Makalah Kel. 5 Seni Mendongeng [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH Cara Menulis Dongeng dan Jenis-Jenis Dogeng Dosen Pengampuh: Izza Fitri, M.Pd



Disusun Oleh: Kelompok 5



Nama : 1. Athiyyah Kamilah



(1820210040)



2. Egidia Natasya Ardora



(1820210045)



3. Hikmah



(1820210048)



4. Jelita Dwi Cendani



(1820210053)



4. Nurhanifah



(1820210065)



5. Selvi Kurnia Utami



(1820210076)



PRODI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI FAKULTAS ILMU TARBIYAH & KEGURUAN UIN RADEN FATAH PALEMBANG 2021



KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya



sehingga



saya



dapat



menyelesaikan tugas



makalah



yang



berjudul “Cara Menulis Dogeng dan Jenis-Jenis Dogeng” ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Seni Mendogeng. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang “Kualifikasi Pendidik dan Karakteristik Kelompok Bermain” bagi para pembaca dan juga bagi penulis. Saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Izza Fitri, M.Pd selaku Dosen Mata Kuliah Seni Mendogeng, yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.



Palembang, 30 April 2021



Kelompok 5



i



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR ......................................................................................... i DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ............................................................................................. 1 B.



Rumusan Masalah ................................................................................................... 2



C.



Tujuan ..................................................................................................................... 2



BAB II PEMBAHASAN A.



Cara Menulis Dongeng ........................................................................................... 3



B.



Jenis-Jenis Dongeng................................................................................................ 6



BAB III PENUTUP A. Kesimpulan ............................................................................................... 11 B. Saran .......................................................................................................... 11 DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 12



ii



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap anak tentu senang mendengarkan cerita, baik itu cerita dikarang sendiri oleh orang tua atau dibacakan melalui buku. Sudah menjadi kebiasaan di mana-mana, bahwa sebelum anak tidur, orang tua akan mendongeng atau membacakan kisah-kisah nyata kepada anak. Namun, kebiasaan baik yang dilakukan orang tua pada zaman dahulu, kini sudah ditinggalkan oleh sebagian orangtua yang disebabkan oleh berbagai kesibukan mereka. Padahal bila kita ketahui sesungguhnya banyak ditemukan ajaran kehidupan falsafah, hal-hal positif,kata-kata motivasi, penanaman nilai-nilai buruk, benar salah, penanaman sopan santun, budi pekerti, serta nilai-nilai positif lainnya. Di sinilah sebenarnya peran seorang pendidik untuk bisa menjadi orangtua kedua di sekolah untuk bisa menanamkan nilai-nilai tersebut di atas, bagi anak-anak akan lebih mudah diterima apabila disampaikan melalui sebuah cerita dari pada menggunakan teori, baik berupa dongeng, ataupun kisah-kisah nyata yang banyak memberi pelajaran berharga dengan manusia sebagai tokohnya ataupun binatang-binatang yang dikenal oleh anak-anak.Untuk itu kita perlu mengetengahkan cerita yang memberikan motivasi kepada anak. Pepatah mengatakan bahwa,” belajar pada waktu kecil seperti mengukir di atas batu,” dan “ belajar pada waktu dewasa seperti mengukir di atas air,”. Maka manfaatkanlah usia anak sebagai masa keemasan ini untuk mengoptimalkan diri anak dengan sebaik-baiknya. Dan tentunya kita sebagai seorang pendidik tidak menyia-nyiakan kesempatan ini, diantaranya dengan membacakan cerita ataupun mendongeng.



1



B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana Cara Menulis Dongeng? 2. Sebutkan Jenis-Jenis Dongeng?



