MAKALAH EPIDEMIOLOGI Kel 4 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH EPIDEMIOLOGI (INVESTIGASI WABAH / KLB)



Oleh Kelompok 4



Daniel



(195130068P)



Hadid Al Hafidz



(195130008P)



I Dewa Made Alit M



(195130054P)



Ria Purnama



(195130060P)



PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS MITRA INDONESIA 2019



KATA PENGANTAR



Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga kami mampu menyelesaikan makalah “Investigasi Wabah / KLB“ ini dan dapat tersusun dengan semestinya. Tak lupa pula kami kirimkan sholawat serta salam kepada Nabi Muhammad SAW yang merupakan suritauladan bagi seluruh umat manusia di muka bumi ini. Dengan belajar memahami dan mengkaji inti-inti pokok dalam pembahasan “Investigasi Wabah / KLB” di harapkan kepada pembaca dapat mengambil inti sari dalam makalah ini. Akhir kata demikian pula dengan makalah “Investigasi Wabah / KLB” ini, masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari setiap pembaca agar pada kesempatan lainnya kami dapat menulis makalah “Investigasi Wabah / KLB” dengan lebih baik lagi.



Bandar Lampung, 18 Desember 2019



Tim Penyususn



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR……............................................................................................... ii DAFTAR ISI....................................................................................................................... iii BAB I PENDAHULUAN 1.1.   Latar Belakang...........................................................................................  1 1.2.   Rumusan Masalah......................................................................................   1 1.3.   Tujuan.........................................................................................................   1 BAB II : PEMBAHASAN 2.1. Sejarah Investigasi Wabah........................................................................ 2 2.2. Pengertian Investigasi Wabah................................................................... 2 2.3. Alasan dilakukannya penyelidikan adanya kemungkinan wabah........ 3 2.4. Langkah Investigasi Wabah...................................................................... 3 BAB IV : PENUTUP 3.1.   Kesimpulan.................................................................................................. 9 3.2.   Saran............................................................................................................. 9 DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 10



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wabah adalah suatu keadaan ketika dimana kasus penyakit atau peristiwa yang lebih banyak daripada yang diperkirakan dalam suatu periode waktu tertentu di area tertentu atau diantara kelompok tertentu. Disebuah fasilitas pelayanan kesehatan dugaan terhadap suatu wabah mungkin muncul ketika aktivitas surveilans rutin mendeteksi adanya suatu kluster kasus yang tidak biasa atau terjadinya peningkatan jumlah kasus yang signifikan dari jumlah biasanya. Pakar dan ilmuan merasa mempunyai tantangan dan kesempatan untuk terus menerus menggali dan menemukan ilmu pengetahuan baru guna mengatasi masalah ini. Ketika dokter mendiagnosa suatu penyakit yang tidak biasa, ketika dokter, perawat, bidan, atau petugas laboraturium yang menyadari terjadinya serangkaian kluster kasus. Kluster kasus adalah kelompok kasus penyakit atau peristiwa kesehatan lain yang terjadi dalam rentang waktu dan tempat yang berdekatan. Didalam suatu kluster banyaknya kasus dapat melebihi jumlah yang diperkirakan, umumnya jumlah yang diperkirakan tidak diketahui. 1.2 Rumusan Masalah 1. Pengertian wabah? 2. Apa alasan dilakukannya penyelidikan kemungkinan wabah? 3. Bagaimana langkah-langkah investigasi wabah? 4. Bagaimana cara penanggulangan wabah? 1.3 Tujuan Penulisan 1. Untuk mengetahui pengertian wabah 2. Untuk mengetahui alasan dilakukannya penyelidikan kemungkinan wabah 3. Untuk mengetahui bagaimana langkah-langkah investigasi wabah 4. Untuk mengetahui bagaimana cara penanggulangan wabah



