Makalah Nakes Teladan Siti Rodliyah Amg, Ok [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I PENDAHULUAN



1.1



LATAR BELAKANG Puskesmas merupakan UPT ( Unit Pelaksana Teknis ) Dinas Kesehatan.



Menurut Permenkes nomor 75 tahun 2014, puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelengggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya Upaya kesehatan masyarakat yang essensial terdiri atas 5 jenis yaitu : pelayanan promosi kesehatan, pelayanan kesehatan lingkungan, pelayanan KIA dan KB, pelayanan gizi, dan pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit. Masalah gizi merupakan salah satu permasalahan yang banyak ditemui di wilayah kerja Puskesmas Bulang antara lain : gizi buruk/gizi kurang pada balita, ibu hamil kurang energi kronis (KEK), anemia pada remaja, dimana disebabkan karena kurangnya asupan gizi dan adanya penyakit penyerta. Selain kurangnya asupan gizi , masalah lain di masyarakat yang berhubungan dengan gizi adalah pola makan yang tidak seimbang sehingga banyak masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Bulang banyak yang mengalami status gizi lebih dan obesitas. Obesitas pada masyarakat kecamatan Bulang banyak dialami oleh orang dewasa hal ini banyak menimbulkan penyakit degeneratif misalnya DM dan Hipertensi. Pada tahun 2014 jumlah balita dengan gizi kurang/ gizi buruk sebanyak 25 orang, ibu hamil KEK 12 orang, remaja dengan anemia tahun 2015 sekitar 38 orang dari 217 remaja putri yang diperiksa. Masalah gizi tidak bisa dipandang sebelah mata , sehingga peran Nutrisionis di Puskesmas Bulang menjadi sangat penting untuk meningkatkan kualitas dan derajat kesehatan masyarakat Kecamatan Bulang.



1



1.2



TUJUAN PROGRAM GIZI DI PUSKESMAS BULANG Tujuan dari diadakannya Program Gizi di Puskesmas Bulang antara lain : A. Jangka Pendek 1. Meningkatkan D/S ( Partisipasi masyarakat ) membawa balita ke 2. 3. 4. 5.



Posyandu Memantau Balita yang mengalami masalah Gizi di Kecamatan Bulang Meningkatkan staus gizi ibu hamil Kurang Energi Kronis (KEK) Mencegah Anemia pada remaja putri Meningkatkan cakupan ASI Ekslusif di Wilayah Kerja Puskesmas



Bulang 6. Menurunkan jumlah masyarakat yang menderita Obesitas 7. Meningkatnya konsumsi garam beryodium di masyarakat Kecamatan Bulang B. Jangka Panjang Tujuan Program Gizi Masyarakat untuk jangka panjang meningkatnya derajat kesehatan masyarakat Kecamatatan Bulang melalui perbaikan gizi dengan pola makan gizi seimbang 1.3



MANFAAT Dengan adanya peran tanggung jawab Nutrisioni Puskesmas Bulang dalam



mengatasi permasalahan gizi di wilayah kerja Puskesmas Bulang maka status gizi masyarakat Kecamatan Bulang menjadi lebih baik dan lebih sehat



BAB II ISI



2



2.1 GAMBARAN UMUM PUSKESMAS BULANG Puskesmas Bulang merupakan Puskesmas Hinterland yang wilayah kerja berada di Kecamatan Bulang Kota Batam Kepulauan Riau yang terletak diantara 0º 25’29” LU - 1º15’00” LU dan 103º34’35” BT - 104º26’04”BT. Kecamatan Bulang merupakan salah satu dari 3 kecamatan yang berada di wilayah hinterland dengan batas-batas sebagai berikut : Sebelah Utara



: Kecamatan Belakang Padang



Sebelah Selatan : Kecamatan Galang Sebelah Barat



: Kabupaten Karimun



Sebelah Timur



: Kecamatan Batu Aji



Wilayah Kecamatan Bulang terdiri daratan yang berupa pulau-pulau besar dan kecil dengan luas darat 158,75 km2 laut 463,14 km2 terbagi dalam 6 kelurahan . 6 Kelurahan yang ada di Kecamatan bulang yaitu : Pulau Buluh, Bulang Lintang, Temoyong, Batu Legong, Pantai Gelam dan Setokok. Jumlah penduduk Kecamatan Bulang tahun 2015 sekitar 11.299 Jiwa dengan penyebaran yang tidak merata di 6 kelurahan paling tinggi Kelurahan Pulau Buluh 3.145 Jiwa (27,83%) . Tabel 1 Jumlah Penduduk Menurut Kelurahan di Kecamatan Bulang Kelurahan Bulang Lintang Pulau Buluh Temoyong Batu Legong Pantai Gelam Setokok Total



