Makalah Kebijakan Dalam Kebidanan Mengenai Teori Sosial [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH KEBIJAKAN DALAM KEBIDANAN MENGENAI TEORI SOSIAL



Dosen Pengampu Suci Sholihat, M.Keb Disusun Oleh : Kelompok I 1.



Bella Rosita



P05140421003



2.



Dyah Sari Maharany



P05140421007



3.



Maria Tantiri M.N



P05140421018



4.



Rigita Tiya Nora Nika



P05140421024



KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BENGKULU PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN KELAS AHLI JENJANG TAHUN AJARAN 2022



i



KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji bagi Allah S.W.T., Tuhan Yang Maha Esa, pada akhirnya makalah yang penulis susun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Kebijakan Dalam Pelayanan Kebidanan yang diberi judul: “Kebijakan Dalam Kebidanan Mengenai Teori Sosial’” telah dapat diselesaikan. Makalah ini disusun dengan mengacu pada beberapa sumber bacaan dan akses internet. Tulisan ini sebagian besar hanyalah kutipan-kutipan dari beberapa sumber sebagaimana yang tercantum dalam Daftar Pustaka. Kami telah berusaha sesempurna mungkin menulis makalah ini untuk itu saran, kritik, maupun komentar yang ditujukan demi perbaikan makalah ini sangat kami harapkan. Semoga makalah ini berguna bagi kita semua.



Bengkulu,



Marer 2022



Penulis



ii



DAFTAR ISI



Kata Pengantar .................................................................................................................ii Daftar Isi............................................................................................................................iii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang..............................................................................................................1 B. Rumusan Masalah ........................................................................................................1 C. Tujuan ..........................................................................................................................2 BAB II PEMBAHASAN A. Kehamilan.....................................................................................................................3 B. Persalinan Nifas............................................................................................................3 C. Medikalisasi..................................................................................................................5 D. Pilihan Pelayan.............................................................................................................5 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan ..................................................................................................................8 B. Saran ............................................................................................................................8 Daftar Pustaka..................................................................................................................9



iii



BAB I PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator penting dalam menilai derajat kesehatan. Kematian Ibu dapat digunakan dalam pemantauan kematian terkait dengan kehamilan. Indikator ini dipengaruhi status kesehatan secara umum, pendidikan dan pelayanan selama kehamilan dan melahirkan. Sensitifitas AKI terhadap perbaikan pelayanan kesehatan menjadikannya indikator keberhasilan pembangunan sektor kesehatan. Kasus kematian Ibu meliputi kematian ibu hamil, ibu bersalin dan ibu nifas. Target global Suitainable Development Goals (SDGs) adalah menurunkan AKI menjadi 70 per 100.000 KH, Mengacu dari kondisi saat ini, potensi untuk mencapai target SDGs untuk menurunkan AKI adalah off track, yang berarti usaha untuk menurunkan AKI. Berdasarkan program SDG“s maka disusunlah Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2015-2019. Sembilan agenda yang dikenal dengan Nawa Citta tujuan kelima yaitu meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui peningkatan kualitas pendidikan dan pelatihan peningkatan layanan kesehatan masyarakat. Nawa Citta menargetkan AKI 306 per 100.000 kelahiran hidup dan menurunkan AKB 24 per 100.000 kelahiran. Penyebab langsung kematian ibu masih diduduki karena perdarahan, sementara itu, penyebab tidak langsung juga berperan cukup besar dalam menyebakan kematian ibu. Sebagian besar penyebab kesakitan dan kematian ibu tersebut dapat dicegah, salah satunya dengan asuhan kesehatan ibu terfokus pada Asuhan Persalinan Normal yaitu persalinan bersih dan aman. B. Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan kehamilan kebijakan dalam kebidanan mengenai teori sosial ? 2. Apa yang dimaksud dengan persalinan nifas kebijakan dalam kebidanan mengenai teori sosial ? 3. Apa yang dimaksud dengan medikalisasi kebijakan dalam kebidanan mengenai teori sosial ? 1



4. Apa yang dimaksud dengan pilihan pelayanan kebijakan dalam kebidanan mengenai teori sosial ? C. Tujuan 1. Menjelaskan tentang kehamilan kebijakan dalam kebidanan mengenai teori sosial. 2. Menjelaskan tentang persalinan nifas kebijakan dalam kebidanan mengenai teori sosial. 3. Menjelaskan tentang medikalisasi kebijakan dalam kebidanan mengenai teori sosial. 4. Menjelaskan tentang pelayanan kebijakan dalam kebidanan mengenai teori sosial.



