Makalah Kel 2 Ekonomi Moneter [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH EKONOMI MONETER “PERPUTARAN UANG DAN PERMINTAAN UANG”



DOSEN PENGAMPU: Nurmala Sari, S.Pd., M.Pd.



DISUSUN OLEH: Lenny Yanti



(A1A119044)



Eka Theresia Sihotang



(A1A119045)



Titania Noviana



(A1A119074)



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI 2021



KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Perputaran Uang Dan Permintaan Uang”. Penulis menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan tuntunan Tuhan Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu dalam kesempatan ini penulis menghaturkan rasa hormat dan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan karya tulis ini. Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dari materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, penulis telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat selesai dengan baik dan oleh karenanya, penulis dengan rendah hati dan dengan tangan terbuka menerima masukan, saran, serta usul guna penyempurnaan karya tulis ini. Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca.



Jambi, Februari 2021



Penulis



ii



DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ................................................................................................. i KATA PENGANTAR ............................................................................................. ii DAFTAR ISI.......................................................................................................... iii BAB I PENDAHULUAN......................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 2 1.3 Tujuan Penulisan....................................................................................... 2 BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................... 3 2.1 Perputaran Uang ....................................................................................... 3 2.2 Permintaan Uang ...................................................................................... 7 A. Teori Permintaan Uang Keynes ........................................................ 7 B. Teori Kuantitas (Klasik) ..................................................................... 8 C. Teori Portofolio ................................................................................ 10 D. Teori Transaksi dari Permintaan Uang ............................................ 10 BAB III PENUTUP ............................................................................................... 13 3.1 Kesimpulan .............................................................................................. 13 3.2 Saran ....................................................................................................... 13 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 14



iii



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permintaan uang mempunyai peranan yang sangat penting bagi otoritas kebijakan moneter dalam menentukan kebijakan yang tepat untuk menjaga stabilitas ekonomi. Analisis permintaan uang merupakan suatu analisis besaran-besaran ekonomi yang dibutuhkan untuk mendukung suatu kebijakan yang diambil oleh pemerintah di bidang moneter. Pemerintah, dalam hal ini adalah Bank Indonesia dapat menempuh suatu kebijakan moneter yang bertujuan untuk mencapai stabilitas moneter (Prawoto, 2010). Permintaan uang sangat mempengaruhi perekonomian indonesia hal ini dapat diperkuat dengan teori permintaan uang. Sehingga permintaan uang menjadi salah satu yang perlu perhatian pemerintah. Karena itu dengan perlunya perhatian terhadap permintaan uang tentu juga diperlukannya hal-hal yang dapat dijadikan sebagai penentu atau faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan uang, karena itu banyak teori- teori yang membahas tentang permintaan uang. Menurut Friedman (1980), kebijakan moneter dapat memberikan kontribusi dalam menentukan kestabilan ekonomi dengan kontrol besaranbesaran ekonomi yang kuat (Prawoto, 2010). Sehingga, studi empiris dan pengembangan model mengenai permintaan uang menjadi penting dilakukan baik di negara maju maupun berkembang untuk menjaga kestabilan moneter dan kestabilan ekonomi pada umumnya. Velocity of money (percepatan perputaran uang) adalah rata-rata jumlah berapa kali per tahun (perputaran) dari satu unit mata uang digunakan untuk membeli total barang dan jasa yang diproduksi dalam perekonomian. (Miskhin, 2008). Dalam kamus Bank Indonesia, velocity of money (kecepatan perputaran uang) didefinisikan sebagai besarnya kecepatan perputaran uang dalam perekonomian, merupakan cara untuk mengukur pendapatan nasional dibandingkan dengan perilaku pembelian dengan menggambarkan hubungan antara uang, pembelian barang, dan jasa, hal tersebut biasanya dinyatakan dalam bentuk perbandingan antara pendapatan nasional bruto terhadap uang yang tesedia untuk pembelian (persediaan uang).



