Makalah Pemasangan Kateter-1 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH PEMASANGAN KATETER Diajukan sebagai salah satu pemenuhan tugas Mata Kuliah Keperawatan Dasar, dosen pengampu Masrifah, S.Kep.,Ners



KELOMPOK 9 Disusun oleh :



1. Lisna Ayu Pramesti



NIM: (42010122A038)



2. Mela Andriyani



NIM: (42010122A039)



3. Syawalia Putri



NIM: (42010122A067)



PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN (S1) SEKOLAH TINGGI KESEHATAN CIREBON 2022



KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-NYA sehingga makalah dengan ini dapat tersusun hingga selesai. Kami mengucapkan terima kasih yang tiada tara kepada seluruh teman yang telah membantu kami dalam meyelesaikan makalah ini, baik secara langsung maupun tidak dalam mengerjakan



makalah



dengan



tema



kata



“Pemasangan



Kateter”.



Atas



kepeduliannya serta bimbingannya kami mengucapkan banyak kata terima kasih kiranya makalah ini dapat menjadi sumber pembelajaran kita semua dalam menambah ilmu pengetahuan. Bila dalam penyampaian makalah ini ditemukan hal-hal yang tidak berkenan bagi pembaca, dengan segala kerendahan hati saya mohon maaf yang setulusnya



Cirebon, 10 Oktober 2022



Penyusun



2



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR.............................................................................................2 DAFTAR ISI............................................................................................................3 BAB 1......................................................................................................................4 PENDAHULUAN...................................................................................................4 A. Latar Belakang..............................................................................................4 B. Tujuan...........................................................................................................5 BAB II......................................................................................................................6 PEMBAHASAN......................................................................................................6 A. DEFINISI......................................................................................................6 B. TUJUAN.......................................................................................................7 C. JENIS-JENEIS KATETER...........................................................................7 D. UKURAN KATETER..................................................................................11 E. ANATOMI TRAKTUS URIN ARIUS BAGIAN BAWAH......................11 F. INDIKASI PEMASANGAN KATETER...................................................13 G. KONTRA INDIKASI PEMASANGAN KATETER.................................13 H. PEMASANG KATETER URINE PASIEN LAKI-LAKI..........................13 I.



TEKNIK MELEPASKAN KATETER.......................................................18



BAB III..................................................................................................................19 PENUTUP..............................................................................................................19 A. Kesimpulan.................................................................................................19 B. Sarana..........................................................................................................19 DAFTAR PUSTAKA............................................................................................20



3



BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia merupakan salah satu makhluk hidup. Dikatakan sebagai makhluk hidup karena manusia memiliki ciri-ciri diantaranya: dapat bernafas, berkembang biak, tumbuh beradaptasi, memerlukan makan, dan mengeluarkan sisa metabolisme tubuh (eliminasi). Setiap kegiatan yang dilakukan tubuh di karenakan peranan masing-masing organ. Membuang urine dan alvi (eliminasi) merupakan salah satu aktivitas pokok yang harus dilakukan oleh setiap manusia. Karena apa bila eliminasi tidak dilakukan setiap manusia akan menimbulkan berbagai macam gangguan seperti retensi urine, inkontinensia urine, enuresis, perubahan pola eliminasi urine, konstipasi, diare dan kembung. Selain berbagai macam yang telah disebutkan diatas akan menimbulkan dampak pada system organ lain seperti: system pencernaan, ekskresi dll. Kateterisasi merupakan tindakan memasukan kateter kedalam kandung kemih melalui uretra untuk membantu memenuhi kebutuhan eliminasi, sebagai pengambilan bahan pemeriksaan. Kateter terbagi dua, yaitu: kateter tetap dan kateter sementara. Kateter tetap biasanya dipasang bagi pasien yang tidak bisa buang air kecil secara langsung. Tindakan ini di lakukan pada pasien untuk memenuhi kebutuhannya, untuk mempermudah BAK seseorang yang terkena gangguan. Kateter sementara salah satu fungsinya bisa digunakan sebagai pengambilan bahan pemeriksaan. Pemasangan kateter tersebut diantaranya meliputi persiapan alat yang akan digunakan, persiapan pasien, dan lamhkah-langkah kerja.



