Makalah Elemen Mesin Keling Atau Rivet [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Sambungan Keling atau Rivet Dosen Pengampu



:



Danang Dwi Saputro, S.T., M.T Hendrix Noviyanto Firmansyah, S.T., M.T Di Susun Oleh: Dede Ilham



: 5201417059



M. Abal Zahriwan Z. : 5201417060 M. Azziadaturrahman : 5201417061 Alverro Pratama W. : 5201417063 Agung Nugraha



: 5201417064



Seno Aji Pamungkas : 5201417065 Naufal Hilmi Kamala : 5201417066 Farrel Ihya Nauval



: 5201417067



TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2019



Prakata Assalamu’alaikum Wr. Wb Syukur Alhamdulillah atas segala limpahan karunia Allah Subhanahu Wa Ta’ala berkat Ridho-Nya Kami mampu menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tidak lupa juga kami haturkan shalawat serta salam kepada junjungan Kita Nabi Muhammad Shallallahu `alaihi Wa Sallam, beserta keluarganya, para sahabatnya dan semua ummatnya yang selalu istiqomah sampai akhir zaman. Penulisan makalah ini memiliki tujuan untuk memenuhi tugas harian mata kuliah elemen mesin dengan judul penyambungan keling atau rivet. Di dalam makalah ini Kami menjelaskan mengenai judul penyambungan keling atau rivet. Kami buat berdasarkan referensi yang telah kami ambil di berbagai sumber antara lain buku, jurnal dan internet. Makalah ini di harapakan bisa menambah wawasan, ilmu pengetahuan dan dapat mengimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Akhirul kalam, Kami sadar bahwa makalah ini penuh dengan kekurangan. Oleh karena itu, kami sangat berharap kritik dan saran konstruktif demi penyempurnaan makalah ini. Harapan kami semoga makalah ini dapat bermanfaat serta mampu memenuhi harapan berbagai pihak. Aamiin. Wassalamu’alaikum Wr.Wb Semarang,15 Septeember 2019



Tim Penyusun



i



Daftar Isi Prakata



i



Daftar isi



ii



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang



1



1.2 Rumusan Masalah



2



1.3 Tujuan Penyusun



2



BAB II PEMBAHASAN 2.1 Definisi penyambungan keling atau rivet



3



2.2 Proses sambungan keling atau rivet



3



2.3 Jenis-Jenis Keling atau Rivet



10



2.4 Macam-macam Paku Keling atau Rivet



13



2.5 Pembebanan (Aplikasi Gaya)



16



2.6 Aplikasi Keling atau Rivet



21



2.7 Contoh Soal



22



BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan



25



3.2 Saran



25



Daftar Pustaka



iii



ii



1



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jembatan mempunyai arti penting bagi setiap orang. Akan tetapi kepentingannya tidak sama bagi setiap orang, sehingga akan menjadi bahan studi yang menarik. Jembatan tidak ada artinya bagi orang yang bertempat tinggal di dataran rendah yang tidak di dapati sungai, tebing, jurang ataupun kita akan berpindah tempat namun ada yang mengahalangi didepan kita. Sebaliknya jembatan sangat dibutuhkan oleh orang-orang yang tinggal di daerah yang sulit dijangkau, sehingga jembatan sangat dibutuhkan sebagai alat penghubunng dari satu tempat ke tempat lain. Dengan perkembangan zaman maka jembatan tidak hanya dipandang sebagai alat penghubung antar tempat satu dengan tempat lain, melainkan sebagai sarana untuk mempelancar kegiatan manusia, serta membantu berkembangnya suatu daerah yang selama ini sulit diakses ke daerah-daerah atau kota, dengan jembatan ini sangat membantu permasalahan tersebut. Namun dengan perkembangan zaman tidak sedikit peneliti terus menguji struktur material pada jembatan dengan tujuan agar jembatan dapat digunakan dalam jangka waktu panjang dan tidak membahayakan manusia yang menyebrang. Tidak lain juga para peneliti menguji jenis penyambungan jembatan antara lain: las, baut, maupun keeling. Dewasa ini jenis penyambungan sangat mempengaruhi masa berdirinya jembatan, seperti kekuatan jembatan. Banyak kelebihan dan juga kekurangan jenis penyambungan



pada masing-masing jenis penyambungan. Jenis



penyambungan ini sangat penting pada jembatan karena dapat mempengaruhi patah/ambruk jika kualitas sambungannya buruk. Salah satunya adalah penyambungan menggunakan keling.



