Makalah Pengertian Dan Penilaian Investasi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Islam merupakan agama yang bersifat universal serta dapat memberikan tuntunan dan panduan bagi kehidupan umat manusia. Kita dapat melihat peranan positif yang dibawa oleh Islam di masa kejayaannya dahulu dengan melihat perkembangan peradaban umat manusia. Sebagai suatu ajaran, Islam merupakan suatu sistem kehidupan yang seharusnya dijalankan oleh manusia selaku khalifah Allah SWT di muka bumi ini. Oleh karena syariah Islam merupakan syariah yang bersifat komprehensif dan juga universal. Dengan penjelasan hal tersebut menunjukkan bahwa syariah yang berada dalam ajaran Islam mencakup berbagai aspek kehidupan umat manusia, baik dalam hal ibadah maupun sosial politik ekonomi. Ibadah sangat diperlukan dalam rangka menjaga hubungan yang baik dan terus-menerus antara umat manusia dengan Sang Khalik, Allah SWT. Selain itu ibadah juga berfungsi sebagai sarana untuk secara terus-menerus memperingatkan umat manusia untuk selalu menjalankan tugasnya di muka bumi ini secara baik dan juga bertanggung jawab. Sedangkan syariah di dalam hal muamalah berfungsi sebagai suatu aturan main bagi umat manusia dalam rangka menjalankan fungsi sosialnya di muka bumi. Termasuk dalam hal ini adalah peranan manusia dalam menjalankan sektor muamalah yang berkaitan dengan harta dan ekonomi. Dalam ekonomi Islam, bisnis dan etika tidak harus dipandang sebagai dua hal yang bertentangan, sebab, bisnis yang merupakan symbol dari urusan duniawi juga dianggap sebagai bagian integral dari hal-hal yang bersifat investasi akherat. Artinya, jika oreientasi bisnis dan upaya investasi akhirat (diniatkan sebagai ibadah dan merupakan totalitas kepatuhan kepada Tuhan), maka bisnis dengan sendirinya harus sejalan dengan kaidah-kaidah moral yang berlandaskan keimanan kepada akhirat. Bahkan dalam Islam, pengertian bisnis itu sendiri tidak dibatasi urusan dunia, tetapi mencakup pula seluruh kegiatan kita didunia yang "dibisniskan" (diniatkan sebagai ibadah) untuk meraih keuntungan atau pahala akhirat. B. RUMUSAN MASALAH 1. Apa Pengertian Dan Penilaian Investasi? 2. Apa Teori Investasi? 3. Apa Analisis Investasi? 4. Apa Devensiasi Investasi? 5. Apa Tipe Investasi?



1



BAB II PEMBAHASAN Investasi A. PENGERTIAN DAN PENILAIAN INVESTASI 1. Pengertian Investasi Pengertian



Investasi adalah penanaman aset atau dana yang dilakukan oleh sebuah



perusahaan atau perorangan untuk jangka waktu tertentu demi memperoleh imbal balik yang lebih besar di masa depan. Ada banyak hal yang terlibat dalam aktivitas ini, dan beberapa di antaranya adalah jumlah dana dan tujuan dari investasi itu sendiri.1 Investasi Syariah adalah aturan dalam menjalankan kehidupan yang baik dan sempurna, dengan memelihara hubungan sesama manusia dan alam yang semuanya di lakukan dalam rangka menjalin hubungan baik dengan tuhan. Dengan demmikian, beriman dan beramal sholeh menjadi inti dari syariah, termasuk di antaranya hubungan masyarakat perniagaan dari investasi. investasi syariah adalah kegiatan pengembangan uang melalui Berbagai sumber daya dengan motivasi untuk mendapatkan ke untugan yang sejalan dengan perinsip syariah islam. syariah islam dalam konteks agama memang di syar’ikan berdasarkan ke tentuan islam. walaupun demikian, penerapan bersifat universal, artinya siapapun dapat memamfaatkakn perinsip syariah dalam menjalankan berbagai aspek kehidupannya, terutama terkait topik ini yaitu investasi.2 Bahwa investasi adalah menempatkan uang atau dana dengan harapan untuk memperoleh tambahan atau keuntungan tertentu atas uang atau dana tersebut. Pada umumnya, investasi dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai berikut:3 1. Investasi pada financial asset yang dilakukan di pasar uang, berupa sertifikat deposito, commercil paper, Surat Berharga Pasar Uang (SPBU), dan lainnya. Investasi juga dapat dilakukan di pasar modal,  misalnya, pasar saham, obligasi, warrant, opsi, dan sebagainya. 2. Investasi pada real asset yang dilakukan dengan pembelian aset produktif, pendirian pabrik, pembukaan pertambangan, perkebunan, dan sebagainya. Ada beberapa prinsip dasar transaksi menurut syariah dalam investasi keuangan yang ditawarkan, menurut Pontojowinoto (2003) sebagai berikut.4 Rangkuti,Freddy. 2000. Manajemen Persediaan. Jakarta: Pt Raja Grafindo Persada Andi Prasetiyo, Hubungan Investasi dan Tingkat Likuiditas di Bank Perkreditan Rakyat Syariah, (Jakarta: Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum Jurusan Muamalat, 2006) 3 Ibid 4 Andi Prasetiyo, Hubungan Investasi dan Tingkat Likuiditas di Bank Perkreditan Rakyat Syariah, (Jakarta: Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum Jurusan Muamalat, 2006)