1



1.2 Rumusan Masalah 1. Bagaimanakah Pertukaran Uang 2. Bagaimanakah Permintaan Uang 1.3 Tujuan Penulisan 1. Untuk mengetahui mengenai Pertukaran Uang 2. Untuk mengetahui mengenai Permintaan Uang



2



BAB II PEMBAHASAN 2.1 Perputaran Uang Dalam beberapa buku, velocity of money atau sering dilambangkan dengan huruf V, sering diartikan sebagai perputaran uang, ada juga yang mendefinisikan sebagai percepatan uang, atau ada juga yang mengartikan percepatan perputaran uang. Menurut Drs. M. Manullang (1977) dalam bukunya yang berjudul “Pengantar Teori Ekonomi Moneter”, yang dimaksud dengan V adalah kecepatan rata-rata tiap rupiah dalam sesuatu jangka waktu tertentu, jadi menyatakan berapa kali tiap-tiap rupiah dalam sesuatu jangka waktu tertentu berpindah dari tangan yang satu ke tangan yang lainnya. Dalam bukunya juga dinyatakan bahwa perobahan jumlah uang (M) memberi arah pengaruh yang sama dengan perubahan cepatnya peredaran uang (V) terhadap nilai uang dan harga barang. Bertambah cepatnya peredaran uang berarti berkurangnya permintaan terhadap uang, sebaliknya semakin lambatnya peredaran uang berarti naiknya permintaan terhadap uang. Velocity of money (percepatan perputaran uang) adalah rata-rata jumlah berapa kali per tahun (perputaran) dari satu unit mata uang digunakan untuk membeli total barang dan jasa yang diproduksi dalam perekonomian. (Miskhin, 2008). Dalam



bukunya



yang



berjudul



“Makroekonomi”,



Mankiw



(2006),



mendefinisikan velocity of money dalam dua jenis, yaitu : a) Perputaran uang transaksi (transactions velocity of money), yang diartikan sebagai berapa kali uang berpindah tangan dalam periode waktu tertentu dan mengukur tingkat dimana uang bersikulasi dalam perekonomian. b) Perputaran pendapatan uang (income velocity of money), yang menyatakan bahwa berapa kali uang masuk ke dalam pendapatan seseorang dalam periode waktu tertentu. Dalam kamus Bank Indonesia, velocity of money (kecepatan perputaran uang)



didefinisikan



sebagai



besarnya



kecepatan



perputaran



uang



dalam



perekonomian; merupakan cara untuk mengukur pendapatan nasional dibandingkan dengan perilaku pembelian dengan menggambarkan hubungan antara uang, pembelian barang, dan jasa; hal tersebut biasanya dinyatakan dalam bentuk



3



perbandingan antara pendapatan nasional bruto terhadap uang yang tesedia untuk pembelian (persediaan uang). Perputaran uang atau velocity of money adalah ukuran tingkat pertukaran uang dalam suatu perekonomian. Istilah ini mengacu pada berapa kali uang berpindah, berdasarkan rumus velocity of money. Ini juga mengacu pada seberapa banyak satu unit mata uang digunakan dalam periode waktu tertentu. Secara sederhana, istilah perputaran uang ini adalah tingkat di mana konsumen dan bisnis dalam suatu perekonomian secara kolektif membelanjakan uangnya. Velocity of money adalah proses yang penting untuk mengukur tingkat di mana uang yang beredar digunakan untuk membeli barang dan jasa. Ini digunakan untuk membantu para ekonom dan investor mengukur kesehatan dan vitalitas ekonomi. Perputaran uang yang tinggi biasanya berkaitan dengan ekonomi yang sehat dan berkembang. Jika terjadi sebaliknya, maka biasanya dikaitkan dengan resesi dan kontraksi. Dalam proses ekonomi, velocity of money adalah metrik yang dihitung oleh para ekonom. Umumnya untuk menunjukkan tingkat di mana uang ditransaksikan untuk barang dan jasa. Meski belum tentu merupakan indikator ekonomi utama, ini dapat diikuti bersama dengan indikator utama lainnya yang membantu



menentukan



kesehatan



ekonomi.