Penduduk (Jiwa) Laki-laki 893 1607 713 628 567 1478 5886



Perempuan 836 1538 670 536 515 1318 5413



Jumlah 1729 3145 1383 1164 1082 2796 11299



Fasilitas Kesehatan yang ada di wilayah kerja Puskesmas Bulang sebagian besar merupakan milik pemerintah yang terdiri dari Puskesmas Induk , Puskesmas Pembantu, Pondok Bersalin Desa dan Pos Kesehatan Desa. Untuk Fasilitas kesehatan swasta tidak ada di wilayah kerja Puskesmas Bulang. Tabel 2 Fasilitas Kesehatan di Kecamatan Bulang per April 2016 3



No



Kelurahan



1 2



Bulang Lintang P.Buluh



3



Fasilitas Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Bulang PKM Induk Pustu Polindes Poskesdes Jumlah 0 1 0 0 1 1



0



0



0



1



Temoyong



0



2



0



0



2



4



Bt.Legong



0



1



1



1



3



5



Pantai Gelam Setokok



0



1



1



0



2



0



2



0



2



4



Total



1



7



2



3



13



6



UKBM yang ada di wilayah kerja Puskesmas Bulang terdiri dari 6 Desa Siaga dan 21 Posyandu yang tersebar di seluruh kelurahan . Tabel 3 UKBM di Wilayah Kerja Puskesmas Bulang Tahun 2016 No



Kelurahan



1 2 3 4 5 6



Bulang Lintang Pulau Buluh Temoyong Batu Legong Pantai Gelam Setokok Total



UKBM di Wilayah Kerja Puskesmas Bulang Desa Siaga Posyandu 1 2 1 2 1 3 1 3 1 2 1 9 6 21



Pegawai Puskesmas Bulang sejak awal berdiri sudah mengalami pertambahan walaupun jumlahnya masih kurang dan juga ada jenis ketenagaan yang tidak ada petugasnya, sehingga banyak pegawai Puskesmas Bulang yang tugasnya merangkap misalnya perawat dan analis yang juga mengerjakan administrasi. Sumber Daya Manusia Kesehatan (SDMK) tersebar di Puskesmas Induk, Puskesmas Pembantu, Pondok Bersalin Desa, dan Pos Kesehatan Desa dengan jumlah semuanya 59 orang Tabel 4 SDMK Puskesmas Bulang per-April 2016 4



No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10



2.2



Jenis SDMK



Puskesmas Induk Dokter Umum 7 Dokter Gigi 2 SKM 2 Perawat 10 Umum Perawat Gigi 1 Bidan 20 Sanitarian 1 Analis 0 Ass. Apoteker 2 Nutrisionis 1 Total 33



Pustu Polindes



Poskesdes Jumlah



2 0 0 0



0 0 0 0



1 0 0 0



10 1 1 10



0 8 0 0 0 0 10



0 2 0 0 0 0 2



0 2 0 0 0 0 3



1 32 1 0 2 1 59



PERANAN NUTRISIONIS DALAM MENINGKATKAN STATUS GIZI MASYARAKAT 2.2.1 Meningkatkan Status Gizi Balita Meningkatkan status gizi balita di Kecamatan Bulang mempunyai tantangan dan hambatan . Tantangan dan hambatan yang saya dapatkan di lapangan antara lain kondisi wilayah kerja puskesmas yang terdiri dari pulau-pulau yang berhubungan dengan sulitnya akses karena transportasi ke daerah di luar puskesmas induk susah. Transportasi laut membutuhkan biaya yang besar, dimana bila anggarannya kurang, sulit untuk petugas gizi turun ke posyandu. Dengan kondisi ini saya perlu kolaborasi dengan lintas program yang lain, agar tercapai program yang telah direncanakan Upaya-upaya yang saya lakukan untuk meningkatkan status gizi balita dengan melalui cakupan penimbangan di Posyandu, antara lain memotivasi masyarakat untuk membawa balitanya ke posyandu dengan membuat kegiatan-kegiatan yang menarik seperti pemberia multivitamin, pemberian hadiah pada balita yang rajin ditimbang di posyandu selama 5 tahun. Kegiatan yang sering saya lakukan untuk meningkatkan cakupan D/S



adalah melakukan kegiatan sweeping pada balita yang tidak datang ke posyandu. Kegiatan sweeping ini saya lakukan segera setelah jam buka posyandu selesai.



