Makalah Pengaruh Sosial Budaya Terhadap Pertanian [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH PENGANTAR EKONOMI PERTANIAN PENGARUH SOSIAL BUDAYA TERHADAP PERTANIAN



Nama



Disusun oleh : : Mimid Haryanto



NIM



:



C1011131018



Kelas



:



Agroteknologi A



FAKULTAS PERTANIAN PRODI AGROTEKNOLOGI UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK 2014



KATA PENGANTAR



Puji serta syukur saya haturkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan



rahmat,



karunia



dan



hidayah-Nya



sehingga



saya



dapat



menyelesaikan makalah ini dengan baik. Judul makalah ilmiah ini yang saya ambil adalah “Pengaruh Sosial Budaya Masyarakat Terhadap Pertanian”. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai salah satu metode pembelajaran bagi Mahasiswa/i Universitas Tanjungpura dalam memenuhi tugas (Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Pertanian). Ucapan terimakasih tidak lupa saya sampaikan kepada ibu Ir. Henny Sulistyowati, MMA selaku dosen Pengantar Ekonomi Pertanian. Saya menyadari atas kekurangan kemampuan saya dalam pembuatan makalah ini, sehingga akan menjadi suatu kehormatan besar bagi saya apabila mendapatkan kritikan dan saran yang membangun agar makalah ini akan lebih baik lagi untuk tugas membuat makalah berikutnya. Demikian akhir kata dari saya, semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pihak dan sebagai media pembelajaran pengaruh budaya dalam dunia pertanian.



Pontianak, 17 Maret 2014



Penulis Mimid Haryanto



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi yang banyak membawa perubahan terhadap kehidupan manusia baik dalam hal perubahan pola hidup maupun tatanan sosial termasuk dalam bidang Pertanian yang sering dihadapkan dalam suatu hal yang berhubungan langsung dengan norma dan budaya yang dianut oleh masyarakat yang bermukim dalam suatu tempat tertentu. Pengaruh sosial budaya dalam masyarakat memberikan peranan penting dalam mencapai hasil pertanian yang optimal. Perkembangan sosial budaya dalam masyarakat merupakan suatu tanda bahwa masyarakat dalam suatu daerah tersebut telah mengalami suatu perubahan dalam proses berfikir. Perubahan sosial dan budaya bisa memberikan dampak positif maupun negatif. Hubungan antara budaya dan pertanian sangatlah erat hubungannya bahkan sejak zaman nenek moyang manusia telah mengenal bercocok tanam dengan alat-alat tradisional.



B. Tujuan Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah: 1. Memahami pola-pola kebudayaan masyarakat pertanian 2. Mengetahui pengertian pertanian dan sosial budaya 3. Memahami sosial budaya dalam pertanian 4. Mengetahui ciri-ciri kebudayaan tradisional 5. Memahami Kepercayaan dan Norma Masyarakat



BAB II PENGARUH SOSIAL BUDAYA TERHADAP PERTANIAN



A. Pengertian Pertanian Pertanian adalah



kegiatan



pemanfaatan sumber



daya



hayati yang



dilakukan manusia untuk menghasilkan bahan pangan, bahan baku industri, atau sumber energi, serta untuk mengelola lingkungan hidupnya.[1] Kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang termasuk dalam pertanian biasa dipahami orang sebagai budidaya tanaman atau bercocok tanam (bahasa Inggris: crop cultivation) serta pembesaran hewan ternak (raising), meskipun cakupannya



dapat



bioenzim dalam



pula



berupa



pengolahan



pembuatan keju dan tempe,



atau



pemanfaatan mikroorganisme dan produk



lanjutan,



sekedar ekstraksi semata,



seperti seperti



penangkapan ikan atau eksploitasi hutan. Bagian terbesar penduduk dunia bermata pencaharian dalam bidangbidang di lingkup pertanian, namun pertanian hanya menyumbang 4% dari PDB dunia. Sejarah Indonesia sejak masa kolonial sampai sekarang tidak dapat dipisahkan dari sektor pertanian dan perkebunan, karena sektor - sektor ini memiliki arti yang sangat penting dalam menentukan pembentukan berbagai realitas ekonomi dan sosial masyarakat di berbagai wilayah Indonesia. Berdasarkan data BPS tahun 2002, bidang pertanian di Indonesia menyediakan lapangan kerja bagi sekitar 44,3% penduduk meskipun hanya menyumbang sekitar 17,3% dari total pendapatan domestik bruto.



