Makalah Landmark [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Tugas :



AZAS DAN METODE PERANCANGAN III Materi



TEORI LANDMARK



KELOMPOK 3 :



Nurul oviandi Candra wijaya Sriwahyuni Neneng yunengsih Toti Greinaldy Wa ode siti Fatima Aisyah m. Risky Maliga amarilis isnaeni La ode harsaliman



: 214 02 024 : 214 02 050 :214 02 075 : 214 02 017 : 215 02 050 : 215 02 004 : 215 02 025 : 215 02 019 : 215 02 020 : 215 02 048



PROGRAM STUDI S1 ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KENDARI 2017



BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pada zaman dahulu masyarakat dibumi menjadikan alam sebagai penanda arah atau sebagai penanda suatu daerah. Seperti halnya pegunungan yang menandakan batas suatu wilayah atau suatu danau yang menandakan cirri khas dari suatu wilayah tertentu. Seiring berjalannya waktu manusia mulai membuat penanda wilayahnya tersendiri dengan cara membuat bangunan tinggi atau menara-menara agar terlihat dari kejauhan dan memiliki cirri khas tersendiri sebagai tanda wilayah meraka. Pada saat ini penanda suatu kawasan disebut juga dengan Landmark. Keberadaan landmark suatu kawasan sangat penting saat ini. Ditengah maraknya perkembangan global lewat kebebasan informasi, gaya bangunan dan tata kota menjadi serupa satu sama lain. Gaya bangunan secara arsitektural merupakan gaya yang berlaku di seluruh dunia. Meskipun dalam aplikasinya saat ini mulai dikembalikan pada kearifan lokal, namun kemiripan gaya tersebut sedikit mengaburkan ciri khas dari suatu kawasan.



I.2. Rumusan masalah 1. Apa yang dimaksud dengan Landmark ? 2. Apa pengaruh Landmark terhadap suatu wilayah ? 3. Seperti apakah bangunan Landmark pada beberapa Negara ? I.3. Tujuan 1. Memahami apa sebenarnya Landmark itu. 2. Mengetahui pengaruh Landmark pada suatu wilayah tertentu. 3. Mengetahui ciri khas Landmark pada beberapa Negara.



BAB II



PEMBAHASAN II.1. Definisi Lendmark Arti kata ‘landmark’ itu sendiri juga sangat banyak dan luas. Jika kita ketik di kamus.net maka akan ada beberapa jawaban yaitu: hal yang menonjol, kejadian peristiwa penting, penunjuk, sesuatu yg mudah dilihat atau dikenal. Sedangkan definisi bahasa Inggrisnya ada beberapa, salah satunya adalah: the position of a prominent or well-known object in a particular landscape. Di situs lomba desain tersebut (https://landmark-kotabekasi.com) hanya ada penjelasan tentang apa itu ‘landmark’. Menurut mereka, ‘landmark’ diartikan sebagai segala sesuatu yang memudahkan untuk dikenali, dikenang, dan dikagumi, berkaitan monumen, bangunan, dan struktur lainnya. Harapannya sebuah ‘landmark’ juga bisa berfungsi untuk membantu orang dalam mengarahkan diri pada titik orientasi tertentu pada sebuah sebuah lokasi di Kota Bekasi. Sepertinya belum ada padanan kata atau frasa yang tepat untuk ‘landmark’ ini. Beberapa pakar mencoba untuk memberi standar definisi kata ini, salah satunya justru dari seorang begawan marketing Prof. Hermawan Kartajaya yang mengartikan ‘landmark’ sebagai sebuah simbol visual yg mengindentifikasikan suatu kota berdasarkan bentuk visual tertentu yang kuat karena memiliki suatu yang khas dan tidak dimiliki daerah lain serta berada pada tempat strategis sebuah kota, dimana arah atau aktivitas saling bertemu. Jika kita melihat contoh-contoh ‘landmark’ yang ada seperti Monas (Monumen Nasional) di Jakarta, Gedung Sate di Bandung, dan Jam Gadang di Bukittinggi, maka sebenarnya sudah tergambar dengan jelas tentang apa yg dimaksud dengan ‘landmark’ itu, namun menemukan kata atau frasa kalimat yang tepat untuk mewakili atau menggambarkannya memang cukup sulit.



