8 0 444 KB
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Di dalam pendidikan dituntut suatu proses pembelajaran yang tidak hanya teori, tetapi juga dibutuhkan suatu eksperimen atau praktikum agar siswa lebih mengetaui dan mendalami ilmu yang dipelajarinya. Terutama pada disiplin ilmu IPA yang banyak mengharuskan pasa siswa untuk melakukan praktikum. Untuk melakukan praktikum tidak mungkin dilaksanakan di dalam ruang kelas, karena dalam praktikum membutuhkan banyak alat-alat yang tidak mungkin disimpan di kelas, Untuk itu dibutuhkan suatu laboratorium untuk melakukan segala macam praktikum. Laboratorium digunakan untuk melakukan praktikum, menyimpan alat praktikum, eksperim, dan lain-lain. Untuk dapat melakukan suatu eksperimen atau praktikum di laboratorium, maka laboratorium itu harus memenuhi standar agar terjamin kenyamanan dan keselamatan praktikan saat menggunakan laboratorium. Untuk itu dalam makalah ini penulis akan menjabarkan bagaimana cara mengelola laboratorium agar memenuhi standar sarana prasarana di dalam laboratorium. 1.2 Rumusan Masalah 1. 2. 3. 4. 5. 6. 6.1
Apa itu laboratorium? Apa saja fungsi dari laboratorium? Apa saja Jenis Laboratorium? Bagaimana standar laboratorium yang baik? Bagaiman cara mengadministrasikan alat dan bahan laboratorium? Bagaimana cara menjaga keselamatan kerja dan keamanan di laboratoriur?
BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Laboratorium Laboratorium, yang sering disingkat “lab”, adalah tempat dilakukannya riset (penelitian) ilmiah, eksperimen (percobaan), ataupun pelatihan ilmiah. Pada umumnya, laboratorium dirancang untuk memungkinkan dilakukannya kegiatan-kegiatan tersebut secara terkendali. Laboratorium ilmiah biasanya dibedakan menurut disiplin ilmunya seperti laboratorium fisika, laboratorium biokimia, laboratorium komputer, dan laboratorium bahasa. Dengan kata lain, laboratorium adalah tempat sekelompok orang yang melakukan berbagai macam kegiatan penelitian (riset) pengamatan, pelatihan, dan pengujian ilmiah sebagai pendekatan antara teori dan praktik dari berbagai disiplin ilmu. Pembelajaran atau riset-riset pengembangan ilmu tersebut dilakukan terhadap berbagai macam ilmu yang telah dikenal sebelumnya, atau terhadap ilmu yang baru dikenal. Pada dasarnya, secara fisik laboratorium juga dapat merujuk pada suatu ruangan tertutup, kamar atau ruangan terbuka.1 2.2 Fungsi Laboratorium Laboratorium sebagai tempat dilakukan riset, penelitian, percobaan, pengamatan, serta pengujian ilmiah memiliki banyak fungsi. Berikut ini beberapa fungsi laboratorium yang paling utama.2 1. Menyeimbangkan antara teori dan praktik ilmu dan menyatukan antara teori dan praktik. Laboratorium adalah tempat untuk menguji sebuah teori sehingga akan dapat menunjang pelajaran teori yang telah diterima secara langsung. Dalam konteks itu, keduanya akan saling melengkapi, yaitu teori akan dapat menjadikan pijakan (dasar) praktik dan penelitian, sedangkan penilitian akan menguatkan argumentasi teori. 2. Memberikan keterampilan kerja ilmiah bagi para peneliti, baik dari kalangan siswa, mahasiswa, dosen, ataupun peneliti lainnya. Hal ini disebabkan laboratorium tidak hanya menuntut pemahaman terhadap objek yang dikaji, tetapi juga menuntut seseorang untuk melakukan sebuah ekserimentasi. 3. Memberikan dan memupuk keberanian para peneliti (yang terdiri dari pembelajar, peserta didik, mahasiswa, dosen dan seluruh praktisi keilmuan dalam lingkungan alam dan lingkungan sosial.
1Richard Decaprio, Tips Mengelola laboratorium Sekolah, Yogyakarta: Diva Press, 2013. hlm. 16-17 2Ibid., hlm. 17-19
4. Menambah keterampilan dan keahlian para peneliti dalam mempergunakan alat media yang tersedia di dalam laboratorium untuk mencari dan menentukan kebenaran ilmiah sesuai dengan berbagai macam riset atau pun eksperimentasi yang akan dilakukan. 5. Memupuk rasa ingin tahu kepada para peneliti mengenai berbagai macam keilmuan sehingga akan mendorong mereka untuk selalu mengkaji dan mencari kebenaran ilmiah dengan cara penelitian, ujicoba, maupun ekperimentasi. Hal ini akan dapat memupuk sikap ilmiah mereka sebagai calon-calon ilmuwan di masa depan. 6. Laboratorium dapat memupuk dan membina rasa percaya diri para peneliti dalam keterampilan yang diperoleh atau terhadap penemuan yang didapat dalam proses kegiatan kerja di laboratorium. Artinya, orang yang menemukan kebenaran ilmiah dalam penelitian di laboratorium akan lebih percaya diri dengan kebenaran tersebut karena telah melewati proses ilmiah yang sangat ketat, teliti, dan objektif sesuai dengan kaidahkaidah ilmiah. Oleh karena itu, tidak mengherankan apabila banyak orang yang menjadikan laboratorium sebagai proses akhir pengujian sebuah kebenaran. 7. Laboratorium dapat menjadi sumber belajar untuk memecahkan berbagai masalah melalui kegiatan praktik, baik itu masalah dalam pembelajaran, masalah akademik, maupun masalah yang terjadi di tengah masyarakat yang membutuhkan penanganan dengan uji laboratorium. 8. Laboratorium dapat menjadi sarana belajar bagi para siswa, mahasiswa, dosen, aktivis, peneliti, dan lain-lain untuk memahami segala ilmu pengetahuan yang masih bersifat abstrak sehingga menjadi sesuatu yang bersifat konkret dan nyata. Hal ini akan sangat berguna bagi individu-individu yang taraf berpikirnya normatif sehingga dapat mengarahkan mereka kepada hal-hal yang lebih konkret (nyata). Oleh karena itu, laboratorium sebenarnya menekankan perhatian terhadap ranah kognitif, ranah psikomotorik, dan tanah afektif yang tentunya sangat diperlukan oleh setiap orang. Keterkaitan Pembelajaran Fisika Dengan Laboratorium3 Sarana seperti peralatan demonstrasi, praktikum, eksperimen, atau peralatan laboratorium yang lain diperlukan dalam menunjang pembelajaran fisika. Menurut Newble dan Cannon (1989) sebagaimana yang dikutip Maryunis (2000) untuk laboratorium Fisika ada tiga macam kegiatan yang dapat dilakukan sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai yaitu: a.
Latihan terkontrol, tujuan utamanya adalah membantu peserta didik mengembangkan keterampilan- keterampilan dasar yang harus mereka miliki.
3 Jurnal ipi106530
b.
Penyelidikan ekspeperimental bertujuan untuk menstimulasi peserta didik agar mengenal dan mencoba melakukan proses kegiatan ilmiah.
c.
Proyek penelitian, merupakan suatu kegiatan yang dirancang untuk memberi bekal pengetahuan kepada peserta didik mengenai penelitian yang sebenarnya yang kegiatannya banyak berbeda dengan latihan atau eksperimen terkontrol. Alangkah idealnya kalau pelaksanaan kegiatan tersebut diatas disesuaikan dengan kebutuhan sekolah dengan peralatan yang ada di sekolah, sehingga para guru dapat langsung mengelola dan mengembangkan laboratorium sekolah. Dalam pembelajaran fisika disekolah, kegiatan laboratorium (eksperimen) membutuhkan waktu dan peralatan percobaan yang cukup, agar kegiatan laboratorium dapat melibatkan siswa dalam melaksanakan kegiatan fisika atau kegiatan ilmiah. Oleh karena itu, untuk kegiatan laboratorium, unit peralatan yang dibutuhkan paling sedikit seperempat dari jumlah siswa satu kelas, bila dalam hal ini kegiatan laboratorium dilaksanakan secara kelompok, dengan
anggota
kelompok empat siswa. Bila dalam satu kelas ada empat puluh (40) siswa, sekurang-kurangnya
diperlukan
sepeluh
(10)
unit
peralatan
eksperimen
(Indrawati, 2007). Dalam pembelajaran fisika, jika alat yang tersedia terbatas, maka sebaiknya diatasi dengan demonstrasi. Untuk pelaksanaan demonstrasi fisika, unit peralatan yang dibutuhkan untuk siswa satu kelas
cukup hanya satu unit saja. Dalam
pembelajaran fisika demonstrasi dapat digunakan untuk menunjukkan peristiwa atau gejala fisika dengan membutuhkan waktu dan peralatan yang relatif efisien, tetapi demonstrasi belum dapat memenuhi keterlibatan langsung setiap siswa dalam melaksanakan pengamatan kejadian fisika. Ukuran peralatan demonstrasi fisika dapat berbeda atau lebih besar dari pada
ukuran peralatan eksperimen fisika, tetapi kualitas peralatan untuk
demonstrasi dengan peralatan untuk eksperimen sama. Keduanya harus dapat difungsikan sebagai peralatan untuk percobaan fisika.
Belum Jadi
2.3 Jenis-Jenis Laboratorium Bila dilihat dari segi jenisnya, terdapat beberapa jenis laboratorium yang akan diulas secara panjang lebar dalam buku ini. Kali ini, kita akan menguraikannya berdasarkan bagaimana cara mengelola dan mengembangkannya. 4 1. Laboratorium pendidikan, yaitu laboratorium yang digunakan untuk pendidikan terutama tingkat SD, SMP, SMU, hingga perguruan tinggi. Semua laboratorium jenis ini ditujukan untuk kelancaran proses kegiatan belajar dan mengajar. Kegiatan penelitian di dalam laboratorium jenis ini biasanya dilakukan oleh para guru/dosen dan pembelajar. Contoh dari laboratorium jenis ini misalnya laboratorium IPA, laboratorium bahasa, laboratorium IT, laboratorium kimia, laboratorium fisika, laboratorium
pertanian,
laboratorium
matematika,
laboratorium
kesehatan,
laboratorium sains, dan lain sebagainya. 2. Laboratorium riset, yaitu laboratorium yang digunakan oleh para praktisi keilmuan dalam upaya menemukan sesuatu untuk meneliti suatu hal yang menjadi bidang keahliannya. Laboratorium ini bisa saja meneliti tentang objek-objek sebagaimana yang ada dalam laboratorium pendidikan, seperti hal-hal yang berkaitan dengan IPA, fisika, pertanian, bahasa, matematika, kimia, kedokteran, sains, dan lain-lain. Tetapi, esensinya tujuan laboratorium ini adalah untuk penelitian yang-umumnya-dilakukan oleh para ilmuwan. 2.4 Standar Laboratorium 1. Standar ISO Suatu bagian dari manajemen mutu adalah penilaian, pengukuran kinerja terhadap standar. Konsep manajemen mutu mengharuskan standar ditetapkan, dan lagi industri yang memimpin. Menggunakan suatu standar yang ditetapkan oleh militer Amerika Serikat untuk pembuatan dan produksi peralatan, standar ISO ditetapkan untuk industri manufaktur; kita mengenal standar ini sebagai standar ISO. Dokumen-dokumen ISO 9000 menyediakan bimbingan untuk mutu dalam industri manufaktur dan jasa, dan dapat secara luas diterapkan untuk berbagai jenis organisasi lainnya. ISO 9001:2000 memberikan persyaratan sistem manajemen mutu yang dibutuhkan dan diterapkan dalam laboratorium. Ada dua standar ISO yang dikhususkan untuk laboratorium:
4Richard Decaprio, Tips Mengelola laboratorium Sekolah, Yogyakarta: Diva Press, 2013, Hlm. 24-25
ISO 15189:2007. Medical laboratories—particular requirements for quality and competence. Geneva: International Organization for Standardization, 2007.
ISO/IEC 17025:2005. General requirements for the competence of testing and calibration laboratories. Geneva: International Organization for Standardization, 2005.
Standar ISO lain yang penting untuk laboratorium adalahClinical and Laboratory Standards Institute(Klinis dan Laboratorium Standards Institute), atau dikenal CLSI, sebelumnya dikenal sebagaiNational Committee for Clinical Laboratory Standards(Komite Nasional Standar Laboratorium Klinis) atau NCCLS. CLSI menggunakan proses konsensus yang melibatkan banyak pemangku kepentingan untuk mengembangkan standar. CLSI mengembangkan model sistem manajemen mutu yang digunakan dalam buku ini. Model ini didasarkan pada 12 kualitas penting pada sistem, dan sepenuhnya kompatibel dengan standar laboratorium ISO. CLSI memiliki dua dokumen yang sangat penting di laboratorium klinis:
A quality management system model for health care; approved guideline—second
edition. CLSI/NCCLS document HS1-A2. Wayne, PA, NCCLS, 2004. Application of a quality management system model for laboratory services; approved guideline—third edition. CLSI/NCCLS document GP26-A3. Wayne, PA, NCCLS, 2004.
Informasi dalam buku ini didasarkan pada model sistem manajemen mutu CLSI dan ISO 15189 standar. Ada banyak standar lain organisasi, dan banyak contoh standar laboratorium. Beberapa negara telah menetapkan standar mutu laboratorium nasional yang berlaku khusus untuk laboratorium di dalam negeri. Beberapa standar laboratorium hanya berlaku untuk daerah-daerah tertentu di laboratorium atau hanya untuk tes khusus. Organisasi Kesehatan Dunia telah menetapkan standar untuk beberapa program dan bidang-bidang tertentu.5 2. Standar Sarana dan Prasarana a. Pengertian Saranan dan Prasarana Pertanyaan yang secara logis muncul: “kalau kondisi umum persekolahan kita, yang jauh dari standar, bahkan menurut standar yang ditetapkan oleh PP No. 19 Tahun 2005, tidak akan mampu mengemban misi mencerdaskan kehidupan bangsa dan memajukan kebudayaan nasional, lalu apa makna dan wujud kehidupan bangsa yang cerdas dan maju kebudayaan 5 WHO, CDC, and CLSI, Laboratory Quality Management System, Lyon: World Heath Organization, 2011, hlm. 17
nasionalnya?” Dengan memahami makna kehidupan bangsa yang cerdas dan maju kebudayaan
nasionalnya,
selanjutnya
akan
dapat
dijawab
pertanyaan
“wujud
terselenggaranya satu sistem pendidikan nasional yang merata, relevan dan bermutu.”6 Secara etimologi (arti kata) prasarana berarti alat tidak langsung untuk mencapai tujuan. Prasarana pendidikan misalnya lokasi/tempat, bangunan sekolah lapangan olah raga dan sebaginya. Sedangkan sarana adalah alat langsung untuk mencapai tujuan pendidikan, misalnya: ruang, buku, perpustakaan, laboratorium dan sebagainya.7 Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengaturan sarana dan prasarana ruang laboratorium/tempat praktik adalah sebagai berikut8: a. Jumlah meja dan kursi praktik yang pengaturannya atau penempatannya sesuai dengan kebutuhan. b. Alat laboratorium/tempat praktik sehabis dipakai perlu disimpan dalam tempat khusus dan dicatat menurut jenis dan golongan masing-masing. c. Daftar alat-alat/barang-barang disiapkan dimeja petugas, agar bagi yang memerlukan mudah mengetahui ada tidaknya alat atau barang yang dicari/dikehendaki. d. Alat pemadam kebakaran diletakkan didekat temapt alat-alat atau barang, agar mudah e. f. g. h. i.