Seperti



halnya



PDB,



tingkat



pengangguran, maupun inflasi. GDP dan jumlah uang beredar adalah dua komponen rumus perputaran uang. Ekonomi yang tunjukkan perputaran uang atau velocity of money yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang lain cenderung dianggap lebih berkembang. Perputaran uang juga mengindikasikan fluktuasi dalam siklus bisnis. Ketika ekonomi berada dalam ekspansi, konsumen dan bisnis cenderung lebih siap mengeluarkan uang sehingga perputaran uang meningkat. Saat ekonomi sedang berkontraksi, konsumen dan bisnis biasanya lebih enggan untuk berbelanja dengan perputaran uang rendah. Karena perputaran uang atau velocity of money adalah proses yang berkorelasi dengan siklus bisnis, ia kerap dipandang sebagai indikator kunci. Oleh karenanya, perputaran uang biasanya diprediksikan akan naik ketika terjadi PDB dan inflasi. Atau, diprediksikan turun ketika indikator ekonomi utama seperti PDB dan inflasi turun dalam ekonomi yang berkontraksi. Rumus velocity of money biasanya menunjukkan tingkat di mana satu unit suplai mata uang ditransaksikan untuk barang dan jasa dalam suatu perekonomian. 4



Perputaran uang umumnya digunakan dalam skala besar sebagai ukuran aktivitas transaksional untuk populasi seluruh negara. Secara umum, ukuran ini dianggap sebagai perputaran jumlah uang beredar untuk seluruh perekonomian. Untuk penerapan ini, para ekonom biasanya menggunakan PDB dan M1 atau M2 untuk jumlah uang beredar. Oleh karena itu, persamaan perputaran uang dituliskan sebagai PDB dibagi jumlah uang beredar: Perputaran Uang = GDP ÷ Uang Beredar PDB Biasanya digunakan sebagai pembilang dalam rumus perputaran uang meski produk nasional bruto (GNP) juga dapat digunakan. Dalam perhitungan velocity money adalah faktornya, PDB mewakili jumlah total barang dan jasa dalam perekonomian yang tersedia untuk dibeli. M1 didefinisikan oleh The Fed sebagai jumlah dari semua mata uang yang dipegang oleh publik dan simpanan transaksi di lembaga penyimpanan. M2 adalah ukuran jumlah uang beredar yang lebih luas, ditambah dengan simpanan tabungan, deposito berjangka, dan reksadana pasar uang riil. Terdapat pandangan berbeda di antara para ekonom mengenai apakah perputaran uang merupakan indikator yang berguna untuk kesehatan suatu perekonomian. Atau, lebih khusus lagi, tekanan inflasi. Para “ahli moneter” yang menganut teori kuantitas uang, umumnya berpendapat bahwa perputaran uang atau velocity of money adalah kondisi yang seharusnya stabil tanpa adanya perubahan ekspektasi. Namun, perubahan jumlah uang beredar dapat mengubah ekspektasi dan karenanya mengubah pula perputaran uang dan inflasi. Misalnya, peningkatan jumlah uang beredar secara teoretis akan mengarah pada peningkatan harga PDB yang sepadan karena ada lebih banyak uang untuk tingkat barang dan jasa yang sama dalam perekonomian.Hal sebaliknya harus terjadi dengan penurunan jumlah uang beredar. Di sisi lain, para kritikus ekonomi berpendapat bahwa dalam jangka pendek, velocity of money adalah tergolong peristiwa yang sangat bervariasi. Ini mengakibatkan hubungan yang lemah dan tidak langsung antara jumlah uang beredar dan inflasi. Secara empiris, data menunjukkan bahwa perputaran uang memang ditentukan oleh berbagai variabel. Selain itu, hubungan antara perputaran uang dan inflasi juga bervariasi. Misalnya, dari tahun 1959 hingga akhir 2007, perputaran 5



persediaan uang M2 rata-rata sekitar 1,9 kali dengan maksimum 2.198 kali pada tahun 1997 dan minimum 1.653 kali pada 1964. Sejak 2007, perputaran uang turun drastis seiring dengan The Fed memperluas neraca secara signifikan untuk memerangi krisis keuangan global dan tekanan deflasi. Secara umum perputaran uang yang terjadi di Indonesia dapat diilustrasikan seperti gambar berikut:



(sumber: raahmaad.files.wordpress.com) a) Dimulai dari lingkaran teratas, Bank Indonesia mencetak uang baru dan mendistribusikan uang ke seluruh Kantor BI baik kantor pusat maupun kantor daerah. b) Kantor Bank Indonesia pusat dan daerah mendistribusikan uang melalui perbankan maupun layanan kas lainnya. c) Bank Umum (nasional dan swasta) menerima uang dari Bank Indonesia dan melayani kebutuhan masyarakat akan uang tunai. d) Masyarakat mengambil uang dari bank dan menggunakannya untuk kebutuhan transaksi serta menyetorkan “kelebihan” uang tunainya ke bank. e) Perbankan menerima setoran uang tunai dari masyarakat dan Menyetorkannya kembali ke Bank Indonesia. f) Bank Indonesia memusnahkan uang jelek dan mendistribusikan kembali uang baru dan uang yang masih layak pakai. 6



2.2 Permintaan Uang Permintaan uang dalam ilmu ekonomi moneter didefinisikan sebagai jumlah uang yang ingin dipegang oleh masyarakat dan perusahaan secara keseluruhan. Dengan kata lain, permintaan uang adalah total permintaan uang dari seluruh rumah tangga dan perusahaan dalam sebuah perekonomian. Menurut pandangan ekonomi klasik, fungsi uang hanyalah sebagai alat tukar. Karenanya jumlah uang yang diminta



berbanding



proporsional



dengan



tingkat



pendapatan.



Jika



tingkat



pendapatan meningkat, permintaan uang meningkat, begitu juga sebaliknya. Jumlah uang yang dipegang oleh masyarakat bukanlah semata-mata nilai nominalnya, tetapi juga daya belinya, yaitu nilai nominal dibandingkan dengan tingkat harga (real money balances). Karena uang hanya berfungsi sebagai alat tukar, maka uang bersifat netral (money neutrality), dalam arti uang hanya memengaruhi tingkat harga. A. Teori Permintaan Uang Keynes Pada dasarnya teori Keynes merupakan pengembangan dari teori Klasik, dimana melihat permintaan uang berdasarkan motif orang memegang uang. Teori Klasik sendiri menyatakan motif memegang uang adalah untuk transaksi saja meskipun pada teori Cambridge sudah mulai mengenalkan pandangan bahwa orang memegang uang juga dipengaruhi oleh faktor kelembagaan lain misalkan ekspektasi di masa yang akan datang, tetapi sifatnya masih kualitatif. Teori permintaan uang dari Keynes merupakan bagian dari teori makro yang di tuangkan dalam bukunya The General Theory of Employment, Interest and Money Pada teori ini Keynes mengemukakan sesuatu yang berbeda dengan teori permintaan uang tradisi klasik. Perbedaan tersebut terletak pada penekanan oleh Keynes pada fungsi uang yang lain yaitu sebagai penyimpan kekayaan (store of value) dan bukan hanya sebagai alat transaksi saja (means of Exchange) saja. Didalam teorinya Keynes membagi permintaan uang atas tiga motif yaitu untuk transaksi, berjaga-jaga dan untuk spekulasi. Pertama, Keynes menyatakan bahwa permintaan uang kas untuk tujuan transaksi tergantung pada pendapatan. Dimana makin tinggi tingkat pendapatan, makin besar keinginan akan uang kas untuk transaksi. Seseorang atau masyarakat yang tingkat pendapatannya tinggi, biasanya melakukan transaksi yang lebih banyak dibandingkan seseorang atau masyarakat yang pendapatannya rendah. Kedua, Keynes menjelaskan bahwa permintaan uang 7