Frasa ‘simbol penanda kota’ atau ‘ciri khas penanda suatu daerah’ sepertinya belum dapat mewakili kata ‘landmark’ secara efektif, karena masih terlalu panjang. Apa boleh buat, untuk kali ini kata ‘landmark’ eksistensinya belum tergoyahkan, hingga ada saat di mana nanti para pakar bahasa Indonesia dapat menemukan padanan kata ‘landmark’ ini dengan baik dan benar.



Landmark merupakan elemen terpenting dari bentuk kota, karena berfungsi untuk membantu orang dalam mengarahkan diri dari titik orientasi untuk mengenal kota itu sendiri secara keseluruhannya dan kota-kota lain. Bangunan dapat menjadi titik pusat dan landmark apabila terletak pada lokasi yang penting dan mempunyai bentuk yang berarti pula. Secara tidak langsung dapat dikatakan bahwa harus ada bangunan-bangunan lain yang kurang penting, supaya sebuah bangunan dapat menonjol dalam pemandangan kota. Secara garis besar Prof.Kevin Lynch menemukan dan mengumpulkan ada lima elemen pokok atau dasar yang oleh orang digunakan untuk membangun gambaran mental mereka terhadap sebuah kota, adalah sebagai berikut: II.1.1. Pathways (Direction) Adalah jalur-jalur sirkulasi yang digunakan oleh orang untuk melakukan pergerakan. Setiap kota mempunyai jaringan jalur utama. II.1.2. Districts (Domain/area) Sebuah kota terdiri dari berbagai lingkungan bagiannya atau disebut districts seperti : pusat kota , uptown, midtown, daerah perumahan, daerah industni, suburban, kampus dan sebagainya. Kadang-kadang lingkungan ini berbeda dalam bentuk dan besarnya. Dan kadang-kadang dapat berbaur dalam karakter dan tidak mempunyai batas-batas (pemisah) yang je las, seperti midtown area di Manhattan.



II.1.3. Edges (Territorial boundary) Edges merupakan pinggiran dari sebuah districts atau batas-batas districts antara districts yang satu dengan yang lainnya. II.1.4. Building Building yang dimaksudkan disini adalah bangunan-bangunan yang secara visual menonjol dan menyolok dari sebuah kota. II.1.5. Nodes Nodes adalah pusat aktivitas, sesungguhnya nodes adalah sobuah type dari Landmark yang berfungsi aktif dan nodes adalah pusat aktifitas yang berbeda dan jelas. Lima elemen pokok yang dikemukakan oleh Prof. Kevin Lynch tersebut diatas yaitu Pathways, Districts dan Edges dapat menjadi Landmark apabila mempunyai karakter dan bentuk visuil yang berbeda dan mengesankan. Bangunan dapat menjadi titik pusat dan Landmark apabila terletak pada lokasi yang penting dan mempunyai bentuk yang berarti pula. Secara tidak langsung dapat dikatakan bahwa harus ada bangunan-bangunan lain yang kurang penting, supaya sebuah bangunan dapat menonjol dalam pemandangan kota. Nodes merupakan Landmark pada titik-titik simpul jalan (Pathways) dan juga dapat ditengah-tengah districts dan merupakan pusat aktivitas. Peranannya sebagai titik pusat berasal dari peranannya sebagai penampung aktivitas. Sering kali aktivitas berintensitas tinggi yang ditampung atau ditimbulkan suatu bangunan menyebar kekawasan sekitarnya Nodes dapat berfungsi baik sebagai titik pusat aktivitas simbolis dan monumental. Adapun jenis Landmark dapat dibedakan: 1. Landmark besar yaitu yang dapat dilihat dari jauh. 2. Landmark kecil yaitu yang dapat dilihat dari dekat saja seperti kolam, air mancur, patung- patung ditaman dan lain-lain.



Seperti yang diungkapkan oleh Kevin Lynch, Landmark adalah elemenelemen penting dari bentuk kota, karena membentuk orang-orang untuk mengarahkan diri dan mengenal suatu daerah dalam kota. Fungsi Landmark secara umum adalah : a. b. c. d.



