Makalah Manajemen Pemasaran - Abdul Azim (191010502166) [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH MANAJEMEN PEMASARAN “ Menganalisa Bagaimana Membentuk Penawaran Pasar“ Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas pada Mata Kuliah Manajemen Pemasaran Dosen Pengampu : Drs.Syamruddin M.M



Disusun oleh :



Abdul Azim



( 191010502166 )



PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PAMULANG 2020



KATA PENGANTAR Puji dan syukur kita panjatkan atas hadirat-Nya dimana atas berkat-Nya saya selaku penulis dan penyusun Makalah ini dapat bekerja dengan baik. Makalah ini saya selesaikan atas dasar tugas yang diberikan kepada saya dimana dosen pengampu saya adalah Bapak Syamruddin . Terima kasih atas kepercayaan bapak untuk memberikan tugas ini kepada saya. Makalah ini berjudul “ Menganalisa Bagaimana Cara Membentuk Penawaran Pasar “. Dalam Makalah ini terdapat banyak kesalahan-kesalahan baik itu dalam hal pengetikan, penyusunan makalah yang kurang sempurna, saya selaku penulis dan penyusun Makalah ini meminta maaf dan saya membutuhkan saran dan kritik yang membangun guna memperbaiki Makalah yang kurang sempurna ini. Saya selaku penulis dan penyusun Makalah ini mengucapkan terima kasih.



Tangerang Selatan , 18 Oktober 2020



Abdul Azim ( 191010502166 )



DAFTAR ISI BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB II PRODUK BARU 2.1. Pilihan produk baru 2.2. Jenis – jenis produk BAB III MENGELOLA PENGEMBANGAN PRODUK 3.1. Pengembangan konsep 3.2. Pengujian konsep 3.3. Pengembangan strategi pemasaran BAB IV ANALISIS KASUS MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA 4.1. Kasus 4.2. Analisa kasus BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan



MEMBENTUK PENAWARAN PASAR 1.1  Pendahuluan Perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya baik perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa maupun barang mempunyai tujuan yang sama yaitu memperoleh keuntungan. Selain itu perusahaan juga ingin memberikan kepuasan kepada konsumen atas produk yang dihasilkannya, karena kepuasan konsumen menjadi tolak ukur dari keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan produk yang berkualitas, dan yang diinginkan oleh konsumen. Perusahaan harus meningkatkan pendapatan mereka sepanjang waktu dengan mengembangkan produk dan jasa baru serta melakukan perluasan ke pasar baru. Pengembangan produk membentuk masa depan perusahaan. Peningkatan atau penggantian produk dan jasa dapat mempertahankan atau membangun penjualan produk dan jasa yang baru bagi dunia dapat mengubah industri dan perusahaan serta mengubah kehidupan. Akan tetapi, rendahnya tingkat keberhasilan produk dan jasa baru menunjukan banyak tantangan didalamnya. Semakin banyak perusahaan yang tidak hanya sekedar membicarakan inovasi. Mereka mengubah cara mereka dalam mengembangkan produk dan jasa baru secara fundamental. Perusahaan di seluruh dunia berusaha menemukan cara kreatif untuk mengembangkan produk dan jasa yang jauh lebih baik, cepat dan efisien. Pemasar memainkan peran kunci dalam pengembangan. 2.1 Pilihan Produk Baru 2.1.1 Membuat atau Membeli Perusahaan dapat menambahkan produk baru melalui akuisisi atau pengembangannya. Rute akuisisi bisa mengambil tiga bentuk. Perusahaan dapat membeli perusahaan lain, mendapatkan hak paten dari perusahaan itu atau membeli lisensi atau waralaba dari perusahaan lain. Namun, keberhasilan perusahaan tidak hanya didapatkan dari begitu banyak akuisisi. Pada beberapa titik, ada kebutuhan mendesak untuk pertumbuhan organik pengembangan produk baru dari dalam perusahaan. Untuk pengembangan produk, perusahaan dapat menciptakan produk baru di laboratorium nya sendiri, atau dapat menandatangani kontrak



dengan periset independen atau perusahaan pengembangan produk untuk mengembangkan produk tertentu atau menyediakan teknologi baru. 2.1.2 Jenis-jenis Produk baru berkisar dari produk baru bagi dunia yang menciptakan pasar yang seluruhnya baru pada sisi, sampai perbaikan atau revisi kecil produk lama di sisi lain. Sedangkan besar kegiatan produk baru ditujukan untuk memperbaiki produk lama. Dalam banyak kategori, semakin sulit mengidentifikasikan produk sukses yang akan mengubah produk pasar, tetapi inovasi yang berkelanjutan untuk lebih memuaskan kebutuhan konsumen dapat mendorong pesaing untuk saling mengejar. Dengan terus meluncurkan produk baru sebagai perluasan merek dalam kategori produk yang berhubungan juga dapat memperluas arti merek. Inovasi produk dan program pemasaran efektif memungkinkan perusahaan-perusahaan ini memperluas jejak pasar mereka. Inovasi yang radikal dapat memberikan kerugian pada laba perusahaan dalam jangka pendek, tetapi sisi baiknya adalah bahwa keberhasilan dapat menciptakan keunggulan kompetitif yang lebih tahan lama dibandingkan produk biasa. 2.2 Tantangan Dalam Pengembangan Produk Baru 2.2.1 Imperatif Inovasi Dalam perekonomian yang berubah dengan cepat, inovasi berkelanjutan merupakan suatu keharusan. Perusahaan yang sangat inovatif mampu mengidentifikasikan dan mengukur peluang pasar baru dengan cepat. Perusahaan yang gagal mengembangkan produk baru sama saja menempatkan diri mereka sendiri pada resiko. Produk lama mereka rentan terhadap perubahan kebutuhan dan selera pelanggan, teknologi baru, siklus hidup yang lebih pendek, dan persaingan domestik dan asing yang meningkat. Teknologi baru merupakan ancaman utama. 2.2.2 Keberhasilan Produk Baru Inovasi tambahan dapat memungkinkan perusahaan untuk memasuki pasar baru dengan memperbaiki produk baru untuk pelanggan baru, menggunakan variasi produk ini untuk tetap memimpin pasar, dan menciptakan solusi jangka pendek untuk seluruh masalah industri. Perusahaan baru menciptakan teknologi perusak yang lebih murah dan mungkin mengubah



ruang kompetitif. Perusahaan ternama bisa jadi lambat dalam memberikan reaksi atau investasi terhadap teknologi perusak ini karena teknologi perusak ini mengancam investasi mereka. Agar perusahaan dapat berhasil dalam mengembangkan produk faktor utama adalah produk yang superior dan unik. Faktor lainnya adalah konsep produk yang didefinisikan dan menilai pasar sasaran, kebutuhan produk, dan manfaat secara cermat sebelum melanjutkan produk tersebut. Faktor selanjutnya adalah sinergi teknologi dan pemasaran, kualitas pelaksanaan di semua tahap, dan daya tarik pasar.



2.2.3 Kegagalan Produk Baru Beberapa faktor tambahan yang menghalangi pengembangan produk baru adalah : ·         Kelangkaan ide penting pada wilayah tertentu. Mungkin hanya sedikit cara yang tersisa untuk meningkatkan beberapa produk dasar (seperti baja atau deterjen). ·         Pasar yang terfragmentasi. Perusahaan harus mengarahkan produk baru mereka pada segmen pasar yang lebih kecil, dan ini berarti penjualan dan laba lebih rendah untuk setiap produk. ·         Batasan sosial dan pemerintah. Produk baru harus memuaskan keamanan konsumen dan ramah lingkungan. ·         Biaya pengembangan. Perusahaan biasanya harus menghasilkan banyak ide untuk menemukan satu nilai kelayakan pengembangan dan sering menghadapi tingginya biaya R&D, manufaktur, dan pemasaran. ·         Kelangkaan modal. Beberapa perusahaan mempunyai



ide bagus, tetapi tidak dapat



mengumpulkan dana yang dibutuhkan untuk meneliti dan meluncurkannya. ·         Waktu pengembangan yang dibutuhkan lebih pendek. Perusahaan harus mempelajari bagaimana cara memadatkan waktu pengembangan dengan menggunakan teknik baru, mitra strategis, uji konsep dini, dan perencanaan pemasaran yang bagus. 2.2.4 Penyebab Kegagalan Produk Baru 1. Kegagalan pasar/pemasaran ·         Ukuran pasar potensial kecil ·         Tidak ada diferensiasi produk yang jelas ·         Positioning buruk



·         Salah memahami kebutuhan pelanggan 2. Kegagalan keuangan ·         Tingkat pengembalian investasi yang rendah 3. Kegagalan penentuan waktu ·         Terlambat masuk pasar ·         Terlalu cepat – pasar belum berkembang. 4. Kegagalan Teknis ·         Produk tidak bekerja ·         Desain yang buruk. 5. Kegagalan Organisasional ·         Tidak sesuai dengan budaya organisasi ·         Kekurangan dukungan organisasi 6. Kegagalan Lingkungan ·         Peraturan pemerintah ·         Faktor makroekonomi 2.3 Pengaturan Organisasi Sebuah perusahaan menentukan kriteria produk yang dapat diterima, yaitu sebagai berikut : ·         Produk dapat diperkenalkan dalam lima tahun ·         Produk mempunyai potensi pasar setidak nya $50 juta dan tingkat pertumbuhan 15%. ·         Produk dapat memberikan setidaknya tingkat pengembalian penjualan 30% dan investasi 40%. ·         Produk dapat mencapai kepemimpinan teknis atau pasar.