1 2



2



1. Transaksi dilakukan atas harta yang memberikan nilai manfaat dan menghindari setiap transaksi yang zalim. 2. Uang  sebagai alat pertukaran bukan komoditas perdagangan yang fungsinya adalah sebagai alat pertukaran. 3. Setiap transaksi harus transparan, tidak menimbulkan kerugian atau unsur penipuan disalah satu pihak, baik secara sengaja maupun tidak sengaja. 4. Risiko yang mungkin timbul harus dikelola sehingga tidak menimbulkan resiko yan besar atau melebihi kemampuan menangung risiko. 5. Dalam islam, setiap transaksi mengharapkan hasil harus bersedia menangung resiko. 6. Menejemen yang diterapkan adalah menejemen Islami yang tidak mengandung unsur spekulatif dan menghormati hak asasi manusia serta menjaga lestarinnya lingkungan hidup. Dalam berinvestasi, Allah swt. dan Rasul-Nya memberikan petunjuk dan ramburambu pokok yang di ikuti oleh setiap muslim yang beriman. Di antara rambu-rambu (Satrio, 2005) tersebut adalah sebagai berikut. a. Terbebas dari Unsur Riba b. Terhindar dari Unsur Gharar c. Terhindar dari Unsur Judi d. Terhindar dari Unsur Haram e. Terhindar dari Unsur Syubhat       Kemudian ada beberapa prinsip-prinsip islam dalam muamalah yang harus diperhatikan oleh pelakku investasi syariah islam (pihak terkait) adalah sebagai berikut: 1. Tidak mencari rezeki pada hal yang haram,baik dari segi zatnya maupun cara mendapatkannya,serta tidak menggunakan untuk hal-hal yang haram. 2. Tidak menzolimi dan tidak dizolimi 3. Keadilan pendistribusian kemakmuran 4. Transaksi dilakukan atas dasar ridha 5. Tidak ada usur riiba, maysir (perjudian/spekulasi), dan gharar (keidak jelasan/samarsamar) Investasi yang menjanjikan hasil yang tetap dalam jangka waktu tertentu tanpa menanggung risiko apa pun cukup menggiurkan. Hal ini tentu saja menimbulkan potensi ketidakadilan dan kezaliman, dimana pengusaha harus membayar kepada para investor walaupun sedang mengalami kerugian dalam usahanya.5 5



Ibid



3



Sebaliknya, investor harus rela menerima bagian yang sudah disepakati walaupun keuntungan yang didapat oleh pengusaha berkali lipat jumlahnya. Namun demikian, perlu dipahami dengan baik, bahwa ketidakadilan bukan satu-satunya penentu halal dan haram dalam persoalan riba. Karena walaupun kedua pihak (investor dan pengusaha) menyatakan suka rela, tetap tidak membuat hal itu menjadi halal. Kontrak investasi dalam Islam dikategorikan sebagai kontrak amanah, yaitu kedua pihak dihukumkan sebagai rekan bisnis yang saling membantu (pembagian untung dan rugi) berdasarkan modal dari keduanya atau kita kenal dengan musyarakah. Artinya, tidak ada pihak yang menjadi penjamin atas pihak yang lainnya. Keputusan Majma Fiqh Al-Islami menyebutkan, “Investasi apa pun yang menjadikan pihak pengusaha (mudharib) memberikan keuntungan dengan kadar tertentu kepada investor, maka hal itu adalah haram. Karena sifat investasi telah berubah menjadi elemen pinjaman dengan janji keuntungan riba”. Kaidah mendasar dalam sebuah investasi, sepertimana yang dimuat dalam kitab AlQawaid Al-Fiqhiyyah  menyatakan: “bahwa keuntungan adalah melalui menanggung risiko yang ada”. Dalam kaidah yang lain: “Siapa saja yang hendak mendapatkan manfaat dari sesuatu, maka harus baginya menanggung risikonya” (Durar Al-Ahkam Sharh Majallah AlAhkam). Kesimpulannya, Investasi apapun bentuknya dalam Islam mewajibkan bahwa kerugian dan keuntungan hendaknya menjadi tanggung jawab dan hak kedua pihak maka investasi seperti ini yang di perbolehkan. 2. Penilaian Investasi  Ada beberapa metode penilaian investasi yang bisa dipakai untuk menentukan apakah suatu investasi layak atau tidak layak dilakukan sebuah perusahaan. Masing-masing metode mempunyai kelebihan dan kelemahan. Metode yang dipakai tergangung dari kebutuhan tiaptiap perusahaan. Metode yang mana yang cocok untuk digunakan oleh perusahaan. Dalam mengukur sebuah investasi sebaiknya tidak hanya mengandalkan satu metode saja, menggunakan beberapa metode sekaligus lebih baik. Semakin banyak metode yang dipakai, maka akan semakin banyak gambaran yang lebih lengkap. Informasi yang didapat lebih banyak. Sehingga keputusan investasi bisa lebih tertarget dan menghasilkan keuntungan yang maksimal. Beberapa metode yang umum dipakai perusahaan adalah sebagai berikut :6 1. Metode Net Present Value (NPV) 6



