Makalah Karet Dan Plastik [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

KATA PENGANTAR



Rasa syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat-Nya kepada kami sehingga makalah kami yang berjudul “ Karet dan Plastik” ini dapat tersusun hingga selesai. Kami berharap agar makalah ini bisa bermanfaat untuk menambah pengetahuan bagi para pembaca umumnya tentang Karet dan Plastik yang merupakan salah satu bagian dari pelajaran Pengetahuan Bahan Teknik Mudah-mudahan makalah sederhana yang telah berhasil kami susun ini bisa dengan mudah dipahami oleh siapapun yang membacanya. Sebelumnya kami meminta maaf bilamana terdapat kesalahan kata atau kalimat yang kurang berkenan. Serta tak lupa kami juga berharap adanya masukan serta kritikan yang membangun dari Anda demi terciptanya makalah yang lebih baik lagi.



Surabaya, Nopember 2018



Penyusun



1



DAFTAR ISI Kata Pengantar Daftar Isi Bab I Pendahuluan I.1. Latar Belakang I.2. Rumusan Masalah I.3. Maksud dan Tujuan Bab II Pembahasan II.1. Karet II.1.1.



Pengertian Karet



II.1.2.



Jenis-jenis karet



II.1.3.



Kegunaan karet



II.1.4.



Pembuatan karet



II.2. Plastik II.2.1.



Pengertian Plastik



II.2.2.



Jenis-jenis Plastik



II.2.3.



Penggolongan Plastik



II.2.4.



Kegunaan Plastik



II.2.5.



Pembuatan Plastik



Bab III Penutup III.1.



Kesimpulan



III.2.



Saran



Daftar Pustaka



2



BAB I PENDAHULUAN I.1.



Latar Belakang Karet adalah tanaman perkebunan tahunan berupa pohon batang lurus. Pohon karet pertama kali hanya tumbuh di Brasil, Amerika Selatan, namun setelah percobaan berkali-kali oleh Henry Wickham, pohon ini berhasil dikembangkan di Asia Tenggara, di mana sekarang ini tanaman ini banyak dikembangkan sehingga sampai sekarang Asia merupakan sumber karet alami. Di Indonesia, Malaysia dan Singapura tanaman karet mulai dicoba dibudidayakan pada tahun 1876. Tanaman karet pertama di Indonesia ditanam di Kebun Raya Bogor Sumber utama karet adalah pohon karet Hevea brasiliensis (Euphorbiaceae). Untuk mendapatkan karet alam, dilakukan penyadapan terhadap batang pohon tanaman karet hingga dihasilkan getah kekuning-kuningan yang disebut dengan lateks. Lateks merupakan cairan atau sitoplasma yang berisi ±30% partikel karet. Pada tanaman karet, lateks dibentuk dan terakumulasi dalam sel-sel pembuluh lateks yang tersusun pada setiap jaringan bagian tanaman, seperti pada bagian batang dan daun. Penyadapan lateks dapat dilakukan dengan mengiris sebagian dari kulit batang. Penyadapan ini harus dilakukan secara hati-hati karena kesalahan dalam penyadapan dapat membahayakan bahkan mematikan pohon karet.



Plastik adalah senyawa polimer yang terbentuk dari polimerisasi molekulmolekul kecil (monomer) hidrokarbon yang membentuk rantai yang panjang dengan struktur yang kaku.Plastik merupakan senyawa sintesis dari minyak bumi (terutama hidrokarbon rantai pendek) yang dibuat dengan reaksi polimerisasi molekul- molekul kecil (monomer) yang sama ,sehingga membentuk rantai panjang dan kaku dan akan menjadipadat setelah temperatur pembentukan nya. Plastik memiliki titikdidih dan titik beku yang beragam ,



3



tergantung dari monomerpembentuknya. Monomer yang sering digunakan adalah etena(C2H4), propena(C3H6), styrene(C8H8), vinil klorida, nylon dan karbonat(CO3). Plastik merupakan senyawa polimer yangpenamaan nya sesuai dengan nama monomer nya dan diberiawalan poli-. Contohnya, Plastik yang terbentuk dari monomer-monomer propena, namanya adalah polipropilena



I.2.