Sebagai orientasi (titik reverensi) kota. Sebagai struktur aktivitas kota. Sebagai pengarah rute pergerakan. Sebagai tanda atau ciri suatu kota.



Landmark Landmark merupakan tanda fisik yang dapat memberikan info bagi pengamat dari suatu jarak. Landmark memiliki tiga unsur, yaitu : 



Tanda fisik berupa elemen visual.







Informasi yang memberikan gambaran secara tepat dan pasti.







Harus dapat dikenali pada jarak tertentu. Sedangkan kriteria landmark , yaitu : Unique (unik dan memiliki ciri khas) Memorable (mudah diingat) Identifiable (mudah dikenali) memiliki nilai lebih di bidang historis dan estetis merupakan elemen visual yang diperkuat dengan suara dan bau. Landmark dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu :



 Menurut bentuk, terbentuk oleh elemen atau bangunan dan berupa kawasan (urban space)yang memanjang ataupun cluster.  Menurut jarak, distant landmark dan local landmark



Proses pembentukan landmark adalah untuk memperluas arah pandang, membuat kontras dan meletakkan landmark pada suatu tempat dengan hirarki



visual yang unik. Sedangkan fungsi landmark adalah sebagai sarana informasi, penentu orientasi lingkungan dengan yang mudah dikenali (Murwani, 2007). Adapun pengertian lain mengenai landmark adalah elemen eksternal dan merupakan bentuk visual yang menonjol dari sebuah kota ataupun kawasan, misalnya gunung atau bukit, gedung tinggi, tempat ibadah, pohon tinggi dan sebagainya. Landmark adalah elemen penting dari suatu kota atau kawasan karena membantu orang mengenali suatu tempat untuk mengorientasikan diri di dalam tempat tersebut dan membantu orang mengenali suatu daerah atau kawasan (Sirait, 2011) Keberadaan landmark suatu kawasan sangat penting saat ini. Ditengah maraknya perkembangan global lewat kebebasan informasi, gaya bangunan dan tata kota menjadi serupa satu sama lain. Gaya bangunan secara arsitektural merupakan gaya yang berlaku di seluruh dunia. Meskipun dalam aplikasinya saat ini mulai dikembalikan pada kearifan lokal, namun kemiripan gaya tersebut sedikit mengaburkan ciri khas dari suatu kawasan.



II.2. Landmark Mempermudah Manusia Dalam Mengenali Tempat Berpijak. Ketika kita mengunjungi suatu kawasan yang belum pernah kita kenal ataupun kita kunjungi, kita akan mencari sesuatu yang dapat kita jadikan sebagai acuan awal yang menjadi patokan kita untuk kembali apabila akan berkeliling kawasan tersebut. Acuan awal yang kita pilih pasti sesuatu yang mudah diingat, seperti tugu, taman kota, atau tempat kita pertama kali memasuki kawasan tersebut seperti gapura, bandara, terminal, dan sebagainya. Dalam perancangan suatu kawasan, keberadaan acuan tersebut sangat penting. Tidak adanya acuan yang dapat digunakan akan membawa citra kurang baik bagi kawasan tersebut. Terlebih bagi pengunjung dari luar kawasan atau lebih sering



disebut turis karena akan membuat bingung ketika mereka berkeliling dalam kawasan tersebut.



II.3. Hierarki Suatu Wilayah Selain digunakan untuk penanda kawasan, keberadaan landmark juga sering digunakan sebagai hirarki suatu wilayah. Banyak contoh dimana suatu landmark kawasan menjadi titik penting dalam merencanakan tata kota, jalur transportasi, maupun hirarki kebudayaan. Sebagai contoh, keberadaan Tugu Yogyakarta yang saat ini menjadi ikonnya kota gudeg. Jalan-jalan utama yang dibangun di kota Yogyakarta mempunyai pusat di Tugu Yogya. Seperti jalan menuju Kraton dan juga jalan antar kota seperti jalan menuju kota Solo, Magelang, dan Wates. Tugu merupakan persimpangan ketiga arah jalan tersebut. Menurut sejarah memang Tugu Yogya digunakan pihak Kraton Ngayogyokarto Hadiningrat sebagai salah satu elemen dalam pembentukan garis imajiner (garis yang tidak terlihat secara nyata) yang menghubungkan antara gunung Merapi, Tugu, Kraton Yogya, Panggung Krapyak dan Laut Kidul sebagai garis lurus. Hal ini menjadikan Tugu sebagai landmark kota Yogya mempunyai arti lebih daripada sekedar landmark kota sebagai bangunan cagar budaya. Di kawasan lain pun hal tersebut banyak dijumpai, baik dalam skala besar ataupun kecil.