Napa J. Awat.1999. Manajemen Keuangan Pendekatan Matematis. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama



4



Metode penilaian investasi net present value (NPV) adalah selisih antara nilai sekarang dari investasi dengan nilai sekarang dari penerimaan uang kas bersih dimasa mendatang. Dalam perhitungan net present value diperlukan data-data mengenai perkiaraan biaya operasi dan pemeliharaan, biaya investasi dan prakiraan keuntungan dari investasi yang sedang direncanakan. Keputusan dengan mengguanakan analisa NPV ini ada dua kemungkinan. a. Apabila selisih antara nilai sekarang dari arus kas lebih besar yang berarti nilai NPV positif. Maka investasi tersebut layak untuk dijalankan. b. Apabila selisih antara nilai sekarang dari arus kas lebih kecil yang berarti nilai NPV negatif. Maka investasi tersebut tidak layak untuk dijalankan. Kelebihan Analisa Metode Net Present Value. 1. Nilai waktu dari uang turut diperhitungkan 2. Nilai sisa proyek/investasi turut diperhitungkan 3. Arus kas selama masa investasi proyek turut diperhitungkan Kekurangan Analisa Metode Net Present Value 1. Apabila proyek mempunyai nilai investasi yang beda, dan jangka waktu yang juga berbeda. Maka nilai NPV yang lebih tinggi belum tentu menunjukkan investasi tersebut lebih baik 2. Manajer keuangan harus bisa menghitung tingkat biaya modal selama masa investasi 3. Kelayakan investasi tidak hanya dipengaruhi oleh besar kecilnya arus kas. Faktor usia lamanya investasi juga bisa mempengaruhi. 2. Metode Payback Period (PP) Analisa metode penilaian investasi payback period adalah sebuah metode untuk mengetahui kapan waktu kembalinya dana investasi yang telah dikeluarkan. Payback period mengukur lamanya dana investasi yang dikeluarkan perusahaan akan kembali seluruhnya seperti awal mula. Dengan analisa metode payback period akan diketahui berapa lama sebuah investasi bisa dikembalikan ketika terjadi kondisi BEP (break even point) atau titik impas. Perhitungan metode ini diakukan dengan menghitung periode waktu yang dibutuhkan ketika jumlah



arus



kas



yang



masuk



sama



dengan



jumlah



arus



kas



yang



keluar.



Secara umum, apabila hasil payback periode menunjukkan periode pengembalian yang lebih cepat. Maka investasi tersebut layak untuk dijalankan. Begitu juga sebaliknya, apabila payback period menunjukkan periode pengembalian yang lebih lama. Maka investasi tersebut tidak layak untuk dijalankan. Apabila ada lebih dari satu jenis investasi yang 5



