19 0 159 KB
MAKALAH MANAJEMEN OPERASI PERENCANAAN AGREGAT
DISUSUN OLEH: Mei Sella Anastasia
12010117120037
Errien Devitha
12010117130083
Muhammad Faisal
12010117130120
Anie Luthfiyani Septiadi
12010117140167
KELOMPOK 10 KELAS A PROGRAM STUDI S-1 MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS DIPONEGORO 2020
KATA PENGANTAR Assalamualaikum Wr. Wb. Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Tuhan YME, karena atas berkatrahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan Tugas Makalah untuk memenuhi mata kuliah Manajemen Operasi
.
Dalam
penulisan makalah ini
penulis membahas
tentang “
Perencanaan Agregat”. Sesuai dengan tujuan instruksional khusus mata kuliah Manajemen Operasi, Program Studi S1 Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Diponegoro. Dengan menyelesaikan makalah ini, tidak jarang penulis menemui kesulitan. Namun penulis sudah berusaha sebaik mungkin untuk menyelesaikanny a,karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran, dari semua pihak yang me mbaca yang sifat nya membangun untuk dijadikan bahan masukan guna penulisan yang akan datang sehingga menjadi lebih baik lagi. Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak memperoleh bantuan dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada : Dr. Susilo Toto Raharjo S.E.,M.T wassalamu’alaikum wr.wb,.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................i DAFTAR ISI.................................................................................................................ii Latar Belakang...............................................................................................................1 1.
Pengertian Perencanaan Agregat............................................................................2
2.
Strategi Perencanaan Agregat................................................................................2 2.1 Srategi Murni.......................................................................................................2 2.1.1 Tipe Strategi Pilihan Kapasitas.....................................................................3 2.1.2 Tipe Strategi Pilihan Permintaan...................................................................5 2.2
3.
4.
Strategi Hibrid..............................................................................................8
Metode Perencanaan Agregat.................................................................................9 3.1
Metode Pembuatan Grafis Dan Diagram......................................................9
3.2
Pendekatan Matematis Dalam Perencanaan................................................10
Perencanaan Agregat Di Bidang Jasa...................................................................11 4.1
Lima scenario perencanaan agregat di bidang jasa :...................................12
Daftar Pustaka..............................................................................................................15
ii
Latar Belakang Kegiatan perencanaan produksi dimulai dengan melakukan peramalan – peramalan (forecast) untuk mengetahui terlebih dahulu apa dan berapa yang perludiproduksikan pada waktu yang akan datang. Peramalan produksi bermaksuduntuk memperkirakan permintaan akan barang – barang atau jasa perusahaan.Tetapi hampir semua perusahaan tidak dapat selalu menyesuaikan tingkatproduksi mereka dengan perubahan permintaan nyata. Oleh karena itu, perusahaanmengembangkan rencana – rencana rasional yang menunjukan bagaimana merekaakan memberi tanggapan terhadap pasar. Perencanaan agregat (aggregate planning) atau penjadwalan agregat (aggregate
scheduling) berhubungan dengan penentuan
kuantitas
dan
waktuproduksi pada jangka menengah biasanya antara 3-18 bulan kedepan. Digunakannya istilah “agregat” adalah karena ramalan – ramalanpermintaan akan berbagai barang atau jasa individual digabungkan menjadi unit –unit yang homogeny. Perencanaan agregat mencerminkan strtegi perusahaandalam pelayanan
kepada
langganan,
tingkat
persediaan,
tingkat
produksi,
jumlahkaryawan dan lain – lain. Proses perencanaan agregat yang digunakan oleh perusahaan harus tetap mengedepankan kualitas barang yang diproduksi oleh perusahaan. Perencanaan agregat ini berhubungan dengan srategi lokasi dalam hal penyimpanan barangyang berlebih, agar dapat menghemat biaya penyimpanan dan resikopenyimpanan.Hubungannya
dengan
manajemen
persediaan
adalah
ketikakapasitas produksi ada satu waktu diperlukan barang persediaan yang relative.
