Makalah Sejarah Lao Tse [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

SEJARAH LAO TSE DAN AJARAN-AJARANNYA Makalah Ini Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Konfusianisme dan Taoisme Dosen Pengampu : Prof. Dr. M. Ikhsan Tanggok M.Si.



Disusun oleh :



Ramdhan Hafizh



11190321000025



Akhmad Naufal Hafiz



11190321000028



Sarifurrohman Al Faiz



11190321000039



PRODI STUDI AGAMA AGAMA FAKULTAS USHULUDDIN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2021



1



KATA PENGANTAR



Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya kepada kita semua yang berupa ilmu dan amal. Berkat rahmat dan karunia-nya pula, kami selaku penulis dapat menyelesaikan tugas makalah pada mata kuliah Konfusianisme dan Taoisme dengan judul “Sejarah Lao Tse dan Ajaran-ajarannya”, yang insyaallah sekiranya dapat bermanfaat bagi penyusun dan pembaca. Terimakasih juga kami ucapkan kepada dosen mata kuliah Konfusianisme dan Taoisme, Bapak Prof. Dr. M. Ikhsan Tanggok M.Si. yang telah memberikan arahan terkait tugas makalah ini. Tanpa bimbingan dari beliau, mungkin kami sebagai penyusun tidak akan dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik dan benar. Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami mengharapkan masukan dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini untuk kedepannya. Mudah-mudahan makalah ini bermanfaat bagi kita semua.



Depok, 15 September 2021



Tim Penyusun



2



DAFTAR ISI



Kata pengantar .......................................................................................................... 2 Daftar isi .................................................................................................................... 3



BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 4 1.2 Rumusan Masalah ................................................................................... 4 1.3 Tujuan Penulisan ..................................................................................... 4



BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... A. AGAMA TAOISME ............................................................................... 5 B. SEJARAH LAO TSE .............................................................................. 6 C. KONSEP AJARAN LAO TSE ............................................................... 7



BAB III PENUTUP ............................................................................................... Kesimpulan .............................................................................................................. 11 Saran ........................................................................................................................ 11 Daftar Pustaka .......................................................................................................... 12



3



BAB I PENDAHULUAN



1.1 Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan agama Tao di China pada abad ke-6 SM yang mana ketika itu kekuasaan sedang dikuasai oleh kerajaan Chou yang sedang mengalami masa kehancuran. Agama Tao ini merupakan agama yang keduanya berasal dari pengertian yang menguasai cara berfikir orang Tionghoa. Pada dasarnya agama ini sama dengan Konfusionisme maka dalam pembahasannya tidak terpisah, melainkan disatukan pembicaraan nya di dalam Makalah ini, walapun agama ini sebetulnya hidup bagaikan dua saudara yang bermusuhan yang selalu bertengkar satu sama lain ada pula perbedan yang sangat ketara dalam kedunya. Taoisme di ajarkan atau di bawa oleh Lao Tse dan Chung Tsu. Lao tse di lahirkan di Kiu-jin pada tahun 604 SM dan meninggal sekitar tahun 524 SM. Lao Tse juga mengajarkan beberapa konsep ajaranya kepada para pengikutnya seperti yang memuat tentang konsep ketuhanan, Dao, Wu-Wei, Yin Yang, dan Etika Kehidupan. Banyak yang melihat Taoisme itu sebagai filsafat, namun ada juga yang memahaminya sebagai agama. Keduanya bisa saja terjadi sebab keyakinan orang terhadap suatu ajaran itu berbeda-beda. Kadangkala suatu ajaran bagi orang atau kelompok tertentu di pandang filsafat dan kadangkala pula suatu ajaran boleh orang atau kelompok lain di pandang agama. 1.2. Rumusan Masalah Berangkat dari latar belakang diatas, adapun rumusan masalahnya adalah : 1. Apa itu agama Taoisme ? 2. Bagaimana sejarah Lao Tse ? 3. Bagaimana konsep ajaran menurut Lao Tse ? 1.3. Tujuan Penulisan Makalah Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan ini adalah untuk 1. Mengetahui apa itu agama Tao 2. Mengetahui sejarah Lao Tse 3. Mengetahui Konsep ajaran menurut Lao Tse 4. Menambah wawasan kita dalam mata kuliah Konfusianisme dan Taoisme. 4