2.3.1 Menentukan Anggaran bagi Pengembangan Produk Baru Manajemen senior harus menentukan berapa banyak anggaran yang diperlukan untuk pengembangan produk baru. Beberapa perusahaan membiayai proyek sebanyak mungkin, berharap untuk mencapai pemenang. Beberapa perusahaan menetapkan presentase penjualan konvensional atau menghabiskan sebesar jumlah yang dihabiskan pesaing. Dan juga, beberapa



perusahaan memutuskan berapa banyak produk baru yang berhasil yang mereka perlukan dan bekerja untuk memperkirakan investasi yang diperlukan. 2.3.2 Mengelola Pengembangan Produk Baru Banyak perusahaan memberikan tanggung jawab ide produk baru kepada manajer produk. Namun, manajer produk sering kali terlalu sibuk untuk mengelola lini yang ada sehingga mereka tidak banyak memikirkan produk baru selain perusahaan lini. Mereka juga kurang mempunyai keahlian dan pengetahuan khusus yang diperlukan untuk mengembangkan dan mengkritik produk baru. Beberapa perusahaan mempunyai komite manajemen tingkat tinggi yang bertugas meninjau dan menyetujui proposal. Perusahaan besar sering membentuk departemen produk baru yang dikepalai oleh manajer yang memiliki kewenangan substansial dan akses ke manajemen puncak. Tanggung jawab utama departemen meliputi menghasilkan dan menyaring ide baru, bekerja sama dengan departemen R&D dan melaksanakan uji lapangan dan komersialisasi. Banyak perusahaan besar menggunakan system gerbang tahap (Stage gate system) untuk mengelola proses inovasi. Mereka membagi proses ke dalam beberapa tahap, yang pada akhir setiap tahap terdapat gerbang atau titik pemeriksaan. Untuk bergerak dari tahap rencana bisnis ke tahap pengembangan produk diperlukan studi riset pasar yang meyakinkan tentang kebutuhan dan minat konsumen, analisis kompetitif, dan penilaian teknis. Manajer senior meninjau kriteria di setiap gerbang untuk mengambil satu dari empat keputusan. Maju, bunuh, tahan atau daur ulang. System gerbang tahap membuat proses inovasi dapat dilihat oleh semua pihak yang terlibat dan menjelaskan tanggung jawab pemimpin proyek dan tim pada setiap tahap. 2.4 Mengelola Proses Pengembangan Ide 2.4.1 Penciptaan Ide Proses pengembangan produk baru dimulai dengan pencarian ide. Ide produk baru bisa berasal dari interaksi dengan berbagai kelompok dan menggunakan teknik yang menghasilkan kreatifitas.



2.4.2 Berinteraksi dengan Orang Lain Didorong oleh gerakan inovasi terbuka, banyak perusahaan semakin melangkah keluar perusahaan untuk mendapatkan sumber eksternal ide-ide baru, termasuk pelanggan, karyawan, ilmuan, insinyur, anggota saluran, agensi pemasaran, manajemen puncak, dan bahkan pesaing. Kebutuhan dan keinginan pelanggan merupakan tempat yang logis untuk memulai riset. Sepuluh cara menemukan ide produk yang hebat : 1.      Menjalankan sesi informal, yang didalam sesi tersebut, kelompok pelanggan bertemu dengan insinyur dan desainer perusahaan untuk mendiskusikan masalah dan kebutuhan serta bertukar pikiran tentang solusi potensial. 2.      Memberikan waktu luang, waktu penyelidikan bagi kelompok teknis untuk memainkan proyek mereka sendiri. 3.      Mengadakan sesi tukar pikiran dengan pelanggan sebagai fitur standar tur pabrik. 4.      Mensurvei pelanggan anda. Temukan apa yang mereka sukai dan tidak mereka sukai dalam produk anda dan produk pesaing anda. 5.      Lakukan riset “terbang di atas dinding” atau “berkemah” dengan pelanggan, seperti yang dilakukan Fluke dan Hewlett-Packard 6.      Gunakan putaran iterasi. Sekelompok pelanggan dalam satu ruang, memfokuskan diri untuk mengidentifikasikan masalah, dan sekelompok orang teknis di ruang lainnya, mendengarkan dan bertukar pikiran tentang solusi. Segera uji solusi yang direncanakan dengan kelompok pelanggan. 7.      Mengadakan pencarian kata kunci yang secara rutin memindai publikasi dagang di berbagai negara yang mengumumkan produk baru. 8.      Memperlakukan pameran dagang sebagai misi intelijen, yang dengan misi tersebut anda memandang semua yang baru di industri anda dibawah satu atap. 9.      Memerintahkan orang bagian teknis dan pemasaran untuk mengunjungi laboratorium pemasok anda dan menghabiskan waktu dengan orang-orang teknis mereka- menemukan apa yang baru. 10.  Mendirikan ruang ide, dan membuatnya terbuka dan mudah diakses. Memungkinkan karyawan mengulas ide dan menambahkan ulasan itu secara konstruktif. Tujuh cara untuk menarik ide baru dari pelanggan anda : 1.      Meneliti bagaimana pelanggan anda menggunakan produk anda



2.      Menanyakan kepada pelanggan mengenai masalah dengan produk anda 3.      Bertanya kepada pelanggan anda tentang produk impian mereka 4.      Menggunakan dewan penasehat pelanggan untuk mengomentari ide perusahaan anda. 5.      Menggunakan situs web untuk ide baru. 6.      Membentuk komunitas merek yang terdiri dari para peminat untuk membicarakan produk anda 7.      Mendorong atau menantang pelanggan mengubah atau memperbaiki produk anda. 3.1 Mengelola Proses Pengembangan : Konsep sampai Strategi 3.1.1 Pengembangan Konsep Mari kita ilustrasikan pengembangan konsep dalam situasi berikut : perusahaan pemrosesan makanan besar mendapatkan ide untuk memproduksi bubuk yang ditambahkan ke susu guna meningkatkan nilai nutrisi dan rasanya. Ini adalah ide prosuk, tetapi konsumen tidak membeli ide produk ; mereka membeli konsep produk. ·         Konsep 1. Minuman sarapan instan untuk orang dewasa yang menginginkan sarapan bergizi yang cepat tanpa persiapan ·         Konsep 2. Makanan ringan yang lezat untuk anak-anak dan diminum sebagai penyegar di siang hari. ·         Konsep 3. Suplemen sehat bagi orang dewasa tua yang diminum malam hari sebelum mereka tidur. Setiap konsep mempresentasikan konsep kategori yang mendefinisikan persaingan produk. Minuman sarapan instan akan bersaing dengan bacon dan telur, sereal sarapan, kopi dan roti, serta alternative sarapan lainnya. Minuman sebagai makanan ringan yang lezat akan bersaing dengan minuman ringan, jus buah, minuman olahraga, dan penghilang haus lainnya. Misalkan konsep minuman sarapan instan sepertinya merupakan konsep yang paling baik. Tugas berikutnya adalah menunjukan posisi produk bubuk ini dalam hubungannya dengan produk sarapan lain. Peta perceptual adalah cara visual untuk menampilkan persepsi dan preferensi konsumen. Peta tersebut memberikan gambaran kuantitatif tentang situasi pasar dan bagaimana konsumen melihat produk, layanan, dan merek yang berbeda beserta berbagai dimensi. Dengan meletakan preferensi konsumen di atas persepsi merek, pemasar dapat mengungkapkan “lubang” atau “bukaan” yang menunjukkan kebutuhan konsumen yang belum terpenuhi.