1. Pengertian Perencanaan Agregat Perencanaan Agregat (agregat planning) juga dikenal sebagai Penjadwalan Agregat adalah Suatu pendekatan yang biasanya dilakukan olehpara manajer operasi untuk menentukan kuantitas dan waktu produksi pada jangka menengah (biasanya antara 3 hingga 18 bulan ke depan). Perencanaan agregat dapat digunakan dalam menentukan jalan terbaik untuk memenuhi permintaan yang diprediksi dengan menyesuaikan nilai produksi, tingkat tenaga kerja, tingkat persediaan, pekerjaan lembur, tingkat subkontrak, rdanvariabel lain yang dapat dikendalikan. Keputusan Penjadwalan menyangkut perumusan rencana bulanan dankuartalan yang mengutamakan masalah mencocokkan produktifitas dengan permintaan yang fluktuatif. Oleh karenanya perencanaan Agregat termasuk dalam rencana jangka menengah. 2. Strategi Perencanaan Agregat Ketika membuat sebuah rencana agregat, manajer produksi harus menjawab beberapa pertanyaan: perlukah persediaan digunakan untuk mengantisipasi perubahan permintaan selama perioda perencanaan? Perlukah perubahan diakomodasi dengan memvariasikan jumlah tenaga kerja? Perlukah para pekerja paruh waktu dikaryakan, atau perlukah lembur dan waktu kosong menyerap fluktuasi? Perlukah para subkontraktor digunakan pada pesanan yang berubah-ubah sehingga kestabilan tenaga kerja dapat terjaga? Perlukah harga atau faktor lain diubah untuk mempengaruhi permintaan? Jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut di atas akan berkaitan dengan strategi perencanaan agregat. Berikut adalah jenis-jenis strategi perencanaan agregat: 2.1 Srategi Murni Strategi yang disusun dengan hanya memanipulasi salah satu variabel. Strategi inii terdiri dari dua golongan yakni (1) pilihan kapasitas dimana perusahaan berusaha untuk mengubah permintaan tetapi untuk menyerap 2
fluktuasi dalam permintaan dan (2) pilihan permintaan. di mana perusahaan berusaha untuk memuluskan perubahan pola permintaan selama perioda perencanaan Beberapa tipe strategi yang termasuk strategi murni adalah sebagai berikut. 2.1.1 Tipe Strategi Pilihan Kapasitas Sebuah perusahaan dapat menentukan pilihan kapasitas dasar (produksi) berikut:
Mengubah
tingkat
persediaan.
Para
manajer
dapat
meningkatkan persediaan selama perioda permintaan rendah untuk memenuhi permintaan yang tinggi di masa datang. Jika strategi tersebut dipilih, maka biaya-biaya yang berkaitan dengan penyimpanan, asuransi, penanganan, keusangan, pencurian, dan modal yang diinvestasikan akan meningkat. Biaya-biaya tersebut pada umumnya berkisar 15% hingga 40% dari nilai sebuah barang setiap tahunnya. Pada sisi lain, ketika perusahaan memasuki masa di mana permintaan terus meningkat, maka kekurangan yang terjadi dapat mengakibatkan penjualan yang hilang disebabkan lead-time yang lebih panjang dan pelayanan pelanggan yang lebih buruk.
Meragamkan
ukuran
tenaga
kerja
dengan
cara
mengkaryakan atau memberhentikan. Salah satu cara untuk memenuhi permintaan adalah dengan mengkaryakan atau memberhentikan para pekerja untuk menyesuaikan tingkat produksi. Bagaimanapun, sering karyawan baru memerlukan pelatihan, dan rata-rata produktivitas menurun untuk
sementara
sehingga
mereka
menjadi
terbiasa.
Pemberhentian atau PHK, tentu saja, menurunkan moral
3
semua pekerja dan dapat mendorong ke arah produktivitas yang lebih rendah.