II.4. Penunjuk Arah Dalam suatu kawasan maju yang mempunyai penduduk padat dan banyaknya bangunan baik hunian, komersial, pendidikan dan pemerintahan dibutuhkan sesuatu yang menjadi acuan untuk menemukan arah. Adanya landmark yang lebih menonjol daripada bangunan disekitar akan membantu untuk dapat menentukan arah tujuan. Acuan tersebut dapat berupa bangunan tinggi, jembatan layang (fly over), monumen tinggi, dan sebagainya. Aspek paling penting adalah acuan tersebut dapat terlihat menonjol daripada bangunan lainnya. Pengunjung kota Paris akan lebih cepat menemukan arah ke Menara Eiffel karena ketinggian bangunan yang terlihat jelas. Begitu juga menara Petronas, World Trade



Centre, dan bangunan tinggi lain di dunia. Disamping bangunan tinggi, keberadaan bukit atau gunung dari suatu kawasan akan memberi informasi arah yang jelas, seperti gunung Merapi yang berada di sebelah utara kota Yogyakarta.



II.5. Pembentuk Skyline Bangunan dalam suatu kawasan memang memberikan warna pada wajah kota. Namun hal tersebut hanya jika dilihat dari sudut pandang yang memungkinkan. Begitu juga dengan ketinggian bangunan beraneka ragam, akan membentuk skyline dari kawasan tersebut. Ketinggian bangunan yang hanya dapat dilihat puncaknya saja akan memberi nilai artistik luar biasa bagi kawasan tersebut. Keunikan dari tata bangunan dapat menjadi landmark tersendiri bagi kawasan tersebut. Selain menambah nilai artistik suatu kawasan, ketinggian bangunan yang berbedabeda dapat memberikan informasi mengenai fungsi bangunan tersebut. Bentuk bangunan yang dapat terlihat jelas dari jarak jauh dapat mengindikasikan apakah suatu bangunan sebagai bangunan hunian, komersial, pemerintahan maupun fungsi lainnya. Dengan demikian akan mudah bagi pengunjung untuk menentukan arah dan sebagai penanda kawasan.



II.6. Contoh Bangunan Landmark II.6.1.



Hagia Sophia, dari Gereja, Masjid, Hingga Menjadi Museum



Hagia Sophia di Turki



Hagia Sophia adalah gereja pertama yang diresmikan pada 15 Februari 360 M di masa pemerintahan kaisar Konstantius II oleh uskup Eudoxius dari Antioka. Gereja dibangun di sebelah tempat istana kekaisaran Byzantium. Pada 7 Mei 558 M, di masa kaisar Justinianus, kubah sebelah timur runtuh terkena gempa. Kemudian, pada 26 Oktober 986 M pada masa pemerintahan Kaisar Basil II (958-1025) juga kembali terkena gempa. Akhirnya, pada awalan abad ke-14 dilakukan renovasi besar-besaran agar tidak terkena gempa lagi. Keistimewaan kubah ini terletak pada bentuk kubahnya yang besar dan tinggi. Ukuran tengahnya 30 meter, tinggi dan fundamentalnya 54 meter. Interiornya pun dihiasi mosaik dan fresko, tiang-tiangnya terbuat dari pualam warna-warni dan dindingnya dihiasi ukiran. Saat Konstantinopel ditaklukkan Sultan Mehmed II pada 29 Mei 1453. Sultan turun dari kudanya dan bersujud syukur pada Allah SWT, lalu pergi ke Gereja Hagia Sophia dan memerintahkan agar gereja tersebut diubah menjadi Masjid Aya Sofia yang dikemudian hari digunakan untuk melakukan shalat berjamaah, shalat Jumat, dan kegiatan keagamaan umat Islam lainnya. Hingga pada 1937, Mustafa Kemal Ataturk mengubah status Hagia Sophia menjadi museum. Sehingga mulailah proyek pembongkaran Hagia Sophia, dimulai dari dinding dan langit-langit dikerok dari cat-cat kaligrafi hingga ditemukan kembali lukisan-lukisan sakral Kristen. Sejak saat itu, Masjid Aya Sofya dijadikan salah satu objek wisata yang terkenal oleh pemerintah Turki di Istanbul. Nilai sejarahnya tertutupi gaya arsitektur Byzantium yang indah memesona. Karakter arsitektur Byzantium menunjukkan pengembangan dari tiga periode utama. Pertama, 330-850 M termasuk masa permerintahan Justinian; Kedua, 850-1200 M termasuk dalam dinasti Macedonia dan Comnenia; Ketuga, 1200 M hingg saat ini.