2



BAB II PEMBAHASAN



A. Kehamilan Bidan mempunyai persyaratan pengetahuan dan keterampilan dari ilmu-ilmu sosial, kesehatan masyarakat dan etik yang membentuk dasar dari asuhan yang bermutu tinggi sesuai dengan budaya, untuk wanita, bayi baru lahir dan keluarganya. Setiap ibu hamil mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar. Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota wajib memberikan pelayanan kesehatan ibu hamil kepada semua ibu hamil di wilayah kabupaten atau kota tersebut dalam kurun waktu kehamilan. Bidan memberi asuhan antenatal bermutu tinggi untuk mengoptimalkan kesehatan selama kehamilan yang meliputi: deteksidini, pengobatan atau rujukan. Asuhan kebidanan didasari pada filosofi bahwa kehamilan dan persalinan merupakan proses alamiah atau fisiologis. Merupakan proses yang normal dan bukan penyakit. Proses childbirth merupakan kejadian fisik, psikososial dan kultural. Seni dalam asuhan kebidanan meliputi pengetahuan, kapan dan bagaimana memberikan asuhan yang sesuai dengan kebutuhan, serta mempertahankan proses persalinan berjalan alamiah. B. Persalinan Nifas Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, tanggap terhadap kebudayaan setempat selama persalinan, memimpin suatu persalinan yang bersih dan aman, menangani situasi kegawatdaruratan.Setiap bidan dalam memberikan asuhan persalinan harus berpandangan bahwa proses tersebut adalah alamiah dan normal sehingga dalam memberikan asuhan seorang bidan tidak perlu memberikan intervensi yang berlebihan. Dalam memberikan asuhan setiap bidan mempunyai metode tersendiri yang disesuaikan dengan kondisi klien, serta budaya yang dianut oleh klien dan keluarga.



3



Bidan memberikan asuhan pada ibu nifas dan menyusui yang bermutu tinggi dan tanggap terhadap budaya setempat. Berdasarkan pernyataan kompetensi maka dapat diumuskan pengetahuan dan keterampilan yang harus dimiliki oleh setiap bidan, yaitu: 1. Pengetahuan Dasar a. Fisiologi nifas b. Proses involusi dan penyembuhan sesudah persalinan atau abortus c. Proses



laktasi/



menyusui



dan



teknik



menyusui



yang



benar



serta



penyimpangan yang lazim terjadi termasuk pembengkakan payudara, abses, mastitis, puting susu lecet, putting susu masuk. d. Kebutuhan nutrisi nifas, kebutuhan istirahat, aktivitas dan kebutuhan fisiologis lainnya seperti pengosongan kandung kemih. e. Kebutuhan nutrisi bayi baru lahir. f. Adaptasi psikologis ibu sesudah bersalin dan abortus. g. Bonding dan attachement orangtua dan bayi baru lahir untuk menciptakan hubungan positif. h. Indikator subinvolusi misalnya perdarahan yang terus menerus, infeksi. i. Indikator masalah-masalah laktasi. j. Tanda dan gejala yang mengancam kehidupan misalnya perdarahan pervaginaan menetap, sisa plasenta, renjatan (shock) dan preeklamsi post partum. k. Indikator pada komplikasi tertentu dalam periode post partum, seperti anemia kronis, hematoma vulva, retensi urine dan incontinensia alvi. l. Kebutuhan asuhan dan konseling selam dan sesudah abortus. m. Tanda dan gejala komplikasi abortus. 2. Ketrampilan dasar a. Mengumpulkan data tentang riwayat kesehatan yang terfokus, termasuk keterangan rinci tentang kehamilan, persalinan, dan ketahiran. b. Melakukan pemeriksaan fisik yang terfokus pada ibu. c. Pengkajian involusi uterus serta penyembuhan perlukaan atau luka jahitan. d. Merumuskan diagnosa masa nifas. e. Menyusun perencanaan. f. Memulai dan mendukung pemberian ASI eksklusif. 4