bila menghadapi kemungkinan terjadinya kebakaran. Tempat air/kran dan handuk atau kain, diletakkan dekat kran/tempat air. Papan tulis diletakkan sesuai dengan kondisi ruangan. Foto/gambar model/skema ditempatkan pada dinding. Tempat sampah diletakkan dibagian depan. Dan sebagainya. Sarana pendidikan adalah peralatan dan perlengkapan yang secara langsung
dipergunakan dalam menunjang proses pendidikan, khususnya proses belajar mengajar, seperti gedung, ruang kelas, meja kursi, serta alat-alat media pengajaran. Adapun yang dimaksud dengan prasarana pendidikan adalah fasilitas yang secara tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan atau pengajaran, seperti halaman, kebun, taman sekolah, jalan menuju sekolah, tetapi jika dimanfaatkan secara langsung untuk proses belajar mengajar, seperti taman sekolah untuk pengajaran biologi, halaman sekolah sebagai sekaligus lapangan olahraga, komponen tersebut merupakan sarana pendidikan. Manajemen sarana dan prasarana pendidikan bertugas mengatur dan menjaga sarana dan prasarana pendidikan agar dapat memberikan konstribusi secara optimal dan berarti pada
6 Soedijarto, Landasan dan Arah Pendidikan Nasional Kita, Jakarta : Kompas, 2008, hlm. 49 7 Tholib Kasan, Teori dan Aplikasi Administrasi Pendidikan, Jakarta : Studia Press, 2006, hlm. 91 8 Ibid., hal 97-98
jalannya proses pendidikan. Kegiatan pengelolaan ini meliputi kegiatan perencanaan, pengadaan, pengawasan, penyimpanan inventarisasi, dan penghapusan serta pendataan. Manajemen sarana dan prasarana yang baik diharapkan dapat menciptakan sekolah yang bersih, rapi, indah sehingga menciptakan kondisi yang menyenangkan baik bagi guru maupun murid untuk berada disekolah. Di samping itu juga diharapkan tersedianya alat-alat atau fasilitas belajar yang memadai secara kuantitatif, kualitatif, dan relevan dengan kebutuhan serta dapat dimanfaatkan secara optimal untuk kepentingan proses pendidikan dan pengajaran, baik oleh guru sebagai pengajar maupun murid-murid sebagai pelajar.9 b. Ketentuan Peraturan Pemerintah Tentang Sarana dan Prasarana Laboratorium10
SD/MI
Sebuah SD/MI sekurang-kurangnya memiliki prasarana sebagai berikut: 1. Ruang kelas, 2. Ruang perpustakaan, 3. Laboratorium IPA, 4. Ruang Pemimpin, 5. Ruang Guru, 6. Tempat beribadah, 7. Ruang UKS, 8. Jamban, 9. Gudang, 10. Ruang sirkulasi, 11. Tempat bermain/ berolahraga Laboratorium IPA11 a. Laboratorium IPA dapat memanfaatkan ruang kelas. b. Sarana laboratorium IPA berfungsi sebagai alat bantu mendukung kegiatan dalam bentuk percobaan. c. Setiap SD/MI dilengkapi sarana laboratorium IPA seperti tercantum pada tabel 2.7 Tabel 2.7 Jenis, Ratio, Deskripsi Sarana Laboratorium IPA No 1 1.1
Jenis Perabot lemari
Rasio 1 buah/sekolah
Deskripsi Kuat, stabil, dan aman. Ukuran
memadai
untuk
9 E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, Bandung : Remaja Rosdakarya, 2014, hlm. 49-50 10 Permendiknas No. 24 Tahun 2007. hlm. 6 11 Ibid., hlm 10-11
menyimpanseluruh alat peraga. Tertutup dan dapat dikunci. Dapatmemanfaatkan
lemari
yangterdapat di ruang kelas. 2 2.1
Peralatan Pendidikan Model
2.2
kerangkamanusia Model tubuh manusia
1 buah/sekolah
Tinggi minimum 125 cm.
1 buah/sekolah
Mudah dibawa. Tinggi minimum 125 cm. Dapat diamati dengan mudah oleh seluruh peserta didik. Dapat dibongkar pasang.
2.3
Globe
1 buah/sekolah
Mudah dibawa. Diameter minimum 40 cm. Memiliki penyangga dan dapat diputar. Dapat memanfaatkan globe yang terdapat diruang perpustakaan. Dapat mendemonstrasikan
2.4
Model tata surya
1 buah/sekolah
2.5 2.6 2.7 2.8 2.9 2.10 2.11 2.12
Kaca pembesar Cermin datar Cermin cekung Cermin cembung Lensa datar Lensa cekung Lensa cembung Magnet batang
6 buah/sekolah 6 buah/sekolah 6 buah/sekolah 6 buah/sekolah 6 buah/sekolah 6 buah/sekolah 6 buah/sekolah 6 buah/sekolah
Dapat mendemonstrasikan gaya
1 set/sekolah
magnet Jelas tebaca
terjadinya fenomena gerhana.
2.13
Poster IPA, terdiri dari: a. b. c. d.
Metamorfosis, Hewan langka, Hewan dilindungi, Tanaman khas
indonesia e. Contoh ekosisten f. Sistem-sistem pernapasan hewan
SMP/MTs12
Kelengkapan Prasarana Dan Sarana 12 Permendiknas No. 24 Tahun 2007, hlm. 21
dan
ukuran minimal A1
berwarna,
Sebuah SMP/MTs sekurang-kurangnya memiliki prasarana sebagai berikut: 1. ruang kelas, 2. ruang perpustakaan, 3. ruang laboratorium IPA, 4. ruang pimpinan, 5. ruang guru, 6. ruang tata usaha, 7. tempat beribadah, 8. ruang konseling, 9. ruang UKS, 10. ruang organisasi kesiswaan, 11. jamban, 12. gudang, 13. ruang sirkulasi, 14. tempat bermain/berolahraga. Ketentuan mengenai ruang-ruang tersebut beserta sarana yang ada di setiap ruang diatur dalam setiap ruang sebagai berikut. Ruang Laboratorium IPA13 a. Ruang laboratorium IPA berfungsi sebagai tempat berlangsungnya kegiatan pembelajaran IPA secara praktek yang memerlukan peralatan khusus. b. Ruang laboratorium IPA dapat menampung minimum satu rombongan belajar. c. Rasio minimum luas ruang laboratorium IPA 2,4 m2/peserta didik. Untuk rombongan belajar dengan peserta didik kurang dari 20 orang, luas minimum ruang laboratorium 48 m2 termasuk luas ruang penyimpanan dan persiapan 18 m 2. Lebar minimum ruang laboratorium IPA 5 m. d. Ruang laboratorium IPA dilengkapi dengan fasilitas untuk memberi pencahayaan yang memadai untuk membaca buku dan mengamati obyek percobaan. e. Tersedia air bersih. f. Ruang laboratorium IPA dilengkapi sarana sebagaimana tercantum pada Tabel 3.7. Tabel 3.7 Jenis, Rasio, dan Deskripsi Sarana Laboratorium IPA No
Jenis
Rasio
13 Permendiknas No. 24 Tahun 2007, hlm. 25-29
Deskripsi
1. 1.1
Perabot Kursi
1
buah/peserta Kuat,
didik,ditambah1 1.2
Meja peserta didik
buah/guru 1 buah/7peserta didik
stabil,
aman,
mudahdipindahkan. Kuat, stabil, dan aman. Ukuran
memadai
menampungkegiatan didik 1.3
Meja demonstrasi
1 buah/lab
dan
untuk peserta
secaraberkelompok
maksimum 7 orang. Kuat, stabil, dan aman. Luas
meja
memungkinkan
untukmelakukan
demonstrasi
danmenampung peralatan dan bahanyang diperlukan. Tinggi
meja
seluruhpeserta
memungkinkan didik
mengamatipercobaan 1.4
Meja persiapan
1 buah/lab
Lemari alat
1 buah/lab
yang
didemonstrasikan. Kuat, stabil, dan aman. Ukuran
1.5
dapat
memadai
untuk
menyiapkan materi percobaan. Kuat, stabil, dan aman. Ukuran
memadai
untuk
menampung alat. 1.6
Lemari Bahan
1 buah/lab
Tertutup dan dapat dikunci. Kuat, stabil, dan aman. Ukuran
memadai
untuk
menampung bahan dan tidak mudah berkarat. 1.7
Bak cuci
1
Tertutup dan dapat dikunci. Tersedia air bersih dalam jumlah
buah/2kelompok,
memadai
ditambah 1 buah ruang persiapan. 2.
Peralatan
2.1
pendidikan Mistar
6 buah/lab
Panjang
minimum
50
2.2 2.3 2.4 2.5
Jangka sorong Timbangan Stopwatch Rol meter
6 buah/lab 3 buah/lab 6 buah/lab 1 buah/lab
cm,ketelitian 1 mm. Ketelitian 0,1 mm. Memiliki ketelitian berbeda. Ketelitian 0,2 detik Panjang minimum 5 m,ketelitian
2.6 2.7 2.8
Termometer 100 C Gelas ukur Massa logam
6 buah/lab 6 buah/lab 3 buah/lab
1 mm. Ketelitian 0,5 derajat. Keteltian 0,1 ml. Dari jenis
2.9
Multimeter AC/DC, 6 buah/lab
berbeda,minimum massa 20 g. Dapat mengukur tegangan, arus,
10 kilo ohm/volt.
danhambatan.
yang
Batas minimum ukur arus100 mA-5 A. Batas
minimum
ukur
teganganuntuk DC 100 mV-50 V. Batas
minimum
ukur
2.10
Batang magnet
6 buah/lab
teganganuntuk AC 0-250 V. Dilengkapi dengan
2.11
Globe
1 buah/lab
potonganberbagai jenis logam. Memiliki penyangga dan dapatdiputar. Diameter minimum 50 cm. Dapat
2.12
Model tata surya
1 buah/lab
memanfaatkan
globe
yangterdapat
di
ruang
perpustakaan. Dapat
menunjukkan
terjadinyagerhana. Masing-masing 2.13
Garpu tala
6 buah/lab
planet
dapat
diputarmengelilingi matahari. Bahan baja, memiliki frekuensiberbeda dalam rentang
2.14
Bidang miring
1 buah/lab
audio. Kemiringan kekasaranpermukaan
2.15 2.16
Dinamometer Katrol tetap
6 buah/lab 2 buah/lab
diubah-ubah. Ketelitian 0,1 N/cm.
dan dapat
2.17 2.18
Katrol bergerak Balok kayu
2 buah/lab 3 macam/lab
Memiliki
massa,
luas
permukaan,dan koefisien gesek 2.19
Percobaan
muai 1 set/lab
panjang
berbeda. Mampu menunjukkan fenomena danmemberikan
data
pemuaianminimum untuk tiga 2.20
Percobaan optik
1 set/lab
jenis bahan. Mampu
menunjukkan
fenomenasifat
bayangan
memberikan
dan
datatentang
keteraturan
hubungan
antarajarak
benda,
jarak
bayangan,
danjarak
fokus
cermin cekung, cermincembung, lensa
cekung,
dan
lensacembung. Masing-masing 2.21
2.22 2.23
minimum
Percobaan rangkaian 1 set/lab
dengantiga nilai jarak fokus. Mampu memberikan data
listrik
hubunganantara tegangan, arus,
Gelas kimia 30 buah/lab Model molekul 6set/lab
danhambatan. Berskala, volume 100 ml Minimum dapat menunjukkan
sederhana
atomhidrogen, oksigen, karbon, belerang,nitrogen,
dan
dapat
2.24 2.25
Pembakar spirtus Cawan penguap
6 buah/lab 6 buah/lab
dirangkaimenjadi molekul. Kaca, dengan sumbu dan tutup. Bahan keramik, permukaan
2.26
Kaki tiga
6 buah/lab
dalam diglasir. Dilengkapi kawat
kasa
dan
tingginya sesuai tinggi pembakar 2.27 2.28 2.29
Plat tetes Pipa tetes + karet Mikroskop
6 buah/lab 100 buah/lab 6 buah/lab
spiritus. Minimum ada 6 lubang Ujung pendek Minimum tinggi nilai dan dua
2.30 2.31
monokuler Kaca pembesar Poster genetika
6 buah/lab 1 buah/lab
nilai pembesar okuler. Minimum tia nilai jarak fokus. Isi poster jelas terbaca dan
2.32
Model
2.33
manusia Model
kerangka 1 buah/lab tubuh 1 buah/lab
manusia
berwarna, ukuran minimum A1. Tinggi minimum 150 cm. Tinggi minimum 150 cm. Organ tubuh terlihat dan dapat dilepaskan dari model. Dapat diamati dengan mudah
2.34
Gambar/model
1 buah/lab
pencernaan manusia
oleh seluruh peserta didik. Jika berupa gambar, maka isinyajelas terbaca dan berwarna denganukuran minimum A1. Jika berupa model, maka dapat
2.35
Gambar/model sistem
1 buah/lab
peredaran
dibongkar pasang. Jika berupa gambar,
maka
isinyajelas terbaca dan berwarna
darah manusia
denganukuran minimum A1. Jika berupa model, maka dapat
2.36
Gambar/model sistem
1 buah/lab
pernafasan
dibongkar pasang. Jika berupa gambar,
maka
isinyajelas terbaca dan berwarna
manusia
denganukuran minimum A1. Jika berupa model, maka dapat
2.37
Gambar/model
1 buah/lab
jantung manusia
dibongkar pasang Jika berupa gambar,
maka
isinyajelas terbaca dan berwarna denganukuran minimum A1. Jika berupa model, maka dapat
2.38
Gambar/model mata 1 buah/lab
dibongkar pasang Jika berupa gambar,
manusia
isinyajelas terbaca dan berwarna
maka
denganukuran minimum A1. Jika berupa model, maka dapat 2.39
Gambar/model telinga manusia
1 buah/lab
dibongkar pasang Jika berupa gambar,
maka
isinyajelas terbaca dan berwarna denganukuran minimum A1. Jika berupa model, maka dapat
2.40
Gambar/model
1 buah/lab
dibongkar pasang Jika berupa gambar,
maka
tenggorokan
isinyajelas terbaca dan berwarna
manusia
denganukuran minimum A1. Jika berupa model, maka dapat dibongkar pasang
2.41 3 3.1
Petunjuk percobaan Media pendidikan Papan tulis
6 buah/percobaan 1 buah/lab
Ukuran minimum 90 cm x 200 cm. Ditempatkan pada posisi yang memungkinkan seluruh peserta didik melihatnya dengan jelas.
4 4.1
Perlengkapan lain Kotak kontak
9 buah/lab
1 buah untuk tiap meja peserta didik, 2 buah untuk meja demo,
4.2
Alat
pemadam 1 buah/lab
4.3
kebakaran Peralatan P3K
1 buah/lab
2 buah untuk di ruang persiapan. Mudah dioperasikan. Terdiri dari kotak P3K dan isinya tidak kadaluarsa termasuk obat P3K untuk luka bakar dan luka terbuka.