1.2 Rumusan Masalah 1. Definisi penyambungan keeling/rivet 2. Proses penyambungan keeling/rivet 3. Jenis-jenisnya 4. Pembebanan (aplikasi gaya) 5. Contoh aplikasi 6. Contoh soal 1.3 Tujuan Penyusun 1. Mampu mengetahui pengertian penyambungan menggunakan kelling/rivet 2. Mampu mengetahui proses penyambungan keeling/rivet 3. Mengetahui jenis-jenis dan contoh pengaplikasiannya. 4. Mampu menjawab soal



2



3



BAB II PEMBAHASAN 2.1 Definisi penyambungan keling atau rivet Paku keeling atau rivet adalah salah satu metode penyambungan yang sederhana. Sambungan keling umumnya diterapkan pada jembatan, bangunan tangki, ketel dan pesawat terbang. Menurut KBBI paku keling adalah paku penyambungan dua bilah logam (seng, plat, besi dan sebagainya). Pengunaan metode penyambungan dengan paku keeling ini juga sangat baik digunakan untuk penyambungan plat-plat aluminium. Pengembangan pengunaan paku keeling dewasa ini umumnya digunakan untuk pelat-pelat yang sukar dilas dan dipatri dengan ukuran yang relatif kecil. Sambungan dengan paku kelling ini umumnya bersifat permanen dan sulit untuk melepaskannya karena pada bagian ujung pangkalnya lebih besar daripada batang paku kelingnya. 2.2 Proses sambungan keling atau rivet Keuntungan sambungan paku keling adalah tidak adanya perubahan struktur pada logam yang disambung, seperti yang terjadi pada sambungan yang menerapkan, oleh karena itu sambungan paku keling banyak digunakan pada pembebanan dinamis. Cara pemasangan paku keling dapat dilakukan dengan bagian yang akan disambung (2 buah pelat) disatukan, dilubangi hingga tembus. Selanjutnya dipasang paku keling dan dipukul dengan pembentuk kepala, hingga saling mengikat dengan erat. Pengelingan panas, yaitu proses pemasangan paku keling yang menggunakan proses pemanasan. Paku keling baja berdiameter di atas 10 mm dipanaskan hingga berpijar merah (sekitar 1000ºc). Pada saat proses pendinginan, paku keling akan menyusut bersama lubangnya, hingga batas yield dan komponen yang disambung menekan satu sama lain. Pengelingan dingin, yaitu proses pendingan tanpa adanya proses pemanasan. Paku keling baja berdiameter di bawah 10 mm (begitu juga



kuningan, tembaga, dan logam ringan) dibentuk pada suhu dingin.



Secara umum, proses pemasangan keling sebagai berikut :



Gambar a Memperlihatkan bahwa paku keling telah dimasukkan ke dalam lubang paku keling yang telah dibor lebih dahulu dengan ukuran bor yang sesuai. Gambar b Paku keling dengan ditahan oleh batang penahan kepala, logam yang akan dikeling dirapatkan dengan batang perapat. Demikian pula kedudukan batang paku keling akan berdiri tegak lurus.



4



Gambar c Bagian untuk kepala pengikat dari batang paku keling, dipukulpukul sehingga melebar dan batang paku mengembang sampai menjadi padat. Gambar d Pekerjaan membentuk bulat kepala pengikat dengan jalan dipukul sekelilingnya dengan mempergunakan kepala palu-konde. Gambar e adalah pekerjaan membulatkan dan menghaluskan kepala pengikat dengan mempergunakan “batang- pembentuk-kepala” dan ditahan dengan “batang-penahan-kepala”. Rivet lay-out yaitu menentukan jarak river pada sisi komponen maupun jarak antara satu rivet dengan rivet yang lainnya, untuk mendapatkan hasil gabungan yang baik dan kuat. Pada garis besarnya ukuran jarak rivet dibagi dalam tiga bagian utama. a. Edge distance Yaitu jarak dari titik lubang rivet sampai pada sisi sheet. Umumnya diambil 2 sampai 4 diameter rivet, kecuali untuk countersunk head rivet minimal adalah 2,5 diameter rivet