Meragamkan tingkat produksi melalui lembur atau waktu kosong. Terkadang tenaga kerja dapat dijaga tetap konstan dengan meragamkan waktu kerja yang bermacam-macam, mengurangi banyaknya jam kerja ketika permintaan rendah dan menambah jam kerja pada saat permintaan naik. Sekalipun begitu ketika permintaan sedang tinggi, terdapat keterbatasan seberapa banyak lembur yang dapat dilakukan. Upah lembur memerlukan lebih banyak uang, dan terlalu banyak lembur dapat membuat titik produktivitas pekerja secara keseluruhan merosot. Lembur juga dapat menyiratkan naiknya biaya overhead yang diperlukan untuk menjaga agar fasilitas dapat tetap berjalan. Pada sisi lain, pada saat permintaan menurun, perusahaan harus menyerap waktu kosong pekerja—yang biasanya merupakan proses yang sulit.
Subkontrak. Sebuah perusahaan dapat memperoleh kapasitas sementara dengan melakukan subkontrak pekerjaan selama perioda permintaan
tinggi.
Bagaimanapun,
subkontrak,
memiliki beberapa kekurangan. Pertama, mungkin mahal; kedua, membawa risiko dengan membuka pintu klien bagi pesaing. Ketiga, seringkali susah mendapatkan pemasok subkontrak yang sempurna, yang selalu dapat mengirimkan produk bermutu tepat waktu.
Penggunaan karyawan paruh waktu. Karyawan paruh waktu dapat mengisi kebutuhan tenaga kerja tidak terampil.
4
2.1.2 Tipe Strategi Pilihan Permintaan Dasar pemilihan permintaan adalah sebagai berikut:
Mempengaruhi permintaan. Ketika permintaan rendah, sebuah perusahaan dapat mencoba untuk meningkatkan permintaan melalui iklan, promosi, kewiraniagaan, dan potongan harga. Contoh – AC pendingin udara paling murah dijual pada waktu musim dingin. Bagaimanapun, bahkan iklan khusus, promosi, penjualan, dan penetapan harga tidak selalu mampu menyeimbangkan permintaan dengan kapasitas produksi.
Tunggakan pesanan selama perioda permintaan tinggi. Tunggakan pesanan adalah pesanan yang diterima perusahaan tetapi tidak mampu (secara sengaja atau kebetulan) untuk dipenuhi pada saat itu. Jika pelanggan mau menunggu tanpa kehilangan kehendak baik mereka ataupun pesanannya, tunggakan pesanan adalah strategi mungkin untuk dijalankan. Banyak perusahaan melakukan tunggakan pesanan, tetapi pendekatan
tersebut
sering
mengakibatkan
hilangnya
penjualan.
Bauran produk yang counterseasonal. Suatu teknik penghalusan yang secara luas digunakan para manufaktur adalah mengembangkan sebuah bauran produk yang terdiri dari barang counterseasonal.
Contoh - perusahaan yang
membuat keduanya: tungku perapian dan alat pendingin atau mesin pemotong rumput dan peniup salju. Bagaimanapun, perusahaan yang mengikuti pendekatan tersebut dapat
5
mendapati diri mereka terlibat dengan produk di luar area keahlian mereka atau di luar target pasar mereka. Tabel - Pilihan Perencanaan Agregat: Keunggulan dan Kerugian
PILIHAN
KEUNGGULAN
KERUGIAN
Mengubah
Biaya
BEBERAPA KOMENTAR menahan
sumberdaya manusia persediaan Mengubah
dapat
tingkat secara bertahap atau meningkat. Kekuranga
persediaan.
tidak sama sekali; n tidak
persediaan
dapat
memerlukan menyebabkan
perubahan produksi.
Diterapkan terutama
untuk
produksi
kehilangan penjualan.
Meragamkan ukuran tenaga kerja dengan merekrut
atau
memberhentikan
Menghindari
biaya
alternatif lain.
Biaya perekrutan, PHK Digunakan di saat dan pelatihan mungkin jumlah berjumlah besar.
angkatan
kerja besar.
karyawan. Meragamkan tingkat produksi
melalui
waktu lembur atau waktu kosong.