Karakter arsitektur juga terpengaruh oleh budaya lokal, seperti yang terlihat di Turki, Italia, Yunani, Macedonia, Armenia, Syria, rusia Serbia, dan Prancis. II.6.2.



Big Ben di London, Inggris Raya



Big Ben adalah nama yang merujuk pada sebuah menara jam yang terletak di Gedung Parlemen di Westminster, London, Inggris Raya, dan merupakan menara jam terbesar kedua di dunia. Jam ini terletak di timur laut dari Rumah Parlemen di Westminster, London. Ada alasan menara ini dinamai Big Ben, Big Ben sebenarnya adalah nama kecil dari lonceng yang terletak di dalamnya ( dulunya adalah Great Bell ). Menara ini juga dinamai The Tower of Big Ben. Menara ini dibangun sebagai bagian dari rencana pembangunan istana baru oleh Charles Barry, setelah Istana Westminster yang lama telah hancur akibat kebakaran pada malam 22 Oktober 1834. Menara ini tingginya 96.3 meter ( 316 kaki ) dan dibangun dengan gaya Gothik Victoria. 61 meter ( 200 kaki ) di bawah jam terbuat dari bata yang dilapisi oleh batu, sedangkan puncak menara ditopang dengan rangka besi yang dibuat dari besi leleh. Menara ini dibangun di atas tanah berukuran 15 meter kali 15 meter, fondasi terbuat dari beton setebal 3 meter ( 9 kaki ), pada kedalaman 4 meter ( 13 kaki ) di bawah permukaan. Semua sisi jam tingginya 55 meter ( 180 kaki ) dari atas tanah.



Patung Liberty, Hampir Dibangun Di Mesir



II.6.3.



Patung Liberty



semua orang pasti tahu dengan landmark Amerika ini. Namun tahukah Anda jika sebenarnya Patung Liberty ini hampir saja dibangun di Mesir? Ya, patung yang menjadi menjadi landmark negara adidaya itu pada awalnya oleh sang perancangnya akan dibangun di pintu masuk Terusan Suez. Cerita berawal saat Auguste Bartholdi sang perancang Liberty mendekati para pemimpin Mesir selama Perang Dunia dengan harapan merancang patung besar untuk duduk di pintu masuk Terusan Suez. Namun pemerintah Mesir menolaknya sebab saat itu negaranya sedang dalam kesulitan keuangan. Sebagai alternatif ia beralih ke Amerika yang mana pada saat itu sedang merayakan kemerdekaan negaranya yang ke 100 tahun.



Pics: https://hanaandiana16.files.wordpress.com Patung ini sebenarnya tidak dibuat di Amerika melainkan dibangun dan disusun di Prancis tahun 1874. Setelah selesai semua potongan dikemas dalam muatan besar dan dikirim ke Amerika. Selama pelayaran kargo tersebut hampir hilang meski akhirnya sampai di negeri Paman Sam. Barulah di sana patung ini disusun kembali tepatnya di mulut pelabuhan Kota New York.



BAB III PENUTUP III.1. SARAN



III.2. PENUTUP