Makalah Pendidikan Agama Islam Kelompok 10 Teori Konspirasi Proxy War Dan Conventional War PDF [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH



TEORI KONSPIRASI PROXY WAR DAN CONVENTIONAL WAR



Disusun oleh : Kelompok 10



Anggota : Nisrina El Ghina Syahna (1904104010004) Putri Shanda Maulidza



(1904104010033)



Ghina Luqyana



(1904104010090)



Dosen Pembimbing : Muhammad Muslim, MA.



UNIVERSITAS SYIAH KUALA FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI ARSITEKTUR 2020



KATA PENGANTAR



Segala puji hanya milik Allah SWT shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya serta di dorong kemauan yang keras disertai kemampuan yang ada, Saya selaku penyusun akhirnya mampu menyelesaikan tugas makalah mengenai “Teori Konspirasi Proxy War dan Conventional War” ini guna memenuhi tugas Mata Kuliah Umum Pendidikan Agama Islam. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca. Saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh karena itu, Saya mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat membangun. Kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat saya harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.



Banda Aceh, 1 April 2020



Penyusun



i



DAFTAR ISI Kata Pengantar…………………………………………………………………………………….i Daftar Isi…………………………………………………………………………………………..ii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang…………………………………………………………………………...……1 1.2 Rumusan Masalah………………………………………………………………………….….1 1.3 Tujuan ………………………………………………………………………………………...1 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Teori Konspirasi…………………………………………………………………..2 2.2 Pengertian Proxy War…………………………………………………………………………2 2.3 Tujuan Proxy War……………………………………………………………………………..2 2.4 Contoh Proxy War…………………………………………………………………………….2 2.5 Pengertian Conventional War………………………………………………………………....7 2.6 Tujuan Conventional War…………………………………………………………………..…7 2.7 Contoh Conventional War…………………………………………………………………….8 BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan………………………………..…………………………………………………..9 Daftar Pustaka……………………………………………………………………………………10



ii



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu sifat buruk manusia ialah tamak. Manusia tamak tidak akan pernah puas dengan apa yang telah didapatkan. Manusia itu akan terus ingin lagi dan lagi. Apabila hal yang diinginkan sulit didapat, ia akan rela menempuh cara apapun demi mendapatkan hal yang diinginkan itu. Walaupun cara itu tidak halal dan bertentangan dengan hak asasi manusia. Misalnya ingin memperluas wilayah, namun menjajah negara lain dan mengambil paksa SDA dan SDM mereka dengan membunuh ratusan atau bahkan puluhan ribu nyawa dengan nuklir atau alat perang lainnya. Semakin tinggi kedudukan atau jabatan manusia di dunia yang fana ini, apabila tidak kuat imannya maka semakin sombong dan tamak pula ia. Ia akan merasa seakanakan dunia ini adalah miliknya, Ia boleh sesuka hati melakukan apa yang ia ingin lakukan. Pemahaman tersebut tentu salah, dunia dan akhirat ini adalah milik Allah SWT. Umat manusia sudah berada di planet bumi ini beribu-ribu tahun lamanya. Selama itu pula manusia mengalami banyak sekali peristiwa. Banyak sekali sejarah yang telah mengubah umat manusia dan dunianya. Berbagai macam perang telah terjadi di bumi ini. Manusia mengalami perubahan, sehingga muncul pemikiran-pemikiran baru. Di era global, ancaman kedaulatan negara dengan cara baru ini, dikenal dengan proxy war atau perang proksi. Perang ini berupa konfrontasi antar dua kekuatan besar dengan menggunakan pemain pengganti untuk menghindari konfrontasi langsung, alasannya untuk mengurangi konflik yang berisiko menghasilkan kehancuran fatal. Pelaku utamanya pun biasanya lebih suka menggunakan pihak ketiga sebagai pemain pengganti. 1.2 Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan Proxy War dan Conventional War? 2. Bagaimana contoh Proxy War dan Conventional War?



