Makalah Ukir Kayu [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

KATA PENGANTAR



Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah ini yang Alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “KARYA SENI UKIR KAYU” makalah ini berisikan tentang beragamnya seni ukir yang berada di nusantara. Diharapkan makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang beragamnya seni ukir yang berada di nusantara. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin



Mangunjaya, 6 Agustus 2018



Penyusun



i



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR …………………………………………………………...... i DAFTAR ISI ..…………………………………………………....……………….. ii BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang ..……………………………………………………............ 1 2. Rumusan Masalah .....………………………………………………..…...... 2 3. Tujuan Penulisan Makalah ..........………………..………………………… 2 BAB II PEMBAHASAN 1. Pengertian ...………….................…………………………....……………. 3 2. Teknik Dasar Ukiran Kayu ........................................................................... 4 3. Jenis Ukiran .................................................................................................. 7 4. Motif Ukiran ................................................................................................. 9 5. Keselamatan Kerja Pada Produksi Kerajinan Ukir Kayu ............................. 13 BAB III PENUTUP 1. Kesimpulan ..............................................………………………………..... 14 2. Saran ............................................................................................................. 14 LAMPIRAN .............................................................................................................. iii DAFTAR PUSTAKA ...………………………………………………………….... v



ii



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah bangsa yang majemuk, terkenal dengan keanekaragaman dan keunikannya. Terdiri dari berbagai suku bangsa, yang mendiami belasan ribu pulau. Masing-masing suku bangsa memiliki keanekaragaman seni budaya tersendiri. Di setiap seni budaya tersebut terdapat nilai-nilai sosial yang tinggi. Pada kondisi saat ini seni dan kebudayaan mulai ditinggalkan, bahkan sebagian masyarakat Indonesia malu akan seni dan kebudayaannya sebagai jati diri sebuah bangsa. Hal ini mengakibatkan hilangnya keanekaragaman seni budaya Indonesia secara perlahan-lahan, yang tidak terlepas dari pengaruh budaya luar dan karakter mayarakat Indonesia yang suka meniru. Dalam menjaga kelestarian seni budaya Indonesia tersebut banyak cara yang dapat dilakukan sesuai dengan kemampuan dan batasan-batasan yang ada. Jangan sampai di saat seni budaya kita diambil bangsa lain, baru kita menyadari betapa bagusnya nilai-nilai yang terkandung dalam budaya kita itu sendiri. Perkembangan zaman dan teknologi yang semakin lama semakin canggih serta perdagangan bebas yang telah terjadi di dunia khususnya Indonesia telah meracuni bangsa Indonesia terhadap moral akhlak dan tatakrama pergaulan anak remaja, adat budaya Indonesia yang dulu katanya Indonesia kaya akan seni budayanya kini terhapus semua oleh yang namanya kemajuan zaman.



1



B. Rumusan Masalah 1. Apa itu seni ukir kayu? 2. Apa sajakah teknik dasar seni ukir kayu? 3. Apa saja jenis ukiran kayu? 4. Apa saja motif ukiran? 5. Bagaimana pemilihan bahan untuk Objek ukiran? 6. Bagaimana keselamatan kerja produksi kerajinan ukiran kayu? C. Tujuan Penulisan Tujuan Penulis membuat makalah tentang seni ukir kayu di Indonesia adalah untuk memenuhi dan melengkapi tugas yang di berikan di mata pelajaran prakarya. Selain itu tujuan penulisan makalah ini diharapkan dapat menambah wawasan pembaca dan agar masyarakat mau melestarikan seni dan kebudayaan di Indonesia yang telah di warisi leluhur kita terdahulu kelak dikemudian hari.



2



BAB II PEMBAHASAN 1. Pengertian Ukir kayu adalah cukilan berupa ornamen atau ragam hias hasil rangkaian yang indah, berelung-relung, saling jalin menjalin, berulang dan sambungmenyambung sehingga mewujudkan suatu hiasan. Semula ukiran merupakan ornamen sederhana yang diterapkan dengan sistem gores dan tempel pada tanah liat, batu atau kayu dengan alat yang sangat sederhana pula, yang selanjutnya berkembang sampai sekarang menjadi ukiran yang beraneka ragam coraknya. Hasil ukir kayu di Indonesia pada saat ini menunjukkan perkembangan yang sangat pesat. Hal itu terbukti dengan semakin banyaknya jenis produksi dan konsumen ukirkayu, terutama pada perabot dan jenis barang-barang kerajinan lainnya. Khususnya di Jawa terdapat barang-barang ukir kayu yang dapat kita lihat terutama di Jawa Tengah, tepatnya di Jepara sebagai penghasil ukir kayu utama yang sudah dikenal sejak jaman dulu, di samping daerah lain seperti Serenan di Surakarta dan Polowijen di Kota Malang Jawa Timur. Hasil ukir dari daerahdaerah tersebut umumnya berupa barang yang digunakan dalam kehidupan rumah tangga berupa perabot dan hiasan serta barang yang digunakan untuk keperluan sehari-hari. Karya hasil ukir kayu yang diwujudkan adalah berupa barang-barang yang bersifat sebagai berikut:



3



Teknologi kerja ukir kayu memerlukan perlengkapan yaitu meja kerja sebagai tempat landasan untuk mengukir dan kursi sebagai tempat duduk untuk kerja supaya mendapatkan kenyamanan dalam kerja ukir, penerangan ruangan, sistem sirkulasi udara (ventilasi ruangan), ruangan harus memadahi sehingga dengan kelengkapan tersebut diatas akan didapatkan situasi kerja yang nyaman.



2. Teknik Dasar Ukiran Kayu 2.1 Memilih Kayu Kayu yang Anda butuhkan untuk ukiran dikategorikan menjadi dua jenis – kayu keras dan kayu lunak. Daun pohon-pohon dengan daun lebar yang kehilangan daun mereka selama musim gugur setiap tahun banyak penyedia kayu, sedangkan kayu lunak tersedia dari pohon cemara yang



kerucut.



Sementara kayu seperti oak, jati, sonokeling dan walnut berbagai bentuk pertama, jenis kayu lunak – misalnya, butternut, pinus, basswood, cedar dan kapuk – tampaknya paling populer dengan penggemar ukiran. 2.2 Peralatan Ukiran Berbagai bentuk ukiran kayu memerlukan alat yang berbeda dan instrumen. Beberapa alat yang paling umum adalah ukiran pisau yang berbeda ukuran, pahat persegi dan miring, gouges, file, dan alat rasps perpisahan. 2.3 Teknik Ukiran Relief Teknik ini umumnya digunakan untuk dua-dimensi benda seni untuk dekorasi di dinding dan di sekitar rumah. Ini terdiri dari penghapusan kayu 4



dari sebuah papan datar dari kayu dan Penciptaan seperti objek yang diukir akan tampak seperti itu adalah tumbuh keluar dari permukaan. Dimulai dengan ide desain, rencana master ukiran bantuan dilakukan di atas kertas dan kemudian dibawa ke panel kayu. Sederhana, instrumen tangan dioperasikan seperti gouges, palu dan pahat yang diperlukan untuk ukiran. Selama proses tersebut, kayu pecah jauh dari pola, membuat kenaikan desain dari kayu. Tepi desain tidak teratur kemudian mencukur agar sesuai garis dari pola asli. Mendapatkan digunakan untuk mencengkeram dan bekerja instrumen baik dan membuat alat yang cukup tajam untuk ukiran rapi adalah inti-ukiran relief keterampilan. d. Chip Ukiran Ukiran Chip adalah teknik biasanya digunakan pada potongan lebih besar dari pekerjaan seperti tunggul pohon atau kayu, dan menggunakan kapak dan pahat yang lebih besar. Teknik ini jauh seperti patung, dan ini melibatkan chipping di kayu sampai Anda memunculkan gambar patung. Dalam teknik chip-ukiran, juga dikenal sebagai ukiran sendok, Anda menggunakan pisau untuk menghilangkan serpihan kayu kecil dari panel atau blok. Sebagian besar dilakukan di butternut, pinus atau mahoni, ukiran chip yang melibatkan memanipulasi dua permukaan – wajah dari panel kayu atau blok dan memotong titik berpotongan di bawah permukaan kayu. 2.4 Pembakaran Kayu Pembakaran kayu adalah teknik terutama digunakan untuk menambah desain untuk proyek kayu yang selesai, tetapi beberapa pemahat benar-benar 5



menggunakan metode pembakaran untuk mengukir proyek-proyek kecil. Pena pembakar kayu membakar kayu, bukan dari mengukir, meninggalkan tepi menghitam di sekitar ukiran akhir. 2.5 Mengerik Kayu Ngerik adalah salah satu, cara tertua paling sederhana dan paling santai untuk bekerja dengan kayu. Teknik ini melibatkan tidak lebih dari sepotong kayu dan pisau ukir. Kayu pengrajin yang telah berlatih seni ini untuk kadang-kadang sering dapat duduk dan meraut apa saja dalam waktu setengah jam atau lebih. Ngerik hanya masalah pemotongan bit kayu jauh dari blok sampai desain Anda setelah terbentuk. Dalam banyak kasus, pemahat kayu terampil melakukannya dengan pisau kecil, dan merinci dengan pisau yang sama. 2.6 Teknik Ukir Putaran Sebuah jenis tiga-dimensi dari ukiran kayu yang digunakan terutama oleh seniman dan pemahat berpengalaman, teknik putaran menimbulkan berbagai pilihan objek dan patung-patung. Anda awalnya membuat tanah liat atau model lilin, maka kerangka kawat untuk pelengkap eksternal objek. Akhirnya, sebuah balok kayu adalah kunci untuk ini untuk mengukir potongan seni yang dihasilkan. Teknik ini membutuhkan hampir semua kayu-ukiran alat dan instrumen.



6



2.7 Bantuan Ukiran Pertolongan ukir adalah seni chipping dan memotong pada sepotong kayu datar untuk membawa muncul ukiran sehingga tampak tiga dimensi. Ukiran Relief ini biasanya dilakukan dengan sebuah alat pahat dan palu, pisau ukir meskipun sering digunakan untuk detail pekerjaan sampai selesai. Pada ukiran relief, pengrajin pahat kayu dari potongan datar sampai gambar, dia mulai mengambil bentuk dalam kayu, sehingga muncul.



3. Jenis Ukiran Kayu 3.1



Jenis ukiran menurut bentuk 3.1.1 Jenis Ukiran Cembung Ukiran cembung ialah suatu bentuk ukiran cembung. Jenis ukiran ini banyak digunakan pada pembuatan relief. 3.1.2 Jenis Ukiran Cekung Ukiran cekung adalah suatu bentuk ukiran yang mempunyai bentuk cekung. 3.1.3



Jenis Ukiran Susun Ukiran susun ialah suatu bentuk ukiran yang bersusun – susun, misalnya ukiran daun yang besar di bawah ukiran daun yang sedang dan kecil sehingga terjadi bentuk yang indah.



3.1.4



Jenis Ukiran Garis (cawen)



7



Ukiran garis bentuk ukiran yang dipahat pada garis – garis gambarnya saja. Jenis ini banyak digunakan pada logam sebagai ukiran guratan (ukiran perak). 3.1.5



Jenis Ukiran Takokan Ukiran takokan adalah suatu bentuk ukiran yang tidak memakai bingkai, jadi ukiran ini memperlihatkan tepi – tepi batas ukiran.



Ukiran



ini



erat



hubungannya



dengan



ukiran



jenis krawangan. 3.1.6



Jenis Ukiran Tembus (krawangan) Ukiran tembus adalah suatu bentuk ukiran yang tidak memakai dasar, jadi ukiran ini dasarnya tembus (berlubang), sehingga banyak dipakai untuk penyekat ruang (sketsel), kursi, ukir tempel dan sebagainya.



3.2



Jenis ukiran berdasarkan tinggi rendahnya ukiran 3.2.1



Ukir Rendah ( Bas Relief ), disebut ukir rendah karena gambar yang timbul kurang dari separo belah bentuk utuhnya.



3.2.2



Ukir sedang ( Mezzo Relief ), disebut ukir sedang karena gambar yang timbul tepat separo bentuk utuhnya.



3.2.3



Ukir Tinggi ( Haut Relief ), disebut ukir tinggi karena gambar yang timbul lebih dari separo bentuk utuhnya.



8



3.2.4



Ukir Cekung atau ukir tenggelam ( Encreux Relief ), disebut ukir cekung karena gambarnya tenggelam lebih rendah dari bidang dasarnya.



3.2.5



Ukir Tembus atau ukir krawangan ( Ayour Relief ), disebut demikian karena dasarannya menembus bidang dasar, sehingga dasarannya berupa lubang – lubang atau tembus.



3.2.6



Ukir Tumpang, disebut demikian karena gambarnya tumpang tindih diatas bidang dasar. Ukir tumpang serupa dengan relief patung karena gambarnya utuh seperti patung. Contoh : relief patung terkenal adalah kamadhatu di kaki candi Borobudur.



4. Motif Ukiran 4.1



Motif ukir Toraja Toraja, tidak hanya terkenal akan kain atau kebudayaannya yang tidak mengubur jenazah nenek moyang atau sesepuh mereka. Namun ternyata motif ukiran toraja cukup terkenal dan banyak dijual atau disenangi oleh para pecinta ukiran. Motif ini diaplikasikan utamanya pada kayu. Leluhur mengartikan bahwa ukiran dari Toraja mengandung arti bahwa setiap masyarakat toraja harus memiliki sifat yang saling membantu sesama baik keluarga atau bukan, bekerja keras, da menghormati baik leluhur maupun sang pencipta. Ciri khas yang paling terlihat dari ukirannya adalah warna dasar merah, hitam yang banyak digunakan sebagai simbol tanah toraja, sama pada kain yang biasa digunakan suku toraja.Seni ukir toraja memiliki 9



fungsi sendiri sebagaimana setiap seni kriya memiliki fungsi , untuk seni ukir toraja berfungsi sebagai pelengkap hiasan tradisional, penggunaan upacara secara tradisional karena masyarakat toraja sangat banya menggunakan upacara, dan terakhir sebagai sumber ekonomi dan buah tangan khas untuk para turis tanah toraja. 4.2



Motif ukir Bali Jika Toraja biasa diaplikasikan untuk hiasan, daerah Bali sangat kaya akan para pengukir tradisionalnya. Motif seni ukir Bali sangat terkenal, terutama bagi kalangan mancanegara dan umat beragama Hindu dan Budha. Banyaknya ukiran yang melambangkan dan mengartikan dewa atau dewi dari dua agama tersebut menjadikan pengukir Bali sangat terkenal. Umumnya pengukir menggunakan media utama kayu, khusunya kayu jati. Tidak hanya mengukir namun memahat dan membentuk sebuah patung atau karya seni lainnya. Itulah ciri khas seni ukir Bali. selain itu karyanya lebih mengunggulkan warna natural kayu yaitu coklat dan hitam dibanding pewarnaan lainnya. Ada juga seni ukir Bali yang menggunakan bahan batu padas yang tidak kalah terkenal.



4.3



Motif ukir Jepara Sebagai daerah yang mengolah berbagai kayu hutan seperti jati dan mahoni, Jepara tidak akan lewat dari seni ukir nusantara. Hasil karya ukiran Jepara sangat terkenal pada furniture atau peralatan rumah tangga berat layaknya lemari dan tempat tidur berbahan kayu mahoni dan jati berat yang diukir sehingga memiliki nilai sangat tinggi. Bahkan ada Desa 10



Mulyoharjo yang menjadi pusat ukiran dan pembuatan patung di Jepara. Hasil karya ukiran Jepara tidak diragukan lagi terutama di Indonesia. Banyak yang mempercayakan daerah Jepara. Pada ukiran Jepara memiliki ciri khas motif jumbai dan daun yang keluar dari pangkal daun sebangk 3 buah. Di berbagai karya Jepara motif ini dianggap simbol dan menandakan bahwa ukiran tersebut asli. Tak hanya itu tangkai dari bentuk tanaman tersebut dibuat melengkung dan rantingnya mengisi ruang. Dengan begitu anda sudah bisa memastikan bahwa ukiran tersebut dari Jepara. 4.4



Motif ukir Irian Bukan hanya daerah Jawa, ternyata suku asmat di Irian menggunakan karya ini sebagai icon atau perwakilan dari hasil seni yang mengalir pada darah suku asmat. Ciri khas yang dimiliki tentu saja gambar yang masih kasar dan ukiran yang dibuat besar dan jelas. Ukiran umumnya digunakan untuk topeng khas suku asmat, perahu dan barang yang berguna untuk upacara tradisional lainnya. Suku asmat juga biasa menggunakan ukiran untuk barang rumah tangga pendukung kehidupannya.



4.5



Motif ukir Aceh Jika sudah ke Irian maka ayo pergi ke bagian barat Indonesia yaitu Aceh. Aceh memiliki seni ukir yang biasa digunakan untuk hiasan dinding dan kayu pada tiang atau pendukung bangunan di rumah. Bahkan tak jarang hingga untuk atap dan dinding. Karena umumnya rumah atau rumoh tradisional ini berbahan utama kayu dan keseluruhan ornamen dalam 11



rumah adalah kayu. Ciri dari ukir kayu yang digunakan oleh Aceh adalah motif yang berbau keislaman seperti motif flora dan menghindari motif fauna. Selain itu ukiran Aceh dibagi menjadi dua yaitu motif tembus dan tidak tembus. Sehingga motif seni ukir nusantara ini banyak digunakan di rumah gadang dan rumah panggung ala daerah melayu. Motif paling favorit masyarakat Aceh adalah motif ‘tunas rebung’ yang banyak ditemui di Aceh dan bentuk ukirannya yang indah. Untuk arti atau makna dari ukir Aceh tidak ada karena murni hanya mempercantik dan memperindah saja. 4.6



Motif ukir Surakarta Jika tadi sudah membahas Bali dan Jepara selanjutnya adalah daerah Surakarta Jawa Tengah. Karena banyaknya ornamen rumah atau peralatan besar rumah menggunakan kayu, sudah pasti ukiran menjadi salah satu yang bisa memperindah kayu tersebut. Ciri khas ukiran Surakarta adalah ukirannya yang sangat lembut, dan harmonis. Penggunaan motif umumnya yaitu pakis atau tanaman pakis yang sulurnya dibiarkan mengalir secara alami. Selaim itu ukiran surakarta sangat banyak menggunakan pengaruh atau gambaran alam. Karena dianggap sebagai menunjukan nuansa alam dan sangat indah. Motif ukir surakarta digunakan pada kayu utamanya.



4.7 Motif seni ukir Dayak Terakhir, yakni ukiran dari pulau di utara nusantara yakni Kalimantan. Ukiran dari pulau ini yang paling terkenal adalah dari suku dayak, Banjarmasin Kalimantan Selatan. Suku ini terkenal sering membuat ukiran pada bangunan, hiasan rumah bahkan senjata tradisional mereka. 12



Ukiran suku dayak mengandung makna dan sangat penting. Sehingga jarang suku dayak membuat ukiran hanya untuk dijual atau komersil saja. Mereka memang membuatnya untuk sebuah kepentingan. Itulah macam-macam motif seni ukir nusantara dengan diwakilkan beberapa daerah yang memiliki ciri khas dan sudah populer bahkan sampai mancanegara. Bukan berarti daerah lain jelek atau bukan ciri khas nusantara. Hal terpenting adalah bagaimana menjaga dan melestarikan hasil dan budaya dari nenek moyang yang ditinggalkan. Masih banyak lagi seni ukir asal daerah lain yang sama menggambarkan keindahan seni ukir yang khas Indonesia



dan



tidak



bisa



didapatkan



di



negara



lain.



5. Keselamatan Kerja Pada Produksi Kerajinan Ukir Kayu a. Memerhatikan ruangan kerja dan fentilasi udara yang bersih b. Menggunakan pakaian kerja untuk melindungi kotoran kayu c. Memakai sepatu kerja d. Memakai kaos tangan saat memahat agar tidak terluka e. Menggunakan masker agar tidak terhirup debu kayu f. Tidak bergurau atau bercanda saat bekerja untuk menghindari kecelakaan g. Jika sudah selesai bersihkan kotoran sisa pahatan dan buang pada tempatnya.



13



BAB 3 PENUTUP 1.



KESIMPULAN Karya seni ukir di nusantara amat beragam dan terdapat perbedaan dari segi bahan, teknik pengukiran, dan fungsinya.



2.



SARAN Hendaknya kita sebagai penerus bangsa mengenal, memelihara dan melestarikan beragam karya seni yang ada di nusantara.



14



LAMPIRAN 1. Motif Ukir Toraja



(Gambar 1 : Motif Ukir Toraja) 2. Motif Ukir Bali



(Gambar 2 : motif ukir Bali) 3. Motif Ukir Toraja



(Gambar 3 : motif ukir Jepara)



iii



4. Motif Ukir Irian



(Gambar 4 : motif ukir Irian) 5. Motif Ukir Aceh



(Gambar 5 : motif ukir Aceh) 6. Motif Ukir Surakarta



(Gambar 6 : motif ukir Surakarta) 7. Motif Ukir Dayak



(Gambar 7 : motif ukir Dayak)



iv



v