5



b. Pitch (p) Yaitu jarak antar titik dua pusat rivet yang bersebelahan adalah antara 3 kali diameter rivet sampai dengan 10 kali diameter rivet. Normalnya adalah 6 kali diameter rivet, kecuali countersunk head rivet pada sheet yang dipersiapkan secara dimpling adalah 5 kali diameter rivet (minimum) c. Gage / transperse pitch (p”) Yaitu jarak antara baris rivet yang satu dengan yang lainnya umumnya diambil ¾ pitch. Bisa sejajar atau formasi zigzag Pada beberapa komponen dalam bentuk profil, penentuan uuranukuran tersebut haruslah mempertimbangkan : - Diameter rivet - Jari-jari profil - Ketebalan sheet - Ukuran flange Sehingga mendapatkan ikatan yang aman tanpa terdapatnya kepala rivet melukai profil pada radiusnya, akibat tidak cukupnya jarak antara kepala rivet dan awal atau akhir radius profil.



6



Setiap jenis rivet diidentifikasi dengan part number nya, sehingga pengguna dapat



memilih rivetdengan



benar



untuk



pekerjaannya.



Jenis-jenis



kepala rivet dibedakan menurut standarisasi Airforce-Navydan Military Standard. Angka dan jenis kepala rivet yang paling sering digunakan untuk pesawat terbang antara lain : - AN426 atau MS20426 : countersunk head rivets - AN430 atau MS20430 : roundhead rivets - AN441 : flathead rivets - AN456 : brazier head rivets - AN470 atau MS20470 : universal head rivets Selain itu juga terdapat huruf dan angka tambahan untuk part number. Huruf-huruf tersebut untuk mengetahui paduan yang dipakai pada rivet tersebut, sedangkan angka-angkanya dipakai untuk mengetahui besar diameter dan panjang rivet tersebut. Huruf-huruf yang biasanya digunakan untuk menunjukkan paduannya antara lain : - A : paduan aluminum, komposisi 1100 atau 3003 - AD : paduan aluminum, komposisi 2117-T - D : paduan aluminum, komposisi 2017-T - DD : paduan aluminum, komposisi 2024-T - B : paduan aluminum, komposisi 5056 - C : tembaga - M : monel Angka



pertama



yang



ditulis



setelah



huruf-huruf



tersebut



menunjukkan diameter rivet dalam pertigapuluhdua inci. (Contoh : 3 menunjukkan 3/32 inci, 5 menunjukkan 5/32 inci, dan seterusnya). Angka terakhir yang ditulis, dipisahkan oleh tanda strip setelah angka sebelumnya menunjukkan panjang rivet dalam perenambelas inci. (Contoh : 3 menunjukkan 3/16 inci, 5 menunjukkan 5/16 inci, dan seterusnya). Berbagai kode digunakan untuk menentukan jenis bahan paku keling, jenis kepala, diameter, panjang dan spesifikasi industri. Lihat



7



informasi di bawah ini untuk tinjauan umum kode yang digunakan untuk produk kami dan di Bagan Identifikasi Keling kami. Berikut ini adalah ikhtisar singkat tentang cara mengidentifikasi berbagai bagian dari sistem penomoran paku keling: Contoh: keling AN-470-AD-4-8 a. Set huruf dan angka pertama mengacu pada spesifikasi industri (standar militer): AN - Ketika kedua huruf ini mendahului angka, mereka menunjukkan Spesifikasi Angkatan Darat dan Angkatan Laut. MS - Ketika dua huruf ini mendahului angka, mereka menunjukkan Spesifikasi Standar Militer. b. Selanjutnya, ada tiga angka yang menentukan gaya kepala keling: 470 = kepala universal, 430 = kepala bundar, dll. c. Setelah kode gaya adalah kode huruf yang mengidentifikasi jenis bahan atau paduan: = 1100 (2S) Aluminium, AD = 2117-Aluminium Alloy, F = Baja Tahan Korosi, dll. d. Angka berikutnya adalah diameter keling: Diameter keling ditunjukkan dalam 32nds inci. 4 = 4/32 "atau 1/8", 12 = 12/32 "atau 3/8", dll. e. Angka terakhir menunjukkan panjang keling Panjang keling ditunjukkan dalam 16 inci: 8 = 8/16 "atau 1/2", 10 = 10/16 "atau 5/8", dll. Dalam sebagian besar aplikasi, keling AN470 menggantikan keling AN430, keling AN442, keling AN-455 & keling AN456.