I.3.



Rumusan Masalah 1.



Pengertian karet dan plastik



2.



Jenis-jenis karet dan plastik



3.



Kegunaan karet dan plastik



4.



Pembuatan karet dan plastik



Maksud dan Tujuan 1. Mahasiswa mampu mengerti dan memahami pengertian dari karet dan plastik 2. Mahasiswa mengetahui jenis-jenis karet dan plastik 3. Mahasiswa mengetahui dan memahami kegunaan karet dan plastik 4. Mahasiswa mengetahui cara pembuatan karet dan plastik



4



BAB II PEMBAHASAN II.1.



Karet Tanaman karet (Havea brasiliensis ) berasal dari negara Brazil. Tanaman ini merupakan sumber utama bahan tanaman karet alam dunia. Sebagai penghasil lateks tanaman karet dapat dikatakan satu-satunya tanaman yang dikebunkan secara besar-besaran (Nazarudin dkk, 1992). Karet merupakan tanaman berbuah polong (diselaputi kulit yang keras) yang sewaktu masih muda buahnya berpaut erat dengan rantingnya. Buah karet dilapisi oleh kulit tipis berwarna hijau dan didalamnya terdapat kulit yang keras dan berkotak. Tiap kotak berisi sebuah biji yang dilapisi tempurung, setelah tua warna kulit buah berubah menjadi keabu-abuan dan kemudian mengering. Pada waktunya pecah dan jatuh, bijinya tercampak lepas dari kotaknya. Tiap buah tersusun atas dua sampai empat kotak biji. Pada umumnya berisi tiga kotak biji dimana setiap kotak terdapat satu biji. Tanaman karet mulai menghasilkan buah pada umur empat tahun dan akan semakin banyak setiap pertambahan umur tanaman sampai pada batas umum tanaman sekitar 25 – 30 tahun.



II.1.1. Pengertian Karet Karet adalah polimer hidrokarbon yang terkandung pada lateks beberapa jenis tumbuhan. Sumber utama produksi karet dalam perdagangan internasional adalah para atau Hevea brasiliensis (suku Euphorbiaceae). Beberapa tumbuhan lain juga menghasilkan getah lateks dengan sifat yang sedikit berbeda dari karet, seperti anggota suku ara-araan (misalnya beringin), sawo-sawoan (misalnya getah perca dan sawo manila), Euphorbiaceae lainnya, serta dandelion. Pada masa Perang Dunia II, sumber-sumber ini dipakai untuk mengisi kekosongan pasokan karet dari para. Sekarang, getah perca dipakai dalam kedokteran (guttapercha), sedangkan lateks sawo manila biasa dipakai



5



untuk permen karet (chicle). Karet industri sekarang dapat diproduksi secara sintetis dan menjadi saingan dalam industri perkaretan.



II.1.2. Jenis-jenis Karet Pada dasarnya karet digolongkan menjadi dua, yaitu karet alam dan karet sintetik. A.



Karet



Alam



Karet alam ialah jenis karet pertama yang ditemukan oleh manusia. setelah penemuan proses vulkanisasi yang membuat sifat karet menjadi tidak terpengaruh suhu, maka karet mulai degemari untuk digunakan, seperti sol sepatu,



telapak



ban,



dll.



salah satu sifat karet alam yang sampai saat ini sulit disaingi oleh sintetik ialah kepegasan pantul yang baik sekali, sehingga heat build up yang dihasilkan juga rendah, dan sifat ini sangat diperlukan untuk barang jadi karet (vulkanisat) yang kerjanya mengalami hentakan berulang-ulang, contok aplikasinya ialah ban truk



dan



ban



pesawat



terbang.



Tetapi karet alam mempunyai kelemahan yang mengakibatkan mulai digemarinnya penggunaan keret sintetik, yaitu kurang tahan terhadap panas dan minyak. B.



