Makalah Tingkah Laku Babi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

ILMU TINGKAH LAKU TERNAK TINGKAH LAKU TERNAK BABI



Disusun oleh: Siti Ainul Sakila 1703511067 B



PROGRAM STUDI SARJANA PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS UDAYANA 2019



BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ilmu tingkah laku adalah ilmu yang mempelajari tentang tingkah laku hewan disebut ethology, yang berasal dari kata ethos yang berarti karakter atau alam dan logos yang berarti ilmu. Mempelajari tingkah laku hewan berarti menentukan karakteristik hewan dan bagaimana responnya terhadap lingkungan. Selama interaksi tersebut ternak akan menimbulkan respon berupa tingkah laku terhadap lingkungan yang dihadapinya (Gonyou, 1991). Tingkah laku penting untuk diperhatikan dalam manajemen reproduksi karena berpengaruh terhadap keberhasilan pengawinan dan jumlah anak yang dapat bertahan hidup (Hafez, 1987). Ternak babi lebih suka hidup dalam sebuah keluarga atau dalam kelompok kecil. Jantan tua biasanya hidup sendiri (soliter). Ternak babi mengandalkan penciuman dan pendengaran dibandingkan dengan penglihatannya dan ternak babi memiliki wilayah yang luas dalam komunikasi. Ternak babi memiliki kemampuan yang tinggi dalam mengalokasikan sumber bau. Babi sangat sensitif terhadap iklim yang ekstrim atau panas. Babi tidak punya kelenjar keringat dan tidak memiliki bulu yang lebat untuk melindungi, babi mengandalkan lapisan lemak sebagai insulasi. Jadi babi akan berkumpul atau berkerumun untuk menjaga panas dan berkubang untuk menjaga suasana tetap dingin. Babi merupakan binatang yang sangat mudah beradaptasi dan ternak ini merupakan binatang yang cepat belajar (Kilgour dan Dalton, 1984).



1.2 Rumusan Masalah 1. Apa saja tingkah laku yang ada pada ternak babi? 2. Bagaimana tingkah laku ingestif, seksual dan sosial pada babi?



1.3 Tujuan Pembahasan Tujuan dari penulisan makalah ini ntuk mengetahui apa saja dan bagaimana tingkah laku ternak babi.



BAB II TINJAUAN PUSTAKA Babi adalah ternak monogastrik dan bersifat prolifik (banyak anak tiap kelahiran), pertumbuhannya cepat dan dalam umur enam bulan sudah dapat dipasarkan. Selain itu ternak babi efisien dalam mengkonversi berbagai sisa pertanian dan restoran menjadi daging (Ensminger, 1991). Ternak babi merupakan penghasil sumber daging dan untuk pemenuhan gizi yang sangat efisien di antara ternak-ternak yang lain karena babi memiliki konversi terhadap pakan yang cukup tinggi, semua bahan pakan bisa diubah menjadi daging dan lemak dengan sangat efisien. Ternak babi bersifat peridi (Prolifik), satu kali beranak bisa 6-12 ekor dan setiap beranak 2 kali di dalam satu tahun. Persentase karkas babi cukup tinggi, bisa mencapai 65-80%, sedangkan persentase karkas kambing dan domba 45-55%, kerbau 38%, sapi 50-60%. Dan ternak babi juga sangat efisien dalam mengubah sisa-sisa makanan serta hasil ikutan pertanian maupun pabrik (Lubis ,1963). Sifat-sifat fisik yang tampak pada babi adalah warna tubuh, besar dan gemuk serta cepat dewasa. Sifat fisik berdasarkan warna bulu digolongkan menjadi 5, yakni: putih, hitam, coklat atau kemerah-merahan, berselempang (belted) dan bercak-bercak (spotted). Sifat fisik yang tampak pada babi berdasarkan besar dan kegemukan dapat dibagi menjadi 2, yakni: tipe babi besar yaitu bila babi besar dan lambat dewasa (cold blood atau tipe rainbow), dan tipe babi kecil yaitu bila babi kecil dan cepat dewasa digolongkan dalam babi berdarah panas (hot blood atau chuffy).



BAB III PEMBAHASAN 3.1 Tingkah Laku Ingestif 



Tingkah laku makan Faktor suhu lingkungan dapat mempengaruhi jumlah makanan yang



dikonsumsi. Pada suhu rendah, babi akan mengkonsumsi makanan lebih banyak daripada saat suhu lingkungan tinggi. Faktor jenis makanan yang tersedia berpengaruh terhadap tingkah laku makan, terutama dalam menggunakan anggota tubuhnya untuk mendapatkan, mengambil dan memakan. Faktor habitat, baik in situ (alami) maupun ex situ (di luar habitat) mempengaruhi tingkah laku makan yang berbeda (Kilgour dan Dalton, 1984). Apabila babi berada pada padang pengembalaan untuk mencari makan, babi biasanya membongkar atau mengeruk tanah dengan moncong untuk mencari akar umbi-umbian dan cacing. 