ditawarkan, periode pengembalian yang paling singkat yang seharusnya dipilih. Analisa metode payback period hanya disarankan untuk memperoleh tambahan informasi mengenai kecepatan waktu pengembalian dana yang akan diiinvestasikan. Seperti perusahaan teknologi contohnya handphone yang setiap bulan bahkan muncul produk baru yang membuat produk sebelumnya menjadi usang. Padahal masih baru. Kelebihan Payback Period 1. Payback period memberi informasi tentang kapan lamanya dana investasi akan kembali. 2. Payback period memberi informasi tentang jangka waktu break even poin 3. Payback period bisa menjadi alat pertimbangan sebuah resiko. Semakin pendek payback period, semakin kecil resiko kerugian. Begitu juga sebaliknya. 4. Payback period bisa membandingkan dua jenis investasi yang mempunyai return dan resiko yang sama dengan hanya melihat lamanya tempo pengembalian atas investasi. Payback period yang lebih pendek itulah yang disarankan untuk dipilih. 5. Dampak investasi yang berhubungan dengan masalah likuiditas perusahaan bisa diminialisir. Kekurangan Payback Period 1. Payback period mengabaikan proceeds atau penerimaan investasi yang diperoleh setelah masa payback period tercapai. 2. Payback period tidak memperhitungkan nilai waktu dari uang (value of money) 3. Payback period tidak memiliki informasi tentang tambahan value yang bisa diterima perusahaan. 4. Payback period hanya mengukur rentang waktu kembalinya dana investasi. Tidak menganalisa keuntungan investasi/proyek pembangunan yang sudah direncanakan. 3. Metode Profitability Index (PI) Analisa metode penilaian investasi profitability index (PI) membandingkan antara nilai arus kas dimasa mendatang dengan nilai pengeluaran investasi yang sekarang. Profitability index dikenal juga dengan nama profit investment ratio (rasio laba investasi) dan value investment ratio (rasio investasi nilai). Apabila profitability Index hasilnya lebih besar dari 1, Investasi tersebut layak untuk diambil. Semakin besar angkanya, maka investasi tersebut semakin layak. Kelebihan Profitability Index



6



1. Profitability index memberikan informasi persentase arus kas dimasa mendatang dengan aliran kas awal (cash initial) 2. Profitability index memperhitungkan biaya modal (cost of capital) 3. Profitability index memperhitungkan semua arus kas 4. Profitability index memperhatikan nilai waktu dari uang (time value of money) Kekurangan Profitability Index 1. Profitability index tidak menginformasikan tentang return suatu proyek investasi 2. Profitability index tidak memiliki infomasi tentang resiko investasi 3. Tidak menginformasikan apakah sebuah investasi memberikan keuntungan bagi perusahaan 4. Untuk menghitung profitability index dibutuhkan biaya modal  4. Metode Average Rate of Return (ARR) Metode penilaian investasi average rate of return ini menilai seberapa besar keuntungan dari sebuah investasi. Keuntungan yang dimaksud adalah laba bersih setelah pajak yang dibandingkan dengan nilai rata-rata dari investasi. Jadi ARR diukur dari laba perusahaan. Bukan arus kas investasi perusahaan. Apabila hasil perhitungan angka ARR lebih besar daripada tingkat return yang diisyaratkan. Maka investasi ini layak untuk lakukan. Namun apabila yang terjadi sebaliknya, maka investasi tersebut tidak layak untuk dijalankan. Kelebihan Average Rate of Return 1. Metode ARR menggunakan data-data akuntansi yang telah tersedia. Tidak diperlukan tambahan perhitungan 2. Sebagai alat ukur bahwa investasi baru tidak berpengaruh negatif terhadap laba perusahaan. 3. Mudah dimengerti. Sangat sederhana. Cukup dengan melihat laporan laba rugi perusahaan. Kekurangan Average Rate of Return 1. Metode ARR mengabaikan nilai waktu dari uang (time value of money) 2. Pendekatan yang digunakan jangka pendek. Angka-angka yang digunakan saat ini bisa menyesatkan diwaktu yang akan datang 3. Terlalu memfokuskan pada nominal laba akuntansi. Mengabaikan aliran arus kas dari investasi yang dijalankan. 4. Jangka waktu investasi tidak diperhitungkan.



7



5. Metode Internal Rate of Return (IRR) Analisa metode penilaian Internal Rate of Return (IRR) adalah metode analisa investasi dengan menghitung tingkat suku bunga yang menyamakan present value (nilai sekarang) investasi saat ini dengan present value dari penerimaan arus kas dimasa yang akan datang. Metode IRR ini mungkin metode yang paling sering dilakukan. Mungkin karena mudah digunakan dan banyak yang beranggapan dan percaya bahwa perhitungan IRR adalah hitungan



yang



menunjukkan



tingkat



return



yang



sebenarnya.



