MAKALAH Triage ESI [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH TRIAGE EMERGENCY SEVERITY INDEXS (ESI) Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Keperawatan Gawat Darurat 1



Kelompok 1 Disusun oleh :



PROGRAM SARJANA KEPERAWATAN STIKES KHARISMA KARAWANG Jln. Pangkal Perjuangan Km 1 By Pass Karawang 41316 2020



KATA PENGANTAR Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat serta karunia-Nya dapat menyelesaikan penyusunan Makalah tentang “Triage Emergency Severity Indexs (ESI)” ini sebagai salah satu wujud pengabdian kami kepada institusi dan sebagai sarana untuk tercapainya Visi dan Misi STIKes Kharisma Karawang yang bertujuan kepada Visi dan Misi STIKes Kharisma Karawang. Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun dari Anda demi perbaikan makalah ini di waktu yang akan datang. Akhir kata semoga Allah SWT senantiasa memberikan kemudahan dan kecukupan dalam menjalankan tugas kita semua. Sekian, mohon maaf dan terima kasih.



Karawang, Februari 2019



Penulis



i



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR............................................................................................i DAFTAR ISI...........................................................................................................ii BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang...........................................................................................1 B. Rumusan Masalah......................................................................................1 C. Tujuan Penulian.........................................................................................2 BAB II Pembahasan A. Sejarah Triage Emergency Severity Index (ESI)......................................3 B. Pengklasifikasian Triage Emergency Severity Index (ESI).....................3 C. Pengaplikasian Triage Emergency Severity Index (ESI).........................5 D. Apakah Triage Emergency Severity Index (ESI) dapat diaplikasikan DiIndonesia.................................................................................................7 BAB III Penutup A. Kesimpulan.................................................................................................8 B. Saran............................................................................................................8 Daftar Pustaka



ii



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan triase modern tak lepas dari pengembangan sistim layanan gawat darurat. Kehidupan yang semakin kompleks menyebabkan terjadi revolusi sistem triase baik di luar rumah sakit maupun dalam rumah sakit. Kata triase berasal dari bahasa perancis trier, yang artinya menyusun atau memilah. Kata ini pada awalnya digunakan untuk menyebutkan proses pemilahan biji kopi yang baik dan yang rusak. Proses pemilahan di dunia medis pertama kali dilaksanakan sekitar tahun 1792 oleh Baron Dominique Jean Larrey, seorang dokter kepala di Angkatan perang Napoleon.Pemilahan pada serdadu yang terluka dilakukan agar mereka yang masih bisa ditolong mendapatkan prioritas penanganan. Triase menjadi komponen yang sangat penting di unit gawat darurat terutama karena terjadi peningkatan drastis jumlah kunjungan pasien ke rumah sakit melalui unit ini. Berbagai laporan dari UGD menyatakan adanya kepadatan (overcrowding) menyebabkan perlu ada metode menentukan siapa pasien yang lebih prioritas sejak awal kedatangan. Ketepatan dalam menentukan kriteria triase dapat memperbaiki aliran pasien yang datang ke unit gawat darurat, menjaga sumber daya unit agar dapat fokus menangani kasus yang benar-benar gawat, dan mengalihkan kasus tidak gawat darurat ke fasilitas kesehatan yang sesuai. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas dapat dirumuskan masalah: 1. Bagaimana Triage Emergency Severity Indexs (ESI) di kembangkan? 2. Bagaimana pengklasifikasian Triage Emergency Severity Indexs (ESI)? 3. Bagaimana Pengaplikasian Triage Emergency Severity Indexs ESI? 4. Apakah Triage Tersebut dapat diaplikasikan DiIndonesia (didukung penelitian)?