4



B. Tujuan 1. Tujuan Umum Agar mahasiswa bisa memahami dan mengetahui bagaimana tata cara serta indikasi dan kontradiksi “Pemasangan Kateter Kandungan Kemih pada pasien sesuai Prosedur”. 2. Tujuan Khusus a. Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian kateter b. Mahasiswa mampu menjelaskan tujuan pemasangan kateter c. Mahasiswa



mampu



menjelaskan



indikasi



dan



kotradiksi



pemasangan kateter



5



BAB II PEMBAHASAN A. DEFINISI Kateter urin adalah selang yang dimasukkan ke dalam kandung kemih untuk mengalirkan urine. Kateter ini biasanya dimasukkan melalui uretra ke dalam kandung kemih, namun metode lain yang disebut pendekatan suprapubik, dapat digunakan (Marrelli, 2007). Pemasangan kateter merupakan tindakan keperawataan dengan cara memasukkan kateter ke dalam kandung kemih melalui uretra yang bertujuan untuk membantu memenuhi kebutuhan eliminasi dan sebagai pengambilan bahan pemeriksaan (Hidayat, 2006). Kateterisasi uretra adalah pemasangan kateter yang dimasukkan kedalam buli-buli (bladder) pasien melalui urethra. Kateter digunakan sebagai alat untuk menghubungkan drainase urin dari bladder ke urine bag atau container. Istilah kateterisasi ini sudah dikenal sejak jaman Hipokrates yang pada waktu itu menyebutkan tentang tindakan instrumentasi



untuk



mengeluarkan



cairan



dari



tubuh.



Bernard



memperkenalkan kateter yang terbuat dari karet pada tahun 1779, sedangkan Foley membuat kateter menetap pada tahun 1930. Kateter Foley ini sampai saat ini masih dipakai secara luas di dunia sebagai alat untuk mengeluarkan urine dari buli-buli Tindakan pemasangan kateter urin dilakukan dengan memasukan selang plastik atau karet melalui uretra ke dalam kandung kemih.Kateter memungkinkan mengalirnya urin yang berkelanjutan pada klien yang tidak mampu mengontrol perkemihan atau klien yang mengalami obstruksi. Kateter juga menjadi alat untuk mengkaji haluaran urin per jam pada klien yang status hemodinamiknya tidak stabil (Potter dan Perry, 2006). Kateterisasi urin membantu pasien dalam proses eliminasinya. Pemasangan kateter menggantikan kebiasaan normal dari pasien untuk berkemih. Penggunaan kateter intermiten dalam waktu yang lama dapat 6



menyebabkan pasien mengalami ketergantungan dalam berkemih (Craven dan Zweig, 2010).



B. TUJUAN 1. Menghilangkan ketidak nyamanan karena distensi kadungan kemih 2. Mendapatkan urine untuk specimen 3. Pengkajian residu urine 4. Penatalaksanaan pasien yang di rawat karena trauma medulla spinalis, gangguan neuron muscular, atau inkompeten kandung kemih, serta pasca operasi besar. 5. Mengatasi obstruksi aliran urine 6. Mengatasi retensi perkemihan C. JENIS-JENEIS KATETER 1. Kateter Indwelling Kateter indwelling disebut juga retensi kateter atau folley kateter indwelling yang dibuat sedemikian rupa sehingga tidak mudah lepas dari kandung kemih. Kateter indwelling adalah alat medis yang biasanya disertai penampungan urine yang berkelanjutan pada pasien yang mengalami disfungsi bladder. Kateter jenis ini lebih banyak di gunakan pada perawatan pasien akut dibanding jenis lainnya (Newman, 2010). Bentuk Kateter Indwelling biasanya, ujung kateter terdapat dua port atau saluran ganda . Salah satu saluran berbentuk corong guna memungkinkan penghabisan urine setelah kateter ditempatkan. Saluran lainnya yakni saluran inflasi atau deflasi untuk infus air ke dalam balon retensi. Lubang infus pada kateter biasanya diberi label dengan ukuran balon (5 cc atau 30 cc), beserta ukuran kateter.



