Makalah Tentang Doa Dan Sholat [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

1



MAKALAH



KELOMPOK : 8 1. Meidika 2. Dkk



PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS TEKNIK DAN ILMUKOMPUTER UNIVERSITAS POTENSI UTAMA MEDAN 2018



BAB I PENDAHULUAN



I.1



LATAR BELAKANG Agama Islam merupakan salah satu agama yang ada di Indonesia dan 50%



mayoritas masyarakatnya beragama islam. Ibadah merupakan unsur mutlak dalam agama. Agama yang intinya adalah keyakinan tentang adanya zat yang berkuasa di atas alam raya, dan kerinduan manusia untuk mengangungkan dan berhubungan dengannya, melahirkan berbagai macam cara pengabdian pemujaan dan ibadah. Dan agama itu pun sendiri merupakan pondasi hidup manusia dalam ketentraman hidupnya. Dalam agama islam shalat merupakan tiang agama. Karena jikalau seorang tidak mendirikan shalat itu sendiri maka sama saja dia tidak mendirikan agamanya. Manusia-manusia yang menjalankan tugas dan perintah Allah lah yang akan mendapatkan ketentraman hati itu sendiri. Pelaksanaan ibadah dalam islam tidak boleh sampai mengabaikan kewajiban yang berhubungan dengan kebutuhan jasmaniah dan duniawi. Manusia perlu bekerja untuk memenuhi dan mencukupi kebutuhan hidupnya untuk bertahan hidup, karena selain kita ibadah dan berdoa kita juga harus bekerja untuk mencapai tujuan nya. Dalam kehidupan ini selalu ada saja suatu waktu dimana seseorang tidak mengerti, tidak mampu bahkan tidak tahu bagaimana mengatasi permasalah kehidupan yang di alaminya. Bahkan, seseorang yang sudah berhasil menempuh jenjang tertinggi sekalipun adakalanya suatu saat akan merasakan posisi dimana dia memiliki suatu masalah yang sulit untuk dipecahkan. Ketika seseorang belum mampu bahkan tidak mampu memecahkan masalahnya pasti dia akan membutuhkan tenaga dari luar yang diyakininya dapat mampu mengatasi masalahnya. Kekuatan dari luar itu bisa berupa dari Sang pencipta atau hal-hal lain yang di anggap mampu unutuk mengatasi masalahnya. Sebagai seorang yang beriman tentu saja dalam mengatasi masalah dan problematika kehidupan selalu disandarkan pada kekuatan Tuhan, tidak dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan Agama. Apalagi sebagai umat Islam kita 1



2



dituntun untuk meminta hanyalah kepada Allah SWT. Salah satu ekspresi seorang dalam meminta pertolongan kepada Allah adalah dengan melalui Do’a yang dipanjatkan dengan tulus, ikhlas dan keyakinan penuh akan dikabulkan do’anya.



I.2. RUMUSAN MASALAH Melihat dari pemaparan yang telah dikemukakan sebelumnya, rumusan masalah yang penulis kemukakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Apa pengertian sholat dan do’a? 2. Bagaimna adab sholat dan do’a? I.3.



TUJUAN PENULISAN



Bertolak pada rumusan masalah di atas, maka penelitian ini memiliki tujuan: 1. Mendiskrisipkan pengertian tentang sholat dan do’a 2. Mendiskrisipkan adab sholat dan do’a dalam islam I.4.



MANFAAT PENULISAN 1. Sebagai orang islam kita bisa mengetahui pengertian tentang sholat dan do’a 2. Sebagai orang islam dapat mengetahui konsep sholat dan do’a 3. Sebagai orang islam dapat mengetahui adab sholat dan do’a.



BAB II PEMBAHASAN



II.1



PENGERTIAN SHOLAT Shalat



menurut



etimologi/bahasa



adalah



doa.