B. Sosial Budaya dalam pertanian Berdasarkan wujudnya, kebudayaan dapat digolongkan atas dua komponen utama: 1. Kebudayaan Material Kebudayaan material mengacu pada semua ciptaan masyarakat yang nyata, konkret. Termasuk dalam kebudayaan material ini adalah temuantemuan yang dihasilkan dari suatu penggalian arkeologi: mangkuk tanah liat, perhisalan, senjata, dan seterusnya. Kebudayaan material juga



mencakup barang-barang, seperti televisi, pesawat terbang, stadion olahraga, pakaian, gedung pencakar langit, dan mesin cuci.



2. Kebudayaan Nonmaterial Kebudayaan



nonmaterial



adalah



ciptaan-ciptaan



abstrak



yang



diwariskan dari generasi ke generasi. Kebudayaan masyarakat memiliki 7 unsur, yaitu peralatan dan perlengkapan hidup, mata mencaharian dan system ekonomi, sistem kemasyarakatan, bahasa, kesenian, sistem pengetahuan, dan sistem kepercayaan. Komponen-komponen pola budaya dominan meliputi wordview, activity orientation, time orientation, human nature orientation, human nature orientation dan perception of self. Adapun penjelasannya dari komponen-komponen pola budaya tersebut adalah antara lain sebagai berikut. a. Worldview Pandangan terhadap dunia mengenai pertanian terhadap alam semesta: 1) Hubungan masyarakat pertanian dengan alam semesta a) Subjugation: alam dikendalikan, dan exploitasi Pembukaan hutan untuk kepentingan pertanian seperti kegiatan bercocok tanam . Akibat pembuakaan lahan itu wilayah hutan menjadi sempit dan ahirnya menyebabkan kerusakan ekosistem . dengan keadaan tersbut alas an ynag pertama untuk lahan pertanian ternyata secara tidak langsung mengekploitasi hutan . b) Cooperative: alam adalah sahabat, sakral, tidak boleh dirusak Budaya masyarakat pertanian selalu ingin membuka lahan dengan cepat dan biaya murah maka budaya membakar hutan menjadi pilihan utama masyarakat pertanian. Dengan adanya perundang undangan tentang di tindak kerasnya perambahan hutan (illegal logging) hendaknya merubah budaya perusaakn hutan .



2) Science & technology Perbedaan cara pandang terhadap teknologi dan cara memperoleh pengetahuan misalnya Budaya Barat teknologi berperan penting, solusi permasalahan, meningkatkan kenyamanan dan kesenangan hidup diperoleh secara empiris, berdasarkan pengamatan, percobaan. Contoh pemanenan gandum yang selalu menggunakan alat berat ,pola piker budaya barat yang meminimalisir pengeluaran dan efisiensi waktu. Budaya Non-Barat teknologi sering bertentangan dengan struktur sosial dan nilai tradisional. Budaya masyarakat pertanian Indonesia yang selalu terpaku pada adat istiadat dan kedaan ekonominya yang belum tertata dengan baik, sehingga penggunaan teknologi masih minim. Sebagai contoh penggnaan tenaga manusia dalam pemanenan tebu di indo lampung perkasa .



3) Materialism Kepemilikan merupakan hal yang penting dalam pertanian –



Menunjukkan kelas sosial







Uang sangat penting untuk dapat memiliki sesuatu



b. Activity Orientation Perbedaan orientasi kegiatan akan mempengaruhi perbedaan pola pikir dan tingkah laku dalam budaya pertanian o Aktivitas dan Pekerjaan mendapatkan uang; o Efficiency & Practicality Pertanian modern ini akan akan membedakan pola pikir , jika pertaniaan modern itu dalam pengolahan pengolahan tanah hanya membutuhkan waktu lima jam \ hektar sedangkan pertanian tradisional yang tidak memiliki modal dan budaya yang susah hilang harus menggunakan cangkul untuk mengolah tanahnya berhari hari. o Progress dan change: Kemajuan dan Perubahan adalah hal yang bagus



c. Time Orientation 



Konsep waktu: lampau, sekarang dan masa yang akan datang







Tepat waktu Budaya masyarakat petani selalu terlambat dalam penanganan hama dan penyakit.



d. Human Nature Orientation 



Goodness of Human nature: evil & good







Rationality of Human nature : manusia bertindak berdasar alasan tertentuà rational, free choice, responsibility







Mutability



of



Human



nature:



manusia



bisa



diubah



oleh



masyarakat à pendidikan, penjara



e. Perception of Self Tiap budaya cenderung berbeda dalam mempersepsikan tentang diri: Individualism: peran dan tanggung jawab individual dalam masyarakat Masyarakat pertanian , terutama yang memiliki modal lebih banyak cenderung lebih individualis seperti menumpuk pupuk bersubsidi kemudian menjual kepada masyarakat dengan harga yang relative mahal.