untuk motif berjaga-jaga dipengaruhi oleh pendapatan, karena jika tingkat pendapatan tinggi, maka seseorang akan menghadapi kemungkinan timbulnya kesempatan-kesempatan yang lebih baik, tetapi dengan resiko yang lebih besar. Dan yang ketiga permintaan uang untuk tujuan spekulasi, menurut Keynes ditentukan oleh tingkat bunga. Makin tinggi tingkat bunga makin rendah keinginan masyarakat akan uang kas untuk tujuan atau motif spekulasi. Sebaliknya, makin rendah tingkat suku bunga, maka makin besar keinginan masyarakat untuk menyimpan uang.



B. Teori Kuantitas (Klasik) Teori permintaan uang klasik bermula dari teori tentang jumlah uang yang beredar dalam masyarakat (teori kuantitas uang). Teori ini tidak dimaksudkan untuk menjelaskan mengapa seseorang/masyarakat menyimpan uang kas, tetapi lebih pada peranan uang dalam perekonomian. Teori Kuantitas dipelopori oleh Irving Fisher, Alfred Marshall, dan Milton Friedman. Inilah teori yang mereka cetuskan tentang permintaan uang:



1. Teori Irving Fisher Pandangan klasik mengenai faktor yang menentukan permintaan uang dapat dijelaskan dengan menggunakan teori kuantitas (quantity theory) dan teori sisa tunai (cash-balance theory). Dengan sederhana Irving Fisher merumuskan teori kuantitas uang sebagai berikut: MV = PT Di mana: M = jumlah uang beredar V = tingkat perputaran uang (velocity), yaitu berapa kali suatu mata uang pindah tangan (misalnya untuk transaksi) dari satu orang kepada orang lain dalam suatu periode tertentu P = harga barang T = volume barang dalam transaksi Menurut Fisher, nilai V ditentukan oleh kebiasaan pembayaran gaji dan efisiensi 8



lembaga keuangan. Oleh karena faktor-faktor ini tidak selalu berubah, nilai V relatif tetap. Pada suatu periode tertentu (misalnya satu tahun), kuantitas barang yang diperda gangkan T jumlahnya tertentu. Dalam keseimbangan (full employment) nilai T adalah tetap dan telah mencapai tingkat yang maksimum. Berdasarkan keyakinan bahwa nilai V dan T adalah tetap, ahli-ahli ekonomi klasik berpendapat bahwa perubahan dalam penawaran uang hanya akan mempengaruhi tingkat harga.



2. Teori Cambridge atau Marshall Pandangan klasik yang kedua adalah teori cash-balance theory yang dikembangkan oleh A. Marshall dari Cambridge University. Teori ini pada dasarnya sama dengan teori kuantitas uang, tetapi cara pendekatannya sangat berbeda. Dalam teori ini tidak menekankan pada hubungan antara penawaran uang dan tingkat harga. Akan tetapi yang ditekankan adalah mengenai tujuan masyarakat dalam permintaan uang dan bagaimana faktor ini menentukan jumlah uang yang diperlukan masyarakat. Marshall berpendapat bahwa tujuan memegang uang adalah untuk membiayai transaksi yang dilakukan. Seterusnya Pigou menambah alasan lain dari masyarakat memegang uang yaitu untuk berjaga-jaga. Dengan notasi yang sama formulasi Marshall sebagai berikut: M = k PT = kY Dimana: k = 1/V Secara matematis formulasi Marshall sama dengan formulasi Irving Fisher, namun implikasinya berbeda. Marshall memandang bahwa individu/masyarakat selalu menginginkan sebagian tertentu dari pendapatannya (Y) dalam bentuk uang tunai (k). Sehingga kY merupakan keinginan individu/ masyarakat terhadap uang tunai.