Kelebihan Internal Rate of Return 1. Metode IRR tidak mengabaikan nilai waktu dari uang 2. Dasar perhitungan menggunakan aliran arus kas. 3. Tidak berefek pada aliran arus kas selama periode investasi 4. Hasil perhitungan dalam bentuk prosentase. Pengambilan keputusan investasi bisa membuat prakiraan apabila discount rate tidak diketahui. 5. Metode IRR lebih mengutamakan cash initial atau kas awal daripada arus kas belakangan Kekurangan Internal Rate of Return 1. Membutuhkan perhitungan biaya modal yang menjadi batas terbawah dari nilai yang kemungkinan bisa dicapai 2. Perhitungan IRR lebih rumit dibandingan metode yang lain. Harus trial and error apabila tidak menggunakan software. 3. Tidak dapat membedakan antara proyek/investasi yang memiliki perbedaan dalam ukuran dan keadaan investasi.  4. Dalam perhitungan bisa menghasilkan hasil IRR ganda atau bahkan tidak menghasilkan nilai IRR sama sekali. B. TEORI INVESTASI Perhitungan Investasi harus konsisten dengan perhitungan pendapatan nasional. Yang dimasukkan dalam perhitungan investasi adalah barang modal, bangunan / kontruksi, maupun persediaan barang jadi yang masih baru. Investasi merupakan konsep aliran (flow concept), karena dihitung selama satu internal periode tertentu. Tetapi investasi akan memengaruhi jumlah barang modal yang tersedia (capital stock) pada satu periode tertentu. penjelasannya sebagai berikut:7 1. Investasi Dalam Bentuk Barang Modal Dan Bangunan 7



Rangkuti,Freddy. 2000. Manajemen Persediaan. Jakarta: Pt Raja Grafindo Persada



8



Adapun



Yang tercangkup dalam invesatasi barang modal (capital goods) dan bangunan (construction) adalah pengeluaran – pengeluaran untuk pembelian pabrik-pabrik, mesinmesin, peralatan-peralatan produksi dan bangunan-bangunan atau gedung-gedung yang baru. Karena daya tahan barang modal dan bangunan pada umumnya lebih dari setahun, seringkali investasi ini disebut sebagai investasi dalam bentuk harta tetap (fixed investment). 2. Investasi persediaan Berdasarkan pertimbangan, perusahaan seringkali harus memproduksi lebih banyak daripada target penjualan. Misalnya, sebuah pabrik mobil menargetkan penjualan tahun 2.000 adalah 50.000 unik. Tidaklah berarti produksinya harus 50.000 unit juga. Umumnya produksinya melebihi tingkat penjualan. Sebut saja 60.000 unit. Selisih 10.000 unit merupakan persediaan, untuk mengatisipasinya berbagai kemungkinan. Tentu saja investasi persediaan diharapkan meningkatkan penghasilan / keuntungan. Minimal ada 4 kriteria investasi yang digunakan dalam praktik, yaitu :8 1. Payback Period Payback period (periode pulag pokok) adalah waktu yang dibutuhkan agar investasi yang direncanakan dapat dikembalikan, atau waktu yang dibutuhkan untuk mencapai titik impas. Jika waktu yang dibutuhkan makin pendek, proposal investasi dianggap makin baik. Kendatipun kita harus mempertimbangkan criteria payback ini. Sebab, ada investasi yang baru menguntungkan dalam jangka panjang (>5 tahun). 2. Benefit / cost ratio (B/C Ratio) B/C Ratio mengukur mana yang lebih besar, biaya yang dikeluarkan disbanding hasil output yang diperoleh. Biaya yang dikeluarkan dinotasikan sebagai C (Cost). Output yang dihasilkan sebagai B (benefit). Jika nilai B/C sama dengan 1 maka B = C yang dihasilkan sama dengan biaya yang dikeluarkan. 3. Net Present Value (NPV) Keuntungan lain dengan menggunakan metode diskonto adalah kita dapat langsung menghitung selisih nilai sekarang dari biaya total dengan penerimaan total bersih. Selisih inilah yang disebut net present value. Suatu proposal investasi akan diterima jika NPV > 0, sebab nilai sekarang dari permintaan total lebih besar daripada nilai sekarang dari biaya total. 4. Internal Rate of return ( IRR )