5



Dengan meningkatnya cakupan D/S puskesmas tahun 2015, 2016 dibanding tahun 2014, maka statu gizi balita bisa terpantau. Dengan diketahuinya status gizi secara dini, intervensi masalah kesehatan yang ditimbulkan oleh gizi dapat diatasi dengan cepat sehingga balita status gizinya cepat pulih kembali Pada balita yang mengalami masalah gizi seperti gizi buruk, gizi kurang, stunting (pendek), saya berkoordinasi dengan dinas kesehatan untuk pemberian makanan tambahan dan multivitamin selama 90 hari, selain itu juga saya lakukan konseling tentang pola makan yang sehat sesuai dengan umur balita. Setiap 15 hari saya turun ke lapangan melakukan kunjungan rumah dan pemantauan terhadap BB dan TB Balita yang mengalami gizi buruk/gizi kurang yang mendapat PMT. Grafik 1 Jumlah kasus gizi buruk/kurang, BGM tahun 2013, 2014, 2015, 2016 116



120 100 80



2013 2014 2015 2016



60 40



37



33



32



30



20



29 10



3 0 Gizi Buruk/Gizi Kurang



BGM



6



Pemantauan balita gizi buruk yang mendapa PMT setiap 15 hari selama 90 hari 2.2.2 Meningkatkan Status Gizi Ibu hamil dengan KEK Berdasarkan permasalahan ibu hamil dengan KEK yang ada di wilayah kerja Puskesmas Bulang saya berkolaborasi dengan bagian KIA. Ibu hamil dengan KEK ditentukan dari pengukuran lingkar lengan atas, dimana hasilnya dibawah 23,5 cm. Bagian KIA akan melaporkan kepada saya apabila ditemukan bumil KEK . Bumil KEK yang telah dilaporkan pada saya, akan dilakukan konseling tentang pola makan yang sesuai untuk ibu hamil. Apabila ibu hamil KEK berasal dari keluarga miskin saya bekerja sama dengan dinas kesehatan Kota Batam memberikan PMT berupa susu ibu hamil. Pemberian PMT bumil KEK diberikan selama 60 hari dan kemudian saya pantau setiap 15 hari. Selain pemberian PMT maka ibu hamil juga mendapat tablet Fe yang diberikan oleh petugas KIA minimal 90 tablet. Dengan konseling dan pemberian PMT, diharapkan BB dan LILA ibu hamil KEK akan bertambah dan status gizinya berubah menjadi baik, sehingga waktu persalinan bayi yang dilahirkan tidak mengalami BBLR, dan ibu tidak mengalami pendarahan. Pada ibu hamil saya juga melakukan konseling waktu pertemuan kelas ibu hamil, dimana gizi ibu hamil dibutuhkan 2 kali lipat dibanding gizi sebelum ibu hamil.



7



Konseling Gizi waktu pelaksanaan kelas ibu hamil Grafik 2 Jumlah Bumil KEK Puskesmas Bulang 2013, 2014, 2015, 2016



14 12 10



2013 2014 2015 2016



8 6 4 2 0 Bumil KEK



2.2.3 Pencegahan Anemia pada Remaja Putri Berdasarkan data yang saya dapatkan dari PKPR (Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja) menunjukan banyak remaja putri yang menderita anemia. Banyaknya kasus anemia pada remaja di wilayah kerja Puskesmas Bulang membuat saya tergerak untuk melakukan pemeriksan Hemoglobin (Hb) pada remaja putrid SMP dan SMA. Setelah didapatkan hasil pemeriksaan Hb , maka remaja putri di berikan tablet Fe untuk mencegah terjadinya anemia.



8



Anemia pada remaja putrid menyebabkan kemampuan belajarnya menurun sehingga prestasinyapun kurang baik. Selain itu pada saat melahirkan berisiko terjadi perdarahan yang banyak. Tahun 2015 ada 217 remaja putri yang diperiksa terdapat 38 orang menderita anemia ( Hb < 11 gr %), tahun 2016 didapatkan terjadi penurunan jumlah remaja putri yang menderita anemia sebanyak 26 orang. Dengan adanya pemberian tablet tambah darah , Hb dari remaja putrid yang mengalami anemia akan naik dengan diimbangi pola makanan yang banyak mengandung zat besi.



Penyuluhan pola makan pada remaja putri SMP pulau buluh



Pemberian Tablet Fe pada siswa SMP Jaloh



2.2.4 Pemberian Vitamin A pada Balita dan Ibu Nifas



9



Setiap buan Februari dan Agustus dilakukan pemberian vitamin A untuk balita 6-59 bulan. Dengan adanya upaya pemberian vitamin A diharapkan anak Balita bebas dari kebutaan. Dalam pemberian vitamin A ini target saya adalah seluruh sasaran balita 6-59 bulan mendapatkan vitamin A. Upaya-upaya yang saya lakukan adalah melakukan kampanye sebelum hari pemberian tentang manfaat vit. A dan akibat apabila kekurangan vitamin A. Apabila ada balita yang tidak datang ke pos pemberian vitamin A tetap kita upayakan untuk melakukan sweeping dengan didampingi oleh kader posyandu yang ada. Selain balita yang diberikan vitamin A , ibu nifas juga diberikan sebanyak 2 kapsul. Fungsinyaadalah untuk menghindari terjadinya rabun dan memulihkan kondisi fisik ibu nifas. Grafik Cakupan Pemberian Vitamin A pada Balita Puskesmas Bulang 2013,2014,2015,2016 100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0%



2013 2014 2015 2016



6-11 Bulan



12-59 Bulan



Dari grafik pemberian vitamin A di Puskesmas Bulang, tampak terjadi peningkatan cakupan tahun 2016 dibanding tahun-tahun sebelumnya.



