Makalah Unit Klasifikasi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

UNIT-UNIT KLASIFIKASI



DISUSUN OLEH :



1. 2.



MORISON YOSEP MOA BOLONG



3. 4.



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI



FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIFERSITAS FLORES 2019



KATA PENGANTAR



Puji dan syukur tak henti-hentinya penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, sebagai syukur atas berkat dan bimbingannya sehingga makalah ini dapat diselesaikan. Makalah ini merupakan salah satu makalah dari mata kuliah botani tumbuhan rendah yang merupakan tugas wajib yang harus diselesaikan oleh mahasiswa pada program studi pendidikan biologi. Tidak lupa penulis mengucapkan terimakasih kepada ibu Veronika P. Sinta Mbia Wea, S.Si, M. Pd yang merupakan dosen pangampuh pada mata kuliah botani tumbuhan rendah. Terimakasih untuk semua motifasi dan dukungannya kepada penulis dalam penyelesaian makalah ini. Akhir kata, semoga makalah ini bisa membantu menjelaskan tentang unit-unit klasifikasi dan tidak lupa penulis mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca guna melengkapi makalah ini.



Ende, 20 Maret 2019



Penulis



DAFTAR ISI



HALAMAN JUDUL



….…………………………



i



KATA PENGANTAR



….…………………………



ii



DAFTAR ISI



….…………………………



iii



A. Latar Belakang Masalah



….…………………………



1



B. Rumusan Masalah



….…………………………



2



C. Tujuan Penulisan



….…………………………



2



BAB I PENDAHULUAN



BAB II PEMBAHASAN A. SISTEM KLASIFIKASI



….…………………………



3



B. PERIODE PERKEMBANGAN



….…………………………



9



C. PERKEMBANGAN KLASIFIKASI



….…………………………



13



D. PENGELOMPOKAN MAKHLUK



….…………………………



15



A. Kesimpulan



….…………………………



17



B. Saran



….…………………………



17



….…………………………



18



KLASIFIKASI



HIDUP



BAB III PENUTUP



DAFTAR PUSTAKA



BAB I



PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Alam semesta terdiri dari komponen biotik dan abiotik. Komponen biotik jumlahnya sangat banyak dan sangat beraneka ragam. Mulai dari laut, dataran rendah, sampai di pegunungan, terdapat makhluk hidup yang jumlahnya banyak dan sangat beraneka ragam. Karena jumlahnya banyak dan beraneka ragam, maka kita akan mengalami kesulitan dalam mengenali dan mempelajari makhluk hidup. Untuk mempermudah dalam mengenali dan mempelajari makhluk hidup maka dibutuhkan suatu cara. Cara untuk mempermudah dalam mengenali dan mempelajari makhluk hidup disebut Sistem Klasifikasi (penggolongan / pengelompokan). Adapun ilmu yang secara khusus mempelajari tentang klasifikasi makhluk hidup dinamakan ilmu taksonomi. Ilmu taksonomi ini bertujuan untuk mempermudah pengenalan dan pembelajaran terhadap makhluk hidup serta mempermudah dalam mengkomunikasikannya kepada orang lain. Ilmu taksonomi ini selalu berkembang dari masa ke masa, sehingga muncul tokoh – tokoh dalam taksonomi dengan pendapat – pendapat serta teori – teori tentang taksonomi itu sendiri. Ilmu taksonomi ini melahirkan berbagai sistem klasifikasi yang berbeda – beda sesuai dengan dasar yang digunakan dalam kegiatan tersebut. Hal inilah yang kemudian menarik untuk diketahui lebih lanjut tentang bagaimana sistem klasifikasi makhluk hidup. Lewat makalah yang berjudul “unit-unit klasifikas” penulis ingin menyajikan tentang hal tersebut. Semoga makalah ini dapat membantu dalam memahami tentang klasifikasi makhluk hidup.



B. Rumusan Masalah Rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah: a) Apa itu klasifikasi? b) Bagaimana periode perkembangan klasifikasi? c) Bagaimana proses perkembangan klasifikasi? d) Bagaimana pengelompokan makhluk hidup menurut Robert H. Whittaker?



