Makalah Sel Dan Jaringan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH



SEL DAN JARINGAN



Oleh: Taufik Rahman NPM. 13852011A001331



PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN OLAHRAGA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN



STKIP PGRI SUMENEP 2016



KATA PENGANTAR



Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Swt. karena telah dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Sel dan Jaringan” dengan tepat waktu. Penulis tidak lupa mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Karena makalah ini masih jauh dari sempurna maka penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pembaca demi perbaikan makalah ini dikemudian hari. Semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya di bidang pendidikan jasmani kesehatan dan olahraga.



Sumenep, April 2016 Penulis



2



DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ..........................................................................................



i



KATA PENGANTAR .........................................................................................



ii



DAFTAR ISI ...................................................................................................... iii BAB I



PENDAHULUAN A. Latar Belakang ............................................................................. B. Rumusan Masalah ........................................................................ C. Tujuan ..........................................................................................



BAB II



1 1 1



PEMBAHASAN A. Sel 1. Pengertian Sel ....................................................................... 2. Perkembangan Sel ................................................................ 3. Proses Pembelahan Sel ......................................................... 4. Struktur Sel .......................................................................... B. Jaringan ........................................................................................



2 3 4 5 6



BAB III PENUTUP A. Kesimpulan ..................................................................................



8



DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................



9



3



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Reproduksi sel merupakan suatu contoh lain dari peran yang dimainkan oleh sistem DNA-genetik, di dalam seluruh proses kehidupan. Gen dan mekanisme pengaturan menentukan karakteristik pertumbuhan sel dan juga kapan sel-sel ini membelah diri atau apakah untuk membentuk sel-sel baru. Dengan cara ini, semua sistem genetic yang penting dapat mengendalikan setiap tahap perkembangan manusia mulai dari sel tunggal ovum yang sudah dibuahi sampai seluruh tubuh yang berfungsi. Jadi, bila ada tema dasar kehidupan, maka tema dasar itu adalah sistem DNA-genetik. Pada makalah ini akan dibahas mengenai siklus kehidupan sel dan diferensiasi sel juga proses-proses yang terjadi yang berkaitan dengan reproduksi sel. Sedangkan jaringan adalah kumpulan dari beberapa sekelompok sel yang memiliki bentuk dan fungsi yang sama. Dalam tubuh manusia terdapat atau dibagi dalam beberapa kelompok jaringan yaitu jaringan pengikat, jaringan otot, jaringan epithelium, dan jaringan tulang. Jaringan-jaringan ini dikelompokan karena berdasarkan fungsi yang sama. Misalnya jaringan epitel yang terdiri atas selapis sel epitel saja, yang berfungsi atau terletak di bagian luar tubuh untuk membungkus jaringan yang terdapat di dalam tubuh. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam makalah ini yaitu: 1. Apakah dan bagaimanakah fungsi sel dan jaringan yang terdapat di dalam tubuh manusia? C. Tujuan Adapun tujuan dari makalah ini adalah: 1. Untuk mengetahui apakah dan bagaimanakah fungsi sel dan jaringan yang terdapat di dalam tubuh manusia.



1



BAB II PEMBAHASAN A. Sel 1. Pengertian Sel Sel merupakan unit organisasi terkecil yang menjadi dasar kehidupan dalam arti biologis. Semua fungsi kehidupan diatur dan berlangsung di dalam sel. Oleh karena itu, sel dapat berfungsi secara autonom asalkan seluruh kebutuhan hidupnya terpenuhi. Semua organisme selular terbagi ke dalam dua golongan besar berdasarkan arsitektur basal dari selnya, yaitu organisme prokariota dan organisme eukariota. Organisme prokariota tidak memiliki inti sel dan mempunyai organisasi internal sel yang relatif lebih sederhana. Prokariota terbagi menjadi dua kelompok yang besar yakni eubakteria yang meliputi hampir seluruh jenis bakteri, dan archaea, kelompok prokariota yang sangat mirip dengan bakteri dan berkembangbiak di lingkungan yang ekstrem seperti sumber air panas yang bersifat asam atau air yang mengandung kadar garam yang sangat tinggi. Genomprokariota terdiri dari kromosom tunggal yang melingkar, tanpa organisasi DNA. Organisme eukariota memiliki organisasi intraselular yang jauh lebih kompleks, antara lain dengan membran internal, organel yang memiliki membran tersendiri seperti inti sel dan sitoskeleton yang sangat terstruktur. Sel eukariota memiliki beberapa kromosom linear di dalam nuklei, di dalamnya terdapat sederet molekul DNA yang sangat panjang yang terbagi dalam paket-paket yang dipisahkan oleh histon dan protein yang lain. Jika panjang DNA diberi notasi C dan jumlah kromosom dalam genom diberi notasi n, maka notasi 2nC menunjukkan genom sel diploid, 1nC menunjukkan genom sel haploid, 3nC menunjukkan genom sel triploid, 4nC menunjukkan genom sel tetraploid. Pada manusia, C = 3,5 × 10-12g, dengan n = 23, sehingga genom manusia dirumuskan menjadi 2 x 23 x 3,5 × 10-12, karena sel eukariota manusia memiliki genom diploid. Sejenis sel diploid yaitu sel nutfah dapat terdiferensiasi menjadi gamethaploid. Genomsel gamet pada manusia memiliki 23 kromosom, 22 2



diantaranya merupakan otosom, sisanya merupakan kromosom genital. Pada oosit, kromosom genital senantiasa memiliki notasi X, sedangkan pada spermatosit, kromosom dapat berupa X maupun Y. Setelah terjadi fertilisasi antara kedua sel gamet yang berbeda kromosom genitalnya, terbentuklah sebuah zigot diploid. Notasi genom yang digunakan untuk zigot adalah 46,XX atau 46,XY. Pada umumnya sel somatik merupakan sel diploid, namun terdapat beberapa perkecualian, antara lain sel darah merah dan keratinosit memiliki genomnuliploid. Hepatosit bergenom tetraploid 4nC, sedang megakariosit pada sumsum tulang belakang memiliki genom poliploid hingga 8nC, 16nC atau 32nC dan dapat melakukan proliferasi hingga menghasilkan ribuan sel nuliploid. Banyaknya ploidipada sel terjadi sebagai akibat dari replikasi DNA yang tidak disertai pembelahan sel, yang lazim disebut sebagai endomitosis. 2. Perkembangan Sel Di dalam tubuh manusia, telah dikenali sekitar 210 jenis sel. Sebagaimana organisme multiselular lainnya, kehidupan manusia juga dimulai dari sebuah sel embrio diploid hasil dari fusi haploidoosit dan spermatosit yang kemudian mengalami serangkaian mitosis. Pada tahap awal, sel-sel embrio bersifat totipoten, setiap sel memiliki kapasitas untuk terdiferensiasi menjadi salah satu dari seluruh jenis sel tubuh. Selang berjalannya tahap perkembangan, kapasitas diferensiasi menjadi menurun menjadi pluripoten, hingga menjadi sel progenitor yang hanya memiliki kapasitas untuk terdiferensiasi menjadi satu jenis sel saja, dengan kapasitas unipoten. Pada level molekular, perkembangan sel dikendalikan melalui suatu proses pembelahan sel, diferensiasi sel, morfogenesis dan apoptosis. Tiap proses, pada awalnya, diaktivasi secara genetik, sebelum sel tersebut dapat menerima sinyal mitogenik dari lingkungan di luar sel. 3. Proses Pembelahan Sel



3



Siklus sel adalah proses duplikasi secara akurat untuk menghasilkan jumlah DNA kromosom yang cukup banyak dan mendukung segregasi untuk menghasilkan dua sel anakan yang identik secara genetik. Proses ini berlangsung terus-menerus dan berulang (siklik). Pertumbuhan dan perkembangan sel tidak lepas dari siklus kehidupan yang dialami sel untuk tetap bertahan hidup. Siklus ini mengatur pertumbuhan sel dengan meregulasi waktu pembelahan dan mengatur perkembangan sel dengan mengatur jumlah ekspresi atau translasi gen pada masing-masing sel yang menentukan diferensiasinya. Fase pada siklus sel terdiri dari: a. Fasa S (sintesis): Tahap terjadinya replikasi DNA b. Fasa M (mitosis): Tahap terjadinya pembelahan sel (baik pembelahan biner atau pembentukan tunas) c. Fasa G (gap): Tahap pertumbuhan bagi sel. 1. Fasa G0, sel yang baru saja mengalami pembelahan berada dalam keadaan diam atau sel tidak melakukan pertumbuhan maupun perkembangan. Kondisi ini sangat bergantung pada sinyal atau rangsangan baik dari luar atau dalam sel. Umum terjadi dan beberapa tidak melanjutkan pertumbuhan (dorman) dan mati. 2. Fasa G1, sel eukariot mendapatkan sinyal untuk tumbuh, antara sitokinesis dan sintesis. 3. Fasa G2, pertumbuhan sel eukariot antara sintesis dan mitosis. Fasa tersebut berlangsung dengan urutan S > G2> M > G0> G1> kembali ke S. Dalam konteks Mitosis, fase G dan S disebut sebagai Interfase. Regenerasi sel adalah proses pertumbuhan dan perkembangan sel yang bertujuan untuk mengisi ruang tertentu pada jaringan atau memperbaiki bagian yang rusak. Diferensiasi sel adalah proses pematangan suatu sel menjadi sel yang spesifik dan fungsional, terletak pada posisi tertentu di dalam jaringan, dan mendukung fisiologis hewan. Misalnya, sebuah stem cell mampu berdiferensiasi menjadi sel kulit. Saat sebuah sel tunggal, yaitu sel yang telah dibuahi, mengalami pembelahan berulang kali dan menghasilkan pola akhir dengan keakuratan



4



dan kompleksitas yang spektakuler, sel itu telah mengalami regenerasi dan diferensiasi. Regenerasi dan diferensiasi sel hewan ditentukan oleh genom. Genom yang identik terdapat pada setiap sel, namun mengekspresikan set gen yang berbeda, bergantung pada jumlah gen yang diekspresikan. Misalnya, pada sel retina mata, tentu gen penyandi karakteristik penangkap cahaya terdapat dalam jumlah yang jauh lebih banyak daripada ekspresi gen indera lainnya. Pengekspresian gen itu sendiri memengaruhi jumlah sel, jenis sel, interaksi sel, bahkan lokasi sel. Oleh karena itu, sel hewan memiliki 4 proses esensial pengkonstruksian embrio yang diatur oleh ekspresi gen, sebagai berikut: a. Proliferasi sel, menghasilkan banyak sel dari satu sel. b. Spesialisasi sel, menciptakan sel dengan karakteristik berbeda pada posisi yang berbeda. c. Interaksi sel, mengkoordinasi perilaku sebuah sel dengan sel tetangganya. d. Pergerakan sel, menyusun sel untuk membentuk struktur jaringan dan organ. Pada embrio yang berkembang, keempat proses ini berlangsung bersamaan. Tidak ada badan pengatur khusus untuk proses ini. Setiap sel dari jutaan sel embrio harus membuat keputusannya masing-masing, menurut jumlah kopi instruksi genetik dan kondisi khusus masing-masing sel. Sel tubuh, seperti otot, saraf. tetap mempertahankan karakteristik karena masih mengingat sinyal yang diberikan oleh nenek moyangnya saat awal perkembangan embrio. 4. Struktur Sel Secara umum setiap sel memiliki a. membran sel, b. sitoplasma, dan c. inti sel atau nukleus. Sitoplasma



dan



inti



sel



bersama-sama



disebut



sebagai



protoplasma. Sitoplasma berwujud cairan kental (sitosol) yang di



5



dalamnya



terdapat



berbagai organel yang



memiliki



fungsi



yang



terorganisasi untuk mendukung kehidupan sel. Organel memiliki struktur terpisah dari sitosol dan merupakan "kompartementasi" di dalam sel, sehingga



memungkinkan



terjadinya



reaksi



yang



tidak



mungkin



berlangsung di sitosol. Sitoplasma juga didukung oleh jaringan kerangka yang mendukung bentuk sitoplasma sehingga tidak mudah berubah bentuk. Organel-organel yang ditemukan pada sitoplasma adalah: a. b. c. d.



mitokondria (kondriosom) badan golgi (diktiosom) retikulum endoplasma plastida (khusus tumbuhan, mencakup leukoplas, kloroplas, dan



kromoplas) e. vakuola (khusus tumbuhan) Sel tumbuhan dan sel bakteri memiliki lapisan di luar membran yang dikenal sebagai dinding sel. Dinding sel bersifat tidak elastis dan membatasi perubahan ukuran sel. Keberadaan dinding sel juga menyebabkan terbentuknya ruang antarsel, yang pada tumbuhan menjadi bagian penting dari transportasi hara dan mineral di dalam tubuh tumbuhan. B. Jaringan Jaringan dalam biologi adalah sekumpulan sel yang memiliki bentuk dan fungsi yang sama. Jaringan-jaringan yang berbeda dapat bekerja sama untuk suatu fungsi fisiologi yang sama membentuk organ. Jaringan dipelajari dalam cabang biologi yang dinamakan histologi, sedangkan cabang biologi yang mempelajari berubahnya bentuk dan fungsi jaringan dalam hubungannya dengan penyakit adalah histopatologi. Jaringan dimiliki oleh organisme yang telah memiliki pembagian tugas untuk setiap kelompok sel-selnya. Organisme bertalus, seperti alga (ganggang) dan fungi (jamur), tidak memiliki perbedaan jaringan, meskipun mereka dapat membentuk struktur-struktur khas mirip organ, seperti tubuh buah dan sporofor. Tumbuhan lumut dapat dikatakan telah memiliki jaringan yang jelas, meskipun ia belum memiliki jaringan pembuluh yang jelas. 6



Ada empat kelompok jaringan dasar yang membentuk tubuh semua hewan, termasuk manusia dan organisme multiseluler tingkat rendah seperti artropoda: jaringan epitelium, jaringan pengikat, jaringan penyokong, dan jaringan saraf. Jaringan yang disusun oleh lapisan sel yang melapisi permukaan organ seperti permukaan kulit. Jaringan ini berfungsi untuk melindungi organ yang dilapisinya, sebagai organ sekresi dan penyerapan. Jaringan epitel terdiri dari 3 macam: 1. Eksotelium: epitel yang membungkus bagian luar tubuh 2. Endotelium: epitel yang melapisi organ dalam tubuh 3. Mesotelium: epitel yang membatasi rongga tubuh Fungsi jaringan epitelium yakni: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.



Absorpsi, misalnya pada usus yang menyerap sari-sari makanan Sekresi, contohnya testis yang mensekresikan sperma Ekskresi, kulit yang mengeluarkan keringat Transportasi, mengatur tekanan osmosis dalam tubuh Proteksi, kulit melindungi jaringan tubuh di bawahnya Penerima rangsang, kulit yang menanggapi rangsang dari luar Pernapasan, kulit katak berfungsi sebagai alat pernapasan Alat gerak, selaput kaki pada kulit katak membantu dalam pergerakan Mengatur suhu tubuh, kulit mengatur suhu tubuh dengan mengeluarkan keringat jika tubuh kepanasan



BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Hal-hal yang dapat disimpulkan dari diferensiasi sel adalah karakteristik khusus pertumbuhan sel dan pembelahan sel adalah direrensiasi sel, yang berarti perubahan sifat fisikdan fungsi sel sewaktu sel berproliferasi dari embrio untuk membentuk struktur tubuh yang berbeda-beda. Teori yang paling awal dan paling sederhana untuk menjelaskan diferenssiasi adalah bahwa kemposisi genetic dari nucleus mengalami perubahan selama generasi 7



sel berikutnya dalam cara yang sedemikian rupa sehingga satu sel anak mewarisi sebuah perangkat gen yang berbeda dari sel anak yang lain. Teori ini sekarang sudah disangkal dalam banyak hal tetapi dilukiskan paling baik. Jaringan merupakan kumpulan dari beberapa sel yang memiliki bentuk dan struktur yang sama. Yang menempati bagian bagian tersendiri di dalam tubuh.



8



DAFTAR PUSTAKA Sasaassa sasaassa sasaassa Sasaassa sasaassa sasaassa Sasaassa sasaassa sasaassa Sasaassa sasaassa sasaassa



9