3.1.2 Pengujian Konsep Pengujian konsep berarti menampilkan konsep produk, secara simbolis atau fisik, untuk membidik konsumen dan melihat reaksinya. Semakin besar kemiripan konsep yang diuji dengan produk atau pengalaman akhir, semakin handal pengujian konsep tersebut. Pengujian konsep prototype tidak hanya dapat membantu dalam menghindari kesalahan yang mahal, tetapi juga terutama menantang dengan produk baru yang berbeda bagi dunia secara menyeluruh. Analisi Konjoin Kita mengukur preferensikonsumen untuk konsep produk alternative dengan analisis Konjoin (conjoint analysis), sebuah metode untuk menghasilkan nilai utilitas yang dilekatkan konsumen pada beragam tingkat atribut produk. Analisis conjoin menjadi salah satu pengembangan konsep dan alat pengujian paling populer. 3.1.3 Pengembangan Strategi Pemasaran Setelah uji konsep berhasil, manajer produk baru akan mengembangkan rencana strategi tiga bagian awal untuk memperkenalkan produk baru ke pasar : 1.      Menggambarkan ukuran pasar sasaran, struktur, dan perilaku ; positioning produk yang direncanakan, lalu penjualan, pangsa pasar, dan tujuan laba yang dicari dalam beberapa tahun pertama. 2.      Menggarisbawahi harga, strategi distribusi, dan anggaran pemasaran yang direncanakan selama tahun pertama 3.      Rencana strategi pemasaran menggambarkan tujuan penjualan dan laba jangka panjang serta strategi bauran pemasaran sepanjang waktu. 4. Mengelola Proses Pengembangan : Pengembangan sampai Komersialisasi 4.1 Pengembangan Produk Tugas menerjemahkan kebutuhan pelanggan sasaran ke dalam prototype yang berhasil dibantu oleh sejumlah metode yang dikenal sebagai penerapan fungsi kualitas (quality function deployment-QFD). Metodologi ini mengambil daftar atribut pelanggan (CA) yang diinginkan



dan dihasilkan oleh riset pasar, lalu mengubahnya menjadi daftar atribut engineering (EA) yang dapat digunakan insinyur. Uji Pelanggan. Ketika prototype siap, prototype tersebut harus melalui berbagai uji fungsional dan uji pelanggan sebelum memasuki pasar. Pengujian alfa adalah pengujian produk di dalam perusahaan untuk melihat bagaimana produk melakukan berbagai aplikasi. Setelah memperbaiki prototype lebih lanjut, perusahaan beralih ke pengujian beta dengan pelanggan. Pengujian Pasar. Setelah manajemen puas dengan kinerja fungsional dan psikologis, produk siap



dikemas dengan nama merek dan kemasan dan dimasukkan dalam uji pasar. Dalam



pengaturan autentik, pemasar dapat mempelajari seberapa besar pasar yang ada dan bagaimana konsumen dan penyalur bereaksi untuk menangani, menggunakan, dan membeli kembali produk. Uji Pasar Barang Konsumen. Uji produk konsumen berusaha memperkirakan empat variable : percobaan, pengulangan pertama, pemakaian, dan frekuensi pembelian. Berikut ini empat metode uji pasar barang konsumen yang utama, dari yang paling murah sampai yang paling mahal : 1.      Riset Gelombang Penjualan. Dalam riset ini, konsumen yang pada mulanya mencoba produk secara gratis ditawari kembali, atau produk pesaing, dengan harga yang sedikit lebih murah. Penawaran dapat dibuat sebanyak lima kali (gelombang penjualan), sementara perusahaan mencatat berapa banyak pelanggan yang memilih produk itu lagi dan tingkat kepuasan mereka yang dilaporkan. Pada riset gelombang penjualan juga dapat ditunjukkan satu atau lebih konsep iklan pada konsumen untuk mengukur dampak iklan tersebut terhadap pembelian berulang. 2.      Pemasaran Uji Tersimulasi. Pemasaran uji tersimulasi mengharuskan perusahaan menemukan 30 sampai 40 pembelanja bermutu dan menanyai mereka tentang hal-hal yang mereka ketahui dan preferensi merek dalam kategori produk tertentu. Konsumen ini menghadiri penyaringan singkat tentang iklan komersial atau iklan cetak terkenal dan baru. Konsumen menerima sejumlah kecil uang dan diundang ke toko dimana mereka bisa saja membeli barang apa pun. Perusahaan mencatat berapa banyak konsumen membeli merek baru dan merek pesaing. Hal ini memberikan ukuran efektivitas iklan dalam hubungannya terhadap iklan pesaing pada percobaan yang distimulasi.



3.      Pemasaran Uji Terkendali. Dalam pemasaran uji terkendali, perusahaan riset mengelola panel toko yang akan menjual produk untuk mendapatkan komisi. Perusahaan dengan paroduk baru menentukan jumlah toko dan lokasi geografis yang ingin diujinya. Perusahaan riset mengirimkan produk ke toko peserta dan mengendalikan posisi rak; jumlah tampak, tampilan, dan promosi titik penjualan; serta penetapan harga. Pemindai elektronik mengukur penjualan pada saat pemeriksaan keluar. Perusahaan juga mengevaluasi dampak iklan dan promosi local. Menguji Pasar. Cara terakhir untuk menguji produk konsumen baru adalah menempatkannya ke pasar uji secara penuh. Perusahaan memilih beberapa kota perwakilan, dan tenaga penjualan berusaha menjual ke pedagang untuk mengambil produk dan memberi penempatan rak yang baik. Perusahaan memasang iklan dan melakukan kampanye promosi penuh yang mirip dengan yang digunakan dalam pemasaran nasional. Pengujian Pasar Barang Bisnis. Barang bisnis juga dapat memanfaatkan pengujian pasar. Barang industry yang mahal dan teknologi baru biasanya akan menjalani pengujian alfa (di dalam perusahaan) dan pengujian beta (dengan pelanggan luar). Sepanjang pengujian beta, orang teknis perusahaan meneliti bagaimana pelanggan uji menggunakan produk, praktik yang sering menyingkap masalah keamanan dan layanan yang belum diantisipasi dan memberikan tanda kepada perusahaan untuk melakukan pelatihan pelanggan dan kebutuhan pelayanan. Perusahaan juga dapat meneliti seberapa besar nilai yang ditambahkan peralatan bagi operasi pelanggan sebagai petunjuk bagi penetapan harga selanjutnya. 4.2 Komersialisasi Kapan (Penentuan Waktu). Dalam mengkomersialisasikan produk baru, penentuan waktu memasuki pasar sangat penting. Perusahaan menghadapi tiga pilihan : 1.      Masuk pertama. Perusahaan pertama yang memasuki pasar biasanya menikmati “keuntungan penggerak pertama” dengan mengunci distributor dan pelanggan kunci serta mendapatkan kepemimpinan. Akan tetapi, jika produk masuk ke pasar sebelum benar-benar bebas masalah, strategi masuk pertama bisa menjadi boomerang. 2.      Masuk secara berbarengan/parallel. Perusahaan dapat menentukan waktu untuk memasuki pasar bersamaan dengan saat pesaing memasuki pasar. Pasar akan lebih memberikan perhatian ketika dua perusahaan mengiklankan produk baru.