Sedangkan



secara



terminologi/istilah shalat ialah suatu ibadah yang mengandung perkataan dan perbuatan tertentu yang dimulai dengan takbir dan disudahi dengan salam. Shalat adalah ikatan yang kuat antara langit dan bumi, antara Allah dan hambahnya. Shalat dalam islam memiliki kedudukan yang tinggi yaitu sebagai rukun dan tiang agama yang mana shalat menempati kedudukan yang kedua dalam rukun setelah syahadat serta menjadi lambang yang kokoh antara Allah dan hambahnya. Ketika melaksanakan shalat umat islam dalam keadaan suci dan bersih serta berdoa kepada Allah swt agar diberikan keteguhan (istiqamah) dalam beragama dan senantiaa memohon petunjuk dari-Nya. Rasulullah saw bersabda : ‫س ِبي ِل هللا‬ َّ ‫عمو ده ال‬ َ ‫اإلسلالَم َو‬ َ ‫الج َهاد في‬ َ ‫روة‬ ِ ‫سنَامِ ِه‬ ِ ‫َرأس األ َ ْم ِر‬ َ ‫صالَة َوذ‬ “Pokok segala urusan adalah islam. Tiangnya adalah shalat. Puncaknya adalah jihad di jalan Allah.” (HR. Thabarani dari Mu’adz).



Shalat adalah ibadah pertama yang diwajibkan oleh Allah dan shalat ini juga diterima langsung oleh Rasulullah tanpa melalui perantara Malaikat Jibril.



A. Urgensi Salat



Urgensi Shalat adalah agar kita tahu seberapa pentingnya shalat dalam kehidupan sehari-hari kita, karena selain mempunyai arti dalam ibadah sebagai tiang agama shalat juga mempunyai makna lain dalam kehidupan. pada dasarnya meliputi dua aspek yaitu aspek rohani dan aspek jasmani (Sayid Sabiq, 2010:45). Apabila kita senantiasa mengingat Allah SWT dengan cara mengerjakan shalat niscaya kita akan mendapatken ketentraman hati dan pikiran kita agar selalu dapat berfikir bersih dan selalu berada dijalannya yang benar. Hati manusia yang senantiasa selalu mengingat Allah akan terjaga jiwanya dari sifat-siat keji dan terhindar dari segala sesuatu yang 3



4



menyimpang dari agama dan jalan Allah SWT dan dibutuhkan kerohanian yang kuat dengan sering mendekatkan jiwa dan raga kepada Allah SWT. Dengan kekuatan rohaniah itu bebagai macam ujian hidup akan dapat dihadapi dengan kesabaran, ketenangan, kerelaan hati yang tentram. Karena itu amat besar artinya kita selalu mohon pertolongan kepada Allah dengan sabar dan Salat juga berfungsi untuk mencegah perbuatan keji dan mungkar. Karena itu, mengerjakan shalat dengan khusyu’ dan benar mempunyai peranan yang besar dalam pembentukan moral, yang membuat seseorang akan merasa malu melanggar ketentuan-ketentuan Allah sehingga akan terdorong untuk berbuat yang selalu mendatangkan keridhaan Allah. B.



Makna Shalat Bagi Kehidupan Dalam agama islam ada sebuah kitab yang didalamnya itu sendiri merupakan wahyu-wahyu (ucapan/perkataan) Allah SWT yang diturunkan melalui para Nabi dan Rosulnya. Pelaksanaannya dijelaskan dalam sabda rosul, baik berupa gerak-gerik dan perbuatan beliau semasa hidup. Sebagaimana semua ibadah dalam islam, di samping mempunyai segi kerohanian untuk menjaga hubungan dampak kejiwaan pribadi dengan Allah, ibadah shalat juga mempunyai dampak kejiwaan, sosial, dan lain sebagainya dalam kehidupan bermasyarakat. Agama adalah hal pokok dalam kehidupan manusia apalagi bermasyarakat. Shalat dapat dilakukan secara individual, tetapi lebih baik apabila dilakukan secara berjamaah dan terutama di masjid. Masjid adalah tempat ibadah nya orang islam. Masjid tempat penting yang digunakan sebagai tempat ibadah dan di sebut juga rumah Allah. Hal ini tentu saja karena



manfaatnya



terhadap



masyarakat.