Karet



Sintetik



/



Elastomer.



Dimulai dari berakhirnya perang dunia kedua, karet sintetis berkembang lebih pesat dengan lebih banyak jenis-jenisnya. saat ini telah ada belasan jenis karet sintetik



dengan



berbagai



karakteristiknya,



dan



terus



bertambah.



Sebelum perang dunia kedua, hanya karet alam yang tersedia. sehingga boleh dikata bahwa untuk keperluan teknik (engineering) tidak ada pilihan lain selain menggunakan karet alam. Sejalan dengan digunakannya karet alam untuk berbagai keperluan, maka mulai ditemukan kelemahan-kelemahan karet alam yang menyebabkan para ilmuwan berusaha keras untuk menciptakan jenis-jenis karet sintetik tertentu untuk menggantikan karet alam, berikut beberapa jenis karet yang sering digunakan untuk pembuatan part mesin industri:



6







SBR (Styrene Butadiene Rubber), Ialah pengganti Karet Alam (NR).



Mempunyai karakteristik yang mirip dengan Natural Rubber yaitu Kenyal, Tidak Mudah Sobek, Tahan Gesek. Sering digunakan untuk Roda, Mounting, Conveyor Belt. 



NBR (Butadiene Nitrile Rubber). Karet NBR tahan terhadap Minyak dan Oli sehingga sering digunakan untuk Seal Mesin. NBR merupakan standart material untuk pembuatan O-Ring.







EPDM (Ethylene Propylene Diene Monomer). EPDM Unggul pada ketahanan terhadap Ozone , Steam, dan Cuaca. Karet jenis ini sering digunakan untuk Outdor dan Proses yang bersentuhan dengan Steam.







Silicone. Merupakan karet yang paling mempunyai ketahanan Temperatur Tinggi dan Rendah. Selain itu karet ini juga mempunyai varian Food Grade. Karet Jenis ini sering digunakan untuk Gasket tahan Panas dan Seal untuk Food Contact.







Viton / Fluorocarbons (FKM). Merupakan Karet yang mempunyai Ketahan Terhadap Banyak Macam Kimia. Selain itu Viton juga Tahan terdadap Oli dan Temperatur Tinggi. Viton banyak digunakan untuk Seal pada Mesin dengan teperatur tinggi.







PU (polyurethanes). Karet Jenis ini mempunyai Ketahanan Fisik yang sangat bagus, Kuat Terhadap Tekanan, Kenyal, Tidak Mudah Sobek. Sering digunakan untuk Seals, Insert Coupling, Roller. Dan masih banyak jenis karet lainnya yang terus bermunculan seiring berkembangnya Teknologi Polymer.



II.1.3. Kegunaan Karet 1. Karet Alam Karet alam



tidak



dapat



dibandingkan



dengan



banyak



karet



sintetis untuk ketahanan terhadap panas atau sinar matahari, oksigen, ozon, pelarut dan minyak. Tetapi karet alam dapat dipergunakan dengan baik pada beberapa kegunaan atau aplikasi seperti berikut: 7







