Makalah Kelompok 1 Materi Biologi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH TELAAH IPA MATERI BIOLOGI PADA MATERI IPA KELAS VII



Dosen Pengampu: Ni Luh Pande Latria Devi, S.Pd., M.Pd.



Disusun Oleh: Kelompok 1



I Putu Tegar Pradnyan Adinata



2013071032



Ketut Gede Wijanaya Arimbawa



2013071035



I Nyoman Rai Meidiantara



2013071025



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA JURUSAN FISIKA DAN PENGAJARAN IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA 2021



KATA PENGANTAR



Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat dan karunia-Nyalah kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Materi Biologi pada Materi IPA kelas VII”. Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai “Materi Biologi pada Materi IPA kelas VII”. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, saya berharap adanya kritik, saran, dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun. Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya.



Karangasem, 07 September 2021



Penulis



ii



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR ............................................................................................................................... ii DAFTAR ISI ............................................................................................................................................ iii BAB I ......................................................................................................................................................... 1 PENDAHULUAN ...................................................................................................................................... 1 1.1



Latar Belakang ................................................................................................................................ 1



1.2



Rumusan Masalah ........................................................................................................................... 1



1.3



Tujuan Penulisan............................................................................................................................. 1



BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................................................ 2 2.1



Klasifikasi Makhluk Hidup ............................................................................................................. 2



2.2



Sistem Organisasi Kehidupan Makhluk Hidup ............................................................................... 7



2.3



Interaksi Makhluk Hidup dengan Lingkungan .............................................................................. 11



2.4



Pencemaran Lingkungan ............................................................................................................... 13



2.5



Tata Surya ..................................................................................................................................... 15



BAB III ..................................................................................................................................................... 18 PENUTUP ................................................................................................................................................ 18 3.1



Kesimpulan ................................................................................................................................... 18



3.2



Saran ............................................................................................................................................. 18



DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................................... 19



iii



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Biologi atau ilmu hayat adalah kajian tentang kehidupan, dan organisme hidup, termasuk struktur, fungsi, pertumbuhan, evolusi, persebaran, dan taksonominya. Ilmu biologi modern sangat luas, dan eklektik, serta terdiri dari berbagai macam cabang, dan subdisiplin. Namun, meskipun lingkupnya luas, terdapat beberapa konsep umum yang mengatur semua penelitian, sehingga menyatukannya dalam satu bidang. Biologi umumnya mengakui sel sebagai satuan dasar kehidupan, gen sebagai satuan dasar pewarisan, dan evolusi sebagai mekanisme yang mendorong terciptanya spesies baru. Selain itu, organisme diyakini bertahan dengan mengonsumsi, dan mengubah energi serta dengan meregulasi keadaan dalamnya agar tetap stabil, dan vital. Salah satu mata pelajaran yang mendapat modul adalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) untuk kelas VII. murid SMP tentu telah mendapatkan pelajaran ini di jenjang pendidikan sebelumnya. di jenjang SMP kembali berjumpa dengan IPA untuk mempelajari hal-hal seputar alam. Seperti klasifikasi Makhluk Hidup, Sistem Organisasi Kehidupan Makhluk Hidup, Interaksi Makhluk Hidup dengan Lingkungan, konsep dari Pencemaran Lingkungan, dan proses dari sistem tata surya 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut. 1.2.1



Konsep dari klasifikasi Makhluk Hidup?



1.2.2



Bagaimana Sistem Organisasi Kehidupan Makhluk Hidup ?



1.2.3



Bagaimana Interaksi Makhluk Hidup dengan Lingkungan?



1.2.4



Bagaimana konsep dari Pencemaran Lingkungan ?



1.2.5



Bagaimana proses dari sistem tata surya?



1.3 Tujuan Penulisan 1.3.1



Mengetahui dan memahami pengertian dari klasifikasi makhluk hidup.



1.3.2



Mengetahui dan memahami sistem organisasi kehidupan makhluk hidup.



1.3.3



Mengetahui konsep intraksi makhluk hidup dengan lingkungan.



1.3.4



Memahami dan mengetahui konsep dari pencemarn lingkungan.



1.3.5



Mengetahui bagaimana proses terjadinya tata surya.