8



Pemasangan keling juga terdapat beberapa proses pemasangan yaitu pemasangan paku keling kepala tirus (Counter Sunk), pemasangan paku keling Eksplosif, pemasangan Blind Rivet. a. Pemasangan paku keling Kepala Tirus (Counter Sunk) Pada pemasangan rivet kepala tirus, maka lubang pada permukaan bagian yang akan disambung harus dibuat tirus (counter sunk) agar sesuai dengan bentuk kepala paku kelingnya.



Untuk pemasangan paku keling yang berukuran besar, maka paku kelingnya harus dipanaskan terkebih dahulu agar pembentukan kepala paku keling baru menjadi lebih mudah. Setelah paku kelingnya menjadi panas membara, selanjutnya tangkai paku kelingnya dimasukkan ke dalam lubang sambungan dan dipukul-pukul dengan palu seperti pada pemasangan paku keling berukuran kecil. b. Pemasangan Paku Keling Eksplosif



Pada paku keling eksplosif, pemasangannya tidak dipukul-pukul dengan menggunakan palu seperti pada pemasangan paku keling biasa, tetapi dipasang dengan cara pemanasan. Pertama-tama paku keling eksplosif dimasukkan ke dalam lubang sambungan. Kemudian kepala paku keling dipanaskan dengan nyala api. Akibat dari pemanasan ini, maka bahan eksplosif yang terdapat di dalam ujung tangkai paku keling akan meletus dan ujung tangkai paku keling



9



tersebut akan mengembang sehingga akan terbentuk suatu sambungan paku keling eksplosif. c. Pemasangan Blind rivet



Paku keling buntu (blind rivet) sering disebut juga sebagai pop rivet, dinamakan demikian karena paku keling ini dapat dipasang pada bagian sambungan yang hanya mempunyai akses atau jalan masuk pada satu sisi lubang saja. Untuk memasang pop rivet ini diperlukan alat pemasang pop rivet, yaitu drive rivet (rivet gun) atau sering disebut juga sebagai tang rivet. Langkah-langkah pemasangan pop rivet adalah sebagai berikut: 



Masukkan tangkai paku keling ke dalam lubang dari bagian yang akan disambung.







Pasang drive rivet (rivet gun) ke dalam ujung tangkai tengah paku keling.







Tekan rivet gun dengan cukup kuat hingga terbentuk kepala paku keling baru.







Tarik rivet gun sehingga tangkai tengah (mandrel) dari rivet menjadi putus, dan terbentuklah suatu sambungan blind rivet.



2.3 Jenis-Jenis Keling atau Rivet a. Jenis Sambungan Keling atau Rivet



10







Sambungan Kuat, Sambungan kelingan yang hanya memerlukan kekuatan saja seperti sambungan keling kerangka bangunan, jembatan, chasis mobil, dan lain-lain.







Sambungan Kuat dan Rapat, Sambungan yang memerlukan kekuatan dan kerapatan seperti sambungan keling ketel uap, tangkitangki muatan tekanan tinggi, dan dinding kapal.







Sambungan Rapat, Sambungan yang memerlukan kerapatan seperti sambungan keling tangki-tangki zat cair dan bejana tekanan rendah.



b. Jenis-Jenis Bentuk Blade pada Keling atau Rivet (Sambungan) o



Coincide blade



(Coincide blade in single rivet)



(Coincide



blade



in



double blade) Coincide blade dibentuk dengan memperimpitkan kedua pinggir pelat yang disambung, kemudian dikeling. Single blade biasanya untuk kekuatan kecil, sedang dan juga untuk sambungan yang hanya memerlukan kerapatan. Jika diperlukan kerapatan, antara kedua pelat diberi bahan perekat, seperti kain rami yang dibasahi cat, gasket, dan lain- lain. Coincide blade ada yang dikeling tunggal , dikeling ganda, atau dikeling tiga baris. Diameter paku dipilih dengan patokan: 𝑑 = √5𝑆 − 0,4 𝑐𝑚 S = tebal pelat (cm) Jarak antar paku t = 3d + 0,5 cm. Jika dikeling 2 atau 3 baris. Jarak antara baris dengan baris a, diambil 2,5 – 3,5 d. Jarak antar baris paku ke pinggir pelat e = ½ t.