C. Tujuan Makalah ini bertujuan untuk: a) Menjelaskan pengertian klasifikasi. b) Menjelaskan periode perkembangan klasifikasi. c) Menjelaskan proses perkembangan klasifikasi. d) Menjelaskan pengelompokan makhluk hidup menurut Robert H. Whittaker



BAB II PEMBAHASAN



A. SISITEM KLASIFIKASI Klasifikasi tumbuhan adalah pembentukan kelompok-kelompok dari seluruh tumbuhan yang ada di bumi ini hingga dapat disusun takson-takson secara teratur mengikuti suatu hierarki. Sifat-sifat yang dijadikan dasar dalam pembuatan klasifikasi berbeda-beda tergantung orang yang mengadakan klasifikasi dan tujuan yang ingin dicapai lewat pengklasifikasian tersebut. Ada tiga sistem klasifikasi dalam taksonomi tumbuhan yaitu sistem klasifiksi alami, sistem klasifikasi buatan, dan sistem klasifikasi filogenetik. a.



Sistem Klasifikasi Alami Sistem klasifikasi ini dipopulerkan oleh Theophrastus (370 SM - 285 SM) yang meruupakan salah satu murid dari Aristoteles. Sistem ini didasarkan pada bentuk yang dapat terlihat (morfologi). Cara pengelompokan makhluk hidup berdasarkan banyaknya persamaaan ciri morfologi yang dimiliki. Pengamatan dilakukan menggunakan mata telanjang dengan mengamati bentuk luar tubuh suatu makhluk hidup, antara lain warna, ukuran tubuh,



tinggi/pendek, bentuk daun, bentuk paruh, bentuk kaki dan bentuk batang. Misalnya hewan berkaki empat, hewan bersirip, hewan tidak berkaki, dan sebagainya. Pada tumbuhan misalnya tumbuhan berdaun menyirip, tumbuhan berdaun seperti pita, dan sebagainya. Kelebihan sistem ini ialah identifikasi yang mudah dan sistem ini juga relatif lebih stabil karena tidak akan berubah oleh perubahan perkembangan pengetahuan. Pengelompokkan organisme yang kurang dikenal masih mungkin mengunakan sistem klasifikasi ini. Theophrastus menggolongkan tumbuhan menjadi empat kelompok yakni pohon, semak, perdu, dan herba.



b.



Sistem Klasifikasi Buatan Sistem klasifikasi buatan (artifisial) adalah pengelompokan makhluk hidup yang didasarkan atas adanya beberapa persamaan ciri morfologi, alat reproduksi, lingkungan tempat tumbuh, dan daerah penyebarannya tanpa memperhatikan



kesamaan



struktur



yang



mungkin



memperlihatkan



hubungan kekerabatan. Misalnya kupu-kupu dan kelelawar merupakan satu kelompok karena keduanya dapat terbang. Penganut sistem klasifikasi ini adalah John Ray (1627-1705), seorang naturalis Inggris yang menuangkan pendapatnya dalam “Historia Plantarum”, berisi 1800 jenis tumbuhan yang menggunakan ciri bunga, batang dan akarnya. Klasifikasi ini kurang teratur dan tidak disertai dengan tata nama. Kelebihan sistem ini adalah semua orang dapat melakukan pengelompokan makhluk hidup dengan menentukan sendiri aturan yang digunakan. Dengan demikian, dasar yang digunakan untuk pengelompokan antar orang yang berbeda akan berbeda pula Carolus Linnaeus (1707-1778), seorang ilmuwan berkebangsaan Swedia yang sangat besar perhatiannya terhadap bidang botani, menganut sistem klasifikasi buatan. Linnaeus menyatakan bahwa makhluk hidup yang memiliki persamaan paling banyak digolongkan dalam tingkatan yang sama,



mengenal adanya tingkatan pengelompokan makhluk hidup yang disebut takson. Ia dikenal sebagai bapak klasifikasi. Dasar klasifikasi yang dipakainya adalah ciri morfologi, alat reproduksi, habitat dan penampakan makhluk hidup (bentuk dan ukurannya). Misalnya, pada klasifikasi tumbuhan ada pohon, semak, perdu, dan gulma. Berdasarkan tempat hidup, dapat dikelompokkan hewan yang hidup di air dan hewan yang hidup di darat. Berdasarkan kegunaannya, misalnya makhluk hidup yang digunakan sebagai bahan pangan, sandang, papan dan obat-obatan. Ada tiga cara yang digunakan oleh Carolus Linnaeus dalam melakukan klasifikasi yakni: a) Melakukan pengamatan struktur tubuh luar dan dalam makhluk hidup. b) Makhluk hidup yang memiliki struktur tubuh sama akan dikelompokkan dalam satu kelompok. c) Setelah di kelompokkan, maka akan diberi nama atau istilah berdasarkan banyak sedikitnya persamaan yang ada. Adapun tingkatan klasifikasi yang digunakan oleh C. Linnaeus adalah sebagai berikut. Kingdom/Regnum



:



dunia/kerajaan



Filum/Divisio



:



bagian/keluarga besar



Classis



:



kelas



Ordo



:



bangsa



Familia



:



suku



Genus



:



marga



Species



:



jenis



Anggota takson yang lebih rendah memiliki persamaan sifat lebih banyak dibandingkan dengan anggota takson yang lebih tinggi. Makin tinggi tingkatan takson, maka akan makin banyak anggota takson, namun makin banyak pula perbedaan ciri antar anggota takson. Sebaliknya, makin rendah tingkatan takson, maka makin sedikit anggota takson, dan makin banyak pula persamaan ciri antar anggota takson. Takson telah distandarisasi diseluruh dunia berdasarkan International Code Of Botanical Nomeclature dan International Commite on Zoological Nomenclature. Tingkatan takson sangat penting karena tanpa adanya tingkatan takson maka manfaat dari sistem klasifikasi tidak dapat dimanfaatkan. Berikut ini proses pengelompokan organisme hidup menurut Charolus Linnaeus. a) Kingdom / kerajaan Kingdom merupakan tingkatan takson tertinggi dengan jumlah anggota takson terbesar. Para ahli biologi sependapat bahwa, makhluk hidup di dunia ini dikelompokkan menjadi lima kingdom (Robert Whittaker, 1969). Kelima kingdom tersebut, antara lain kingdom animalia (hewan), kingdom plantae (tumbuhan), kingdom fungi (jamur), kingdom monera (organisme uniseluler tanpa nukleus), dan kingdom protista (eukariotik yang memiliki jaringan sederhana).



b) Filum (divisi) Phylum digunakan untuk takson hewan, sedangkan divisi digunakan untuk takson tumbuhan. Kingdom animalia dibagi menjadi beberapa phylum, antara lain filum chordata (memiliki notokorda saat embrio), filum echidermata (hewan berkulit duri), dan filum platyhelminthes (cacing pipih). Nama divisi pada tumbuhan menggunakan akhiran-phyta. Contoh, kingom plantae dibagi menjadi tiga divisi, antara lain bryophyta (tumbuhan lumut), pteridophyta. Ini adalah takson tertinggi ketiga. Untuk hewan, bakteri, dan kerajaan archaea, pakar taksonomi umumnya menggunakan istilah filum. Untuk jamur, tanaman, dan protista, para ilmuwan sering menggunakan



istilah divisi, tetapi mereka kadang-kadang menerima filum. Manusia dan semua hewan lainnya dengan tulang punggung tergolong dalam filum Chordata.



c) Kelas (classis) Anggota takson pada setiap filum atau divisi dikelompokan lagi berdasarkan



persamaan



ciri-ciri



tertentu.



Nama



kelas



tumbuhan



menggunakan akhira yang berbeda-beda, antara lain : -edoneae (untuk tumbuhan berbiji tertutup), -opsida (untuk lumut), -phycae (untuk alga), dan lain-lain. Contohnya, divisi Angiospermae dibagi menjadi dua kelas, yaitu kelas Monocotyledoneae dan kelas Dicotyledoneae; divisi bryophyta diklasifikasikan menjadi 3 kelas, yaitu hepaticopsida (lumt daun); dan filum chrysophyta (ganggang keemasan) dikelompokan menjadi 3 kelas, yaitu Xantophyceae, Chrysophyceae, dan Bacillariophyceae.



d) Ordo (bangsa) Angggota takson pada setiap kelas dikelompokan lagi menjadi beberapa ordo berdasarkan persamaan ciri-ciri yang lebih khusus. Nama ordo pada takson tumbuhan biasanya menggunakan akhiran –ales. Sebagai contoh, kelas Dicotyleneae dibagi menjadi beberapa ordo, antara lain ordo Solanales, Cucurbitales, Malvales, Rosales, Asterales, dan Poales. e) Familia (suku) Anggota takson setiap ordo di kelompokan lagi menjadi beberapa famili berdasarkan persamaan ciri-ciri tertentu. Familia berasal dari bahasa latin Familia. Nama famili pada tumbuhan biasanya menggunakan akhiran – aceae, misalnya famili Solanaceae, Cucurbetaceae, Malvaceae, Rosaceae, Asteraceae, dan Poaceae. Namun, ada pula yang tidak menggunakan akhiran kata-aceae, misalnya Compositae (nama lain Astraceae) dan Graminae (nama lain Poaceae). Sementara nama famili pada hewan menggunakan akhiran kata –ideae, misalnya Homonidae (manusia), Felidae (kucing), dan Canidae (anjing).



f) Genus (marga) Merupakan tingkatan takson di bawah famili. Nama genus bisa diambil dari kata apa saja, misalnya penemu atau nama yang lain. Aturan penulisannya adalah sebagai berikut: Huruf pertama berupa huruf kapital dan ditulis miring atau bisa juga ditulis dengan huruf tegak dan diberi garis bawah. Misalnya, Taenia (marga cacing).



g) Spesies (jenis) Species merupakan tingkatan takson palig dasar atau terendah. Anggota takson memiliki paling banyak persamaan ciri dan terdiri atas organisme yang bila melakukan perkawinan secara ilmiah dapat menghasilkan keturunan yang fertil (subur). Nama species tediri dari atas dua kata; kata pertama



menunjukan



nama



sfesifiknya,



Sebagai



contoh,



pada



genus Rosa terdapat spesies Rosa multiflora, Rosa canina, Rosa alba, Rosa rugosa, dan Rosa dumalis.



c.



Sistem Klasifikasi Filogenetik Sistem klasifikasi ini didasarkan pada jauh dekatnya hubungan kekerabatan



antara takson yang satu dan yang lainnya sekaligus mencerminkan perkembangan makhluk hidup (filogenik). Sistem klasifikasi ini diperkenalkan oleh Charles Darwin (1859) lewat teori evolusi. Ia menyatakan bahwa persamaan struktur tubuh menunjukan hubungan kekerabatan. Makin dekat hubungan kekerabatan maka makin banyak persamaan morfologi dan anatomi antar takson. Semakin sedikit persamaan maka makin besar perbedaannya, berarti makin jauh hubungan kekerabatannya. Misalnya, gorila lebih dekat kekerabatannya dengan orangutan dibandingkan dengan manusia. Hal itu didasarkan pada tes biokimia setelah ilmu pengetahuan berkembang pesat, terutama ilmu pengetahuan tentang kromosom, DNA, dan susunan protein organisme. Beberapa parameter yang digunakan dalam klasifikasi ini adalah sebagai berikut:



a) Persamaan struktur tubuh dapat diketahui secara eksternal dan internal b) Menggunakan biokimia perbandingan. Misalnya, hewan Limulus polyphemus, dahulu dimasukkan ke dalam golongan rajungan (Crab) karena bentuknya seperti rajungan, tetapi setelah dianalisis darahnya secara biokimia, terbukti bahwa hewan ini lebih dekat dengan laba-laba (Spider). Berdasarkan bukti ini, Limulus dimasukkan ke dalam golongan laba-laba. c) Berdasarkan genetika modern. Gen dipergunakan juga untuk melakukan klasifikasi makhluk hidup. Adanya persamaan gen menunjukkan adanya kekerabatan.



Langkah-langkah klasifikasi tersebut adalah sebagai berikut: a) Berdasarkan genetika modern. Gen dipergunakan juga untuk melakukan klasifikasi makhluk hidup. Adanya persamaan gen menunjukkan adanya kekerabatan. b) setelah kelompok spesies terbentuk, dapat dibentuk kelompok-kelompok lain dari urutan tingkatan klasifikasi sebagai berikut.  Dua atau lebih spesies dengan ciri-ciri tertentu dikelompokkan untuk membentuk takson genus.  Beberapa genus yang memiliki ciri-ciri tertentu dikelompokkan untuk membentuk takson famili.  Beberapa famili dengan ciri tertentu dikelompokkan untuk membentuk takson ordo.  Beberapa ordo dengan ciri tertentu dikelompokkan untuk membentuk takson kelas.  Beberapa kelas dengan ciri tertentu dikelompokkan untuk membentuk takson filum (untuk hewan) atau divisio (untuk tumbuhan).



B. PERIODE PERKEMBANGAN KLASIFIKASI a.



Periode Sistem Habitus/bentuk Taksonomi tumbuhan sebagai ilmu pengetahuan baru di anggap pada abad



ke-4 sebelum Masehi oleh orang-orang Yunani yang dipelopori oleh Theophrastes (370-285 SM) murid seorang filsuf Yunani bernama Aristoteles. Aristoteles sendiri adalah murid filsuf Yunani yang semashur yaitu plato. Sistem klasifikasi yang diusulkan bangsa Yunani dengan Theophrastes sebagai pelopornya juga diikuti oleh kaum herbalis serta ahli-ahli botani dan nama itu terus dipakai sampai selama lebih 10 abad. Pengklasifikasian tumbuhan terutama didasarkan atas perawakan (habitus) yang golongan-golongan utamanya disebut dengan nama pohon, perdu, semak, tumbuhan memanjat, dan terna. System klasifikasi ini bersifat dominan dari kira-kira abad ke-4 sebelum masehi sampai melewati abad pertengahan, dan selama periode-periode ini ahli-ahli botani, herbalis, dan filsuf telah menciptakan sistem-sistem klasifikasi yang pada umumnya masih bersifat kasar, namun sering dinyatakan telah mencerminkan adanya hubungan kekerabatan antara golongan yang terbentuk. Theophrastes sendiri yang dianggap sebagai bapaknya ilmu tumbuhan, dalam karyanya yang berjudul Historia Plantarum telah memperkenalkandan memberikan deskripsinya untuk sekitar 480 jenis tumbuhan. Dalam karya ini system klasifikasi yang diterapkan oleh Theoprastes telah mencerminkan falsafah guru dan eyang gurunya ( Aristoteles dan Plato), yaitu suatu suatu system klasifikasi tumbuhan berdasarkan bentuk dan tekstur. Selain golongan-golongan pohon, perdu, semak seperti yang disebut di atas, ia juga mengadakan pengelompokan menurut umur dan membedakan tumbuhan berumur pendek (annual), tumbuhan berumur 2 tahun (biennial), serta tumbuhan berumur panjang (perennial).



Theophrastes juga telah dapat membedakan bunga majemuk yang berbatas (centrifugal) dan yang tidak berbatas (centripetal), juga telah dapat membedakan bunga dengan daun mahkota yang bebas (polipetal atau dialipetal) dan yang berlekatan (gamopetal atau simpetal) bahkan ia telah dapat mengenali perbedaan letak bakal daun yang tenggelam dan yang menumpang. Adapun yang telah dilakukan oleh theoprastes hasil klasifikasi tumbuhan yang telah diciptakan masih dianggap nyata-nyata merupakan suatu sistem artifisial.



b.



Periode Sistem Numerik Periode ini terjadi pada permulaan abad ke 18, yang ditandai dengan sifat



sistem yang murni artifisial, yang sengaja dibuat sebagai sarana pembantu dalam identifikas tumbuhan. Sistem ini tidak menggunakan bentuk dan tekstur tumbuhan sebagai dasar utama pengklasifikasian. Tetapi pengambilan kesimpulan mengenai kekerabatan antara tumbuhan. Dalam periode ini tokoh yang paling menonjol adalah Karl Linne (Carolus Linneaus) Dibawah bimbingan Dr. Rudbeck ia menerbitkan karyanya yang pertama kali mengenai seksualitas tumbuhan. Setelah menjadi dosen ia menerbitkan karyanya yang berjudul Hortus Uplandikus yang memuat nama-nama semua tumbuhan yang terdapat dikebunraya di Upsala, yang susunannya mengikuti sistem de Tournefort. karena jumlah tumbuhan dikebun raya tadi makin besr jumlahnya maka linneaus menerbitkaan Hortus Uplandikus edisi baru yang disusun menurut ciptaannya sendiri yang dikenal sebagai Sistema Sexsuale atau sistem seksual. Doktor Gronovius seorang dokter dan naturalis, begitu oleh Linneaus, dan Lawson menawarkan kepada Linneaus untuk membiayai penerbitan naskahnya yaitu Sistema Naturae yang memuat dasar-dasar pengklasifikasian tumbuhan hewan dan mineral. Selama tahun 1737 sewaktu dinegeri Belanda karya Linneaus yang diterbitkan berjudul Genera Plantarum dan Flora Lavonica sambil menunggu pencetakan naskah-naskah itu Linneaus diberi kesempatan oleh Clifford untuk berkunjung ke Inggris, dan sekembalinya dari Inggris selama sembilan bulan ia menyiapkan naskah Hortus Cliffortianus yang berisi jenis-jenis



tumbuhan yang dipelihara dalam kebunnya Clifford selama tiga tahun di Belanda dari tahun 1737 sampai 1739 merupakan masa yang paling produktif bagi Linneaus. Kurang lebih ada 14 judul tulisannya terbit waktu itu, yang sebagian besar telah dipersiapkan ketika ia masih di Swedia. Setelah kembali lagi ke Swedia tidak lagi terbit karyanya yang berarti dari linneaus selain spesies plantarum yang terbit 1 mei 1753. Pada tahun 1775 ia mengundurkan diri sebagai guru besar dan tiga tahun kemudian meninggal dunia setelah menderita sakit selama kurang lebih 2 tahun (10 januari 1778). Sistem klasifikasi tumbuhan yang diciptakan oleh Linnaeus masih dikategorikan sebagai sistem artivisial. Nama Sistema Sexsuale untuk sistem yang diciptakan sebenarnya tidak begitu tepat karena pada dasarnya sistem ini tidak ditekankan pada masalah jenis kelamin, tetapi pada kesamaan jumlah alat-alat kelamin seperti jumlah benangsari. Nama-nama golongan tumbuhan yang diciptakan oleh linnaeus seperti monandria (berbenang sari tunggal), diandria (berbenangsari dua), triandria berbenangsari tiga dan seterusnya. Itulah sebabnya sistem klasifikasi tumbuhan ciptaan Linnaeus dikenal pula sebagai sistem numerik. Ciptaan Linnaeus ini meupakan sistem yang dinilai revolusioner untuk masa itu, dan memberikan pengaruh yang lebih besar dari pada sumbangan linnaeus yang lain,dan sistem ini sengaja dirancang sebagai alat bantu dalam mengidentifikasi tumbuhan dan ia juga dianggap sebagai pencipta sistem tatanama ganda yang ia terapkan dalam bukunya Species plantarum yang diterbitkan pada tanggal 1 mei 1753 yang menjadi pangkal tolak berlakunya tatanama tumbuhan yang diakui. Sesungguhnya linnaeus dianggap tidak tepat bila ia sebagai pencipta tatanama ganda. Sebelum linnaeus, sistem tatanama ganda telah dirintis oleh caspar bauhin, yang dalam tahun 1623 dalam bukunya pinax theatri botanici telah menerapkan sistem tatanama ganda pada tumbuhan. Karena besar jasa-jasa yang diberikan oleh linnaeus bagi perkembangan taksonomi umumnya dan taksonomi tumbuhan khususnya bagi dunia ilmu hayat linnaeus mendapatkan gelar sebagai “Bapak Taksonomi”



baik hewan maupun tumbuhan dan juga mendapat



pengakuan dari negara yang diberikan oleh raja swedia yang mengangkat linnaeus ke jenjang bangsawan, sehingga nama karl linne diubah menjadi karl von linne.



c.



Periode Sistem Alami Menjelang berakhirnya abad ke-18 terjadi perubahan-perubahan yang



revolusioner dalam pengklasifikasiaan tumbuhan. Sistem klasifikasi yang baru ini disebut “sistem alam” yaitu golongan yang terbentuk merupakan unit-unit ynag wajar (natural) bila terdiri dari anggota-anggota itu,dan dengan demikian dapat tercermin pengertian manusia mengenai yang disebut yang dikehendaki oleh alam. Secara harfiah istilah “sistem alam” untuk aliran baru dalam klasifikasi ini tidak begitu tepat karena pada hakekatnya semua sistem klasifikasi adalah sistem buatan. Untuk sitem klasifikasi yang digunakan dalam periode ini, digunakan nama “sistem alam” (natural system) dengan maksud untuk memenuhi keinginan manusia akan adanya penataan yang tepat yang lebih baik dari sistem-sistem sebelumnya.



d.



Periode Sistem Filogenetik Teori evolusi, teori desendensd atau teori keturunan seperti yang diciptakan



oleh darwin merupakan suatru teori hingga sekarang oleh sebagian orang terutama tokoh agama masih dianggap kontroversial dan tetap ditentang kendati ajaran itu tetap diterima dan cepat tersebar luas dikalangan kaum ilmuan yang begitu fanatik terhadap teori ini sampai ada yang menyatakan, bahwa “ evolusi bukannya teori lagi, tetapi adalah suatu aksioma yang tidak perlu diragukan kebenarannya, dan oleh karenanya tidak perlu diperdebatkan lagi “. Sistem klasifikasi dalam periode ini berupaya untuk mengadakan penggolongan tumbuhan yang sekaligus mencerminkan urutan – urutan golongan itu dalam sejarah perkembangan filogenetiknya dan demikian juga menunjukan jauh dekatnya hubungan kekerabatan yang satu dengan yang lain. Jadi dalam klasifikasi ini dasar yang digunakan adalah “filogeni” dan dari sini lahirlah nama



“sistem filogenetik” kenyataanya, bahwa kemudian muncul sistem klasifikasi yang berbeda, membuktikan bahwa persepsi dan interpretasi para ahli biologi mengenai yang disebut filogeni itu masih berbeda – beda.



e.



Periode Sistem Kontemporer Perkembangan teknologi, khususnya di bidang elektronika yang dalam



abad nuklir maju dengan pesat ini, telah pula menjamah bidang taksonomi tumbuhan, yang sejak beberapa dasawarsa belakangan ini juga sudah di jalari “penyakit” penerapan metode penelitian kuantitatif yang pengelohan datanya memanfaatkan jasa-jasa komputer pula. Komputer telah digunakan secara luas dalam pengembangan metode kuantitatif dalam klasifikasi tumbuhan, yang melahirkan bidang baru dalam taksonomi tumbuhan yang dikenal sebagai taksonomi numerik, taksometri atau taksonometri. Pengolahan data secara elektronik (EDP—Elektronic Data Processing), juga sudah diterapkan untuk berbagai prosedur dalam penelitian taksonomi antara lain dalam penyimpanan dan pengambilan laporan-laporan atau informasi.



C. PERKEMBANGAN KLASIFIKASI Perubahan klasifikasi organisme hidup yang semua dua dunia kemudian menjadi empat dunia, atau dari empat dunia menjadi lima dunia, telah mengakibatkan sekelompok organisme ataupun sebagian kelompok organisme yang semula termasuk dalam dunia tumbuhan dipindahkan kedalam dunia baru. Berikut beberapa sistem klasifikasi (sistem klasifikasi lima kingdom) a.



Sistem Dua Kingdom Pada awalnya para ahli taksonomi mengklasifikasikan makhluk hidup



menjadi dua kerajaan (sistem dua kingdom) yaitu tumbuhan (kingdom plantae) dan hewan (kingdom animalia). hal ini didasarkan pada:



a) Kelompok tumbuhan memiliki dinding sel yang tersusun dari selulosa. b) Tumbuhan memiliki klorofil yang berfungsi untuk membuat makanan sendiri (autotrof) dengan melalui proses fotosintesis serta tidak bisa bergerak dan berpindah tempat. c) Hewan tidak memiliki dinding sel serta tidak bisa membuat makanannya sendiri (heterotrof) dan bisa bergerak serta berpindah tempat.



b.



Sistem Tiga Kingdom Sistem klasifikasi terus berkembang dengan ditemukannya bahwa ada



tumbuhan yang tidak memiliki klorofil sehingga tidak dapat membuat makanannya sendiri. Tumbuhan tersebut yakni jamur (fungi). Dengan demikian oleh para ahli, taksonomi ini dikelompokkan tersendiri kedalam kingdom fungi. Pengelompokan makhluk hidup menjadi tiga kelompok yaitu tumbuhan (kingdom plantae), hewan (kingdom animalia) dan jamur (fungi).



c.



Sistem Empat Kingdom Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan tentang struktur sel, maka para



ahli melakukan penelitian tentang ada tidaknya inti sel makhluk hidup, dimana sel yang memiliki inti sel disebut eukariotik dan sel yang tidak memiliki membran inti disebut prokariotik. Monera (bakteri) tergolong dalam makhluk hidup yang prokariotik sehingga monera dikelompokan pada kingdom tersendiri. Pengelompokan makhluk hidup menjadi empat kelompok yaitu tumbuhan (kingdom plantae), hewan (kingdom animalia), jamur (fungi) dan bakteri (monera).



d.



Sistem Lima Kingdom



Robert H. Wilttaker pada tahun 1969 mengelompokkan makhluk hidup menjadi lima kingdom yaitu tumbuhan (kingdom plantae), hewan (kingdom animalia), jamur (fungi), bakteri (monera), dan protista. Pengelompokan ini berdasarkan susunan sel, cara makhluk hidup memenuhi makanannya dan tingkatan-tingkatan makhluk hidup.



D. PENGELOMPOKAN MAKHLUK HIDUP Adapun klasifikasi makhluk hidup menjadi lima kingdom yang dikemukakan oleh seseorang bernama Robert H. Whittaker di tahun 1969. Ia membagi makhluk hidup yang ada di bumi ini menjadi lima jenis kelompok besar yang meluputi, Monera, Protista, Jamur, Tumbuhan dan juga Hewan. a.



Kingdom Monera Merupakan golongan organisme yang bersifat prokariotik (tidak memiliki



membran inti). kingdom ini dibagi menjadi dua golongan yaitu golongan bakteri (schizophyta) dan golongan ganggang biru (cyanophyta).



b.



Kingdom Protista Protista merupakan organisme yang bersifat eukariotik (memiliki membran



inti). pembentukan regnum ini diusulkan oleh Ernest Haeckel atas dasar adanya organisme-organisme yang memiliki ciri tumbuhan (berklorofil) sekaligus memiliki ciri hewan (dapat bergerak). yang termasuk dalam kingdom ini adalah protozoa dan ganggang bersel satu.



c.



Kingdom Fungi (jamur) Fungi merupakan organisme uniseluler (bersel satu) dan multi seluler (bersel



banyak)



yang



tidak



berklorofil.



Fungi



multiseluler



dapat



membentuk



benang-benang yang disebut sebagai hifa. Seluruh anggota dari ragnum ini



bersifat heterotrof. Kingdom ini dibagi menjadi beberapa divisi yakni oomycotina, zygomycotina, ascomycotina, basidiomycotina, dan deuteromycotina.



d.



Kingdom Plantae (kerajaan tumbuhan hijau) Merupakan organisme bersel banyak (multiseluler) dan sel-selnya memiliki



dinding sel. Hampir seluruh anaggota kingdom ini berklorofil sehingga bersifat autotrof.



Yang termasuk dalam kingdom plantea adalah ganggang bersel



banyak (diluar ganggang biru), lumut (bryophyta), paku-pakuan (pteridophyta), tumbuhan berbiji (spermatophyta).



e.



Kingdom Animalia (kerajaan hewan) Meliputi organisme bersel banyak yang sel-selnya tidak memiliki dinding sel



dan tidak berklorofil sehingga bersifat heterotrof. Yang termasuk dalam kingdom ini adalah porifera, coelenterata, platyhelminthes, nemathelminthes, annelida, echinodermata, arthropoda, chordata. Dari uraian sistem klasifikasi lima kingdom tersebut, dapat disimpulkan bahwa setiap kingdom memiliki ciri-ciri utama yaitu sebagai berikut:



No



Kelompok Utama



Ciri Utama



1



Monera



Prokariotik, uniseluler



2



Protista



Eukariotik, multiseluler/uniseluler, heterotrof/autotrof



3



Fungi



Eukariotik,



multiseluler/uiseluler,



menyerap



makanan dari lingkungan. 4



Animalia



Eukariotik, multiseluler dan bersifat heterotrof



zat



5



Plantae



Eukariotik, multiseluler, melakukan fotosintesis



BAB III PENUTUP



A. Kesimpulan Klasifikasi makhluk hidup merupakan suatu bentuk pengelompokan makhluk hidup berdsarkan persamaan ciri-cirinya. Hal ini dilakukan demi menemukan



kekerabatan diantara makhluk hidup tersebut. Ada tiga sistem klasifikasi dalam taksonomi tumbuhan yaitu sistem klasifiksi alami, sistem klasifikasi buatan, dan sistem klasifikasi filogenetik. Sistem klasifikasi alami didasarkan pada bentuk yang dapat terlihat (morfologi). Pada sistem klasifikasi buatan dasar klasifikasi yang dipakai adalah ciri morfologi, alat reproduksi, habitat dan penampakan makhluk hidup (bentuk dan ukurannya). sedangkan untuk sistem klasifikasi filogenetik didasarkan pada jauh dekatnya hubungan kekerabatan antara takson yang satu dan yang lainnya. Sistem klasifikasipun mengalami periode perkembangan yakni periode sistem habitus/bentuk, periode sistem numerik, periode sistem alami, periode sistem filogenetik dan periode sistem kontemporer. Selain itu perubahan klasifikasi organisme hidup yang semula dua dunia kemudian menjadi empat dunia, atau dari empat dunia menjadi lima dunia, telah mengakibatkan sekelompok organisme ataupun sebagian kelompok organisme yang semula termasuk dalam dunia tumbuhan dipindahkan kedalam dunia baru.



B. Saran Adapun Saran penulis bagi mahasiswa program studi pendidikan biologi agar lebih meningkatkan rasa ingin tahu untuk menggali dan mengkaji lebih dalam tentang bagaimana sistem klasifikaso makhluk hidup.



DAFTAR PUSTAKA



https://www.scribd.com/doc/104506161/Handout-Materi-Kuliah-Taksonomi-Tu mbuhan-Tingkat-Rendah-Hmbp http://repository.uki.ac.id/196/1/TAKSONOMI%20TUMBUHAN%20RENDAH. pdf