1



BAB II PEMBAHASAN 2.1



Klasifikasi Makhluk Hidup A. Pengertian Klasifikasi adalah penyusunan makhluk hidup secara teratur ke dalam suatu herarki. Sistem



penyusunan ini berasal dari kumpulan informasi makhluk hidup secara individual yang menggambarkan kekerabatan. Menurut Rideng (1989) klasifikasi adalah pembentukan taksonakson dengan tujuan mencari materi keseragaman dalam keanekaragaman. Dikatakan pula bahwa klasifikasi adalah penempatan organisme secara berurutan pada kelompok tertentu (takson) yang didasarkan pada perbedaan dan persamaan. Sedangkan Tjitrosoepomo (1993) mengatakan bahwa dasar pengadaan klasifikasi adalah keseragaman kesamaan-kesamaan itulah yang dijadikan dasar klasifikasi. Semua ahli biologi mrnggunakan suatu sistem kasifikasi untuk mengelompokkan tumbuhan ataupun hewan yang memiliki persamaan struktur. Kemudian setiap kelompok tumbuhan atau hewan lainnya yang memiliki persamaan dalam kategori lain. Hal itu pertama kali diusulkan oleh John Ray yang berasal dari Inggris. Namun ide itu disempurnakan oleh Carl Von Linne ( 1707-1778), seorang ahli botani berkebangsaan Swedia yang dikenal pada masa sekarang denga Carolus Linnaeus. Sistem klasifikasi Linnaeus tetap digunakan sampai sekarang karena sifatnya yang sederhana dan fleksibel sehingga suatu organisme baru tetap dapat dimasukkan dalam sistem klasifikasi dengan mudah. Nama-nama yang digunakan dalam sistem klasifikasi. Linnaeus ditulis dalam bahasa Latin karena pada zaman Linnaeus bahasa Latin adalah bahasa yang dipakai untuk pendidikan resmi.



2



B. Proses Klasifikasi Para biologiawan masih menggunakan buku Linnaeus yang berjudul Systema Naturae (sistem Alam) yang diterbitkan tahun 1758 sebagai dasar untuk klasifikasi ilmiah. Ada tiga tahap yang harus dilakukan untuk mengklasifikasikan makhluk hidup, yaitu: 1. Pencandraan (identifikasi), Pencandraan merupakan proses awal klasifikasi, yang dilakukan dalam proses ini adalah melakukan identifikasi makhluk hidup satu dengan makhluk hidup yang lainnya. Mengamati dan mengelompokkan berdasarkan tingkah laku, bentuk morfologi, anatomi, dan fisiologi. 2. Pengelompokan Setelah dilakukan pencandraan, makhluk hidup kemudian dikelompokkan dengan makhluk hidup lain yang memiliki ciri-ciri serupa. Makhluk hidup yang memiliki ciri serupa dikelompokkan dalam unit-unit yang disebut takson. 3. Pemberian Nama Pemberian nama makhluk hidup merupakan hal yang penting dalam klasifikasi. Ada berbagai sistem penamaan makhluk hidup, antara lain pemberian nama dengan sistem tata nama ganda (Binomial Nomenclature) dan trinomial. Dengan adanya nama makhluk hidup maka ciri dan sifat makhluk hidup akan lebih mudah dipahami. C. Sistem Klasifikasi Makhluk Hidup 1. Klasifikasi Makhluk Hidup Berdasarkan Pembagian Kingdom Semula para ahli hanya mengelompokkan makhluk hidup menjadi 2 kerajaan, yaitu kerajaan tumbuhan dan kerajaan hewan. Namun ternyata setelah dipelajari lebih lanjut terdapat jenis makhluk tertentu yang umumnya memiliki sifat antara hewan dan tumbuhan. Hal ini yang kemudian membuat para ahli taksonomi mengelompokkan makhluk hidup kedalam 3 kelompok yaitu: protista, plantae dan animalia. Setelah para ahli mengetahui struktur sel (susunan sel) secara pasti, makhluk hidup dikelompokkan menjadi empat kerajaan, yaitu Monera, protista, Plantae, dan Animalia. Pada tahun 1969 Robert H. Whittaker mengelompokkan makhluk hidup menjadi lima kingdom, yaitu Monera, Protista, Fungi, Plantae, dan Animalia. 3



Pengelompokan ini berdasarkan pada susunan sel, cara makhluk hidup memenuhi makanannya, dan tingkatan makhluk hidup. Namun sistem ini kemudian diubah dengan dipecahnya kingdom monera menjadi kingdom Eubacteria dan Archaebacteria, sehingga melahirkan sistem baru yang dikenal sistem klasifikasi 6 kingdom. Adapun sistem klasifikasi berdasarkan atas pembagian kingdom secara garis besar dibedakan atas beberapa sistem, yaitu :



1. Sistem dua kingdom



: Kelompok tumbuhan dan kelompok hewan



2. Sistem tiga kingdom



: Protista, plantae, dan animalia



3. Sistem empat kingdom



: Monera, protista, plantae, dan animalia



4. Sistem lima kingdom



: Monera, protista, fungi, plantae, animalia



5. Sistem enam kingdom



: Eubacteria, Archaebacteria, protista, fungi, plantae



dan animalia



1.