11



o Double Blade



(Double blade in a single rivet)



(double blade double riveted)



Single Blade dibuat untuk sambungan yang tidak mendapat gaya tarik terlalu besar, dalam arah seperti pada gambar. Jika gaya P terlalu besar, dapat menyebabkan lengkung bilah dan merenggangnya sambungan. Tebal bilah S1 biasanya 0,6 – 0,8S dan maksimal S1 = S. Seperti halnya Coincide blade, Single Blade ada yang dikeling tunggal, dikeling 2 baris atau 3 baris. o Double Blade



(Double Blade) Double blade banyak digunakan untuk sambungan yang menghendaki kekuatan dan kerapatan pada tekanan tinggi misalnya sambungan memanjang badan ketel uap. Doubl blade, seperti halnya Single blade ada yang dikeling tunggal, dikeling 2 baris atau 3 baris. o Paku Keling Solid`



12



c. Paku Keling Eksplosif dan Blind Rivet



2.4 Macam-macam Paku Keling atau Rivet Bentuk dan ukuran paku keling di bawah ini berdasarkan normalisasi DIN 101.



13



Galvanic atau bimetalic corrosion adalah jenis korosi yang terjadi ketika dua macam logam yang berbeda berkontak secara langsung dalam media korosif.



14



Mekanisme korosi galvanik : korosi ini terjadi karena proses elektro kimiawi dua macam metal yang berbeda potensial dihubungkan langsung di dalam elektrolit sama. Dimana electron mengalir dari metal kurang mulia (Anodik) menuju metal yang lebih mulia (Katodik), akibatnya metal yang kurang mulia berubah menjadi ion – ion positif karena kehilangan electron. Ion-ion positif metal bereaksi dengan ion negatif yang berada di dalam elektrolit menjadi garam metal. Karena peristiwa tersebut, permukaan anoda kehilangan metal sehingga terbentuklah sumur - sumur karat (Surface Attack) atau serangan karat permukaan. Metode-metode yang dilakukan dalam pengendalian korosi ini adalah: o Menekan terjadinya reaksi kimia atau elektrokimianya seperti reaksi anoda dan katoda o Mengisolasi logam dari lingkungannya o Mengurangi ion hydrogen di dalam lingkungan yang di kenal dengan mineralisasi o Mengurangi oksigen yang larut dalam air o Mencegah kontak dari dua material yang tidak sejenis o Memilih logam-logam yang memiliki unsure-unsur yang berdekatan o Mencegah celah atau menutup celah o Mengadakan proteksi katodik,dengan menempelkan anoda umpan. Anoda/Katoda



Tembaga



Seng



Alumunium



Stainless



Baja



steel Tembaga



0,6



Seng Alumunium Stainless steel



0,4



0,15



0,25



0,05



0,35



0,25



0,35



0,25 0,2



Baja



15



2.5 Pembebanan (Aplikasi Gaya) Bila dilihat dari bentuk pembebanannya, sambungan paku keling ini dibedakan yaitu : Bila dilihat dari bentuk pembebanannya, sambungan paku keling ini dibedakan yaitu pembebanan tangensial dan pembebanan eksentrik. A. PEMBEBANAN TANGENSIAL Pada jenis pembebanan tangensial ini, gaya yang bekerja terletak pada garis kerja resultannya, sehingga pembebanannya terdistribusi secara merata kesetiap paku keling yang digunakan. Bila ditinjau dari jumlah deret dan baris paku keling yang digunakan, terdapat kampuh yang telah dijelaskan pada poin sebelumnya. 



Coincide Blade Bila paku tersebut mendapat pembebanan seperti terlihat pada gambar, maka seluruh penampang dari paku tersebut akan putus tergeser bila tidak mampu menahan gaya luar yang diberikan pada kedua ujung plat tersebut. Tegangan yang terjadi pada penampang bahan yaitu : Tegangan geser :



Bila diameter paku adalah (d), maka luas penampang yang akan putus adalah :



16



Maka diameter paku keling :



Untuk menentukan ukuran plat yang sesuai yaitu : Bila tebal plat (t) dan lebar plat (b), maka plat tersebut akan putus tertarik, bila tidak mampu menahan gaya luar yang diberikan. Sehingga tegangan yang terjadi pada penampang plat yaitu tegangan tarik.



Untuk luas penampang yang kemungkinan akan putus adalah :







Coincide Blade in single rivet



17



Bila coincide blade dikeling tunggal satu baris seperti terlihat pada gambar. Dimana tegangan yang terjadi, pada paku keling yaitu :



Plat tersebut akan terpisah bila gaya luar (F) mampu memutuskan kedua luas penampang paku. Bila jumlah paku (z) buah maka plat tersebut akan terpisah jika gaya (F) luar tidak mampu memutuskan sebanyak luas penampang paku. Untuk luas penampang paku yang akan putus pada sistem pada sistem sambungan jenis ini sama dengan jumlah paku yang dipergunakan ( z = n) yaitu : A = n x luas penampang paku yang putus.



Sehingga :



Untuk menentukan ukuran plat yang sesuai yaitu : Bila tebal plat (t) dan lebar plat (b), jarak antara masing-masing sumbu paku (p), dan jumlah paku dalam satu baris (z), maka plat tersebut akan putus tertarik, bila tidak mampu menahan gaya luar yang diberikan. Sehingga tegangan yang terjadi pada penampang plat yaitu tegangan tarik.



18



dimana : 𝜎 = tegangan tarik izin F = gaya luar yang bekerja A = luas penampang plat yang akan putus. Untuk luas penampang yang kemungkinan akan putus adalah :







Coincide Blade in double rivet. Untuk jenis sambungan coincide blade di keling ganda seperti terlihat pada gambar, maka kedua plat tersebut terpisah bila mampu memutuskan dua baris penampang, jika jumlah paku (n) buah maka paku terasabut akan putus tergeser, maka yang terjadi pada bahan adalah tegangan geser. A = n x luas penampang paku yang putus.



19



Untuk menentukan ukuran plat yang sesuai yaitu sama dengan coincide lainnya dan untuk luas penampang kemungkinan akan putus.







Double blade in single rivet. Sistem penyambung double blade in single rivet seperti terlihat pada gambar, maka kedua plat tersebut akan terpisah, bila gaya luar mampu memutuskan dua luas penampang setiap paku keling tersebut, maka banyak luas penampang paku yang akan di putus ( n ) adalah : n = 2. z Karena paku tersebut putus tergeser , maka tegangan gesernya adalah : A = n x luas penampang paku yang putus, oleh karena n = 2.z maka :



20



Menentukan lebar minimal plat. Pada sistem sambungan ini, kemungkinan plat yang putus tertarik yaitu plat yang akan di sambung itu sendiri (plat bagain tengah ) . bila lebar plat (b) dan tebal (t) serta jarak antara sumbu paku (p), maka luas penampang plat yang akan putus bila jumlah paku dalam satu baris (z1) adalah :



Untuk luas penampang yang kemungkinan akan putus yaitu:



2.6 Aplikasi Keling atau Rivet Sambungan paku keling merupakan jenis sambungan tertua yang digunakan untuk menyambung komponen berbentuk pelat atau profil. Jenis sambungan ini



21



dapat dilepas melalui perusakan kepala paku keling atau pengeboran paku keling. Seperti halnya jenis sambungan yang lain, sambungan paku keling banyak digunakan: Sebagai sambungan penahan beban, misalnya pada konstruksi baja, pesawat angkat (crane), konstruksi pesawat terbang, konstruksi pesawat luar angkasa, dan konstruksi kendaraan (konstruksi ringan); Sebagai sambungan pengikatan (tanpa beban yang jelas), misalnya konstruksi asesori untuk bagian luar kendaraan atau pesawat terbang; Sebagai sambungan kedap, misalnya konstruksi tangki, cerobong asap yang tidak bertekanan. Pada konstruksi pesawat terbang, umumnya tangki dan rongganya disambung dengan paku keling guna mendapatkan sambungan yang kedap udara. Dalam berbagai aplikasi, sambungan paku keling sering digantikan dengan sambungan las. Sambungan paku keling membutuhkan waktu pengerjaan relatif lebih lama dan konstruksinya lebih rumit dibanding dengan sambungan las. Pada sisi lain sambungan paku keling terlihat jauh lebih aman dan mudah dilakukan pengontrolan. Khusus untuk konstruksi ringan, sambungan paku keling lebih banyak digunakan dibandingkan dengan sambungan las. Hal ini disebabkan oleh adanya penurunan kekuatan akibat kenaikan temperatur pada proses pengelasan. 2.7 Contoh Soal A. Dua buah plat akan disambung dengan coincide blade in single rivet, direncanakan menerima beban sebesar 10 kN. Bila bahan plat mempunyai tegangan tarik izin 137,3 N/m𝑚2 dan bahan paku dengan tegangan geser izinnya 109,8 N/m𝑚2 serta tebal plat 4 mm. Tentukanlah :