g. Melaksanakan pendidikan kesehatan pada ibu meliputi perawatan diri sendiri, istirahat, nutrisi dan asuhan bayi baru lahir. h. Mengidentifikasi hematoma vulva dan melaksanakan rujukan bilamana perlu. i. Mengidentifikasi infeksi pada ibu, mengobati sesuai kewenangan atau merujuk untuk tindakan yang sesuai. j. Penatalaksanaan ibu post partum abnormal sisa plasenta, renjatan dan infeksi ringan. k. Melakukan konseling pada ibu tentang seksualitas dan KB pasca persalinan. l. Melakukan konseling dan memberi dukungan untuk wanita pasca absorsi. m. Melakukan kolaborasi atau rujukan pada komplikasi tertentu. n. Memberikan antibiotika yang sesuai. o. Mencatat dan mendokumentasikan temuan-temnuan dan intervensi yang dilakukan. 3. Ketrampilan tambahan a. Melakukan insisi pada hematoma vulva. C. Medikalisasi Terkait dengan hal nutrisi, aturan "medikalisasi" yang bertentangan dengan filosofi Normal and Natural Childbirth seringkali melarang makan dan minum bagi wanita yang akan melahirkan. Alasan yang digunakan lebih kepada historisitas daripada medis. Ketakutan yang melatarbelakangi kebijakan ini adalah bahwa jika seorang wanita yang akan melahirkan harus menjalani operasi sesar dengan penggunaan obat bius, kemungkinan dia akan muntah dan menghirup sisa-sisa makanan ke dalam paru-parunya ketika dia dalam keadaan tidak sadar karena efek obat bius tersebut. Pembuat kebijakan ini berharap agar larangan makan dan minum selama proses melahirkan akan menjamin tidak adanya sisa makan yang bisa dimuntahkan. D. Pilihan Pelayanan Pelayanan kebidanan adalah pelayanan yang diberikan oleh bidan yang telah terdaftar memperoleh SIPB (Surat ljin Praktek Bidan) dari dinas kesehatan. Pelayanan kebidanan merupakan seluruh tugas yang menjadi tanggung jawab praktek profesi bidan dalam sistem pelayanan kesehatan yang bertujuan meningkatkan kesehatan ibu dan anak dalam rangka mewujudkan kesehatan keluarga dan masyarakat. Pelayanan 5



kebidanan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan, yang diarahkan untuk mewujudkan kesehatan keluarga dalam rangka tercapainya keluarga yang berkualitas. Sasaran pelayanan kebidanan adalah individu, keluarga dan masyarakat, yang meliputi upaya peningkatan, pencegahan, penyembuhan dan pemulihan. Layanan kebidanan dapat dibedakan menjadi: 1. Layanan kebidanan primer adalah layanan bidan yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab bidan. 2. Layanan kebidanan kolaborasi adalah layanan yang dilakukan oleh bidan sebagai anggota tim yang kegiatannya dilakukan secara bersamaan atau sebagai salah satu urutan dari sebuah proses kegiatan pelayanan kesehatan. 3. Layanan kebidanan rujukan adalah layanan yang dilakukan oleh bidan dalam rangka rujukan ke sistem pelayanan yang lebih tinggi atau sebaliknya yaitu pelayanan yang dilakukan oleh bidan sewaktu menerima rujukan dari dukun yang menolong persalinan, juga layanan rujukan yang dilakukan oleh bidan ke tempat atau fasilitas pelayanan kesehatan lain secara horisontal maupun vertikal atau ke profesi kesehatan lainnya. Layanan kebidanan yang tepat akan meningkatkan keamanan dan kesejahteraan ibu serta bayinya. Pelayanan kebidanan yang bermutu yaitu pelayanan kebidanan yang dapat memuaskan setiap pemakai jasa pelayanan kebidanan yang sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata penduduk serta penyelenggaraannya sesuai dengan kode etik dan standart pelayanan kebidanan yang telah ditetapkan. Ukuran pelayanan kebidanan bermutu, yaitu : 1. Ketersediaan pelayanan kebidanan (Available). 2. Kewajaran pelayanan kebidanan (Appropriate). 3. Kesinambungan pelayanan kebidanan (Continue). 4. Penerimaan jasa pelayanan kebidanan (Acceptable). 5. Ketercapaian pelayanan kebidanan (Accesible). 6. Keterjangkauan pelayanan kebidanan (Affordable). 7. Efisiensi pelayanan kebidanan (Efficient). 8. Mutu pelayanan kebidanan (Quality) Praktik Kebidanan. Praktik kebidanan adalah penerapan ilmu kebidanan dalam memberikan asuhan kebidanan kepada klien dengan pendekatan manajemen kebijakan sedangkan manajemen kebidanan adalah pendekatan yang dilakukan oleh bidan dalam menerapkan metode pemecahan masalah secara sitematis. 6