Sistem Klasifikasi Dua Kingdom Sistem klasifikasi 2 kingdom merupakan awal mula majunya perkembangan



sistem taksonomi. Pada masa ini dikenal adanya 2 macam kingdom yaitu kingdom animalia (hewan) dan kingdom plantae (tumbuhan). Pada masa ini, seorang ilmuwan asal Swedia bernama C. Linneaus adalah tokoh yang berperan besar melakukan sistem klasifikasi makhluk hidup. Sistem klasifikasi 2 kingdom diterapkan pada tahun 1735. • Kingdom Plantae Kingdom tumbuhan mencakup makhluk hidup yang memiliki dinding sel dari bahan selulosa dan berklorofil sehingga mampu berfotosintesis. Ganggang, tumbuhan lumut, tumbuhan paku, dan tumbuhan biji termasuk kerajaan tumbuhan. Dalam sistem klasifikasi dua kingdom, bakteri dan jamur dimasukkan ke dalam kelompok ini meskipun tidak memiliki klorofil. • Kingdom Animalia Kingdom hewan tidak berdinding sel, tidak berklorofil, dan dapat bergerak bebas. Contohnya adalah hewan bersel satu (Protozoa), hewan berpori (Porifera), cacing (Vermes), hewan berongga (Coelenterata), hewan berbuku-buku (Arthropoda),



hewan



lunak



(Mollusca),



hewan



berkulit



duri



4



(Echinodermata), dan hewan bertulang belakang (Chordata).



Sistem klasifikasi 2 kingdom dianggap belum sempurna dan masih memiliki beberapa kekurangan, seperti penggolongan makhluk hidup yang masih terlalu umum serta kurang spesifiknya penggolongan tersebut. Akibatnya, ada beberapa jenis makhluk hidup yang tidak dapat digolongkan ke dalam dua kingdom tersebut. Meskipun masih belum sempura dan masih memiliki kekurangan, sistem klasifikasi 2 kingdom dianggap sebagai cikal bakal atau pengarah utama untuk menuju sistem kingdom selanjutnya. 2.



Sistem Klasifikasi Tiga Kingdom Jika sebelumnya Linneaus mengkasifikasikan makhluk hidup menjadi 2



kingdom, selanjutnya Ernst Haeckel pada tahun 1866 mengklasifikasikan makhluk hidup menjadi 3 kingdom. Sistem klasifikasi 3 kingdom ini terdiri atas kingdom animalia (hewan), kingdom plantae (tumbuhan), dan kingdom protista (organisme bersel satu dan organisme multiseluler sederhana). Awal mula dimasukkannya protista menjadi salah satu kingdom ialah ketika makhluk hidup bersel satu mulai ditemukan. Makhluk hidup bersel satu tersebut dibagi menjadi 2 filum, filum pertama ialah filum Protozoa yaitu untuk menyebutkan makhluk bersel satu yang dapat bergerak, filum yang kedua adalah Thallophyta atau Protophyta yaitu filum yang menyatakan makhluk hidup bersel satu seperti alga dan bakteri. Kingdom Protista digunakan untuk menyatakan organisme bersel satu. Kingdom ini memiliki sifat hewan dan tumbuhan sekaligus. • Kingdom Fungi Kingdom jamur meliputi semua organisme yang memperoleh makanan secara heterotrof dengan cara menyerap makanan (Absorpsi). Jamur dibedakan karena dinding sel jamur bukan terdiri dari bahan selulosa seperti dinding sel tumbuhan melainkan dari bahan kitin. Jamur mendapatkan makanan dari makhluk hidup lain (Parasit) maupun dengan cara menyerap dari makhluk hidup yang telah mati (Saprofit). • Kingdom Plantae Dunia tumbuhan meliputi semua organisme yang mampu membuat makanannya



5



sendiri (Autotrof) dengan melalui fotosintesis. • Kingdom Animalia Dunia hewan mencakup semua organisme yang mendapatkan makanannya secara heterotrof dengan cara memakan organisme lain. Sayangnya, sistem klasifikasi 3 kingdom ini masih belum sempurna. Bakteri yang termasuk ke dalam makhluk hidup tidak dapat dimasukkan ke dalam kingdom manapun. Hal tersebut tidak lain karena bakteri merupakan organisme mikroskopis yang tidak memiliki inti sel. Terlepas dari itu semua, sistem klasifikasi 3 kingdom menunjukkan adanya kemajuan dalam sistem klasifikasi. Organisme bersel satu atau multiseluler sederhana telah memiliki kingdom tersendiri, mengingat makhluk hidup tersebut memiliki ciri yang berbeda dengan hewan dan tumbuhan. 3.



Sistem Empat Kingdom Copeland dan Whittaker adalah dua tokoh yang sangat berperan dalam



penemuan sistem klasifikasi 4 kingdom. Dua ilmuwan tersebut mengkasifikasikan makhluk hidup menjadi 4 kingdom. Meskipun sama-sama mengklasifikasikan makhluk hidup menjadi 4 kingdom, keduanya memiliki sistem klasifikasi yang berbeda. Copeland mengklasifikasikan makhluk hidup menjadi kingdom Monera, kingdom Protoctista, kingdom Metaphyta dan kingdom Metazoa. Tumbuhan Kingdom Monera merupakan kumpulan organisme yang tidak memiliki membran inti dan memiliki sifat prokariotik. Lain halnya dengan kingdom Protoctista (Protista) yang bersifat eukariotik. Kingdom Metaphyta merupakan kumpulan tumbuhan yang mengalami masa pertumbuhan embrio. Sedangkan kingdom Metazoa merupakan kingdom dengan kumpulan hewan yang mengalami masa perkembangan embrio dalam siklus hidupnya. Lain halnya dengan Whittaker, ia mengklasifikasikan makhluk hidup menjadi kingdom Animalia, kingdom Plantae, kingdom Fungi, dan kingdom Protista. Fungi memang memiliki ciri yang hampir sama dengan tumbuhan, hanya saja memiliki beberapa karakteristik yang berbeda, karenanya fungi dijadikan satu kingdom tersendiri. Fungi adalah organisme heterotrof yang tidak dapat mensintesis makanannya sendiri, lain halnya dengan tumbuhan yang dapat mensintesis



6



makanannya sendiri. Jamur/fungi tidak dapat melakukan proses pencernaan sendiri layaknya binatang, fungi juga tidak dapat membuat makanan sendiri seperti tumbuhan, karena itu fungi dikelompokkan menjadi kingdom tersendiri. Fungi hidup dengan mengeluarkan enzim pencernaan pada sekitar makanan mereka, kemudian fungi akan melakukan penyerapan nutrisi makanan ke dalam sel. • Kingdom Monera Semua anggota kingdom Monera tidak mempunyai selaput inti, sehingga disebut organisme prokariotik. Contoh dari kingdom Monera adalah bakteri dan ganggang biru-hijau. • Kingdom Fungi Semua jenis jamur dimasukkan pada kingdom fungi • Kingdom Plantae Semua ganggang (Kecuali ganggang biru-hijau), tumbuhan lumut, tumbuhan paku, dan tumbuhan biji dimasukkan kedalam kingdom ini. • Kingdom Animalia Semua hewan mulai dari Protozoa hingga Chordata termasuk ke dalam kingdom animalia. 2.2



Sistem Organisasi Kehidupan Makhluk Hidup



A. Keanekaragaman Pada Sistem Organisasi Kehidupan Keanekaragaman pada sistem organisasi kehidupan memiliki tingkatan organisasi kehidupan, yaitu seperti yang berurutan pada gambar di bawah ini : Tingkat organisasi tersebut adalah Molekul, Sel, Jaringan, Organ, Organisme, Populasi, Komunitas, Ekosistem, serta Bioma. 1. Molekul Molekul adalah kumpulan atom-atom yang saling berikatan, contohnya Molekul Air, Protein, dan DNA. 2. Sel Sel adalah satuan terkecil makhluk hidup yang menyusun tubuh makhluk hidup, bentuk dan ukurannya bermacam-macam. Sel juga merupakan satuan



7



fungsi kehidupan karena dalam sel terjadi fungsi atau kegiatan hidup. Ukuran sel sangat kecil sehingga bagian-bagian sel dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop elektron. Bagian-bagian tersebut adalah sebagai berikut: a) Membran plasma Membran plasma berfungsi sebagai pelindung sel dan mengatur keluar masuknya zat-zat dari dalam atau dari luar sel. Pada sel hewan terdapat dinding sel sehingga bentuknya kaku atau tetap. Sedangkan, pada sel tumbuhan tidak terdapat dinding sel sehingga membran sel menjadi lapisan sel terluar. Membran sel tersusun atas senyawa lipida dan protein (lipoprotein) serta bersifat semipermeabel. Tidak semua zat bisa masuk ke sel karena diseleksi oleh membran sel. b) Sitoplasma Sitoplasma adalah larutan yang berada di antara membran sel dan inti sel. Sitoplasma mengandung 90% air dan bermacam-macam bahan biokimia untuk kehidupan, seperti ion-ion dan molekul-molekul garam, asam amino, gula, nukleotida, asam lemak, vitamin, dan gas-gas yang membentuk larutan. Di dalam sitoplasma terdapat struktur halus yang disebut organel sel. c) Inti plasma Inti sel disebut juga nukleus. Inti sel terdiri atas membran inti sebagai pembungkus inti, nukleus atau anak inti, dan plasma inti atau nukleoplasma. Di dalam plasma inti terdapat benang-benang krosom yang berfungsi sebagai pembawa sifat keturunan. Inti sel berfungsi sebagai pengatur seluruh kegiatan sel. 3. Organ dan Sistem Organ Organ adalah struktur yang terbentuk dari beberapa jaringan yang bekerja sama untuk melakukan fungsi tertentu, contohnya Organ pada tumbuhan: akar, batang, daun, dan bunga. Organ pada manusia: mata, paruparu, telinga, jantung, lambung, hati dan ginjal. Sedangkan sistem organ yang terdapat pada tumbuhan: sistem pernafasan, sistem pengangkutan, dan sistem reproduksi. Sistem organ yang



8



terdapat pada manusia atau hewan: sistem pernapasan (Respirasi), sistem peredaran darah atau sistem transportasi, dan sistem pencernaan, sistem gerak, sistem pengeluaran (Ekskresi), sistem reproduksi. 4. Organisme atau Individu Individu dapat berupa organisme uniseluler maupun multiseluler, contoh organisasi uniseluler yaitu bakteri dan Protozoa.Contoh organisasi multiseluler yaitu manusia, kucing, tanaman jambu. 5. Populasi Populasi adalah individu-individu yang berkumpul di suatu tempat tertentu pada waktu yang sama dan akan membentuk organisasi kehidupan. Individu-Individu dalam Populasi tersebut dapat melakukan perkawinan dan menghasilkan keturunan. Contohnya populasi semut, lebah, dan burung. 6. Komunitas Komunitas adalah kumpulan Populasi yang menempati area yang sama dan saling berhubungan. Di dalam komunitas selalu ada interaksi baik antar anggota spesies yang sama maupun antarpopulasi yang berbeda.Contohnya dalam komunitas sawah terdapat populasi ular, padi, rumput, tikus, rumput, dll. 7. Ekosistem Ekosistem adalah organisasi kehidupan yang selalu menunjukkan saling keterkaitan, ketergantungan, dan hubungan timbal balik antar makhluk hidup dengan lingkungannya. Contohnya ekosistem darat dan laut. Ekosistem merupakan unit fungsional yang meliputi komponen Biotik dan Abiotik yang saling berinteraksi dan saling mempengaruhi. 8. Bioma Bioma adalah kumpulan ekosistem yang ada di dunia. Misalnya, bioma tundra, taiga, padang rumput. B. Ekosistem Beserta Satuan Mahluk Hidup dalam Ekosistem Ekosistem



merupakan



kesatuan



dari



seluruh



komponen



yang



membangunnya. Di dalam suatu ekosisiem terdapat kesatuan proses yang saling terkait dan mempengauhi antar semua komponen. Pada suatu ekosistem terdapat komponen yang hidup (biotik) dan komponen tak hidup (abiotik).



9



1) Komponen biotik Manusia, hewan, dan tumbuhan termasuk komponen biotik yang terdapat dalam suatu ekosistem. Komponen biotik di bedakan menjadi 3 golongan yaitu ; produsen, konsumen dan dekomposer (pengurai). a) Produsen Semua produsen dapat menghasilkan makanannya sendiri sehingga disebut



organisme



autotrof.



Sebagai



produsen,



tumbuhan



hijau



menghasilkan makanan (karbohidrat) melalui proses fotosintesis. Makanan di manfaatkan oleh tumbuhan itu sendiri maupun makhluk hidup lainnya. Dengan demikian produsen merupakan sumber energi utama bagi organisme lain, yaitu konsumen. b) Konsumen Semua konsumen tidak dapat membuat makanan sendiri di dalam tubuhnya sehingga disebut heterotrof. Mereka mendapatkan zat-zat organik yang telah di bentuk oleh produsen, atau dari konsumen lain yang menjadi mangsanya. Berdasarkan jenis makanannya, konsumen di kelompokkan sebagai berikut; ❖ Pemakan tumbuhan (herbivora), misalnya kambing, kerbau, kelinci, dan sapi. ❖ Pemakan daging (karnivora), misalnya harimau, burung elang, dan serigala. ❖ Pemakan tumbuhan dan daging (omnivora), misalnya ayam, itik, dan orang hutan. c) Pengurai (dekomposer) Kelompok ini berperan penting dalam ekosistem. Jika kelompok ini tidak ada, kita akan melihat sampah yang menggunung dan makhluk hidup yang mati tetap utuh selamanya. Dekomposer berperan sebagai pengurai, yang menguraikan zat-zat organic (dari bangkai) menjadi zat-zat organik penyusunnya. 2) Komponen abiotik Bagian dari komponen abiotik adalah :



10







Tanah, Sifat-sifat fisik tanah yang berperan dalam ekosistem meliputi tekstur, kematangan, dan kemampuan menahan air.







Air, Hal-hal penting pada air yang mempengaruhi kehidupan makhluk hidup adalah suhu air, kadar mineral air, salinitas, arus air, penguapan, dan kedalaman air.







Udara, Udara merupakan lingkungan abiotik yang berupa gas. Gas itu berbentuk atmosfer yang melingkupi makhluk hidup. Oksigen, karbon dioksida, dan nitrogen merupakan gas yang paling penting bagi kehidupan makhluk hidup.