7



Selain itu, terdapat kateter tiga arah, dimana saluran ketiga digunakan untuk fasilitas irigasi kandung kemih secara berkala ataupun untuk pemberian obat pada pasien. Jenis kateter ini banyak digunakan setelah operasi urologi atau dalam kasus perdarahan dari kandung kemih, atau tumor prostat. Di sisi lain, saluran irigasi ini memungkinkan pemberian irigasi secara berkala atau intermiten guna membersihkan kotoran atau bekuan darah. 2. Kateter Intermiten (Jangka pendek) Kater intermiten digunakan dalam jangka pendek yakni kateter yang dimasukan ke dalam kandung kemih dalam waktu yang singkat guna membantu pengosongan kandung kemih dan penggeluaran urine ke luar tubuh. Jenis kateter ini akan dimasukan melalui uretra ataupun saluran buatan di antara kandng kemih dan lubang di dinding perut. Biasanya, pasien yang menggunakan kateter ini adalah pasien yang sering mengalami retensi urine akibat kondisi medis lain – seperti pembesaran prostat, prolaps organ panggul, sindrom kandung kemih neurogenik (stroke, diabetes, SCI, dan lain-lain), serta ekstrofi kandung kemih. Selain itu, kateter ini juga digunakan oleh pasien pascaoperasi pengalihan urine dan mempunyai Indiana pouch Kateter intermiten yang banyak beredar di pasaran adalah sekali pakai atau single-use, dimana kateter ini harus dibuang setelah sekali penggunaan. Pasien sangat tidak disarankan menggunakan kembali kateter intermiten dikarenakan dapat meningkatkan risiko Infeksi Saluran Kencing



3. Kateter Supra pubik Jenis kateter ini penggunaannya dengan memasukkan kateter melalui lubang di bagian perut (abdomen) dan kemudian dihubungkan langsung ke kandung kemih. Prosedur pemakaian ini dapat dilakukan



8



dengan anestesi umum, anestesi epidural maupun anestesi lokal. Kateter supra pubik digunakan saat uretra mengalami kerusakan atau penyumbatan, atau juga saat pasien tidak bisa menggunakan kateter intermiten. Kateter supra pubik dapat ditempatkan ke sisi tubuh dan dilekatkan pada tas khusus yang diikat ke bagian kaki. Sebagai alternatif, katup kateter dapat dibuka dengan fungsi memungkinkan urine untuk dialirkan ke toilet, dan dapat ditutup untuk memungkinkan kandung kemih terisi. Penggantian kateter supra pubik dapat diganti setiap 4 sampai 12 minggu 4. Kateter Eksternal (Kateter Kondom) Kateter eksternal atau kateter kondom merupakan alat pengumpul urine yang digunakan seperti penggunaan kondom pada penis. Jenis kateter ini terdapat suatu tabung yang terhubung dengan tas drainase yang ditempatkan pada kaki. Kateter eksternal umumnya digunakan pada pasien yang mengalami inkontinensia urine – suatu kondisi hilangnya control kandung kemih, yang dapat menyebabkan urine bocor disaat beraktivitas. Penggunaan jenis kateter ini perlu beberapa pertimbangan. Kateter eksternal biasanya terbuat dari dua bahan, yakni lateks dan silikon. Bagi Anda yang memiliki alergi pada bahan lateks, ada baiknya menggunakan



kateter



eksternal



dengan



bahan



silikon



guna



meminimalisir reaksi alergi. Kateter ini memiliki ukuran yang bervariasi. Untuk menentukan ukuran yang cocok, Anda harus lebih dulu mengukur ukuran penis – bagi laki-laki, dengan pengukuran lingkar di pangkal batang. Pengukuran tersebut dimaksudkan untuk mendapatkan ukuran yang cocok dalam pemakaian.



9



5. Kateter Ginjal / Nefrektomi Kateter nefrektomi



atau



kateter



ginjal



jenis



kateter



adalah



dengan bentuk tabung



karet



yang sifatnya fleksibel



dan



ukuran yang cenderung kecil. Tabung ini nantinya dapat ditempatkan melalui kulit ke ginjal dengan tujuan membantu mengalirkan urine keluar dari dalam tubuh. Penggunaan kateter ini memiliki beberapa tujuan, yaitu: 1.Adanya lubang di uretra atau kandung kemih yang dapat menyebabkan kebocoran urine 2.Adanya penyumbatan pada uretra (struktur yang biasanya membawa urine dari ginjal menuju ke kandung kemih) 3.Untuk persiapan operasi atau prosedur lainnya pada ginjal dan uretra, seperti pengangkatan batu ginjal berukuran besar



6. Kateter JJ Stent ureter atau dengan nama lain stent JJ merupakan suatu prosedur untuk menempatkan tabung plastik tipis dan fleksibel yang sementara di ureter guna membantu urine mengalir dari ginjal ke kandung kemih apabila terjadi penyumbatan. Prosedur ini dibantu dengan pemasangan kateter JJ yang bertugas mengalirkan urine ke kandung kemih



10



guna melancarkan proses ekskresi. Pemasangan kateter JJ dapat dilakukan dalam hitungan hari, minggu, hingga bulanan bergantung pada kebutuhan.



