Makalah Studi Naskah Hadis Imam Baihaqi (Kitab As-Sunan) [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Kitab As-Sunan As-Sughra & As-Sunan Al-Kubra Lil Baihaqi Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah “ Studi Naskah Hadits “



Di susun Oleh : MUHAMMAD ARIFIN NIM. 3006204004



Dosen Pengampu : DR. ARDIANSYAH. MA DR. MUHAMMAD TOHIR RITONGA, LC. MA



PROGRAM STUDI S-2 ILMU HADIS



FAKULTAS USHULUDDIN DAN STUDI ISLAM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA MEDAN 2021



A. Pendahuluan Sebagai satu dari sumber hukum islam yang utama, hadis nabi telah banyak memberikan kontribusi peradaban, terutama dalam bidang ilmu hadis itu sendiri. Banyak lahir para ulama hadis mulai dari generasi salaf (terdahulu) maupun khalaf (kontemporer). Sebagian besar dari para ulama tersebut adalah perawi hadis dan para muhaqqiq (peneliti hadis). Hadirnya para ulama tersebut ibarat tetesan air hujan di tengah gersangannya musim kemarau, karena mereka (para ulama hadis) adalah lentera dalam kegelapan malam. Perjuangan dan perjalanan hidup para ulama hadis dalam mencari dan mengumpulkan hadis adalah perjalanan mulia. Karena mengumpulkan setiap perkataan, perbuatan, dan apa saja yang bersumber dari hamba Allah yang paling mulia yaitu Rasulullah Saw. Tidaklah mengherankan, bila diantara mereka (para ulama) tersebut menghabiskan seluruh waktu dan kesibukannya hanya untuk hadis nabi. Di antara bukti kesungguhan para ulama tersebut dalam hadis nabi adalah mereka mewariskan kitab-kitab hadis. Inilah warisan yang paling berharga setelah al-Qur’an. Diantara kitab-kitab hadis tersebut adalah dua kitab utama yaitu kitab as-Sunan al-Kubra dan as-Sunan as-Sughra sebuah karya fenomenal dari sentuhan lembut tangan yang di penuhi ilmu dan mujahadah dari salah seorang ulama muhaddis (ulama hadis), yang faqih, zahid, wara, ‘alimul ulama (gurunya para ulama), al-Imam al-Baihaqi rahimahullah. Sebagian para peneiliti berangggapan bahwa dua kitab ini adalah terpisah, sementara sebagian lainnya mengatakan bahwa dua kitab ini adalah saling berkaitan dan saling menjelaskan. Maka oleh karea itu, hal ini lah yang mendorong penulis untuk melakukan kajian singkat atau studi naskah hadis dari dua kitab ini, yaitu as-Sunan al-Kubra dan asSunan as-Sughra. Semoga Allah taala memudahkan penulis untuk melakukan penelitian sederhana ini. Amiin ya rabbal alamin.



B. Biografi Imam al-Baihaqi Beliau adalah al-Imam al-‘Alamah al-Hafiz al-Jalil al-Ushuli al-Kabir, ash-Shalih al-‘Abid, az-Zahid, syaikhu-Syafi’iyyah (gurunya ulama-ulama madzhab syafi’i) pada zamannya, bernama Abu Bakar Ahmad bin al-Husein bin ‘Ali bin Abdullah bin Musa an-



1



Naisaburi al-Khasrujardi al-Baihaqi.1 Beliau di lahirkan pada bulan Sya’ban tahun 384 H di desa Khasrujardi termasuk daerah Baihaq Naisabur.2 Beliau tumbuh besar di kota Baihaq dan mulai menuntut ilmu hadis akhir pada tahun 399 H atau tepatnya pada saat beliau berusia 15 tahun.3 Beliau hidup pada masa Daulah ‘Abbasiyah, tepatnya pada masa disintegrasi setelah dinasti abbasiyah mengalami kemudnruran. Banyak daerah yang melepaskan diri dan membentuk kerajaan-kerajaan kecil. Beliau hidup ketika kekacauan sedang terjadi di berbagai negeri islam. Saat itu kaum muslimin terpecah belah berdasarkan politik, fiqih, dan pemikiran. Antara kelompok yang satu dengan yang lain berusaha saling menyalahkan dan menjatuhkan. Kondisi inilah yang dimanfaatkan Kerajaan Romawi untuk menghancurkan islam saat itu. Dalam masa krisis itu, imam al-Baihaqi hadir sebagai pribadi yang berkomitmen terhadap ajaran islam. Dia memberikan teladan bagaimana seharusnya menerjemahkan ajaran islam dalam perilaku keseharian.4 Imam al-Baihaqi memulai mencari ilmu dengan mengembara dari satu negeri ke negeri berikutnya. Rihlah ilmiyah (perjalanan menuntut ilmu) di mulai di daerah Khurasan, Iraq, dan Hijaz. Dalam hal ini, Imam al-Dzahabi bercerita tentang perjalanan beliau menuntut ilmu. Bahwa imam al-Baihaqi ketika berusia 15 tahun telah mendengar dari Abu al-Hasan Muhammad bin al-Husein al-Alawi, sahabat dari Abu Hamid bin al-Syarqi dan beliau adalah guru yang paling awal bagi imam al-Baihaqi.5 Kemudian beliau menuju Baghdad, Kufah dan Mekkah, menghabiskan waktu selama bertahun-tahun hanya untuk bertemu dengan para ulama, dan meriwayatkan hadis dan atsar para sahabat, sekaligus menjelaskan seluruh silsilah sanadnya. Buah dari kesungguhan ini adalah beliau menulis lebih kurang 1000 jilid kitab, yang mencakup seluruh cabang ilmu baik ilmu fiqh maupun ilmu hadis. Dalam bidang fiqh beliau memegang kuat pada madzhab



1



Jamaluddin Abul Mahasin Yusuf Taghri Bardi, an-Najumu az-Zahirah fi Muluki Misra wal Qahirah, Dar Al Kutub wa Wizaratu Tsaqafiyah, Mesir, tt, 5/87 2 Muhammad Dhiyaur Rahman al-A’dzami, al Madkhal ila Sunanil Kubra, Dar khulafa lil Kitab alIslami, Kuwait, 2007, cet. 1 hal. 13 3 ibid 4 http://m.republika.co.id/berita/qdm1gz366/imam-albaihaqi 5 Muhammad bin Ahmad bin ‘Utsman al-Dzahabi, Siyar A’lam al-Nubala, Muassasah al-Risalah, Beirut, tt, juz 11, hal. 184



2



syafi’I, bahkan disebutkan oleh al-Dzahabi rahimahullah beliaulah orang yang pertama menyusun dan mengumpulkan nash-nash dalam madzhab syafi’i.6 Beliau memiliki kepribadian dan akhlak yang sangat mulia, layaknya para ulama lainnya. Ibnu ‘Asakir bercerita : “Syeikh Abu al-Hasan al-Farisi telah menuliskan untukku dan bercerita bahwa beliau (imam al-Baihaqi) rahimahullah orang yang sangat qana’ah terhadap dunia, zuhud dan wara’ serta ahli ibadah sampai beliau wafat.7 Begitu pula diceritakan oleh Ibnu Kasir dalam kitabnya al-Bidayah wa al-Nihayah.8 Beliau wafat pada hari sabtu tanggal 10 Jumadil Ula tahun 458 H di makamkan di Naisabur, sebagaimana diceritakan oleh Abu al-Hasan al-Farisi.9 Bertepatan dengan tahun 1066 M



C. Manhaj Imam al-Baihaqi Dalam Menulis Kitab Hadis Adapun manhaj imam al-Baihaqi didalam menulis kitab-kitab hadis tertulis jelas dalam kitabnya Dalailu an-Nubuwwah lil al-Baihaqi, secara ringkas dapat disimpulkan bahwa imam al-Baihaqi mencukupkan dengan hadis shahih dan hal istidlal (mengambil dalil) dan istimbath (member kesimpulan hukum), tidaklah beliau menuliskan hadis dhaif melainkan hanya untuk menguatkan hadis shahih.10



D. Kitab as-Sunan al-Kubra dan As-Sunan as-Sughra Sebagaimana disebutkan oleh al-Dzahabi ra, bahwa kitab yang berhasil beliau tulis lebih kurang berjumlah 1000 juz. Diantara kitab yang banyak menjadi perhatian para ulama adalah kitab as-Sunan al-Kabir dan as-Sunan al-Shagir. Kedua kitab ini memiliki cirri khas tersendiri dibandingkan kitab-kitab hadis lainnya. 1. Kitab as-Sunan al-Kubra



6



Muhammad Dhiyaur Rahman al-A’dzami, al Madkhal …., hal. 15



7



Ibid, Ibnu Kasir, al-Bidayah wa al-Nihayah, Maktabah al-Ma’arif, Beirut, 1971, jilid 12, hal. 94 9 Abu al-Qasim Ali bin al-Husein bin Hibbatullah Ibnu Asakir, Tabyiinu Kadzbi al-Muftara, Dar alTaufiq, Damaskus, 1347 H, hal. 297 10 Muhammad Dhiyaur Rahman al-A’dzami, al Madkhal …., hal. 18 8



3



Sebagaimana kitab-kitab hadis pada umumnya, kitab as-Sunan al-Kubra memiliki karakteristik tersendiri yang berbeda dengan kitab hadis lainnya. Hal ini, telah menjadikan kitab ini banyak diteliti oleh para ulama setelanya, diantaranya adalah Ibnu Asakir (w.571 H), Ibnu Sholah (w.643 H), al-Dzahabi (w.748 H),Imam as-Subki (w.771 H), Ibnu Taimiyah (w.628 H), dan banyak lagi yang lainnya.11 a. Awal penulisan. Beliau al-Imam al-Baihaqi memulai menulis kitab as-Sunan al-Kubra pada tahun 405 H. hal ini sebagaimana diceritakan oleh Zahir bin Thahir bin Muhammad al-Syami salah satu rawi kitab ini : “Telah mengkhabarkan kepada kami al-Imam al-Hafidz Abu Bakar Ahmad bin al-Husen bin Ali al-Baihaqi rahimahullah bahwasanya beliau memulai menuliskannya pada bulan sya’ban tahun 405 H, dan menyelesaikannya pada tahun 432 H.12 b. Muqaddimah kitab yang sangat panjang yaitu kitab al-Madkhal ila as-Sunanil Kubra. Kitab ini disusun secara terpisah, setelah dituliskan hadis-hadis nabi disertakan pula atsar-atsar para sahabat secara tertib. Hal ini sebagaimana pernah di lakukan oleh al-Muzanni (murid imam syafi’i). c. Disusun berdasarkan bab fiqh dalam madzahb syafi’i. d. Menyertakan hadis-hadis yang berkaitan antara satu bab dengan bab berikutnya. Contoh : Kitab al-Iman diawali dengan bab “ ‫ ﻷن اﺳﻢ ﷲ ﻏﯿﺮ ﻣﺨﻠﻮق‬,‫ " ﻣﻦ ﺣﻠﻒ ﺑﺎﺳﻢ ﻣﻦ أﺳﻤﺎء ﷲ ﻓﺤﻨﺚ ﻓﻌﻠﯿﮫ اﻟﻜﻔﺎرة‬perkataan ini berkaitan dengan bab berikutnya “‫“ ﻛﺮاھﯿﺔ اﻟﺤﻠﻒ ﺑﻐﯿﺮ ﷲ ﻋﺰوﺟﻞ‬13 e. Setiap bab disertakan defenisi singkat, misalnya: ‫ وﻻﯾﺨﺮج ﺑﮫ ﻋﻦ اﻹﯾﻤﺎن‬,‫ ﺑﺎب اﻟﺪﻟﯿﻞ ﻋﻠﻰ أن ﺗﺎرك اﻟﺼﻼة ﯾﻜﻔﺮﻛﻔﺮا ﯾﺒﺎح ﯾﮫ دﻣﮫ‬14 f. Termasuk manhaj beliau dalam kitab as-Sunan al-Kubra terdapat pengulangan hadis sebagai penguat dari hadis yang berkaitan. Hal ini sebagaimana yang dilakukan oleh al-Bukhari dalam menyusun kitab shahihnya. 15 11



Ahmad Yusuf Sulaiman, Abu Bakar al-Baihaqi wa Juhuduhu fi Khidmatil hadits an-Nabawi, Dar al-Hidayah, Kairo, 2005, cet. 1 hal. 313-317 12 Ibid…., hal. 241 13 Abu Bakar Ahmad bin al-Husein bin Ali al-Baihaqi, as-Sunan al-Kubra (tahqiq Muhammad Abdul Qadir Atha’), Dar al-Kutub al-Ilmiyah, Beirut, 2003, cet.3. juz.10, hal.98 14 Ibid …., juz. 3, hal. 366



4



g. At-Ta’addud fil al-Asanid (banyak jalur periwayatan sanad).16 Hal ini adalah satu dari sekian banyak kelebihan kitab as-Sunan, banyak periwayatan akan menguatkan setiap hadis yang disebutkan. h. Beliau menjelaskan al-Mubham min ar-Rijal (perawi yang tersamarkan dalam periwayatan hadis), dan hal ini adalah yang sangat bermanfaat, misalnya: ‫ ﺳﺄﻟﺖ أﺣﻤﺪ ﺑﻦ ﻋﻠﻲ اﻷﺻﺒﮭﺎﻧﻰ ﻋﻦ‬: ‫ ﺛﻢ ﻗﺎل‬,‫ ﻋﻦ اﺑﻦ ﻋﺒﺎس‬,‫أﻧﮫ ذﻛﺮ إﺳﻨﺎدا ﻓﯿﮫ ﻋﻦ " ﺳﺎﻟﻢ ﺑﻦ أﺑﻲ اﻟﺠﻌﺪ ﻋﻦ أﺧﯿﮫ‬ 17



‫ اﺳﻤﮫ ﻋﺒﺪ ﷲ ﺑﻦ أﺑﻲ اﻟﺠﻌﺪ‬: ‫ ﻓﻘﺎل‬,‫أﺧﻲ ﺳﺎﻟﻢ ھﺬا‬



i. Beliau menyebutkan pula dalam as-Sunan al-Kubra, satu orang rawi meriwayatkan dua hadis. Adakalanya rawi tersebut meriwayatkan dengan al-Inqitha’ (terputus) adakalanya dengan al-washal (tersambung), atau adakalanya pula rawi tersebut meriwayatkan hadis mauquf dan adakalanya ia meriwayatkan secara marfu’.18 j. Dalam kitab ini disebutkan tambahan rawi bila didapati ada tambahan. Dalam ilmu hadis tambahan ini akan menguatkan jalur sanad tersebut.19 k. Terkadang disebutkan pula ahwal ar-Ruwah (keadaan rawi) seperti ; idhtirab (bergoncang), syak (ragu), atau lemah hafalannya, dan lain sebagainya.20 l. Adakalanya penulisan matan hadis tidak ringkas, melainkan muthawwal (panjanga), terkadang terdapat tambahan yang bermanfaat untuk kajian fiqh. Contoh adalah hadis tentang tata cara berwudhu yang diterima dari Nafi’ tatkala beliau melihat Shafiyah binti Abi ‘Ubaid istri Abdullah bin Umar melepaskan khimarnya untuk berwudhu’.21 m. Adakalanya penulisan matan tidak secara mujmal (global), melainkan secara mufasshal, dengan tujuan untuk menjelaskan kandungan matan hadis agar lebih jelas.22 n. Terkadang dalam matan tersebut disebutkan tarikh (sejarah), tidak diragukan lagi bahwa pengenalan akan sejarah hadis akan sangat bermanfaat untuk mengetahui



15



Ahmad Yusuf Sulaiman, Abu Bakar al-Baihaqi…hal.250 Ahmad Yusuf Sulaiman, Abu Bakar al-Baihaqi…hal.252 17 Abu Bakar Ahmad bin al-Husein bin Ali al-Baihaqi, as-Sunan al-Kubra …, juz.1, hal.43 18 Ahmad Yusuf Sulaiman, Abu Bakar al-Baihaqi …, hal. 256 19 Ahmad Yusuf Sulaiman, Abu Bakar al-Baihaqi …, hal. 257 20 Ibid 21 Abu Bakar Ahmad bin al-Husein bin Ali al-Baihaqi, as-Sunan al-Kubra …, juz.1, hal.61,62 22 22 Ahmad Yusuf Sulaiman, Abu Bakar al-Baihaqi …, hal. 262 16



5



nasikh dan mansukh serta ikhtilaful hadis yang memungkinkan dilakukan al jam’u atau at-tarjih.23 o. Terkadang disebutkan pula asbabul wurud (sebab-sebab dikeluarkannya hadis) hadis. Dengan mengetahui asbabul wurud, akan diketahui apakah hadis tersebut hanya untuk satu kejadian atau berlaku umum. Misalnya dalam riwayat al-Baihaqi hadis dari ‘Atha’ bin Yassar dari Abi Waqid, ia berkata : . ‫ ﻣﺎ ﻗﻄﻊ ﻣﻦ اﻟﺒﮭﯿﻤﺔ وھﻲ ﺣﯿﺔ ﻓﮭﻮ ﻣﯿﺘﺔ‬: ‫ﻗﺎل رﺳﻮل ﷲ ﷺ‬ “ Apa saja yang terpotong dari binatang ternak, sementara ia masih hidup maka itu (potongan itu) disebut bangkai “ dalam hadis ini tidak disebutkan bagian yang mana yang disebut bangkai, apakah kukunya, bulunya sementara keduanya tidak bisa dimanfaatkan?. Dalam teks hadis yang lengkap riwayat al-Baihaqi dengan sanadnya dari ‘Atha’ bin Yassar dari Abi Waqid al-Laitsi ia berkata : ‫ وﯾﻘﻄﻌﻮن اﻟﯿﺎت اﻟﻐﻨﻢ ﻓﻘﺎل اﻟﻨﺒﻲ ﷺ ﻣﺎﻗﻄﻊ ﻣﻦ اﻟﺒﮭﯿﻤﺔ وھﻲ ﺣﯿﺔ ﻓﮭﻮ‬.‫ﻗﺪم اﻟﻨﺒﻲ ﷺ اﻟﻤﺪﯾﻨﺔ واﻟﻨﺎس ﯾﺤﺒﻮن ﺳﻨﺎم اﻹﺑﻞ‬ . ‫ﻣﯿﺘﺔ‬ Dalam hadis ini jelas terlihat sebab menjadi bangkai potongan hewan ternak itu adalah karena dalam memotongnya terdapat unsure penyiksaan terhadap hewan tersebut. Oleh karena itu nabi melarang untuk memakannya.24 Berikut penulis sertakan makhtutoh (manuskrip) kitab asli dari as-Sunan al-Kubra



23 24



Ahmad Yusuf Sulaiman, Abu Bakar al-Baihaqi …, hal. 264 Ibid ….. hal. 265



6



7



8



2. Kitab as-Sunan as-Sughra a. Sebab penulisan kitab as-Sunan as-Sughra Sebagaimana telah dijelaskan pada pembahasan sebelumnya tentang kitab asSunan al-Kubra, bahwasanya didalam kitab tersebut belum di klasifikasikan antara hadis shahih, hasan, dhaif, maudhu’, mauquf, marfu, atau mursal, masih bercampur dengan perkataan sahabat dan tabi’in. Sehingga beliau merasa sangat perlu memisahkan secara lebih ringkas khusus hadis shahih saj. Maka dituliskanlah kitab ini yaitu as-Sunan as-Sughra.25 b. Kitab as-Sunan as-Sughra tidak bercampur didalamnya melainkan hanya hadis shahih. Ibnu al-Jauzi ra, berkata : ‫أﺣﺎدﯾﺚ اﻟﺘﺮﻣﺬي ﻓﯿﮭﺎ اﻟﺼﺤﯿﺢ واﻟﺤﺴﻦ واﻟﻀﻌﯿﻒ و ﻛﺬاﻟﻚ ﺑﻀﻌﺔ أﺣﺎدﯾﺚ ﻣﻦ ﺳﻨﻦ أﺑﻮ داود وﻋﺪھﺎ ﻣﻦ‬ ‫ واﻟﺘﺰم اﻟﺘﺮﻣﺬي أن ﻻ ﯾﺨﺮج ﻓﻲ‬.‫ أﻣﺎ اﻟﺴﻨﻦ اﻟﺼﻐﺮى ﻓﻼ ﺿﻌﯿﻒ أو ﻣﻮﺿﻮع ﻓﯿﮭﺎ‬.‫اﻟﻤﻮﺿﻮﻋﺎت وھﻲ ﺗﺴﻌﺔ‬ ‫ وﻟﻢ ﯾﺮو اﻟﺒﯿﮭﻘﻲ ﻓﻲ‬,‫ وھﺬا ﺷﺮط واﺳﻊ ﯾﺪﺧﻞ ﻓﯿﮫ ﻛﯿﺮة ﺿﻌﯿﻔﺔ‬,‫ﺟﺎﻣﻌﮫ إﻻ ﺣﺪﯾﺜﺎ ﻋﻤﻞ ﺑﮭﺎ ﻓﻘﯿﮫ أو اﺣﺘﺞ ﺑﮫ ﻣﺤﺘﺞ‬ .‫اﻟﺼﻐﺮى ﻣﺜﻞ ذاﻟﻚ‬ Hadis-hadis dalam kitab imam at-Turmudzi didalamnya terdapat hadis shahih, hasan, juga dhaif, demikian juga didalam sunan Abu Dawud terdapat 9 hadis maudhu’ (palsu). Adapun didalam kitab as-Sunan as-Sughra tidak terdapat hadis dhaif dan maudhu’ didalamnya. Imam at-Turmudzi bertekad tidak akan memasukkan kedalam kitab jami’ nya satu hadispun melainkan telah diamalkan oleh orang yang faqih atau sering dijadikan hujjah. Syarat ini ternyata terlalu luas, sehingga banyak sekali masuk hadis dhaif didalamnya. Dan hal ini tidaklah dilakukan oleh al-Baihaqi dalam as-Sughra.26 c. Perbedaan antara as-Sunan al-Kubra dan as-Sunan as-Sughra. Meskipun dua kitab ini ditulis oleh orang yang sama, akan tetapi banyak sekali perbedaan pokok yang akan kita dapati. Tentunya, perbedaan ini akan menambah wawasan keilmuwan terutama ilmu hadis. Akan dapat terlihat jelas, kejeniuasan seorang ulama yang bernama Abu Bakar Ahmad bin al-Husein bin Ali al-Baihaqi atau yang kita kenal dengan imam al-Baihaqi. 25



Abdul Mu’thi Amin Qal’azi, Muqaddimah Muhaqqiq as-Sunan as-Sughra, Jami’ah ad-Dirasat al-Islamiyah, Karachi, 1989, cet. 1, hal. 78 26 Ibid …..hal. 87



9



Berikut perbedaan antara kitab as-Sunan al-Kubra dan as-Sunan as-Sughra. ‫اﻟﺴﻨﻦ اﻟﺼﻐﺮى‬



‫اﻟﺴﻨﻦ اﻟﻜﺒﺮى‬



as-Sunan as-Sughra



as-Sunan al-Kubra



1. Setiap bab hanya berisikan hadis shahih.



1. Bercampur disetiap bab seluruh hadis qauliyah,



2. Mencukupkan hanya penyebutan satu hadis



fi’liyah,



atsar



sahabat



dan



marasilu tabi’in.



tanpa pengulangan, sebagaimana dilakukan oleh imam muslim dalam kitab shahihnya.



2. Banyak



3. Hanya tertulis hadis yang paling shahih



terjadi



pengulangan



hadis,



sebagaimana yang pernah dilakukan oleh



untuk setiap bab.



imam al-Bukhari.



4. Sangat jarang terdapat kecacatan hadis yang



3. Banyak tertulis hadis shahih, hasan juga



sering ditunjukkan dengan shighat tamridh,



hadis dhaif.



yaitu perkataan : ‫ﻟﻢ ﯾﺼﺢ إﺳﻨﺎده‬



4. Sebaagiannya banyak terdapat hadis dhaif .



5. Banyak disebutkan kesaksian dari perkataan



5. Tidak disebutkan kesaksian dari perkataan



imam syafi’i. Bahkan dimulai dan diakhiri



imam syafi’I kecuali hanya sedikit sekali.



satu bab pembahasan dengan perkataan



6. Tidak disebutkan catatan hukum fiqh.



imam syafi’i.



7. Di mulai dengan kitab thaharah langsung



6. Ada kalanya disebutkan catatan hukum fiqh



tanpa muqaddimah dan kata pengantar.



7. Dimulai dengan tiga bab baru, yaitu :



8. Banyak dituliskan hadis untuk setiap bab,



‫ﺑﺎب اﺳﺘﻌﻤﺎل اﻟﻌﺒﺪ اﻟﺼﺪق واﻟﻨﯿﺔ‬







bahkan ada yang mencapai 10 hadis dan



‫ﺑﺎب ﺗﺤﺴﯿﻦ اﻟﻌﺒﺪ ﻋﺒﺎدة ﻣﻌﺒﻮد ﺣﺘﻰ ﻛﺄﻧﮫ‬







banyak disebut pula atsar para sahabat.



‫ﯾﺮاه‬ ‫ﺑﺎب اﺳﺘﻌﺎﻧﺔ اﻟﻌﺒﺪ ﺑﻤﻌﺒﻮده ﻋﻠﻰ ﺣﺴﻦ‬







‫ﻋﺒﺎدﺗﮫ‬ 8. Mencukupkan setiap bab dengan 2 atau 3 hadis saja.



10



Beberapa manuskrip dari Kitab as-Sunan as-Sughra.



11



12



13



E. Hal yang Unik pada Kitab as-Sunan as-Sughra dengan kitab shahih al-Bukhari. Hal-hal yang unik pada setiap kitab hadis pasti akan di dapati oleh para peneliti hadis. Dari perbedaan matan hadis secara tektual tetapi tidak berbeda pada subtansi kontekstual hadis, ataupun perbedaan jalur periwayatan sanad hadis. Salah satu hadis yang penulis dapatkan dari kitab as-Sunan as-Sughra sedikit berbeda dengan apa yang tertulis pada kitab shahih al-Bukhari, yaitu hadits ‫إﻧﻤﺎ اﻷﻋﻤﺎل ﺑﺎﻟﻨﯿﺎت‬ Dalam kitab as-Sunan as-Sughra



Terdapat perbedaan pada jalur periwayatan sanad hadis dengan kitab shahih al-Bukhari



Adapun jalur sanad dalam riwayat imam al-Baihaqi dalam kitabnya as-Sunan as-Sughra adalah sebagai berikut : Kitab as-Sunan as-Sughra Imam al-Baihaqi



Kitab Shahih al-Bukhari Imam al-Bukhari



Abu Abdullah Muhammad bin Abdullah Al al-Humaidi Abdullah bin az-Zubair 14



Hafidz Abu



Sufyan Zakaria



Yahya



bin



Ibrahim



bin Yahya bin Sa’id al-Anshari



Muhammad bin Yahya al-Muzakki



Muhammad bin Ibrahim al-Taimi



Abu Abdillah bin Ya’kub Asy Syaibani



al-Qamah bin Waqash al-Laisi



Abu Ahmad Muhammad bin Abdul Wahhab Umar bin Khattab al-Farrai Ja’far bin ‘Aun Yahya bin Sa’id Muhammad bin Ibrahim al-Taimi al-Qamah bin Waqash Umar bin Khattab



Berdasarkan table diatas diketahui bahwa jalur periwayatan al-Bukhari lebih pendek, apabila dibandingkan dengan jalur periwayatan al-Baihaqi dalam kitabnya asSunan as-Sughra. Meskipun demikian kedua hadis ini adalah hadis shahih. Inilah satu di antara keunikan yang terdapat dalam kitab as-Sunan as-Sughra.



15



F. Kesimpulan Studi terhadap naskah hadis adalah satu disiplin ilmu dalam bidang hadis yang sangat penting untuk dilakukan oleh para peneliti hadis. Melalui studi ini, para peneliti hadis akan mengetahui keotentikan atau orisinilitas sebuah hadis. Dengan melihat pada teks naskah aslinya, sebuah hadis dapat diketahui kualitas sanad dan matannya. Disamping itu, dengan studi ini para peneliti dapat mengetahui dengan jelas metodologi yang digunakan oleh mukharrij (yang mengeluarkanha hadis) hadis di dalam penulisan kitab hadis. Kitab as-Sunan al-Kubra dan as-Sunan as-Sughra adalah dua kitab fenomenal karya al-Imam al-Baihaqi ra, kedua kitab ini termasuk satu di antara kitab induk dalam bidang hadis. Meskipun imam al-Baihaqi ra, tidak termasuk dalam katagori imam yang sembilan dalam periwayatan hadis, beliau adalah tokoh pertama yang menggagas penulisan indeks mengenai tokoh-tokoh hadis dari tiga generasi pertama ahli hadis.



Kedua



kitab



ini (as-Sunan al-Kubra dan as-Sunan as-Sughra) memiliki karakteristik yang berbeda dengan kitab hadis lainnya.



16



DAFTAR PUSTAKA



Taghri Bardi, Jamaluddin Abul Mahasin Yusuf , an-Najumu az-Zahirah fi Muluki Misra wal Qahirah, Dar Al Kutub wa Wizaratu Tsaqafiyah, Mesir, tt al-A’dzami, Muhammad Dhiyaur Rahman at-Tahqiq al Madkhal ila Sunanil Kubra, Dar khulafa lil Kitab al-Islami, Kuwait, 2007 al-Dzahabi, Muhammad bin Ahmad bin ‘Utsman , Siyar A’lam al-Nubala, Muassasah al-Risalah, Beirut, tt Kasir, Ibnu , al-Bidayah wa al-Nihayah, Maktabah al-Ma’arif, Beirut, 1971 Ibnu Asakir, Abu al-Qasim Ali bin al-Husein bin Hibbatullah, Tabyiinu Kadzbi al-Muftara, Dar al-Taufiq, Damaskus, 1347 H Sulaiman, Ahmad Yusuf, Abu Bakar al-Baihaqi wa Juhuduhu fi Khidmatil hadits an-Nabawi, Dar al-Hidayah, Kairo, 2005 al-Baihaqi, Abu Bakar Ahmad bin al-Husein bin Ali, as-Sunan al-Kubra (tahqiq Muhammad Abdul Qadir Atha’), Dar al-Kutub al-Ilmiyah, Beirut, 2003 al-Qal’azi, Abdul Mu’thi Amin, Muqaddimah Muhaqqiq as-Sunan as-Sughra, Jami’ah adDirasat al-Islamiyah, Karachi, 1989



Dari situs website : http://m.republika.co.id/berita/qdm1gz366/imam-albaihaqi



17