8



Ibid



9



Internal rate of return ( IRR ) adalah nilai tingkat pengembalian investasi, dihirung pada saat NPV sama dengan nol. Jika pada saat NPV = 0, nilai IRR = 12%, maka tingkat pengembalian investasi adalah 12%. Keputusan menerima atau menolak rencana investasi dilakukan berdasarkan hasil perbandingan IRR dengan tingkat pengembalian investasi yang di inginkan (r). jika r yang diinginkan adalah 15%, sementara IRR hanya 12%, proposal invastasi ditolak. Begitu juga sebaliknya. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Investasi a. Tingkat pengembalian Yang Diharapkan ( Expected Rate Of Return ) Kemampuan perusahaan menentukan tingkat investasi yang diharapkan, sangat dipengaruhi oleh kondisi internal dan eksternal perusahaan. 1. Kondisi Internal Perusahaan Kondisi internal adalah factor-faktor yang berada di bawah control perusahaan, misalnya tingkat efisiensi, kualitas SDM dan teknologi yang digunakan. Ketiga aspek tersebut berhubungan positif dengan tingkat pengembalian yang diharapkan. Artinya, makin tinggi tingkat efisiensi, kualitas SDM dan teknologi, maka tingkat pengembalian yang diharapkan makin tinggi. 2. Kondisi Eksternal Perusahaan Kondisi eksternal yang perlu dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan akan investasi terutama adalah perkiraan tentang tingkat produkdi dan pertumbuhan ekonomi domestic maupun internasional. Jika diperkirakan tentang masa depan ekonomi nasional maupun dunia bernada optimis, biasanya tingkat investasi meningkat, karena tingkat pengembalian investasi dapat dinaikkan. Selain perkiraan kondidi ekonomi, kebijakan yang ditempuh pemerintah juga dapat menentukan tingkat investasi. Kebijakan menaikkan paak, misalnya, diperkirakan akan menurunkan tingkat permintaan akan agregat. Akibatnya tingkat investasi akan menurun. Factor sosial politik juga menentukan gairah investasi, jika sosial-politik makin stabil, investasi umumnya juga meningkat. Demikian pula factor keamanan (kondisi keamanan Negara).



b. Biaya investasi Yang paling menentukan tingkat biaya investasi adalah tingkat bungan pinjaman ; makin tinggi tingkat bunganya, maka biaya investasi makin mahal. Akibatnya minat berinvestasi makin menurun. Namun , tidak jarang,walaupun tingkat bunga pinjaman rendah, minta 10



akan investasi tetap rendah. Hal ini disebabkan biaya tota investasi masih tinggi. Factor yang mempengaruhi terutama adalah masalah kelembagaan. c. Marginal efficiency of capital (MEC), tingkat bunga, dan marginal efficieny of investment (MEI) 1. Marginal efficiency of capital (MEC),Invetasi, dan tingkat bunga Yang dmaksud dengan marginal efficiency of capital (MEC) atau efisiensi modal marjinal (EMM) adalah tingkat pengembalian yang di harapkan (expected rate of return) dari setiap tambahan barang modal. 2. Marginal efficiency of capital (MEC) dan marginal efficiency of investment (MEI) Sama halnya dengan kurva permintaan akan investasi, kurva MEC secara nasional dapat di turunkan dengan menjumlahkan secara horizontal kurva-kurva MEC dari perusahaan-perusahaan yang ada dalam perekonimian tetapi ada beberapa ekonom yang tidak sependapatan dengan cara penurunan kurva MEC. Padahal jika permintaan barang akan modal secara nasional meningkat, logikanya tingkat bunga akan naik. Akibatnya kenaikan permintaan akan investasi tidak sebesar lurva MEC . kurva yang lebih relevan adalah kurva yang marginal efficiency of investment (MEI) atau efisiensi investasi marginal (EIM) Jadi,dapat disimpulkan bahwa Investasi (Penanaman Modal) adalah pengeluaran atau perbelanjaan penanam-penanam modal atau perusahaan untuk membeli barang-barang modal dan perlengkapan-perlengkapan produksi untuk menambah kemampuan memproduksi barang-barang dan jasa-jasa yang tersedia dalam perekonomian. Investasi atau pembentukan modal merupakan komponen kedua yang menentukan tingkat pengeluaran agregat.Dan Dalam Undang-undang No. 1 Tahun 1967 ditegaskan bahwa Pengertian penanaman modal asing di dalam Undang-undang ini hanyalah meliputi penanaman modal asing secara langsung yang dilakukan menurut atau berdasarkan ketentuan-ketentuan Undang-undang ini dan yang digunakan untuk menjalankan perusahaan di Indonesia, dalam arti bahwa pemilik modal secara langsung menanggung risiko dari penanaman modal.