D. UKURAN KATETER 1. Anak: 8 – 10 French (Fr) 2. Wanita: 14 – 16 French (Fr) 3. Laki-laki: 16 – 18 French (Fr) E. ANATOMI TRAKTUS URIN ARIUS BAGIAN BAWAH Anatomi organ saluran kencing terdiri ginjal, pelvis renalis, ureter, kandung kencing (bladder/ vesica urinaria/ buli-buli), ostium urethra internum (OUI), urethra, ostium urethra eksternum (OUE). Urin akan mengalir dari proksimal di ginjal, ureter, baldder yang kemudian melalui urethra dikeluarkan melalui OUE. Traktus urinarius bagian bawah terdiri dari kemih (bladder), ostium urethra internum (OUI), urethra, ostium urethra eksternum (OUE). 



Vesica urinaria (kandung kencing) Vesica



urinaria



merupakan



organ



yang



berfungsi



untuk



menampung urine sampai kurang lebih 230-300 ml. Organ ini dapat mengecil atau membesar sesuai isi urine yang ada. Letak kandung kencing dalam rongga panggul (pelvis major) berada didepan organ pelvis lainnya dan terletak tepat dibelakang simpisis osis pubis. Organ ini berbentuk buah piramid dengan 3 sisi, apex vesicae menunjuk ke ventral kranial, satu facies cranialis merupakan sisi kanan dan kiri dan fundus vesicae sebagai basis merupakan bagian dorsal caudal. Kira-kira pada sudut cranial kanan dan kiri fundus terdapat muara ureter, sedangkan sudut caudalnya merupakan awal urethra. Tempat pada sudut caudal antara awal urethra sampai orificium urethra internum disebut cervix vesicae.



11



Gambar 1. Anatomi traktus urinarius pada laki-laki



Gambar 2. Anatomi traktus urinarius pada Wanita



12



F. INDIKASI PEMASANGAN KATETER 1. Kateter Sementara Mengurangi ketidak nyamanan pada distensi vesika urinaria. Pengambilan urine residu setelah pengosongan urinaria. 2. Kateter tetap jangka pendek a. Obstruksi saluran kemih (pembesaran kelenjar prostat) b. Pembedahan untuk memperbaiki organ perkemihan c. Untuk membantu output urine 3. Kateter tetap jaka Panjang a. Retensi urine pada penyembuhan penyakit ISK/UTI b. Skin rash, ulcer dan luka yang iritatif apabila kontak dengan urine c. Pasien dengan penyakit terminal G. KONTRA INDIKASI PEMASANGAN KATETER Kontraindikasi kateterisasi uretra adalah adanya urethral injury. Biasanya adanya trauma pada uretra terjadi pada pasien dengan trauma pelvis atau fraktur pelvis. Trauma pada uretra ditandai dengan adanya perdarahan pada meatus uretra, perineal hematoma, dan a “high-riding” prostate gland. Jika dicurigai adanya trauma pada uertra perlu dilakukan uretrography sebelum dilakukan kateterisasi. Kontraindikasi relatif pemasangan kateter uretra adalah adanya striktur uretra, pembadahan uratra atau bladder, atau pada pasien yang tidak kooperatif.