1.3 Tujuan 1. Memperluas wawasan dan menambah ilmu. 2. Memahami contoh Proxy War dan Conventional War. 3. Dapat membedakan Proxy War dengan Conventional War. 1



BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Teori Konspirasi Teori Konspirasi adalah teori-teori yang berusaha menjelaskan bahwa penyebab tertinggi dari satu atau serangkaian peristiwa (pada umumnya peristiwa politik, sosial, atau sejarah) adalah suatu rahasia, dan seringkali memperdaya, direncanakan diam-diam oleh sekelompok rahasia orang-orang atau organisasi yang sangat berkuasa atau berpengaruh. Banyak teori konspirasi yang mengklaim bahwa peristiwa-peristiwa besar dalam sejarah telah didominasi oleh para konspirator belakang layar yang memanipulasi kejadian-kejadian politik. Dengan kata lain menjadikan sesuatu sebagai alternatif demi mencapai tujuan yang telah dirancang. 2.2 Pengertian Proxy War Perang Proksi (Proxy War) adalah perang terselubung di mana salah satu pihak menggunakan orang lain atau pihak ketiga untuk melawan musuh. Dengan kata lain, proxy war artinya perang tidak tampak. Proxy war menggunakan cara-cara halus untuk menghancurkan dan mengalahkan lawan menggunakan pihak ketiga. Misalnya negara-negara kecil atau non state actors (aktor tanpa negara) yang bisa berupa Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), organisasi massa (Ormas), kelompok masyarakat, maupun perorangan. Sistem perang ini diharapkan bahwa pihak ketiga tersebut tidak menimbulkan perang skala penuh selama konflik berlangsung. Hampir mustahil untuk memiliki proxy war yang murni, sebab pihak ketiga yang berjuang untuk bangsa tertentu biasanya juga memiliki kepentingan mereka sendiri, yang dapat menyimpang dari para patron mereka. 2.3 Tujuan Proxy War Pada akhirnya tujuan proxy war adalah menaklukan suatu bangsa oleh bangsa lain yang berniat jahat menguasai negeri dengan segala kekayaan alamnya. 2.4 Contoh Proxy War A. Perang Korea 2



Perang Korea adalah sebuah konflik antara Korea Utara dan Korea Selatan yang terjadi sejak 25 Juni 1950 sampai 27 Juli 1953. Perang ini juga disebut "perang yang dimandatkan" (bahasa



Inggris: proxy



war)



antara Amerika



Serikat bersama



sekutu PBB-nya



dengan komunis Republik Rakyat Tiongkok yang bekerjasama dengan Uni Soviet (juga anggota PBB). Peserta perang utama adalah Korea Utara dan Korea Selatan. Sekutu utama Korea Selatan adalah Amerika Serikat, Kanada, Australia, dan Britania Raya, meskipun banyak negara lain mengirimkan tentara di bawah bendera PBB. Sekutu Korea Utara, seperti Republik Rakyat Tiongkok menyediakan kekuatan militer, sementara Uni Soviet yang menyediakan penasihat perang, pilot pesawat, dan juga persenjataan untuk pasukan Tiongkok dan Korea Utara.



B. Perang Sipil Yunani Proxy perang pertama dalam Perang Dingin adalah Perang Sipil Yunani , yang dimulai segera setelah Perang Dunia II berakhir. Pemerintah Yunani yang condong ke barat hampir digulingkan oleh pemberontak Komunis dengan bantuan langsung dari sekutu Soviet atau negara klien di Yugoslavia, Albania, dan Bulgaria. Komunis Yunani berhasil merebut sebagian besar dari



Yunani,



tetapi seranganan balasan dari pemerintahan Yunani yang



kuat



memaksa



mereka menarik mundur pasukannya. Sekutu Barat akhirnya menang, karena terjadi perpecahan ideologis diantara sekutu komunis sendiri, antara Ideologis Stalin dan Tito. Meskipun sebelumnya bersekutu dengan para pemberontak, Tito menutup perbatasan Yugoslavia untuk partisan ELAS(Ellinikós Laïkós Apeleftherotikós Stratós, The Greek People's Liberation Army) ketika Komunis Yunani berpihak kepada Stalin, meskipun kurangnya dukungan materi secara langsung dari Uni Soviet. Albania mengikuti langkah Tito segera setelahnya. Dan dengan tidak adanya bantuan, pemberontakan itupun akhirnya runtuh.