C. ANALISIS INVESTASI Analisis investasi



(investment



analysis)



dimaksudkan



sebagai



upaya



untuk



memperkirakan prospek suatu investasi di masa yang akan datang. Analisis ini sangat diperlukan dengan pertimbangan bahwa kondisi investasi masa yang akan datang bersifat 11



tidak pasti (uncertainty). Hasil analisis investasi ini akan menjadi pertimbangan bagi para investor dalam mengambil keputusan atas investasinya. Analisis investasi meliputi  analisis fundamental, analisis teknikal, model-model valuasi investasi, serta model-model keseimbangan dalam menilai investasi. Pada pembahasan analisis investasi ini, penulis lebih banyak mengungkapkan teori hasil kompilasi dari beberapa pakar serta hasil penelitian, baik yang dilaksanakan di dalam negeri (Indonesia) maupun di luar negeri.9 D. DEVENSIASI INVESTASI Diferensiasi adalah proses yang membedakan produk atau layanan Anda dengan pihak lain. Proses ini melibatkan detail karakteristik setiap produk yang dihargai oleh konsumen  dan menjadikan hal ini unik. Ketika berhasil, diferensiasi produk menciptakan keunggulan kompetitif dikarenakan pelanggan melihat produk Anda sebagai yang superior. Penting bagi perusahaan untuk berbeda dengan kompetitor, dikarenakan ada ratusan produk baru yang masuk ke pasar setiap hari. Ketika dihadapkan dengan terlalu banyak pilihan, konsumen akan bingung dalam memilih dan pada akhirnya membuat keputusan untuk tidak membeli. Itulah mengapa sangat penting untuk bisnis Anda menemukan cara agar produk Anda terlihat “menonjol” dan dianggap unik serta beharga daripada barang yang serupa. Tim pemasaran akan berusaha menjelaskan kepada semua pelanggan apa kelebihan yang ditawarkan produk Anda dan membandingkannya dengan pesaing. Jika perusahaan Anda memiliki banyak produk, pastikan setiap produk memiliki identitas yang jelas untuk menghindari kebingungan saat konsumen menentukan pilihan. Membuat produk yang berbeda adalah hal yang menarik bagi calon konsumen. Hal ini dapat membantu membangun keunggulan kompetitif produk dibandingkan merek lain. Strategi diferensiasi produk yang baik dapat memperoleh loyalitas merek, hal terpenting untuk setiap bisnis yang sukses. Strategi ini berfokus pada persepsi nilai pembeli. Selama penjual terus memberikan kualitas pelayanan tertinggi, basis pelanggan akan tetap loyal. Segmentasi pasar saat ini dihadapkan dengan persaingan bisnis yang sangat kompetitif. Jika suatu produk tidak memiliki kualitas tinggi secara konsisten, konsumen akan beralih ke pilihan lain. Membuat produk yang unik tidak akan cukup untuk mendapatkan keunggulan kompetitif dari diferensiasi produk jika pembeli tidak mengetahui perbedaan produk Anda dengan merek lain. Penjual harus memiliki 9



Napa J. Awat.1999. Manajemen Keuangan Pendekatan Matematis. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama



12



pemahaman menyeluruh tentang harapan pembeli dan bagaimana produk akan digunakan. Misalnya, tujuan membeli mobil adalah untuk alat transportasi, tetapi jika membeli mobil tersebut  juga akan memberikan perasaan pencapaian dan harga diri yang tinggi, maka penjual akan memiliki keunggulan kompetitif atas produk mobil yang ia pasarkan. Cara lain diferensiasi produk sangat penting adalah memberikan kontribusi terhadap persepsi pembeli bahwa tidak ada merek yang serupa dengan produk yang kita pasarkan. Diferensiasi produk akan menyoroti hal yang membedakan produk kita dengan kompetitor. Konsumen akan melihat bahwa produk kompetitor tidak dapat memenuhi kebutuhan mereka. Hal ini meningkatkan harapan konsumen tentang kesadaran standar kualitas yang akan mereka terima.10 E. TIPE INVESTASI Pada saat seorang pebisnis atau pihak yang memiliki kelebihan dana ingin berinvestasi mereka dapat memilih serta memutuskan tipe aset keuangan seperti apa yang akan dipilihnya. Dalam hal ini ada dua tipe investasi yang dapat dipilihnya, yaitu investasi langsung dan investai tidak langsung adapun penjelasannya sebagai berikut:11 1. Investasi Langsung Investasilangsung (direct investment) yaitu mereka yang memiliki dana dapa langsung berinvestasi dengan cara langsung membeli aset keuangan dari suatu perusahaan yang dapat dilakukan baik melalui perantara maupun cara lainnya. a) Investasi Langsung yang Tidak Dapat Diperjualbelikan. 1) Tabungan 2) Deposito b) Investasi  Langsung yang Dapat Diperjualbelikan 1) Invetasi langsung di pasar uang.  a.  Treasury bill atau T-bill (uang treasuri) b. Deposito yang dapat dinegosiasikan c. Invetasi langsung di pasar modal d. Surat-surat berharga pendapatan tetap (fixed income securities) 2) Obligasi treasuri (treasury bond atau T-bond) 3) Federal agency securities 4) Obligasi daerah (municipal bond) 10 11