3.      Masuk belakangan. Perusahaan mungkin menunda peluncurannya sampai setelah pesaing masuk. Pesaing harus mengeluarkan biaya mendidik pasar dan produknya dapat menunjukkan kesalahan yang dapat dihindari produk yang masuk belakangan. Produk yang masuk belakangan ini juga dapat mempelajari ukuran pasar. Dimana (Strategi Geografis). Perusahaan harus memutuskan apakah mereka akan meluncurkan produk baru dalam satu kawasan, sebuah wilayah, beberapa wilayah, pasar nasional, atau pasar internasional. Sebagian besar perusahaan akan mengembangkan peluncuran pasar terencana sepanjang waktu. Ukuran perusahaan merupakan factor penting disini. Perusahaan kecil akan memilih kota yang menarik dan melaksanakan kampanye kilat, memasuki kota lain satu per satu. Perusahaan besar akan memperkenalkan produk mereka ke seluruh wilayah, kemudian beralih ke wilayah berikutnya. Perusahaan dengan jaringan distribusi nasional, seperti perusahaan otomotif, akan meluncurkan model mereka ke pasar nasional. Kepada Siapa (Prospek Pasar Sasaran). Dalam pasar peluncuran, perusahaan harus menentukan sasaran distribusi dan pro,osi awalnya kepada kelompok calon pelanggan terbaik. Perusahaan harus menentukan profil calon pelanggan ini, dan idealnya mereka harus berupa pengadopsi awal, pengguna berat, dan pemimpin opini yang dapat dijangkau dengan biaya rendah. Bagaimana (Strategi Pengenalan Ke Pasar). Perusahaan harus mengembangkan rencana tindakan unutk memperkenalkan produk baru ke pasar peluncuran. Karena peluncuran produk baru sering membutuhkan waktu yang lebih lama dan uang yang lebih banyak daripada yang diperkirakan, banyak penawaran yang berpotensi mengalami kekurangan dana. Penting untuk mengalokasikan waktu dan sumber daya yang cukup tetapi juga tidak berlebihan ketika produk baru mendapatkan pijakan di pasar.



5.Proses Adopsi Konsumen Adopsi (adoption) adalah keputusan seseorang untuk menjadi pengguna tetap sebuah produk. Proses adopsi konsumen diikuti oleh proses loyalitas konsumen, yang menjadi perhatian produsen mapan.



Pengadopsi produk baru bergerak melalui lima tahap : 1.      Kesadaran. Konsumen menyadari inovasi, tetapi kekurangan informasi tentang inovasi tersebut 2.      Minat. Konsumen terdorong untuk mencari informasi tentang inovasi. 3.      Evaluasi. Konsumen mempertimbangkan apakah mereka akan mencoba inovasi baru. 4.      Percobaan. Konsumen mencoba inovasi unutk meningkatkan perkiraan nilainya. 5.      Adopsi. Konsumen memutuskan untuk menggunakan inovasi secara penuh dan teratur.



5.1  Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Proses Adopsi Lima kelompok pengadopsi mempunyai orientasi nilai dan motif yang berbeda untuk mengadopsi atau menolak produk baru. ·         Inovator adalah peminat teknologi; mereka senang mencoba hal baru dan suka mengutak-atik produk baru serta menguasai penggunaannya. Untuk mendapatkan harga murah, mereka bersedia melaksanakan pengujian alfa dan beta serta melaporkan kelemahan awal. ·         Pengadopsi awal adalah pemimpin opini yang mencari teknologi baru secara cermat dan mungkin memberikan mereka keunggulan kompetitif yang dramatis. Mereka tidak sensitive terhadap harga dan bersedia mengadopsi produk jika diberi solusi uang dipersonalisasikan dan dukungan layanan yang baik. ·         Mayoritas awal adalah orang pragmatis yang menerapkan teknologi baru ketika manfaatnya terbukti dan banyak adopsi yang sudah terjadi. Mereka membentuk pasar utama. ·         Mayoritas akhir adalah konservatif skeptic yang suka menghindari resiko, tidak mengikuti perkembangan teknologi, dan sensitive harga. ·         Orang yang lambat adalah orang yang dibatasi tradisi dan menolak inovasi sampai mereka menemukan bahwa status quo tidak lagi dapat dipertahankan. Pengaruh Pribadi. Adalah pengaruh yang dimiliki seseorang terhadap sikap atau probabilitas pembelian orang lain. Arti pentingnya lebih besar dalam beberapa situasi dan untuk beberapa orang dibandingkan orang lainnya, serta lebih penting dalam tahap evaluasi dibandingkan tahap lain. Pengaruh pribadi lebih berpengaruh pada pengadopsi akhir daripada pengadopsi awal dan lebih penting dalam situasi yang berisiko.



Perilaku Produk a.      Interaksi dengan produk Konsumen dapat berinteraksi dengan produk dan merasakan pengalaman dengannya dengan berbagai cara. Barangkali konsumen menerima sampel gratis lewat pos atau diletakkan pada pintu rumahnya atau diberi sampel toko, meminjam produk dari teman dab menggunakannya , menerima produk sebagi hadiah, atau hany asekedar melihat orang lain menggunakan produk dan mengalaminya sebagai teladan. b.      Kesetiaan kepada Merek/Pencarian Selingan Kesetiaan kepada merek merupakan komitmen intrinsik untuk berulang kali membeli merek tertentu saja. Kesetiaan kepada merek berbeda dengan mengulang perilaku pembelian sebab perilaku yang disebut terakhir ini hanya berfokus kepada ktindakan perilaku yang tidak lada hubungannya dengan sebab-sebab respon kebiasaan. Pencarian selingan merupakan komitmen kognitif untuk membeli merek yang berbeda-beda dikarenakan faktor seperti stimulasi yang terlibat dalam menjajal merek yang berbeda, rasa ingin tahu, kebaruan, atau mengatasi kebosanan terhadap barang lama yang itu-itu saja. Pencarian selingan merupakan antitesis kestiaan kepada merek, karena perilaku pembelian konsumen berbeda dan komitmen kognitif terhadap pembelian bertolak belakang dengan komitmen pembelian terhadap pembelian kesetiaan kepada merek. Pencarian selingan juga dibedakan dari perilaku bermacam-macam yang merupakan turunan(derived varied behaviour) karena perilaku ini tidak melibatkan perilaku yang termotivasi secara intrinisik. Perilaku bermacam-macam yang merupakan turunan di akibatakan oleh stimulus eksternal di lingkungan, sebagai contoh sebuah toko kehabisan stok merek tertentu atau ada penawaran menarik untuk merek lain. Lingkungan Produk a.      Atribut Produk



Produk atau atribut produk adalah stimulus utama yang mempengaruhi efeksi, kognisi, dan perilaku ,konsumen. Konsumen mengevaluasi atribut-atribut tersebut dalam hubungannyadengan nilai, kepercayaan, dan pengalamannya sendiri diwaktu lampau. Pemasaran dan informasi lain juga mempengaruhi pembelian dan penggunaan produk akan memuaskan atau tidak. b.      Pengemasan Pengemasan merupakan unsur lingkungan produk yang menghabiskan miliaran dolar belanja pemasar setiap tahunnya. Ada empat tujuan pengemasan yang dipertimbangkan. Pertama, pengemasan harus melindungi produk saat berpindah melalui saluran ke konsumen. Kedua, pengemasan harus ekonomis dan tidak menambah biaya yang tidak semestinya terhadap produk. Ketiga, pengemasan harus memungkinkan produk mudah disimpan dan digunakan oleh konsumen. Keempat, pengemasan dapat dimanfaatkan secara efektif untuk mempromosikan produk kepada konsumen. Ukuran kemasan tidak hanya mempengaruhi pilihan konsumen, tetapi juga kekerapan penggunaan sebuah produk dalam kesempatan tertentu. Pada umumnya, konsumen percaya semakin besar ukuran kemasan semakin rendah biaya satuan, sehingga konsumen rela menggunakan isinya dengan lebih leluasa daripada kemasan yang lebih kecil. Selain bentuk kemasan, warna juga dianggap mempunyai dampak pentingterhadap afeksi, kognisi,dan perilaku konsumen. Dampak ini bukan sekedar menarik perhatian konsumen menggunakan warna-warna mencolok. Sebaliknya dikatakan bahwa warna mkemasan berkonotasi dengan makna bagi konsumen dan dapat dimanfaatkan secara strategis. Identifikasi merek dan juga label pada kemasan memberikan stimulus tambahan untuk dipertimabangkan oleh konsumen. Dalam banyak hal identifikasi merek menyederhanakan pembelian bagi konsumen dan memungkinkan terjadinya proses pengembangan kesetiaan. Informasi label meliputi petunjuk penggunaan, kandungan isi, daftar bahan atau bahan baku, peringatan penggunaan dan perawatan produk. Untuk sebagian produk informasi ini dapat mempengaruhi pembelian.