C. Perang Dingin Meskipun perang proxy yang tercatat pertama terjadi pada awal tahun 1529, hal tersebut tidak umum dilakukan sampai Perang Dingin dimulai, karena adanya perbedaan ideologi dan politik antara dua pemenang Perang Dunia II. Selama Perang Dingin, kedua negara adidaya bersenjata nuklir—Amerika Serikat (AS) dan Uni Soviet—tidak ingin berhadapan secara 3



langsung dalam serangan militer, karena hal itu akan menyebabkan perang nuklir yang menghancurkan. Sebaliknya, baik AS maupun khususnya Uni Soviet berusaha untuk menyebarkan lingkup pengaruh mereka di seluruh dunia, yang menyebabkan banyak perang proxy seperti yang terjadi di Yunani, Korea, Afghanistan dan khususnya Vietnam.



D. Pemberontakan Timor Timur Timor Timur adalah sebuah pulau yang masuk dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Australia ingin merebutnya karena menyimpan sumber daya alam yang melimpah ruah, seperti minyak dan gas bumi. Namun, Australia memilih untuk mencoba merebut Timor Timur dari Indonesia melalui proxy war, bukan secara tatap muka menggunakan senjata dan seruanseruan perang. Australia kemudian menggunakan pihak ketiga yang akhirnya muncul gerakan-gerakan separatis di sana. Pemberontakan terjadi di Timor Timur. Di jalur diplomasi, Australia berusaha mendekati Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan menggunakan isu hak asasi manusia (HAM) sebagai dalil atau landasan untuk melepaskan Timor Timur dari Indonesia. Proxy war yang dilancarkan Australia pun berhasil. PBB bahkan mengeluarkan sebuah resolusi Dewan Keamanan supaya memberikan izin pasukan multinasional bisa masuk ke Timor Timur dengan alasan mengembalikan perdamaian, kemanusiaan, dan menghentikan kekerasan. Akhirnya, misi Australia berhasil dan Timor Timur saat ini menjadi negara sendiri bernama Timor Leste.



E. Penjajahan Palestina Pada prakteknya, kezhaliman yang dialami bangsa Palestina dari penjajahan dan pendudukan ilegal Zionis Israel, tidak berarti hanya melibatkan dua pihak yang saling kontra ini. Tapi telah meluas dan menjalar ke berbagai wilayah di belahan bumi ini, tergantung pendekatan dan sudut pandang konflik yang terjadi. Secara ideologis, jelas zona kekerasan di Palestina meluas dan akan melibatkan umat Islam di seluruh dunia, meski sebagian ada yang memungkirinya. Secara emosional kebangsaan, Orang-orang Arab juga melihat kasus ini bentuk penistaan pada suku bangsa mereka, meskipun – sekali lagi- pendekatan bangsa-bangsa Arab juga tidak sama. Dan yang lebih luas, dengan 4



pendekatan humanisme maka akan memposisikan masalah ini sebagai masalah pembebasan bangsa Palestina dari segala bentuk penindasan dan kezhaliman serta penjajahan Zionis Israel. Zona peperangan yang luas ini menyebabkan banyak pihak yang terlibat. Kondisi ini mengingatkan kita pada suasana mencekam perang dingin yang terjadi pasca perang dunia kesatu dan kedua. Perang dingin antara kubu Amerika Serikat dan Uni Soviet. Ketegangan perang dingin ini diwarnai dengan Proxy War. Kedua belah pihak yang bertikai menggunakan pihak ketiga sebagai wilayah pertempuran. Dan bentuk-bentuk proxy war ini juga berkembang, tidak lagi menggunakan senjata konvensional, tidak juga selalu menggunakan kekuatan militer. Namun, sudah berkembang masuk ke berbagai sektor lain, utamanya ekonomi dan politik serta keamanan. Maka kezhaliman yang dialami bangsa Palestina pada dasarnya secara internal berbasis ideologi. Maka, sejatinya instrumen militer yang dimiliki Zionis Israel hanya satu dari sekian instruman perang yang dilancarkan. Selebihnya, mereka menempuh jalur propaganda melalui lobi-lobi di tingkat internasional atau bahkan masuk ke wilayah negara-negara maju dan adidaya, Amerika Serikat di antaranya. Maka dalam konteks proxy war yang terjadi, sebenarnya siapa memanfaatkan siapa? Dan sudah menjadi maklum jika selama ini AS selalu berada di belakang Israel. Keputusan apapun di tingkat intrenasional selalu di tentang dengan veto AS. Teori perang yang dilakukan Israel kira-kira alurnya seperti ini : 1. Untuk kontak fisik (senjata) dilakukan di luar wilayah pendudukan mereka. Dan sejauh ini, Gaza yang menjadi “korban”nya. 2. Secara ideologis mereka lebih memusatkan pertempuran sesungguhnya di al-Quds (Jerussalem), terutama di wilayah Masjid al-Aqsha. Karena, Israel tanpa Jerussalem dan masjid al-Aqsha takkan berarti apa-apa. 3. Propaganda besar-besaran sudah dirancang matang dan sebagian sudah dieksekusi, sebagai contoh Doktrin Solomon Temple yang setiap saat dipropagandakan secara masif dan 5