Rangkuti,Freddy. 2000. Manajemen Persediaan. Jakarta: Pt Raja Grafindo Persada Weston,Fred. Thomas E. Copeland.1996. Manajemen Keuangan edisi ke-8. Jakarta: Penerbit Erlangga



13



5) Obligasi perusahaan (corporate bond) 6) Obligasi konversi (convertible bond) 7) Saham-saham  (equity securitie) 8) Saham preferen (preffered stock) 9) Saham biasa  (common stock) c) Investasi langsung di pasar tuunan 1) Kontrak Opsi a) Waran (warrant) b) Opsi jual (put option)  c) Opsi beli (call option) 2) Kontrak future   2.  Investasi Tidak Langsung Investasi tidak langsung (indirect investment) terjadi ketika pihak yang memiliki kelebihan dana dapat melakukan keputusan investasi namun tidak tidak terlibat secara langsung, atau cukup dengan membeli asset keuangan dalam bentuk saham atau obligasi. Mereka yang melakukan kebijakan investasi tidak lagsung umumnya cenderung tidak terlibat dalam pengambilan keputusan penting pada suatu perusahaan. Contohnya, mereka biasanya membeli saham dan obligasi yang dijual di pasar modal melalui perusahaan investasi atau perantara (agent). Perantara tersebut nantinya akan mendapatkan sejumlah keuntungan yang dianggap  sebagai upah jasa (fee). Sementara itu, perusahaan investasi adalah perusahaan yang menyediakan jasa keuangan dengan cara menjual sahamnya ke publik dan menggunakan dana yang diperoleh untuk diinvestasikan ke dalam portofolionya.



BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN Pengertian



Investasi adalah penanaman aset atau dana yang dilakukan oleh sebuah



perusahaan atau perorangan untuk jangka waktu tertentu demi memperoleh imbal balik yang



14



lebih besar di masa depan. Ada banyak hal yang terlibat dalam aktivitas ini, dan beberapa di antaranya adalah jumlah dana dan tujuan dari investasi itu sendiri. Investasi Syariah



adalah aturan dalam menjalankan kehidupan yang baik dan



sempurna, dengan memelihara hubungan sesama manusia dan alam yang semuanya di lakukan dalam rangka menjalin hubungan baik dengan tuhan.



investasi syariah adalah



kegiatan pengembangan uang melalui Berbagai sumber daya dengan motivasi untuk mendapatkan ke untugan yang sejalan dengan perinsip syariah islam. syariah islam dalam konteks agama memang di syar’ikan berdasarkan ke tentuan islam. walaupun demikian, penerapan bersifat universal, artinya siapapun dapat memamfaatkakn perinsip syariah dalam menjalankan berbagai aspek kehidupannya, terutama terkait topik ini yaitu investasi Perhitungan Investasi harus konsisten dengan perhitungan pendapatan nasional. Yang dimasukkan dalam perhitungan investasi adalah barang modal, bangunan / kontruksi, maupun persediaan barang jadi yang masih baru. Investasi merupakan konsep aliran (flow concept), karena dihitung selama satu internal periode tertentu ada dua tipe investasi yang dapat dipilihnya, yaitu investasi langsung dan investai tidak langsung. 1. Investasi Langsung Investasilangsung (direct investment) yaitu mereka yang memiliki dana dapa langsung berinvestasi dengan cara langsung membeli aset keuangan dari suatu perusahaan yang dapat dilakukan baik melalui perantara maupun cara lainnya. 2. Investasi Tidak Langsung Investasi tidak langsung (indirect investment) terjadi ketika pihak yang memiliki kelebihan dana dapat melakukan keputusan investasi namun tidak tidak terlibat secara langsung, atau cukup dengan membeli asset keuangan dalam bentuk saham atau obligasi. B. SARAN Dengan segala penyajian makalah yang masih jauh dari kata sempurna, pemakalah sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan makalah-makalah selanjutnya. Terimakasih. DAFTAR PUSTAKA Andi Prasetiyo, Hubungan Investasi dan Tingkat Likuiditas di Bank Perkreditan Rakyat Syariah, (Jakarta: Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum Jurusan Muamalat, 2006)



15



Weston,Fred. Thomas E. Copeland.1996. Manajemen Keuangan edisi ke-8. Jakarta: Penerbit Erlangga Napa J. Awat.1999. Manajemen Keuangan Pendekatan Matematis. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama Rangkuti,Freddy. 2000. Manajemen Persediaan. Jakarta: Pt Raja Grafindo Persada



16