BAB II PEMBAHASAN



2.1 Sejarah Investigasi Wabah Sejarah dirintisnya metode investigasi wabah dimulai dengan adanya penemuan kumankolera oleh John Snow sehingga ia terkenanl dengan metode investigasi wabah kolera di London(1854). 2.2 Pengertian Investigasi Wabah Banyak definisi yang diberikan mengenai wabah baik kelompok maupun para ahlidiantaranya: 1. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989) Wabah berarti penyakit menular yang berjangkit dengan cepat, menyerang sejumlah besar orangdi daerah yang luas. 2. Departemen Kesehatan RI Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan PenyehatanLingkungan Pemukiman (1981) Wabah adalah peningkatan kejadian kesakitan atau kematian yang telah meluas secara cepat, baik jumlah kasusnya maupun daerah terjangkit. 3. Undang-undang RI No 4 th. 1984 tentang wabah penyakit menular Wabah adalah kejadian berjangkitnya suatu penyakit menular dalam masyarakat yang jumlah penderitanya meningkat secara nyata melebihi dari pada keadaan yang lazim pada waktu dandaerah tertentu serta dapat menimbulkan malapetaka. 4. Benenson, 1985 Wabah adalah terdapatnya penderita suatu penyakit tertentu pada penduduk suatu daerah, yangn yata-nyata melebihi jumlah yang biasa. 5. Last 1981 Wabah adgalah timbulnya kejadian dalam suatu masyarakat, dapat berupa penderita penyakit, perilaku yang berhubungan dengan kesehatan, atau kejadian lain yang berhubungan dengankesehatan, yang jumlahnya lebih banyak dari keadaan biasa.



Selain kata wabah dikenal pula dengan kata letusan (outbreak) dan kejadian luar biasa (KLB). Di Indonesia pernyataan adanya wabah hanya boleh ditetapkan oleh Menteri Kesehatan. KLB dijelaskan sebagai timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan atau kematian yang bermakna secara epidemiologis pada suatu daerah dalam kurun waktu tertentu dan merupakan keadaan yang dapat menjurus pada terjadinya wabah. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No.1501/MENKES/PER/X/2010 tentang Jenis Penyakit Menular Tertentu Yang Dapat Menimbulkan Wabah dan Upaya Penanggulangannya. 2.3 Alasan dilakukannya penyelidikan adanya kemungkinan wabah Pengungkapan adanya wabah yang sering dilakukan atau didapatkan adalah dengan deteksi dari analisis data surveilans rutin atau adanya laporan petugas, pamong, atau warga yang cukup peduli. Alasan dilakukannya penyelidikan adanya kemungkinan wabah adalah: 1. Mengadakan penanggulangan dan pencegahan 2. Kesempatan mengadakan penelitian dan pelatihan 3. Pertimbangan Program 4. Kepentingan Umum, Politik dan Hukum



2.4 Langkah Investigasi Wabah Langkah melakukan investigsi wabah dilakukan dengan menggunakan pendekatan yang sistematik yang terdiri dari : 1. Persiapan Investigasi di Lapangan 2. Memastikan adanya Wabah 3. Memastikan diagnosis 4. Membuat definisi kasus 5. Menemukan dan menghitung Kasus 6. Epidemiologi deskriptif (waktu, tempat, orang) 7. Membuat hipotesis 8. Menilai hipotesis (penelitian kohort dan penelitian kasus-kontrol) 9. Memperbaiki hipotesis dan mengadakan penelitian tambahan 10. Melaksanakan pengendalian dan pencegahan 11. Menyampaikan hasil penyelidikan



2.4.1 Persiapan Investigasi di Lapangan Hal-hal yang harus diperhatikan pada langkah ini adalah : 1. Persiapan dapat dikelompokkan dalam 3 kategori yaitu investigasi, administrasi, dan konsultasi. 2. Dibutuhkan pengetahuan perlengkapan dan alat yang sesuai. 3. Prosedur administrasi. 4. Peran masing-masing petugas yang terjun.



2.4.2 Pemastian Adanya Wabah Dalam mementukan apakah wabah, perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut : 1. Dengan membandingkan jumlah yang ada saat itu dengan jumlah beberapa minggu atau bulan sebelumnya. 2. Menentukan apakah jumlah kasus yang ada sudah melampaui jumlah yang diharapkan. 3. Sumber informasi bervariasi bergantung pada situasinya a. Catatan hasil surveilans b. Catatan keluar dari rumah sakit, statistic kematian, register, dan lain-lain. c. Bila data local tidak ada, dapat digunakan rate dari wilayah di dekatnya atau data nasional. d. Boleh juga dilaksanakan survey di masyarakat menentukan kondisi penyakit yang biasanya ada. 4. Pseudo endemik : a. Perubahan cara pencatatan dan pelaporan penderita b. Adanya cara diagnosis baru c. Bertambahnya kesadaran penduduk untuk berobat d. Adanya penyakit lain dengan gejala yang serupa e. Bertambahnya jumlah penduduk yang rentan