Menyesuaikan fluktuasi
musiman
tanpa
biaya
perekrutan/pelatihan . Membolehkan
Subkontrak.
adanya fleksibilitas dan
memuluskan
output perusahaan.
6
Upah lembur mahal; karyawan
lelah;
mungkin tidak dapat memenuhi permintaan.
Memungkinkan fleksibilitas
dalam
rencana agregat.
Kehilangan pengendalian
mutu; Diterapkan
mengurangi
terutama
dalam
keuntungan; kehilangan penentuan produksi. bisnis di masa datang.
Baik Lebih
Menggunakan karyawan
paruh
waktu.
murah
lebih
pekerjaan
dan Biaya
fleksibel pelatihan/perputaran
daripada
karyawan karyawan tinggi; sulit
penuh waktu.
untuk
membuat penjadwalan.
bagi
tenaga kerja tidak terampil
dengan
jumlah tenaga kerja sementara
yang
banyak. Mencoba
untuk
menggunakan Mempengaruhi
kapasitas
berlebih.
permintaan.
Potongan
harga
menarik
konsumen
baru. Tunggakan pesanan selama
perioda
permintaan tinggi.
Dapat
Sulit
untuk
menyesuaikan permintaan
pada
pasokan secara tepat.
menghindari Pelanggan harus mau
lembur.
Menjaga menunggu,
kapasitas
tetap kehendakbaik
konstan.
hilang.
Sumberdaya Bauran
Permintaan tidak pasti.
tetapi akan
yang Mungkin
produk dimanfaatkan secara membutuhkan keahlian
counterseasonal.
penuh;
menjadikan atau peralatan di luar
tenaga kerja stabil.
keahlian perusahaan.
Menciptakan pemasaran.
Sering
digunakan overbook
dalam
beberapa
jenis
usaha. Banyak perusahaan melakukan tunggakan pesanan. Sangat
berisiko
untuk menemukan produk dengan pola permintaan berlawanan.
2.2 Strategi Hibrid Gabungan beberapa strategi murni dimana lebih dari satu variabel yang dimanipulasi. Pendek kata, strategi hibrid merupakan strategi 7
ide
yang
dengan mengkombinasi berbagai pilihan untuk mengembangkan sebuah rencana.Walaupun setiap pilihan dari lima pilihan kapasitas dan tiga pilihan permintaan dapat menghasilkan sebuah perencanaan agregat yang efektif, beberapa kombinasi di antara pilihan kapasitas dan pilihan permintaan mungkin lebih baik. Banyak manufaktur berasumsi bahwa penggunaan pilihan permintaan telah diteliti benar oleh bagian pemasaran dan pilihan yang layak itu digabungkan dengan peramalan permintaan. Kemudian manajer produksi membuat
rencana
agregat
berdasarkan
pada
peramalan
itu.
Bagaimanapun, dengan menggunakan lima pilihan kapasitas dalam otoritasnya, manajer produksi masih memiliki banyak kemungkinan rencana. Rencana tersebut dapat terdiri, pada satu sisi, sebuah strategi perburuan dan di sisi lainnya, sebuah strategi penjadwalan bertingkat. Tentu saja bisa berada di antara keduanya. 2.2.1 Strategi Perburuan Sebuah strategi perburuan mencoba untuk mencapai tingkat output bagi setiap perioda yang memenuhi peramalan permintaan untuk perioda tersebut. Strategi tersebut dapat terpenuhi dengan berbagai jalan. Contoh - manajer produksi dapat memvariasikan tingkat tenaga kerja dengan merekrut atau menghentikan karyawan, atau dapat memvariasikan produksi dengan mengubah waktu lembur, waktu kosong, karyawan paruh waktu, atau subkontrak.