Hikmah



yang utama



itu



menunjukkan keutuhan masyarakat islam dalam bahu membahu menyembah Allah. Dengan shalat lima waktu sehari semalam secara berjamaah, msingmasing jamaah dapat saling mengenal dan saling membahu, seperti apabila di antara jamaah ada yang menderita sakit atau tertimpa musibah, semua jamaah segera dapat mengetahui dan dapat segera memberi bantuan baik moril



5



maupun materiil yang bertujuan untuk meringankan penderitaan orang yang tertimpa musibah tersebut. Suara azan yang dikumandangkan sebelum melakukan shalat itu sebagai pemberitahuan telah masuknya waktu shalat. Hal itu mengandung hikmah bahwa masyarakat diingatkan dalam lima waktu sehari semalam akan kebesaran Allah, agar segera berhubungan dengan Allah melalui shalat. Masyarakat diminta sejenak untuk meninggalkan pekerjaan yang sedang dilakukan untuk mengingat Allah. C. Tanda – Tanda Orang Shalat



Dalam hadits Qudsi disebutkan mengenai orang-orang yang diterima shalatnya oleh Allah Swt,



"Sesungguhnya Aku (Allah SWT) hanya akan menerima shalat dari orang yg dengan sholatnya itu dia merendahkan diri di hadapan-Ku. Dia tidak sombong dengan makhluk-Ku yg lain. Dia tidak mengulangi maksiat kepada-Ku. Dia menyayangi orang-orang miskin dan orang-orang yang menderita. Aku akan tutup shalat orang itu dengan kebesaran-Ku. Aku akan menyuruh malaikat untuk menjaganya. Dan kalau dia berdoa kepada-Ku, Aku akan memperkenankannya. Perumpamaan dia dengan makhluk-Ku yang lain adalah seperti perumpamaan firdaus di surga." Dalam hadis qudsi tersebut disebutkan bahwa tanda-tanda orang yang diterima shalatnya oleh Allah Swt., adalah: 1.



Dia datang untuk melaksanakan shalat dengan merendahkan diri kepadaNya. Dalam Al-Quran, keadaan seperti itu disebut dengan khusyu'. Dan shalat yang khusyu' adalah salah satu tanda orang yang mukmin. Yang disebut dengan shalat yang khusyu' itu bukan yang tidak ingat apa pun. Karena orang yang tidak ingat apa pun itu disebut pingsan. Diriwayatkan bahwa Ali bin Abi Thalib, apabila hendak melakukan sholat, tubuhnya gemetar dan wajahnya pucat pasi. Sehingga ketika ada orang yg bertanya kepadanya, "Mengapa Anda ya Amirul Mukiminin?"



6



Ali menjawab, "Engkau tidak tahu bahwa sebentar lagi aku akan menghadapi waktu amanah." Kemudian, Ali membacakan sebuah ayat Al-Quran: "Sesungguhnya Kami telah menawarkan amanat kepada langit, bumi, dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya. Dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh." (QS 33: 72). Kemudian Ali melanjutkan ucapannya, "Shalat adalah suatu amanat Allah yang pernah ditawarkan kepada langit, bumi, dan bukit untuk memikulnya. Tetapi, mereka menolaknya dan hanya manusia yang sanggup memikulnya. Memikul amanat berarti mengabdi kepadaNya." 2. Dia tidak sombong dengan makhluk-Ku yang lain. Jadi, tanda orang yang



diterima shalatnya ialah tidak takabur. Takabur, menurut Imam AlGhazali, ialah sifat orang yang merasa dirinya lebih besar daripada orang lain. Kemudian ia memandang enteng orang lain itu. Boleh jadi ia bersikap demikian dikarenakan ilmu, amal, keturunan, kekayaan, anak buah, atau kecantikannya. Kalau Anda merasa besar karena memiliki hal-hal itu dan memandang enteng orang lain, maka Anda sudah takabur. Dan shalat Anda tidak diterima. Bahkan dalam hadis lain disebutkan bahwa Rasulullah Saw. bersabda: "Takkan masuk surga seseorang yang dalam hatinya ada rasa takabur walaupun sebesar debu saja." Biasanya masyarakat akan menjadi rusak kalau di tengah-tengah masyarakat itu ada orang yang takabur. Kemudian takabur itu ditampakkan untuk memperoleh perlakuan yg istimewa. Dan anehnya, seringkali sifat takabur ini menghinggapi para aktivis masjid atau aktivis kegiatan keagamaan. Mereka biasanya takabur dengan ilmunya dan menganggap dirinya paling benar. 3. Tanda orang yang diterima shalatnya ialah orang yang tidak mengulangi



maksiatnya kepada Allah Swt. Nabi bersabda, "Barangsiapa yang



7



shalatnya tidak rnencegahnya dari kejelekan dan kemungkaran, maka shalatnya hanya akan menjauhkan dirinya dari Allah Swt." Dalam hadis yang lain, Rasulullah Saw. bersabda: "Nanti, pada Hari Kiamat, ada orang yang membawa shalatnya di hadapan Allah Swt. Kemudian shalatnya diterima dan dilipat-lipat seperti dilipat-lipatnya pakaian yang kotor dan usang. Lalu sholat itu dibantingkan ke wajahnya." Allah tidak menerima shalat itu karena shalatnya tidak dapat mencegah perbuatan maksiatnya setelah ia melakukan maksiat tersebut. Bukankah Al-Quran telah mengatakan, "...Sesungguhnya shalat mencegah dari perbuatan-perbuatan keji dan mungkar..." (QS 29:45). 4. Orang yg diterima shalatnya ialah orang yang menyayangi orang-orang



miskin. Kalau diterjemahkan dengan kalimat modern, hal ini berarti orang yg mempunyai solidaritas sosial. Dia bukan hanya melakukan rukuk dan sujud saja, tetapi dia juga memikirkan penderitaan sesamanya. Dia menyisihkan sebagian waktu dan rezekinya untuk membahagiakan orang lain. Kalau dalam shalat Anda, Anda sudah merasakan kebesaran Allah dan tidak takabur; dan kalau Anda sudah tidak mengulangi perbuatan maksiat sesudah shalat; dan kalau Anda sudah mempunyai perhatian yang besar terhadap kesejahteraan orang lain, maka Allah akan melindungi Anda dengan jubah kebesaran-Nya. Allah akan memberi kepada Anda kemuliaan dengan kemuliaan-Nya, dan membungkus Anda dengan busana kebesaran-Nya. samping itu, Allah akan menyuruh para malaikat untuk menjaga Anda; dan para malaikat itu akan berkata sebagaimana yang disebutkan dalam Al-Quran, "Kamilah pelindung-pelindungmu dalam kehidupan dunia dan akhirat. Didalamnya kamu akan memperoleh apa yang kamu inginkan dan memperoleh (pula) di dalamnya apa yang telah dijanjikan oleh Allah kepadamu" (QS 41: 31).



8



II.2



PENGERTIAN DOA (IKHTIAR) ْ yang berarti mencari hasil yang Ikhtiar berasal dari bahasa Arab (‫)إخ ِتيَار‬



lebih baik. Adapun secara istilah pengertian ikhtiar, yaitu usaha yang dilakukan dengan segala daya upaya dan kemampuan untuk mencapai hasil terbaik ( Teungku Hasbi Ash-Shiddieqiy, 2008:36 ). Setiap manusia memiliki keinginan dan cita-cita untuk mendapat kesuksesan, tak ada seorang pun yang menginginkan kegagalan. Hal ini karena Allah menganugerahkan kehendak kepada manusia. Jika kehendak tersebut mampu dikelola dengan baik, manusia akan menemukan kesuksesannya. Kehendak dan keinginan tidak akan pernah tercapai tanpa ada usaha untuk meraihnya. Allah Swt telah memberikan kepada manusia potensi berikhtiar atau berusaha dalam meraih keinginannya. Seorang siswa yang ingin meraih nilai yang terbaik tentu harus berikhtiar. Bentuk ikhtiarnya adalah dengan tekun belajar dan sungguh-sungguh. Nilai yang baik tidak akan tercapai tanpa belajar yang sungguh-sungguh. Sekali lagi, tidak ada kesuksesan tanpa usaha dan kerja keras (ikhtiar). Allah Swt berfirman: َ‫امل ْون‬ ِ ‫ِل ِمثْ ِل َهذَا فَ ْل َي ْع َم ِل ال َع‬ “Untuk kemenangan seperti ini hendaklah berusaha orang yang berusaha” (AshShaffat [37]: 61) Tetapi hal yang mesti diingat, tidak boleh kegigihan ikhtiar memperlemah keyakinan kepada Allah Swt.dan tidak boleh keyakinan melemahkan ikhtiar. Hasil ikhtiar harus senantiasa dikembalikan kepada kehendak Allah Swt, karena Dialah yang Maha Kuasa. Allah Swt berfirman: َ َ‫ش ْيء ِإنّي ِ فَا ِعل ذَلِك‬ ‫سى أ َ ْن َي‬ َ ‫َولَ تَق ْولَ َّن ِل‬ َ ‫غدًا ِإلَّ أ َ ْن َيشَا َء هللا َواذْك ْر َربَّكَ إذَا نَ ِسيْتَ َوق ْل َع‬ ‫شدًا‬ َ ‫ار‬ َ ‫ْه ِديْنَ َربّي ِ ِأل َ ْق َر‬ َ َ‫ب ِم ْن َهذ‬ “Dan jangan sekali-kali kamu mengatakan terhadap sesuatu: “Sesungguhnya aku akan mengerjakan itu besok”, kecuali (dengan menyebut): “Insya-Allah”. Sedangkan Doa adalah memohon atau meminta suatu yang bersifat baik kepada Allah SWT seperti meminta keselamatan hidup, rizki yang halal dan



9



keteguhan iman. Sebaiknya kita berdoa kepada Allah SWT setiap saat karena akan selalu didengar olehNya ( M. Afif Anshori 2003:40) Waktu-waktu yang tepat untuk berdoa ialah ketika membaca AlQuran, setelah Solat wajib, pada saat tengah malam setelah sholat tahajud, saat melaksanakan ibadah haji, Saat berpuasa wajib dan sunah. Hal yang menyebabkan doa tidak terkabulkan yaitu : karena kalian telah mengenal Allah SWT sebagai tuhan kalian, tapi kalian tidak menaati aturan-Nya, kalian telah memahami bahwa Rasul adalah (panutan hidup), tapi kalian enggan mengikuti jalan hidupnya, kalian tahu bahwa al-Qur’an adalah pedoman hidup, tapi kalian tidak mengamalkan petunjuknya, kalian merindukan surga, tapi kalian tak mau mengejarnya, kalian takut kepada neraka, tapi kalian selalu berbuat maksiat, dan kalian mengabaikan aib mereka sendiri, namun kalian sibuk mengumpulkan aib orang (Teungku Hasbi Ash-Shiddieqiy 2008:80). Sesungguhnya doa itu memiliki kedudukan yang sangat inggi di dalam islam. Doa temasuk ibadah yang sangat agung. Doa menunjukan bukti ketergantungan manusia kepada Rabbnya dalam meraih apa-apa yang bisa memberikan manfaat bagi mereka dan menolak ap-apa yang dapat membahayakan mereka. Doa memiliki adab-adab yang apabila diperhatikan oleh seseorang yang berdoa, niscaya doanya tidak akan tertolak. Di antaranya adalah sebagai berikut : 1.



Niat yang benar Hendaklah seorang hamba yag berdoa berniat untuk menegakkan ibadah



kepada Allah SWT, karena doa adalah ibadah yang paling agung. Siapa saja yang menggantungkan hajatnya kepada Allah niscaya ia tidak akan merugi selamalamanya. 2.



Memperbanyak Doa Disunnahkan membaca doa karena doa adalah ibadah. Allah SWT



berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam Keadaan hina dina". Seorang muslim selayaknya banyak berdoa setiap waktu karena doa merupakan ibadah yang mulia. Doa merupakan ibadah yang mulia. Doa



10



merupakan sesuatu yang sangat mulia di sisi Allah. Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda, “Tidak ada yang paling mulia di sisi Allah SWT daripada Doa”[5] 3.



Berdoa dalam Keadaan Suci Tidak ada salahnya jika seseorang berdoa dalam keadaan tidak berwudhu’.



Akan tetapi akan lebih afdhol jika ia dalam keadaan bersuci. 4.



Mengadahkan Bagian dalam Telapak Tangan Rasuluullah SAW bersabda, “Jika kamu meminta kepada Allah SWT maka mintalah dengan



menengadahkan bagian dalam telapak tangan. Janganlah kamu memintanya dengan menengadahkan punggung telapak tangan.” Cara seperti ini tepat untuk menunjukan kebutuhan kita dan sebagai penantian pengabulan doa. Seolah-olah peminta menggulurkan tangan dan mengarahkan telapak tangannya ke atas untuk menunggu apa yng akan diberikanNya. 5.



Memulai dengan Mengucapkan Hamdalah dan Puji-pujian kepada Allah SWT Setiap hamba hendaknya memulai semua urusannya dengan memuji Allah



SWT. Demikian juga, hendaklah ia memuji Allah SWT dengan puji-pujian yang pantas baginya. Cara seperti ini lebih dekat kepadapengabulan doa. Bahkan, sesungguhnya Rasulullah SAW sujud di sisi ‘Arsy pada hari kiamat, lalu beliau mengucapkan Hamdalah dan memanjatan puja-puji kepada Allah, hingga Allah mengizinkan baginya untuk meminta. Dari Anas r.a bahwasanya Allah SWT berfirman kepada Rasulullah SAW : “Ya Muhammad, angkatlah kepalamu! Katakanlah, niscaya akan didengarkan (kata-katamu). Memintalah, niscaya akan diberi (apa yang kamu minta). Berilah syafa’at, niscaya akan diizinkan (member syafa’at).” 6.



Bershalawat kepada Nabi SAW Jika ia meninggalkan shalawat kepada Nabinya, niscaya pengabulan



doanya bisa terhalang. Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda, “Semua doa terhalang hingga diucapkan shalawat kepada Nabi SAW.”



11



7.



Memulai Berdoa untuk dirinya Terlebih Dahulu Di dalam Al-Qur’an, terdapat ayat berdoa untuk diri sendiri. Demikianlah



yang dilakukan Nabi SAW. Sebab, apabila menjenguk seseorang dan mendoakannya, beliau memulainya untuk dirinya sendiri terlebih dahulu.



8.



Sungguh-sungguh dalam Meminta Jangan seseorang ragu dalam berdoa atau ia mengucapkan pengecualian



dengan mengucapkan: “jika engkau berkehendak, ya Allah.” Namun, hendaklah ia bersungguh-sungguh di dalam meminta. Rasulullah SAW bersabda: “Janganlah salah seorang dari kamu mengatakan: “ Ya Allah, ampunilah aku jika engkau mau, Ya Allah, berilah aku rezeki jika engkau mau. ‘Hendaklah ia bersungguh-sungguh ketika meminta karena Allah kuasa untuk melakukan apa yang dia kehendaki, tidak ada yang dapat memaksakan sesuatu kepada Allah SWT.” Sudah Selayaknyalah kita seorang hamba hamba bersungguh-sungguh dalam berdoa. Doa adalah ibadah , maka itu harus dilakukan degan sungguhsungguh dan benar. Adapun cara seperti ini lebih dekat kepada pengabulan doa. 9.



Menghadirkan Hati dalam Berdoa Seseorang hendaklah menghadirkan hati dan memusatkan pikirannya di



dalam berdoa, dan janganlah dia berdoa dengan perantara lisannya saja, sementara hatinya hatinya entah kemana. Sebab doa itu tidak akan dikabulkan dengan cara seperti itu. Rasulullah SAW bersabda, “Berdoalah kamu kepada Allah sedang kamu yakin akan terkabul (doamu tersebut), dan ketahuilah bahwa Allah tidak mengabulkan doa orang yang hatinya lalai dan tidak serius.” Wajib bagi seorang hamba apabila berdoa dan momohon kepada apa yang diingginkan terhadap Allah SWT untuk menghadirkan hati dan memusatkan pikirannya. Selalin itu mentadabburi apa yang diucapkannya. Hendaklah juga doa itu keluar dari hatinya sebelum keluar dari lisannya. 10. Yakin Doanya dikabulkan Seorang hamba hendaklah yakin doanya akan dikabulkan karena Allah SWT telah menjanjikan hal tersebut dalam firmannya yakni,



12



“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, Maka (jawablah), bahwasanya aku adalah dekat. aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku,. . .” ( QS. Al-Baqarah: 186 ) Wajib bagi seorang hamba membenarkan apa yang telah dijanjikan Allah SWT, karena Dia tidak akan mengingkari janjiNya, dan wajib kita ketahui juga sebagai seorang Mukmin bahwasanya tidaklah kita mendapatkan dari doa kita melainkan satu hal yakni sebuah kebaikan. 11. Tidak Berlebihan atau Melampaui Batas dalam Berdoa Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas. Allah SWT berfirman, “Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.” ( QS. Al-A’raf: 55 ) Bentuk berlebih-lebihan seseorang dalam berdoa adalah berdoa dengan menyebut perkara-perkara yang tidak mungkin terjadi atau memaksakan sesuatu kepada Allah. 12. Menampakkan Kebutuhan dan Ketergantungan kepada Allah SWT Seorang hamba haruslah menunjukan sikap bahwa dia membutuhkan Allah tempat dia bergantung dan memohon pertolongan karena tidak ada daya dan upaya kecuali dengan dengan bantuan Allah SWT. Serta tidak ada kuasa baginya untuk mendatangkan manfaat dan menolak daripada bahaya yang dating kepadanya kecuali dengan bantuan Allah SWT semata. Apabila Allah SWT menyerahkan segala urusan keapada dirinya, niscaya ia akan sesat dan lagi menyesatkan sebab dia tidak berkuasa atas sesuatu apapun, baik dalam urusan dunia yang terlihat sepele da maupun urusan-urusan akhiratnya. 13. Berdoa dengan kata-kata singkat dan Padat serta Doa-doa yang Ma’tsur Berdoa dengan doa yang Ma’tsur maksudnya adalah berdoa dengan doadoa yang berasal dari Nabi SAW, yaitu doa-doa yang di dalamnya terkumpul kebaikan dunia dan akhirat. Karena nabi menyukai kata-kat yang singkat dan padat di dalam berdoa, serta meninggalkan doa-doa selain itu.



13



14. Memperbanyak Ucapan “Ya Dzal Jalaali wal Ikram (Pemilik keagungan dan Kemuliaan).” Sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda: “Ulang-ulangilah ucapan: “Ya Dzal Jalaali wal Ikram.” Ulang-ulangilah selalu maksudnya mengucapkan dan memperbanyaknya dalam doa-doa kalian. Sebab, ucapan itu merupakan kata-kata pujian yang sangat tinggi dansangat agung kepada Allah SWT. Oleh karena itu, memperbanyaknya akan membantu kita dalam pengabulan doa dari Allah SWT. 15. Berdoa dangan Menyebut Nama Allah yang Mahaagung Berdoa dengan menyebut nama Allah juga merupakan salah satu sebab terkabulnya doa. Rasulullah SAW pernah mendengar seorang laki-laki berdoa: “Ya Allah, sesungguhnya aku meminta kepada-Mu,bahwasanya engkau adalah Allah yag Maha Esa, tempat bergantung segala sesuatu, tidak beranak dan tidak pula diperanakkan, dan tidak seorang pun yang setara dengan-Nya. Rasulullah SAW berdabda, “Sungguh, ia telah meminta kepada Allah dengan menyebut nama-Nya yang sangat agung, yang jika ia meminta dengannya, pasti Allah akan member dan jika dia bedoa dengannya, pasti Allah akan mengabulakn-Nya.” 16. Meminta Kepada Allah SAW untuk Urusan Dunia dan Akhiratnya Janganlah sekali-kali dia merasa keberatan meminta kepada Rabbnya dalam urusan dunianya meskipun dalam urusan yang sepele. Sebab, permintaan itu bukti ketergantunggan dan kebutuhan kita kepada Allah SAW dalam semua urusan. Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya barang siapa yang tidak meminta kepada Allah, Niscaya Dia akan marah kepadanya.” 17. Mencari Waktu-waktu yang Mustajab dan Tempat-tempat yang Utama Ada beberapa waktu dan temapat utama yang telah disebutkan di dalam nash-nashnya bahwasanya barang siapa yang berdoa pada waktu itu maka akan mustajab. Di antara waktu dan tempat tersebut adalah antara adzan dan iqamah, sehabis shalat, di sore hari, ketika berpuasa, sesaaat pada hari jum’at atau sesaat



14



terkhir hari jum’at, hari-hari di bulan Ramadhan, sepuluh hari pertama di bula Dzulhijjah, hari Arafah, ketika mengerjakan haji, di sisi Ka’bah dan lain-lainya seperti yang disebutkan di dalam atsar. 18. Tidak Terburu-buru dalam Meminta Pengabulan Doa Terburu-buru meminta pengabulan doa dilarang, bahkan hal itu dapat menghalngi terkabulnya doa seseorang. Sikap terburu-buru dapat digolongkan dalam bentuk pendustaan terhadap janji Allah SWT karena Dia telah menjanjikan kepada pengabulan sebuah doa. Rasulullah SAW bersabda, “Senantiasa akan dikabulkan doa salah seorang di antara kamu selama dia tidak terburu-buru, yakni ia berkata: Aku sudah berdoa, namun tidak dikabulkan bagiku.” Dengan demikian, jelas lah bagi kita seorang hamba apabila tidak terwujud apa yang kita ingginkan selalu sabar dan tidak berburuk sangka kepada-Nya, bisa jadi Allah memberikan apa yang kita minta namun kita tidak menyadarinya karena kurangnya rasa bersyukur yang kita miliki. 19. Memperbanyak Doa di Saat-saat Lapang Hendaknya seorang hamba memperbanyak doanya pada saat-saat lapang agar Allah juga mengabulkan doanya di kala dalam keadaan sempit. Termasuk hikmah Allah di dalam mentakdirkan suatu musibah terhadap hambanya agar hambanya tersebut dapat mengambil pelajaran yang ada di dalamnya. Karena Allah suka mendengar rintihan hamba-hamba-Nya kepada-Nya. Demikian pula Allah suka melihat hambanya kembali kepada-Nya pada saat-saat sempit dan mencekam. Sebagaimana Allah SAW berfirman, “. . .Kemudian Kami siksa mereka dengan (menimpakan) kesengsaraan dan kemelaratan, supaya mereka memohon (kepada Allah) dengan tunduk merendahkan dir . ( QS. Al-An ‘am: 42 ) Maka dari itu apabila seorang hamba memohon dalam keadaan merendahkan dirinya keapada Allah pada saat-saat lapang, niscaya permintaanpermintaannya akan segera terkabulkan.



15



20. Menghindari Berdoa dengan Meminta Perkara-Perkara yang Mustahil Sebagai seorang hamba sebaiknyalah kita menghindari dari hal di dalam berdoa yakni hal dalam permintaan perkara-perkara yang mustahil. Seperti berdoa agar dapat melihat Malaikat dala keadaan terjaga atau bahkan berdoa agar di jadikan seorang Nabi, atau meminta kepada kekuatan yang bisa membuatnya mengangkat gunung. Semua permintaan yang di atas tidak mungkin akan dikabulkan oleh Allah SWT. Dan hal ini juga termasuk dari berlebihan dalam berdoa. Dari adab-adab tersebut yang dudah di uraikan agar dapat menjadi perhatian kita sewaktu kita berdoa. Karena barang siapa yang mengamalkannya ketika berdoa niscaya doanya isya Allah di ijabahi oleh Allah SAW dan tidak tertolak. Wa Allahu A’lam bi Showab



16



BAB III PENUTUP



III.1. KESIMPULAN Setelah selesai membahas masalah adab-adab shalat dan berdoa ini penulis dapat mengambil kesimpulan bahwasanya : 1. Sholat, dan doa merupakan satu elemen penting dalam ibadah kita kepada allah. Apabila kita tidak menjalankan ibadah sholat, maka yang terjadi adalah kita akan mendapatkan dosa. Jika tidak menjalankan pastinya kita juga tidak melaksanakan doa, karena hal ini sangat erat berhubungan. 2. Shalat adalah amalan yang paling utama dari amalan-amalan yang lain dengan kata lain jika shalatnya sempurna maka kemungkinan besar amalan yang lainnya juga ikut sempurna begitu juga sebaliknya jika shalat kita tidak sempurna maka amalan yang lainnya juga tidak akan sempurna. 3. Setiap amalan yang kita kerjakan hendaknya juga diiringi oleh doa karena amalan yang kita kerjakan belum tentu diterimah disisi Allah swt.



III.2. SARAN Adapun saran dan masukan dari permasalahan “Zikir, Sholat dan Doa” adalah sebagai berikut : 1.



Merealisasikan arti zikir, sholat, dan doa yang sebernanya.



2.



Mengerti akan konsep zikir, sholat, dan doa dalam ibadah.



3.



Sebagai manusia biasa tentunya banyak kekurangan didalam makalah ini maka dari itu kami sangat mengharapkan saran dari KH. Moh. Romzi Al Amiri Manan sebangai dosen kami dan para pembaca makalah ini.