4.4 4.5
Tempat sampah Jam dinding
1 buah/lab 1 buah/lab
SMA/MA14
Kelengkapan Prasarana Dan Sarana Sebuah SMA/MA sekurang-kurangnya memiliki prasarana sebagai berikut: 1. ruang kelas, 2. ruang perpustakaan, 3. ruang laboratorium biologi, 4. ruang laboratorium fisika, 5. ruang laboratorium kimia, 6. ruang laboratorium komputer, 7. ruang laboratorium bahasa, 8. ruang pimpinan, 14 Permendiknas No. 24 Tahun 2007, hlm. 41
9. ruang guru, 10. ruang tata usaha, 11. tempat beribadah, 12. ruang konseling, 13. ruang UKS, 14. ruang organisasi kesiswaan, 15. jamban, 16. gudang, 17. ruang sirkulasi, 18. tempat bermain/berolahraga. Ketentuan mengenai ruang-ruang tersebut beserta sarana yang ada di setiap ruang diatur dalam standar tiap ruang sebagai berikut. Ruang Laboratorium Fisika15 a. Ruang laboratorium fisika berfungsi sebagai tempat berlangsungnya kegiatan pembelajaran fisika secara praktek yang memerlukan peralatan khusus. b. Ruang laboratorium fisika dapat menampung minimum satu rombongan belajar. c. Rasio minimum ruang laboratorium fisika 2,4 m 2/peserta didik. Untuk rombongan belajar dengan peserta didik kurang dari 20 orang, luas minimum ruang laboratorium 48 m2 termasuk luas ruang penyimpanan dan persiapan 18 m2. Lebar ruang laboratorium fisika minimum 5 m. d. Ruang laboratorium fisika memiliki fasilitas yang memungkinkan pencahayaan memadai untuk membaca buku dan mengamati obyek percobaan. e. Ruang laboratorium fisika dilengkapi sarana sebagaimana tercantum pada tabel 4.8. No 1 1.1
Jenis Perabot Kursi
Rasio 1
buah/peserta Kuat,
didik,ditambah1 1.2
Meja kerja
Deskripsi
buah/guru 1 buah/7peserta didik
stabil,
aman,
mudahdipindahkan. Kuat, stabil, dan aman. Ukuran
memadai
untuk
menampungkegiatan
peserta
didik
secaraberkelompok
maksimum 7 orang. 15 Permendiknas No. 24 Tahun 2007, hlm. 51-56
dan
1.3
Meja demonstrasi
1 buah/lab
Kuat, stabil, dan aman. Luas
meja
memungkinkan
untukmelakukan
demonstrasi
danmenampung peralatan dan bahanyang diperlukan. Tinggi meja memungkinkan seluruhpeserta
didik
mengamatipercobaan 1.4
Meja persiapan
1 buah/lab
Lemari alat
1 buah/lab
yang
didemonstrasikan. Kuat, stabil, dan aman. Ukuran
1.5
dapat
memadai
untuk
menyiapkan materi percobaan. Kuat, stabil, dan aman. Ukuran
memadai
untuk
menampung alat. 1.6
Lemari Bahan
1 buah/lab
Tertutup dan dapat dikunci. Kuat, stabil, dan aman. Ukuran
memadai
untuk
menampung bahan dan tidak mudah berkarat. 1.7
Tertutup dan dapat dikunci. 1 buah/2kelompok, Tersedia air bersih dalam
Bak cuci
ditambah 1 buah jumlah memadai ruang persiapan. 2
Peralatan
2.1
Pendidikan Bahan dan
2.1.1
Alat Ukur Mistar
2.1.2 2.1.3 2.1.4 2.1.5
Dasar
Rolmeter Jangka Sorong Mikrometer Kubus massa sama
6 buah/lab
Panjang minimum 50 cm,skala
6 buah/lab
terkecil 1 mm. Panjang minimum 10 m,skala
6 buah/lab 6 buah/lab 6 set/lab
terkecil 1 mm. Ketelitian 0,1 mm. Ketelitian 0,01 mm. Massa 100 g (2%),4 jenis
2.1.6
Silinder massa sama
6 set/lab
bahan. Massa 100 g (2%),4 jenis
2.1.7
Plat
6 set/lab
bahan. Terdapat
kail
penggantung,bahan logam 4 2.1.8
Beban bercelah
10 buah/lab
jenis. Massa antara 5-20 g,minimum 2 nilai massa,terdapat fasilitas
2.1.9 2.1.1
Neraca Pegas
0 2.1.11 Dinamometer 2.1.1
1 buah/lab 6 buah/lab (pegas 6 buah/lab
presisi) Gelas ukur
6 buah/lab
2 2.1.1 3 2.1.1 4 2.1.1
pengait. Ketelitian 10 mg. Bahan baja pegas, minimum 3 jenis. Ketelitian 0,1 N/cm. Bahan borosilikat. Volume antara 100-1000 ml.
topwatch Termometer Gelas beaker
6 buah/lab 6 buah/lab
Ketelitian 0,2 detik. Tersedia benang penggantung.
6 buah/lab
Batas ukur 10-110 oC. Bahan borosilikat.
5
Volume ml,terdapat 6 buah/lab
antara
100-1000
tiga
variasi
volume. Bahan baja.
2.1.1
Garputala
6 2.1.1
Multimeter AC/DC 10 6 buah/lab
Minimum 3 variasi frekuensi Dapat mengukur tegangan,
7
kilo ohm/volt
arus dan hambatan. Batas ukur arus minimum 100 mA-5 A. Batas minimum ukur tegangan untuk DC 100 mV-50 V. Batas minimum ukur tegangan
2.1.1 8 2.1.1
Kotak potensiometer Osiloskop
6 buah/lab
untuk AC 0-250 V. Disipasi maksimum 5 watt.
1 set/lab
Ukuran hambatan 50 Ohm. Batas ukur 20 MHz, dua kanal,
9
beroperasi
X-Y,
tegangan
masukan 220 volt, dilengkapi probe intensitas, tersedia buku 2.1.2 0
Generator frekuensi
6 buah/lab
petunjuk. Frekuensi luaran dapat diatur dalam rentang audio.
Minimum
4
jenis
bentuk
gelombang dengan catu daya 220 volt. Mampu menggerakkan speaker 2.1.2
Pengeras suara
6 buah/lab
daya 10 watt. Tegangan masukan 220 volt,
1
daya maksimum keluaran 10
2.1.2
watt. Panjang
Kabel penghubung
1 set/lab
2
minimum
50
cm,
dilengkapi plug diameter 4 mm. Terdapat 3 jenis warna: hitam, merah
2.1.2
Komponen elektronika
1 set/lab
3
dan
putih,
masing-
masing 12 buah. Hambatan tetap antara 1 Ohm 1 M Ohm,disipasi 0,5 watt masing-masing
30
buah,
mencakup LDR, NTC, LED, transistor
dan
masing-masing 2.1.2
Catu daya
6 buah/lab
4
lampu
neon
minimum
3
macam. Tegangan masukan 220 V, dilengkapi
pengaman,
tegangan keluaran antara 3-12 V, minimum ada 3 variasi 2.1.2
Transformator
6 buah/lab
5
tegangan keluaran. Teras inti dapat dibuka. Banyak lilitan antara 100-1000. Banyak lilitan minimum ada 2 nilai.
2.1.2
Magnet U
6 buah/lab
6 2.2 2.2.1
Alat Percobaan Percobaan adwood 6set/lab
Mampu
atau Percobaan kereta
fenomena
dan pewaktu ketik
data GLB dan GLBB.
menunjukkan dan
memberikan
Minimum dengan 3 kombinasi
6set/lab
nilai massa beban. Mampu menunjukkan fenomena
dan
memberikan
data GLB dan GLBB. 2.2.2
Percobaan
papan 6set/lab
luncur
Lengkap dengan pita perekam. Mampu menunjukkan fenomena
dan
memberikan
data gerak benda pada bidang miring. Kemiringan
papan
dapat
diubah, lengkap dengan katrol dan balok. Minimum dengan tiga nilai 2.2.3
Percobaan
Ayunan 6set/lab
Sederhana
atau
Percobaan
Getaran
koefisien gesekan. Mampu menunjukkan fenomena
ayunan
memberikan
Pada Pegas.
data
pengukuran
dan pada
percepatan
gravitasi. Minimum dengan tiga nilai panjang ayunan dan tiga nilai 6set/lab
massa beban. Mampu fenomena
menunjukkan ayunan
memberikan
data
pengukuran
dan pada
percepatan
gravitasi. Minimum dengan tiga nilai panjang ayunan dan tiga nilai 2.2.4
Percobaan Hooke
6 set/lab
massa beban. Mampu memberikan untukmembuktikan Hooke
dan
data hukum
menentukan
minimum 3 nilai konstanta 2.2.5
Percobaan Kalorimeter 6 set/lab
pegas. Mampu
memberikan
data
untuk
membuktikan
hukum
kekekalan energi panas serta menentukan kapasitas panas kalorimeter dan kalor jenis minimum tiga jenis logam. Lengkap
dengan
pemanas,
bejana dan kaki tiga, jaket isolator, 2.2.6
Percobaan
Bejana 6 set/lab
Berhubungan 2.2.7
termometer. Mampu memberikan untuk
Percobaan Optik
6 set/lab
pengaduk
membuktikan
dan data hukum
fluida statik dan dinamik. Mampu menunjukkan fenomena sifat bayangan dan memberikan
data
tentang
keteraturan hubungan antara jarak benda,jarak bayangan dan jarak fokus cermin cekung, cermin cembung, lensa cekung, dan lensa cembung. Masing-masing 2.2.8
minimum
Percobaan Resonansi 6 set/lab
dengan tiga nilai jarak fokus. Mampu menunjukkan
Bunyi atau Percobaan
fenomena
Sonometer
memberikan
resonansi data
dan
kuantisasi
panjang gelombang, minimum 6 set/lab
untuk tiga nilai frekuensi. Mampu memberikan data hubungan bunyi
antara
suatu
frekuensi
dawai
dengan
tegangannya, minimum untuk tiga jenis dawai dan tiga nilai 2.2.9
Percobaan Ohm
Hukum 6 set/lab
tegangan. Mampu memberikan
data
keteraturan hubungan antara arus dan tegangan minimum
untuk tiga nilai hambatan. 2.2.1
Manual percobaan
6 buah/percobaan
0 3 3.1
Media pendidikan Papan tulis
1 buah/lab
Ukuran minimum 90 cm x 200 cm. Ditempatkan pada posisi yang memungkinkan seluruh peserta didik melihatnya dengan jelas.
4 4.1
Perlengkapan lain Kotak kontak
9 buah/lab
1 buah untuk tiap meja peserta didik, 2 buah untuk meja demo, 2 buah untuk di ruang
4.2
Alat
pemadam 1 buah/lab
4.3
kebakaran Peralatan P3K
1 buah/lab
persiapan. Mudah dioperasikan. Terdiri dari kotak P3K dan isinya
tidak
kadaluarsa
termasuk obat P3K untuk luka bakar dan luka terbuka. 4.4 4.5
Tempat sampah Jam dinding
1 buah/lab 1 buah/lab
c. Letak dan Tata Ruang Laboratorium IPA16 Untuk menunjang kegiatan proses belajar-mengajar dalam bidang ilmu pengetahuan alam, fisika, bilologi dan kimia terutama disekolah lanjutan, selain memberikan bahan atau materi pelajaran secara klasikal, maka diperlukan juga pembuktian dengan realita (nyata) berupa praktikum. Kegiatan praktikum memerlukan wadah atau tempat untuk melakukan eksperimen-eksperimen sekaligus meningkatkan daya nalar siswa. Melalui latihan ini dibuktikan kebenaran teori-teori yang diberikan didalam kelas dan juga merangsang suatu percobaan tertentu secara terpimpin atau menemukan sendiri. Wadah atau tempat tersebut disebut laboratorium. Pembangunan laboratorium di sekolah sangat menunjang proses kegiatan belajarmengajar, maka untuk itu diperlukan ruangan yang cukup. Dengan demikian disain laboratorium disesuaikan dengan kebutuhan. Letak laboratorium di sekolah pada umumnya agak sulit untuk menentukan tempat yang tepat, karena lahan yang tersedia sangat terbatas. Luas laboratorium ilmu pengetahuan 16 H. Muhsin Lubis, Pengelolaan laboratorium IPA, Jakarta: Depdikbud, 1993, hlm.
alam di sekolah lanjutan disamping disesuaikan dengan lahan yang ada, juga perlu diperhatikan jumlah siswa yang akan melaksanakan praktikum. Ruangan yang harus ada pada laboratorium yang dikatakan cukup baik yakni minimal mempunyai ruang untuk kegiatan belajar-mengajar (ruang praktikum); ruang persiapan; ruang penyimpanan; ruang gelap; ruang timbang dan kebun sekolah Letak laboratorium terhadap lingkungan 17 Menurut buku Penuntun Perencanaan Pembangunan yang diterbitkan oleh Proyek Penyediaan Fasilitas Laboratorium Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, persyaratan umum lokasi laboratorium dalam hubungannya dengan bangunan sekolah yang ada jalan sebagai berikut: a. Tidak terletak di arah angin, untuk menghindarkan pencemaran udara. Gas sisa-sisa reaksi kimia yang kurang sedap agar tidak terbawa angin ke ruangan-ruangan lain. b. Mempunyai jarak cukup jauh terhadap sumber air, untuk menghindari dari pencemaran sumber air. c. Mempunyai saluran pembungan sendiri, untuk menghindarkan pencemaran saluran air penduduk. d. Mempunya jarak cukup jauh terhadap bangunan yang lain, untuk memberikan ventilasi dan penerangan alami yang optimum dan jarak minimal sama dengan tinggi bangunan terdekat, kira-kira 3 meter. e. Terletak pada bagian yang mudah dikontrol dalam kompleks dalam hubungannya dengan pencegahan terhadap pencurian, kebakaran dan sebagainya. Dalam buku petunjuk juga disebutkan persyaratan lain yang berhubungan dengan pemilihan lokasi laboratorium. Persyaratan itu adalah persyaratan pembangunan laboratorium terhadap sekolah yang telah ada: a. Tidak membongkar fasilitas lain yang masih berfungsi sehingga menghilangkan fungsi tersebut, kecuali bila fisik bangunan dari fasilitas itu telah dinyatakan secara teknis tidak dapat memenuhi syarat-syarat keamanan (telah tua atau lapuk). b. Tidak memakai tanah yang berfungsi lain, umpamanya lapangan olahraga, dengan garis sepadan bangunan sebagai ventilasi alam. Pengaturan Ruangan Laboratorium IPA 1.Laboratorium Sebagaimana disebutkan sebelumnya bahwa persyaratan umum untuk suatu laboratorium adalah cukup luas. Berapankah luas suatu laboratorium ini dan bagaimanakah ukurannya? Tim penyusun Buku Penuntun Perencanaan Pembangunan yang telah disebut di 17 H. Muhsin Lubis, Pengelolaan laboratorium IPA, Jakarta: Depdikbud, 1993, hlm.
