi Umum Tanaman Bayam



Bayam (Spinacea oleracea) adalah tumbuhan yang berasal dari Amerika dan Selandia Baru. Karena mudah tumbuh di mana saja, kini bayam sudah sangat dikenal di Indonesia. Bila di negara kita bayam telah dikonsumsi secara luas, di Eropa dan Australia, pada awalnya tanaman ini lebih dikenal sebagai tanaman hias yang banyak dijumpai di sudut-sudut kota. Barulah sekitar tahun 1960-an, penduduk Australia mulai melirik bayam sebagai salah satu bahan makanan yang ternyata memiliki



3



kandungan protein yang sangat tinggi. Sayuran ini memang sangat sederhana. Tetapi bayam memiliki kandungan gizi yang sangat lengkap dan penting untuk tubuh kita selama ini, Kandungan mineral dalam bayam cukup tinggi, terutama Fe (zat besi) yang dapat digunakan mencegah kelelahan akibat anemia. Karena kandungan Fe dalam bayam cukup tinggi, ditambah kandungan Vitamin B terutama asam folat. Baik mineral Fe atau asam folat berhubungan dengan produksi darah.Tidak hanya itu, kandungan asam oxalat dan asam folat juga membuat sayur bayam dapat membantu mengatasi berbagai macam penyakit. Misalnya mengobati eksem, asma, untuk perawatan kulit muka, kulit kepala dan rambut, menurunkan kadar kolesterol, serta mencegah sakit pada gusi. Tetapi, manfaat yang besar adalah untuk mengobati rasa lesu, letih, dan kurang bergairah sebagai tanda kurang darah atau anemia. Bayam juga sangat baik sebagai sumber protein, terutama asam amino yang baik untuk pembentukan otak. Jadi, jika dilihat dari komposisi proteinnya, bayam sangat baik untuk dikonsumsi anak-anak. Dari segi lemak, kolesterol dalam bayam nol, artinya bayam aman untuk dikonsumsi sebanyak apapun tanpa ada pengaruh kolesterol. Lemak yang terdapat dalam bayam juga termasuk lemak yang jenisnya baik, yaitu lemak tidak jenuh. Vitamin dalam bayam sangat penting, misalnya vitamin A yang bagus untuk mata serta mempertahankan daya tahan tubuh sehingga orang tidak mudah terserang penyakit. Vitamin C dan E untuk antioksidan sehingga bagi yang rajin mengonsumsi bayam, bisa memiliki kulit yang halus. Selain itu, antioksidan juga mampu mencegah radikal bebas. Kemudian fosfor dapat dimanfaatkan untuk pembentukan tulang dan gigi. Kandungan negatif dalam bayam juga terdapat kandungan senyawa kimia yang bersifat negatif, yaitu asam oxalate. Kandungan ini dapat menurunkan penyerapan beberapa kandungan zat gizi yang ada pada bayam seperti Fe. Zat ini hanya dapat diserap 53 persen dan kalsium sebanyak 5 persen. Caranya, sebaiknya bayam dikonsumsi setelah lebih 4



dari lima jam atau dihangatkan karena akan menyebabkan asam oxalat larut. "Jangan dikonsumsi setelah lebih dari lima jam atau dihangatkan karena akan menyebabkan asam oxalat lebih banyak keluar bayam juga mengandung zat nitrat (NO3). Kalau teroksidasi udara, akan menjadi NO2 (nitrit). Nitrit adalah senyawa yang tidak berwarna, tidak berbau, dan bersifat racun bagi tubuh manusia (Marzuki Iskandar, 2004). Varietas bayam yang banyak ditanam dan mempunyai nilai komersial yang tinggi antara lain Cummy, Green Lake, Tark, Strayful. Selain itu dikenal juga varietas local yang tidak kalah bagus kualitasnya antara lain Giti merah, Giti hijau, Cimangkok, Kuningan, dan Sukamandi. Bayam termasuk sayuran dataran tinggi tetapi dapat hidup di dataran rendah. Bayam menghendaki tanah yang subur dan gembur. Derajat kemasaman (pH) yang diinginkan berkisar 6 – 7. Tanah yang pHnya lebih tinggi atau lebih rendah tanaman bayam tidak dapat tumbuh dengan baik. b. Klasifikasi tanaman bayam Klasifikasi tanaman bayam yaitu : Kingdom



: Plantaae



Sub Kingdom



: Viridiplantaae



Divisi



: Tracheophyta



Sub Divisi



: Embryophyta



Kelas



: Magnoliopsida



Ordo



: Caryophyllales



Famili



: Amaranthaceae



Genus



: Spinacia L



Spesies



: Spinacia oleracea L.



5



c. Morfologi Tanaman Bayam Bayam termasuk tanaman setahun atau lebih yang berbentuk perdu (terna) dan tingginya dapat mencapai kurang lebih 1,5 meter. Sistem perakarannya menyebar dangkal pada kedalaman antara 20 – 40 cm, dan memiliki akar tunggang karena termasuk kelas Dicotyledonae (tanaman berbiji keeping dua). Batang bayam banyak mengandung air (herbaceous), tumbuh tinggi di atas permukaan tanah. Bayam tahun kadang-kadang batangnya mengeras berkayu, dan bercabang banyak. Percabangan akan melebar dan tumbuh tunas baru bila seirng dilakukan pemangkasan. Daun bayam umumnya berbentuk bulat telur dengan ujung agak meruncing, dan urat-urat daunnya jelas. Warna daun bervariasi, mulai dari hijau muda, hijau tua, hijau keputih-putihan sampai warna merah. Struktur daun bayam liar umumnya kasap, dan kadang-kadang berduri. Bunga tersusun dalam malai yang tumbuh tegak, keluar dari ujung tanaman ataupun dari ketiak-ketiak daun. Bentuk malai bunga memanjang mirip ekor kucing, dan pembungaannya dapat berlangsung sepanjang musim atau tahun. Alat reproduksi (perbanyakan tanaman) umumnya secara generatif (biji). Dari setiap tandan (malai) bunga dapat dihasilkan ratusan hingga ribuan biji. Ukuran biji sangat kecil, bentuknya bulat dan berwarna coklat tua mengkilap sampai hitam kelam, namun pada varietas maksi bijinya berwarna putih sampai krem.



6



2. Albugo candida



a. Deskripsi Umum Cendawan Albugo candida Jamur ini menyebabkan karat putih atau penyakit blister putih dalam jaringan tanaman di atas tanah. Sementara organisme ini mempengaruhi banyak jenis tanaman, aspek destruktif infeksi terbatas pada beberapa tanaman pertanian, termasuk: bit (taman dan gula), kubis Brussel, kubis, sawi, kembang kol, sawi, selada taman, kangkung, selada, mustard, ubi, lobak, lobak, salsify (hitam atau putih), bayam, ubi jalar, lobak, selada air, dan mungkin air bayam. Jamur ini memiliki temperatur yang sangat sensitif, dengan kisaran suhu optimal untuk infeksi antara 55 dan 77 ° F (13 dan 25 ° C) (Anonim, 2013). Konidiofor cabang yang keluar dari jaringan inang, terdiri dari rantai sel bola plurinucleate. b. Klasifikasi Albugo candida Klasifikasi Cendaawan Albugo candida yaitu : Kingdom : Fungi Divisi



: Eumycota



Kelas



: Oomycetes



Ordo



: Peronosporales



Famili



: Albuginaceae



Genus



: Albugo



Spesies



: Albugo candida



7



B. Penyakit Karat Putih pada Tanaman Bayam White rust adalah penyakit jamur yang disebabkan oleh patogen Albugo candida . Ada banyak strain Albugo yang dapat mempengaruhi berbagai jenis tanaman. Cendawan ini bersifat parasit obligat, hanya dapat hidup pada jaringan inangnya. Cendawan berkembang biak menggunakan spora seksual dan aseksual. Spora cendawan ini bersifat sensitif terhadap suhu. Perkembangan optimum cendawan terdapat pada suhu 14-20 C. Gejala pertama biasanya muncul pada saat 5-20 hari setelah infeksi. Pemencaran spora dapat melalui bantuan angin, percikan air hujan, alat-alat pertanian, dan manusia. 1. Gejala Gejala awal penyakit karat putih bayam mungkin terlihat sangat mirip dengan gejala awal penyakit bulai. Seiring berkembangnya penyakit, keduanya menjadi dapat dibedakan oleh gejala spesifik mereka. Namun, infeksi pada karat putih dapat melemahkan tanaman bayam dan menyebabkan mereka lebih rentan terhadap infeksi penyakit sekunder, jadi bukan tidak mungkin untuk menemukan tanaman bayam yang terinfeksi dengan karat putih dan jamur berbulu halus. Tanda nyata pertama karat putih bayam adalah bintik-bintik klorotik di sisi atas daun bayam. Ini juga merupakan gejala awal penyakit bulai. Ketika daun dibalik untuk memeriksa bagian bawah, akan ada lecet putih atau tonjolan yang sesuai. Pada downy mildew, bagian bawah daun yang terinfeksi akan memiliki substansi berbulu halus berwarna ungu keabu-abuan, bukan tonjolan putih yang menonjol. Ketika karat putih berlangsung, bintik-bintik klorotik di bagian atas daun dapat berubah menjadi putih, dan ketika melepaskan spora mereka, lecet putih dapat berubah menjadi coklat kemerahan. Tanda lain dari karat putih pada bayam adalah layu atau robohnya tanaman bayam yang parah. Setelah gejala-gejala ini hadir, tanaman akan tidak dapat diolah dan harus digali dan dihancurkan untuk mencegah penyebaran lebih lanjut.



8



Gejala awal berupa adanya bercak kecil berwarna kekuningan berada di atas permukaan daun. Gejala yang terdapat di bawah jaringan sakit yang terserang berwarna cokelat (nekrotik). Gejala serangan yang terdapat di atas permukaan tanah berupa gejala lokal dan serangan yang terdapat di bawah permukaan tanah tampak berupa gejala sistemik. Gejala yang terdapat pada daun berupa ukuran daun mengecil dan menggulungnya daun ke arah dalam. Gejala sistemik dan lokal pada perakaran berupa gejala pembengkakan.



2. Tindakan Pencegahan dan Pengendalian Bayam putih karat adalah kondisi jamur musim dingin. Kondisi ideal untuk pertumbuhan dan penyebarannya adalah malam yang sejuk, lembab, berembun dan suhu siang hari yang lembab dari musim semi dan musim gugur. Suhu optimal untuk penyakit adalah antara 54 dan 72 F. (12-22 C.).



9



Karat putih pada bayam biasanya tidak aktif selama bulan-bulan musim panas yang kering tetapi bisa kembali di musim gugur. Spora penyakit ini menyebar dari tanaman ke tanaman oleh angin, hujan atau penyiraman kembali, serangga, atau peralatan kebun yang tidak disanitasi. Spora ini menempel pada embun atau membasahi jaringan tanaman dan menginfeksi tanaman dengan 2-3 jam. Perawatan karat putih yang paling efektif adalah pencegahan. Fungisida sistemik dapat diterapkan pada saat penanaman bibit baru tanaman bayam. Pastikan untuk membaca label produk untuk memastikan bahwa fungisida aman untuk digunakan pada edibles dan dimaksudkan untuk karat putih



bayam.



Fungisida



yang



mengandung



Bacillus



subtilis



telah



menunjukkan efektivitas paling tinggi terhadap penyakit ini. Kotoran dan peralatan kebun harus dibersihkan dengan benar secara teratur. Juga direkomendasikan bahwa rotasi tanaman tiga tahun dilakukan ketika menanam bayam. Pengendalian dapat dilakukan dengan rotasi tanaman setiap tiga tahun sekali, penanaman dengan menggunakan bibit sehat.



10



BAB III PENUTUP A. Simpulan Bayam (Spinacea oleracea) adalah tumbuhan yang berasal dari Amerika dan Selandia Baru. Karena mudah tumbuh di mana saja, kini bayam sudah sangat dikenal di Indonesia. Bayam tergolong tanaman yang sederhana namun memiliki kandungan gizi yang sangat lengkap dan penting untuk tubuh kita. Permintaan konsumen Indonesia terhadap bayam cukup tinggi, sehingga cukup banyak pula petani yang membudidayakan tanaman bayam ini. Karena permintaan yang cukup tinggi, produktivitas bayam harus selalu bisa memenuhi permintaan konsumen. Salah satu faktor yang dapat menurunkan produktivitas bayam adalah serangan Organisme Pengganggu Tanaman. OPT harus dapat dikendalikan agar tidak menimbulkan kerugian bagi petani.



B. Saran Berkaitan dengan pengendalian penyebab penyakit pada tanaman bayam, penulis memiliki beberapa saran : 1. Bagi petani yang akan mengendalikan penyebab penyakit pada bayam lebih baik mengutamakan cara-cara alami terlebih dahulu. Jika sudah tiddak bisa barulah menggunakan bahan-bahan kimia seperti fungisida. 2. Bagi akademisi hendaknya dapat menemukan inovasi pengendalian penyebab penyakit pada bayam yang tidak memiliki efek samping merusak lingkungan. 3. Bagi pemerintah hendaknya mendukung dan mendorong kegiatan para akademisi untuk menemukan inovasi pengendalian penyebab penyakit serta mensosialisasikan kepada petani untuk meminimalisir penggunaan pestisida.



11



DAFTAR PUSTAKA Aprialdi.



2017



.Penyakit



Rebah



kecambah.



http://caramenanamorganik.blogspot.com/2017/03/penyakit-rebahkecambah.html. Diakses tanggal 12 September 2019 Pukul 18.09 WIB. Departemen Proteksi Tanaman IPB. 2010. Basisdata Hama dan Penyakit Tanaman. http://www.opete.info/detail2.php?idp=246. Diakses tanggal 12 September 2019 Pukul 18.13 WIB. Haensellbatt. Penyakit Karat Putih. https://id.haenselblatt.com/spinach-white-rustdisease-treating-spinach-plants-with-white-rust.



Diakses



tanggal



12



September 2019 Pukul 18.00 WIB. http://eprints.ung.ac.id/2135/8/2012-2-54211-613408045-bab1-23012013041308.pdf. Diakses tanggal 02 September 2019 Pukul 13.29 WIB. http://jurnal.unipasby.ac.id/index.php/waktu/article/download/885/727.



Diakses



tanggal 02 September 2019 Pukul 13.53 WIB. Rukmana, Rahmat. 1994. Bayam, Bertanam dan Pengolahan Pascapanen: Kanisius. Yogyakarta. Susila, Anas D. 2006. Panduan Budidaya Tanaman Sayuran. Departemen Agronom dan



Hortikultura,



Fakultas



Pertanian



IPB:



Bogor.



(https://vtechworks.lib.vt.edu/bitstream/handle/10919/67069/2595_PEDOM AN_BUDIDAYA_TANAMAN_SAYURAN.pdf?sequence=1).



Diakses



tanggal 09 September 2019 Pukul 05.42 WIB. Thahjadi, Nur. 1989. Hama dan Penyakit Tanaman. Kanisius: Yogyakarta. Pracaya. 2008. Hama dan Penyakit Tanaman. Penebar Swadaya: Jakarta. Budi Anggrean, Rio. 2015. Klasifikasi Jamur Phycomycetes (Laporan Praktikum). UGM Yogyakarta. https://www.academia.edu/13024476/Laporan_Penganta r_Mikologi. Diakses tanggal 13 September 2019 Pukul 10.31 WIB.



12