persuasif, yang diikuti perampasan asset fisik berupa tanah atau perusakan fisik situs-situs yang terdapat di wilayah Masjid al-Aqsha. 4. Perang jauh “proxy war” juga dilakukan oleh Zionis Israel. Wilayahnya adalah jantung negara superpower saat ini, Amerika Serikat. Mereka menyadari, keputusan apapun dari Gedung Putih adalah penaklukan terhadap dunia tanpa ada yang berkutik untuk berani mencoba melawannya. 5. Dan kebijakan AS sendiri terpengaruh pola pikir “pengecut” sehingga mereka menyebar kekuatan militer ke banyak wilayah di penjuru bumi ini. Karena mereka juga melakukan politik perang yang sama, menjadikan tempat lain yang jauh dari jantung kekuasaan sebagai tempat perang. Jika AS sebagai ladang proxy war kasus Palestina. Maka AS mengambil tempat di Afghanistan, Pakistan dan Iraq. Sebagai sampel wilayah-wilayah bergolak secara fisik tentara-tentara AS terlibat kontak senjata di tempat-tempat tersebut. Sementara di wilayah damai yang berpotensi, hitunglah pangkalan-pangkalan militer AS yang tersebar. Hitung pula pengaruh-pengaruh hegemomi kapitalis oleh serangan ekonomi ke berbagai wilayah di dunia.



Terlalu rumit membicarakan kezhaliman dan dehumanisasi yang terjadi di Palestina. Karena Israel telah memasang perangkap dan menyebarkan jaringan ke banyak pihak untuk ditarik dalam konflik yang diciptakan untuk memberi kesan bahwa ini adalah konflik setara antara dua pihak, Palestina dan Israel. Tanpa ada propaganda siapa yang dijajah dan siapa menjajah. Siapa yang menzhalimi dan dizhalimi. Siapa yang melakukan kekerasan dan siapa korbannya. F. Konflik Suriah Konflik Suriah awalnya terjadi ketika para demonstran berunjuk rasa menentang rezim Presiden Bashar Al Assad (reformasi) pada tanggal 26 Januari 2011, dan meluas menjadi pemberontakan nasional. Aksi unjuk rasa ini merupakan bentuk lanjut dari ‘Arab Spring’. Pada tanggal 20 Maret 2011, para demonstran membakar kantor pusat Partai Ba’ath dan bangunan lainnya. Bentrokan berikutnya memakan korban 7 anggota polisi dan 15 demonstran. 10 hari kemudian, pidato Presiden Bashar Al Assad yang menyalahkan propaganda “konspirator asing” Israel terhadap aksi unjuk rasa. 6



Pemberontakan bersenjata dimulai pada tanggal 4 Juni di Jisr al-Shugur, sebuah kota di provinsi Idlib dekat perbatasan Turki. Kekerasan terus berlanjut dan meningkat hingga hari-hari berikutnya hingga saat ini. Proxy war terhadap Suriah diiringi dengan kebijakan konsisten AS yang telah mendominasi



energi



kaya



Timur



Tengah,



apalagi



sejak



AS



mampu



menerapkan pressure terhadap minyak produksi yang akan dijualkan dalam bentuk dollar AS sehingga memperkuat mata uang mereka, juga sangat tergantung pada kekuatan mereka untuk memproyeksikan kekuatan militer, sebagaimana telah terbukti oleh konsentrasi berat pangkalan militer di Timur Tengah. Sebagaimana pada akhirnya, pemerintahan seperti Iran dan Suriah yang menolak bekerja sama dengan desain AS dengan membentuk pangkalan militer AS di wilayah otoritas mereka. Meskipun Suriah bukanlah produsen utama minyak, satu penjelasan tertentu yang mempertimbangkan mengapa Suriah menjadi target adalah penemuan pada tahun 2007 cadangan gas alam terbesar yang diketahui berada di Teluk Persia, yang mana kemudian dibagi antara Iran dan Qatar. Iran kemudian meluncurkan proyek PARS Pipeline, yang mengarah pada pembangunan pipa dari Teluk Persia, melalui Irak, dan berakhir di pantai Mediterania Suriah.