C. Tujuan 1. Agar mengetahui dan memahami Cara Menulis Dongeng 2. Agar mengetahui dan memahami Jenis-Jenis Dongeng



2



BAB II PEMBAHASAN A. Cara Menulis Dongeng Dongeng adalah hiburan yang menyenangkan untuk anak dan memberikan manfaat positif bagi anak dongeng adalah sebuah sarana pendidikan karakter yang dampaknya nya sudah dirasakan sejak zaman dahulu kala. Oleh karena itu dongeng bisa menjadi Wahana untuk mengasah imajinasi, alat pembuka Cakrawala anak, mencerdaskan anak dari aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Dongeng juga menjadi salah satu media komunikasi untuk menyampaikan beberapa pelajaran dari pesan moral yang didapatkan sehingga diharapkan anak dapat menerapkan apa yang sudah di dengarkan dalam kehidupan sehari-hari. Menulis adalah suatu kegiatan memproduksi hasil olah piker. Meningkatkan kemampuan menulis dongeng adalah langkah awal seorang guru agar dapat mengembangkan kemampuan mendongeng yang dimiliki karena dengan dongeng yang ditulisnya sendiri guru dengan mudah melatih diri agar lebih Mahir dalam mendongeng. Langkah awal yang harus diketahui guru adalah untuk intrinsik sebuah dongeng yaitu: 1. Tema adalah ide pokok dari cerita dan merupakan patokan untuk membangun suatu cerita 2. Alur adalah jalan cerita yang diurutkan berdasarkan sebab akibat maupun berdasarkan urutan waktu 3. Penokohan adalah proses penampilan tokoh dengan pemberian watak dan juga sifat 4. Latar adalah salah satu unsur intrinsik pembentuk cerita yang menunjukkan di mana dan kapan rangkaian Rangkaian cerita itu terjadi 5. Amanat adalah Pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca melalui cerita yang dibuat



3



Menulis adalah suatu kegiatan memproduksi hasil olah pikir. Adapun cara menulis dongeng secara umum adalah sebagai berikut a. Tentukan jenis dongeng yang akan dibuat, jenis dongeng bisa menentukan bagaimana alur cerita dalam suatu dongeng, karena banyak sekali macam- macam jenis dongeng di Indonesia ini dengan kearifanlokal daerah yang beragam. b. Pikirkan setting waktu dan tempat. Kekayaan latar budaya di Indonesia bisa menjadi referensi agar mengenalkan Indonesia. Tempat-tempat bersejarah diindonesia sangat banyak sekali dengan berbagai macam cerita dibaliknya. c. Setelah itu, buat jalan cerita yang menonjolkan keajaibankeajaiban, seperti cerita keajaiban timun mas, keong mas, bawang merah bawang putih dan masih masih banyak lagi. d. Gunakan kalimat yang mudah dipahami anak-anak, hindari penggunaan kalimat multitafsir yang membuat anak-anak tidak paham. Karena kita kan membahas dongeng untuk anak-anak, maka disini kita dapat memberikan contoh dongeng yang sederhana dengan alur yang maju sehingga mudah untuk di pahami anak dan mengandung moral dan teladan agar dapat mengispirasi anak-anak dan tentunya menarik untuk mereka dengar dengan gaya penyampian yang beragam.1 e. Perhatikan EYD yang digunakan dalam tulisan, dengan menggunakan ejaan yang sempurna tentu dapat dengan mudah anak pahami. f. Manfaatkan referensi dongeng yang sudah diterbitkan oleh orang lain di media massa, artinya referensi-refensi dongeng yang sudah ada dan tidak asing lagi tentunga kita dengan dan banyak juga yang dibuat film melalui inspirasi dari cerita dongeng asli Indonesia



1



Abdurahman Adisaputera, dkk, Pembinaan Kemampuan Menulis Dongeng Bagi Guru TK Aisyah di kota Medan