Tingkah laku minum Seperti halnya dengan makan, karena sifat dan tingkah laku babi yang



suka berkelompok, saat minum mereka melakukannya secara bersamaan dengan kelompoknya dengan cara memasukkan moncongnya ke tempat yang berisi air. Kebutuhan air minum pada ternak tergantung beberapa hal, yaitu banyaknya bahan kering yang dimakan, banyaknya air yang hilang dari tubuh, spesies ternak, dan keadaan ternak (berproduksi atau tidak). Apabila ternak kekurangan air maka akan berpengaruh pada air yang diminum dan makanan yang dimakan, metabolisme, dan produktivitas ternak. Tingkah laku minum dipengaruhi oleh suhu udara, berat badan, keadaan tubuh, fisiologis dan phatologis (sakit) (http://novalinahasugian). 3.2 Tingkah laku alelomimetik Ternak babi adalah hewan yang suka hidup dalam sebuah keluarga atau dalam kelompok kecil. Segala aktifitas yang dilakukan oleh ternak babi yakni berkelompok, baik dalam mencari makan, minum, berteduh, dan karena kondisi



babi yang tidak mempunyai kelenjar keringat, babi akan berkumpul atau berkerumun untuk menjaga panas dan berkubang untuk menjaga suasana tetap dingin. 3.3 Tingkah Laku Mempertahankan iri (Agonistik) Agonistik berasal dari kata latin yang berarti berjuang. Selanjutnya dipaparkan, bahwa agonistik mempunyai pengertian yang cukup luas meliputi menonjolkan postur, melakukan pendekatan, menakut-nakuti dan berkelahi. Juga meliputi seluruh tingkah laku yang ada hubungannya dengan agresivitas, kepatuhan dan pertahanan. Tingkah laku ini dilakukan untuk mendapatkan kenyamanan dalam hidup dan tempat hidupnya (Tomaszewaska et al.,1991). Tingkah laku agonistik yang sering ilakukan oleh babi yakni suka ribut, berebut ambing, makanan an tempat yang nyaman. 3.4 Tingkah laku eliminatif Tempat eliminasi (membuang urin dan kotoran) terkonsentrasi pada satu tempat. Ternak babi biasanya akan membuang kotoran pada saat setelah makan di salah satu sudut kandang. Eliminasi dipengaruhi oleh iklim dan lingkungan. 3.5 Tingkah Laku Seksual 



Tingkah laku berahi Babi betina yang berahi mengalami pembengkakan dan keluar lendir dari



vulvanya, cenderung menjadi lebih malas suka mencium vulva betina lainnya. Babi betina berahi juga sering menaiki dan diam jika dinaiki oleh betina maupun pejantan. Pada fase ini nafsu makan menurun dan pada beberapa breed juga terlihat babi betina menegakkan dan menggerakkan telinganya saat berahi. 



Tingkah laku sebelum beranak Sebelum kelahiran, hewan induk cenderung untuk berkelana sendiri dan



terpisah dari kelompoknya untuk mencari tempat perteduhan dan mikroklimat yang sesuai. Dengan mendekatnya masa partus pernafasan secara gradual dipercepat, kulit mengering, suara membesar dan hewan menjadi tidak tenang. Babi induk akan



menjadi tidak tenang dan sering menggigitgigit tembok dan pagar serta mencari jalan keluar. Di dalam kurungan, babi induk mencoba menutupi setiap lobang yang ada seperti tempat air dengan jerami (Wyeth dan McBride, 1964). Apabila betina dikagetkan sebelum partus, ia akan agresif, menandakan proteksi maternal. Terdapat perbedaan bangsa dan individu dalam derajat ketidak tenangan menjelang partus. Induk yang sudah sering beranak kelihatannya lebih tenang daripada yang baru sekali beranak (Wyeth dan McBride, 1964). 



Tingkah laku saat beranak Pada induk babi pengeluaran anak dalam posisi berbaring. Namun babi



yang gugup dapat berdiri antara waktu mengeluarkan setiap anak (Wyeth dan McBride, 1964). Selama perejanan, induk sering memperhatikan daerah anak dan menjilat cairan dan membran yang menonjol keluar. Penjilatan ini mungkin ada hubungannya dengan kebutuhan akan garam selama kebuntingan (Steinberg dan Bindra, 1962).Penelitian menunjukkan bahwa waktu yang dibutuhkan untuk mengeluarkan seluruh anak pada saat beranak (kira-kira 11,3 ekor anak babi) adalah 2 jam 53 menit. Jarak waktu per kelahiran anak babi adalah 25 menit sampai 8 jam 55 menit. Normalnya, 55-75% kepala anak babi yang pertama kali keluar dan 2545% kaki bagian belakang yang pertama kali keluar. Setelah seluruh anak babi lahir, induk akan berdiri dan biasanya akan kencing (Kilgour dan Dalton, 1984). 