2.5 Pengertian Conventional War Perang Konvensional (Conventional War) adalah bentuk peperangan yang dilakukan dengan menggunakan senjata konvensional dan taktik medan perang antara dua negara dalam konfrontasi terbuka. Kekuatan di masing-masing pihak terdefinisi dengan baik, dan bertarung dengan menggunakan senjata terutama menargetkan militer lawan. Biasanya bertempur menggunakan senjata konvensional, dan tidak dengan senjata kimia, biologi, atau nuklir. 2.6 Tujuan Conventional War Tujuan umum dari perang konvensional adalah untuk melemahkan atau menghancurkan militer lawan, sehingga meniadakan kemampuannya untuk terlibat dalam peperangan konvensional. Dalam memaksa kapitulasi , bagaimanapun, satu atau kedua belah pihak akhirnya mungkin menggunakan taktik perang yang tidak konvensional.



7



2.7 Contoh Conventional War A. Perang 100 tahun Seperti namanya, perang antara kerajaan Inggris dan Perancis ini berlangsung selama, kurang lebih, seratus tahun, dari tahun 1337 sampai 1453. Masing-masing memboyong sekutu yang tidak sedikit. Jika diselidiki lebih jauh, konflik ini bisa dilihat dari asal-usul . Karena hal tersebut pula lah, bangsawan Inggris memiliki gelar dan tanah di daerah Perancis yang membuat mereka menjadi vassal atau bawahan Raja Perancis waktu itu. Perang ini termasuk salah satu konflik paling penting di Eropa. Karena pada saat perang ini berakhir, zaman kesatria digantikan dengan persenjataan dan taktik baru. Selain itu, perang ini juga memberikan dorongan tentang gagasan nasionalisme Perancis dan Inggris.



8



BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Teori Konspirasi adalah teori-teori yang berusaha menjelaskan bahwa penyebab tertinggi dari satu atau serangkaian peristiwa (pada umumnya peristiwa politik, sosial, atau sejarah) adalah suatu rahasia, dan seringkali memperdaya, direncanakan diam-diam oleh sekelompok rahasia orang-orang atau organisasi yang sangat berkuasa atau berpengaruh. Perang Proksi (Proxy War) adalah perang terselubung di mana salah satu pihak menggunakan orang lain atau pihak ketiga untuk melawan musuh. Dengan kata lain, proxy war artinya perang tidak tampak. Proxy war menggunakan cara-cara halus untuk menghancurkan dan mengalahkan lawan menggunakan pihak ketiga. Perang Konvensional (Conventional War) adalah bentuk peperangan yang dilakukan dengan menggunakan senjata konvensional dan taktik medan perang antara dua negara dalam konfrontasi terbuka. Kekuatan di masing-masing pihak terdefinisi dengan baik, dan bertarung dengan menggunakan senjata terutama menargetkan militer lawan. Biasanya bertempur menggunakan senjata konvensional, dan tidak dengan senjata kimia, biologi, atau nuklir.



9



DAFTAR PUSTAKA 1. https://saifulelsaba.wordpress.com/2013/06/24/proxy-war/ 2. https://www.pinterpolitik.com/proxy-war-siapa-musuh-indonesia/ 3. https://iefi.wordpress.com/2015/11/29/proxy-war-di-timur-tengah/ 4. https://id.wikipedia.org/wiki/Perang_proksi 5. https://naharisabalala.blogspot.com/2018/06/proxy-war-dan-contohnya.html 6. https://en.wikipedia.org/wiki/Conventional_warfare 7. https://mizanpublishing.com/7-konflik-perang-terbesar-di-dunia 8. https://id.wikipedia.org/wiki/Perang_Seratus_Tahun



10