atas mengambil ketentuan bahwa luas lantai labomorium di mana perlengkapan laboratorium termasuk meja, kursi, lemari dan rak yang ada didalamnya ialah 100 m 2 termasuk ruangan persiapan dan gudang. Luasnya ini didasarkan atas perhitungan bahwa Iaboratorium tersebut dipakai oleh 40 siswa, yang berarti tiap siswa menempati ruangan kira-kira 2,00 m 2- 2,5 m2. Laboratorium dengan ukuran inilah yang sekarang dibangun pada SMP dun SMA di Indonesia. Penentuan luas lantai 100 m2 ini terutama didasarkan atas fasilitas dan biaya yang sangat minim, di samping keperluan akan laboratorium pada sekolah-sekolah yang sangat mendesak. 2. Ruang untuk Kegiatan Belajar-mengajar (Ruang Praktikum) Luas
ruangan praktikum yang akan dipakai siswa untuk melaksanakan proses
belajar-mengajar lebih kurang 90 m2, tidak termasuk ruangan persiapan dan ruangan gudang. Bentuk ruangan laboratorium yang dipakai hendaknya jangan sampai mengakibatkan jarak pcnglihatan yang jauh bagi siswa yang menyenangkan bagi siswa yang duduk di tepi, ke arah papan tulis. Sebaiknya ruangan praktikum laboratorium, mengambil ukuran yang 90 m 2 luas lantai, dengan panjang 11-12 m dan lebar8-9 m. 3. Ruangan Persiapan Merupakan ruangan yang digunakan untuk mempersiapkan alat-alat dan bahan-bahan yang akan digunakan dalam laboratorium, baik untuk percobaan yang akan dilakukan oleh siswa maupun oleh guru sebelum melakukan demonstrasi. Ruangan ini juga dapat berfungsi sebagai ruangan penyimpanan apabila laboratorium sekolah yang bersangkutantidak memiliki ruangan penyimpanan tersendiri, letak ruangan persiapan sebaiknya berdampingan dengan ruang laboratorium dan dinding persekutuannya pada dinding tempat papan tulis digantungkan. Dari luas laboratorium keseluruhannya, ruang persiapan seluas-luasnya lebih kurang 20 m2. 4. Ruang Penyimpan (Gudang) Sesuai dengan namanya yaitu untuk penyimpanan alat-alat dan bahan-bahan yang jarang dipakai dalam kegiatan sehari-hari sedangkan alat-alat dan bahan-bahan yang sering dipakai diletakkan di dalam ruangan persiapan laboratorium. Perlu diperhatikan agar alat dan bahan disimpan dalam ruangan yang terpisah untuk menghindari terjadinya karat pada alatalat. Dengan demikian penyimpanan bahan-bahan yangberbahayadipisah dengan bahanbahan lain yang kurang berbahaya. Luas dari ruangan penyimpanan (gudang) tidak lebih dari 4 x 5 meter2, karena diharapkan ruangan yang cukup untuk lemari dan rak-rak. 5. Ruang Timbang
Sesuai dengan namanya ruang ini digunakan untuk menimbang bahan-bahan yang akan dipakai dalam percobaan yang akan dilaksanakan oleh siswa atau oleh guru yang akan mendemonstrasikan. Sebaiknya bahan-bahan yang akan ditimbang, dikerjakan oleh guru atau laboran, karena timbangan tersebut sangat sensitif dan perlu ketelitian yang tinggi dari pemakainya. luas yang diharapkan lebih kurang 2 x 2 m 2, supaya dapat bekerja dengan leluasa. 5. Ruang Gelap Ruang gelap adalah ruangan yangdapat digelapi secara permanen. Ruangan ini digunakan terutama pada Percobaan-percobaan yang menghendaki sekatan cahaya-cahaya matahari seperti pecobaan mengenai pengaruh cahaya matahari terhadap pembentukan tepung, kegiatan fotografi dan beberapa percobaan cahaya. Rnang gelap harus dilengkapi dengan listrik dan lampu khusus ruangan gelap, ventilasi yang baik dan aliran air. 7. Kebun Sekolah dan Rumah Kaca (Green House) Fungsi kebun sekolah adaiah untuk melakukan percobaan yang berhubungan dengan tanaman dapat juga dipergunakan untuk memelihara hewan-hewan percobaan misalnya kelinci. Percobaan yang ada hubungannya dengan pertumbuhan tanaman dapat dilakukan juga di rumah kaca, sesuai dengan lahan yang tersedia dan yang ada.18 Semenara itu, Dalam Richard (2013) menyatakan Pengaturan ruangan laboratorium IPA adalah hal yang tidak kalah penting dalam sistem pengelolaan laboratorium secara keseluruhan. Ada beberapa ruangan pokok yang harus ada dalam sebuah laboratorium IPA yang menjadi syarat kelancaran kegiatan di laboratorium. Ruangan-ruangan tersebut adalah sebagai berikut.19 1. Ruang Utama, Ruangan ini berfungsi untuk kegiatan penelitian, uji coba teori, praktikum, ataupun eksperimentasi. Ruangan ini juga bisa dijadikan sebagai tempat praktik dan pengajaran teori. 2. Ruang Penunjang, Ruangan ini berfungsi untuk tempat kegiatan penelitian jika sewaktu-waktu diperlukan, atau jika sewaktu-waktu ruangan utama penuh dengan peserta. 3. Ruang Guru, Ruangan ini dikhususkan untuk para pembimbing peserta kegiatan penelitian, para tenaga ahli, para guru IPA, serta para pengelola laboratorium 4. Ruang Laboran,Ruangan ini ditempati oleh para petugas lapangan seperti koordinator laboratorium. Tetapi, para pengelola yang lain juga bisa menempati ruangan ini. 18 H. Muhsin Lubis, Pengelolaan laboratorium IPA, Jakarta: Depdikbud, 1993, hlm. 19 Richard Decaprio, Tips Mengelola laboratorium Sekolah, Yogyakarta: Diva Press, 2013. Hlm 150-151
Perlengkapan Laboratorium Ilmu Pengetahuan Alam 20 Suatu sekolah yang mengajarkan ilmu pengetahuan alam hendaknya mempunyai laboratorium, karena dalam pelajaran ilmu pengetahuan alam siswa tidak hnaya sekedar mendengarkan keterangan dari guru dari pelajaran yang diberikan, tetapi yang melakukan kegiatan sendiri untuk mencari keterangan lebih lanjut tentang ilmu yang dipelajari. Karena sifat kegiatan dari pelajaran ilmu pengetahuan alam tidak dapat diajarkan tanpalaboratorium. Sebagai tempat melaksanakan pendidikan ilmu pengetahuan alam, laboratorium memerlukan perlengkapan. Perlengkapan itu adalah: 1. Perabot Yang dimaksud dengan perabot ini adalah meja, kursi (baik untuk siswa maupun untuk guru), lemari (untuk alat-alat bahan), dan rak. Perabot ini terdiri dari bermacam-macam antara lain: a. Meja Demonstrasi Meja demonstrasi sangat diperlukan bagi suatu laboratorium, lebih-lebih jika ruang praktek laboratorium itu digunakan juga untuk keperluan mengajar dan tidak hanya untuk parktikum siswa saja.ukuran meja demonstrasi kira-kira 300-400 cm panjang 80-90cm. lebar dan 90 cm tinggi. Meja ini biasanya dipasang secara permanen dan dilengkapi dengan lemari-lemari atau rak-rak dibawah meja. Jarak antara meja demonstrasi dan papan tulis hendaknya jangan terlalu sempit hingga mengurangi kebebasan guru untuk melakukan kegiatan demonstrasi dan tulis-menulis di papan tulis, tetapi juga jangan terlalu lebar. Antara kedua meja ini cukup ada ruangan bagi siswa tidak untuk memperhatikan alat-alat yang ada di atas meja demonstrasi itu setelah demonstrasi selesai. Kadang-kadang jika jumloah siswa tidak terlalu banyak, guru dapat meminta siswa mengelilingi meja demonstrasi untuk memperlihatkan lebih dekat apa-apa yang sedang dikerjakan oleh guru.jarak antara kedua meja ini kira-kira 150 cm. Meja demonstrasi bagian atas hendaknya terbuat dari kayu yang cukup baik dengan tebal kira-kira 2,5- 3cm. Agar meja ini tampak baik hendaknya dipelitur. Permukaan meja juga dapat dicat, dan dipilih cat yang berwarna hitam. Ini biasanya dilakukan untuk meja-meja yang digunakan untuk percobaan kimia, di mana bahanbahan kimia merupakan penyabab noda-noda pada meja. Meja-meja untuk percobaan biologi dan fisika biasanya tidak dicat hitam. Meja demonstrasi dilengkapi dengan bak cuci dengan ukuran 54x35x20 cm 3 (ukuran dalam) terbuat dari porselin. Bak cuci ini diletakkan pada ujung kanan meja 20 H. Muhsin Lubis, Pengelolaan laboratorium IPA, Jakarta: Depdikbud, 1993, hlm.
dipandang dari pihak guru jika fasilitas memungkinkan dan alangkah baiknya jika pada meja demonstrasi ini dipasang dua bak cuci dan diletakkan pada ujung keduanya. Jika aliran gas pembakaran ada, maka pada bagian tepi depan meja demonstrasi dipasang pipa gas yang masing-masing mempunyai dua kran. Sedang stop kontak untuk sumber listrik dipasang pada sisi meja pada pihak guru, akan lebih baik jika sekedar sumber listrik dan sumber gas untuk keperluan dalam laboratorium dipasang di bawah meja demonstrasi, dengan demikian mudah bagi guru untuk mengontrol dan menjaga keamanannya. b. Meja Kerja (Praktikum) Siswa Bentuk kerja praktikum siswa yang digunakan bergantung pada jenis laboratorium. Laboratorium kimia menghendaki meja praktikum siswa itu dipasang secara permanen. Dengan meja yang permanen pemasangan aliran gas, listrik dan air menjadi lebih mudah. Di samping itu meja yang permanen tidak mudah bergeser oleh singgungan siswa yang sedang bekerja. Laboratorium fisika telah banyak menghendaki bentuk meja yang tidak permanen artinya bentuk meja yang mudah untuk dipindah-pindah. Bentuk meja demikian diperlukan bagi laboratorium fisika karena beberapa percobaan fisika menghendaki meja yang lebih panjang atau lebih lebar. Dengan meja yang mudah dipindah-pindahkan kebutuhan akan percobaan dapat dipenuhi. Sedang laboratorium biologi biasanya tidak memerlukan bentuk meja yang tertentu. Atas dasar uraian diatas maka disarankan untuk menggunakan meja yang tidak permanen. Tinggi meja praktikum siswa bergantung juga pada jenis laboratoriumnya. Untuk laboratorium kimia diperlukan meja yang tingginya tidak kurang dari 80 cm, sedangkan untuk laboratorium fisika atau biodogi meja dengan ukuran 80 cm itu terlalu tinggi, lebih-lebih untuk keperluan mikroskop dimana diperlukan meja yang tingginya kira-kira 70cm. Atas dasar ini maka dapat digunakan meja yang seragam dengan tinggi 80 cm. Untuk keperluan mikroskop dapat digunakan meja dinding dekat jendela. Seperti juga meja demonstrasi meja kerja siswa bagian atasnya terbuat dari kayu yang baik dengan tebal kira-kira 2,5-3cm. Panjang meja kerja siswa bergantung pada lebar ruang laboratorium, sedang lebar meja bergantung pada cara menyusun. Ada tiga cara untuk menyusun meja kerjasiswa. Di sampiug meja kerjasiswa terdapat pula meja dinding. Meja ini ukurannyalebihsempit dan lebih rendah. Ukuran untuk meja dinding ialah tinggi 20 cm dan lebar 40-50 cm. Guna meja ini di samping sebagai tambahan ruang untuk
praktikum siswa juga dipakai sebagai tempat untuk menyimpan akuarium, terrarium dan alat-aalat lainnya. Sedang meja dinding yang berdekatan dengan jendela digunakan sebagai mejauntukmikroskop. Di bawah meja dindingdapatdipasanglemari atau rakuntuk tempat menyimpan alat-alat. Pada meja dinding hendaknya dipasang beberapa bak cuci. Pemasang bak cuci sangat penting terutama jika meja siswa berbentuk tidak permanen, di mana padanyatidak dipasang bak cuci. c. Lemari Ada tiga jenis lemari yang digunakan dalam laboratorium yaitu: lemari biasa, lemarigantung,dan lemari meja. Ketiga jenis lemari itu berfungsi sama yaitu digunakan untuk tempat menyimpan alat bahan. Lemari gantung dipasang pada dinding bagian belakang ruang praktikum. Tinggi lemari gantung kira-kira 60-100 cm dengan kedalaman 30 cm. Panjang lemari menurut kebutuhan. Jatak lemari gantung dengan lantai kira-kira 160 cm. Lemari gantung ini dilengkapi dengan pintusorong dari kaca. Lemari juga dipasang pada meja. Pertama di bawah meja dinding dan pada meja demonstrasi. Adanya lemari pada meja sangat bermanfaat sekali karena berfungsi sebagai tempat penyimpanan alat dan bahan. Dengan demikian tidak semua alat akan berada di meja dan disimpan dalam gudang atau ruang persiapan. Lemari pada meja hendaknya berpintu sorong dan terbuat dari kayu atau triplek. d. Laci meja Laci meja sama pentingnya dengan lemari sebagai tempat untuk menyimpan alat-alat. Laci juga dapat dipakai untuk menyimpan buku siswa yang sedang melakukan pekerjaan. Dengan demiki mereka tidak meletakkan bukunya pada meja yang basah atau yang banyak alat-alat di atasnya. Ukuran laci meja antara 45-50 cm dengan kedalaman kira-kira 10 cm. e. Bak Cuci pada Meja Air merupakan bahan yang sangat penting dalam laboratorium. Air tidak hanya dipakai untuk beberapa percobaan tetapi air juga dipakai keperluan untuk cucimencuci dan sebagai bahan pendingin. Air juga dipakai sebagai bahan pemadam kebakaran. Karena banyak keperluan akan air inilah maka diperlukan bak cuci dan kran. Bak cuci yang biasa digunakan terbuat dari teraso yang diglazum. Tetapi jenis bak cuci ini tidak tahan lama karena mudah pecah juga dasar baknya mudah rusak hingga bocor. Alangkah baiknya jika menggunakan bakcuci yang terbuat dari porselin. Banyaklaboratorium sekolah yang sekarang sedang dibangun menggunakan bak cuci dari plastik. Penggunaan bak cuci dari plastik tentu sangat kurang baik. Karena di samping bahan plastik itu mudah pecah juga tidak tahan terhadap bahan kimia dan benda-benda panas.
Laboratorium yang hanya digunakan untuk praktikum fisika dan biologi tidak memerlukan bak cuci pada setiap meja praktikum siswa. Terutama laboratorium fisika, adannya bak cuci pada meja pratikum siswa justru lebih banyak mengganggu dari pada gunanya. Tetapi ini tidak berani bahwa dalarn laboratorium Fisika tidak diperlukan bak cuci. Untuk laboratorium tisika bak cuci ini dapat dipasang pada mejasiswasangat diperlukan. Tetapi denganpemasangan bak cuci pada mejapraktilrum siswa akan mengurangi sifatkeanekagunaan dari laboratorium karena meja menjadi terlaluberatdan sukar untuk dipindahkan. Oleh sebab itu disarankan bagi laboratorium yang aneka guna, pemasangan bak cuci hanya pada meja demonstrasi (jika ada) dan pada meja dinding. Setiap bak cuci hendaknya dilengkapi dengan kran airyangujungpipa krannya dapatdihubungkan dengan slang karet atau slang plastik. Tinggi kran ini kira-kira 45 cm di atas dasar bak cuci. Bak cuci pada meja demonstrasi hendaknya dilengkapi dengan tiga buah kran, yang satu tingginya kira-kira 60 cm di atas dasar bak cuci sedang dua lainnya tingginya 45 cm dari dasar bak cuci. Ketiga ujung kran dapat dipasang slang karet atau slang plastik. f. Rak Di samping lemari biasa dan lemari meja diperlukan rak-rak sebagai tempat menyimpan alat-alat dan bahan. Rak yang digunakan untuk menyimpan botol-botol yang barisi larutan lebarnya. Kira-kira 20 cm. Tinggi rak kira-kira 180 cm sedang panjangnya menurut panjangnya tempat yang ada atau menurut kebutuhan. Jarak rak yang terbawah dengan lantai kira-kira 40 cm. jarak ini diperlukan agar pada bagian bawah rak dapat dipakai untuk menyimpan botol-botol yang besar. Jarak rak yang satu dengan rak yang berikutnya makin ke atas makin berkurang, sedangjarang rak teratas dengan rak yang di bawahnya kira-kira 20 cm. Untuk menyimpan boto-botol yang berisi zat padat dapat digunakan ukuran rak yang sama. Hal ini dikehendaki keseragaman atau rak yang keanekagunaan. Tetapi jika dikehendaki rak tersendiri dapatdiambil ukuran lebardan linggi yangsama dengan rak untuk botol-botolyangberisi larutan, tetapi jarak lapisan rak yang satu dengan yang lain kira-kim 30 cm. Jarang yang demikian digunakan karena biasanya zat padat tidak dimasukkan ke dalam botol-botol yang besar. Untuk menyimpan alal-alat dan bahan di samping jenis rak yang disebut di atas, dalam gudang diperlukan rak yang lebih besar kira-kira 90 cm dengan tinggi 180 cm. Karena tinggi alat-alat dan botol itu sangat berbeda-beda maka jarak lapisan rak yang satu dengan lainnya kira-kira 40cm. Pada sebelah kiri-kanan rak ini hendaknya