Tingkah laku setelah beranak Pada ternak babi induk dapat memakan ujung-ujung tubuh satu atau lebih



anaknya pada hari kelahiran. Fenomena ini disebut infanticida canibalistic. Beberapa induk babi yang gugup bersifat kanibalistik selama atau segera sesudah melahirkan. Apabila anaknya dipisahkan sewaktu lahir dan dikembalikan kepada induk sesudah partus, induk akan menunjukkan sifat maternal yang normal (Toelihere, 1979).



3.6 Tingkah Laku Epimilitik 



Tingkah laku induk menyusui Babi betina memilih suatu posisi tertentu di dalam kandang dimana ia



berbaring dan menyusui anaknya. Induk babi akan membetulkan kedudukannya sewaktu anak menghisap putingnya untuk pertama kali. Selama menyusui, biasanya babi induk membagi waktu yang sama banyak untuk berbaring disisi kanan atupun sisi kiri. Beberapa induk babi memilih berbaring hanya pada satu sisi dan ada pula yang memilih berdiri sewaktu menyusui. Sekali induk babi sudah berbaring pada satu sisi, ia tidak berbalik pada sisi lain selama periode menyusui yang sama. Stimulasi perabaan terhadap ambing selama penyusuan mempengaruhi let-down susu. Rangsangan visual dan auditoris dengan adanya anak menyusu akan segera bersatu dengan rangsangan perabaan, dan menyebabkan ejeksi air susu (Gill dan Thompson, 1956). 



Tingkah laku anak menyusu Anak yang baru lahir cenderung untuk bergerak ke arah setiap obyek.



Proses menyusu pada babi terdiri dari pengurutan permulaan yang berlangsung satu menit, ejeksi air susu yang berlangsung beberapa detik, dan susu pengurutan final selama dua sampai tiga menit. Penyusuan disertai dengan suara protes, bergumam dan bunyi menghisap. Interval antara penyusuan lebih pendek selama siang hari dibanding dengan malam hari. Selama hari-hari pertama sesudah partus, anak-anak babi bergumul memperebutkan puting susu sampai suatu ketika mereka menempati suatu urutan tertentu pada mammae. Walaupun mereka dapat berpindah puting, terutama pada hari pertama, mereka kemudian akan menyusu puting atau putingputing yang sama sampai pada penyapihan (Gill dan Thompson, 1956).



BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Ternak babi lebih suka hidup dalam sebuah keluarga atau dalam kelompok kecil. Jantan tua biasanya hidup sendiri (soliter). Ternak babi mengandalkan penciuman dan pendengaran dibandingkan dengan penglihatannya dan ternak babi memiliki wilayah yang luas dalam komunikasi. Babi merupakan binatang yang sangat mudah beradaptasi dan ternak ini merupakan binatang yang cepat belajar (Kilgour dan Dalton, 1984). 3.2 Saran Saran saya sebagai mahasiswa yang menekuni bidang peternakan, selain melakukan praktikum di laboratorium, juga harus sering melakukan praktikum lapangan, karena dengan dilakukannya praktikum lapangan lebih mampu menambah ingatan mengenai ilmu yang sudah diapatkan di dalam kelas saat kuliah. Dalam praktikum lapangan mahasiswa juga tidak perlu harus selalu menunggu perintah dari dosen baru mau melaksanakan praktik lapangan, tetapi sebagai mahasiswa fakultas peternakan harus memiliki kesadaran sendiri dan rasa ingin tahu yang tinggi. Walaupun hanya sekedar praktikum sederhana, seperti mengamati tingkah laku ternak.



DAFTAR PUSTAKA



AAK. 2008. Ternak Babi. Kanisius: Yogyakarta. Hal. 159-171. Mahy, Brian W.J. 2009.The Dictionary of Virology 4th. Elsevier: USA. Peraturan Direktorat Jenderal Peternakan No.59/Kpts/PD.610/05/2007. Sihombing, D.T. 1997. Ilmu Ternak Babi. Gadjah Mada University Press: Yogyakarta. Hal.527



LAMPIRAN Gambar-gambar hasil pengamatan ternak babi di kandang Fakultas Peternakan Universitas Udayana, Bukit Jimbaran. Dari hasil pengamatan ini kami lebih banyak mendapatkan gambar pola tingkah laku sosial, seperti bermain dan juga perilaku menempelkan badan ke dinding kandang serta masih banyak perilaku sosial yang lain, kami juga menemukan tingkah laku ingestif yaitu perilaku minum.