4



yang sangat menonjolkan kultur budaya didalamnya. g. Sisipkan pesan moral di dalam dongeng, hindari pesan secara verbal, karena anak-anak kurang suka pada cerpen yang bersifat menggurui. Pesan moral dalam dongeng sangat bermanfaat dan efektif sebagai media penyampian kepada anak usia dini. Dengan begitu tanpa mereka sadari ketika mereka mendengarkan dongeng maka mereka juga akan memahami pembelajaran- pembelajaran didalamnya. Banyak macam-macam cara menulis cerita/ mendongeng adalah tergantung gaya penulis, baik dari segi umum dan segi khusus adapun cara menulis dongeng dengan lebih spesifik yaitu, sebagai berikut2 : 1. Tentukan jenis dogeng yang ingin di tulis seperti : Dongeng Fabel a) Pertama, menulis cerita dongeng biasanya temukan ide cerita terlebih dahulu bukan di buat sembarangan, sebab ide adalah kunci dari cerita agar cerita tersebut dengan baik. . kumpulkan bahan. Setelah ide cerita ditemukan, langkah. selanjutnya adalah mengumpulkan bahan-bahan cerita yang berhubungan dengan apa yang akan dituliskan. Contohnya, jika seseorang ingin menulis cerita tentang kisah ikan pari yang mati karena keserakahan maka kumpulkan sebanyak-banyaknya data tentang ikan pari. Seperti apa tampilan fisiknya, dimana habitatnya, binatang apa saja yang sering berhubungan secara langsung maupun tidak langsung dengan ikan tersebut dan sebagainya. b) Kedua, Susun kerangka cerita. di bawah ini contoh kerangka cerita yang bisa ditiru agar proses penyusunan menjadi lebih mudah. Seperti tema, tujuan, penokohan dari suatu cerita, penceritaan, perkenala, komplikasi, klimaks, penyelesaian, amanat, latar, tempat, ringkasan cerita. 2



Azainn almutaqin, Langkah Mudah Menulis Cerita Dongeng (Fabel), 2016



5



c) Ketiga, Kembangkan kerangka cerita. Kunci mengembangkan cerita adalah deskripsi (penggambaran tokoh dan latar cerita), narasi (jalannya cerita secara runtut) dan dialog (percakapan antar tokoh) Jadi, cara menentukan jenis dongeng yang akan kita tulis dapat kita sesuaikan dengan kebutuhan anak, dimana terdapat berbagai macam jenis-jenis dongeng di indonesia ini. Dengan sistematika penulisan yang tepat, maka dongeng akan menjadi karya yang sangat menarik untuk di ceritakan dan di dengarkan terutama untuk anak-anak. 2. Jabarkan cerita kembali menggunakan gaya tulisan kita Banyak sekali cerita kita yang dibuat berusaha payah membuatnya dikatakan plagiat sama seperti karya milik orang lain, al-hasil kita harus mengulang lagi . perlu di garis bawahi cerita kita harus di buat menarik dan menggunakan kata-kataita, gaya tulisan kita sendiri agar tidak menoton , bosan saaat membaca 3. Hidupkan karakteristik tokoh melalui deskripsi atau menyematkan nama yang khas. Misalnya cerita Indonesia (legenda) Tokoh biasanya tergantung penulis misalnya karakter tokoh dibuat marah maka untuk menghidupkan suasana marah maka menggunakan tanda seru agar tokoh tersbut biar keliahatan hidup. 4. Jika perlu tambahkan atau kurangi adegan untuk memperkuat alur cerita B. Jenis-Jenis Dogeng 1. Dongeng Fabel Menurut kamus Besar Bahasa Indonesia, fabel yang berasal dari bahasa Inggris fable adalah cerita yang menggambarkan watak dan budi manusia yang pelakunya diperankan oleh binatang.3 Menurut Danandjaja Dongeng binatang (fabel) adalah dongeng yang ditokohi binatang peliharaan dan binatang liar, seperti binatang menyusui, burung, binatang melata (reptillia), ikan, dan serangga. Binatang-binatang



3



Fabel, Dalam KBBI Daring. Diakses dari https://kbbi.web.id/fabel, 25 April 2021



6



itu dalam cerita jenis ini dapat berbicara dan berakal budi seperti manusia.4 Contoh dogeng fabel :kancil dan buaya, kelinci dan kura-kura, serigala berbulu domba dll.Dogeng Fabel mempunyai ciri-ciri sebagai berikut : 1. Menggunakan hewan sebagai tokoh utama dan dapat bertingkah seperti manusia. 2. Menunjukkan penggambaran moral dan kritik tentang kehidupan di dalam ceritanya. 3. Penceritaan yang pendek dan menggunakan pilihan kata yang mudah. 4. Menceritakan antara karakter manusia yang lemah dan kuat. 5. Menggunakan setting alam. 6. Memuat informasi berdasarkan khayalan (fiksi).5 Jadi dapat disimpulkan dogeng fabel adalah dogeng menceritakan binatang sebagai tokoh cerita yang mempunyai sifat, karakter dan tingkah laku seperti manusia pada kehidupan nyata. 2. Dongeng Parabel Parabel



merupakan



jenis



dogeng



yang



berkisah



tentang



perumpamaan yang didalamnya mengandung kiasan yang bersifat mendidik.Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia parabel adalah cerita rekaan untuk menyampaikan ajaran agama,moral,atau kebenaran umum dengan menggunakan perbandingan atau ibarat.Contoh dari dogeng parabel: kisah nabi Muhammad SAW, Hakim yang Adil dll. 3. Dongeng Mite Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mite adalah cerita yang mempunyai latar belakang sejarah, dipercayai oleh masyarakat sebagai cerita yang benar-benar terjadi, dianggap suci.



4 Danandjaja, James, “Folklor Indonesia:Ilmu gosip, dogeng,dan lain-lain”, Jakarta: Pustaka Utama Grafiti, 2002, Hal.86 5 Sri Katoningsi, “Keterampilan Bercerita”, Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta, Hal.114



7



Mite menurut Wiliam.R.Bascom mite adalah cerita prosanrakyat yang diangap benar-benar terjadi dan dianggap suci oleh yang empunya cerita, yang tokohi oleh para dewa atau makhluk setengah dewa. Terjadi di dunia lain atau bukan di dunia seperti sekarang.6 Contoh dari dogeng mite : nyi roro kidul, aji saka, jawa tarub.Mite mempunyai ciri-ciri sebagai berikut : •



Dipercaya benar-benar terjadi oleh penganutnya.







Meski aneh, namun sangat penting bagi masyarakat.







Ceritanya sederhana dan terdiri dari beberapa motif dan plot yang mudah.







Cara penuturan disertai dengan upacara tertentu.







Cerita yang terkandung di dalamnya dianggap suci dan keramat.







Latar belakang biasanya masa lampau.







Salah satu jenis tokoh yang harus ada di dalam mite adalah makhluk penting dalam pengertian budaya dan masyarakat.7 Jadi dapat disimpulkan Mite adalah cerita tokohnya para dewa



atau makhluk setengah dewa dan terjadi di dunia lain pada masa lampau. 4. Dongeng Legenda Legenda merupakan cerita rakyat yang benar-benar terjadi. Legenda disebut juga dengan sejarah tentang sesuatu yang ad di masyarakat. Menurut William R. Bascom legenda adalah cerita yang mempunyai ciri-ciri yang mirip dengan mitos, yaitu dianggap benar-



6 Lira Hayu Afdetis dan Samsiarni, “Buku Ajar Mata Kuliah Folklor”, Yogyakarta: Deepublish, 2018, Hal.83. 7 Fakhriyan Ardyyanto, Mite adalah Istilah Lain dari Mitos, Pahami Jenis dan Contohnya di Indonesia, diakses https://m.liputan6.com/hot/read/4436787/mite-adalahistilah-lain-dari- mitos-pahami-jenis-dan-contohnya-di-indonesia, 25 April 2021, pukul 20.23



8



benar terjadi, tetapi tidak dianggap suci.8 Cerita prosa rakyat dianggap oleh empunya cerita sebagai suatu kejadian yang sungguhsungguh pernah terjadi. Contoh dogeng legenda : gunung tangkuban perahu, danau toba,candi prambanan dll.Legenda merupakan cerita yang mempunyai ciri yang mirip dengan mitos yaitu dianggap benarbenar terjadi Terdapat empat kelompok legenda, yaitu: 1) Legenda keagamaan (religious legend) 2) Legenda alam gaib (supernatural legend) 3) Legenda perseorangan (personal legend) 4) Legenda setempat (local legend) Jadi dapat disimpulkan dogeng legenda adalah dogeng yang menceritakan peristiwa atau asal usul tempat yang benar-benar terjadi di masa lampau. 5. Dongeng Sage Menurut kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) sage adalah cerita rakyat berdasarkan cerita sejarah yang sudah ditambah imajinasi masyarakat.9 Sage Adalah dongeng yang berisi kegagah beranian seorang pahlawan yang terdapat dalam sejarah, tetapi cerita bersifat khayal. Sage adalah dongeng yang di dalamnya terkandung begitu banyak unsur sejarah atau suatu kejadian yang mana dipercaya pernah terjadi di masa lampau.10 Contoh dogeng sage : si pitung, calon arang, luntung kasarung dll.Sage mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:11 1. Bersifat anonim atau tidak diketahui identitas pengarangnya. 2.



Dari segi tema terdapat kesamaan pada sage satu dan sage yang lainnya.



8



Danandjaja, James, Op.cit, Hal.88. Sage, Dalam KBBI Daring. Diakses dari https://kbbi.web.id/sage, 25 April 2021 10 Sri Katoningsi, Op.Cit, Hal.118 11 Yadi Karnadi, Ciri dan Contoh Saga (Sage), Diakses dari https://www.wartabahasa.com/2016/02/ciri-ciri-dan-contoh-saga sage.html#:~:text=Kamu%20pernah%20mendengar%20Saga%20(Sage,Arang%2C%20Ciung%20 Wanara%2C%20Airlangga., 25 April 2021, Pukul 16.15 9



9



3.



Dari alur bahasanya menerangkan bentuk yang tradisional.



4. Merupakan milik seluruh masyarakat umum. 5. Dalam sage tidak terlalu memperhatikan perurutan waktu. 6. Pada setiap kejadiannya tidak kronologis. 7. Tidak ada kejelasan nama serta tempat kejadian pensitiwanya. 8. Sebagian mempunyai alur cerita seputar istana atau kerajaan 6. Dogeng Hikayat Hikayat merupakan sebuah cerita kepahlawanan dan kesaktian yang dimiliki tokoh utama. Cerita hikayat bertujuan untuk membangkitkan semangat untuk berjuang sebagai penghibur hati yang lara. Hikayat merupakan sebuah cerita sejarah yang tidak masuk akal karena diliputi dengan keajaiban. Contoh dogeng hikayat: hang tuah, pengembara yang lapar, putri kemuning dll.Hikayat mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: 1) Menggunakan bahasa melayu lama. 2) Pusat ceritanya itu berada di dalam lingkungan istana 3) Hal yang mustahil, Banyak cerita yang terdapat pada hikayat tidak bisa untuk diterima oleh akal. Kemustahilan dalam teks, baik dari segi bahasa ataupun juga dari segi cerita. Kemustahilan ini berarti hal yang tidak logis atau juga tidak bisa diterima nalar. Seperti halnya: bayi lahir disertai pedang dan panah, seorang putri keluar dari gendang. 4) Kaku, Sifat yang dimunculkan dalam cerita hikayat adalah kaku atau tidak bervariasi. 5) Kesaktian, Seringkali kita dapat menemukan kesaktian pada para tokoh dalam hikayat. Contohnya seperti: Syah peri mengalahkan Garuda yang mampu untuk merusak sebuah kerajaan.



12



Sri Katoningsih, Keterampilan Bercerita, (Surakarta: Muhammadiyah University Press,



2021), hal. 113-120.