BAB II PEMBAHASAN



A. AGAMA TAOISME Taoisme merupakan salah satu agama besar china kuno yang lahir ketika abad ke-6 SM dan dirikan oleh Lao Tse. Taoisme sudah berumur rubuan tahun, dan akar-akar pemikirannya telah ada sebelum masa Konfusiusme. Pada dasarnya agama ini tidak jauh berbeda dengan agama konfusianisme, dikarenakan cara berpikirnya hampir sama. Bahkan agama ini memiliki hubungan dengan konfusianisme seperti saudara yang bermusuhan yang selalu bertengkar satu sama lainnya.1 Dr Ghallab memberikan keterangan tentang arti dan maksud "Tao", bahwa “Tao” tidak dapat diterjemahkan dengan satu kata dan dalam salah satu bahasa, tetapi maksudnya terang seperti roh yang azali, yang mengandung segala tenaga yang hidup yang menjadi hakikat bagi segala sesuatu yang maujud dengan arti hakekat jiwa yang menurut alam ini. Arti umumnya ialah keutamaan, kewajiban manusia atau jalan atau perubahan dengan arti perubahan lahir sedang tahu atau hakikat itu tidak berubah. Jadi pada intinya kalau itu tidak terdengar tidak terlihat tidak berbentuk tidak berpangkal dan tidak berujung tidak terikat pada ruang dan waktu dan juga tidak dapat dicapai dengan akal.2 Banyak yang melihat tahu itu sebagai filsafat, namun ada juga yang memahaminya sebagai agama. Keduanya bisa saja terjadi sebab keyakinan orang terhadap suatu ajaran itu berbeda-beda. Kadangkala suatu ajaran bagi orang atau kelompok tertentu di pandang filsafat dan kadangkala pula suatu ajaran boleh orang atau kelompok lain di pandang agama. Namun sebagian besar orang Cina yang mempraktikkan ajaran ajaran laut itu sebagai agama baik Cina maupun di luar Cina. Mereka memiliki apa yang mereka puja tempat ibadahnya tokoh agamanya organisasi keagamaan dan keagamaan lainnya. Tao dianggap sebagai agama mengacu kepada ajaran ajaran laut yang diambil dari kitab taurat icing sebuah kitab yang terdiri dari 5000 kata dan sulit untuk dipahami oleh orang biasa. Karena Tao dipahami sebagai agama maka dibangunlah di bihara-bihara untuk tempat para penganut Agama Tao melakukan ibadah atau praktek-praktek pemujaan terhadap hal-hal yang mereka yakini.



1 2



Mohammad Rifai, Perbandingan Agama, Semarang : Wicaksana, 1970, h.123 Ibid, h.124



5



Penganutnya tidak hanya tersebar di Cina saja, namun juga tersebar di berbagai wilayah di Indonesia, Singapura, Malaysia dan lain sebagainya. Semua bermuara pada suatu jalan, yaitu Tao yang diyakini menciptakan segala sesuatunya di dunia ini.3