3. Teori Modal (Capital Theory) Milton Friedman Menurt Milton Friedman, uang merupakan salah satu bentuk kekayaan seperti halnya bentuk-bentuk kekayaan yang lain, misalanya surat berharga, tanah, dan keahlian. Bagi seorang pengusaha, uang merupakan barang yang produktif. Apabila uang tersebut dikombinasikan dengan faktor produksi yang lain, pengusaha dapat 9



menghasilkan barang. Dengan demikian, teori permintaan uang dapat pula dipandang sebagai teori tentang modal (Capital Theory). Friedman memberikan definisi kekayaan



meliputi segala sesuatu yang



merupakan sumber pendapatan. Salah satu sumber pendapatan ini berasal dari diri manusia itu sendiri, yaitu keahlian (skill). Milton Friedman ternyata



membagi



kekayaan dengan lima kategori, yaitu uang, kas obligasi, saham, kekayaan yang berbentuk fisik, dan kekayaan yang berbentuk manusia atau keahlian (skill). Dipandang dari seorang pemilik kekayaan (bukan pengusaha), teori permintaan uang dapat disamakan dengan teori permintaan akan barang konsumsi, jadi permintaan terhadap uang kas tergantung pada tiga faktor utama, yaitu: 1) Jumlah total kekayaan. 2) Harga dan pendapatan dari berbagai alternative bentuk kekayaan. 3) Selera dan kesukaan dari pemilik kekayaan.



C. Teori Portofolio Teori permintaan uang yang menekankan peran uang sebagai penyimpan nilai disebut teori portofolio (portfolio theories). Menurut teori ini, orang-orang yag memegang uang sebagai portofolio asset mereka. Uang memberikan kombinasi resiko dan hasil berbeda dibanding aset lain. Biasanya, uang memberikan hasil (nominal) yang aman, sedangkan harga saham obligasi bias naik atau turun. Jadi, beberapa ekonom menyarankan rumah tangga untuk memegang uang sebagai bagian dari portofolio optimal mereka. Teori portofolio memprediksi bahwa permintaan uang seharusnya bergantung pada resiko dan hasil yang diberikan oleh uang dan oleh berbagai asset selain uang. Selain itu, permintaan uang seharusnya bergantung pada kekayaan total, karena kekayaan mengukur besarnya portofolio yang dialokasikan di antara uang dan asset alternatife.



D. Teori Transaksi dari Permintaan Uang Teori permintaan uang yang menekankan peran uang sebagai media pertukaran disebut teori transaksi (transaction theories). Teori ini menyatakan bahwa uang adalah aset yang didominasi dan menekankan bahwa orang memegang uang, tidak seperti aset-aset lainnya, untuk melakukan pembelian. Teori ini menjelaskan mengapa orang memegang ukuran uang yang sempit, seperti mata uang dan 10



rekening cek, sebagai lawan dari memegang aset yang mendominasinya, seperti rekening tabungan atau treasury bills. Teori transaksi dari permintaan uang bermacam-macam, bergantung pada bagaimana orang memodelkan proses menghasilkan uang dan melakukan transaksi. Seluruh teori ini mengasumsikan bahwa uang mempunyai biaya dan menerima tingkat pengembalian yang rendah dan manfaat yang membuat transaksi lebih aman. Orang-orang memutuskan berapa banyak uang yang akan dipegang dengan mentrade off kan biaya dan manfaat itu.  Faktor-Faktor yang Memengaruhi Permintaan Uang Dua faktor utama yang memengaruhi permintaan uang adalah pendapatan dan tingkat bunga. Selain itu, permintaan uang dipengaruhi oleh: a) Selera Masyarakat Selera masyarakat akan memengaruhi permintaan uang. Misalnya, peningkatan selera