2.4.3 Pemastian Diagnosis Semua temuan secara klinis harus dapat memastikan diagnosis wabah, hal yang harusdiperhatikan adalah sebagai berikut: 1. Untuk memastikan bahwa masalah tersebut telah didiagnosis dengan patut 2. Untuk menyingkirkan kesalahan laboraturium yang menyebabkan peningkatan kasus yang dilaporkan 3. Semua temuan klinis harus disimpulakan dalam distribusi frekuensi 4. Kunjungan terhadap satu atau dua penderita



2.4.4 Pembuatan Definisi Kasus Pembuatan definisi kasus adalah seperangkat kriteria untuk menentukan apakah seseorang harus dapat diklasifikasikan sakit atau tidak. Kriteria klinis dibatasi oleh waktu, tempat, dan orang. Penyelidikan sering membagi kasus menjadi pasti (compirmed), mungkin (probable), meragukan (possible), sensivitasdan spefsifitas.



2.4.5 Penemuan dan Penghitungan Kasus Metoda untuk menemukan kasus yang harus sesuai dengan penyakit dan kejadian yang diteliti di fasilitas kesehatan yang mampu memberikan diagnosis. Informasi berikut ini dikumpulakan dari setiap kasus: 1. Data identifikasi ( nama, alamat, nomor telepon ) 2. Data demografi ( umur, jenis kelamin, ras, dan pekerjaan ) 3. Data klinis 4. Faktor risiko, yang harus dibuat khusus untuk tiap penyakit 5. Informasi pelapor untuk mendapatkan informasi tambahan atau member umpan balik



2.4.6 Epidemiologi Deskriptif 1. Gambaran berdasarkan waktu Perjalanan wabah berdasarkan waktu digamabarkan dengan grafik histogram yang berbentuk kurva epidemik, gambaran ini membantu:



a. Member informasi samapai dimana proses wabah itu dan bagaimana kemungkinankelanjutannya. b. Memperkirakan kapan pemaparan terjadi dan memusatkan penyelidikan pada periode tersebut, bila telah diketahui penyakit dan masa inkubasinya. c. Menarik kesimpulan tentang pola kejadian, dengan demikian mengetahui apakah bersumber tunggal, ditularkan dari orang ke orang, atau campuran keduanya Kemungkinan periode pemaparan dapat dilakukan dengan : 1. Mencari masa inkubasi terpanjang, terpendek, dan rata-rata 2. Menentukan puncak wabah atau kasus mediannya, dan menghitung mundur satu masa inkubasi rata-rata 3. Dari kasus paling awal kejadian wabah, dihitung mundur masa inkubasi terpendek Masa inkubasi penyakit adalah waktu antara masuknya agens penyakit sampai timbulnya gejala pertama. Informasi tentang masa inkubasi bermanfaat billa penyakit belum diketahui sehingga mempersempit diagnosis diferensial dam memberikan periode pemaparan. Cara menghitung median masa inkubasi : a. Susunan teratur (array) berdasarkan waktu kejadiannya b. Buat frekuensi kumulatifnya. c. Tentukan posisi kasus paling tengah d. Tentukan kelas median e. Median masa inkubasi ditentukan dengan menghitung jarak antara waktu pemaparan dan kasus median



2. Gambaran wabah berdasarkan tempat Gambaran wabah berdasarkan tempat menggunakan gambaran grafik berbentuk Spotmap. Grafik ini menunjukkan kejadian dengan titik/symbol tempat tertentu yang menggambarkan distribusi geografi suatu kejadian menurut golongan atau jenis kejadian namun mengabaikan populasi. 3. Gambaran wabah berdasarkan ciri orang Variable orang dalam epidemiologi adalah karakteristik individu yang ada hubungannya dengan kerentanan terhadapa suatu penyakit.Misalnya karakteristik inang (umur, jenis kelamin, ras/suku, status kesehatan) atau berdasarkan pemaparan ( pekerjaan, penggunaan obat-obatan).