1



C. Tujuan Penulisan 1. Tujuan Umum Diharapkan penulis dan pembaca dapat memahami tentang perkembangan Triase modern terutama Triage Emergency Severity Indexs (ESI) dalam system pelayanan kegawat daruratan. 2. Tujuan Khusus a. Pembaca dapat Memahami apa itu Triage Emergency Severity Indexs (ESI) dalam system pelayanan kegawat daruratan. b. Pembaca dapat Memahami Pengkalsifikasian Triage Emergency Severity Indexs (ESI) dalam system pelayanan kegawat daruratan. c. Pembaca dapat Memahami bagaimana Pengaplikasian Triage Emergency Severity Indexs (ESI) dalam system pelayanan kegawat daruratan. d. Pembaca dapat Mengetahui apakah Triage Emergency Severity Indexs (ESI) dapat diaplikasikan dalam system pelayanan kegawat daruratan di Indonesia



2



BAB II PEMBAHASAN A. Sejarah Triage Emergency Severity Index (ESI) Seiring dengan berkembangnya penelitian di bidang gawat darurat, sejak tahun 1950 an diterapkan metode triase di rumah sakit di Amerika Serikat, namun belum ada struktur yang baku. Seiring dengan perkembangan keilmuan dibidang gawat darurat, triase rumah sakit modern sudah berkembang menjadi salah satu penentu arus pasien dalam layanan gawat darurat. Triase Amerika Serikat disebut juga dengan Emergency Severity Index (ESI) dan pertama kali dikembangkan di akhir tahun 90-an oleh perhimpun perawat emergency. Ditandai dengan dibentuknya Joint Triage Five Level Task Force oleh The Emergency Nursing Association (ENA) dan American College of Physician



(ACEP)



menggantikan



tiga



untuk



memperkenalkan



kategori



sebelumnya.



lima



kategori



Perubahan



ini



triase



untuk



berdasarkan



pertimbangan kebutuhan akan presisi dalam menentukan prioritas pasien di UGD, sehingga pasien terhindar dari keterlambatan pengobatan akibat kategorisasi terlalu rendah, atau sebaliknya pemanfaatan UGD yang berlebihan untuk pasien yang non urgen akibat kategorisasi terlalu tinggi. Emegency Severity Indexs diadopsi secara luas di eropa, asia, Australia, dan rumah sakit di Indonesia. Sistem ESI bersandar pada perawat dengan pelatihan triase secara spesifik Emergency Severity Index (ESI) dikembangkan di Amerika Serikat dan Kanada oleh perhimpunan perawat emergensi sejak akhir tahun sembilan puluhan. Emergency Severity Index diadopsi secara luas di Eropa, Australia, Asia, dan rumah sakit-rumah sakit di indonesia. B. Pengklasifikasian Triage Emergency Severity Index (ESI) Emergency Severity Index (ESI) dapat dikalsifikasikan menurut penyakit, keparahan,prognosis, dan ketersedian sumber daya. menurut 5 skala prioritas berikut yaitu:



3



Dapat juga dibedakan



1. Prioritas 1 (label biru) merupakan



pasien-pasien



dengan



kondisi



yang



mengancam



jiwa



(impendinglife/limbthreatening problem) sehingga membutuhkan tindakan penyelematan jiwa yang segera. Parameter prioritas 1 adalah semua gangguan signifikan pada ABCD. Contoh prioritas 1 antara lain, cardiac arrest, status epilptikus, koma hipoglikemik dan lain-lain. 2. Prioritas 2 (label merah) merupakan pasien-pasien dengan kondisi yang berpotensi mengancam jiwa atau organ sehingga membutuhkan pertolongan yang sifatnya segera dan tidak dapat ditunda. Parameter prioritas 2 adalah pasien-pasien haemodinamik atau ABCD stabil dengan penurunan kesadaran tapi tidak sampai koma (GCS 812). Contoh prioritas 2 antara lain, serangan asma, abdomen akut, luka sengatan listrik dan lain-lain. 3. Prioritas 3 (label kuning) merupakan pasien-pasien yang membutuhkan evaluasi yang mendalam dan pemeriksaan klinis yang menyeluruh. Contoh prioritas 3 antara lain, sepsis yang memerlukan pemeriksaan laboratorium, radiologis dan EKG, demam tifoid dengan komplikasi dan lain-lain. 4. Prioritas 4 (label kuning) merupakan pasien-pasien yang memerlukan satu macam sumber daya perawatan IGD. Contoh prioritas 4 antara lain pasien BPH yang memerlukan kateter urine, vulnus laceratum yang membutuhkan hecting sederhana dan lain-lain. 5. Prioritas 5 (label putih) merupakan pasien-pasien yang tidak memerlukan sumber daya. Pasien ini hanya memerlukan pemeriksaan fisik dan anamnesis tanpa pemeriksaan penunjang. Pengobatan pada pasien dengan prioritas 5 umumnya per oral atau rawat luka sederhana. Contoh prioritas 5 antara lain, common cold, acne, eksoriasi, dan lain-lain. (Hadi, 2014)