C. Adat pola kebudayaan dapat ditinjau dari beberapa aspek,yaitu: o Tingkat nilai budaya, seperti hakikat bidang manusia, kedudukan manusia dalam ruang dan waktu, karya manusia, hubungan manusia dengan lingkungan alam, dan hakikat hubungan antar manusia. o Tingkat norma-norma, seperti cara, kebiasaan, tata kelakuan, dan adatistiadat. o Sistem hokum, meliputi tata kelakuan dalam kehidupan sehari-hari baik secara tertulis atau tidak, tetapi nyata akibat hukumnya. o Aturan-aturan khusus, seperti aturan jual beli, aturan sopan santun, dan lain-lain.



Paul H. Landis juga mengemukakan ciri-ciri kebudayaan tradisional yaitu: o Adaptasinya pasif, o Rendahnya tingkat invasi, o Kebiasaan hidup yang lamban, o Kepercayaan kepada takhayul, o Kebutuhan material yang bersahaja, o Rendahnya kesadaran terhadap o Standar moral yang kaku.



Masyarakat pedesaan ditandai dengan pemilikan ikatan perasaan batin yang kuat sesama warga desa, yaitu perasaan setiap warga/anggota masyarakat yang amat kuat yang hakekatnya, bahwa seseorang merasa merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari masyarakat dimanapun ia hidup dicintainya serta mempunyai perasaan bersedia untuk berkorban setiap waktu demi masyarakatnya atau anggota-anggota masyarakat, karena beranggapan sama-sama sebgai masyarakat yang saling mencintai saling menghormati, mempunyai hak tanggung jawab yang sama terhadap keselamatan dan kebahagiaan bersama di dalam masyarakat. Sektor pertanian sampai saat ini masih merupakan yang paling banyak menyerap tenaga kerja. Sektor pertanian juga masih menjadi tumpuan hidup sebagian mesyarakat, terutama di pedesaan. Namun produktivitas sektor pertanian masih relatif rendah, karena disamping pengaruh faktor teknik produksi dan ekonomi, juga dipengaruhi oleh faktor sosial budaya masyarakat yang belum mendukung perkembangan sektor pertanian secara optimal.



D. Kepercayaan dan Norma Masyarakat • Faktor budaya yang dapat mempengaruhi terjadinya isu kesenjangan gender, • Partisipasi penuh dalam kegiatan reproduksi semua jenis usaha pertanian; • Tidak diikutkannya kaum perempuan dalam partisipasi aktif di dalam kegiatan publik dalam usaha pertanian;



BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Dari makalah ini,dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut :  Pola kebudayaan masyarakat desa termasuk pola kebudayaan tradisional, yaitu merupakan produk dari benarnya pengaruh alam terhadap masyarakat yang hidupnya tergantung pada alam.  Ciri-ciri kebudayaan tradisional meliputi, adaptasinya pasif, rendahnya tingkat invasi, kebiasaan hidup yang lamban, kepercayaan kepada takhayul, kebutuhan material yang bersahaja, rendahnya kesadaran terhadap standar moral yang kaku.  Kepercayaan dan norma masyarakat meliputi faktor budaya yang dapat mempengaruhi terjadinya isu kesenjangan gender, partisipasi penuh dalam kegiatan reproduksi semua jenis usaha tani, dan tidak diikutsertakannya kaum perempuan alam partisipasi aktif dalam kegiatan publik dalam usaha pertanian. B. Saran Adapun saran saya setelah membuat makalah ini adalah 1.



Meningkatkan sumber daya alam di desa dengan memberikan informasi-informasi dengan cara penyuluhan agar dapat memanfaatkan lahan pertanian menjadi hasil produksi yang optimal.



2.



Menghilangkan atau setidaknya mengurangi tahayul didalam masyarakat terhadap pertanian.



3.



Masyarakat desa yang hidup berdasarkan gotong royong sebagai kekuatan untuk berproduksi dan pelaksanaan pembangunan dalam bidang pertanian.



4.



Membentuk kelembagaan pertanian agar dapat mengatur sistem pertanian kearah yang lebih baik.



Daftar Pustaka o http://id.wikipedia.org/wiki/Pertanian => diakses tanggal 17 maret 2014 pukul 22.03 o http://sitirohmie.blogspot.com/2013/04/makalah-pengaruh-sosialbudaya.html => diakses tanggal 17 maret 2014 pukul 21.20 o http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:yg716OFhH3 AJ:www.pertanian.go.id/pug/admin/satlak/Buku_Panduan_PPRG_Pert anian.pdf+&cd=12&hl=en&ct=clnk => diakses 15 maret 2014 jam 22.04