2.4.7 Pembuatan Hipotesis Dalam pembuatan suatu hipotesis suatu wabah, hendaknya petugas memformulasikan hipotesis meliputi sumber agens penyakit, cara penularan, dan pemaparan yang mengakibatkan sakit. 1. Mempertimbangkan apa yang diketahui tentang penyakit itu: a. Apa reservoir utama agen penyakitnya? b. Bagaimana cara penularannya? c. Bahan apa yang biasanya menjadi alat penularan? d. Apa saja faktor yang meningkatkan risiko tertular? 2. Wawancara dengan beberapa penderita 3. Mengumpulkan beberapa penderita lalu mencari kesamaan pemaparan. 4. Kunjungan rumah penderita 5. Wawancara dengan petugas kesehatan setempat 6. Epidemiologi diskriptif



2.4.8 Penilaian Hipotesis Dalam penyelidikan lapangan, hipotesis dapat dinilai dengan salah satu dari dua cara ini: 1. Dengan membandingkan hipotesis dengan fakta yang ada, atau 2. Dengan analisis epidemiologi untuk mengkuantifikasikan hubungan dan menyelidiki peran kebetulan.



2.4.9 Perbaikan hipotesis dan penelitian tambahan Dalam hal ini penelitian tambahan akan mengikuti hal dibawah ini: 1. Penelitian Epidemiologi 2. Penelitian Laboratorium dan Lingkungan



2.4.10 Pengendalian dan Pencegahan Pengendalian seharusnya dilaksanakan secepat mungkin, upaya penanggulangan biasanya hanya dapat diterapkan setelah sumber wabah diketahui. Pada umumnya, upaya pengendalian diarahkan pada mata rantai yang terlemah dalam penularan penyakit. Upaya pengendalian mungkin diarahkan pada agen penyakit, sumbernya, atau reservoirnya.



2.4.11 Penyampaian Hasil Penyelidikan Penyampaian hasil dapat dilakukan dengan dua cara yaitu laporan lisan pada pejabat setempat, dilakukan di hadapan pejabat setempat dan mereka yang bertugas mengadakan pengendalian dan pencegahan dan yang kedua laporan tertulis. Penyampaian penyelidikan diantaranya: • Laporan harus jelas, meyakinkan, disertai rekomendasi yang tepat dan beralasan • Sampaikan hal-hal yang sudah dikerjakan secara ilmiah; kesimpulan dan saran harus dapat dipertahankan secara ilmiah • Laporan lisan harus dilengkapi dengan laporan tertulis, bentuknya sesuai dengan tulisan ilmiah (pendahuluan, latar belakang, metodologi, hasil, diskusi, kesimpulan, dan saran) • Merupakan cetak biru untuk mengambil tindakan • Merupakan catatan dari pekerjaan, dokumen dari isu legal, dan merupakan bahan rujukanapabila terjadi hal yang sama di masa datang .



BAB III PENUTUP



3.1 Kesimpulan Wabah adalah suatu keadaan ketika dimana kasus penyakit atau peristiwa yang lebih banyak daripada yang diperkirakan dalam suatu periode waktu tertentu di area tertentu atau diantara kelompok tertentu. Dan dugaan terhadap suatu wabah mungkin muncul ketika aktivitas surveilans rutin mendeteksi adanya suatu isolate microbial atau kluster kasus yang tidak biasa atau terjadinya peningkatan jumlah kasus yang signifikan dari jumlah biasanya dan diperlukan upaya evaluasi pada suatu masalah yang potensial atau memulai investigasi. Pengendalian seharusnya dilaksanakan secepat mungkin, upaya penanggulangan biasanya hanya dapat diterapkan setelah sumber wabah diketahui. Pada umumnya, upaya pengendalian diarahkan pada mata rantai yang terlemah dalam penularan penyakit. Upaya pengendalian mungkin diarahkan pada agen penyakit, sumbernya, atau reservoirnya.



3.2 Saran Tim penyusun makalah menyarankan agar pembaca dapat memahami dengan baik mengenai apa itu wabah / KLB, penyelidikan epidemiologi serta memahami mengenai langkah investigasi penanggulangan wabah /KLB dengan benar, mencari sumber bacaan lain yang dapat memperkaya pengetahuan mengenai investigasi wabah / KLB.



DAFTAR PUSTAKA



Rajab Wahyudin, M,Epid. 2008. Buku Ajar Epidemiologi untuk Mahasiswa Kebidanan. Jakarta: EGC. http://epid-infokes.blogspot.com/2007/08/investigasi-wabah.html http://www.google.com