B.     Penetapan Strategi Produk Karakteristik dan Klasifikasi Produk Tingkat Produk : Hierarki Nilai Pelanggan



Dalam merencanakan penawaran pasarnya, pemasar harus melihat lima tingkat produk, setiap tingkat menambah nilai pelanggan yang lebih besar, dan kelimanya merupakan bagian dari hierarki nilai pelanggan (customer-value hierarchy) Gambar 1. Tingkat produk a.       Manfaat inti (core benefit): layanan atau manfaat yang benar-benar dibeli pelanggan. Tamu hotel membeli “istirahat dan tidur”. Pembeli alat bor membeli “lubang”. Pemasar harus melihat diri mereka sendiri sebagai penyedia manfaat. b.      Setelah manfaat inti, pemasar harus mengubah manfaat inti menjadi produk dasar (basic product). Maka kamar hotel meliputi tempat tidur, kamar mandi, handuk, meja, lemari pakaian, dan toilet. c.       Tingkat ketiga, pemasar mempersiapkan produk yang diharapkan (expected product), sekelompok atribut dan kondisi yang biasanya diharapkan pembeli ketika mereka membeli produk ini. Tamu hotel mengharapkan tempat tidur yang bersih, handuk baru, lampu yang dapat dinyalakan, dan suasana yang relatif tenang. d.      Tingkat keempat, pemasar menyiapkan produk tambahan (augmented product) yang melebihi harapan pelanggan. Di negara-negara maju, positioning merek dan persaingan terjadi pada tingkat ini. Tetapi, di pasar negara berkembang atau pasar yang berkembang seperti India dan Brazil, sebagian besar persaingan terjadi di tingkat produk yang diharapkan. e.       Tingkat kelima adalah produk potensial (potential product), yang mencakup semua kemungkinan tambahan dan transfomasi yang mungkin dialami sebuah produk atau penawaran di masa depan. Ini adalah tempat di mana perusahaan mencari cara baru untuk memuaskan pelanggan dan membedakan penawaran mereka. Klasifikasi Produk Dulu pemasar mengklasifikasikan produk berdasarkan ketahanan/durabilitas, keberwujudan, dan kegunaan (konsumen atau industri). Setiap jenis produk mempunyai strategi bauran pemasaran yang sesuai. a.       Ketahanan (durability) dan keberwujudan (tangibility) Pemasar



menggolongkan



produk



menjadi



tiga



kelompok



menurut



ketahanan



dan



keberwujudannya: 1.      Barang-barang yang tidak tahan lama (nondurable goods) adalah barang-barang berwujud yang biasanya dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali penggunaan, seperti bir dan sabun. Karena



barang-barang ini sering dibeli, strategi yang tepat adalah membuat barang-barang tersebut tersedia di banyak lokasi, hanya mengenakan markup yang kecil, dan beriklan secara besarbesaran untuk mendorong percobaan dan membangun preferensi. 2.      Barang tahan lama (durable goods) adalah barang-barang berwujud yang baisanya dapat digunakan untuk waktu lama; kulkas, alat-alat mesin, dan pakaian. Produk-produk tahan lama biasanya memerlukan penjualan personal dan jasa, menuntut margin yang lebih tinggi, dan memerlukan garansi penjual yang banyak. 3.      Jasa (services) adalah produk yang tak berwujud, tak terpisahkan, bervariasi, dan dapat musnah. Akibatnya, jasa biasanya memerlukan kendali kualitas, kredibilitas pemasok, dan kemampuan adaptasi yang lebih besar. Contohnya meliputi salon potong rambut,



nasihat hukum, dan



perbaikan peralatan. b.      Klasifikasi barang konsumen 1.      Barang sehari-hari (convenience goods) biasanya dibeli dengan segera, dan dengan usaha minimum. Contohnya meliputi minuman ringan, sabun, dan surat kabar. Barang sehari-sehari meliputi : a)      Barang kebutuhan pokok/staples adalah barang yang dibeli konsumen secara teratur. b)      Barang impuls adalah barang yang dibeli tanpa usaha perencanaan atau pencairan. c)      Barang darurat adalah barang yang dibeli ketika ada kebutuhan mendesak. 2.      Barang belanja (shopping goods) adalah barang yang secara karakteristik dibandingkan oleh konsumen berdasarkan kecocokan, kualitas , harga, dan gaya. Barang belanja meliputi : a)      Barang belanja homogen mempunyai kualitas yang serupa tetapi harganya cukup berbeda sehingga memberikan alasan kuat bagi perbandingan belanja. b)      Barang belanja heterogen mempunyai fitur produk dan jasa yang berbeda yang mungkin lebih penting daripada harga. Penjual barang belanja heterogen menjual pilihan barang yang luas untuk memuaskan selera perorangan dan harus mempunyai wiraniaga yang terlatih dengan baik untuk memberitahu dan memberi nasihat kepada pelanggan. 3.      Barang khusus (specialty goods) mempunyai karakteristik atau identifkasi merek yang unik di mana ada cukup banyak pembeli yang bersedia melakukan usaha pembelian khusus. 4.      Barang yang tidak dicari (unsought goods) adalah barang yang tidak dikenal konsumen atau biasanya tidak terpikirkan untuk dibeli. Barang ini tidak memerlukan adanya kegiatan promosi atau iklan.



Klasifikasi Barang Industri a.       Bahan dan suku cadang (materials and parts) adalah barang yang seluruhnya menjadi bagian dari produk produsen. Bahan dan suku cadang meliputi bahan mentah serta bahan dan suku cadang manufaktur. b.      Barang modal (capital items) adalah barang tahan lama yang memfasilitasi pengembangan atau pengelolaan barang jadi. Barang modal mencakup instalansi (terdiri dari bangunan) dan perlatan. c.       Layanan bisnis dan pasokan (supplies and bussines services) adalah barang dan jasa jangka pendek yang memfasilitasi pengembangan atau pengelolaan produk jadi. Ada dua macam pasokan yaitu barang pemeliharaan dan perbaikan (cat, sapu, paku, dll) dan pasokan operasi (pelumas, batu bara, kertas tulis, pensil, dll).



C.     Diferensiasi Produk Diferensiasi produk a.       Bentuk, banyak produk dapat diferesiasikan berdasarkan bentuk seperti ukuran, bentuk, atau struktur fisik produk. b.      Fitur, sebagian besar produk dapat ditawarkan dengan memvariasikan fitur (feature) yang melengkapi fungsi dasar mereka. Perusahaan dapat mengindentifikasi dan memilih fitur baru yang tepat dengan mensurvei pembeli terbaru dan kemudian menghitung perbandingan nilai pelanggan dan biaya perusahaan untuk setiap fitur potensial. c.       Penyesuaian, pemasar dapat mendiferensiasikan produk dengan menyesuaikan produk tersebut dengan keinginan perorangan. d.      Kualitas kerja, sebagian besar produk ditetapkan pada satu dari empat tingkat kinerja: rendah, rata-rata, tinggi, atau unggul. Kualitas kerja (perfomance quality) adalah tingkat di mana karakteristik utama produk beroperasi. Perusahaan harus mengelola kualitas kinerja sepanjang waktu dengan terus memperbaiki produk, sehingga perusahaan dapat menghasilkan tingkat pengembalian dan pangsa pasar yang tinggi, kegagalan melakukannya akan memberikan konsekuensi negatif. e.       Kualitas kesesuaian, pembeli mengharapkan produk memiliki kualitas kesesuaian yang tinggi, yaitu tingkat dimana semua unit yang diproduksi identik dan memenuhi spesifikasi yang dijanjikan.



f.       Ketahanan (durability), pembeli biasanya akan membayar lebih untuk produk yang tahan lama, tetapi walaupun penjual menawarkan produk yang berkualitas tinggi namun tetap dalam harga yang tidak berlebihan. g.      Keandalan, adalah ukuran probabilitas bahwa produk tidak akan mengalami malfungsi atau gagal dalam periode waktu tertentu. Dengan kata lain pembeli biasanya akan membayar lebih untuk produk yang lebih dapat diandalkan. h.      Kemudahan perbaikan (repairability), adalah ukuran kemudahan perbaikan produk ketika produk itu tidak berfungsi atau gagal. Kemudahan perbaikan yang ideal terjadi ideal terjadi jika pengguna dapat memperbaiki sendiri produk tersebut dengan sedikit biaya dan waktu. i.        Gaya (style), gaya menggambarkan penampilan dan rasa produk kepada pembeli biasanya gaya produk dibuat untuk menciptakan perbedaan dengan pesaing yang sulit untuk ditiru. j.        Desain merupakan totalitas fitur yang mempengaruhi tampilan, rasa, dan fungsi produk berdasarkan kebutuhan pelanggan. Desain memberikan keunggulan kompetitif kepada perusahaan selain harga dan teknologi.