10



Pemberian vitamin A pada Balita di Pulau Air Kelurahan Batu Legong 2.2.5 Pemeriksaan Garam Beryodium di Masyarakat Untuk mencegah terjadinya kekurangan yodium di wilayah kerja puskesmas Bulang saya melakukan upaya pemeriksaan garam yang dikonsumsi oleh masyarakat. Dalam kegiatan ini saya bekerja sama dengan Sekolah Dasar yang ada di kecamatan Bulang dan juga Dinas Kesehatan Kota Batam. Selain dilakukan pemeriksaan juga saya lakukan penyuluhan tentang pentingnya garam yodium dan efek apabila masyarakat tidak mengkonsumsi garam yang tidak mengandung yodium. Dan siswa Sekolah Dasar bisa menjadi perantara untuk menyampaikan hasil dari garam yang dibawa apakah mengandung yodium atau tidak. Dan apabila garam yang diperiksa tidak mengandung iodium maka dianjurkan kepada keluarga mengganti dengan garam beryodium. Hasil yang didapatkan dari pemeriksaan garam beryodium didapatkan lebih dari 95% sudah menggunakn garam beryodium.



Pemeriksaan Garam Beryodium yang dibawa siswa di sekolah



BAB III 11



KESIMPULAN DAN SARAN



3.1



KESIMPULAN A. Puskemas Bulang merupakan puskesmas DTPK, dimana salah satu permasalahan yang paling menonjol adalah masalah gizi masyarakat mulai dari gizi kurang dan buruk pada balita, ibu hamil dengan KEK, remaja dengan anemia, gizi berlebih dan obesitas pada masyarakat Kecamatan Bulang. B. Besarnya masalah gizi di masyarakat Kecamatan Bulang memerlukan penanganan khusus diantaranya dibutuhkan seorang nutrisionis C. Dengan adanya upaya dan inovasi dari nutrisionis Puskesmas Bulang maka status gizi masyarakat Kecamatan Bulang mulai meningkat ini didapat dari hasil D/S (Partisipasi masyarakat) membawa balitanya untuk ditimbang.



3.2 SARAN 1. Perlunya pembekalan pada tenaga gizi (nutrisionis) bila di tempatkan di Puskesmas terutama puskesmas daerah terpencil seperti bulang, sehingga petugas siap ditempatkan dan bekerja di lapangan 2. Perlunya dukungan dan kerja sama lintas sektoral antara puskesmas melalui nutrisionis dengan Camat, Lurah, RT/RW, TOMA, TOGA untuk mengatasi masalah yang berkaitan dengan gizi masyarakat.



BAB IV PENUTUP 12



Dengan adanya kegiatan- kegiatan yang telah saya buat di wilayah kerja saya, saya berharap ada perubahan peningkatan di bidang gizi yaitu status gizi Balita yang awalnya berstatus gizi kurang atau buruk bisa berubah menjadi gizi baik, begitu juga dengan ibu hamil yang mengalami kurang energy kronik bisa naik berat badan dan lingkar lengan atasnya. Selain itu bagi masyarakat yang mengalami gizi lebih atau obesitas dengan adanya pengarahan dan motivasi dari tenaga nutrisionis, saya berharap bisa berubah menjadi lebih baik. Secara keseluruhan dengan adanya kegiatan ini semua derajat kesehatan masyarakat bisa meningkat. Namun hal itu semua terkait berkat dukungan dari semua pihak, baik itu pimpinan / kepala puskesmas, lintas program , lintas sektor dan juga pihak pasien sendiri. Olah sebab itu saya juga mengucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya atas dukungan dari mereka semua.



LAMPIRAN DOKUMENTASI KEGIATAN GIZI



13



PEMBERIAN VITAMIN A BALITA



KUNJUNGAN RUMAH BALITA GIZI KURANG / BURUK



14



PEMERIKSAAN GARAM YODIUM



15



PEMANTAUAN STATUS GIZI BALITA



16



PEMERIKSAAN HB DAN PEMBERIAN TABLET FE PADA REMATRI



17



18