Karet gasket dan karet seal







Selang karet







Karet anti vibrasi / karet anti getar







Karet untuk peralatan atau komponen listrik







Wheel chock







Karpet lantai karet



2. Karet Sintetis Jenis CR (Chloroprene Rubber) yang tahan terhadap nyala api banyak digunakan dalam pembuatan pipa karet, pembungkus kabel, seal, gasket, dan sabuk pengangkut. Perekat kadang-kadang dibuat dengan menggunakan jenis CR tertentu. Sifat kedap terhadap gas yang dimiliki oleh jenis IIR dapat dimanfaatkan untuk pembuatan ban kendaraan bermotor, juga pembalut kawat listrik, serta pelapis bagian dalam tangki penyimpan lemak atau minyak. Jenis EPR juga dapat dimanfaatkan untuk pembuatan kabel listrik. II.1.4. Pembuatan Karet Getah pohon karet atau lateks biasanya dipisahkan dengan kandungan karet di dalamnya dengan cara tertentu yang menghasilkan suatu produk yang biasa disebut dengan koagulan. Koagulan tersebut selanjutnya diproses menjadi karet alam setengah jadi dengan melakukan beberapa cara atau tehnik tertentu. Secara tradisional karet alam telah dibuat menjadi lembaran yang kualitasnya bisa dikategorikan secara visual atau mudah untuk dibedakan. Selain dalam bentuk lembaran karet alam juga diperdagangkan dalam bentuk crepes, yang mana dalam bentuk crepes ini juga mudah untuk dibedakan dalam mutunya hanya dilihat dari penampilannya. Metode pengolahan menjadi lembaran dan bentuk crepes ini masih banyak dipergunakan oleh para petani pada saat ini. Dan sejak pertengahan tahun 1960-an Negara Malaysia telah mengembangkan proses pengolahan menjadi bentuk karet blok, dan metode untuk penilaian mutu atau kualitas karet alam ini lebih detail dan lebih bersifat teknis sehingga 8



memerlukan alat atau mesin laboratorium untuk mendapatkan hasil yang lebih detail. Hingga saat ini pengembangan teknis terus dilanjutkan dan termasuk tehnik pengolahan baru untuk lateks terus dikembangkan. Penjelasan singkat dari proses tersebut adalah sebagai berikut: A.



Karet Lembaran Lateks dari berbagai sumber awalnya dikumpulkan dan dicampur dalam



suatu tangki



besar



Proses pencampuran



yang ini



disebut



penting



dengan



untuk



tempat



memastikan



pencampuran. keseragaman dan



konsistensi dari karet alam itu nantinya. Setelah itu dilakukan proses penggumpalan atau biasa disebut dengan proses koagulasi. Proses ini dipengaruhi atau tergantung oleh penambahan koagulan (bahan penggumpal), seperti asam format atau asetat. Dalam pabrik pengolahan skala kecil, proses koagulasi dilakukan di tangki kecil, di mana lateks pertama diencerkan dengan air kemudian dilakukan pengentalan lateks yang dibagi-bagi dalam penampung sekitar 4-5 liter per tempat penampungan. Kemudian hasil dalam tiap penampungan itu dilakukan proses penggilingan untuk menghasilkan lembar karet dengan ketebalan yang seragam. Selanjutnya lembaran-lembaran karet alam tersebut dilakukan proses pengeringan dengan cara dijemur atau dilakukan proses pengasapan dengan kondisi suhu yang diatur perubahannya makin lama makin tinggi. Pada petani kecil, lembar karet alam sering dikeringkan dengan proses ventilasi alami dan kemudian dijual ke pengepul dengan harga yang disepakati oleh para pengepul tersebut. Proses pembuatan karet lembaran relatif sederhana dan masih umum digunakan pada perkebunan rakyat dan perkebunan kecil. B.



Crepes Karet dalam bentuk crepe diproses baik dari lateks maupun dari hasil



mangkuk karet. Metode tradisional pengolahan karet untuk menghasilkan karet crepe mirip dengan karet lembaran. Langkah tambahan penting dalam



9



membuat karet crepe adalah penghapusan pigmen karotenoid kuning dalam lateks. Selain itu, lateks digumpalkan dengan proses koagulasi yang bertahap yaitu: 



Tahap pertama adalah menghasilkan produk yang stabil







Tahap kedua biasa disebut dengan fraksi, di proses ini bahan baku kuning diolah menjadi crepe warna pucat di mana crepe memiliki kelas yang relatif rendah



Gumpalan karet alam yang terbentuk kemudian dicuci dan dimasukkan ke mesin rol berputar dengan kecepatan yang berbeda dan menghasilkan atau memproduksi karet alam menjadi crepes tipis. Crepes yang dihasilkan kemudian dikeringkan baik dalam ruang pengeringan panas atau dikeringkan pada area terbuka. C.