10



BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Cara menulis dongeng secara umum adalah sebagai berikut. Tentukan jenis dongeng yang akan dibuat, Pikirkan setting waktu dan tempat. Kekayaan latar budaya di Indonesia bisa menjadi referensi agar mengenalkan Indonesia, Setelah itu, buat jalan cerita yang menonjolkan keajaiban-keajaiban, Gunakan kalimat yang mudah dipahami anak-anak, hindari penggunaan kalimat multitafsir yang membuat anak-anak tidak paham, Perhatikan EYD yang digunakan dalam tulisan, Manfaatkan referensi dongeng yang sudah diterbitkan oleh orang lain di media massa, Sisipkan pesan moral di dalam dongeng, hindari pesan secara verbal, karena anak-anak kurang suka pada cerpen yang bersifat menggurui. Jenis dongeng, yaitu: Legenda adalah dongeng yang menceritakan asal mula suatu tempat, Fabel adalah dongeng yang tokohnya binatang, namun dapat berbicara dan berprilaku seperti manusia, Mite adalah dongeng yang bercerita tentang para dewa dan mitos yang berkembang di masyarakat, Cerita Rakyat adalah dongeng yang berasal dari suatu daerah tertentu, Pelipur Lara merupakan dongeng yang disajikan sebagai pengisi waktu istirahat untuk menghibur orang yang sedang sedih. B. Saran Dalam makalah ini, kami kelompok 5 sudah berusaha semaksimal mungkin dalam membahas setiap materi, namun jika masih terjadi ataupun terdapat banyak kekuranga dalam makalah ini, kami kelompok 5 sangat mengharapkan kritik dan saran dari tema-teman demi menunjang perbaikan yang lebih baik untuk kedepannya. .



11



DAFTAR PUSTAKA



Abdurrahman dkk, Pembinaan Kemampuan Menulis Dongeng Bagi uru TK Aisyiyah 01 Kota Medan, Medan: 25 No 4, 2019, hal 224. Amin, Syahrul R, Ermanto, Irzal .2013. "Cerita Rakyat Penamaan Desa di Kerinci: Kategori dan Fungsi Sosial Teks". Jurnal Bahasa, Sastra dan Pembelajaran. 1 (1):34. ISSN 2302-7584, diakses 25 April 2021. Ardyyanto Fakhriyan.Mite adalah Istilah Lain dari Mitos, Pahami Jenis dan Contohnya di Indonesia. diakses https://m.liputan6.com/hot/read/4436787/mite-adalah-istilah-lain-darimitos-pahami-jenis-dan-contohnya-di-indonesia. 25 April 2021. pukul 20.23 Dwi, Sulistyorini.”Kriteria Pemilihan Materi Ajar Teks Moral/Fabel Pelajaran Bahasa Indonesia dalam Kurikulum 2013. Prosiding SeminarNasional TEQIP (Teachers Quality Improvement Program) dengan tema“Membangun Karakter Bangsa melalui Pembelajaran Bermakna TEQIP”,2014,Diakses pada tanggal 25 April 2015: Volume (pp. 627 633. Malang: Universitas Negeri Malang. Hayu Afdetis dan Samsiarni, Lira.2018. Folklor”.Yogyakarta: Deepublish. Hayu Afdetis dan Samsiarni, Lira.2018. Folklor”.Yogyakarta: Deepublish.



“Buku



Ajar



Mata



Kuliah



“Buku



Ajar



Mata



Kuliah



Isnanda, Romi. “Peran Pengajaran Sastra Dan Budaya Dalam Pembentukan Karakter Siswa Sekolah Dasar”. Jurnal Penelitian Bahasa dan Sastra Indonesia V1.i2. Katoningsi,Sri. “Keterampilan Bercerita”, Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta. Katoningsih Sri.2021.Keterampilan University Press.



Bercerita.



12



Surakarta:



Muhammadiyah



Legenda, Dalam KBBI Daring. Diakses dari https://kbbi.web.id/legenda, 25 April 2021. Mite, Dalam KBBI Daring. Diakses dari https://kbbi.web.id/mite, 25 April 2021 Mite, Dalam KBBI Daring. Diakses dari https://kbbi.web.id/mite, 25 April 2021 Widiastuti, Niken. 2016. “Peran Dogeng Dalam Melatih Kecerdasan Emosi Anak Usia Dini”, Provotae Jurnal Psikologi Pendidikan Vol.8, No.2. Wikipedia, Legenda. Diakses dari https://id.m.wikipedia.org/wiki/Legenda#:~:text=Menurut%20Buku%20Sari %20Kata%20Bahasa,asal%20usul%20terjadinya%20suatu%20tempat.&text= Menurut%20Hooyka. 25 April 2021.



13