13



H. PEMASANG KATETER URINE PASIEN LAKI-LAKI 1. Definisi Memasukkan selang kateter urine ke dalam kemih melalui uretra pada pasien laki-laki. 2. Tujuan a. Menghilangkan ketidaknyamanan karena distensi kadungan kemih b. Mendapatkan urine untuk specimen c. Pengkajian residu urine d. Penatalaksanaan pasien yang di rawat karena trauma medulla spinalis, gangguan neuron muscular, atau inkompeten kandung kemih, serta pasca operasi besar. e. Mengatasi obstruksi aliran urine f. Mengatasi retensi perkemihan 3. Indikasi a. Retensi urine b. Obstruksi urethra akibat perubahan anatomis: Hipertrophy prostat, Kanker prostat, atau penyempitan urethra c. Kondisi untuk memonitor urine pada pasien-pasien trauma/kritis d. Pengumpulan urine untuk tujuan diagnostik e. Nerve-related bladder dysfunction misalnya trauma spinalis f. Kepentingan Imaging pada traktus UG bagian bawah g. Setelah suatu operasi 4. Alat dan Bahan a. Sarung tangan steril b. Kateter urin sesuai ukuran c. Urine bag dan penggantungnya d. Spuit yang berisi 10-20 ml aquades/NaCl e. Jeli f. Cairan antiseptik g. Sarung tangan bersih h. Kom bersih i. Wadah sampel urin (jika perlu) j. Kapas/kasa steril k. Perlak/Pengalas l. Plester/Hypavix m. Bengkok n. Sampiran o. Gunting.



14



5. Prosedur Tindakan Kateterisasi Urine pada Laki-Laki 1. Mengucapkan salam dan perkenalkan diri 2. Identifikasi pasien dengan bertanya nama dan umur pasien atau nama dan alamat pasien,serta cek gelang identitas pasien 3. Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan yang akan di lakukan 4. Berikan edukasi pengurangan rasa nyeri (non farmakologis) pada saat pemasangan kateter 5. Kontrak waktu 6. Meminta persetujuan klien/keluarga 7. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan, dekatkan dengan pasien 8. Jaga privasi dengan memasang sampiran 9. Atur posisi terlentang dengan memasang sampiran 10. Letakkan pengalas di bawah bokong 11. Tutup area pinggang dengan selimut 12. Cuci tangan dengan 6 langkah 13. Pasang sarung tangan bersih 14. Bersihkan area genetalia dengan khas dan cairan antiseptik 15. Bilas dan keringkan, kemudian lepaskan sarung tangan bersih 16. Buka set kateter steril (tetap pertahankan teknik aseptik) 17. Pasang sarung tangan steril 18. Sambungkan kateter dengan urin bag 19. Pegang penis tegak lurus dengan tangan nondominan dan masukan 10 ml jeli ke dalam meatus uretra dengan tangan dominan 20. Tutup meatus uretra dengan jari telunjuk selama 1-2 menit 21. Masukan kateter ke dalam meatus uretra dengan secara perlahan dengan tangan dominan sampai pangkal kateter sambil menganjurkan untuk tarik napas dalam 22. Lakukan fiksasi internal dengan memasukan aquades/NaCl untuk mengembangkan balon kateter 23. Tarik kateter perlahan sampai terasa ada tahanan untuk memastikan kateter terfiksasi dengan baik dalam kandung kemih 24. Lepaskan sarung tangan steril 25. Lakukan fiksasi eksternal dengan plester di area abdomen bawah/pubis dengan penis mengarah ke dada 26. Gantung urin bag dengan posisi lebih rendah dari pasien 27. Pasang sarung tangan bersih dan ambil sampel urine segera dari urine bag (jika perlu) 28. Lepaskan sarung tangan bersih 29. Rapikan pasien dan alat yang digunakan 30. Cuci tangan 6 langkah 31. Dokumentasikan prosedur yang dilakukan (warna urine, jumlah urine yang keluar, jumlah aquades, tanggal waktu pemasangan dan respon pasien). 15



Gambar 9. Teknik kateterisasi pada pria 6. Prosedur Tindakan kateterisasi Urine pada Perempuan 1. Mengucapkan salam dan perkenalkan diri 2.Identifikasi pasien dengan bertanya nama dan umur pasien atau nama dan alamat pasien,serta cek gelang identitas pasien 3.Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan yang akan di lakukan 4.Berikan edukasi pengurangan rasa nyeri (non farmakogis) pada saat pemasangan kateter 5.Kontrak waktu 6.Minta persetujuan klien/ keluarga 7.Siapkan alat dan bahan yang diperlukan, dekatkan dengan pasien 8.Jaga privasi dengan memasang sampiran 9.Atur posisi terlentang dengan memasang sampiran 10.Letakkan pengalas di bawah bokong 11.Tutup area pinggang dengan selimut 12.Cuci tangan dengan 6 langkah 13.Pasang sarung tangan bersih 14.Bersihkan area perineum dengan khas dan cairan antiseptic 15.Bilas dan keringkan, kemudian lepaskan sarung tangan bersih 16.Buka set kateter steril (tetap pertahankan teknik aseptik)