masyarakat



terhadap



barang-barang



impor



yang



mahal



akan



meningkatkan permintaan terhadap uang kas untuk tujuan transaksi. b) Kekayaan dari Masyarakat Apabila suatu masyarakat semakin kaya, maka permintaan terhadap uang cenderung meningkat. Namun, tidak selalu bahwa kenaikan kekayaan yang cukup besar akan secara otomatis meningkatkan permintaan uang kas. Mungkin, ada sebagian yang diwujudkan dalam bentuk tabungan atau surat c) Tersedianya Fasilitas Kredit Dengan makin banyak serta mudahnya fasilitas kredit seperti kartu kredit dan pembayaran angsuran maka permintaan uang kas semakin kecil. d) Kepastian tentang Pendapatan yang Diharapkan Apabila masyarakat memiliki kepastian tentang pendapatan yang diharapkan di masa mendatang maka permintaan uang cenderung turun. Sebaliknya, apabila masyarakat tidak yakin bahwa pendapatan yang diharapkan kemungkinan tidak menjadi kenyataan maka permintaan uang kas cenderung naik. e) Harapan tentang Harga Apabila masyarakat menganggap bahwa di kemudian hari harga-harga barang dan jasa akan turun mereka akan cenderung menahan uang kas dan menunda pembelian



barang.



Sebaliknya,



apabila



diperkirakan



harga



akan



naik,



permintaan uang oleh masyarakat cenderung turun. 11



f) Sistem/Cara Pembayaran yang Berlaku Cara pembayaran ini berhubungan erat dengan sistem atau proses produksi barang. Apabila proses produksi mulai dari bahan mentah sampai barang jadi dan distribusinya dilakukan oleh beberapa perusahaan berbeda dengan pembayaran kontan maka permintaan uang kas semakin besar.



12



BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Perputaran uang atau velocity of money adalah ukuran tingkat pertukaran uang dalam suatu perekonomian. Istilah ini mengacu pada berapa kali uang berpindah, berdasarkan rumus velocity of money. Ini juga mengacu pada seberapa banyak satu unit mata uang digunakan dalam periode waktu tertentu. Secara sederhana, istilah perputaran uang ini adalah tingkat di mana konsumen dan bisnis dalam suatu perekonomian secara kolektif membelanjakan uangnya. Velocity of money adalah proses yang penting untuk mengukur tingkat di mana uang yang beredar digunakan untuk membeli barang dan jasa. Ini digunakan untuk membantu para ekonom dan investor mengukur kesehatan dan vitalitas ekonomi. Perputaran uang yang tinggi biasanya berkaitan dengan ekonomi yang sehat dan berkembang. Jika terjadi sebaliknya, maka biasanya dikaitkan dengan resesi dan kontraksi. Dalam proses ekonomi, velocity of money adalah metrik yang dihitung oleh para ekonom. Permintaan uang dalam ilmu ekonomi moneter didefinisikan sebagai jumlah uang yang ingin dipegang oleh masyarakat dan perusahaan secara keseluruhan. Dengan kata lain, permintaan uang adalah total permintaan uang dari seluruh rumah tangga dan perusahaan dalam sebuah perekonomian. Menurut pandangan ekonomi klasik, fungsi uang hanyalah sebagai alat tukar. Karenanya jumlah uang yang diminta berbanding proporsional dengan tingkat pendapatan.



3.2 Saran Dalam



penulisan



kesempurnaan, bahasanya,



masih



materi



dan



makalah banyak



ini



penulis



terdapat



penyusunannya.



menyadari



masih



kesalahan-kesalahan, Oleh



karena



itu



jauh



dari



baik



dalam



penulis



sangat



mengharapkan kritik, saran dan masukan yang dapat membangun penulisan makalah ini.



13



DAFTAR PUSTAKA Drs. Iswardono SP., MA Uang Dan Bank, Edisi 4, 1999, BPFE Yogyakarta: Yogyakarta http://thesis.umy.ac.id/datapublik/t37928.pdf http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/41616/Chapter%20II.pdf?seq uence=4&isAllowed=y https://www.academia.edu/29067561/Makalah_Permintaan_Uang_Jumlah_Uang_B eredar_



14