4



C. Pengaplikasian Triage Emergency Severity Index (ESI) Metode ESI menentukan prioritas penanganan awal berdasarkan sindrom yang menggambarkan keparahan pasien dan perkiraan kebutuhan sumber daya unit gawat darurat yang dibutuhkan (pemeriksaan laboratorium, radiologi, konsultasi spesialis terkait, dan tindakan medik di unit gawat darurat). Apabila ada pasien baru datang ke unit gawat darurat, maka petugas triase akan melakukan dua tahap penilaian, tahap pertama adalah menentukan keadaan awal pasien apakah berbahaya atau tidak, bila berbahaya maka kondisi pasien termasuk level 1 atau 2. Pasien dikelompokkan kedalam level 1 apabila terjadi ganggguan di tanda vital yang mengancam nyawa seperti henti jantung paru dan sumbatan jalan nafas. Pasien dengan tanda vital tidak stabil dan sindrom yang potensial mengancam akan dikelompokkan ke level 2 seperti nyeri dada tipikal,



perubahan kesadaran mendadak, nyeri berat, curiga keracunan, dan



gangguan psikiatri dengan risiko membahayakan diri pasien atau orang lain. Pasien yang tidak memenuhi kriteria level 1 dan 2 akan memasuki tahap penilaian kedua yaitu perkiraan kebutuhan pemakaian sumber daya UGD (pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan radiologi,



tindakan



atau



terapi



intravena) dan pemeriksaan tanda vital lengkap. Apabila saat triase diperkirakan pasien yang datang tidak membutuhkan pemeriksaan penunjang dan terapi intravena, maka pasien termasuk kategori 5, apabila pasien diperkirakan perlu menggunakan satu sumber daya UGD (laboratorium atau x ray atau EKG, atau terapi intravena) maka termasuk kategori 4, apabila pasien diperkirakan membutuhkan lebih dari satu sumber daya UGD untuk mengatasi masalah medisnya, maka akan masuk kategori 3 (apabila hemodinamik stabil) atau kategori 2 (apabila hemodinamik tidak stabil). Analisis sistematik yang dilakukan Christ menunjukkan bahwa ESI dan CTAS adalah sistim triase yang memiliki reliabilitas paling baik.



5



Skema 1. Alur Pengambilan Keputusan Triase Metode ESI



6



D.



Apakah Triage Emergency Severity Index (ESI) dapat diaplikasikan DiIndonesia Dindonesia ESI telah digunakan dalam konteks IGD rumah sakit di Indonesia. Ada sedikitnya tiga alasan mengapa ESI lebih cocok diterapkan di sebagian besar IGD di Indonesia. Pertama, perawat triase dipandu untuk melihat kondisi dan keparahan tanpa harus menunggu intervensi dokter. Alasan kedua, pertimbangan pemakaian sumber daya memungkinkan IGD memperkirakan utilisasi tempat tidur. Ketiga, sistem triase ESI menggunakan skala nyeri 1-10 dan pengukuran tanda vital yang secara umum dipakai di Indonesia. Aslinya, ESI dibuat dalam konteks IGD sebagai antar muka EMS dan pelayanan rumah sakit. Sebuah penelitian di Eropa (5) juga menambahkan fakta menarik mengenai ESI pada pasien yang datang sendiri ke IGD, kondisi yang lebih mirip dengan Indonesia. Penelitian ini menemukan bahwa sistem triase ESI ini dapat dipercaya dan diandalkan pada pasien-pasien yang datang sendiri ke IGD. Tidak ada