ada cukup ruangan bagi seseorang untuk menyimpan atau mengambil barang yang dikehendaki. Rak yang berukuran lebar ini dapat dipakai untuk menyimpan alat-alat dan bahan-hahan, termasuk pipa-pipa kaca, yang tidak sering digunakan. 2) Panggung Yang dimaksud dengan panggung di sini ialah tempat yang ditinggikan di mana guru berdiri dan meja demonstrasi terletak tinggi panggung ini kira-kira 20 cm. Panggung ini hendaknya melebar ke kiri dan ke kanan melebihi panjang papan tulis. Jika panggung ini hanya sepanjang papan tulis saja, guru akan mendapat kaukaran berdiri jika akan menulis saja, guru akan mendapat kesukaran berdiri jika akan menulis pada ujung papan. Jika di dalam laboratorium tidak ada meja demonstrasi, adanya panggung di bawah papan tulis masih diperlukan. Lebarnya harus tidak kurangdari 80 cm supayacukup ruangan bagi guru untuk berdiri di atasnya, atau untuk melakukan tulis-menulis pada papan tulis. Dengan panggung ini pula guru akan dengan mudah dapat mengawasi apa yang tcrjadi dalam seluruh ruangan. 3) Papan Tulis Ukuran papan tulis hendaknya tidak terlalu kecil dan juga tidak terlalu besar. Ukuran 300 cm panjang dan 100 cm lebar sudah cukup. Papan tulis yang panjang hendaknya terdiri dari dua atau tiga bagian, di mana bagian luamya dapat dilipat ke dalam. Dengan papan tulis semacam ini maka gambar yang penting dan sukar dibuat atau gambar grafik dapat dilukiskan pada bagian belakang papan tulis, yang sewaktu-waktu dapat digunakan dengan melipat papan tulis saja. Papan tulis harus dipasang pada dinding yang tidak ada jendelanya, yaitu pada dinding terpendek dari ruangan yang berbentuk persegi panjang. Jarak papan tulis bagian bawah dengan lantai kira-kira 90 cm. Papan tulis bagian bawah dengan lantai kira-kira 90 cm. Papan tulis hendaknya mendapat penerangan yang cukup baik. Jika penerangan buatan sukar untuk diadakan maka masalah ini hendaknya mendapat perhatian pada waktu akan membangun laboratrium. Hendaknyajuga diusahakan bahwa jika siswa menghadap ke papan maka mereka mendapat penerangan dari sebelah kiri. Di samping papan tulis yang dibicarakan di atas hendaknya di dalam laboratorium ada papan tulis Iain yang ukurannya lebih kecil, untuk papan pengumuman dan untuk menempelkan berkala serta guntingan-guntingan koran. Papan tulis ini dipasang pada bagian dinding ruangan yang kosong, tetapi tempatnya dengan mudah dapat dilihat oleh siswa. 4) Listrik Tenagalistriksangat penting untuk laboratorium. Baik digunakan untuk penerangan maupun untuk peroobaan-percobaan. Untuk percobaan biasanya digunakan listrik dengan
tegangan tendah ini dapat diperoleh dengan mengubah listrik dari PLN melalui transformator dan pengarah arus. Jikalistrikdari PLN tidak ada disarankan menggunakan generator (tips Honda300 atau 800). Sekedaruntuktegangan rendah dapat digunakan aki atau baterai kering. Penggunaan ini mungkin masih merepotkan karena aki ini setiap saat harus diisi kembali. Yang Iebih praktis untuk mendapatkan listrik dengan tegangan rendah ialah menggunakan baterai kering dengan langkah-langkah penghematan arus dilakukan yaitu disimpan baikbaik. Untuk mengamanan arus listtik bolak-balik maupun searah, sebelum dialirkan kemejameja praktikum siswa sebaiknyamelalui sakelaryangdipasangpada bagian samping meja demonstrasi. Dengan demikian guru dapat dengan mudah mengawasi penggunaan arus listrik. Untuk laboratorium SMA hendaknya diusahakan adanya arus listrik bertegangan 110 atau 220v. Karena banyak alat-alat yang digunakan untuk percobaan di SMA memerlukan tegangan sebesar itu, misalnya lampu mikroskop, osiloskop, sumber tegangan, pompa isap dan lain-lain. 3. Standar Tenaga Laboratorium21
KUALIFIKASI 1. Kepala LaboratoriumSekolah/Madrasah Kualifikasikepala laboratorium Sekolah/Madrasah adalah sebagaiberikut: a. Jalurguru 1) Pendidikan minimal sarjana(S1); 2) Berpengalaman minimal 3 tahun sebagai pengelolapraktikum; 3) Memiliki sertifikat kepala laboratorium sekolah/madrasah dari perguruan tinggi atau lembaga lain yang ditetapkan oleh pemerintah. b. Jalurlaboran/teknisi
1) Pendidikan minimal diploma tiga(D3); 2) Berpengalaman minimal 5 tahun sebagai laboran atauteknisi; 3) Memiliki sertifikat kepala laboratorium sekolah/madrasah dari perguruan tinggi atau lembaga lain yang ditetapkan oleh pemerintah. 2. Teknisi LaboratoriumSekolah/Madrasah Kualifikasi teknisi laboratorium sekolah/madrasah adalah sebagai berikut: a. Minimal lulusan program diploma dua (D2) yang relevan dengan peralatan laboratorium, yang diselenggarakan oleh perguruan olehpemerintah; 21 Permendiknas No. 26 Tahun 2008
tinggi yang ditetapkan
b. Memiliki sertifikat teknisi laboratorium sekolah/madrasah dari perguruan tinggi atau lembaga lain yang ditetapkan oleh pemerintah. 3. LaboranSekolah/Madrasah Kualifikasi laboran sekolah/madrasah adalah sebagai berikut: a. Minimal lulusan program diploma satu (D1) yang relevan dengan jenis laboratorium, yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang ditetapkan olehpemerintah; b. Memiliki sertifikat laboran sekolah/madrasah dari perguruan tinggi yang ditetapkan olehpemerintah. KOMPETENSI
1
Kompetensi Kepala Laboratorium Sekolah/Madrasah
Dimensi
Kompetensi
Kompetensi 1. Kompetensi 1.1 Menampilkan diri Kepribadian
Sub-Kompetensi 1
Bertindak secara konsisten sesuai
sebagai pribadi
dengan norma agama, hukum, sosial,
yang dewasa,
dan budaya nasional Indonesia
mantap, dan
2
Berperilaku arif
berakhlak mulia
3
Berperilaku jujur
4
Menunjukkan kemandirian
5
Menunjukkan rasa percaya diri
6
Berupaya meningkatkan kemampuan
1
diri Berperilaku disiplin
komitmen
2
Beretos kerja yang tinggi
terhadap tugas
3
Bertanggung jawab terhadap tugas
4
Tekun, teliti, dan hati-hati dalam
1.2 Menunjukkan
melaksanakan tugas 5
Kreatif dalam memecahkan masalah yang
berkaitan
dengan
tugas
profesinya 2. Kompetensi 2.1 Bekerja sama Sosial
dalam pelaksanaan
6 1
Berorientasi pada kualitas Menyadari kekuatan dan kelemahan baik diri maupun stafnya
tugas
2
Memiliki wawasan tentang pihak lain yang dapat diajak kerja sama
2.2 Berkomunikasi
3
Bekerjasama dengan berbagai pihak
1
secara efektif Berkomunikasi
dengan
berbagai
secara lisan dan
pihak secara santun, empatik, dan
tulisan
efektif 2
Memanfaatkan berbagai peralatan teknologi informasi dan komunikasi
3. Kompetensi 3.1 Merencanakan Manajerial
(TIK) Menyusun rencana pengembangan
1
kegiatan dan
laboratorium
pengembangan
2
Merencanakan
laboratorium sekolah/madrasah
pengelolaan
laboratorium 3
Mengembangkan sistem administrasi laboratorium
3.2 Mengelola
4
Menyusun prosedur operasi standar
1
(POS) kerja laboratorium Mengkoordinasikan
kegiatan
kegiatan
praktikum dengan guru
laboratorium
2
Menyusun
sekolah/madrasah
jadwal
kegiatan
pelaksanaan
kegiatan
laboratorium 3
Memantau laboratorium
3.3 Membagi tugas teknisi
4
Mengevaluasi kegiatan laboratorium
5
Menyusun laboratorium 1 Merumuskan
dan
laboran
rincian
kegiatan tugas
teknisi dan laboran 2
laboratorium
3.4
laporan
Menentukan jadwal kerja teknisi dan laboran
sekolah/
3
Mensupervisi teknisi dan laboran
madrasah
4
Membuat laporan secara periodik
Memantau sarana
dan
3.4.1
Memantau
kondisi
dan
keamanan bahan serta alat
prasarana
laboratorium
laboratorium
3.4.2
Memantau
sekolah/madras
keamanan
ah
laboratorium 3.4.3
kondisi
dan
bangunan
Membuat laporan bulanan dan tahunan tentang kondisi dan
3.5 Mengevaluasi
1
kinerja teknisi dan
laboran
2
teknisi
dan
Menilai hasil kerja teknisi dan laboran
laboratorium
3
Menilai kegiatan laboratorium
sekolah/madr
4
Mengevaluasi
asah 4.1
Profesional
laboratorium Menilai kinerja
laboran laboratorium
serta kegiatan
4.Kompetensi
pemanfaatan
laboratorium
Menerapkan gagasan, dan
1
teori,
program untuk
perbaikan
selanjutnya Mengikuti perkembangan pemikiran tentang pemanfaatan
prinsip
kegiatan laboratorium sebagai
kegiatan
wahana pendidikan
laboratorium
2
sekolah/madras ah 4.2 Memanfaatkan
Menerapkan hasil inovasi atau kajian laboratorium
1
laboratorium
Menyusun a
untuk
panduan/penuntun (manual) praktikum
kepentingan
2
Merancang
kegiatan
pendidikan dan
laboratorium untuk pendidikan
penelitian
dan penelitian
di
sekolah/madras
3
ah
Melaksanakan kegiatan laboratorium untuk kepentingan pendidikan dan penelitian
4 4.3
Menjaga kesehatan dan
Mempublikasikan karya tulis ilmiah hasil kajian/inovasi 1 Menetapkan ketentuan mengenai
kesehatan
dan
keselamatan kerja
keselamatan kerja di
2
Menerapkan
ketentuan
laboratorium
mengenai
sekolah/madras
keselamatan kerja
ah
3
kesehatan
Menerapkan
dan
prosedur
penanganan bahan berbahaya dan beracun 4
Memantau bahan berbahaya dan beracun, serta peralatan keselamatan kerja
2
Kompetensi Teknisi Laboratorium Sekolah/Madrasah
Dimensi
Kompetensi
Sub-Kompetensi
Kompetensi 1. Kompetensi 1.1 Menampilkan diri Kepribadian
sebagai yang
Bertindak
secara
konsisten
pribadi
sesuai dengan norma agama,
dewasa,
hukum, sosial, dan budaya
mantap,
dan
berakhlak mulia
1.2
1
nasional Indonesia 2
Berperilaku arif
3
Berperilaku jujur
4
Menunjukkan kemandirian
5
Menunjukkan rasa percaya diri
6
Berupaya
meningkatkan
1
kemampuan diri Berperilaku disiplin
komitmen
2
Beretos kerja yang tinggi
terhadap tugas
3
Bertanggung jawab terhadap
Menunjukkan
tugas 4
Tekun, teliti, dan hati- hati dalam melaksanakan tugas
5
Kreatif
dalam
memecahkan
masalah yang berkaitan dengan tugas profesinya 2.
Kompetensi 2.1 Sosial
Bekerja sama
6 Berorientasi pada kualitas 1 Menyadari kekuatan dan
dalam pelaksanaan
kelemahan diri 2
tugas
Memiliki wawasan tentang pihak lain yang dapat diajak kerja sama
2.2
Berkomunikasi
3
Bekerjasama dengan berbagai
1
pihak secara efektif Berkomunikasi dengan
secara lisan dan
berbagai
pihak
secara
tulisan
santun, empatik, dan efektif
2
Memanfaatkan peralatan
3. Kompetensi Administratif
3.1
Merencanakan
berbagai
TIK
berkomunikasi 1 Merencanakan
untuk kebutuhan
pemanfaatan
bahan, peralatan, dan suku
laboratorium
cadang laboratorium
sekolah/madrasah
2
Memanfaatkan sebagai
katalog
acuan
dalam
merencanakan
bahan,
peralatan, dan suku cadang laboratorium 3
Membuat
daftar
bahan,
peralatan, dan suku cadang yang
diperlukan
laboratorium 4
Merencanakan
kebutuhan
bahan dan perkakas untuk perawatan
dan
perbaikan
peralatan laboratorium 5
Merencanakan perawatan
3.2 Mengatur
1
jadwal
dan
perbaikan
peralatan laboratorium Mencatat bahan, peralatan,
penyimpanan
dan fasilitas laboratorium
bahan, peralatan,
dengan
perkakas, dan suku
peralatan
cadang
informasi dan komunikasi
laboratorium
(TIK)
sekolah/madrasah
2
memanfaatkan teknologi
Mengatur tata letak bahan, peralatan,
dan
fasilitas
laboratorium 3
Mengatur tata letak bahan, suku cadang, dan perkakas
untuk
perawatan
perbaikan 4.
Kompetensi 4.1 Profesional
Menyiapkan
1
kegiatan
dan
peralatan
laboratorium Menyiapkan petunjuk menggunaan peralatan laboratorium
laboratorium
2
sekolah/madrasah
Menyiapkan paket bahan dan rangkaian peralatan yang siap pakai untuk kegiatan praktikum
3
Menyiapkan penuntun kegiatan praktikum
. KOMPETENSI KHUSUS Teknisi Laboratorium IPA,
Fisika,
Kimia, Biologi dan Program Produktif SMK 4 Membuat
peralatan
praktikum
sederhana 5
Membuat paket bahan siap pakai
untuk kegiatan praktikum Teknisi Laboratorium Bahasa 6 Membuat rekaman
audio
visual dalam berbagai media untuk
kepentingan
pembelajaran Teknisi Laboratorium Komputer 7 Memelihara kelancaran jaringan komputer (LAN) 8
Mengoperasikan program aplikasi
4.2 Merawat peralatan dan
bahan
dengan
kebutuhan mata pelajaran 1 Mengidentifikasi
di
kerusakan peralatan dan
laboratorium sekolah/madrasah
sesuai
bahan laboratorium 2
Memperbaiki kerusakan peralatan laboratorium
4.3 Menjaga kesehatan
1
dan keselamatan
Menjaga kesehatan diri dan lingkungan kerja
kerja di
2
Menggunakan
peralatan
laboratorium
kesehatan dan keselamatan
sekolah/madrasah
kerja di laboratorium 3
Menangani berbahaya sesuai
bahan-bahan dan
beracun
dengan
prosedur
yang berlaku 4
Menangani
limbah
laboratorium sesuai dengan prosedur yang berlaku 5
Memberikan
pertolongan
pertama pada kecelakaan 3
Kompetensi Laboran Sekolah/Madrasah
Dimensi
Kompetensi
Kompetensi 1. Kompetensi 1.1 Kepribadian
Menampilkan
Sub-Kompetensi diri 1
Bertindak secara konsisten
sebagai pribadi yang
sesuai dengan norma agama,
dewasa, mantap, dan
hukum, sosial, dan budaya
berakhlak mulia
nasional Indonesia 2
Berperilaku arif
3
Berperilaku jujur
4
Menunjukkan kemandirian
5
Menunjukkan rasa percaya diri
6 1.2
Menunjukkan komitmen
terhadap
Berupaya
meningkatkan
kemampuan diri 1 Berperilaku disiplin 2
tugas
Beretos kerja yang tinggi
3
Bertanggung
jawab
terhadap tugas 4
Tekun,
teliti,
hati-hati
dan dalam
melaksanakan tugas 5
Kreatif dalam memecahkan masalah yang berkaitan dengan tugas profesinya
6 2.
Kompetensi Sosial
Berorientasi pada kualitas 1 Menyadari
2.1 Bekerja sama dalam pelaksanaan tugas
kekuatan dan kelemahan diri 2
Memiliki wawasan tentang pihak
lain
yang dapat diajak kerja sama 3
Bekerjasam a
dengan
berbagai pihak secara 2.2Berkomunikasi lisan dan tulisan
secara
1
efektif Berkomunikasi dengan
berbagai
pihak santun,
secara empatik,
dan efektif
2
Memanfaatkan peralatan
3.
Kompetensi
3.1
Administratif
Menginventarisasi bahan praktikum
berbagai TIK
untuk
1
berkomunikasi Mencatat bahan laboratorium
2
Mencatat
penggunaan
bahan
laboratorium 3 3.2 Mencatat kegiatan
Melaporkan penggunaan bahan laboratorium 1 Mencatat kehadiran
praktikum
guru
dan
peserta
didik 2
Mencatat penggunaan alat
3
Mencatat penggunaan penuntun praktikum
4
Mencatat kerusakan alat
5
Melaporkan keseluruhan kegiatan praktikum
4.