Cahaya matahari, Cahaya matahari merupakan sumber energi utama bagi kehidupan di bumi ini. Namun demikian, penyebaran cahaya di bumi belum merata. Oleh karena itu, organisme harus menyesuaikan diri dengan lingkungan yang intensitas dan kualitas cahayanya berbeda.







Suhu atau temperature, Setiap makhluk hidup memerlukan suhu optimum untuk kegiatan metabolisme dan perkembangbiakannya.



2.3



Interaksi Makhluk Hidup dengan Lingkungan



A. Pengertian Lingkungan •



Lingkungan berasal dari kata “environment” yang memiliki makna “the physical, chemical dan biotic condition surrounding an organism”. Berdasar istilah tersebut, lingkungan diartikan sebagai segala sesuatu diluar individu yang merupakan sistem kompleks sehingga dapat mempengaruhi satu sama lain.







Kondisi yang saling mempengaruhi membuat lingkungan selalu dinamis dan dapat berubah – ubah sesuai dengan kondisi. Selain itu, komponen lingkungan dapat saling mempengaruhi dengan kuat. Ada saatnya kualitas lingkungan berubah menjadi baik dan ada saatnya berubah menjadi buruk. Perubahan ini disebabkan organisme dalam satu lingkungan.







Lingkungan terdiri dari dua komponen yaitu : komponen biotik dan komponen abiotik. Komponen biotik terdiri dari makhluk hidup (organisme) seperi tumbuhan, hewan, manusia dan jasad renik (organisme mikroskopis). Komponen abiotik terdiri dari benda mati seperti udara, tanah, air, cahaya dan sebagainya. 11



B. Hal – hal yang ditemukan dalam Lingkungan Setiap makhluk hidup memerlukan lingkungan tertentu sebagai tempat hidupnya (habitat nya). Dalam suatu habitat, terdapat berbagai jenis makhluk hidup (biotik) dan makhluk tak hidup (abiotik). Di dalam habitat juga terdapat interaksi antara makhluk hidup dengan makhluk tak hidup. C. Interaksi dalam Ekosistem Membentuk Pola •



Setiap organisme tidak dapat hidup sendiri dan selalu bergantung pada organisme lain dan lingkungannya. Saling ketergantungan ini akan membentuk pola interaksi. Pola interaksi terjadi antara komponen biotik dan komponen abiotik serta antara komponen abiotik dengan komponen abiotik.







Interaksi antar makhluk hidup dapat terjadi melalui peristiwa makan dan dimakan seperti rantai makanan, jaring – jaring makanan dan piramida makanan serta melalui bentuk hidup bersama yaitu simbiosis. Simbiosis ada 3 yaitu : simbiosis mutualisme, komensalisme dan parasitisme.







Simbiosis mutualisme adalah hubungan dua jenis individu yang saling memberikan keuntungan oleh kedua individu tersebut. Contohnya jamur dengan akar pohon pinus. Jamur mendapatkan makanan dari pohon pinus, pohon pinus mendapatkan air dan garam mineral lebih banyak jika bersimbiosis dengan jamur.







Simbiosis komensalisme adalah hubungan interaksi dua jenis individu yang memberikan keuntungan pada salah satu pihak, tapi pihak lain tidak mendapat kerugian. Contohnya tumbuhan anggrek dengan pohon mangga. Tumbuhan anggrek mendapat keuntungan berupa tempat tinggal, pohon mangga tidak mendapat keuntungan dan kerugian dari adanya anggrek.







Simbiosis parasitisme adalah hubungan interaksi dua jenis individu yang memberikan keuntungan pada salah satu pihak dan memberi kerugian pada pihak lain (inang). Contohnya kutu rambut dengan manusia.



D. Pola Interaksi Manusia Mempengaruhi Ekosistem Manusia juga memiliki interaksi dengan lingkungan. Berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam menyebabkan kualitas



12



lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu, akibatnya lingkungan menjadi kurang berfungsi dengan peruntukannya 2.4



Pencemaran Lingkungan



A. Pengertian Pencemaran Lingkungan Menurut Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1982 tentang pokok pengelolaan lingkungan, yang dimaksut pencemaran lingkungan atau polusi adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat energy, dan atau komponen lain kedalam lingkungan atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam, sehingga kualitas lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya. Zat penyebab polusi atau pencemaran lingkungan disebut polutan. Syaratsyarat suatu zat disebut polutan bila keberadaannya dapat menyebabkan kerugian terhadap makhluk hidup. Contohnya karbondioksida dengan kadar 0.033% di udara berfaedah bagi tumbuhan, tetapi bila lebih tinggi dari 0.033% dapat member efek merusak. Suatu zat dapat disebut polutan apabila : 1.



Jumlahnya melebihi jumlah normal.



2.



Berada di tempat yang tidak tepat/tidak semestinya.



3.



Berada pada waktu yang tidak tepat/tidak pada saatnya. Sifat polutan dikelompokkan menjadi dua, yaitu :



1. Merusak untuk sementara, tetapi setelah bereaksi dengan zat yang berada di sekelilingnya akan bersifat tidak merusak lagi, contoh : gas CO2. 2. Merusak untuk jangka panjang, contoh : logam berat merkuri.



B. Macam-macam Pencemaran Lingkungan 1. Berdasarkan Sifat Zat Pencemaran a. Pencemaran Biologis Pencemaran biologis adalah pencemaran yang disebabkan oleh adanya mikroorganisme, seperti : salmonella typhosa. b. Pencemaran fisik 13



Pencemaran fisik adalah pencemaran yang disebabkan oleh benda cair, benda padat, maupun gas, seperti : kaleng, plastik, kaca, karet. c. Pencemaran Kimiawi Pencemaran kimiawi adalah pencemaran yang disebabkan oleh zat kimia, seperti : adanya senyawa logam, detergent, nitrat, asam sulfat, DDT. 2. Berdasarkan Tempat Terjadinya a. Pencemaran Air Pencemaran air dapat berupa : 1. Limbah industry Limbah Industri dapat berupa jenis logam berat seperti Cadmium (Ccl), merkuri (Hg), dan timbal (Pb). Selain itu, juga pewarna sintetis dan zat kimia lain sesuai dengan jenis industrinya. Melalui rantai makanan zat-zat di atas terakumulasi pada tubuh hewan dan manusia yang dapat menyebabkan kematian. 2. Limbah Pertanian Penggunaan pupuk yang berlebihan akan mengakibatkan terjadinya penimbunan NO di air sehingga terjadi eutrofikasi, akibatnya gulma di air seperti eceng gondok alga dan sebagainya tumbuh lebat menutupi permukaan air dan sinar matahari tidak dapat menembus masuk air. 3. Limbah Rumah Tangga Beberapa contoh limbah rumah tangga seperti detergent, kaca, plastic dan sebagainya menumpuk diperairan bersama limbah industri akan menyebabkan kematian organism dan penyusutan oksigen yang dapat menyebabkan parairan menjadi miskin oksigen. C. Peran Manusia Dalam Menjaga Lingkungan Hidup Manusia merupakan bagian dari komponen lingkungan hidup yang senantiasa



saling



mempengaruhi.



Pengaruh



manusia



terhadap



lingkungannya sangat besar. Hal ini dapat diketahui dari eksploitasi manusia terhadap alam melalui Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Dengan pengetahuan dan teknologi, manusia mampu mempertahankan diri atau menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Eksploitasi terhadap lingkungan



14



hidup harus berdasarkan aspek pelestarian lingkungan, sehingga masih dapat digunakan oleh generasi yang akan datang sesuai dengan prinsip pembangunan yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan. 2.5



Tata Surya A. Sistem Tata Surya Tata surya adalah susunan benda-benda lagit yang terdiri atas matahari sebagai pusat tata surya, planet-planet, komet, meteoroid, dan asteroid yang mengelilingi matahari. Planet yang dekat dengan matahari bergerak lebih cepat daripada planet yang jauh dari Matahari. Bidang edar planet-planet dalam mengelilingi matahari disebut bidang edar dan bidang edar bumi dalam mengelilingi matahari disebut bidang ekliptika. Susunan Tata Surya terdiri atas Matahari, Planet Dalam, Planet Luar, Komet, Meteorid, dan Asteroid B. Berikut susunan Tata Surya : 1. Matahari adalah bintang yang berupa bola gas panas dan bercahaya yang menjadi pusat sistem tata surya. Matahari memiliki empat lapisan yaitu inti matahari, fotosfer, kromosfer, dan korona. 2. Inti Matahari : memiliki suhu 1,5 x 107°C yang cukup untuk mempertahankan fusi termonuklir dan berfungsi sebagai sumber energi matahari. Energi dari inti diradiasikan ke lapisan luar matahari kemudian sampai ke ruang angkasa. 3. Fotosfer : memiliki suhu 6.000 Kelvin, ketebalan 300 km. Energi matahari radiasikan ke luar dan terdeteksi sebagai sinar matahari di bumi. Di dalam fotosfer terdapat bintik matahari yaitu daerah dengan medan magnet yang kuat, dingin dan lebih gelap dari wilayah sekitarnya. 4. Kromosfer : memiliki suhu 4.500 Kelvin, ketebalan 2.000 km. Kromosfer terlihat seperti gelang merah yang mengeliling bulan pada ketika terjadi gerhana matahari total. 5. Korona : lapisan terluar matahari dengan suhu 1.000.000 Kelvin, ketebalan 700.000 km, berwarna keabu – abuan yang dihasilkan dari ionisasi atom karena suhu sangat tinggi, terlihat seperti mahkota dengan warna keabu – abuan yang mengelilingi bulan ketika terjadi gerhana matahari total.



15



C. Kondisi Bumi • Para pelaut mengamati hal yang pertama kali mereka lihat di laut adalah puncak kapal. Ini menunjukkan bahwa bumi bentuknya bulat. Begitu pula pada tahun 1522, Magelhaen telah membuktikan bumi bentuknya bulat, dengan mengadakan pelayaran arah lurus kemudian dia berhasil kembali ke tempat awal dia berlayar. • Astronot telah melihat jelas bentuk bumi. Astronot dari atas melihat terdapat sedikit tonjolan di khatulistiwa dan terdapat bagian bumi yang rata di bagian kutub. Hal ini menunjukkan bahwa bentuk bumi tidak benar – benar bulat, akan tetapi sedikit lonjong. Bumi berdiameter sekitar 12.742 km. • Rotasi Bumi adalah perputaran bumi pada porosnya. Kala Rotasi Bumi adalah waktu yang dibutuhkan oleh bumi untuk sekali berputar, yaitu 23 jam 56



menit. Bumi berotasi dari barat ke timur. Dampak rotasi bumi yaitu gerak semu harian matahari, perbedaan waktu, pembelokan arah angin dan pembelokan arah arus laut.



• Revolusi bumi adalah pergerakan bumi mengelilingi matahari. Kala revolusi bumi adalah waktu yang dibutuhkan oleh bumi untuk sekali mengelilingi matahari yaitu 365,25 hari. Dampak dari revolusi bumi yaitu gerak semu tahunan matahari, perbedaan lamanya siang dan malam, dan pergantian musim. D. Kondisi Bulan • Bulan adalah benda langit yang terdekat dengan bumi sekaligus satelit bumi. Karena merupakan satelit, bulan tidak dapat memancarkan cahaya sendiri melainkan memancarkan cahaya Matahari. Bulan juga berputar dan mengelilingi bumi. •



Bulan berbentuk bulat seperti planet, permukaannya berupa dataran kering, tandus, banyak kawah, terdapat pegunungan dan dataran tinggi. Bulan tidak memiliki atmosfer, sehingga sering terjadi perubahan suhu yang sangat drastis, bunyi tidak dapat merambat, tidak ada siklus air, tidak ditemukan makhluk hidup, dan sangat gelap gulita.







Bulan melakukan tiga gerakan sekaligus, yaitu rotasi, revolusi, dan



16



bergerak bersama dengan bumi untuk mengelilingi matahari. Kala rotasi bulan sama dengan kala revolusinya terhadap bumi yaitu 27,3 hari. Dampak dari pergerakan bulan yaitu terjadinya pasang surut air laut, pembagian bulan, fase-fase bulan, gerhana matahari.



17



BAB III PENUTUP 3.1



Kesimpulan Biologi atau ilmu hayat adalah kajian tentang kehidupan, dan organisme



hidup, termasuk struktur, fungsi, pertumbuhan, evolusi, persebaran, dan taksonominya. Klasifikasi adalah penyusunan makhluk hidup secara teratur ke dalam suatu herarki. Sistem penyusunan ini berasal dari kumpulan informasi makhluk hidup secara individual yang menggambarkan kekerabatan. Ekosistem merupakan kesatuan dari seluruh komponen yang membangunnya. Di dalam suatu ekosisiem terdapat kesatuan proses yang saling terkait dan mempengauhi antar semua komponen. Tata surya adalah susunan benda-benda lagit yang terdiri atas matahari sebagai pusat tata surya, planet-planet, komet, meteoroid, dan asteroid yang mengelilingi matahari. 3.2



Saran Jika anda atau orang terdekat mengalami masalah pada sistem ekskresi,



segera konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Diagnosis dan penanganan yang tepat akan mencegah kerusakan sistem ekskresi, sehingga kondisi tersebut dapat diobati dengan baik. Dalam penulisan makalah ini penulis menyadari bahwa makalah ini banyak memiliki kesalahan dan sangat jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu penulis berharap adanya kritik dan saran yang membangun guna memperbaiki dan menambahkan pembahasan mengenai makalah ini.



18



DAFTAR PUSTAKA



https://www.academia.edu/35241887/Makalah_Biologi_Sistem_Klasifikasi_Makhluk_Hidu p_docx. Diakses 07 Septermber 2021 http://ditsmp.kemdikbud.go.id/ipa-modul-6-sistem-organisasi-kehidupan/. Diakses 07 Septermber 2021 https://www.academia.edu/7071117/MAKALAH_ORGANISASI_KEHIDUPAN_DAN_S ALING_KETERGANTUNGAN_ANTARA_MAHLUK_HIDUP_SERTA_PENC EMARAN_DAN_ETIKA_LINGKUNGAN_Disusun_untuk_memenuhi_tugas_kel ompok_mata_kuliah_Kajian_Dasar_IPA_lanjut. Diakses 07 Septermber 2021 https://www.academia.edu/32534738/Makalah_Pencemaran_Lingkungan. Diakses 07 Septermber 2021



19