Blok Karet Sejak pertengahan tahun 1960-an, proses baru telah dikembangkan



untuk memproduksi karet alam yang memiliki tingkatan teknis yang bervariasi dari bahan baku lateks yang direaksikan dengan koagulan atau penggumpal. Produksi blok karet ini melibatkan mesin yang relatif lebih canggih dan membutuhkan daya atau tenaga yang lebih besar. Proses produksi blok karet atau flow chart dari lateks dapat dilihat pada gambar sebagai berikut:



Gambar 2.1 Pembuatan Karet dengan blok karet



10



Urutan proses produksi karet blok adalah sebagai berikut: Lateks yang dikumpulkan dari beberapa sumber atau lokasi yang berbeda pertama-tama dicampur dalam suatu tangki besar. Bahan kimia ditambahkan untuk mengatur keseragaman kekentalan / viskositas dan warna. Lateks kemudian digumpalkan dengan menambahkan koagulan (asam format). Gumpalan lateks yang terbentuk kemudian diolah menjadi potongan-potongan kecil yang teratur dan memiliki kondisi fisik yang sudah diatur atau diharapkan. Proses pengolahan ini melewati beberapa tahapan dan kondisi tertentu, seperti proses penghancuran atau penggilingan hingga menjadi remah-remah melewati mesin hammermill yang kemudian masuk ke proses penggilingan melalui mesin ekstruder. Dalam beberapa kasus karet remah-remah tersebut mendapat tambahan minyak yang bersifat tidak menyatu atau tidak kompatibel di mana hanya berfungsi sebagai pembasah atau wetting saja. Pada kondisi tersebut akan dilakukan proses pengeringan dengan menggunakan udara panas. Karet kering yang



dihasilkan



akhirnya



dicampurkan,



biasanya



dilakukan



dengan



menggunakan proses tekanan hidrolik dan kemudian dilakukan pembungkusan dengan menggunakan plastik untuk mencegah terjadinya adhesi atau lengketnya antara karet blok di peti. II.2.



Plastik Plastik merupakan senyawa sintesis dari minyak bumi (terutama hidrokarbon



rantai pendek) yang dbuat dengan reaksi polimerisasi molekul-molekul kecil (monomer) yang sama, sehingga membentuk ratai panjang dan kaku dan akan menjadi padat setelah temperatur pembentukannya. II.2.1. Pengertian Plastik Plastik adalah polimer rantai-panjang dari atom yang mengikat satu sama lain. Rantai i n i m e m b e n t u k b a n y a k u n i t m o l e k u l b e r u l a n g , a t a u "monomer". Plastik



dapat



d i b e n t u k menjadi film atau fiber



11



sintetik. Plastik



didesain



dengan



variasi



yang sangat



banyak



dalam properti yang dapat menoleransi panas, keras, "reliency" dan lain-lain. Digabungkan dengan k e m a m p u a n a d a p t a s i n y a , k o m p o s i s i y a n g u m u m d a n b e r a t n y a ya n g r i n g a n m e m a s t i k a n plastik digunakan hampir di seluruh bidang industri.Tulang-belakang adalah bagian dari rantai di jalur utama yang menghubungkan unit monomer menjadi kesatuan. Untuk mengeset properti plastik grup molekuler berlainan "bergantung" dari tulangbelakang (biasanya "digantung" sebagai bagian dari monomer sebelum menyambungkan monomer bersama untuk membentuk rantai polimer). Pengesetan ini oleh grup "pendant" telah membuat plastik menjadi bagian tak terpisahkan di kehidupan abad 21 dengan memperbaiki properti dari polimer tersebut. Pengembangan plastik berasal dari penggunaan material alami (seperti: permen karet, "shellac") sampai ke material alami yang dimodifikasi secara kimia (seperti: karet alami, "nitrocellulose") dan akhirnya ke molekul buatan-manusia (seperti: epoxy, polyvinyl chloride, polyethylene). II.2.2. Jenis-Jenis Plastik 1.



PET / PETE (Polyethylene Terephthalate) PET adalah singkatan dari polyethylene terephthalate – merupakan resin



polyester yang tahan lama, kuat, ringan dan mudah dibentuk ketika panas. kepekatannya adalah sekitar 1,35 – 1,38 gram/cc, ini membuatnya kokoh, rumus molekulnya adalah (-CO-C6H5-CO-O-CH2-CH2-O-)n. PET dapat ditemukan pada botol air, botol soda, botol jus, botol minyak goreng, kemasan makanan, botol dressing salad, dan bahkan cangkir gerai kopi kenamaan yang ada di mana-mana. Bisa di daur ulang. Sifat PETE atau PET (polyethylene terephthalate) : Jernih, kuat, tahan pelarut, kedap gas dan air, melunak pada suhu 80Oc. Contohnya :



12



Botol minuman, minyak goreng, selai peanut butter, kecap dan sambal, tray biskuit 2.



HDPE (High Density Polyethylene) HDPE adalah High Density Polyethylene – resin yang liat, kuat dan



kaku yang berasal dari minyak bumi, yang sering dibentuk dengan cara meniupnya. Rumus molekulnya adalah (-CH2-CH2-)n. HDPE dapat ditemukan pada cerek susu, botol detergen, botol obat, botol oli mesin, botol shampoo, kemasan juice, botol sabun cair, kemasan kopi dan botol sabun bayi. Sifat HDPE (high density polyethylene) : Keras hingga semi fleksibel, tahan terhadap bahan kimia dan kelembaban, permeabel terhadap gas, permukaan berlilin (waxy), buram (opaque), mudah diwarnai, diproses dan dibentuk, melunak pada suhu 75oC Contohnya : Botol susu cair dan juice, tutup plastik, kantong belanja dan wadah es krim 3.



PVC (Polyvinyl Chloride) PVC adalah Polyvinyl Chloride – Rumus molekulnya adalah (-CH2-



CHCl-)n. Ini merupakan resin yang liat dan keras yang tidak terpengaruh oleh zat kimia lain. PVC dapat dijumpai pada tanda lalu lintas, botol minyak goreng, kabel listrik, botol pembersih kaca, mainan, botol shampoo, pipa air, kemasan kerut, dan kemasan makanan cepat saji. Sifat PVC (poly vinyl chloride) : Kuat, keras, bisa jernih, bentuk dapat diubah dgn pelarut, melunak pada suhu 80oC Contohnya :



13



Botol jus, air mineral, minyak sayur, kecap, sambal, pembungkus makanan (food wrap) 4. LDPE (Low Density Polyethylene) LDPE adalah plastik yang mudah dibentuk ketika panas, yang terbuat dari minyak bumi, dan rumus molekulnya adalah (-CH2- CH2-)n. Dia adalah resin yang keras, kuat dan tidak bereaksi terhadap zat kimia lainnya, kemungkinan merupakan plastik yang paling tinggi mutunya. LDPE dapat dijumpai pada tas plastik, botol, kotak penyimpanan, mainan, perangkat komputer dan wadah yang dicetak. Sifat LDPE (low density polyethylene) : Mudah diproses, kuat, fleksibel, kedap air, permukaan berlilin, tidak jernih tapi tembus cahaya, melunak pada suhu 70oC Contohnya : Pot yoghurt, kantong belanja (kresek), kantong roti dan makanan segar, botol yang dapat ditekan 5. PP (Polypropylene) Polypropylene merupakan plastik polymer yang mudah dibentuk ketika panas, rumus molekulnya adalah (-CHCH3-CH2-)n. Yang lentur, keras dan resisten terhadap lemak. Polypropylene dapat dijumpai pada wadah makanan, kemasan, pot tanaman, tutup botol obat, tube margarin, tutup lainnya, sedotan, mainan, tali, pakaian dan berbagai macam botol. Sifat PP (polypropylene) : Keras tapi fleksibel, kuat, permukaan berlilin, tidak jernih tapi tembus cahaya, tahan terhadap bahan kimia, panas dan minyak, melunak pada suhu 140oC



14



Contohnya : Pembungkus biskuit, kantong chips kentang, krat serealia, pita perekat kemasan dan sedotan 5. PS (Polystyrene) Polystyrene adalah plastik polymer yang mudah dibentuk bila dipanaskan, rumus molekulnya adalah (-CHC6H5-CH2-)n. Sangat kaku dalam suhu ruangan. Polystyrene dapat dijumpai pada perkakas dari plastik, kotak CD, gelas plastik, wadah makanan dan nampan. Sifat PS (polystyrene) : Jernih seperti kaca, kaku, getas, buram, terpengaruh lemak dan pelarut, mudah dibentuk, melunak pada suhu 95oC Contohnya : Wadah makanan beku, sendok, garpu Polistiren busa (EPS – ‘stryofoam’) Bentuk busa, ringan, getas, kaku, biasanya berwarna putih Wadah makanan siap saji, cup kopi II.2.3. Penggolongan Plastik 1. Termoplastik Merupakan material yang melunak jika di panaskan !dan akhirnya akan mencair dan mengeras jika didinginkan, dan reaksinya dapat balik. aterialnya merupakan jenis plastik yang bisa didaur-ulang#dicetak lagi



dengan



proses



jenistermoplastik,



%enis



pemanasan



ulang.



termoplstik



termoplastik yang berstruktur gelas! a m o r f ini



sangat



berguna



pada



yang



$erdapat pertama



dua adalah



. %enis termolastik



lingkungan



diba&ah



suhu



t r a n s i s i gelasnya. %enis yang kedua adalah termoplastik berstruktur semikristalin. $erminology semi-kristalin digunakan karena rantai-rantai polimer termoplastik dapat tersusun teratur dalamtingkatan tertentu,



15



dimana dapat menyerupai tingkat struktur 'ristal pada logam. Polimer jenis ini lebih tahan terhadap senyawa-senyawa kimia. 2. Termoset Merupakan jenis plastik yang tidak bisa didaur-ulang atau dicetak lagi. Pemanasan ulang akan menyebabkan kerusakan molekul-molekulnya. termoset lebih keras dan lebih kuat daripada termoplastik dan memiliki stabilitas dimensi yang lebih baik. Aplikasi termoset biasanya pada komponen-komponen yang digunakan pada suhu tinggi. (contoh: resin epoksi, bakelit, resin melamin, urea-formaldehida



II.2.4. Kegunaan Plastik 1.



Bahan dasar wadah, seperti ember, gelas, dan kantong plastik karena sifatnya yang tidak tembus air dan ringan;



2.



Bahan pembuatan payung karena sifatnya yang tidak tembus air;



3.



Bahan dasar pembuatan mainan anak karena sifatnya yang mudah dibentuk dan mudah dicetak;



4.



Bahan pegangan peralatan dapur karena sifatnya yang isolator panas;



II.2.5. Pembuatan Plastik 1. Proses Injection Molding Termoplastik dalam bentuk butiran atau bubuk ditampung dalam sebuah hopper kemudian turun ke dalam barrel secara otomatis (karena gaya gravitasi) dimana ia dilelehkan oleh pemanas yang terdapat di dinding barrel dan oleh gesekan akibat perputaran sekrupinjeksi. Plastik yang sudah meleleh diinjeksikan oleh sekrup injeksi yang juga berfungsi sebagai plunger melalui nozzle ke dalam cetakan yang didinginkan oleh air.Produk yang sudah dingin dan mengeras dikeluarkan dari cetakan oleh pendorong hidraulik yang tertanam dalam rumah cetakan selanjutnya diambil oleh manusia atau menggunakan robot. Pa da saat proses pendinginan produk secara bersamaan di dalam barrel terjadi proses pelelehan



16



plastik sehingga begitu produk dikeluarkan dari cetakan dan cetakan menutup, plastik leleh bisalangsung diinjeksikan. 2. Proses Ekstrusi ekstrusi adalah proses untuk membuat benda dengan penampang tetap. Keuntungan dari proses ekstrusi adalah bisa membuat benda dengan penampang yang rumit, bisa memproses bahan yang rapuh karena pada proses ekstrusi hanya bekerja tegangan tekan, sedangkan tegangan tarik tidak ada sama sekali. aluminium, tembaga, kuningan, baja dan plastik adalah contoh bahan yang paling banyak diproses dengan ekstrusi. Contoh barang dari baja yangdibuat dengan proses e kstrusi adalah rel kereta api. Khusus untuk ekstrusi plastik proses pemanasan dan pelunakan bahan baku terjadi di dalam barrel akibat adaya pemanas dan gesekan antar material akibat putaran screw.Variasi dari ekstrusi plastik 1. Blown film. 2. Flat film and sheet 3. Ekstrusi pipa 4. ekstrusi profil 5. Pemintalan benang 6. Pelapisan kabel 3. Proses Thermoforming Thermoforming adalah proses pembentukan lembaran plasti k termoset dengan cara pemanasan kemudian diikuti pembentukan dengan cara pengisapan atau penekanan ke ronggamold. Plastik termoset tidak bisa diproses secara thermoforming karena pemanasan tidak bisa melunakkan termoset akibat rantai tulang belakang molekulnya saling bersilangan. contoh produk yang diproses secara thermoforming adalah nampan biskuit dan es krim. 4. Proses Blow Molding



17



Blow molding adalah proses manufaktur plastik untuk membuat produk-produk berongga (botol) dimana parison yang dihasilkan dari proses ekstrusi dikembangkan dalam cetakan oleh tekanan gas. Pada dasarnya blow molding adalah pengembangan dari proses ekstrusi pipa dengan penambahan mekanisme cetakan dan peniupan



BAB III PENUTUP



III.1.



Kesimpulan Karet adalah polimer hidrokarbon yang terkandung pada lateks beberapa jenis



tumbuhan. Menurut jenis-jenisnya karet dibedakan menjadi dua yaitu karet alami dan sintetis, selain itu proses pembuatannya dilakukan dengan tiga cara yaitu lembaran, crepes, dan blok karet.Istilah plastik mencakup produk polimerisasi sintetik atau semi-sintetik. Plastik adalah polimer; rantai panjang atom mengikat satu sama lain. Rantai ini membentuk banyak unit molekul berulang, atau "monomer". Plastik yang umum ,terdiri dari polimer karbon saja atau dengan oksigen, nitrogen, chlorine atau belerang di tulang belakang. Dengan kemampuan adaptasinya, komposisi yang umum dan beratnya yang ringan memastikan plastik digunakan hampir di seluruh bidang industri. Plastik dapat digolongkan berdasarkan sifat fisikanya, jenis-jenis dari plastik, kegunaan serta cara pembuatannya III.2.



Saran



Jangan membuang plastik disembarang tempat, dan jangan mengunakan plastik untuk membungkus atau menaruh makan panas kedalam plastik karena senyawa plastik dapat berpindah ke makan tersebut. Plastik juga bahan yang membutuhkan waktu lama



18



terurainya maka dari tu buanglah sampah plastik pada tempat yang disesuaikan agar tidak menyebabkan pencemaran lingkungan dan banjir.



DAFTAR PUSTAKA



https://id.wikipedia.org/wiki/Plastik (Diakses pada 13 Nopember 2018 19.00 WIB) http://www.jendelasarjana.com/2014/03/cara-membuat-plastik-prosespembuatan.html (Diakses pada 13 Nopember 2018 19.05 WIB) https://id.wikipedia.org/wiki/Jenis_karet (Diakses pada 13 Nopember 2018 19.30 WIB) https://bisakimia.com/2016/01/07/plastik-dan-kegunaannya/ (Diakses pada 13 Nopember 2018 20.00 WIB)



19