Kompetensi
Profesional
4.1
Merawat
ruang
secara periodik 1 Menata ruang
laboratorium sekolah/madrasah
laboratorium 2
Menjaga kebersihan ruangan laboratorium
4.2 Mengelola bahan dan
3
Mengamankan
1
ruang laboratorium Mengklasifikasikan
peralatan laboratorium
bahan dan peralatan
sekolah/madrasah
praktikum 2
Menata
bahan
dan peralatan praktikum 3
Mengidentifikasi kerusakan
bahan,
peralatan,
dan
fasilitas laboratorium 4
Menjaga kebersihan
alat
laboratorium 5
Mengamankan bahan dan peralatan
laboratorium Khusus untuk laboran biologi: 6
Merawat
tanaman
untuk
kegiatan
praktikum
4.3 Melayani kegiatan
7
Memelihara hewan
1
untuk praktikum Menyiapkan bahan
praktikum
sesuai
dengan
penuntun praktikum 2
Menyiapkan peralatan dengan
sesuai penuntun
praktikum 3
Melayani guru dan peserta didik dalam pelaksanaan praktikum
4
Menyiapkan kelengkapan pendukung
praktikum
(lembar
kerja, lembar rekam 4.4 Menjaga
1
data, dan lain-lain) Menjaga
kesehatan dan
kesehatan
keselamatan kerja
dan
di laboratorium
kerja
sekolah/madrasah
2
diri
lingkungan
Menggunakan peralatan kesehatan
dan
keselamatan kerja
di
laboratorium 3
Menangani bahan-bahan berbahaya dan beracun sesuai dengan prosedur yang berlaku
4
Menangani limbah laboratorium sesuai dengan prosedur yang berlaku
5
Memberikan pertolongan pertama pada kecelakaan
4. Struktur Organisasi Laboratorium dan Fungsinya a
Fungsi Struktur organisasi Laboratorium22
Organisasi laboratorium memiliki fungsi yang sangat strategis dalam pengelolaan laboratorium. Berikut ini beberapa di antara fungsi-fungsi strategis tersebut. 1. Memperlancar Perencanaan Praktik dan Penelitian di Laboratorium Hal-hal yang berkaitan dengan perencanaan kegiatan penelitian (praktik) di laboratorium akan dapat dijalankan secara maksimal dengan adanya organisasi laboratorium. Struktur organisasi laboratorium juga akan dapat mengarahkan rencana kerja atau kegiatan penelitian serta rencana anggaran yang diperlukan, termasuk juga mengenai teknis pelaksanaannya. Hal tersebut dapat dijalankan dengan berbagai macam cara berikut ini. a. Rapat kegiatan para pengelola atau susunan struktur organisasi laboratorium yang membicarakan rencana-rencana kegiatan penelitian (praktik) di laboratorium serta mekanisme kegiatan praktik atau penelitian yang akan dilakukan dengan satu atau lebih target yang akan dicapai. b. Rapat anggaran kegiatan penelitian di laboratorium agar bisa menentukan berapa jumlah anggaran yang diperlukan untuk kegiatan penelitian atau untuk suatu kegiatan eksperimentasi di laboratorium. 2. Memperlancar Manajemen (Pengaturan) Kegiatan Penelitian dan Praktik di Laboratorium Dengan adanya struktur organisasi laboratorium, seluruh kegiatan penelitian akan berjalan berdasarkan manajemen yang kuat dan profesional sehingga kegiatan penelitian akan berjalan dengan lancar. Jika manajemen kegiatan di laboratorium berjalan dengan lancar, akan muncul sejumlah hal positif berikut. a. Hubungan yang berkesinambungan antarseluruh pengelola laboratorium, peneliti, termasuk juga dengan lembaga-lembaga yang berkaitan dengan laboratorium tersebut. Dengan demikian, seluruh kegiatan akan berjalan lancar sesuai dengan harapan yang diinginkan. b. Job description yang jelas dan yang mampu rnenjelaskan tugas dari masing-masing bagian yang bertugas di laboratorium. Dengan demikian, 22 Richard Decaprio, Tips Mengelola laboratorium Sekolah, Yogyakarta: Diva Press, 2013. Hlm 47-51
seluruh individu yang terlibat dalam kegiatan laboratorium akan mengerti fungsi dan kerjanya masing-masing dan seluruh kegiatan penelitian (praktik) akan berjalan dengan penuh tanggung jawab. c. Koordinasi yang efektif antara setiap individu (bagian) yang terlibat dalam kegiatan penelitian (praktik) di laboratorium sehingga kegiatan di laboratorium dapat berjalan dengan efektif dan efisien. d. Pengaturan administrasi laboratorium yang baik dan benar. Misalnya, penataan dan pendataan arsip serta inventaris organisasi laboratorium, penataan anggota atau peserta penelitian (praktik) secara teratur, persyaratan keikutsertaan dalam kegiatan penelitian yang simpel dan mudah, penyaluran keuangan yang bisa dipertanggungiawabkan, dan lain sebagainya. 3. Memperlancar Pelaporan dan Pertanggungjawaban Seluruh Kegiatan di Laboratorium Sehingga Mudah Dievaluasi Pelaporan merupakan unsur wajib yang harus ada dalam seluruh kegiatan di laboratorium untuk menunjukkan sikap dan rasa tanggung jawab dari para pengelola laboratorium kepada lembaga yang menaunginya ataupun kepada manajer yang berada di pucuk pimpinan laboratorium tersebut. Wujud konkretnya adalah sebagai berikut. a. Progress report, yaitu laporan pengembangan dan proses berjalannya kegiatan penelitian, praktik, dan eksperimentasi di laboratorium (baik dari segi jumlah peserta, hasil yang diperoleh, peralatan yang dipakai, dan halhal lainnya yang bersifat teknis operasional). b. Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) kegiatan
penelitian
secara
keseluruhan, mulai dari teknis operasional, keuangan, mitra kerja sama, dan lainlain. 4. Mempermudah
Pengawasan
(Controlling)
Segala
Kegiatan
di
Laboratorium Pengawasan adalah salah satu unsur penting dalam kegiatan di laboratorium. Salah satu tugas pengelola laboratorium yang tidak boleh terlewatkan adalah melakukan pengawasan terhadap aktivitas laboratorium ataupun realisasi kegiatan dan penggunaan anggaran laboratorium. Bila
pengawasan dapat dilakukan dengan mudah dan lancar, maka kegiatan praktik atau pun penelitian di pengawasan akan berjalan lancar. c. Jabatan dalam Organisasi Laboratorium dan Tugasnya23 Dalam Struktur organisasi laboratorium, terdapat jabatan atau bagian yang harus diemban oleh para pengelola laboratorium. Pengadaan struktur atau jabatan laboratorium ini sebenarnya tergantung kebutuhan masing-masing. Jika kebutuhan kegiatan laboratorium sangat banyak, tentu organisasi laboratorium membutuhkan struktur atau jabatan yang cukup banyak. Sebaliknya, jika kebutuhan kegiatan laboratorium sedikit, maka struktur organisasi atau jabatan laboratorium cukup diisi dengan beberapa jabatan saja. Tetapi, secara garis besar, ada beberapa jabatan yang harus ada dalam setiap struktur organisasi laboratorium, apa pun jenis laboratorium tersebut. jabatanjabatan tersebut adalah:
kepala laboratorium, supervisor, penanggung jawab teknis, koordinator laboratorium, dan laboran. ltulah jabatan inti dari organisasi laboratorium. Setiap laboratorium
minimal harus memiliki struktur yang diisi oleh jabatan-jabatan di atas untuk mengelola laboratorium. Ada pun tugas-tugas dari bagian-bagian dalam struktur organisasi laboratorium adalah sebagai berikut. 1. Tugas Kepala Laboratorium Dalam pengelolaan laboratorium, kepala laboratorium memiliki tugastugas sebagai berikut: a. Memberi
tugas
kepada
penanggung
jawab
teknis,
koordinator
laboratorium, koordinator peserta kegiatan di laboratorium (kegiatan penelitian, praktik, eksperimentasi), dan memberi tugas kepada laboran. Selain itu, kepala laboratorium harus meminta penanggungjawaban dari
23 Richard Decaprio, Tips Mengelola laboratorium Sekolah, Yogyakarta: Diva Press, 2013. Hlm. 51-58
setiap bagian di bawahnya mengenai pelaksanaan tugasnya masingmasing. b. Memberi bimbingan, motivasi, pemantauan, dan evaluasi kepada petugas laboratorium. Oleh karena itu, seorang kepala laboratorium harus memiliki keahlian tentang kegiatan di laboratorium yang dipimpinnya. Tanpa keahlian ia tidak akan bisa membimbing seluruh anak di bawahnya. c. Memberi motivasi kepada para peserta yang terlibat dalam kegiatan laboratorium. Di sinilah pentingnya seorang kepala laboratorium memahami fungsi dan tujuan dari kegiatan laboratorium sehingga ia bisa memberi motivasi kepada seluruh peserta. d. Menyediakan dana untuk keperluan operasional laboratorium. Dana ini tidak harus berasal dari dana pribadi. Seorang kepala laboratorium bisa memperoleh dana dari swadaya, sponsor, lembaga yang menaunginya, para peserta yang terlibat dalam kegiatan laboratorium, ataupun dari sumber sumber lain yang tidak mengikat. 2. Tugas Supervisor Seorang supervisor juga memiliki tugas yang cukup berat dalam pengelolaan laboratorium. Peran kerja supervisor dalam pengelolaan laboratorium ini berada di level tengah, yaitu di antara ketua laboratorium (para atasan pembuat kebijakan) dan di antara para staf pelaksana rutinitas kegiatan laboratorium. Dengan fungsi kerja yang berada di antara itu, maka tugas utama supervisor adalah melakukan supervisi terhadap para staf pelaksana rutinitas aktivitas laboratorium. Adapun perincian tugasnya dalam pengelolaan laboratorium adalah sebagai berikut. a. Melakukan checklist day to day, yaitu selalu mengontrol kegiatan laboratorium setiap hari. b. Memonitor penataan barang-barang laboratorium, serta menjaga dan memonitor keutuhan fungsi dari barang-barang laboratorium tersebut. Misalnya, memonitor lemari, meja, kursi, komputer, LCD, dan lain sebagainya. c. Melakukan pengecekan penerimaan peserta penelitian di laboratorium serta
melakukan
pemantauan
hasil
penelitian,
eksperimentasi yang dilakukan di laboratorium.
praktik,
ataupun
d. Mengawasi
kelancaran
kegiatan
penelitian,
praktik,
ataupun
eksperimentasi yang dilakukan di laboratorium. e. Melakukan counseling dengan para bawahan di laboratorium. 3. Tugas Penanggung Jawab Teknis Laboratorium Seorang penanggung jawab teknis laboratorium memiliki tugas yang berkaitan langsung dengan kegiatan di laboratorium, khususnya yang berkaitan dengan hal-hal teknis (bukan substansi kegiatan laboratorium). Penanggungjawab teknis laboratorium harus mampu mengadministrasi segala kegiatan yang ada di dalam laboratorium dengan baik. Hal ini supaya kegiatan di dalam laboratorium dapat dikendalikan dan dapat terinventarisasi dengan baik. Adapun tugas-tugas seorang penanggung jawab teknis laboratorium adalah sebagia berikut. a. Bertanggung jawab atas kelengkapan administrasi laboratorium. Contoh dari administrasilaboratorium di antaranya mencakup: 1) Absensi, 2) Kartu peserta (jika diperlukan), 3) Buku inventaris barang laboratorium, 4) Buku noninventaris barang laboratorium, 5) Buku peminjaman barang laboratorium, 6) Jurnal kegiatan praktik, penelitian, dan eksperimentasi di laboratorium, 7) Buku servis peralatan laboratorium, 8) Buku stok barang laboratorium, dan 9) Buku pemeriksaan peralatan praktik laboratorium. b. Bertanggung jawab atas kelancaran kegiatan laboratorium. Sekecil apa pun kendala yang bisa terjadi saat kegiatan laboratorium berjalan harus dihindari. c. Mengusulkan pengadaan alat/bahan laboratorium Sebagai penanggung jawab teknis urusan laboratorium, mereka memiliki wewenang untuk menambah peralatan laboratorium dan menguranginya. Oleh karena itu, mereka harus mengecek semua peralatan laboratorium agar bisa mengetahui mana yang perlu ditambah dan dikurangi. 4. Tugas Koordinator Laboratorium Seorang koordinator laboratorium memiliki fungsi dan tugas yang sangat strategis dalam pengelolaanlaboratorium. Adapun tugas-tugasnya dapat diuraikan sebagai berikut.
a. Mengkoordinir para peserta, pelatih, dan pembimbing dalam kegiatan penelitian, praktik,dan eksperimentasi di laboratorium. b. Koordinator laboratorium juga memiliki tugas (wewenang) yang sama seperti penanggung jawab teknis laboratorium, yaitu dalam hal pengusulan
pengadaan
alat/bahan
laboratorium
kepada
ketua
laboratorium. 5. Tugas Laboran Laboran adalah tenaga kependidikan yang bekerja di laboratorium dan membantu
proses
penelitian,
praktik,
dan
eksperimentasi
di
laboratorium.Keberadaan laboran di suatu laboratorium sangatlah penting dalam menentukan keberhasilan proses penelitian, praktik, dan ekperimentasi terhadap sebuah objek tertentu. Untuk ini, seorang laboran seyogyanya memiliki hard skill dan soft skills yang memadai. Insisiatif, ketekunan, kreativitas, kecakapan, keterampilan serta pengetahuan yang dikuasai oleh laboran sering kali membantu efisiensi dan efektivitas serta produktivitas dari laboratorium, apa pun jenisnya. Adapun tugas-tugas seorang laboran dapat diuraikan sebagai berikut. a. Mengerjakan administrasi laboratorium. Misalnya, laboran wajib mengabsen para peserta penelitian, praktik, dan eksperimentasi (bukan menyediakan absensi). b. Mengatur alat/bahan
laboratorium.
Misalnya,
laboran
harus
menertibkan atau merapikan kursi, meja, dan lemari, yang mana alatalat
itu
diperlukan
dalam
kegiatan
penelitian,
praktik,
dan
ekperimentasi di laboratorium. c. Bertanggung jawab atas kebersihan alat dan ruang laboratorium serta perlengkapannya. Dalam hal ini, seorang laboran harus datang ke laboratorium minimal 30 menit sebelum kegiatan penelitian, praktik, dan eksperimentasi dilaksanakan. Sebab, ia punya tugas untuk menyapu lantai laboratorium, membersihkan debu, mengecek LCD, mengecek fungsi-fungsi peralatan laboratorium, dan lain sebagainya. d. Membantu para pembimbing, guru, pelatih, selama kegiatan penelitian, praktik, dan ekperiemntasi berlangsung-meskipun hal-hal itu tidak berkaitan dengan hal-hal yang bersifat substantif.
2.5 Administrasi Alat dan Bahan Laboratorium 1. Pengadministrasian Alat dan Bahan Laboratorium24 Mengadministasi suatu barang ( alat dan bahan) mencakup kegiatan yang sangat luas, mulai dari perencanaan kebutuhan, pengadaan, penyimpanan termasuk penggudangan, pendistribusisan, pemakaian, dan penghapusan. Proses pengadministrasi yang disebutkan diatas saling berkaitan dan berurutan satu dengan yang lainnya sehingga tidak dapat dipisahkan. Tujuan pengadministasian alat dan bahan praktik IPA adalah agar dengan mudah dapat diketahui: a. b. c. d.
jenis alat dan bahan yang ada jumlah masing-masing alat dan bahan jumlah pengurangan dan penambahan jumlah yang rusak/pecah, hilang, dan habis. Catatan keempat hal tersebut sangat pwnting bagi keperluan sekolah, baik
untuk keperluan pelaksaan proses belajar mengajar pendidikan IPA, maupun untuk keperluan pelaksaan administrasi sekolah. Catatn itu juga sangat penting dalam rangka menyusun perencanaan sekolah pada kegiatan tahun yang akan datang serta sangat diperlukan dalam membuat laporan tahunan sekolah. Untuk keperluan administrasi ini
deperlukan beberapa buku catatan
diantaranya adalah: a. b. c. d. e.
buku stok kartu barang buku pembelian dan penerimaan buku peminjaman buku harian
a. Buku Stok ( Buku Induk) Buku stok, dapat juga disebut buku induk, berupa buku tebal folio yang tiap halamannya, atau lebih, diperuntukkan bagi satu jenis barang. Jenis barang disusun menurut abjad nama barang dan diisikan pada halaman-halaman yang tersedia, dengan tidak lupa menyisakan halaman kosong diantaranya untuk nama barang yang belum ada dalam stok. Contoh halaman pada buku stok: 24 H. Muhsin Lubis, Pengelolaan laboratorium IPA, Jakarta: Depdikbud, 1993, hlm. 206-213
Nomor Induk:...............
Nomor Sandi :............
Nama Barang :............... Spesifikasi
:................ Pemasukan
No
Tanggal
Asal
Jumlah
barang
Pengeluaran Harga Satuan
Untuk/Sebab
Sisa
Keterangan
Jumlah
b. Kartu Barang Kartu barang dibuat dari kertas tebal (manila karton atau kertas kartu pos) dengan ukuran setngah polio. Bentuk dan kolom-kolom hampir sama dengan yang terdapat halaman buku stok Sekolah
:...............
Nomor Sandi :............
Nomor Induk :...............
Tempat: Lemari
...........
Nama Barang :...............
Laci
...........
Spesifikasi
Rak
...........