Praktik kebidanan merupakan implementasi dari ilmu kebidanan oleh bidan yang bersifat otonom, kepada perempuan, keluarga dan komunitasnya, didasari etika dan kode etik bidan. Standar Praktik Bidan adalah wewenang atau batasan kewenangan dalam melaksanakan praktek kebidanan yang meliputi 24 standar dan dikelompokkan menjadi 5 bagian: 1. Standar pelayanan umum : a. Persiapan untuk kehidupan keluarga sehat. b. Pencatatan dan pelaporan. 2. Standar pelayanan antenatal : a. Identifikasi ibu hamil. b. Pemeriksaan dan pemantauan antenatal. c. Palapasi abdominal. d. Pengelolaan anemia pada kehamilan. e. Pengelolaan dini hipertensi pada kehamilan. f. Persiapan persalinan. 3. Standar pertolongan persalinan : a. Asuhan persalinan kala I. b. Persalinan kala II yang aman. c. Penatalaksanaan aktif persalinan kala III. d. Penanganan kala II dengan gawat janin melalui episiotomi 4. Standar pelayanan nifas : a. Perawatan bayi baru lahir. b. Penanganan pada 2 jam pertama setelah persalinan. c. Pelayanan bagi ibu dan bayi masa nifas. 5. Standar penanganan kegawatdaruratan obstetri dan neonatal : a. Penanganan perdarahan dalam kehamilan TM III b. Penanganan kegawatan pada eklampsia. c. Penanganan kegawatan pada partus lama atau macet. d. Persalinan dengan penggunaan vakum ekstraktor. e. Penanganan retensio plasenta. f. Penanganan perdarahan post partum primer (1-24 jam setelah kelahiran). g. Penanganan perdarahan post partum sekunder (2 hari setelah kelahiran). h. Penanganan pada infeksi nifas sepsis puerperalis. i. Penanganan pada asfiksia neonatorum atau sulit bernafas. 7



BAB III PENUTUP A. Simpulan Bidan mempunyai persyaratan pengetahuan dan keterampilan dari ilmu-ilmu sosial, kesehatan masyarakat dan etik yang membentuk dasar dari asuhan yang bermutu tinggi sesuai dengan budaya, untuk wanita, bayi baru lahir dan keluarganya. Setiap ibu hamil mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar. Pemerintah Daerah Kabupaten atau Kota wajib memberikan pelayanan kesehatan ibu hamil kepada semua ibu hamil di wilayah kabupaten/kota tersebut dalam kurun waktu kehamilan. Bidan memberi asuhan antenatal bermutu tinggi untuk mengoptimalkan kesehatan selama kehamilan. Asuhan kebidanan didasari pada filosofi bahwa kehamilan dan persalinan merupakan proses alamiah atau fisiologis. Merupakan proses yang normal dan bukan penyakit. Proses childbirth merupakan kejadian fisik, psikososial dan kultural. Seni dalam asuhan kebidanan meliputi pengetahuan, kapan dan bagaimana memberikan asuhan yang sesuai dengan kebutuhan, serta mempertahankan proses persalinan berjalan alamiah. Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, tanggap terhadap kebudayaan setempat selama persalinan, memimpin suatu persalinan yang bersih dan aman, menangani situasi kegawatdaruratan.Setiap bidan dalam memberikan asuhan persalinan harus berpandangan bahwa proses tersebut adalah alamiah dan normal sehingga dalam memberikan asuhan seorang bidan tidak perlu memberikan intervensi yang berlebihan. Dalam memberikan asuhan setiap bidan mempunyai metode tersendiri yang disesuaikan dengan kondisi klien, serta budaya yang dianut oleh klien dan keluarga. Bidan memberikan asuhan pada ibu nifas dan menyusui yang bermutu tinggi dan tanggap terhadap budaya setempat. B. Saran Semoga makalah ini bermanfaat bagi kami sebagai mahasiswi untuk meningkatkan pengetahuan dan wawasan. Serta bermanfaat bagi institusi atau bidan sebagai bahan pertimbangan untuk perbandingan dalam menigkatkan peran dan



8



pengetahuan. DAFTAR PUSTAKA Enkin, et.al (Pincombe, et.al.). 2014. Midwifery: Preparation in Practice. Routledge. London and New York. Estiwati, D; Meilani , N; Widyasi, H; Widyastuti, Y. 2009. Konsep Kebidanan. Jogjakarta: Fitramaya. Infodatin. Pusat Data dan Informasi kementerian kesehatan RI. 2014. Situasi Kesehatan Ibu. Jakarta. JNPKKR. 2017. Asuhan Persalinan Normal. JNPKKR: Jakarta. Kemenkes RI, 2016. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2016. : Kementrian Kesehatan RI, Jakarta



9