2.2.2 Strategi Bertingkat
8
Sebuah strategi bertingkat (atau penjadwalan bertingkat) adalah sebuah rencana agregat di mana produksi sehari-hari tetap sama dari perioda ke perioda. Contoh -Perusahaan seperti Toyota dan Nissan mempertahankan tingkat produksi pada tingkatan yang seragam dan mungkin (1) membiarkan persediaan barang naik atau turun sebagai penyangga di antara produksi dan permintaan atau (2) menemukan pekerjaan alternatif bagi karyawan. Filosofi mereka adalah bahwa tenaga kerja yang stabil menuju ke produk yang lebih bermutu, lebih sedikit ketidakhadiran dan perputaran karyawan, dan karyawan yang lebih memiliki komitmen pada tujuan perusahaan. Penghematan lain mencakup karyawan yang lebih berpengalaman, pengawasan dan penjadwalan yang lebih mudah, dan lebih sedikit startups dan shutdowns yang dramatis. Penjadwalan bertingkat akan bekerja dengan baik ketika permintaan stabil. 3. Metode Perencanaan Agregat Ada
beberapa
tehnik
yang
digunakan
manajer
operasi
untuk
mengembangkan rencana agregat yang lebih bermanfaat dan lebih tepat, diantaranya :
3.1 Metode Pembuatan Grafis Dan Diagram Metoda ini populer karena mudah dimengerti dan gampang penggunaannya sehingga mudah dilaksanakan oleh staf. Pendekatannya dilakukan dengan cara Trial and Error tetapi metoda ini belum menjamin diperoleh perencanaan produksi yang optimal. Ada 6 tahapan yang harus dilakukan dalam metoda Tabel dan Grafik yaitu : 9
Menentukan tingkat permintaan pada setiap periode.
Menentukan kapasitas, waktu normal, lembur, dan sub kontrak pada setiap periode.
Menentukan
biaya
tenaga
kerja,
biaya
penambahan
dan
pengurangan tenaga kerja, biaya penyimpanan persediaan dan biaya kekurangan persediaan.
Menentukan kebijakan perusahaan terhadap tenaga kerja dan tingkat persediaan.
Mengembangkan rencana alternatif dan menguji total biayanya.
Pilih alternatif yang total biayanya terendah.
3.2 Pendekatan Matematis Dalam Perencanaan Beberapa pendekatan matematis terhadap perencanaan agregat telah banyak dikembangkan diantaranya: 1. Metode Transportasi Dalam Program Linear Model transportasi pada dasarnya merupakan sebuah program linear yang dapat dipecahkan oleh metode simpleks yang biasa. Tetapi, strukturnya yang khusus memungkinkan pengembangan sebuah prosedur pemecahan, yang disebut teknik transportasi, yang lebih efisien dalam hal perhitungan.Jika masalah perencanaan agregat dipandang sebagai masalah alokasi kapasitas operasi untuk memenuhi permintaan yang diperkirakan, maka rencana agregat dapat dirumuskan dalam format program linear. 2. Linear Decision Rule Merupakan model perencanaan agregat yang berupaya untuk mengoptimalkan tingkat produksi dan tingkat jumlah tenaga kerja sepanjang periode tertentu. Model ini meminimalisasi biaya total dari biaya gaji, rekrutmen,PHK, lembur, dan persediaan melalui serangkaian kurva biaya kuadrat. 10
3. Management Coefficient Model Dikembangkan oleh E.H Bowman yang membangun suatu model keputusan formal di seputar pengalaman dan kinerja manajer. Teori yang mendasari adalah pengalaman masa lalu manajer, sehingga dapat digunakan sebagai dasar menetapkan keputusan di masa depan.Teknik ini menggunakan analisa regresi terhadap keputusan produksi yang di ambil manajer di masa lalu. 4. Simulasi Pendekatan
simulasi
ini
menggunakan
prosedur
pencarian
kombinasi nilai yang biayanya minimal untuk ukuran jumlah tenaga kerja dan tingkat produksi.
4. Perencanaan Agregat Di Bidang Jasa Perencanaan agregat dalam bidang jasa pada dasarnya sama dengan perencanaan agregat dalam bidang manufaktur, yaitu bertujuan untuk memperoleh suatu pemecahan yang optimal dalam biaya atau keuntungan. Dibandingkan dengan perusahaan manufaktur, strategi perencanaan agregat pada perusahaan jasa agak lebih terbatas karena tidak mungkinnya dilakukan pengaturan persediaan sebagai sumber kapasitas. Dalam perusahaan jasa, strategi yang dilakukan lebih sering ke arah pengendalian permintaan atau pengendalian tenaga kerja. Pengendalian permintaan dilakukan dengan promosi, kerjasama atau subkontrak. Perecanaan agregat di bidang jasa lebih menekankan pada peran manajemen permintaan dan tenaga kerja. Perencanaan agregat di bidang jasa pada umumnya dilakukan dengan mencari kombinasi dari delapan pilihan. Pengendalian biaya tenaga kerja dalam perusahaan jasa menjadi
11
sangat penting. Upaya pengendalian dilakukan dengan teknik yang dianggap sukses yaitu : 1. Melakukan penjadwalan jam kerja yang ketat untuk memastikan respons cepat terhadap permintaan pelanggan. 2. Merekrut atau memberhentikan tenaga kerja siap dipanggil untuk memenuhi permintaanyang tidak terduga 3. Fleksibilitas keterampilan pekerja individu yang memungkinkanalokasi ulang tenagakerja yang tersedia 4. Fleksibilitas tingkat output atau jam kerja karyawan untuk memenuhi permintaan yang meningkat.
4.1 Lima scenario perencanaan agregat di bidang jasa : 1. Restoran Perencanaan agregat ditujukan untuk :
Memperlancar tingkat produksi
Menentukan jumlah tenaga kerja untuk dipekerjakan
Pendekatan : Memerlukan penumpukan persediaan selama periode puncak, tetapi menggunakan tenaga kerja untuk mengakomodasi hampir seluruh perubahan permintaan. 2. Rumah Sakit Rumah sakit menghadapi permasalahan perencanaan agregat dalam pengalokasian dana, karyawan, dan pasokan untuk memenuhi permintaan pasien. Perencanaan yang terfokus pada
12
karyawan telah mendorong terciptanya kumpulan staf perawat mengambang yang baru. 3. Rantai Nasional Perusahaan Jasa Kecil Bentuk usaha ini contohnya jasa rumah duka, bengkel mobil, toko fotokopi atau percetakan dan pusat komputer. Permasalahan : perencanaan agregat vs perencanaan mandiri di awal penetapan bisnis. Baik output maupun pembelian direncanakan secara terpusat ketika permintaan dapat dipengaruhi melalui promosi khusus. Pendekatan pada penjadwalan agregat ini sangat menguntungkan karena mengurangi biaya pembelian dan promosi, serta membantu mengelola arus uang secara mandiri. 4. Layanan Lain-lain Bentuk usaha ini seperti keuangan, transportasi, jasa komunikasi dan rekreasi. Kebanyakan usaha jasa ini memberikan output yang intangible (tidak terlihat). Perencanaan agregat ditujukan berkaitan dengan kebutuhan sumber daya manusia dan mengelola permintaan. Tujuannya menentukan puncak permintaan dan merancang metode secara penuh memanfaatkan sumber daya tenaga kerja selama periode permintaan rendah. 5. Industri Penerbangan Industri Penerbangan Perencanaan agregat pada industri penerbangan t
erdiri dari tabel atau jadwal mengenai :
Jumlah penerbangan yang keluar-masuk dari setiap pusat kegiatan.
13
Jumlah penerbangan pada semua jalur
Jumlah penumpang yang akan dilayani pada semua penerbangan
Jumlah awak pesawat dan landasan yang diperlukan pada setiap pusat kegiatan dan bandara
Penentuan
jumah
tempat
keberbagai kelas biaya.
14
duduk
untuk
dialokasikan
Daftar Pustaka Heizer, Jay dan Render, Barry. 2006. Manajemen Operasi. Jakarta: Salemba Empat
15