:................ Pemasukan
No
Tanggal
Asal barang
Jumlah
Pengeluaran Harga Satuan
Untuk/Sebab
Sisa
Keterangan
Jumlah
c. Buku Pembelian dan Penerimaan Setiap melakukan pembelian dan penerimaan barang harus dicatat dalam buku tersendiri. Pembelian barang dilakukan mungkin melalui prosen pemesanan terlebih dahulu. Karena itu bila hal ini terjadi, perlu adanya daftar pesanan barang. Daftar pesanan untuk alat harus dipisahkan dari daftar pesanan unuk bahan. Satu salinan daftar pesanan barang ini disimpan didalam laboratorium nanti bila ada barang datang, atau untuk mengetahui alat atau bahan apa saja yang telah dipesan atau dibeli. Daftar penerimaan barang ini menjadi catatan penerimaan barang yang kemudian dimasukkan kedalam kartu barang dan buku stok.
d. Buku Peminjaman Ada kalanya alat dan bahan kimia yang ada disekolah dipinjam oleh sekolah lain atau oleh siswa yang akan melakukan kegiatan diluar laboratorium. Untuk itu semua alat yang dipinjam dan keluar dari labiratorium harus dicatat dalambuku khusus. Bila hal ini sering terjadi perlu dibuatkan formulir peminjaman. e. Buku Harian Catatan sememtara mengenai peristiwa yang terjadi dalam laboratorium dibuat di dalam buku harian. Misalnya catatan mengenai adanya alat yang rusak atau pecah, siapa yang merusakka, sebab kerusakan, bahan kimia yang habis, terjadi kecelakaan, catatan peminjaman alat. Buku hariann saangat bermanfaat dalam membantu mengisi buku harian. 2. Penyimpanan Alat dan Bahan25 Penyimpanan Alat Praktik IPA Penyimpanan merupakan bagian dari pememliharaan. Alat disimpan agar alat itu aman, artinya alat itu tidak hilang atau rusak. disamping agar ruangan tempat alat itu terletak kelihatan rapi. Dimana dan bagaimana alat itu disimpan sangat tergantung pada fasilitas yang ada di laboratorium. Di laboratorium biasanya ada beberapa perabot yang dapat digunakan untuk menyimpan alat, perabotperabot itu adalah: a. b. c. d. e.
Lemari Lemari gantung Lemari dibawah meja Rak Laci
Sebelum kita membahas tentang cara-cara menyimpan alat, marilah kita bahas lebih dahulu prisip-prinsip penyimpanan dan sistem penyimpanan. Ada tiga prinsip penyimpanan, ketiga prinsip itu adalah: a. Aman Alat yang disimpan agar aman dari pencurian dan kerusakan b. Mudah dicari Alat-alat yang disimpan itu dalam saat-saat tertentu akan digunakan untuk melakukan eksperiman. Dengan demikian alat itu harus mudah dicari dimana letaknya. c. Mudah diambil 25 H. Muhsin Lubis, Pengelolaan laboratorium IPA, Jakarta: Depdikbud, 1993, hlm. 193-199
Alat disimpan tidak hanya harus aman dan mudah dicari, tetapi juga harus mudah diambil. Agar alat mudah diambil menyimpannyapun perlu dengan cara khusus. Ada dua sistem penyimpana alat praktik IPA. Kedua sistem penyimpanan alat itu adalah: a. Berdasarkan atas bahan pembuatnya Menurut sistem ini alat disimpan dalam kelompok menurut bahan pembuatnya. Bahan utama pembuat alat praktik IPA ialah kayu, plastik, kaca, logam, dan karet. Setelah alat-alat itu dikelompokkan berdasarkan atas bahan pembuatnya, alat-alat itu kemudian dalam penyimpanannya dikelompokkan lagi berdasankan jenisnya. Hal ini sering dilakukan bagi alat-alat kimia yang sebagian besar terbuat dari kaca. Bagaimanakan halnya bila ada alat yang terbuat dari dua atau lebih bahan yang berbeda? Alat-alat semacam ini penyimpanannya penyimpanannya menurut bahan yang banyak digunakan dalam pembuatan alat itu b. Berdasarkan atas kelompok pokok bahasan Menurut siste ini alat disimpan dalam kelompok berdasarkan atas kelompok pokok bahasan yang ditunjang oleh percobaan atau eksperiman yang menggunakan alat tersebut. Jika ada alat yang digunakan untuk eksperimen yang menunjang lebih dari satu kelompok pokok bahasan, dalam penyimpanannya alat itu dikelompokkan dalam eksperimen yang seirng dilakukan. Ada alat-alat yang digunakan dalam banyak eksperimen. Alat-alat ini dikelompokkan dalam alat “umum”. contoh alat ini adalah termometer, sumbat karet dan pelubang gabus. Penyimpanan bahan praktik IPA Prinsip penyimpanan bahan kimia sama dengan prinsip penyimpanan alat praktik IPA yaitu aman, mudah dicari, dan mudah diambil. Karena satu bahan kimia tidak spesifik digunakan untuk melakukan hanya satu jenis saja, maka dalam rangka penyimpanan sistem pengelompokan bahan kimia tidak sama sistem pengelompokan alat. Pengelompokan pertama terhadap bahan kimia yang akan disimpan ialah:
a. bahan kimia yang siswa diijinkan mengambil sendiri, seperti larutan encer, beberapa garam, asam, dan basa b. bahan kimia yang berbahaya (racun, radioaktif, mudah terbakar, dan mudah meledak). Pengelompokan selanjutnya ialah: a. Senyawa organik dipisahkan dari senyawa anorganik b. senyawa cair dan larutan dipisahkan dari senyawa padat c. larutan asam dan basa dipisahkan dari larutan garam. 2.6 Keselamatan Kerja dan Keamanan di Laboratorium 1. Keselamatan Kerja dalam Laboratorium26 Kegiatan praktikum dalam laboratorium kimia harus memperhatikan aspek-aspek keselamatan kerja. Keselamatan kerja hendaklah dipandang satu kesatuan utuh dalam penyelenggaraan suatu praktikum kimia. Keselamatan kerja dan kegiatan praktikum merupakan dua sisi yang tidak dapat dipisahkan. Dua hal tersebut merupakan satu kesatuan yang sama pentingnya untuk diperhatikan dan dilaksanakan. Melaksanakan yang satu, berarti pula harus melaksanakan yang lain. Artinya jika kita akan melaksanakan kegiatan praktikum di laboratorium kimia, maka sudah menjadi kewajiban bagi kita pula untuk melaksanakan segala hal yang berkaitan dengan keselamatan kerja di laboratorium kimia. Kecelakaan dalam praktikum di laboratorium pada umumnya disebabkan oleh kejadian-kejadian kecil dan sederhana. Oleh karenanya, sumber-sumber yang berpotensi menimbulkan kecelakaan dapat dihindari dengan cara : 1. Pengenalan cara kerja yang baik dalam menggunakan peralatan, bahan dan urut-urutan langkahpraktikum. 2. Memperhatikan jenis-jenis bahaya dalam praktikum berikut cara-cara pencegahannya. Perhatian terhadap keselamatan kerja di laboratorium harus ditekankan pula pada segala hal yang dapat mengakibatkan cedera. Cedera dapat ditimbulkan oleh bahan kimia beracun yang digunakan dalam proses 26 Khamidinal, Teknik Laboratorium Kimia, Yogyakarta :Pustaka Pelajar, 2009, hlm. 2-4
tertentu. Akibat dari cedera mungkin saja tidak muncul seketika itu juga, akan tetapi data muncul secara perlahan-lahan setelah sekian lama (biasanya dalam hitungan tahun). Pengalaman pada masa yang telah lampau menunjukkan bahwa bahaya baru dapat dirasakan setelah sekian tahun melakukan kontak dengan bahan beracun berbahaya. Bahaya juga dapat muncul jika kita melakukan kontak dengan bahan kimia beracun dalam konsenstrasi di atas ambang yangdiizinkan. Beberapa bahan kimia yang dahulunya dianggap tidak berbahaya sekarang telah diketahui akan potensi bahanya. Demikian juga beberapa bahan kimia yang dahulu belum diketahui efek sampingnya, sekarang telah diketahui efek sampingnya terhadap kesehatan. Indera penciuman manusia tidak sebegitu sensitive terhadap bau-bauan dari uap senyawa kimia. Ini juga merupakan bahaya yang potensial terhadap kesehatan kita. Sehingga jika kita di laboratoirum mencium bau yang asing dari bahan kimia, hal ini dapat digunakan sebagai pertanda bahwa uap bahan kimia terlalu pekat (konsentrasi tinggi). Oleh karena itu, sangatlah penting untuk mengetahui dan menerapkan keselamatan kerja pada saat bekerja di laboratorium. 2. Beberapa Peralatan Keselamatan Kerja27 1. Alat Pemadam Api Ringan(APAR) Alat Pemadam Api Ringan (APAR) merupakan pertolongan pertama dalam menangani bahaya kebakaran. No 1 2
Type Air (Water) Busa (Foam)
Warna Tabung Merah Padat Merah dengan sabuk
Klasifikasi Penggunaan A A B
3
Bubuk Kimia Kering
biru Merah dengan sabuk
A
B
C
E
4
(Dry Chemical) Karbon dioksida cair
putih Merah dengan sabuk
A
B
C
E
(Carbon dioxide)
hitam Merah dengan sabuk
A
B
C
E
5
F
27 Khamidinal, Teknik Laboratorium Kimia, Yogyakarta :Pustaka Pelajar, 2009, hlm. 1118
6 7
Halon Bahan Kimia Basah
kuning Kuning padat Merah dengan sabuk
(Wet Chemical)
coklat
A A
B
E F
A : Kayu, kertas B : Minyak, bensin, alcohol C : Plastik, karet E : Logam F : Kayu, Logam, Plastik 2. SafetyShower Pengaman siraman (safety shower) merupakan perangkat keselamatan kerja di laboratorium yang berfungsi untuk alat keselamatan ini selalu terpasang pada dinding dan bersifat permanent. Tinggi peralatan yang standar adalah 190 – 200 cm. pada bagian atas terdiri dari shower, yaitu tempat keluar air pada saat peralatan ini digunakan. Sementara pada jarak dari lantai sekitar 150 cm, terdapat alat untuk menarik tuas sehingga air dapat mengucur. Peralatansafetyshower ini digunakan sebagai pertolongan darurat apabila ada orang yang bajunya terbakar. 3. Pencuci Mata(eyewash) Pencuci mata digunakan untuk mencuci mata atau muka jika terkena bahan kimia. Pencucian muka atau mata harus dilakukan segera setelah muka atau mata terkena percikan cairan bahan kimia. 4. Almari Asam (fumehood) Almari asam merupakan bagian dari peralatan keselamatan dan kesehatan kerja di laboratorium kimia. Peralatan ini menyerupai almari yang pintunya dapat dibuka dengan cara digeser naik dan turun. Bagian pintu depan terbuat dari kaca sehingga pengguna dapat melihat langsung ke dalam almari asam ini. Almari asam digunakan ketika pengguna laboratorium ingin menambahkan zat-zat yang bersifat asam kuat dan mudah menguap seperti asam sulfat. Uap asam sulfat pekat sangat berbahaya apabila sampai terhirup melalui hidung. 5. SepatuPengaman Sepatu merupakan peralatan keselamatan kerja pada bagian kaki. Seringkali
dalam bekerja menggunakan bahan kimia cair, akan beresiko terkena tumpahan bahan kimia cair. Untuk itu dapat digunakan sepatu sebagai alat pelindung kaki. Sepatu yang baik adalah sepatu yang dapat menutup sampai bawah lulut. 6. Sarung Tangan Sarung tangan digunakan untuk melindungi tangan dari kontak bahan kimia baik bahan kimia cair maupun bahan kimia padat. Sarung tangan yang baik adalah yang menutupi sampai bawah siku dan mempunyai kelenturan yang tinggi. 7. Kaca Mata Pengaman (SafetyGogles) Kacamata (gogles), digunakan untuk melindungi mata dari percikan bahan kimia pada saat bekerja di laboratorium kimia. Peralatan pengaman ini terbuat dari plastic tahan bahan kimia, sehingga aman digunakan walaupun terciprat oleh asam kuat atau baa kuat. 3. Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan, Kebakaran, dan Pemadam Kebakaran Walaupun telah diusahakan untuk bekerja salalu hati-hati dan waspada, tetapi ada kemungkinan kecelakaan masih juga terjadi. Oleh sebab itu guru pembimbing kegiatan siswa harus selalu siap menghadapi terjadinya kecelakaan ini. Suatu hal yang penting untuk menghadapi bahaya itu ialah guru harus tahu bagaimana memberikan pertolongan pertama pada penderita, bagaimana menggunakan bahan dan perlengkapan yang ada dalam kotak PPPK, bagaimana memadamkan kebakaran, dan bagaimana cara-cara membuang limbah agar tidak berbahaya bagi lingkugan. Sehubungan dengan itu, maka diuraikanlah dibawah ini selanjutnya akan membahas
tentang pertolongan pertama pada kecelakaan, Pemadam
kebakaran dan pembuangan limbah.28 a. Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (PPPK)29 Tujuan dari PPPK ialah memberi pertolongan pertama kepada korban sebelum yang berwenang (dokter) datang memberi pertolongan. Langkah pertama untuk melakukan ini ialah:
28 H. Muhsin Lubis, Pengelolaan laboratorium IPA, Jakarta: Depdikbud, 1993, hlm. 313 29 Ibid., hlm. 313-316
1. Membawa korban ke tempat yang lebh nyaman. Diusahakan agar korban tenang, tidak takut, dan merasa lebih enak. 2. Diusahakan agar kecelakaan yang terjadi pada korban tidak menjadi lebih parah. Korban dibaringkan dan pakaian dilonggarkan. 3. Bilaterjadi pendarahan, diusahakan agar darah yang keuar dapat dihentikan dengan cara mengangkat bagian tubuh yang luka hingga letaknya diatas jantung. Pendarahan juga dapat dihentikan dengan menekan pembuluh darah nadi diatas luka bila pendarahan memancar, atau menekan pembuluh darah baik di bawah luka bila pendarahan menetes. 4. Segera panggil dokter dan bila perlu panggil ambulans. Bila dokter dipanggil dengan telepon jangan lupa menyebutkan dimana penderita berada dan apa penyakit yang diderita. Sambil menunggu kedatangan dokter, pertolongan selanjutnya dapat dilakukan dengan menggunaan perlengkapan yang ada di dalam kotak PPPK. Kotak PPPK sekurang-kurangnya berisi :
Pembalut dengan beberapa ukuran kapas kain kasa steril pipet tetes mata alat pencuci mata pinset gunting peniti plaster betadin larutan asam pikrat 3% salep minyak ikan untuk luka pada kulit karena asam salep bor untuk luka pada kulit karena basa larutan natrium hidrogen karbonat 1%, penawar asam larutan asam cuka 1% larutan asam borat 1% alkohol 70%
Kotak PPPK harus selalu terawat dengan baik dan isinya secara periodik diperiksa dan isinya diusahakan selalu lengkap dan siap pakai. Di dalam laboratorium kotak ini diletakkan di tempat yang mudah dicapai. Dibawah ini ada beberapa cara memberikan pertolongan pertama pada kecelakaan.
a. Luka Bila luka kecil dan ringan, bersihkan luka, kemudian olesi luka dengan betadin. Tutup luka dengan plester. Bila luka disebabkan oleh pecahan kaca, amatilah apakah ada pecahan kaca yang tertinggal pada luka. Bila lukanya besar, bersihkan luka dengan rivanol atau obat antiseptik lainnya, tutup luka dengan kasa steril, bawa ke dokter atau rumah sakit. b. Luka bakar karena benda panas Luka bakar ini disebebkan oleh api atau benda panas. Pada orang dewasa, luka bakar seluas 20% bagian tubuh dapat menyebabka syok, sedangkan pada anak-anak syok dapat terjadi jika luka bakar ini terjadi seluas 10% bagian tubuh. Penderita luka bakar 10% atau lebih harus segera dibawa ke rumah sakit. Luka bakar dikategorikan menjadi tiga tingkat, yaitu tingkat I, tingkat II, dan tingkat III. Luka bakar tingkat I gejalanya : kulit kemerahan, rasa nyeri, dan bengkak. Pertolongan yang diberika ialah sieam/rendam dengan air dingin atau dikompres dengan es selama 10-15 menit, kemudian beru salep minyak ikan atau larutan asam pikat. Luka bakar tingkat II, gejalanya: kulit sangat merah, rasa nyeri, bengkak, terjadi gelembung kulit berisi cairan kuning. Pertolongan yang diberikan: siram/rendam dengan air dingin, tutup luka dengan kaca steril, kemudian bawa ke dokter. Luka bakar tingkat III, gejalanya: kulit warna hitam keputih-putihan, syok. Pertolongan yang diberikan: tutup luka bakar dengan kasa steril, baringkan penderita dengan kepala lebih rendah, bawa ke rumah sakit. c. Luka bakar karena bahan kimia Luka bakar karena asam: dicuci banyak-banyak dengan air kemudian dengan larutan natrium hidrogen untuk menetralkan asam yang tertinggal. Dalam hal karena asam pekat, setelah dicuci banyak-banyak dengan air kemudian ditaburi dengan serbuk natrium hidrogen karbonat. Luka bakar karena basa: dicuci dengan air banyak-banyak kemudian dengan larutan asam cuka 1% atau dengan air jeruk nipis.