Diferensiasi jasa a.       Kemudahan pemesanan mengacu pada seberapa mudah pelanggan melakukan pesanan kepada perusahaan. b.      Pengiriman (delivery) mengacu pada seberapa baik produk atau jasa dibawa atau dikirim ke pelanggan. Pengiriman meliputi kecepatan, akurasi, dan perawatan sepanjang proses. c.       Instalasi mengacu pada pekerjaan yang dilakukan untuk membuat produk beroperasi di lokasi yang direncanakan. d.      Pelatihan pelanggan mengacu pada pelatihan karyawan untuk memberikan pengetahuan kepada konsumen untuk menggunakan peralatan pemasok dengan benar dan efisien. e.       Konsultasi pelanggan mengacu pada data, sistem informasi, dan layanan nasihat yang ditawarkan penjual kepada pembeli. f.       Pemeliharaan dan perbaikan menggambarkan program layanan untuk membantu pelanggan untuk mempertahankan produk yang dibeli dalam kondisi baik. g.      Pengembalian, salah satu strategi pengembalian dasar yang dapat diterapkan perusahaan adalah berusaha menghilangkan akar penyebab pengembalian yang dapat dikendalikan sementara pada



saat yang sama mengembangkan proses penanganan untuk pengembalian produk yang tidak dapat dikendalikan. D.    Hubungan Produk dan Merek Setiap produk dapat dihubungkan dengan produk lain untuk memastikan bahwa perusahaan menawarkan dan memasarkan kumpulan produk yang optimal.



Hirarki Produk Hirarki produk membentang dari kebutuhan dasar sampai barang tertentu yang memuaskan kebutuhan tersebut. Kita dapat mengindentifikasi 6 tingkat hirarki produk : 1.      Keluarga kebutuhan (need family), kebutuhan inti yang mendasari keberadaan keluarga produk, contohnya keamanan. 2.      Keluarga produk (product femeily), semua kelas produk yang dapat memuaskan kebutuhan inti dengan efektifitas yang masuk akal, contohnya : tabungan dan pengahasilan. 3.      Kelas Produk (product clas), keluarga produk yang di dalam keluarga produk yang dikenal memiliki fungsional tertentu yang koheren. Dikenal juga sebagai kategori produk, misalnya instrument keuangan. 4.      Lini Produk (product line), kelompok produk di dalam kelas produk yang berhubungan erat karena mempunyai fungsi yang serupa, dijual kepada kelompok pelanggan yang sama, dipasarkan melalui gerai atau saluran yang sama, atau masuk dalam kisaran harga tertentu, contohnya : asuransi jiwa. 5.      Jenis produk (product type), sekelompak barang di dalam lini produk yang berbagi satu dari beberapa kemungkinan bentuk produk, contohnya asuransi jiwa berjangka. 6.      Barang (item), disebut juda unit penyimpanan stok. Uni yang berada dalam lini produk atau merek yang dibedakan berdasarkan ukuran, harga, tampilan, atau beberapa atribut lain, contohnya : asuransi jiwa berjangka yang dapat diperbaharui.



E.     Pengemasan, Pelebelan, Jaminan, dan Garansi Sebagian besar produk fisik harus dikemas dan diberi lebel. Banyak pemasar menyebut pengemasan (packaging) sebagai P ke-lima, beserta harga (price), produk (product), tempat (place), dan promosi (promotion). Meskipun demikian, sebagian besar pemasar memerlukan pengemasan dan pelebelan sebagai elemen strategi produk. Jaminan dan garansi juga dapat menjadi bagian penting strategi produk, yang sering tampil dalam kemasan. 1.      Pengemasan Pengemasan (packaging) disifinisikan sebagai semua kegiatan menrancang dan memproduksi wadak untuk sebuah produk. Kemasan dapat mencapai sampai tiga tingkat bahan. Misanya sebuah produk dikemas dalam botol (kemasan primer), botol diletakkan dalam kotak kerdus (kemasan sekunder), di dalam kardus yang bergelombang (kemasan pengiriman) yang berisi enam lusin. Kemasan yang dirancang dengan baik dapat membangun ekuitas merek dan mendorong penjualan. Kemasan adalah bagian pertama yang dihadapi oleh pembeli dan mampu menarik atau menyingkirkan pembeli. Kemasan juga mempengaruhi pengalaman produk konsumen dikemudian hari. Beberapa factor mempeunyai kontribusi terhadap semakin banyaknya penggunaan kemasan sebagai alat pemasaran. Dari perspektif perusahaan dan konsumen, kemasan harus mencapai sejumlah tujuan : 1). Menindentifikasi merek. 2). Mengekspresikan informs deskriftif dan persuasive. 3). Memfasilitasi transportasi dan perlindungan produk. 4). Membantu penyimpanan di rumah. 5). Membantu konsumsi produk. 2.      Pelebelan Lebel bisa berupa gantungan sederhana yang ditempelkan pada produk, atau gambar yang dirancang secara rumit dan menjadi bagian dari kemasan. Lebel bisa membawa merek saja, atau sejumlah besar informasi. Bahkan jika penjual memilih lebel sederhana, hokum mungkin mensyaratkan lebih banyak. Lebih melaksanakan beberapa fungsi :



a.       Lebel mengindentifikasi produk atau merek, misalnya nama suncist yang dilekatkan pada jeruk, dll. b.      Lebel dapat mempromosikan produk melalui grafis yang menarik. Teknologi baru memungkinkan lebel dibungkus-susutkan 360 derajat untuk membungkus wadah dengan grafis yang terang dan mengakomodasi informasi produk yang lebih banyak pada konsumen, mengganti lebel kertas yang dilekatkan pada kaleng dan botol. 3.      Jaminan dan Garansi Semua penjual bertanggung jawab secara hokum untuk memenuhi harapan normal atau rasional pembeli. Jaminan (warrenties) adalah pernyataan resmi kinerja produk yang diharapkan oleh produsen. Produk dengan jaminan dapat dikembalikan kepada produsen atau dibawa ke pusat perbaikan untuk diperbaiki, diganti, atau dikembalikan uangnya. Baik tertulis maupun tersirat, jaminan tunduk pada hukum.



Ciri Khas Produk Dalam menganalisis hubungan konsumen-produk, penting pula dipertimbangkan ciri-ciri khas produk. Sejumlah ciri khas tersebut diketahui mempengaruhi keberhasilan produk dan merek baru. Tidak ada garis batas yang jelas, tetapi beberapa dimensi memang lebih terlibat langsung dengan fasilitasi uji coba, sedangkan dimensi-dimensi lain memfasilitasi uji coba sekaligus mendorong kesetiaan kepada merek. Masing masing ciri khas tersebut akan dibahas lagi nanti. a.       Kecocokan. Kecocokan merujuk kepada sejauh mana sebuah produk sesuai dengan afeksi, kognisi, dan perilaku konsumen saat ini. Hal-hal yang lain boleh sama, sebuah produk yang tidak membutuhkan perubahan penting dalam nilai dan kepercayaan konsumen atau perilaku pembelian dan penggunaanya, kemungkinan besar akan dijajal oleh konsumen. Contohnya, permen karet kunyah Chewels-permen karet dengan bagian tengah yang cair-membutuhkan sedikit perubahan di pihak konsumen untuk menjajal produk tersebut. b.      Keterujian (Trialability). Keterujian merujuk kepada sejauh mana sebuah produk dapat diuji coba secara terbatas atau dipecah menjadi beberapa kuantitas kecil untuk uji coba yang tidak mahal. Hal-hal yang lain boleh sama, sebuah produk yang memfasilitasi uji coba tanpa harus membeli atau uji coba dengan pembelian terbatas lebih besar kemungkinananya akan



memengaruhi konsumen untuk mencoba produk tersebut. Uji menyetir sebuah mobil (test-drive), mencoba mengenakan sebuah sweter, mencicipi potongan piza beku baru dalam ukuran sekali gigit, menyetujui uji coba paket peranti lunak baru, atau membeli sebotol sampo baru ukuran sampelmerupakan cara konsumen dapat menjajal produk secara terbatas dan mengurangi risiko. c.       Keteramatan (Observability). Keteramatanadalah sejauh mana produk atau pengaruhnya dapat dirasakan oleh pancaindra konsumen. Produk baru yang dikenal oleh semua orang dan sering dibicarakan lebih besar kemungkinannya untuk cepat dipakai. Contohnya, banyak gaya pakaian yang menjadi populer setelah konsumen menonton film dan mencatat para bintang yang mengenakanya. Antena berbentuk panci itu sangat mencolok mata, dan penampilanya yang kemungkinan besar memengaruhi pembelianya. d.      Kecepatan . kecepatan merujuk kepada seberapa cepatkah konsumen merasakan



manfaat



produknya. Karena banyak konsumen berorientasi kepada kepuasan langsung dari pada tertunda, produk yang mampu memberikan manfaat lebih cepat daripada nanti memiliki probabilitas lebih besar untuk setidak-tidaknya dicoba oleh konsumen. e.       Kesederhaan. Kesederhanaan merujuk pada sejauh mana kemufadahan produk untuk dimengerti dan digunakan oleh konsumen . hal-hal yang tidak boleh sama, sebuah produk yang tidak membutuhkan perakitan rumit dan pelatihan konsumen yang ekstensif lebih besar peluangnya untuk dicoba. f.       Keuntungan Kompetif.Keuntungan kompetif adalah sejauh mana sebuah barang memiliki keuntungan kompetitif berkelanjutan melebihi kelas-kelas produk, bentuk-bentuk produk, dan merek-merek lainnya. Tidak disangsikan bahwa keuntungan relatif merupakan ciri khas produk yang paling penting, bukan hanya untuk mendapatkan uji coba melainkan juga untuk mendorong pembelian berlanjut dan mengembangkan kesetiaan kepada merek. g.      Simbolisme Produk. Simbolisme produk merujuk kepada arti produk atau merek bagi konsumen, pengalaman konsumen ketika membeli dan menggunakannya. Periset konsumen menyadari ada produk tertentu yang memiliki ciri simbolis, bahwa konsumsi produk bersimbolis itu lebih tergantung pada makna sosial dan psikologis daripada utilitas fungsionalnya F.      Daur Hidup Produk (product life cycle) 1.      Tahap Perkenalan Pada masa ini produk tersebut baru diperkenalkan oleh pengusaha kepada masyarakat. Pada masa/tahap perkenalan ini tentu saja akan berlangsung lama karena memang sukar untuk



memperkenalkan suatu produk kepada konsumen sehingga masyarakat akan menjadi kenal dengan produk tersebut. Seringkali produk tersebut diperkenalkan kepada masyarakat akan tetapi tidak banyak anggota masyarakat yang mengetahui akan kehadiran produk tersebut sehingga yang mengenalnya hanya sebagian kecil masyarakat. 2.      Tahap Pertumbuhan Setelah banyak anggota masyarakat yang mengenal akan produk itu maka diharapkan masyarakat tersebut akan menjadi menyenangi produk tersebut dan apabila hal ini terjadi maka produk produk tersebut akan berada pada tahap pertumbuhan. Tahap ini ditandai dengan adanya jumlah penjualan yang meningkat terhadap produk tersebut, itulah sebabnya lalu disebut sebagai tahap perkembangan atau tahap pertumbuhan. Pada tahap ini ditandai atau mempunyai cirri-ciri sebagai berikut: a.       Para pemakai awal mengadakan pembelian ulang dan diikuti oleh pembeli-pembeli potensial b.      Tingkat laba tinggi, sehingga menarik pesaing masuk dalam bisnis. Pesaing biasanya membuat produk dengan cirri khas. c.       Harga tetap atau naik sedikit, karena naiknya permintaan dengan pesat d.      Biaya promosi tetap atau sedikit naik untuk melawan pesaing atau mendidik pasar e.       Penjualan meningkat secara tajam, sehingga jumlah laba besar f.       Biaya produksi per unit turun berkat pengaruh kurva pengalaman Pada dasarnya suatu perusahaan ingin mencapai pertumbuhan pasar secepat mungkin. Untuk tujuan itu ada beberapa strategi yang dapat digunakan yaitu: a.       Penyempurnaan mutu, model dan cirri khas produk baru b.      Memasuki segmen pasar dan saluran distribusi yang baru c.       Perusahaan mengalihkan pesan iklannya dari sekedar kesadaran konsumen menjadi keyakinan dan pembelian produk oleh konsumen d.      Menurunkan harga, untuk menarik pembeli yang peka terhadap perubahan harga. 3.      Tahap Kedewasaan Tahap ini menunjukkan adanya kejenuhan dimana masyarakat atau konsumen sudah jenuh sehingga akan menjadi sukar untuk meningkatkan penjualan produk tersebut. Oleh karena itu maka pada tahap ini grafik penjualan pada siklus kehidupan produk itu tidak sepesat seperti tahap sebelumnya. Pada tahap ini bagi perusahaan yang lemah akan meninggalkan pasar. Sedangkan untuk perusahaan yang kuat atau raksasa tetap dapat bertahan, selanjutnya manager



produk harus sudah mulai mengadakan persiapan untuk mempertimbangkan strategi-strategi yang baru dalam hal ini sebagai berikut: a.       Modifikasi Produk Dalam hal ini manager produk harus mempertimbangkan kembali tentang mutu produk, cirri khas produk, gaya atau corak produk. Modifikasi produk ini dilakukan agar memakai penarik baru dan penggunaan yang lebih besar. Penyempurnaan mutu produk bisa dalam hal daya tahannya, keandalannya, kecepatannya, ataupun rasanya. b.      Modifikasi Pasar Dalam hal ini manager harus mencari pemakai baru, menambah segmen pasar, meningkatkan pemakai yang sudah ada dan menentukan kembali posisi produknya. c.       Modifikasi Marketing Mix Misalnya menurunkan harga dengan harapan menarik konsumen baru dan pelanggan dari pesaing. Atau meningkatkan periklanan dan promosi penjualan yang lebih menarik dengan jalan memberikan undian atau sayembara. Selain itu juga dapat menyempurnakan pelayanan yang lebih disempurnakan. 4.      Tahap Penurunan Dalam tahap ini masyarakat sudah tidak lagi menyenangi produk tersebut sehingga penjualan akan segera merosot tajam. Hal ini akan terjadi apabila pengusaha tidak mampu lagi untuk mempertahankan produknya pada tahap kedewasaan.  Beberapa factor yang menyebabkan penurunan penjualan pada tahap ini yaitu: a.       Faktor kemajuan teknologi b.      Factor perubahan selera konsumen c.       Factor ketatnya persaingan dalam negeri atau luar negeri. Menurunnya penjualan berarti juga menurunnya laba, sehingga banyak perusahaan akan keluar dari pasar pada tahap ini. Sedangkan bagi perusahaan yang tetap bertahan akan mengurangi produksinya. Pada tahap ini juga ditandai dengan mengurangi anggaran promosi, menurunkan laba. G.    Tahapan strategi produk 1.      Strategi Penetapan Harga



Strategi penetapan harga ditentukan oleh keputusan manajemen tentang bauran produk, kualitas produk, dan merek produk. Strategi distribusi juga mempengaruhi pilihan mengenai bagaimana harga akan berhasil di dalam kombinasi strategi periklanan dengan armada penjualan. Strategi penetapan harga mempengaruhi keputusan elemen bauran pemasaran lainnya. Karena, harga itu sendiri merupakan salah satu elemen bauran pemasaran. Dalam prosesnya strategi penentapan harga berlangsung penentuan tujuan, analisis situasi, pemilihan strategi, penentuan harga khusus dan kebijakan. Banyak bisnis menggunakan strategi penetapan harga untuk mencapai satu atau lebih tujuan. Hal tersebut, ialah untuk mendapatkan posisi pasar, mencapai kinerja keuangan, penentuan posisi produk, dan mempengaruhi persaingan. Selain demikian dua kecenderungan pun hadir dalam penggunaan harga sebagai variabel strategis. Pertama, bisnis merancang harga secara fleksibel untuk mengatasi perubahan dan ketidakpastian. Kedua, harga seringkali digunakan sebagai elemen strategis bisnis dan pemasaran secara aktif. Analisis terhadap situasi penetapan harga dilakukan untuk mengembangkan strategi terhadap kurva lini produk atau memilih strategi penetapan harga terhadap suatu produk maupun merekbaru.



2.      Penetapan Merek Kepemilikan citra yang kuat memberikan beberapa keuntungan bagi suatu bisnis. Citra merek mampu membedakan produk kita dengan produk pesaing. Keunggulan bersaing pun tercipta dan merek yang dikenal konsumen mendorong terjadinya pembelian ulang.Strategi pemberian merek dapat dilakukan dalam upaya mendukung pembentukan citra merek yaitu dengan cara mengadakan perjanjian penempatan merek pada produk-produk yang dibuat. Strategi merek bisnis menjadi alternatif yang dilaksanakan dengan cara membangun identitas merek menggunakan nama bisnis sebagai identifikasi seluruh produk yang ditawarkan. 3.      Strategi Distribusi Customers service melayani aktifitas-aktifitas permohonan spesifikasi produk, permohonan rincian, pemrosesan pembelian, penyelidikan status pesanan, dan layanan garansi.Pengelolaan customers service penting dipandang sebagai bagian strategi pemasaran. Berkaitan dengan hal



itu, perlu dijelaskan proses internal yang mempengaruhi layanan konsumen, menetapkan tujuannya, mengembangkan dan mengelola penyediaan dan memberikan tanggung jawab untuk melaksanakannya. Customers service dapat meningkatkan nilai perusahaan. 4.      Manajemen Waktu Manajemen waktu adalah perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan produktivitas waktu. Manajemen waktu bertujuan kepada produktifitas yang berarti rasio output dengan input.



BAB IV STUDI KASUS A.    Pemaparan Kasus Bungkus Bergambar Seram Tak Matikan Industri Rokok Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat (Menko Kesra) Agung Laksono meyakini aturan untuk mencantumkan peringatan bahaya merokok bagi kesehatan dengan gambar yang menyeramkan pada bungkus rokok tidak akan sampai mematikan industri rokok. Dia menegaskan, tidak ada larangan memproduksi rokok. Yang ada hanya kewajiban mencantumkan ketentuan mengenai peringatan bahaya merokok. “Ini kan tidak ada larangan produksi. Hanya gambar. Toleransinya sudah cukup lama, PP tahun 2012, Undang-undangnya 2009. Jadi harus kita laksanakan,” tegas Agung dikutip dari laman Sekretariat Kabinet, Jumat (27/6/2014). Terkait dengan pelaksanaan ketentuan tersebut, Menko Kesra melalui Surat Edaran Nomor B.124/MENKO/KESRA/VI/2014, tertanggal 18 Juni 2014, telah meminta kepada para Menteri Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) II dan Kepala lembaga terkait untuk dapat membantu pengawasan pelaksanaan Peraturan Pemerintah RI Nomor 109 Tahun 2012 tentang Pengamanan Bahan Yang Mengandung Zat Adiktif Berupa Produk Tembakau bagi kesehatan, khususnya ketentuan mengenai Pencantuman Peringatan Kesehatan pada Kemasan Produk Tembakatu yang tetah ditetapkan Peratran Menteri Kesehatan Nomor 28 Tahun 2013. Dalam surat edaran itu, Menko Kesra mengatakan, pengawasan terhadap ketentuan mengenai peringatan bahaya merokok itu dilaksakan sesuai dengan tugas, fungsi dan kewenangan masing masing Menteri dan Kepala Lembaga. Surat edaran itu ditujukan kepada  Menko Perekonomian, Mensesneg, Mendagri, Menhum dan



HAM, Menkeu, Menindustrian, Menteri Perdagangan, Mentan, Menakertrans, Mendikbud, Mensos, Menag, Menkominfo, Menneg PP & PA, Menpora dan Kepala Badan POM. Tak hanya itu, Agung juga memperingatkan perusahaan rokok agar dalam waktu satu dua bulan ini segera menarik produk-produk mereka yang belum disertai peringatan 'Merokok Membahayakan Kesehatan' dengan gambar yang menyeramkan. “Ini sesuai ketentuan Undang-Undang 36 tahun 2009 dan Peraturan Pemerintah Nomor 109 tahun 2012 pemerintah sudah cukup memberi waktu pada perusahaan rokok untuk mengikuti aturan tersebut,” kata Agung. (Ndw)



B.     Analisis Kasus Kemasan bergambar seram tak matikan industri rokok Di Indonesia banyak sekali perusahaan rokok yang berkembang dengan pesat karena rokok adalah produk yang memiliki konsumen yang besar di indonesia meskipun pemerintah telah melakukan iklan bahayanya rokok kepada masyarakat indonesia, tetapi tetap tidak mengurangi konsumsi rokok oleh masyarakat. Selain itu pemerintah tidak mampu menutup perusahaan rokok karena memliki berbagai pertimbangan seperti pemasukan dan sumbangan cukai pada negara sangat besar. Pemerintah hanya memberikan kewajiban kepada perusahaaan rokok untuk mencantumkan bahaya rokok dan gambar seram pada kemasan rokok yang tercantum pada PP tahun 2012, Undang-undangnya 2009 dari pihak perusahaan rokok juga memberi peraturan kepada masyarakat dengan ketentuan yang hanya boleh mengonsumsi rokok dan memberikan dampak dampak yang akan timbul dari konsumsi rokok seperti kangker serangan jantung dll dari hal tersebut perusahaan telah melakukan kemasan sesuai peraturan yang ada meskipun memiliki kemasan yang seram tapi tetap tidak mengurangi konsumsi perokok dari hal tersebut perusahaan tidak bisa salahkan karena sudah sesuai prosedur pemerintah ini adalah setrategi perusahaan dalam strategi produk dalam kemasan rokok yang tidak berlawanan dengan peraturan pemerinatah tetapi tetap diminati konsumen.



KESIMPULAN 1.      Setelah perusahaan mensegmentasikan pasar, memilih kelompok pelanggan sasaran dan mengidentifikasikan kebutuhannya, serta menentukan posisi besar yang diinginkan, perusahaan itu siap mengembangkan dan meluncurkan produk dan jasa baru yang tepat. Pemasaran harus berpartisipasi dengan departemen lain dalam setiap tahap pengembangan produk baru. 2.      Pengembangan produk baru yang berhasil mengharuskan perusahaan menentukan organisasi efektif untuk mengelola proses pengembangan. Perusahaan dapat memilih unutk menggunakan manajer produk, manajer produk baru, komite produk baru, departemen produk baru, atau tim usaha produk baru. Semakin banyak perusahaan yang menerapkan tim lintas fungsi, berhubungan dengan perorangan dan organisasi di luar perusahaan, dan mengembangkan berbagai konsep produk. 3.      Delapan tahap terjadi dalam proses pengembangan produk baru : penciptaan ide, penyaringan, pengembangan dan pengujian konsep, pengembangan strategi pemasaran, analisis bisnis, pengembangan produk, pengujian pasar, dan komersialisasi. Pada setiap tahap, perusahaan harus menentukan apakah ide itu harus ditinggalkan atau digerakkan ke tahap berikutnya. 4.      Proses adopsi konsumen adalah proses yang didalamnya pelanggan belajar tentang produk baru, mencobanya, dan mengadopsi atau menolak produk tersebut. Saat ini banyak pemasar membidik pengguna berat dan pengadopsi awal produk baru karena kedua kelompok dapat dijangkau oleh media tertentu dan cenderung menjadi pemimpin opini. Proses adopsi konsumen dipengaruhi



oleh banyak factor diluar kendali pemasar, termasuk kesediaan konsumen dan organisasi untuk mencoba produk baru, pengaruh pribadi, dan karakteristik produk atau inovasi baru.



BAB IV PENUTUP A.    Simpulan Strategi Produk dimaksudkan untuk mempengaruhi konsumen, baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang. Aspek yang paling menentukan dalam merancang strategi produk melibatkan analisis hubungan konsumen-produk. Artinya afeksi, kognisi, dan perilaku konsumen berkait produk dan lingkungan harus dipertimbangkan dengan cermat dalam memperkenalkan produk baru dan harus dipantau sepanjang siklus hidup sebuah produk. Siklus hidup produk sendiri yakni dari perkenalan, pertumbuhan, kedewasaan dan penurunan. Maka agar tidak terjadi penurunan sebuah produk maka dibuatlah strategi produk yang tahap tahapanya meliputi strategi penetapan harga, penetapan merek, strategi distribusi dan yang paling penting manajemen waktu. B.     Saran Dalam menghadapi persaingan pemasaran, penentuan strategi pemasaran sangatlah penting dan hal ini haruslah ditunjang oleh manajer pemasar yang professional dan memiliki kreatifitas yang tinggi. Jadi tempatkanlah manajemen pemasaran sebagai bagian penting dalam perusahaan demi mencapai tujuan bisnis yaitu profitabilitas yang tinggi.