Makalah Ejaan Bahasa Indonesia [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Bahasa merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia. Banyak orang Indonesia yang kurang mengetahui bahasanya sendiri, serta pengetahuan tentang tanda baca. Bukan berarti tidak tahu melainkan kurang sesuai dengan kaidah-kaidah yang ada di dalam bahasa Indonesia. Tanda baca dan Ejaan menjadi penting karena penggunaan yang tidak sesuai akan mengubah makna bahasa yang akan diungkapkan. Secara teknis ejaan merupakan penulisan huruf, penulisan kata dan pemakaian tanda baca. Sedangkan tanda baca itu sendiri dimaksudkan agar bahasa tulis menjadi mudah untuk dipahami, sehingga pesan yang diungkapkan dapat dipahami sama.



B. Rumusan Masalah Berdasarkan



latar



belakang



di



atas,



dapat



dirumuskan



permasalahan sebagai berikut : 1. Jelaskan pengertian Ejaan dan bagaimana perkembangan nya? 2. Sebutkan fungsi-fungsi Ejaan? 3. Jelaskan Ejaan yang diresmikan? 4. Jelaskan Ejaan yang tidak diresmikan? 5. Bagaimana ruang lingkup Ejaan dalam Bahasa Indonesia? 6. Jelaskan contoh Ejaan yang disempurnakan ? C. Tujuan 1. Untuk mengetahui pengertian Ejaan dan bagaimana perkembangannya. 2. Untuk mengetahui fungsi-fungsi Ejaan. 3. Untuk mengetahui Ejaan yang diresmikan. 4. Untuk mengetahui Ejaan yang tidak diresmikan. 5. Untuk mengetahui ruang lingkup Ejaan dalam Bahasa Indonesia. 6. Untuk mengetahui contoh Ejaan yang disempurnakan . 1



BAB II PEMBAHASAN



A. Pengertian Ejaan Ejaan adalah keseluruhan peraturan bagaimana melambangkan bunyi ujaran dan bagaimana melambangkan bunyi ujaran dan bagaimana antarhubungan



antara



lambang-lambang



itu



(pemisahan



dan



penggabungannya dalam suatu bahasa). Secara teknis, yang dimaksud ejaan adalah penulisan huruf, penulisan kata, penulisan unsur serapan, dan pemakaian tanda baca.1



B. Perkembangan Ejaan Pada tahun 1901 ditetapkan ejaan bahasa melayu dengan huruf latin, yang disebut Ejaan Van Ophuijsen. Merancang ejaan itu yang dibantu oleh Engku Nawawi gelar Soetan Ma’moer dan Moehammad Taibsoetan Ibrahim. Hal-hal yang menonjol dalam Ejaan Van Ophuijsen yaitu: -



Huruf ‘’j’’ untuk menuliskan kata-kata ‘’jang, pajang, sajang’’.



-



Huruf ‘’oe’’ untuk menuliskan kata-kata ‘’goeroe, Itoe, Oemoer’’.



-



Tanda diakritik seperti koma ain dan trerna,untuk menuliskan kata-kata ma’moer,’akal,ta’,pa’,dan dinamai’.



Kemudian Pada tanggal 19 Maret 1947 Ejaan Soewandi diresmikan untuk menggantikan Ejaan Van Ophuijsen, ejaan ini dikena oleh masyarakat dengan julukan ejaan republik. hal-hal yang perlu diketahui sehubungan dengan pergantian ejaan itu, yaitu: -



Huruf oe diganti dengan u seperti pada guru, itu, umur.



-



Bunyi hamzah dengan bunyi sentak ditulis dengan k, seperti kepada kata-kata tak, pak, maklum dan rakjat.



-



Kata ulang bisa ditulis dengan angka-2, seperti anak2, ber-jalan2 dan ke-barat2-an.



1



Bahasa Indonesia sebagai mata kuliah pengembangan kepribadian,Tanggerang: E.Zaenal Arifin dan S. Amran Tasai,2015 .



2



-



Awalan di dan kata depan di kedua-duanya ditulis serangkai dengan kata yang mengikutnya, seperti kata depan di, pada, dirumah, dikebun, disamakan, dengan imbuhan di-pada ditulis dan di karang.



Setelahnya pada Kongres bahasa Indonesia II Medan (1959) sidang perutusan Indonesia dan Melayu (Slametmulyana-syeh Nasir bin Ismail,ketua) menghasilkan konsep ejaan bersama yang kemudian dikenal dengan Ejaan Melindo (Melayu–Indonesia). Perkembangan politik selama tahun-tahun berikutnya mengurungkan peresmian ejaan itu. Baru pada tanggal 16 Agustus 1972 melalui pidato Kenegaraannya Presiden Republik Indonesia Meresmikan penggunaan Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan. Peresmian ejaan baru itu berdasarkan keputusan Presiden No. 57, Tahun 1972. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan menyebarkan buku kecil yang berjudulPedoman Ejaan bahasa Indonesia yang Disempurnakan, sebagai patokan pemakaian ejaan itu. Selain itu, juga direalisasikan Pedoman Umum Pembentukan Istilah Istilah. Karena penuntun itu perlu dilengkapi, Panitia pengembangan Bahasa Indonesia, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dengan surat keputusanya tanggal 12 Oktober 1972, No. 156/P/1972 (Amran Halim, Ketua), menyusun buku pedoman umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan yang berupa pemaparan kaidah ejaan yang lebih luas. Setelah itu, Meneri pendidikan dan kebudayaan dengan surat keputusannya No. 0196/1975 memberlakukan pedoman umum Ejaan Bahasa



Indonesia



Yang



Disempurnakan



dan



pedoman



umum



pembentukan istilah. Pada tahun 1987 kedua pedoman terseut direvisi. Edisi revisi dikuatkan dengan surat putusan menteri pendidikan kebudayaan No. 0543a/1987, tanggal 9 September1987.2



2



http://www.pusatmakalah.com/2014/12/makalah-ejaan-dan-tanda-baca.html



3



C. Fungsi Ejaan Dalam rangka menunjang pembakuan bahasa, baik



yang



menyangkut tata bahasa maupun kosa kata dan peristilahan, ejaan memiliki fungsi yang cukup penting. Oleh karena itu pembakuan ejaan perlu di beri prioritas terlebih dahulu. Dalam hubungan itu, ejaan antara lain berfungsi sebagai : 1. Landasan pembakuan tata bahasa 2. Landasan pembakuan kosa kata dan peristilahan 3. Alat penyaring masuknya unsur-unsur bahasa lain ke dalam bahasa Indonesia Apabila pembakuan telah dilaksanakan, maka pembakuan aspek bahasan yang lain pun dapat ditunjang dengan keberhasilan itu, terutama jika segenap pemakai bahasa yang bersangkutan telah menaati segala ketentuan yang terdapat di dalam buku pedoman. Secara praktis ejaan memiliki fungsi untuk membantu pemahaman pembaca di dalam mencerna informasi yang disampaikan secara tertulis. Dalam hal ini fungsi praktis itu dapat di pahami jika segala ketentuan yang terdapat di dalam kaidah telah diterapkan dengan baik.3



D. Ejaan Yang Diresmikan 1. Ejaan Van Ophuijsen Aksara Arab Melayu dipakai secara umum di daerah Melayu dan daerah-daerah yang telah menggunakan bahasa Melayu. Akan tetapi, karena terjadi kontak budaya dengan dunia Barat, sebagai akibat dari kedatangan orang Barat dalam menjajah di Tanah Melayu itu, di sekolah-sekolah Melayu telah digunakan aksara latin secara tidak terpimpin. Oeh sebab itu, pada tahun 1900, menurut C.A. Mees (1956:30), Van Ophuijsen, seorang ahli bahasa dari Belanda mendapat perintah untuk merancang suatu ejaan yang dapai dipakai dalam bahasa Melayu, terutama untuk kepentingan pengajaran. Jika penyususnan ejaan itu tidak cepat-cepat dilakukan, dikhawatirkan 3



http://budipurnomoagung.blogspot.co.id/2013/11/fungsi-ragam-bahasa-dan-ejaan.html?m=1. Pukul 20.31



4



bahwa sekolah-sekolah tersebut akan menyusun dengan cara yang tidak terpimpin sehingga akan muncul kekacauan dalam ejaan tersebut. Dalam menyusun ejaan tersebut, Van Ophuijsen dibantu oleh dua orang pakar bahasa dari Melayu, yaitu Engkoe Nawawi Soetan Ma’moer



dan



Moehammad



Thaib



Soetan



Ibrahim.



Dengan



menggabungkan dasar-dasar ejaan Latin dan Ejaan Belanda, Van Ophuijsen dan teman-teman berhasil membuat ejaan bahasa Melayu, yang ejaan tersebut lazim disebut sebagai “Ejaan Van Ophuijsen”. Ejaan tersebut diresmikan pemakaiannya pada tahun 1901.Ejaan van Ophuijsen dipakai selama 46 tahun, lebih lama dari Ejaan Republik, dan baru diganti setelah dua tahun Indonesia merdeka.



2. Ejaan Republik (Ejaan Soewandi) Beberapa tahun sebelum Indonesia merdeka yakni pada masa pendudukan Jepang, pemerintah sudah mulai memikirkan keadaan ejaan kita yang sangat tidak mampu mengikuti perkembangan ejaan internasional. Oleh sebab itu, Pemerintah melalui Menteri Pendidikan dan



Kebudayaan



melakukan



pengubahan



ejaan



untuk



menyempurnakan ejaan yang dirasakan sudah tidak sesuai lagi dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Oleh sebab itu, pada tahun 1947 muncullah sebuah ejaan yang baru sebagai pengganti ejaan Van Ophuijsen. Ejaan tersebut diresmikan oleh Menteri Pendidikan Pengajaran dan Kebudayaan Republik Indonesia, Dr. Soewandi, pada tanggal 19 Maret 1947 yang disebut sebagai Ejaan Republik. Karena Menteri Pendidikan Pengajaran dan Kebudayaan adalah Dr. Soewandi, ejaan yang diresmikan itu disebut juga sebagai Ejaan Soewandi.



3. Ejaan Yang Disempurnakan Pada tanggal 16 Agustus 1972, Presiden Republik Indonesia (Bapak Soeharto) meresmikan pemakaian Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan yang lazim disingkat dengan EYD. Peresmian



5



ejaan tersebut berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 57 Tahun 1972. Dengan



dasar



itu,



Departemen



Pendidikan



dan



Kebudayaan



menyebarkan buku kecil yang berjudul Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan yang memuat berbagai patokan pemakaian ejaan yang baru. Buku yang beredar yang memuat kaidahkaidah ejaan tersebut direvisi dan dilengkapi oleh suatu badan yang berada di bawah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, yang diketuai oleh Prof. Dr. Amran Halim dengan dasar surat keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tanggal 12 Oktober 1972, Nomor 156/P/1972. Hasil kerja komisi tersebut adalah berupa sebuah buku yang berjudul Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan yang diberlakukan dengan surat keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 0196/1975. Bersama buku tersebut, lahir pula sebuah buku yang berfungsi sebagai pendukung buku yang pertama, yaitu buku Pedoman Umum Pembentukan Istilah.Badan itu bernama Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa yang sekarang bernama Pusat Bahasa.



E. Ejaan Yang Tidak Diresmikan 1. Ejaan Melindo Pada akhir tahun 1950-an para penulis mulai pula merasakan kelemahan yang terdapat pada Ejaan Republik itu. Ada kata-kata yang sangat mengganggu penulisan karena ada satu bunyi bahas yang dilambangkan dengan dua huruf, seperti dj, tj, sj, ng, dan ch. Para pakar bahasa menginginkan satu lamabang untuk satu bunyi. Gagasan tersebut dibawa ke dalam pertemuan dua Negara, yaitu Indonensia dan Malaysia.4 Dari pertemuan itu, pada akhir tahun 1959 Sidang Perutusan Indonensia dan Melayu (Slametmulyana dan Syeh Nasir bin Ismail,



masing-masing



berperanan



sebagi



ketua



perutusan)



menghasilkan konsep ejaan bersama yang kemudian dikenal dengan nama Ejaan Melindo (Melayu-Indonesia). 4



Waridah, Ernawati. 2008. EYD & Seputar Kebahasa-Indonesiaan. Jakarta. :KawanPustaka



6



Konsep bersama itu memperlihatkan bahwa satu bunyi bahasa dilambangkan dengan satu huruf. Salah satu lambing itu adalah huruf j sebagai pengganti dj, huruf c sebagai pengganti huruf tj, huruf η sebagai pengganti ng, dan huruf ή sebagai pengganti nj. Sebagai contoh : sejajar sebagai pengganti sedjadjar mencuci sebagai pengganti mentjutji meηaηa sebagai pengganti dari menganga berήaήi sebagai pengganti berjanji Ejaan Melindo tidak pernah diresmikan. Di samping terdapat beberapa kesukaran teknis untuk menuliskan beberapa huruf, politik yang terjadi pada kedua negara antara Indonesia-Malaysia tidak memungkinkan untuk meresmikan ejaan tersebut. Perencanaan pertama yang dilakukan dalam ejaan Melindo, yaitu penyamaan lambang ujaran antara kedua negara, tidak dapat diwujudkan. Perencanaan kedua, yaitu pelambangan setiap bunyi ujaran untuk satu lambang, juga tidak dapat dilaksanakan. Berbagai gagasan tersebut dapat dituangkan dalam Ejaan bahasa Indonensia yang disempurnakan yang berlaku saat ini.



F. Ruang Lingkup Ejaan Dalam Bahasa Indonesia Secara garis besar, ruang lingkup ejaan terdiri dari hal-hal berikut5: 1. Pemakaian Huruf Nama huruf bahasa Indonesia seperti yang kita kenal dengan huruf abjad dan ada juga penggabungan untuk melambangkan diftong seperti:



Au(harimau),



atau



penggabungan



khusus,



seperti:



ng(lambang). Ejaan Indonesia menggunakan ejaan fonemis dimana hanya ada satu bunyi utuk satu lambang, lain dengan bahasa Inggris yang



satu



lambang



memiliki



beberapa



bunyi.



Karena bahasa Indonesia menggunakan satu sistem ejaan, pada



5



Hs, Widiono. 2005. Bahasa Indonesia (Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian Di Peruruan Tinggi). Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana.



7



dasarnya lafal singkatan dan kata mengikuti bunyi nama huruf secara konsisten, seperti: bus (dibaca:bus) Yang harus diperhatikan dalam persukuan (pemenggalan kata), (1)menggunakan tanda hubung, (2)tidak memenggal kata dengan garis bawah, (3)hindari penggalan satu huruf. Begitupun dengan nama orang, hanya dibenarkan dengan memisahkan nama pertama dan nama kedua. Penulisan nama diri ditulis sesuai dengan ejaan yang berlaku.



2. Penulisan Huruf Huruf terdiri dari: huruf kecil, huruf kapital, dan huruf miring. Huruf kapital digunakan sebagai: -



huruf pertama awal kalimat



-



huruf pertama petikan langsung



-



huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan dengan hal-hal keagamaan



-



huruf pertama gelar kehormatan atau keturunan yang diikuti nama orang



-



huruf pertama nama jabatan atau pangkat yang diikuti nama orang.



-



huruf pertama nama orang



-



huruf pertama hubungan kekerabatan seperti: bapak, ibu, saudara yang dipakai sebagai kata ganti.



Huruf miring digunakan untuk: -



menulis nama buku, majalah yang dikutip dari karangan



-



menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, atau kelompok kata



-



menuliskan nama ilmiyah atau ungkapan asing.



3. Penulisan Kata Penulisan kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan Penulisan kata turunan: -



imbuhan ditulis serangkai dengan kata dasar



8



-



kalau gabungan kata, awalan atau akhiran ditulis serangkai dengan kata yang langsung mengikutinya.



-



kalau gabungan kata, awalan dan akhiran ditulis serangkai dengan kata tersebut



-



kalau salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam unsur kombinasi: Jika bentuk terikat diikuti kata berhuruf awal kapital, maka antara keduanya diberi tanda hubung. Jika jika kata maha diikuti kata esa dan selainkata dasar sebagai unsur gabungan, maka ditulis terpisah.



Bentuk kata ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan kata hubung. Penulisan gabungan kata: -



kata majemuk, istilah khusus, bagian-bagiannya ditulis terpisah.



-



istilah khusus yang mungkin akan menimbulkan salah baca diberi tanda hubung.



-



kata



yang



dianggap



sudah



satu



ditulis



serangkai.



Penulisan kata ganti ku, mu, kau, dan nya ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.



Kata depan di, ke, dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya. Kata si dan sang ditulis terpisah dengan kata yang mengikutinya. Penulisan partikel: -



partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya.



-



partikel per yang berarti mulai, demi, dan tiap ditulis terpisah. Penulisan singkatan dan Akronim:



-



singkatan nama orang, nama gelar, sapaan, jabatan, atau pangkat diikuti dengan tanda titik.



9



-



singkatan nama resmi lembaga dan nama dokumen resmi , huruf awal ditulis dengan huruf kapital dan tidak diikuti dengan tanda titik, misalnya: BPK, PT, KTP, SLTP.



-



singkatan umum yang terdiri atas tiga huruf atau lebih diikuti satu titik, misalnya:dkk.



-



singkatan lambang kimia, singkatan satuan ukuran, dan mata uang tidak diikuti tanda titik.



-



akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal dari deret kata ditulis seluruhnya dengan hruruf kapital.



-



akronim yang berupa gabungan kata atau huruf dari deret kata ditulis dengan huruf awal huruf kapital, misalnya: Angkatan Bersenjata RI (Akabri).



-



akronim yang bukan nama diri berupa gabungan kata atau huruf dan suku kata dari deret kata seluruhnya ditulis dengan huruf kecil.



Penulisan angka lambang bilangan: -



Angka dipakai untuk menyatakan lambang bilangan atau nomor.



-



angka digunakan untuk menyatakan : panjang, berat, dan isi, satuan waktu, mata uang, nomor jalan.



-



penulisan lambang bilangan, misalnya: 3/8(tiga perdelapan)



-



penulisan kata bilangan tingkat



-



penulisan kata bilangan yang mendapat akhiran –an ditulis dengan angka atau dengan ejaan.



-



Angka yang menunjukkan bilangan bulat yang besar dapat dieja sebagian supaya mudah dibaca, kecuali dalam dokumen resmi.



-



bilangan tidak perlu ditulis angka dan huruf sekaligus kecuali pada dokumen resmi.



-



bilangan yang dilambangkan dengan kata dan huruf, penulisannya harus tepat.



10



4. Penulisan Unsur Serapan Bahsa arab sebenarnya sudah banyak yang diserap ke dalam bahasa Indonesia dan relatif konsisten. Untuk menyerap bahasa arab, kita harus memperhatikan: -



unsur mad (panjang) ditiadakan.



-



konsonan yang tidak ada dalam bahasa indonesia sebaiknya diadaptasi dengan fonem yang berdekatan dengan fonem bahasa indonesia baik lafal maupun ejaannya, seperti: rizq(rezeki). Jika tidak, maka tulislah sesuai lafal sebenarnya dengan huruf



miring.



5. Pemakaian Tanda Baca Orang sering mengabaikan tanda baca yang sebenarnya sangat membantu orang dalam memahami bacaan. 1) Tanda titik (.) 2) Tanda koma (,) 3) Tanda titik koma (; ) 4) Tanda titik dua (: ) 5) Tanda hubung (-) 6) Tanda tanya (?) 7) Tanda seru (!) 8) Tanda kurung ((…)) 9) Tanda garis miring ( / ) 10) Tanda petik ganda ("“…” ") 11) Tanda pisah (--) 12) Tanda elipsis (...…) 13) Tanda kurung siku ([ ]) 14) Tanda petik tunggal ( ' '‘…) 15) Tanda penyingkat ( ‘' )



Berikut produk yang disajikan untuk melengkapi pemahaman tentang Ejaan :



11



Bandingkanlah kedua paragraf berikut ini Kejahatan merupakan suatu peristiwa penyelewengan terhadap norma norma atau perilaku teratur yang menyebabkan terganggunya ketertiban dan ketentraman kehidupan manusia perilaku yang dikualifikasikan sebagai kejahatan biasanya dilakukan oleh sebagian besar warga masyarakat atau penguasa yang menjadi wakil wakil masyarakat seharusnya ada sesuatu keserasian pendapat antara kedua unsur tersebut walaupun tidak mustahil terjadi perbedaan perbedaan perbedaan tersebut mungkin timbul kareana kedua unsure tadi tidak sepakat mengenai kepentingan kepentingan pokok yang harus dilindungi Dapatkah anda memahami tulisan tersebut diatas?Mungkin dapat tetapi agak sulit. Cobalah membaca kembali tulisan dibawah ini ! Kejahatan merupakan suatu peristiwa penyelewengan terhadap normanorma atau perilaku teratur yang menyebabkan terganggunya ketertiban dan ketentraman kehidupan manusia.



Perilaku yang



dikualifikasikan sebagai kejahatan biasanya dilakukan oleh sebagian besar warga masyarakat atau penguasa yang menjadi wakil-wakil masyarakat. Seharusnya ada sesuatu keserasian pendapat antara kedua unsur tersebut walaupun tidak mustahil terjadi perbedaan. Perbedaanperbedaan tersebut mungkin timbul kareana kedua unsur tadi tidak sepakat mengenai



kepentingan-kepentingan



pokok yang harus



dilindungi. Kita dapat melihat bahwa tulisan yang sudah diberi tanda baca serta diperbaiki ejaannya jauh lebih mudah dan juga lebih cepat untuk dipahami.Itulah mengapa, kemampuan dalam menerapkan ejaan dan tanda baca sangat dituntut dalam tulis menulis.



G. Contoh Ejaan Yang Disempurnakan Bunuh Diri Dikalangan Remaja Dari waktu ke waktu jumlah kasus bunuh diri terus bertambah. Tidak hanya dikalangan orang dewasa tetapi juga terjadi pada remaja



12



bahkan anak-anak. Sebenarnya tidak seorangpun yang menginginkan seperti ini tetapi keinginan manusia sering kali diarahkan oleh banyak faktor yang terjadi diluar kendali kita sendiri sampai akhirnya seseorang tiba pada keyakinan bahwa bunuh diri justru adalah jalan terbaik untuk menyelesaikan masalahnya. Bagaimana hal itu bisa terjadi? Dan bagaimana menghindarinya.6 Dalam paragraf di atas ada beberapa kesalahan penerapan EYD, yaitu penulisan kata dikalangan, seorangpun, dan diluar seharusnya dipisahkan, penulisan kata sering kali seharusnya digabungkan, dan sebelum kata tetapi seharusnya diberi tanda baca koma.



6 Tim Pusat Bahasa. 2005. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan. Jakarta: Balai Pustaka.



13



BAB III PENUTUP



A. Kesimpulan Setelah memahami apa yang telah dipaparkan di atas, kita dapat mengambil kesimpilan bahwa bahasa itu tidak terlepas dari yang nama nya Ejaan dan Tanda Baca. Ejaan dan Tanda Baca itu juga saling berkaitan. Oleh karena itu Ejaan dan penggunaan Tanda baca perlu kita pahami dan pelajari agar tulisan kita mudah dipahami dan dimengerti orang lain yang membacanya. Ejaan sendiri mengalami beberapa tahapan sebelum akhirnya menjadi sempurna, yang seperti kita gunakan saat ini. Begitu pun juga dengan penggunaan tanda baca pun perlu diperhatikan dalam penulisan karena tanda baca memiliki aturan dan tata letak penggunaannya.



B. Kritik dan Saran Demikian makalah yang dapat kami buat. Apabila ada kata-kata yang kurang berkenan di hati atau belum sesuai dengan apa yang Anda harapkan, kami mohon maaf. Karena kami sadar bahwa masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun kami agar dalam tugas-tugas selanjutnya, kami dapat menyelesaikannya dengan lebih baik lagi.



14



DAFTAR PUSTAKA



Bahasa Indonesia sebagai mata kuliah pengembangan kepribadian,Tanggerang: E.Zaenal Arifin dan S. Amran Tasai,2015 . http://www.pusatmakalah.com/2014/12/makalah-ejaan-dan-tanda-baca.html http://budipurnomoagung.blogspot.co.id/2013/11/fungsi-ragam-bahasa-danejaan.html?m=1. Pukul 20.31 Waridah, Ernawati. 2008. EYD & Seputar Kebahasa-Indonesiaan. Jakarta. :KawanPustaka Hs, Widiono. 2005. Bahasa Indonesia (Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian Di Peruruan Tinggi). Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana. Tim Pusat Bahasa. 2005. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan. Jakarta: Balai Pustaka.



15