Luka bakar karena logam natrium atau kalium: logam yang tertinggal dihilangkan, kemudian dicuci banyak-banyak dengan air, laluu dengan larutan asam cuka 1%. d. Kecelakaan pada mata Setiap luka pada mata harus segera mendapat perhatian dokter. Sementara menuggu kedatangan dokter, tutup mata dengan kapas terbal untuk mencegah cahaya masuk kedalamnya. Dalam hal kecelakaan yang ringan dapat dilakukan pertolongan pertama sebagai berikut: Asam atau basa kena pada mata: dengan memiringkan kepala penderita, mata dicuci dengan air yang mengalir, kemudian mata dicuci dengan larutan natrium hidrogen karbonat 1% untuk yang terkena asam, atau larutan asam borat 1% untuk yang tekena basa, dengan menggunakan alat pencuci mata. Zat padat pada mata: jika zat padat itu tidak membahayakan dan terdapat pada kelopak mata bagian bawah, dapat dihilangkan dengan menggunakan ujung sapu tangan yang basah dengan membuka kelopak mata. Untuk zat padat yang berada pada kelopak mata agian atas dengan membuka dan menutup mata dalam air. Pecahan kaca pada mata: jangan berusaha untuk mengeluarkannya, karena berbahaya. Tutup mata dengan kapas yang tebal, balut perlahan-lahan dan segera bawa ke dokter. e. Keracunan Zat padat atau cair dalam mulut: segera zat itu diludahkan, kemudian kumur banyak-banyak dengan air diikuti dengan kumur larutn natrium hidrogen karbonat 1% ( untuk asam), atau larutan asam cuk 1% (untuk basa). Asam atau basa tertelan: minum banyak air, diikuti dengan minus sedikit susu magnesia (magnesium hidroksida) (untuk asam) atau asam cuka encer (untuk basa), kemusian minus susu atau putih telur. Zat korosif tertelan: penderita jangan dipakasa muntah atau diberi obat muntah, suruhlah penderita minum susu atau putih telur. Segera bawa penderita ke dokter atau rumah sakit. Senyawa arsen atau raksa tetelan: Segera suruh penderita untuk muntah, lalu bawa ke rumah sakit.
Keracunan karena gas: bawalah penderita segera ke tempa terbuka, baju dikendorkan, dan jika ia sadar diberi teh atau air hangat. Jika penderita tidak sadar jangan berusaha memberi minum padanya, Perlu dilakukan pertolongan khusus bagi penderita yang tidak sadar. Bila perlu terapkan pernapasan buatan. Jika penderita kena racun gas klor atau brom, disuruh membau amonia dan kumur dengan larutan natrium hidrogen karbonat 1%. f. Pingsan Tanda-tanda orang yang akan pingsan ialah: muka pucat, kulit terasa dingin, banyak mengeluarkan keringat. Bila menemui siswa yang demikian, maka segera bawa ia ke tempat udara terbuka, baju dilonggarkan. Kemudian suruh ia duduk dan membungkuk sehingga kepala berada diantara kedua kakinya. dengan cara ini diharapkan peredaran derah lancar menuju kepala. Jika pernapasan berhenti perlu diberika pernapasan buatan. Pernapasan buatan ini harus segera diberikan pada detik pertama pernapasan itu berhenti. Ada beberapa cara memberikan pernapasan buatan, salah satu cara adalah dengan memberikan pernapasan itu dari mulut ke mulut. b. Kebakaran dan Penaggulangan30 Kebakaran dapat terjadi jika ada tiga faktor dibawah ini: 1. bahan yang terbakar, yang dapat berupa padat, cair dan gas 2. panas yang cukup untuk menaikkan suhu bahan sampai ke titik bakarnya 3. oksigen Ketiga faktor inilah dikenal dengan segitiga api. Selama tiga faktor ini ada, kebakaran akan tetap terjadi. Cara menangani kebakaran perlu dipelajari bukan pada saati terjadinya kebakaran, tetapi sebelum kebakaran itu terjadi. Kepada siswa perli diminta perhatiannya betapa pentingnya mencegah bahaya kebakaran ini, karena kebakaran tidak hanya terjadi di laboratorium, tetapi terjadi dimana saja, terutama dirumah. Jika terjadi kebakaran usahakan secara cepat tetapi dengan tenang untuk meminta perhatian orang orang dan siswa yang ada dalam ruangan untuk 30 H. Muhsin Lubis, Pengelolaan laboratorium IPA, Jakarta: Depdikbud, 1993, hlm. 317-322
segera keluar ke daerah yang aman. Bila baju/atau pakaian terbakar, suruhlah korban merebahkan diri sambil berguling-guling. Jangan membiarkan korban berlari-lari karena mungkin menyebabkan api bertambah besar. Perlu diusahakan sumber-sumber yang memungkinkan sumber-sumber yang memungkinkan kebakaran menjadi lebih besar dimatikan, seperti kran gas dan sumber listrik. Jika apinya kecil, usahan dimatikan dengan pemadam yang sesuai, tetapi jika apinya besar segera panggil unit pemadan kebakaran. Untuk dapat menanggulangi kebakaran yang kecil yang terjadi di laboratorium, maka perlu ada: 1. 2. 3. 4.
aliran air atau bak berisi air ember beisi pasir dengan skopnya selimut, bila mungkin yang terbuat dari bahan tahan api tabung pemadam kebakaran
Kebakaran dapat dipadamkan dengan menghilangkan salah satu dari ketiga faktor penyebab terjadinya kebakaran. Yang biasa dilakukan adalah dengan mencegah terjadinya kontak antara bahan yang mudah terbakar dengan oksigen ( udara) dengan cara “menyelimuti” bahan yang terbakar, dan dengan menurunkan suhu bahan yang terbakar sampai dibawah titik bakarnya. Untuk kebakaran yang apinya sudah mulai membesar, penggunaan alat pemadan kebakaran itu kurang efektif. Sebaiknnya menggunakan air yang disemprotkan dengan jumlah banyak. Tetapi peru diingat, air tidak baik untuk memadamkan minyak yang tebakar, air akan menyebabkan minyak menyebar dan kebakaran bertambah besar. Pemadam kebakaran mana yang sesuai digunakan tergantung dari jenis kebakarannya. Kebakaran dapat digolongkan menjadi empat jenis. Jenis A:
Kebakaran yang diakibatkan oleh bahan-bahan yang mudah terbakar, seperti kertas, kayu, dan plastik.
Jenis B:
Kebakaran yang diakibatkan oleh zat cair yang mudah terbakar, seperti minyak tanah, bensin, alkohol, dan eter.
Jenis C:
Kebakaran yang diakibatkan oleh arus listrik.
Jenis D:
Kebakaran yang diakibatka oleh logam terbakar.
c. Pengelolaan Limbah31 Manajemen atau pengelolaan dan penanganan bahan kimia berbahaya dan beracun atau lebih populer dengan istilah B3 dalam rangka keselamatan dan kesehatan kerja, merupakan aspek yang sangat penting yang perlu mendapat perhatian. Banyak terjadi kecelakaan dalam industri yang disebabkan karena ketidak-tahuan operator ataupun pekerja dalam mengenali dan menangani B3 tersebut. Kecelakaan kerja merupakan dampak yang harus diperhitungkan dan di antisipasi, sehingga sedapat mungkin hal ini harus dihindari dan dicegah agar tidak terjadi. Kecelakaan kerja yang berkaitan dengan B3 selain akan menimbulkan korban bagi pekerja / orang lain juga dapat menimbulkan pencemaran terhadap lingkungan, dan hal ini akan menimbulkan kerugian bagi perusahaan industri tersebut. Disamping itu akan menimbulkan dampak yang lebih luas terhadap lingkungan dan masyarakat. Kita sangat perlu mengetahui pengaruh bahaya dan racun dari B3 tersebut. Bahan-bahan ini disamping dapat menimbulkan dampak terhadap kesehatan dan pencemaran lingkungan, pemakaian dan penggunaannya dalam instalasi nuklir juga dapat menimbulkan radiasi/kontaminasi jika terjadi kecelakaan. Untuk itu dalam penyimpanan, pengelolaan dan penanganannya perlu memperhatikan faktor keamanan dan keselamatan. Pengaruh B3 tersebut antara lain: dapat menimbulkan kebakaran, ledakan, keracunan, dan iritasi pada permukaan atau bagian tubuh manusia (Gambar 1).
31 Nur Tri Harjanto, dkk, Jurnal Manajemen Bahan Kimia Berbahaya dan Beracun sebagai Upaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja Serta Perlindungan Lingkungan, No. 8, Bandung : BATAN , oktober 2011, hlm 54-58
Kebakaran - Pelarut organik -
B3
Radiasi dan Kontaminasi - Isotop dan bahan fisi
gas-gas
Ledakan - bahan peledak - gas-gas yang mudah terbakar - peroksida - gas cair bertekanan tinggi Keracunan -Akut : CO, HCN -Kronik : Benzena, Pb
Iritasi -Bahan kimia korosif -Iritant seperti HCl
DAMPAK : - Korban jiwa -
Kerusakan/pencemaran Lingkungan
-
Kesehatan pekerja Kerugian Materi
Gambar 1. Pengaruh B3 dalam industri
Kebakaran, terjadi bila bahan kimia yang mudah terbakar (pelarut organik dan gas)berkontak dengan sumber panas. Sumber panas dapat berupa api terbuka, logam panas, bara api atau loncatan listrik. Kebakaran dapat pula menimbulkan ledakan lain yang lebih dahsyat atau dapat juga menghasilkan bahan lain yang bersifat racun. Ledakan, yaitu suatu reaksi yang amat cepat dan menghasilkan gas dalam jumlahyang besar. Ledakan dapat terjadi oleh reaksi yang amat cepat dari bahan peledak, atau gas yang mudah terbakar atau reaksi dari berbagai peroksida organik. Dapat juga terjadi karena adanya gas cair pada tekanan tinggi yang tidak terkendali. Keracunan, yaitu masuknya bahan kimia kedalam tubuh yang dapat berakibatkeracunan akut atau keracunan kronik. Keracunan akut sebagai akibat penyerapan B3 dalam jumlah yang besar dan dalam waktu yang singkat dan dapat pula berakibat fatal seperti keracunan gas CO, dan HCN. Keracunan kronik adalah
penyerapan B3 dalam jumlah sedikit tetapi berlangsung dalam waktu yang lama, sehingga akibatnya baru dirasakan setelah beberapa bulan atau beberapa tahun sampai puluhan tahun. Kemudian bahan kimia tersebut seperi uap Pb, benzena dapat mengakibatkan leukimia. Pada umumnya zat-zat toksik tersebut masuk lewat pernafasan dan kemudian beredar keseluruh tubuh atau menuju ke organorgan tubuh tertentu sehingga dapat langsung mengganggu fungsinya seperti hati, ginjal, paru-paru, dan lain-lain. Tetapi dapat juga zat-zat tersebut terakumulasi dalam organ-organ tubuh tersebut, sehingga menimbulkan kerusakan untuk jangka waktu yang panjang. Iritasi, yaitu kerusakan atau peradangan permukaan tubuh seperti kulit, mata dansaluran pernafasan oleh bahan kimia korosif, atau iritan seperti asam klorida dan lain-lain. Banyak sekali aspek keselamatan yang perlu diperhatikan untuk mencegah terjadinya kecelakaan. Dari seluruh aspek tersebut selalu melibatkan tiga komponen yang saling berkaitan yakni manusia, prosedur/metode kerja, dan peralatan/ bahan. Faktor penyebab kecelakaan kerja berdasarkan data yang dikumpulkan oleh sebuah perusahaan perminyakan di Indonesia dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2. Faktor-faktor penyebab kecelakaan kerja [1] Sikap dan tingkah laku pekerja sebagai faktor penyebab terjadinya kecelakaan kerja antara lain karena : a. Keterbatasan pengetahuan/ keterampilan pekerja. b. Lalai dan ceroboh dalam bekerja. c. Tidak melaksanakan prosedur kerja sesuai dengan petunjuk yang diberikan. d. Tidak disiplin dalam mentaati peraturan keselamatan kerja termasuk pemakaian alat pelindung diri. Mengingat faktor terbesar penyebab kecelakaan kerja adalah faktor manusia, maka usaha untuk meningkatkan keselamatan dan kesehatan kerja perlu diarahkan pada peningkatan pembinaan rasa tanggung jawab, sikap dalam bekerja dan peningkatan pengetahuan tentang pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja. Banyak
juga
kecelakaan
terjadi
karena
ketidak-tahuan
terhadap
kemungkinan adanya bahaya. Oleh karena itu peningkatan pengetahuan juga memegang peranan penting dalam mencegah terjadinya kecelakaan, baik dalam cara mengenali maupun menangani bahan-bahan kimia berbahaya dan beracun. Secara umum unsur pengelolaan/manajemen B3 sama dengan unsur manajemen seperti: Perencanaan (Planing), Pengorganisasian (Organizing), Pelaksanaan (Actuating) dan Pengendalian (Controlling). Perencanaan dilakukan bertujuan untuk menghindari pengadaan bahan yang tidak sesuai dengan kegiatan yang akan dikerjakan. Selain itu agar tidak terjadi penumpukan bahan kimia yang berlebihan disatu sisi dan adanya kebutuhan yang tidak terpenuhi disisi lain yang dapat mengganggu kegiatan yang akan dilaksanakan. Adanya penumpukan bahan khususnya B3 akan mengganggu dan mambahayakan lingkungan, serta dapat menimbulkan kecelakaan khususnya bahan-bahan yang sudah kadaluarsa/habis masa penggunaannya. Pengorganisasian (Organizing) B3 meliputi pemberian wewenang dan tanggung jawab kepada personel yang tepat baik sebagai pengelola, pemakai, maupun pengawas. Pelaksanaan (actuating) B3 harus menggunakan prosedur dan instruksi yang telah ditetapkan. Selain itu setiap kegiatan yang dilakukan harus ada rekaman yang mencatat kegiatan tersebut untuk memantau status keberadaan B3, penggunaan, dan interaksinya. Selain itu fungsi prosedur dan rekaman adalah untuk pengendalian kegiatan yang berkaitan dengan B3, sehingga jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan akan dapat ditelusuri sebab-sebab dan maupun akibat dari suatu kecelakaan. Pengendalian (controlling) B3 merupakan unsur manajemen yang harus diterapkan pada setiap unsur-unsur yang lain yakni mulai dari perencanaan, pengorganisasian (organizing), dan pelaksanaan (actuating). Controlling dapat dilakukan dengan cara inspeksi dan audit terhadap dokumen dan rekaman yang ada.
Pada industri nuklir untuk bahan nuklir telah menerapkan fungsi-fungsi diatas karena bahan-bahan nuklir dianggap memiliki potensi bahaya yang sangat besar yakni bahaya radiasi. Namun untuk B3 seharusnya dikelola sesuai dengan manajemen yang sama karena penggunaan B3 dalam industri nuklir memiliki potensi bahaya yang sama jika terjadi kecelakaan yakni akan terjadi radiasi dan kontaminasi. Sebagai contoh kecelakaan kebakaran ataupun ledakan oleh bahan kimia yang digunakan bersamaan dengan bahan nuklir akan mengakibatkan radiasi dan kontaminasi ke lingkungan.
2.7 Hasil Diskusi Dari kajian pustaka diatas, banyak sekali hal yang harus di perhatikan dalam mengelola laboratorium, mulai dari standarisasi laborataorium, letak gedung laboratorium, pengaturan ruang laboratorium, saran dan prasarana yang harus ada pada satu laboratorium, tenaga pengelola laboratorium, administrasi alat laboratorium, alat keselamatan yang harus ada di dalam laboratorium, pembuangan limbah, dan lain-lain. Laboratorium yang baik harus memenuhi standar sarana dan prasarana, bila perlu memenuhi standar ISO agar laboratorium tersebut dapat digunakan tanpa hambatan dalam melakukan suatu praktikum dan eksperimen. Hal yang paling penting untuk diperhatikan dalam mengelola laboratorium adalah standar keamanannya mulai dari keamanan alat dan bahan, keamanan saat praktikum, keamanan pembuangan limbah, alat pemadam kebakaran, tata tertib, dan lain-lain.
BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan