Makalah Elemen Mesin Rantai [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH ELEMEN MESIN “SABUK dan RANTAI”



Oleh: Muhammad Farhan Alfarabi 0420140031 TO B



Politeknik Manufaktur Astra Jl. Gaya Motor Raya No 8, Sunter II, Jakarta Utara 14330 Telp. 021 6519555, Fax 021 6519821 email: [email protected]



PEMBAHASAN SABUK ELEMEN MESIN 1. PENDAHULUAN Jarak yang jauh antara dua buah poros sering tidak memungkinkan transmisi langsung dengan roda gigi. Dalam hal demikian cara transmisi putaran atau daya yang lain dapat diterapkan,dimana sebuah sabuk luwes atau rantai dibelitkan sekeliling puli atau sprocket pada poros. Transmisi dengan elemen mesin yang luwes dapat digolongkan atas transmisi sabuk,transmisi rantai dan transmisi kabel atau tali. Dari macam-macam transmisi tersebut, kabel atau tali hanya dipakai untuk maksud khusus. Transmisi sabuk dapat dibagi atas tiga kelompok. Dalam kelompok pertama, sabuk rata dipasang pada puli silinder dan meneruskan momen antara dua poros yang jaraknya dapat sampai 10 (m) dengan perbandingan putaran antara 1/1 sampai 6/1. Dalam kelompok kedua,sabuk dengan penampang trapesium dipasang pada puli dengan alur dan meneruskan momen antara dua poros yang jaraknya dapat sampai 5 (m) dengan perbandingan putaran antara 1/1 sampai 7/1. Kelompok terakhir terdiri atas sabuk dengan gigi yang digerakkan dengan sprocket pada jarak pusat sampai mencapai 2 (m) dan meneruskan putaran secara tepat dengan perbandingan antara 1/1 sampai 6/1. Sabuk rata yang banyak ditulis dalam buku-buku lama belakangan ini pemakaiannya tidak seberapa luas lagi. Namun akhir-akhir ini dikembangkan sabuk rata untuk beberapa pemakaian khusus. Sebagian besar transmisi sabuk menggunakan sabuk-V karena mudah penanganannya dan harganya pun murah. Kecepatan sabuk direncanakan untuk 10 sampai 20 (m/s) pada umumnya, dan maksimum sampai 25 (m/s). Daya maksimum yang dapat ditransmisikan kurang lebih sampai 500 (kW). Karena terjadi slip antara puli dan sabuk,sabuk-V tidak dapat meneruskan putaran dengan perbandingan yang tepat. Dengan sabuk gilir transmisi dapat dilakukan dengan perbandingan putaran yang tepat seperti pada roda gigi. Karena itu sabuk gilir telah digunakan secara luas dalam industri mesin jahit,computer,mesin fotokopi,mesin tik listrik,dsb.



2. PENGERTIAN PULI DAN SABUK



Puli merupakan salah satu elemen dalam mesin yang mereduksi putaran dari motor bensin menuju reducer, ini juga berfungsi sebagai kopling putaran motor bensin dengan reducer. Puli dapat terbuat dari besi cor, baja cor, baja pres, atau aluminium. Sabuk berfungsi sebagai alat yang meneruskan daya dari satu poros ke poros yang lain melalui dua puli dengan kecepatan rotasi sama maupun berbeda. Tipe sabuk antara lain: sabuk flat, sabuk V, dan sabuk circular. 3. FLAT BELT Belt (sabuk) dan tali digunakan untuk mentransmisikan daya dari poros yang satu ke poros yang lainnya melalui roda (pulley) yang berputar dengan kecepatan sama atau berbeda. Flat belt umumnya dipakai pada crowned pulleys, sabuk ini lebih tenang dan efisien pada kecepatan tinggi, dan juga mampu mentransmisikan sejumlah daya yang besar pada jarak pusat pulley yang panjang. Flat belt ini dapat dibeli dalam bentuk rol dan potongan yang nanti ujungnya disambung dengan special kits furnished oleh pabriknya. 4. Daya yang ditransmisikan ditentukan oleh:  Kecepatan sabuk  Tarikan oleh sabuk pada pulley  Sudut kontak antara sabuk dengan pulley yang kecil  Kondisi pemakaian Agar transmisi daya berlangsung sempurna, maka perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:  Poros harus lurus agar tarikan pada belt uniform  Jarak poros tidak terlalu dekat agar sudut kontak pada roda yang kecil sebesar mungkin  Jarak poros jangan terlalu jauh agar belt tidak terlalu berat  Belt yang terlalu panjang akan bergoyang, dan bagian pinggir sabuk cepat rusak  Tarikan yang kuat supaya bagian bawah, dan sabuk yang kendor di atas agar sudut kontak bertambah besar\



 Jarak antar poros maksimum 10m, dan jarak minimum adalah 3,5 kali diameter roda yang besar 5. Bahan-bahan sabuk:  Kulit  Anyaman benang  Karet 6. Cara penyambungan sabuk menggunakan:  Lem  Dijahit  Straples  Kait Tegangan pada belt kulit: 210 – 350 kg/cm2, dan dengan angka keamanan 8 – 10. Dengan tegangan yang diijinkan 17,5 kg/cm2, maka umur belt dapat mencapai 15 tahun. Kecepatan belt dibatasi 20 – 22,5 m/s. Jika kecepatan meningkat, maka gaya sentrifugal akan bertambah besar, dan akan mengurangi daya yang diteruskan. 7. Koefisien gesek sabuk ditentukan oleh: a. Bahan sabuk b. Bahan pulley c. Kecepatan sabuk d. Faktor slip



  0,54 



42,6 152,6  v Untuk sabuk kulit dan roda besi cor, koefisien gesek dapat diprediksi



dengan persamaan:



ν = kecepatan sabuk (m/menit) 8. Macam-macam konfigurasi transmisi flat belt:



 Open Belt drive, untuk poros sejajar dan berputar dalam arah yang sama



 Crossed or twist belt drive, untuk poros sejajar dan berputar berlawanan arah. Karena belt saling bergesekan maka belt menjadi cepat aus dan sobek. Jarak poros dibatasi maksimum 20 kali lebar belt dan kecepatan maksimim 20 meter/s.



 Quarter turn belt drive, untuk poros yang bersilangan tegak lurus dan berputar dalam arah tertentu. Lebar pulley harus lebih dari 1,4 kali lebar sabuk.



 Belt drive with idler pulleys, untuk memperbesar sudut kontak jika jarak poros cukup panjang. Dengan cara ini dapat digunakan untuk perbandingan kecepatan tinggi, dan untuk menambah tarikan belt.



Dapat juga digunakan jika beberapa poros perlu mengambil daya dari sebuah poros penggerak.



 Compound belt drive, digunakan untuk transmisi daya dari dari sebuah poros ke beberapa roda



 Stepped or cone pulley drive, digunakan untuk mengubah putaran poros yang digerakkan sementara putaran poros penggerak tetap.



 Fast and loose pulley drive, digunakan jika poros yang digerakkan dapat dihentikan atau diputar.



9. Perbandingan Kecepatan  Karena kecepatan linier pada kedua puli sama, maka:



D1n1  D2 n2



 Dan perbandingan putaran antara kedua puli menjadi: n2 D1  n1 D2



 Dengan:  N2 = putaran poros yang digerakkan  N1 = putaran poros penggerak  D2 = diameter pulley yang digerakan  D1 = diameter pulley penggerak  Jika tebal belt (t) perlu dipertimbangkan, maka: n2 D1  t  n1 D1  t



Jika faktor slip (s) dimasukkan, maka:



n2 D1  t  s    1  n1 D1  t  100 



Dengan : s = faktor slip total utuk kedua roda 10. Panjang sabuk  Transmisi terbuka



 (r  r ) 2  L    (r1  r2 )  2 x  1 2  x  



 Untuk sistem bersilangan



 (r  r ) 2  L    (r1  r2 )  2 x  1 2  x  



Daya yang ditransmisikan oleh sabuk: F1  e  F2 Jika puli A menggerakkan puli B, maka dengan arah putaran searah jarum jam, maka tarikan belt F1 lebih besar dari pada F2. Hubungan F1 dan F2 dapat dinyatakan dengan:



Dengan: μ = koefisien gesek



 = sudut kontak antara belt dan pulley yang kecil  Jika efek sentrifugal diperhitungkan maka tegangan belt menjadi: F1  Fc  e  F2  Fc



Fc 



w 2 V g Dengan Fc = tarikan sentrifugal, dan



w adalah berat sabuk per satuan panjang  Daya yang ditransmisikan oleh belt adalah: P = (F1-F2) V Dengan: F1 = Tarikan belt pada sisi tegang F2 = Tarikan belt pada sisi yang kendor V = Kecepatan keliling belt P  ( F1  Fc ).V



e   1 e 



Daya juga dapat dihitung dengan persamaan:



 Torsi pada puli penggerak = (F1 - F2) r1, dan pada puli yang digerakkan = (F1–F2) r2 Lebar sabuk ditentukan berdasarkan tarikan maksimum, dan tegangan yang diijinkan, karena: F1 = Sw.b.t Dengan: Sw = tegangan yang diijinkan b = lebar sabuk t



= tebal sabuk



11. Pemilihan Flat Belt  Pemilihan flat belt ditentukan berdasarkan kapasitas daya yang dapat diteruskan per satuan lebar belt untuk jenis belt dari bahan tertentu. Kapasitas daya masih dikoreksi dengan faktor pemakaian, faktor koreksi untuk dimensi pulley, dan faktor koreksi sudut kontak. Daya desain belt menjadi: Dayadesain 



KapasitasDayaxsf f d xf



Dengan: sf = faktor pemakaian fd = faktor diameter f = faktor sudut kontak 12. Tabel kapasitas daya untuk belt dari kulit (HP/cm lebar)



13. Tabel kapasitas daya untuk belt dari kanvas berlapis karet (HP/cm lebar)



 Kapasitas daya untuk belt dari bahan terpal (kecepatan 10 m/s) Untuk beban ringan: 0,23 kw (0,34 HP) per cm lebar puli Untuk beban berat: 0,289 kw (0,392 HP) per cm lebar puli 14. Tabel faktor pemakaian flat belt



15. Tabel faktor koreksi untuk dimensi puli yang kecil



16. Tabel faktor sudut kontak



RANTAI Dalam makalah sebelumnya bahwa penggerak belt dapat terjadi slip dengan pulley. Untuk menghindari slip, maka rantai baja yang digunakan. Rantai dibuat dari sejumlah mata rantai yang



disambung



bersama-sama dengan sambungan



engsel sehingga



memberikan fleksibilitas untuk membelit lingkaran roda (sprocket). Sprocket di sini mempunyai gigi dengan bentuk khusus dan terpasang pas ke dalam sambungan rantai seperti ditunjukkan pada Gambar 1. Sprocket dan rantai dipaksa untuk bergerak bersama- sama tanpa slip dan rasio kecepatan dijamin sempurna.



Gambar 1.



Rantai lebih banyak digunakan untuk mentransmisikan daya dari poros satu ke poros lain ketika jarak pusat antara poros adalah pendek seperti pada sepeda, sepeda motor, mesin pertanian (tracktor), konveyor, rolling mills, dan lain-lain. Rantai bisa juga digunakan untuk jarak pusat yang panjang hingga 8 meter. Rantai digunakan untuk kecepatan hingga 25 m/s dan untuk daya sampai 110 kW. Dalam beberapa kasus, transmisi daya yang lebih tinggi juga memungkinkan menggunakan rantai.



Keuntungan dan kerugian rantai Keuntungan: 1. Tidak slip selama rantai bergerak, di sini rasio kecepatan yang sempurna dapat dicapai. 2. Karena rantai dibuat dari logam, maka rantai menempati ruang yang kecil dalam lebar dari pada belt. 3. Dapat digunakan untuk jarak pusat yang pendek dan panjang. 4. Memberikan efisiensi transmisi yang tinggi (sampai 98%). 5. Memberikan beban yang kecil pada poros. 6. Mempunyai kemampuan untuk mentransmisikan gerak ke beberapa poros hanya dengan satu rantai. 7. Mentransmisikan daya yang lebih besar disbanding belt. 8. Rasio kecepatan yang tinggi dari 8 sampai 10 dalam satu tahap. 9. Dapat dioperasikan pada kondisi atmosfir dan temperatur yang lebih besar.



Kerugian : 1. Biaya produksi rantai relatif lebih tinggi (harga lebih mahal). 2. Rantai membutuhkan pemasangan yang akurat dan perawatan yang



hati-hati,



pelumasan yang istimewa dan memperhatikan kelonggaran. 3. Rantai mempunyai fluktuasi kecepatan terutama ketika terlalu longgar.



Gambar 2: Mekanisme rantai dan gear pada sepeda balap.



Istilah pada rantai Bagian-bagian yang biasa digunakan pada rantai adalah sebagai berikut: 1. Pitch of chain (kisar dari rantai). Itu adalah jarak antara pusat engsel pada rantai seperti pada Gambar 3. Kisar biasa dinotasikan p.



Gambar 3. 2. Diameter lingkar kisar dari sprocket rantai. Ini adalah diameter lingkaran dimana pusat engsel dari rantai diletakkan, ketika rantai dibelitkan melingkar ke sebuah sprocket seperti pada Gambar 3. Titik A, B, C dan D adalah pusat engsel dari rantai dan membentuk lingkaran melalui pusat tersebut dinamakan lingkaran kisar (pitch circle) dan diameternya dinamakan sebagai diameter lingkar kisar. Hubungan antara pitch dan diameter lingkar pitch Rantai yang menempel pada sprocket ditunjukkan pada Gambar 3. Karena mata rantai adalah kaku, maka pitch dari rantai tidak diletakkan pada busur lingkaran pitch. Panjang pitch menjadi sebuah tali. Perhatikan panjang satu pitch AB dari rantai membentuk sudut θ pada pusat sprocket (lingkar pitch). Misalkan



D = Diameter lingkar pitch,



T = Jumlah gigi pada sprocket. Dari Gambar 3, pitch dari rantai adalah:



dimana :



maka:



dan Diameter luar sprocket (Do) adalah:



dimana: d1 = diameter roll rantai Rasio kecepatan dari rantai Rasio kecepatan dari rantai adalah:



dimana :



N1 = Putaran dari sprocket terkecil, rpm N2 = Putaran dari sprocket terbesar,



rpm T1 = Jumlah gigi pada sprocket terkecil, T2 = Jumlah gigi pada sprocket terbesar. Kecepatan rata-rata rantai adalah



dimana ;



D = diameter lingkar pitch dari sprocket, meter.



p = pitch dari rantai, meter.



Panjang rantai dan jarak pusat



Sebuah sistem rantai terbuka menghubungkan dua sprocket seperti pada Gambar 4 di bawah ini.



Gambar 4



Misalkan



T1 = Jumlah gigi pada sprocket terkecil, T2 = Jumlah gigi pada sprocket



terbesar p = pitch dari rantai, meter. x = jarak pusat Panjang rantai (L) secara matematika dapat ditulis sebagai berikut : L = K.p Jumlah mata rantai dapat diperoleh dari pernyatan berikut, yaitu :



Jarak pusat menjadi :



5.4



Jenis rantai



Jenis rantai yang digunakan untuk mentransmisikan daya ada tiga tipe, yaitu : 1.



Block atau bush chain (rantai ring). Seperti pada Gambar 5, tipe ini menghasilkan



suara berisik ketika bergesekan dengan gigi sprocket. Tipe ini digunakan sedemikian luas seperti rantai conveyor pada kecepatan rendah.



Gambar 5: Block atau bush chain



2.



Bush roller chain (rantai roll ring). Seperti pada Gambar 6, terdiri dari plat luar, plat



dalam, pin, bush (ring) dan rol. Pin, bush dan rol dibuat dari paduan baja. Suara berisik yang ditimbulkan sangat kecil akibat impak antara rol dengan gigi sprocket. Rantai ini hanya memerlukan pelumasan yang sedikit.



Gambar 6: Bush roller chain



Gambar 7: Bush roller chain pada sepeda motor



Rantai rol distandarisasi dan diproduksi berdasarkan pitch. Rantai ini tersedia dalam bermacam-macam deret (baris), ada simplex chain, duplex chain, dan triplex chain.



Gambar 8: Tipe rol chain 3.



Silent chain (rantai sunyi). Seperti pada Gambar 9, rantai ini dirancang untuk



menghilangkan pengaruh buruk akibat kelonggaran dan untuk menghasilkan suara yang lembut (tak bersuara).



Gambar 9: Silent chain



Karakteristik rantai rol Menurut Standar India (IS:2403-1991), variasi karaktristik seperti pitch, diameter rol, lebar antara plat dalam, pitch transversal dan beban patah untuk rantai rol diberikan pada tabel berikut: Tabel 1: Karakteristik untuk rantai rol menurut IS:2403-1991



Faktor keamanan untuk rantai Faktor keamanan untuk rantai didefinisikan sebagai rasio kekuatan patah (WB) dari rantai terhadap beban total pada sisi penggerak rantai (W). Secara matematika ditulis: Faktor keamanan (n) =



WB W



Kekuatan patah rantai dapat diperoleh dari hubungan empiris sebagai berikut: 2



WB = 106p (dalam Newton) untuk rantai roll WB = 106p (dalam Newton) per mm lebar untuk rantai sunyi (silent chain). dimana:



p = pitch dalam mm.



Beban total (atau tarikan total) pada sisi penggerak rantai adalah jumlah gaya penggerak tangensial (FT), tarikan sentrifugal dalam rantai (FC) dan tarikan dalam rantai akibat pengendoran (FS). Gaya aksi tangensial penggerak rantai: Daya yang ditransmisikan P = FT = Kecepatan rantai v



(dalam newton)



Tarikan sentrifugal dalam rantai : FC = m.v



2



(dalam Newton)



Tarikan dalam rantai akibat pengendoran (sagging): FS = k.mg.x dimana:



(dalam Newton)



m = Massa rantai dalam kg/m panjang. x = Jarak pusat dalam meter, k = Konstanta = 2 sampai 6 , ketika garis pusat rantai mempunyai kemiringan terhadap o



horisontal di bawah 40 . = 1 sampai 1,5, ketika garis pusat rantai mempunyai kemiringan terhadap o



horisontal di atas 40 . Pada tabel berikut ini menunjukkan faktor keamanan untuk bush roller dan silent chain yang tergantung pada putaran dari pinion sprocket (rpm) dan pitch rantai. Tabel 2: Faktor keamanan (n) untuk bush roller dan silent chain



Tabel berikut menunjukkan putaran yang diijinkan dari sprocket terkecil (pinion) dalam rpm untuk bush roller dan silent chain pada pitch yang berbeda. Tabel 3: Putaran yang diijinkan dari sprocket terkecil (pinion) dalam rpm



Daya yang ditransmisikan oleh rantai Daya yang ditransmisikan oleh rantai berdasarkan beban patah adalah:



dimana:



WB = Beban patah, dalam Newton,



v = Kecepatan rantai, dalam m/s,



n = Faktor keamanan,



KS = Faktor service = K1 .K2 .K3



Daya yang ditransmisikan oleh rantai berdasarkan tegangan bantalan adalah:



dimana:



σb = Tegangan bantalan yang diijinkan dalam MPa, 2



A = Luas bantalan yang diproyeksikan, dalam mm , v = Kecepatan rantai, dalam m/s, KS = Faktor service = K1 .K2 .K3 Nilai (angka) daya untuk rantai roller sederhana tergantung pada putaran pinion ditunjukkan pada tabel berikut: Tabel 4: Nilai (angka) daya untuk rantai roller sederhana



Nilai faktor dapat diambil sebagai berikut:



Tabel berikut menunjukkan jumlah gigi (teeth) pada pinion untuk rasio kecepatan. Tabel 5: Jumlah gigi (teeth) pada pinion untuk rasio kecepatan



Putaran maksimum yang diijinkan untuk roller dan silent chain, tergantung pada jumlah gigi (teeth) pada pinion dan pitch rantai ditunjukkan pada tabel berikut ini. Tabel 6: Putaran maksimum yang diijinkan untuk roller dan silent chain (rpm)



Contoh: Rancanglah sebuah rantai untuk menggerakkan kompresor dari motor listrik 15 kW yang berputar pada 1000 rpm, putaran kompresor adalah 350 rpm. Jarak pusat minimum adalah 500 mm. Kompresor beroperasi selama 16 jam/hari. Tarikan rantai bisa diatur dengan merubah control pada motor. Penyelesaian: Diketahui:



Daya motor = 15 kW ; N1 = 1000 rpm ; N2 = 350 rpm



Rasio kecepatan rantai : 1000 N1 = = 2,86 ≈ 3 VR = 350 N2 Dari Tabel 5, untuk rantai roll, jumlah gigi pada pinion (sprocket terkecil) (T1) untuk VR = 3 adalah 25 gigi. Maka jumlah gigi pada sprocket terbesar (gear) adalah: 1000 N 1 = 25. = 71,5 ≈ 72 T =2 T . 1



N2



350



Desain daya = Daya motor x (KS) KS = K1 .K2 .K3 KS = 1,5. 1. 1,25 = 1,875 Desain daya = Daya motor x (KS) = 15 x 1,875 = 28,125 kW Dari Tabel 4, hubungan kecepatan pinion 1000 rpm daya yang ditransmisikan untuk rantai no. 12 adalah 15,65 kW per helai. Jadi sebuah rantai no.12 dengan dua helai dapat digunakan untuk mentransmisikan daya yang dibutuhkan. Dari Tabel 1, dapat diperoleh: Pitch,



p = 19,05 mm



Diameter roll, d = 12,07 mm Lebar minimum roll, w = 11,68 mm Beban patah,



Gambar 10: Chain drive Diameter lingkar pitch pada pinion adalah:



Diameter lingkar pitch pada gear (sprocket besar) adalah:



Kecepatan linier pitch dai pinion:



Beban rantai:



Daya motor



W= Kecepatan linier pitch3 Faktor keamanan =



=



15



= 1,844kN = 1844N



7,96



WB 59 x10 = 32 = W 1844



Nilai ini lebih besar dari pada nilai yang diberikan pada Tabel 2, yang mana sama dengan 11. Jarak pusat minimum antara pinion dan gear adalah 30 sampai 50 kali pitch. Kita ambil 30 kali pitch. Jarak pusat antara pinion dan gear = 30.p = 30 . 19,05 = 572 m Untuk mencegah kekendoran dalam rantai, nilai jarak pusat diturunkan sebesar 2 sampai 5 mm. Jadi jarak pusat menjadi; x = 572 – 4 = 568 mm. Jumlah link rantai adalah :



Panjang rantai: