Makalah Struktur Inti Atom [PDF]

  • Author / Uploaded
  • Ahmad
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH PENDAHULUAN FISIKA INTI



STRUKTUR INTI ATOM



Oleh Ahmad Muh. Nizham Almulk Arifuddin (60400118013)



JURUSAN FISIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAKASSAR 2020



KATA PENGANTAR



Puji dan syukur Penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan anugerah-Nya sehingga dapat menyelesaikan tugas makalah ini yang berjudul “Struktur Inti Atom”. Terima kasih penulis ucapkan kepada temanteman sekalian yang telah membantu, baik bantuan berupa moril maupun materil, sehingga makalah ini dapat terselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan. Penulis menyadari di dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan serta banyak kekurangannya baik dari segi tata bahasa maupun dalam hal yang pengkonsolidasian kepada dosen serta teman-teman sekalian, untuk itu besar harapan penulis jika ada kritik maupun saran dari dosen maupun teman-teman sekalian yang membangun untuk lebih menyempurnakan makalahini. Harapan yang paling besar dari penyusunan makalah ini ialah mudahmudahan apa yang penulis susun memberikan manfaat baik untuk orang lain, teman-teman, serta orang yang ingin mengambil atau menyempurnakan lagi atau mengambil hikmah dari judul ini sebagai tambahan dalam referensi yang telah ada.



Samata, 17 Maret 2020



Penulis



i



DAFTAR ISI



Halaman KATA PENGANTAR ..................................................................................... i DAFTAR ISI.................................................................................................... ii BAB 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ...................................................................................... 1.2. Rumusan Masalah ................................................................................. 1.3. Tujuan Masalah ...................................................................................



1 1 1



BAB 2. PEMBAHASAN ................................................................................



4



BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan............................................................................................. 5.2. Saran.......................................................................................................



12 12



DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................



13



ii



BAB 1 PENDAHULUAN



1.1. Latar Belakang Atom adalah partikel penyusun semua benda yang berukuran sangat kecil. Di dalam atom juga terdapat subatom, yaitu partikel penyusun atom yang ukurannya lebih kecil. Setiap atom memiliki inti, yang terdiri dari proton dan neutron, serta electron yang bergerak cepat disekitar inti. Electronelektron ini terdapat pada tingkatan energi yang berbeda, yang disebut kulit, tiap kulit memiliki jumlah batas untuk electron, apabila electron di kulit pertama sudah memenuhi batas, maka electron akan memenuh kulit kedua. Konsep atom sebagai komponen yang tak dapat diabgi-bagi lagi pertama kali diajukan oleh para filsuf India dan Yunani. Pada abad ke-17 dan ke-18, para kimiawan meletakkan dasar-dasar pemikiran ini dengan menunjukkan bahwa zat-zat tertentu tidak dapat dibagi-bagi lebih jauh lagi menggunakan metode-metode kimia. Selama akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, para fisikawan berhasil menemukan struktur dan komponen-komponen subatom di dalam atom, membuktikan bahwa “atom” tidaklah tak dapat dibagi-bagi lagi. Istilah atom pertama kali digunakan oleh kimiawan asal Inggris bernama John Dalton (1766-1844), ketika ia mengajukan teori atomnya pada tahun 1807. Dalton menyatakan bahwa semua unsur kimia tersusun atas pertikel-partikel yang sangat kecil, yang disebut atom, yang tidak bisa pecah saat zat-zat kimianya direaksikan. Teori atom Dalton menjadi dasar untuk ilmu pengetahuan modern. Berdasarkan penjelasan diatas, electron, neutron dan proton merupakan bagian terkecil dari atom, namun para ilmuan modern berpendapat bahwa proton dan neutron tersusun atas partikel-partikel yang lebih kecil lagi yang disebut kuark.



1



1.2. Rumusan Masalah Rumusan masalah pada makalah ini adalah: 1. Apa partikel penyusun inti atom? 2. Bagaimana ukuran dan bentuk inti atom? 3. Bagaimana model inti atom? 4. Bagaimana energi ikat inti atom? 5. Bagaimana gaya inti atom? 1.3. Tujuan Masalah Tujuan pada makalah ini adalah: 1. Mengetahui partikel penyusun inti atom. 2. Mengetahui ukuran dan bentuk inti atom. 3. Mengetahui model inti atom. 4. Mengetahui energi ikat inti atom. 5. Mengetahui gaya inti atom. .



2



BAB 2 PEMBAHASAN 2.1



Partikel Penyusun Inti Atom



Partikel Penyusun Inti atom adalah neutron dan proton. Proton menentukan nomer atom. inti atom menentukan massa suatu atom karena mereka memiliki berat yang sangat besar dibandingkan elektron. Berat neuton dan proton biasanya memiliki jumlah yang sama. Proton memiliki muatan positif sedangkan neutron tidak bermuatan. Dalam sejarah kimia kita tahu atom mempunyai bagianbagian terutama bagian proton dan neutron saling berikatan satu sama lain. Di awal penemuan inti atom proton dan neutron belum ditemukan melainkan di dapatkan oleh berbagai eksperimen oleh para ilmuwan. a. Proton Eugen Goldstein ialah seorang fisikawan di jerman penemu sinar anode atau proton. Pada tahun 1886, sebelum hakikat sinar katode ditentukan, Goldstein melakukan suatu percobaan dengan tabung sinar katode dan menemukan fakta berikut. Apabila katode tidak berlubang ternyata gas di belakang katode tetap gelap. Namun, bila pada katode diberi lubang gas di belakang katode menjadi mengeluarkan sinar. Hal ini menunjukkan adanya radiasi yang berasal dari anode, yang menerobos lubang pada katode dan memijarkan gas di belakang katode itu. Radiasi itu disebut sinar Anode atau sinar positif atau sinar terusan. Hasil percobaan menunjukkan bahwa sinar terusan merupakan radiasi partikel yang bermuatan positif. Patikel sinar terusan ternyata bergantung pada jenis gas dalam tabung. Artinya, jika gas dalam tabung diganti, ternyata dihasilkan partikel sinar terusan dengan ukuran yang berbeda. Partikel sinar terusan terkecil diperoleh dari gas hidrogen. Partikel ini kemudian disebut proton. Massa 1 proton = 1,6726486 x 10-24 gram = 1 sma Muatan 1 proton = +1 = +1,6 x 10-19 C Muatan maupun massa partikel sinar tersusun dari gas lain selalu merupakan kelipatan bulat dari massa dan muatan proton, sehingga diduga bahwa partikel itu terdiri atas proton-proton. Kemudian pada tahun 1919, Rutherford menemukan proton terbentuk ketika partikel alfa ditembakkan pada inti atom nitrogen. Hal serupa juga terjadi pada penembakan inti atom lain. Hal ini membuktikan bahwa inti atom terdiri atas proton sebagaimana diduga oleh Goldstein.



3



b. Neutron Neutron ditemukan oleh James Chadwick bersama dengan Ernest Rutherford pada tahun 1932 dengan menggunakan sinar alfa, tetapi itu hanya masih dugaan saja, tetapi keberadaannya telah diduga oleh Aston sejak tahun 1919. Pada tahun itu, Aston menemukan spektrometer massa, yaitu alat dapat digunakan untuk menentukan massa atom atau molekul.  Dengan alat tersebut, Aston menemukan bahwa atom-atom dari unsur yang sama dapat mempunyai massa yang berbeda. Fenomena ini disebut isotop. Juga ditemukan bahwa massa suatu atom ternyata tidak sama dengan jumlah protonnya. Banyak atom yang massanya sekitar dua kali massa protonnya. Berdasarkan kedua fakta tersebut, Aston menduga keberadaan partikel netral dalam atom yang jumlahnya dapat berbeda meskipun unsurnya sama. Selanjutnya pada tahun 1930, W. Bothe dan H. Becker menembaki inti atom berilium dengan partikel alfa dan menemukan suatu radiasi partikel yang mempunyai daya tembus tinggi.  Pada tahun 1932, James Chadwick membuktikan bahwa radiasi tersebut terdiri atas partikel netral yang massanya hampir sama dengan massa proton. Oleh karena bersifat netral, partikel itu dinamai neutron. Percobaan lebih lanjut membuktikan bahwa neutron juga merupakan partikel dasar penyusun inti atom. Massa 1 neutron = 1,6749544 x 10-24gram = 1 sma Neutron tidak bermuatan (netral) 2.2 Ukuran dan Bentuk Inti Atom Ukuran atau besarnya atom biasanya dinyatakan dengan jari-jari atom (jari-jari kovalen). Jari-jari ini didefinisikan sebagai setengah jarak antara inti dua atom yang terikat oleh ikatan kovalen tunggal. Biasanya jari-jari atom tidak dapat ditentukan langsung dari atom tetapi diperoleh dengan cara spektroskopi. Inti atom harus diperlakukan dengan cara yang sama seperti elektron, meskipun tidak ada orbit proton ataupun neutron. Inti atom berbentuk bola padat (walaupun ada yang agak pipih) berisi proton dan neutron. Dalam menentukan ukuran dari inti, ada beberapa metode, dari metode tersebut dikelompokkan menjadi dua, yaitu: a. Metode nuklir (jari-jari gaya) 1) Hamburan alpha cepat 2) Peluruhan alpha 3) Hamburan neutron cepat b. Metode elektromagnet (jari-jari muatan) 1)  Hamburan elektron cepat   2)  Mesonic atom 3)  Inti cermin 4)  Pergeseran isotopic



4



2.3



Model Inti Atom Sebenarnya sampai saat ini struktur real dari inti atom itu sendiri belum diketahui, dan untukmempermudah dalam mempelajari inti-inti dari suatu atom maka dibuatlah model. Gampangnya suatu model disini merupakan suatu bentuk sederhana dari sistem fisis yang sedang dipelajari. Berikut adalah beberapa model inti atom berdasarkan penelitian ilmuwan a. Model tetes cairan Model tetes cairan digunakan untuk menentukan massa real dari suatu inti atom. Model ini mengasumsikan bahwa sifat-sifat inti atom mirip dengan sifat-sifat yang terdapat dalam tetes cairan. Sifat-sifat tetes cairan tersebut adalah kerapatannya adalah konstan, ukurannya sebanding dengan jumlah partikel atau molekul di dalam cairan, energi ikatnya berbanding lurus dengan massa atau jumlah partikel yang membentuk tetesan. Adanya sifat-sifat ini dapat membuka sebuah peluang untuk mendapatkan persamaan untuk massa inti atom Atom terdiri atas inti atom dan elektron-elektron yang mengelilinginya. Inti atom terdiri atas partikel proton dan neutron. Partikel-partikel penyusun inti atom ini biasa disebut nukleon. Nukelon penyusun inti memiliki massa yang hampir sama yaitu mp = 938,3 MeV untuk proton dan mn = 939,6 MeV untuk neutron. Adapun elektron massanya sangat kecil jika dibandingkan massa proton dan neutron, yaitu 0,511. Jumlah proton atau elektron biasa diwakili oleh huruf Z (jumlah proton dan elektron dalam satu jenis atom adalah sama) sedangkan jumlah neutron disimbolkan dengan huruf N. Jumlah antara proton (Z) dan neutron (N) menghasilkan suatu nomor massa dari atom dan disimbolkan dengan huruf A. Jadi, sebagai asumsi awal massa inti M yang tersusun dari proton dan neutron dapat dutulis dengan persamaan : M = Zmp + A(A-Z)mn



.



.



.(1)



Dalam inti terdapat gaya ikat (gaya tarik antar partikel penyusun inti), sehingga massa inti seharusnya lebih kecil daripada ketika nukleon-nukleon inti terpisah seperti yang diterapkan pada rumus yang pertama. Energi ikat sebanding dengan jumlah nukleon inti, oleh karena itu akibat energi ikat ini persamaan massa inti harus dikurangi faktor koreksi sebesar b1A



.



.



.(2)



dimana b1 adalah suatu konstanta yang diperoleh secara eksperimen. Tetapi besarnya gaya ikat setiap nukleon yang terdapat pada koreksi pertama dianggap sama, padahal pengaruh gaya ikat inti bagi nukleon di permukaan lebih lemah daripada nukleon inti yang lebih dalam. Dalam kasus



5



ini inti atom dianggap menyerupai bola sempurna dengan jari-jari R, sehingga besar kecilnya pengaruh gaya ikat inti terhadap nukleon sebanding dengan besar luas permukaan bola. Luas bola = 4πR2



.



.



.(3)



Jari inti diperoleh dengan persamaan R = roA1/3. Sehingga Luas bola = 4πR2 = 4π(roA1/3)2 ; ==> ro adalah konstanta atau Luas bola ≈ b2A2/3 . . .(4) Jadi faktor koreksi berikutnya untuk massa inti sebesar b2A2/3



.



.



.(5)



Energi Coulumb positif antar proton juga memberi kontribusi terhadap kenaikan massa inti. Menurut hukum Coulumb, gaya Coulumb antar muatan yang sejenis akan tolak-menolak. Oleh karena itu, tolakan Coulumb antar proton akan mengakibatkan penambahan massa inti. Dari hukum Coulumb energi yang diakibatkan oleh interaksi antar partikel bermuatan dirumuskan dengan E = k[q1q2/R] = k[(Ze)2/roA1/3] = ke2/ro[Z2A-1/3] Atau E ≈ b3[Z2A-1/3] . . .(6) Faktor koreksi ketiga untuk persamaan massa inti akibat pengaruh energi Coulumb adalah sebesar b3[Z2A-1/3] .



.



.(7)



Proton dan neutron merupakan kategori fermion (taat asas pauli dan tidak mau berkeadaan sama), jadi masing-masing menempati kulit berbeda dalam deretan kulit terpisah. Adanya kelebihan neutron ataupun proton dalam suatu isobar dapat meningkatkan massa inti menurut prinsip larangan pauli. Untuk memperoleh faktor koreksi akibat perbedaan jumlah proton dan neutron ini, perhatikan gambar berikut :



6



Gambar 2.1 Ilustrasi perbedaan faktor koreksi jumlah proton dan neutron



Dari gambar diatas, pengurangan Z sebesar v diikuti juga dengan penambahan N sebesar v yang diberikan oleh v = (N-Z)/2 . . .(8) Jika selisih antar tingkat energi nukleon adalah Δ, maka pengurangan Z memberikan selisih energi ikat pada isobar sebesar ΔEikat = v[Δ(v/2)] = [(N-Z)/2][ (N-Z)/2] [Δ/2] = Δ/8(N-Z)2…(9) Karena N = A-Z, perbedaan energi ikat berubah menjadi ΔEikat = Δ/8(A-2Z)2 atau ΔEikat ≈ b4(A-2Z)2 .



.



.(10)



.



.(11)



Jadi faktor koreksinya sebesar b4(A-2Z)2



.



Nukleon-nukleon dalam inti juga cenderung “berpasangan”, jelasnya, neutron-neutron atau proton-proton berkelompok bersama dalam spin-spin yang berbeda. Akibat efek ini, didapati bahwa pasangan energi hadir bervariasi sebesar A-3/4 dan bertambah sebesar jumlah nukleon-nukleon tidak berpasangan. Sehingga memberikan koreksi sebesar b5A-3/4



.



.



.(12)



Jika semua koreksi yang telah diperoleh diumpulkan, maka persamaan massa riel inti atom menjadi M = Zmp + A(A-Z)mn - b1A - b2A2/3 - b3[Z2A-1/3] - b4(A-2Z)2 - b5A3/4 7



Konstanta di persamaan diatas ditentukan dari data eksperimen; nilainya (dalam satuan energi) yang dapat diambil adalah b1 = 14,0 MeV b2 = 13,0 MeV b3 = 0,58 MeV b4 = 19,3 MeV dan b5 ditentukan berdasarkan skema berikut  ini : A Genap Ganjil Genap



Z Genap



b5 -33,5 MeV



Genap



+33,5 MeV



b. Model Kulit Kita ketahui bahwa dalam model tetes cairan, nukleon-nukleon dimana masing-masing efeknya dirata-ratakan terhadap seluruh inti sehingga mampu menerangkan sifat inti seperti energi ikat per nukleon. Perlu diingat juga, pada beberapa sifat lain seperti energi keadaan tereksitasi dan momen magnet, memerlukan suatu model mikroskopik. Ada suatu perubahan mencolok dalam sifat-sifat inti yakni bilangan ajaib (magic number). Misal N atau Z samadengan 2, 8, 20, 28,50, 82, atau 126.Ciri dari Bilangan Ajaib : Inti-inti diketahui stabil dan jumlahnya banyak sekali. Nukleon-nukleon terakhir atau ajaib yang mengisi penuh”kulit-kulit” ini memiliki energi ikat yang tinggi. Energi keadaan-keadaan eksitasi pertama diketahui lebih besar daripada inti dalam urutan di dekatnya yang tidak memiliki bilangan ajaib. Contohnya : Bilangan ajaib Z = 50, memiliki 10 buah isotop stabil (Z sama, tetapi A berebeda), dibutuhkan energi sekitar 11 Mev untuk membebaskan satu proton, dan bahwa keadaan eksitasi pertama dari berbagai isotop genapgenapnya adalah sekitar 1,2 Mev di atas keadaan dasar. Fluktuasi perilaku yang serupa juga teramati dalam atom-atom, pada saat elektron-elektron mengisi penuh berbagai kulit atom. Kemiripan perilaku ini memberi kesan bahwa beberapa sifat ini mungkin dapat diterangkan dengan model kulit inti. Pada dasarnya struktur kulit atom diperoleh lewat sejumlah hampiran berurutan. Pertama dianggap bahwa tingkat-tingkat energi suatu inti bermuatan Ze terisi secara berurutan oleh buah Z buah elektron dan kemudian koreksi dilakukan untuk berbagai efek interaksi. Untuk mengembangkan gambaran atau model kulit inti melalui pendekatan yang sama, maka harus digunakan potensial yang berbeda untuk menyatakan gaya-gaya inti yang berjangkau pendek. Salah satu hampirannya



8



adalah dengan menganggap bahwa nukleon-nukleon bergerak dalam suatu potensial osilator harmonik. V = kR2 = m w2 R2 . . .(13) Tingkatan energinya diberikan oleh : E = (n +3/2) + hw . . .(14) Tentunya dengan = 2(n-1) + l. Besaran bilangan kuantum momentum sudut orbital (l) mengambil nilai-nilai 0,1,2,3, . . . Bilangan n adalah suatu bilangan bulat yang mengambil nilai-nilai 1,2,3,4, ... Pada notasi spektroskopik, keadaan-keadaan momentum sudut orbital nukleon ditunjukkan nilai momentum sudut orbital (l) adalah 0, 1, 2, 3...dan lambang huruf s p d f g h... Berbagai tingkat energi yang diramalkan dari potensial osilator harmonik dengan jumlah nukleon maksimum pada tiap-tiap energi sesuai dengan asas larangan pauli.Menurut M.Mayer dan J.Jensen, secara terpisah mengusulkan kehadiran interaksi spin-orbit (1. s) di samping potensial osilator harmonik. Karena nukleon-nukleon memiliki nilai tunggal s = 1/2 untuk bilangan kuantum spinnya, maka efek spin-orbit akan menyebabkan tiap-tiap keadaan momentum sudut orbital dengan l > 0 pecah dalam dua orbit, maka bilangan kuantum momentum sudut totalnya j = l + s atau j = l – s. Pemisahan energi antara kedua orbit sebanding lurus dengan 2l + 1, maka dengan demikian menjadi semakin lebar begitu l bertambah. Orbit-orbit pecahan yang baru ini diberi nama dengan menambahkan penulisan nilai j sebagai indeks bawah susun pada lambang keadaan momentum sudut. Untuk inti-inti, lebih mudah untuk menuliskan kembali asal larangan Pauli sebagai berikut : Tidak ada nukleon yang memiliki himpunan bilangan kuantum yang sama (n,l,j,mj).Akibatnya, jumlah nukleon maksimum yang terkadnung dalam sebuah orbit adalah 2j + 1 buah. Perlu diketahui dalam atom, pemisahan spin-orbit merupakan efek kecil yang menimbulkan struktur halus, tetapi dalam inti, interaksi spin-orbitnya agak kuat sehingga menimbulkan pemisahan energi yang berorde sama dengan pemisahan tingkat-tingkat energi osilator harmonik. Perbedaan lain antara pemisahan 1.s dalam inti dan atom adalah bahwa dalam inti, energi orbit j =l + 1/2 lebih rendah daripada milik orbit J = l - 1/2 yang merupakan kebalikan dari yang dijumpai dalam atom. Pernyataan yang timbul sekarang adalah tidak mungkin untuk meramalkan apakah spin-orbit akan atau tidak akan “melewati” tingkat-tingkat energi osilator harmonik dan ternyata pengurutan akhir orbit- orbit ini ternyata masih ditentukan dari data-data eksperimen. Penutupan kulit-kulit (Shell Closing) sangat berhubungan dengan bilangan-bilangan ajaib.



9



Pada orbit yang sama proton-proton dan (netron-netron) dalam orbit yang sama cenderung berpasangan membentuk keadaan-keadaan yang momentum sudutnya nol. Maka, inti-inti genap-genap akan memiliki momentum sudut total J = sigma j, sama dengan nol, sedangkan jika intinya memiliki jumlah proton atau netron yang ganjil, maka momentum sudut totalnya adalah momentum sudut nukleon yang terakhir (yang ganjil). 2.4



Energi Ikat Inti Nukleus atom adalah inti yang berada di pusat, yang terdiri dari satu atau lebih proton dan juga neutron, dengan pengecualian hanya untuk bentuk hidrogen yang paling ringan. Tidak ada muatan untuk neutron, namun sesuatu dapat membuat mereka terlepas keluar dari inti. Selain itu, setiap proton dalam inti bermuatan positif; mereka harus saling menolak satu sama lain yang kemudian akan mengosongkan inti – tetapi sejumlah energi mencegah hal ini terjadi. Massa inti kurang dari massa nukleon individual yang membentuk inti itu. Perbedaan massa (Δm) antara keduanya adalah setara dengan energi ikat inti. Konversi sebagian massa inti menjadi energi ikat E merupakan ilustrasi dari teori Einstein (1905) dalam bentuk persamaan sebagai berikut: E = Δmc2 . . .(15) 8 Dengan Δm dalam kg, c = 3 x 10  m/s, dan E dalam joule (J). Jika Δm dinyatakan dalam satuan sma, energi ikat inti memenuhi persamaan berikut.



E = Δm 931,5 MeV Energi ikat inti (binding energy) berkaitan dengan energi yang harus diberikan untuk memisahkan inti menjadi nukleon pembentuknya. Energi ikat inti belum menggambarkan kestabilan suatu nuklida. Perkiraan tentang kestabilan inti dapat dilakukan dengan memperhatikan energi ikat ratarata per nukleon Eave yang besarnya dapat dihitung melalui persamaan berikut



.



10



.



.(16)



Gambar 2.2 Grafik energi ikat rata-rata per nukleon terhadap nomor massa A



Dari grafik energi ikat rerata per nukleon  terhadap nomor massa A di atas, dapat diketahui bahwa: 1) Untuk A kecil, energi ikat rerata per nukleon rendah dan mengalami kenaikan dengan cepat. 2) Untuk A disekitar 50, terdapat harga maksimum energi ikat rerata per nukleon yang datar dan turun ketika A – 140. 3) Untuk A diatas 140, energi ikat rerata per nukleon  mengalami penurunan. 2.5



Gaya Ikat Inti



Gaya inti akan tolak-menolak pada jarak yang lebih pendek dari jarak tertentu, hal ini agar nukleon dalam inti tidak menyatu. Mungkin kita dapat mengilustrasikan gaya inti ini sebagai dua buah bola yang dihubungkan dengan sebuah pegas. Pada jarak yang sangat dekat, kedua bola akan saling menolak, tetapi pada jarak yang jauh kedua bola akan saling menarik.   Sebenarnya dalam inti atom terdapat interaksi gaya gravitasi dan gaya elektrostatis, akan tetapi gaya gravitasi dapat diabaikan terhadap gaya elektrostatis. Jadi pasti ada gaya lain yang menyebabkan proton-proton dalam inti atom dapat menyatu. Gaya yang menyebabkan nulkeon bisa bersatu di dalam inti disebut gaya ikat inti. Gaya gravitasi menyebabkan gaya tarik-menarik antarmassa nukleon, yaitu proton dengan proton, proton dengan neutron, atau neutron dengan neutron, sedangkan gaya elektrostatis menyebabkan gaya tolakmenolak antara muatan proton dan proton. Gaya ikat inti lebih besar dibandingkan gaya gravitasi dan gaya elektrostatis. Gaya ikat inti bekerja antara proton dengan proton, proton dengan neutron, atau neutron dengan neutron. Gaya ikat inti bekerja pada jarak yang sangat dekat sampai dengan jarak pada diameter inti atom (10-15 m).



11



BAB 3 KESIMPULAN DAN SARAN



3.1. Kesimpulan Kesimpulan Berdasarkan pembahasan sebelumnya dapat ditarik beberapa kesimpulan, yaitu: 1.



Partikel penyusun inti atom terdiri dari proton dan neutron yang telah dibuktikan oleh percobaan dan penelitian para ilmuwan



2.



Ukuran atau besarnya atom biasanya dinyatakan dengan jari-jari atom (jarijari kovalen). Jari-jari ini didefinisikan sebagai setengah jarak antara inti dua atom yang terikat oleh ikatan kovalen tunggal.



3.



Model inti atom terdiri dari model tetes cairan dan model kulit. Namun masih banyak model lainnya yang telah dirumuskan oleh para ahli.



4.



Energi ikat inti (binding energy) berkaitan dengan energi yang harus diberikan untuk memisahkan inti menjadi nukleon pembentuknya



5.



Gaya ikat inti bekerja antara proton dengan proton, proton dengan neutron, atau neutron dengan neutron. Gaya ikat inti bekerja pada jarak yang sangat dekat sampai dengan jarak pada diameter inti atom (10-15 m).



3.2.



Saran Demikian makalah yang dapat penulis susun. Penulis menyadari bahwa



masih terdapat banyak kekurangan. Untuk itu kritik dan saran dari pembaca sangat diharapkan demi kesempurnaannya makalah kami. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua



12



DAFTAR PUSTAKA



BeiserArthur. 2003. Konsep Fisika Modern. Jakarta: Erlangga Muslim dan Zahara M, 1997. Pangantar Fisika Inti. Yogyakarta: FMIPA UGM Scott. Schaum. Fisika Modern Edisi Ke-2 Schaum’s.Jakarta: Erlangga http://akbartriana.students-blog.undip.ac.id/2010/10/07/model-inti-model-kulit/ http://physic.center07.students-blog.undip.ac.id/2010/10/04/tugas-fisika-nuklir-2jelaskan-model-tetes-cairan-untuk-menerangkan-inti-atom/ www.google.com



13