a. Diameter paku keling yang sesuai. b. Lebar plat yang dibutuhkan.



Penyelesaian :



22



B. Dua buah plat disambung seperti terlihat pada gambar diatas dimana pada kedua ujungnya bekerja gaya sebesar 10000( N ). Bila Tegangan yang di izinkan untuk plat 137.9 N/m𝑚2 tegangan geser izin untuk bahan paku 109.8 N/m𝑚2 . Jumlah paku keling yang di gunakan berjumlah 6 buah serta ketebalan plat 5 mm. Ditanyakan :



a. Diameter paku keling. b. Jarak antara paku . c. Lebar plat yang dibutuhkan .



Penyelesaian :



23



24



25



BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Paku keling merupakan jenis penyambungan bahan secara manual yang mempunyai kekuatan menyaingi las. Cara pemasangan paku keling dapat dilakukan dengan bagian yang akan disambung (2 buah pelat) disatukan, dilubangi hingga tembus. Selanjutnya dipasang paku keling dan dipukul dengan pembentuk kepala, hingga saling mengikat dengan erat. Jenis sambungan terdapat 3 jenis yakni sambungan kuat, rapat dan campuran. Dalam melaksanakan penyambungan terdapat beberapa jenis kampuh dan cara penyambungannya jadi tidak semata-mata hanya memasang dengan cara memukul. 3.2 Saran Semoga materi ini bisa menjadi sebagai referensi pembaca sehingga pembaca lebih mudah menyelesaikan tugasnya. Semoga materi ini bisa diperdalam oleh pembaca sehingga pembaca selanjutnya bisa mengetahui lebih detail tentang keling atau rivet.



Daftar Pustaka Rizki Saputra, M Rio (2017, 10 April).Rivets Joint. Dikutip 14 September 2019 dari slideshare: https://www.slideshare.net/MuhammadRioRizkySapu/rivets-joint74817862 Tan, piruluk (2017, 13 Juli). Riveting Prosedur. Dikutip 14 September 2019 dari Our Akuntansi: https://ourakuntansi2.blogspot.com/2017/07/rivetingprosedur.html Himpunan Mahasiswa Mesin Unisyah (2013, 14 November). Corrosion Engineering. Dikutip 19 September 2019 dari blogger: http://m10mechanicalengineering.blogspot.com/2013/11/macam-macam-bentukkorosi.html Pandapotan Sinaga, Rizal Agustinus (2014, 28 Januari). Aircraft Rivet. Dikutip 14 September 2019 dari blogger: http://airtechjournal.blogspot.com/2014/01/aircraftrivet.html?m=1 Flame (2014, 25 Mei). Sambungan Paku Keling (Riveted joints). Dikutip 14 September dari Petualangan Dunia Teknik: http://madyoidesaksomo.blogspot.com/2014/05/sambungan-paku-keling-rivetedjoints.html JC (2019). Rivet Head Styles and Standard Head Markings. Dikutip 14 September 2019 dari JAY-CEE SALES & RIVET, INC.: https://www.rivetsonline.com/rivetdata Wibowo, Ari. 2016. Analisis Sifat Korosi Galvanik Berbagai Plat Logam Di Laboratorium Metalurgi Politeknik Negeri Batam. Batam. Politeknik Negeri Batam Firdausi, Arif. 2013. Mekanika dan elemen mesin. Malang: kementrian pendidikan&kebudayaan.



iii