16



17.Pasang sarung tangan steril 18.Sambungkan kateter dengan urin bag 19.Lumasi ujung 2.5-5 cm dengan jeli 20.Buka kedua labia minora dengan ibu jari dan telunjuk tangan non dominan 21.Masukan kateter 5-7.5 cm ke dalam meatus uretra secara perlahan sambil meminta untuk tarik napas dalam 22.Perhatikan adanya aliran urin pada selang urine bag 23.Lakukan fiksasi internal dengan memasukan aquades/NaCl untuk mengembangkan balon kateter 24.Tarik kateter perlahan sampai terasa ada tahanan untuk memastikan kateter terfiksasi dengan baik dalam kandung kemih 25.Lepaskan sarung tangan steril 26.Lakukan fiksasi eksternal dengan plester di area paha dalam 27.Gantungkan urine bag dengan posisi lebih rendah dari pasien 28.Pasang sarung tangan bersih dan ambil sampel urine segera dari urine bag (jika perlu) 29.Lepaskan sarung tangan bersih 30.Rapikan pasien dan alat yang digunakan 31.Cuci tangan 6 langkah 32.Dokumentasikan prosedur yang dilakukan (warna urine, jumlah urine yang keluar, jumlah aquades, tanggal waktu pemasangan dan respon pasien).



17



Gambar 11. Teknik pemasangan kateter pada wanita I. TEKNIK MELEPASKAN KATETER Kateter dilepaskan dengan cara: masukkan syringe pada bagian samping kateter (padainflation port). Keluarkan cairan sampai tidak ada yang tersisa.Kemudian tarik kateter sampai keluar semua dari uretra 1. Prosedur Tindakan Melepaskan Kateter 1. Persiapan alat: a. Handscoon b. Spuit 10cc c. NaCl atau kapas DTT d. Bengkok e. Perlak/pengalas 2. Persiapan Pasien: Jelaskan tujuan dan langkah-langkah prosedur. Meminta pasien untuk berbaring 3. Pelaksanaan: a. Cuci tangan. b. Jaga privasi klien. c. Atur posisi klien dengan dorsal recumbent. d. Pemasangan pengalas dibawah bokong. e. Memakai handscoon 18



f. Mengeluarkan isi balon chateter dengan spuit 10 cc, g. Menarik chateter dan anjurkan klien menarik nafas panjang. h. Chateter yang sudah dilepas disimpan kedalam bengkok. i. Mengoleskan area meatus uretra dengan NaCL atau kapas DTT. j. Atur kembali posisi klien senyaman mungkin. k. Rapihkan alat. l. Cuci tangan. m. Dokumentasikan tindakan dan respon klien



19



BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Kateterisasi perkemihan adalah tindakan memasukkan selang karet atau plasrtik, melalui uretra atau kandung kemih dan dalam kateterisasi ada dua jenis kateterisasi yaitu menetap dan intermiten, sedangkan alat untuk kateterisasi dinamakan selang kateter, selang kateter adalah alat yang berbentuk pipa yang terbuat dari karet, plastik, metal woven slik dan silicon yang fungsi dari alat kateter tersebut ialah memasukkan atau mengeluarkan cairan.



B. Sarana Dengan disusunnya makalah ini, diharapkan para tenaga Kesehatan maupun mahasiswa kesehatan dapat lebih mengetahui dan menerapkan cara pemasangan kateter sesuai dengan kompetensi dalam memberikan pelayanan kepada pasien.



20



DAFTAR PUSTAKA Kusyati Eni.2006. Keterampilan Dasar dsn Prosedur laboratorium : EG Uliya, Musrifatul, dkk. Keterampilan Dasar Praktik Klinik : Salemba Medika Aziz, Alimul, dkk. 2004. Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta : EGC Aziz, Alimuli Hidayat dan Ulya Musarifatul. 2008. Keterampilan Dasar Praktik Klinik. Jakarta : Salemba Medika. http://repository.ump.ac.id/7973/3/ARISKA%20WIDIASTUTI%20BAB %20II.pdf diakses pada 6 November 2022 https://my.clevelandclinic.org/health/treatments/22475-condom-catheter-forincontinence diakses pada 9 November 2022 https://www.kavacare.id/jenis-jenis-kateter-yang-perlu-diketahui/ diaksees pada 9 November 2022



21