7



modifikasi yang perlu dilakukan pada algoritme sistem triase ESI untuk pasien-pasien yang datang sendiri ke IGD. Berbagai fakta di atas meyakinkan kita bahwa sistem triase ESI berpotensi diaplikasi di IGD rumah sakit di Indonesia untuk meningkatkan keselamatan pasien dan efisiensi pelayanan. Kepala IGD perlu merencanakan waktu dan strategi untuk dapat berpindah dari sistem triase "klasik" menjadi sistem triase ESI ini. Namun, alasan efisiensi sumber daya dan keselamatan pasien sudah cukup bagi IGD rumah sakit untuk merencanakan sistem yang lebih baik.



BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Triase Amerika Serikat disebut juga dengan Emergency Severity Index (ESI) dan pertama kali dikembangkan di akhir tahun 90-an oleh perhimpun perawat emergency. Emergency Severity Index (ESI) dapat dikalsifikasikan menurut penyakit, keparahan,prognosis, dan ketersedian sumber daya. Dapat juga dibedakan menurut 5 skala prioritas, yaitu Prioritas 1 (label biru), Prioritas 2 (label merah), Prioritas 3 (label kuning), Prioritas 4 (label kuning), dan Prioritas 5 (label putih). Metode ESI menentukan prioritas penanganan awal berdasarkan sindrom yang menggambarkan keparahan pasien dan perkiraan kebutuhan sumber daya unit gawat darurat yang dibutuhkan (pemeriksaan laboratorium,



8



radiologi, konsultasi spesialis terkait, dan tindakan medik di unit gawat darurat). sistem triase ESI berpotensi diaplikasi di IGD rumah sakit di Indonesia untuk meningkatkan keselamatan pasien dan efisiensi pelayanan. Kepala IGD perlu merencanakan waktu dan strategi untuk dapat berpindah dari sistem triase "klasik" menjadi sistem triase ESI ini. Namun, alasan efisiensi sumber daya dan keselamatan pasien sudah cukup bagi IGD rumah sakit untuk merencanakan sistem yang lebih baik. B. Saran Setelah mempelajari Perkembangan Triage modern yang salah satunya Triage Emergency severity Indexs (ESI) dalam system pelayanan kegawat daruratan, diharapkan dapat mengmbil manfaat untuk bahan pembelajaran penulis dan pembaca. Kurang lebihnya kami meminta kritik serta saran yang membangun untuk memperbaiki karya tulis ilmiah kami.



Daftar Pustaka Christ M, Grossmann F, Winter D, Bingisser R, Platz E.( 2010 Dec). Modern triage in the emergency department .http: //www.pubmedcentral.nih.Gov/ articlerender.fcgi?artid= 3021905&tool =pmcentrez&rendertype =abstract. http://mutupelayanankesehatan.net/index.php/publikasi/artikel/19headline/1372-memilih-triase-emergency-severity-index-esi-di-indonesia Diakses pada tanggal 4 februari 2020 pukul 11.20 WIB.   Hadiki Habib, Septo Sulistio, Radi Muharris Mulyana, Imamul Aziz Albar.(2016 Nov). Triase Modern Rumah Sakit dan Aplikasinya di Indonesia. https://www.researchgate.net/publication/311715654. Diakses pada tanggal 4 februari 2020 pukul 11.20 WIB



9



10



11