B. SEJARAH LAO TSE Lao Tse merupakan seorang pemikir yang berasal dari peradaban China dan dilahirkan di daerah Kiu-Jin pada tahun 640 SM atau pada abad ke-4 SM namun sebagian ada peneliti yang mengatakan bahwa lahir pada tahun 604 SM. Lao tse adalah nama gelar atau nama panggilan buat guru suci, yang berarti “guru tua”. Menurut Sma chien dalam catatan histori menjelaskan nama asli Lao Tse adalah lu erh. Kemudian ketika Lao Tse dewasa namanya Lao Chun, juga sering disebut Lao Tan.4 Mengenai riwayat Lao Tse para ahli berbeda pendapat, terlepas dari itu Lao Tse populer dengan kitab Tao Te Ching. Kitab Tao Te Ching ditulis seperti puisi, tidak tersusun dengan sistematis dan berisikan tentang suatu pandangan hidup, mirip kitab Lun ju dari Konfusius. Namun dalam kitab Tao Te Ching kita bisa mengetahui pandangan ketuhanan Taoisme. Ketika itu Lao Tse kira-kira berumur 90 tahun, Lao Tse memutuskan untuk meninggalkan kerajaan Chou. Setelah begitu lama tinggal di negara tersebut, dikarenakan banyak terjadi kemerosotan moral yang sudah rusak parah yang tidak bisa diperbaiki lagi. Akhirnya Lao Tse pergi ke arah Barat, yang sekarang daerah tersebut dikenal Tibet (lembah hankao). Dilembah Hankao dia bertemu dengan seorang penjaga pintu gerbang bernama Yin Si, melarangnya pergi, dan usaha penjaga untuk melarang Lao Tse untuk tidak pergi tidak berasil. Karena Lao Tse memaksa pergi, akhirnya Lao Tse diperkenankan pergi oleh penjaga gerbang, tetapi dengan syarat harus meninggalkan sebuah kitab agar dapat dipelajari orang banyak. Dengan penuh keikhlasan akhirnya Lao Tse menyanggupi persyaratan itu, kemudian dia bermalam tiga hari untuk menuliskan pikiran-pikirannya dalam sebuah buku yang dikenal dengan Kitab Tao Te Ching, dalam dua bagian kitab Tao Te Ching menguraikan arti “kesaktian” yang sesuai dengan “Jalan”. Kitab Tao Te Ching berisikan kurang lebih 500.000 kata, terbagi dalam 81 syair-syair pendek. Lao Tse menyerahkan buku itu kepada Yan Si dan ajaran-ajaran Lao Tse masih tetap ada sampai sekarang.5



3



Muhammad Ikhsan Tanggok, Mengenal lebih dekat Agama Tao, Jakarta : UIN Jakarta Press, 2006, h.62-65 Lao Tse, Tao Te Ching-81 Filsafat Hidup tao/Lao Tzu, Yogyakarta : Penerbit New Diglossia, 2010, h.96 5 Can Coe Som, dalam terjemah Tao Te Ching, hlm. 8-9 4



6



Pada intinya, Isi terpenting dari Tao Te Ching yaitu ajaran tentang Wu-wei. Wu-wei merupakan perintah termasyhur bagi penganut Taoisme yang dijadikan pedoman-pedoman dan etika dalam memelihara kehidupan seseorang dan memberikan contoh “jalan” untuk menjadi orang yang bijaksana. Wu-wei adalah hidup yang dijalani tanpa ketegangan. Hal itu merupakan perwujudan yang murni dari kelemah-lembutan, kesederhanaan, dan kebebasan.6



C. KONSEP AJARAN LAO TSE Perbedaan dasar antara filsafat Taoisme dan agama Taoisme terletak pemahaman tentang tujuan dari keberadaan manusia itu sendiri. Para filsuf Taois berpendapat bahwa tujuan setiap orang adalah mencapai transendensi spiritual. Oleh sebab itu, mereka perlu menekuni ajaran Tao secara konsisten. Sementara, para pemuka agama Taoisme berpendapat bahwa tujuan setiap manusia adalah untuk mencapai keabadian, terutama keabadian tubuh fisik (physical immortality) yang dapat dicapai dengan hidup sehat, sehingga bisa berusia panjang. Pada titik ini, kedua ajaran Taoisme ini berbeda secara tajam. Para filsuf Taoisme berpendapat bahwa usia panjang itu tidaklah penting. “Hanya orang-orang yang tidak mencari kehidupan setelah mati”, demikian tulis Lao Tzu di dalam Tao Te Ching pada bagian ke-13, “yang lebih bijaksana di dalam memaknai hidup.” Dalam ajaran awal tentang Taoisme ini, Tao dipandang sebagai “sumber yang unik dari alam semesta dan menentukan semua hal; bahwa semua hal di dunia terdiri dari bagian yang positif dan bagian yang negative, dan bahwa semua yang berlawanan selalu mengubah satu sama lain, dan bahwa orang tidak boleh melakukan tindakan yang tidak alami tetapi mengikuti hukum kodratnya.” Beberapa ajaran Lao Tse, yakni : 1. Konsep Ketuhanan Taoisme juga memahami Zat Tuhan sebagai yang tidak bisa ditangkap dan tak terdefinisikan. Dalam mukadimah Tao Te Ching disebutkan bahwa Tao (zat yang diagungkan) adalah sesuatu yang maha halus.7 Di dalam Taoisme, ketuhanan terwujud di dalam berbagai cara. Dalam pengertian, semua penciptaan yang ada di alam ini adalah suatu wujud dari ungkapan tentang tuhan atau menggambarkan tentang keberadaan tuhan, seperti



6 7



https://wawasansejarah.com/ajaran-taoisme/ diakses pada 15 September 2021 Lao Tse, Op.Cit, h.99



7



ungkapan dalam agama Tao bahwa segala sesuatu datang dari Tao (Jalan) dan segala sesuatu juga akan kembali pada Tao. Tao bukanlah makhluk tertinggi, dia adalah prinsip-prinsip alam, menyerap semua aspek penciptaan dengan tenaga atau kekuatan. Dalam agama Tao dikenal cukup banyak dewa-dewa dan roh-roh yang mendiami alam ini, Pertama-tama ada unsur ketuhanan yang terwujud dari energi asal. kemudian ada dewadewa yang menciptakan dunia, banyak diantaranya adalah dewa-dewa masa lampau yang diambil dari Taonisme, dewa-dewa yang yang lain berasal dari tradisi orang kebanyakan yang dipuja oleh banyak orang orang orang yang memiliki kekuasaan di dunia setelah mereka mati dianggap penguasa surga atau memiliki kekuasaan di surga dan juga dianggap sebagai dewa karena maka mereka dipuja dan dimintai pertolongan nya. Pertolongan yang dimintai bermacam-macam sesuai keinginan para Pemuja. Dalam Taoisme, Jalan menjadi prinsip alam yang menyatu dengan alam dan berada di atas segala sesuatu yang ada di alam ini. Tao yang awalnya sebagai sesuatu yang tampak berbentuk melahirkan Ki yang asli, kemudian Yin dan Yang. Kemudian melahirkan segalanya yang di alam ini. Oleh karena itu, atau dianggap sebagai sumber dari segala sesuatu. Segala sesuatu yang ada di alam ini tidak terlepas dari Tao, mereka hidup karena Tao dan kembali ke pada Tao itu sendiri. Tao sumber segalanya dan tempat untuk mereka kembali.8



2. Wu-Wei Wu-wei dapat secara harafiah diterjemahkan dengan ‘tidak mempunyai kegiatan’ atau ‘tidak berbuat’. Istilah ini sesungguhnya tidak berarti sama sekali tidak ada kegiatan, atau sama sekali tidak berbuat apapun, melainkan berarti berbuat tanpa dibuat-buat dan tidak semau-maunya. Karena wu-wei adalah sifat dasar kehidupan yang selaras dengan alam semesta. Menurut teori Wu-wei, seseorang hendaknya membatasi kegiatan-kegiatannya pada apa yang diperlukan dan apa yang kodrati atau wajar. Seperti dalam mencapai tujuan tertentu, jangan sampai berbuat berlebihan atau melakukan upaya semau-maunya. Dalam melakukan perbuatan ini, hendaknya orang mengambil kesederhanaan sebagai prinsip hidup yang membimbingnya, sebab umat manusia mempunyai terlampau banyak keinginan dan terlalu banyak pengetahuan. Mereka mencari kebahagiaan dengan cara memenuhi keinginan



8



Muhammad Ikhsan Tanggok, Op. Cit, h.96-98



8



mereka. Akan tetapi, ketika mereka berusaha memenuhi terlampau banyak keinginan, mereka memperoleh hasil yang sebaliknya.9 3. Dao Dao adalah inti dari ajaran Taoisme, yang berarti tidak berbentuk, tidak terlihat, tapi merupakan proses kejadian dari semua benda hidup dan segala benda-benda yang ada di alam semesta. Dao yang berwujud dalam bentuk benda hidup dan kebendaan lainnya adalah De. Gabungan Dao dengan De dikenal sebagai Taoisme yang merupakan landasan kealamian. Keabadian manusia terwujud disaat seseorang mencapai kesadaran Dao, dan orang tersebut akan menjadi dewa. Penganut-penganut Taoisme mempraktekkan Dao untuk mencapai kesadaran Dao, dan menjadi seorang dewa. 4. Yin – Yang Yin-Yang merupakan salah satu ajaran yang terkenal dari filsafat Cina pada Jaman Klasik. Ajaran “Yin Yang” berasal dari filsafat Tionghoa dan metafisika kuno yang menjelaskan setiap benda di alam semesta memiliki polaritas abadi berupa dua kekuatan utama yang selalu berlawanan tapi selalu melengkapi. Yin bersifat pasif, sedih, gelap, feminin, responsif, dan dikaitkan dengan malam. Yang bersifat aktif, terang, maskulin, agresif, dan dikaitkan dengan siang. Yin disimbolkan dengan air, sedangkan Yang disimbolkan dengan api. Selain itu “Yin Yang” adalah dua prinsip induk dari seluruh kenyataan atau yang secara harfiah artinya positif dan negatif, namun implisit mewakili makna yang sangat mendalam tentang dualisme yang saling bertentangan, namun saling melengkapi dalam menyokong kehidupan dan mekanisme universal.10 5. Etika Dalam menjalani kehidupan yang ada, manusia mengarah pada kehidupan yang alamiah tanpa adanya proses ikut campur. Kehidupan yang alami inilah yang menjadi suatu kebajikan dasar yang memicu munculnya tiga buah kebajikan lain yang menuntun manusia dalam kehidupannya, yaitu lemah lembut, rendah hati, dan menyangkal diri. Kelemahlembutan merupakan teman dari kehidupan, sebaliknya, kekerasan dan kekakuan adalah teman



9



Fung Yu-Lan. Sejarah Ringkas Filsafat Cina: Sejak Confucius sampai Han Fei Tzu. Yogyakarta: Liberty. 1990, I Wayan Widiana, FILSAFAT CINA : LAO TSE YIN-YANG KAITANNYA DENGAN TRI HITA KARANA SEBAGAI SEBUAH PANDANGAN ALTERNATIF MANUSIA TERHADAP PENDIDIKAN ALAM, Jurnal Filsafat Indonesia, Vol 2 No 3 Tahun 2019, h.118 10



9



dari kematian. Rendah hati adalah sikap mampu membatasi diri dengan berbuat seperlunya saja. Taoisme mengajarkan bahwa individu tidak boleh bergulat melawan Tao, melainkan harus tunduk menghambakan diri dan bekerja bersamanya. (Seorang Taoist dapat menunjuk contoh air yang lembutnya tak terbatas, yang mengalir tanpa protes menuju dataran rendah, yang tak melawan kekuatan selemah apa pun, dan tak terhancurkan, tetapi karang yang sekokoh apa pun bisa luluh pada akhirnya). Langit dan bumi dipandang sebagai pedoman moral yang harus diikuti oleh manusia, khususnya para penganut ajaran Tao. Manusia dalam hal ini harus berbuat dan bertindak sesuai dengan langit dan bumi atau harus sesuai dengan alam, jika tidak, maka ada sanksi hukuman yang harus diterima manusia. Disini juga dijelaskan fungsi roh yang tidak hanya sekedar menghidupkan badan manusia, tapi juga sebagai pengontrol tingkah laku manusia atau badan yang iya tumpangi. Untuk pribadi manusia, kesederhanaan dan kewajaran merupakan hal yang dianjurkan. Kekerasan harus dijauhi, demikian pula dengan bergulat untuk uang dan prestise. Orang tidak boleh bernafsu mengubah dunia, melainkan harus menghormatinya. Bagi pemerintahan, langkah yang dianggap bijak adalah berbuat tidak begitu aktif, serta tidak banyak mengatur dan melarang ini-itu, terlebih jika aturan dan batasan sudah terlalu banyak. Karena itu, menambah lagi undang- undang atau memperkeras ketentuan-ketentuan lama yang sudah ada hanya akan mengakibatkan keadaan bertambah buruk. Pajak yang tinggi, rencana-rencana pemerintah yang terlalu ambisius, dan penggalakan perang, ke-semuanya ini berlawanan dengan filosofi Taoisme.11



11



https://biografi.kamikamu.co.id/lao-tse-pencetustaoisme/#:~:text=Lao%20Tse%20atau%20Lao%20Tzu,Tse%20memiliki%20nama%20asli%20Lier.diakses pada 15 Septermber 2021



10



BAB III PENUTUP



A. Kesimpulan Taoisme merupakan salah satu agama besar china kuno yang lahir ketika abad ke-6 SM dan dirikan oleh Lao Tse. Lao Tse merupakan seorang pemikir yang berasal dari peradaban China dan dilahirkan di daerah Kiu-Jin pada tahun 640 SM atau pada abad ke-4 SM namun sebagian ada peneliti yang mengatakan bahwa lahir pada tahun 604 SM. Lao tse adalah nama gelar atau nama panggilan buat guru suci, yang berarti “guru tua”. Dalam ajaran awal tentang Taoisme ini, Tao dipandang sebagai “sumber yang unik dari alam semesta dan menentukan semua hal; bahwa semua hal di dunia terdiri dari bagian yang positif dan bagian yang negative, dan bahwa semua yang berlawanan selalu mengubah satu sama lain, dan bahwa orang tidak boleh melakukan tindakan yang tidak alami tetapi mengikuti hukum kodratnya.” Konsepsi ajaran menurut Lao Tse yaitu tentang Konsep Ketuhanan, Dao, Wu-Wei, Yin Yang dan Etika kehidupan



B. Saran Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi diatas sebagai tambahan ilmu yang kita dapat di mata kuliah Konfusianisme dan Taoisme yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahan karena keterbatasan pengetahuan dan kurangnya rujukan atau reverensi yang ada hubungan nya dengan materi ini. Kami selaku penyusun serta pemakalah berharap kepada para pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang membangun demi sempurnanya makalah ini. Semoga dengan makalah yang kami susun ini dapat berguna bagi penyusun maupun pembaca.



11



DAFTAR PUSTAKA







Fung Yu-Lan. Sejarah Ringkas Filsafat Cina: Sejak Confucius sampai Han Fei Tzu. Yogyakarta: Liberty. 1990







I Wayan Widiana, FILSAFAT CINA : LAO TSE YIN-YANG KAITANNYA DENGAN TRI HITA KARANA SEBAGAI SEBUAH PANDANGAN ALTERNATIF MANUSIA TERHADAP PENDIDIKAN ALAM, Jurnal Filsafat Indonesia, Vol 2 No 3 Tahun 2019



 Mohammad Rifai, Perbandingan Agama, Semarang : Wicaksana, 1970  Muhammad Ikhsan Tanggok, Mengenal lebih dekat Agama Tao, Jakarta : UIN Jakarta Press, 2006



 Lao Tse, Tao Te Ching-81 Filsafat Hidup tao/Lao Tzu, Yogyakarta : Penerbit New Diglossia, 2010  https://biografi.kamikamu.co.id/lao-tse-pencetustaoisme/#:~:text=Lao%20Tse%20atau%20Lao%20Tzu,Tse%20memiliki%20nama% 20asli%20Lier.diakses pada 15 Septermber 2021







https://wawasansejarah.com/ajaran-taoisme/ diakses pada 15 September 2021



12